Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkat dan rahmat-Nya penulis bisa
Menyelesaiankan makalah geograf i yang berjudul “Makalah Kependudukan ”dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran sejarah.Selain itu makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang perbahan dan pertumbuhan penduduk dari waktu ke
waktu bagi para pembaca dan penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yuliana selaku guru mata pelajaran
geografi.Ucapan terimkasih juga kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini.
Penulis menyadari makaah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu,saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kupang,12 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR.............................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................
A. Mobilitas penduduk dan pengendaliannya...........................................
B. Masalah kependudukan........................................................................
C. Upayah mengatasi permasalahan kependudukan di Indonesia...........
D. Rumus-rumus dalam dinamuka kependudukan

BAB III PENUTUP.....................................................................


Kesimpulan...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mobilitas/Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap
dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau
batas negara (migrasi internasional). Dengan kata lain migrasi diartikansebagai
perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.
migran menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ke tempat lain dengan
tujuan menetap dalam waktu enam bulan atau lebih. Migran sirkuler (migrasi musiman)
adalah orang yang berpindah tempat tetapi tidak brmaksud menetap di tempat tujuan.
Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya
relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga
dengan tingkat pendidikan penduduk Indonesia.Tingkat pendidikan bukanlah satu-
satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM
berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi
diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah
banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian
tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain
(keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat
kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh
pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan
penduduk.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mobilitas dan pengendaliannya?
2. Permasalahan dan solusinya?
3. Bagaimana rumus-rumus dalam dinamika kependudukan?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. MOBILITAS PENDUDUK DAN PENGENDALIANNYA


Mobilitas/Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari
suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas
negara (migrasi internasional). Dengan kata lain migrasi diartikansebagai perpindahan
yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. migran
menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ke tempat lain dengan tujuan
menetap dalam waktu enam bulan atau lebih. Migran sirkuler (migrasi musiman) adalah
orang yang berpindah tempat tetapi tidak brmaksud menetap di tempat tujuan.
Migran Sirkuler biasanya adalah orang yang masih mempunyai keluarga atau ikatan
dengan tempat asalnya seperti kuli bangunan dan pengusaha warung tegal yang sehari-
harinya mencari nafkah di kota dan pulang ke kampungnya ssetiap bulan atau beberapa
bulan sekali. Migran ulang-alik (commuter) adalah orang yang pergi meninggalkan
tempat tinggalnya secara teratur (setiap hari atau setiiap minggu) pergi ke tempat lain
untuk bekerja, berdagang, sekolah, atau untuk kegiatan-kegiatan lainnya, dan pulang ke
tempat asalnya secara teratur pula. Migran ulang-alik biasanya menyebabkan jumlah
penduduk di tempat tujuan lebih banyak pada waktu tertentu, misalnya pada siang hari.
Jenis-Jenis migrasi:
1. Migrasi Internasional
Migrasi intenasional adalah perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain.
Migrasi internasional terdiri dari:
a. Imigrasi yaitu migrasi yang merupakan masuknya penduduk ke suatu negara.
Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.
b. Emigrasi yaitu migrasi yang merupakan keluarnya penduduk suatu negara.
Orang yang melakukan emigrasi disebut emigran.
2. Migrasi Nasional
Migrasi nasional yaitu perpindahan yang terjadi di dalam satu negara misalnya antar
propinsi atau antar kota dalam propinsi. Migrasi Nasional terdiri dari:
a. Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Orang yang melakukan
urbanisasi disebut urban. Kota-kota besar yang biasanya dituju oleh para urban
adalah Jakarta, Bandung,dan Surabaya. faktor-faktor yang memengaruhi urbanisasi
ada dua yaitu faktor pendorong dari desa dan faktor penarik dari kota.
1) Faktor pendorong dari desa, di antaranya:

4
a) lapangan pekerjaan terbatas,
b) upah tenaga kerja rendah,
c) lahan pertanian semakin sempit, dan
d) fasilitas kurang memadai.

2) Faktor penarik dari kota, di antaranya:


a) lapangan kerja di kota lebih banyak dan bervariasi;
b) kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik;
c) kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih baik;
d) tersedianya berbagai jenis fasilitas seperti fasilitas pendidikan, perumahan,
kesehatan, penerangan, hidup dan transportasi; dan
e) adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, seperti tempat hiburan dan pusat
kebudayaan lainnya.

Urbanisasi memiliki dampak negatif dan dampak positif bagi desa yang ditinggalkan
serta menimbulkan dampak negatif bagi kota yang dituju.
1) Dampak negatif urbanisasi bagi desa adalah:
a. tenaga kerja usia muda berkurang,
b. produksi pertanian menurun, dan
c. pembangunan terhambat.

2) Dampak positif urbanisasi bagi desa adalah:


a. jumlah pengangguran di desa berkurang dan
b. taraf hidup penduduk di desa meningkat.

3) Dampak negatif urbanisasi bagi kota adalah:

a.Tingkat pengangguran yang terpengaruh dari tingkat kejahatan yang tinggi

b.Munculnya tunawisma,tunasosial dan gubuk-gubuk liar di kota

c.Meningkatnya kemacetan lalu lintas

d.Timbulnya kerusakan lingkungan akibat kegiatan manusia yang merugikan


5
a. Kepadatan penduduk berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan
hidup, seperti pencemaran udara, air dan pencemaran suara.
Untuk menghindari dampak negatif dari urbanisasi, maka harus dilakukan upaya
untuk menanggulanginya. Usaha pemerintah untuk mengurangi terjadinya
peningkatan urbanisasi di kota adalah:
1. melakukan pembangunan di daerah-daerah,
2. meningkatkan sarana transportasi di desa,
3. meningkatkan sarana komunikasi di desa,
4. meningkatkan kegiatan industri kecil di desa untuk menyerap tenaga kerja lebih
banyak,
5. menambah fasilitas seperti fasilitas pendidikan, perumahan, dan kesehatan.
b. Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke
daerah yang jarang penduduknya.
1) Tujuan Program Transmigrasi
a. Meratakan penyebaran jumlah penduduk
b. Mengurangi kepadatan penduduk
c. Meningkatkan kesejahteraan penduduk
d. Mengurangi pengangguran di daerah asal transmigrasi
e. Menambah tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi
f. Meningkatkan hasil pertanian di daerah tujuan transmigrasi
g. Memperlancar pembangunan di daerah tujuan transmigrasi

2) Daerah Asal dan Daerah Tujuan transmigrasi Pada tahun 1975,


pemerintah telah mengeluarkan Keputusan Presiden (Kepres) Republik Indonesia
No. 1 Tahun 1973 dan No.2 Tahun 1975 tentang syarat daerah asal dan daerah tujuan
transmigrasi. Daerah asal transmigrasi yang diutamakan adalah pulau Jawa, Madura,
Bali dan Lombok. Daerah tujuan transmigrasi adalah Pulau Sumatera (Sumatera Utara,
Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, NAD, dan Lampung), Kalimantan ( Kalimantan
Tengah dan Kalimantan Selatan), Papua, Maluku dan Nusa Tenggara.

a) Syarat-syarat daerah asal transmigrasi adalah:


1. Daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi

6
2. Daerah kering dan tandus
3. Daerah rawan bencana alam, seperti banjir, gempa, gunung meletus, dan lain-lain.
4. Daerah dengan penduduk berpenghasilan rendah
5. Daerah yang digunakan sebagai proyek pembangunan.
b) Syarat-syarat daerah tujuan transmigrasi adalah :
1) Memiliki tanah yang subur untuk pertanian
2) Adanya sumber pengairan untuk pertanian
3) Aman dari bencana alam
4) Memiliki fasilitas yang cukup, seperti pendidikan dan kesehatan
5) Sarana dan prasarana transportasi baik.

3) Jenis-jenis Transmigrasi
Jenis-jenis transmigrasi yang dilakukan di Indonesia adalah:
a) Transmigrasi umum: transmigrasi yang pelaksanaan dan pembiayaannya ditanggung
oleh pemerintah. Pembiayaan meliputi biaya perjalanan, biaya hidup, perumahan, lahan
pertanian, bibit, dan alat-alat pertanian.
b) Transmigrasi swakarsa: transmigrasi yang dibiayai oleh transmigran. Pemerintah
hanya menyediakan tanah pertanian seluas dua hektar setiap keluarga.
c) Transmigrasi bedol desa: transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk desa
beserta aparatur pemerintah desa. Semua harta benda yang ditinggalkan penduduk
mendapat ganti rugi dari pemerintah. Transmigrasi ini dilaksanakan karena daerah asal
transmigran terkena proyek penting dari pemerintah. Contoh dari program trasmigrasi
bedol desa adalah penduduk Wonogiri dan Kedungombo, Jawa Tengah yang terkena
proyek Waduk Gajah Mungkur dan ditransmigrasikan ke Sitiung (Sumatra Barat).
d) Trasmigrasi spontan: transmigrasi yang dilaksanakan atas kesadaran dan kemauan
sendiri
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Migrasi
Ada dua pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan migrasi,
yaitu faktor pendorong (push factors) dan faktor penarik (pull factors)
Faktor pendorong (ditempat asal)
1. SDA yang semakin berkurang
2. Menyempitnya lapangan kerja karena masuknya teknologi
3. Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku dan lain-lain

7
4. Tidak cocok lagi dengan budaya/kepercayaan di tempat asal
5. Bencana alam atau adanya wabah penyakit

Faktor-faktor penarik (dari tempat tujuan)


a. adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan memasuki lapangan
pekerjaan
b. Kesempatan mendapatkan pendidikan
c. keadaan lingkungan yang menyenangkan (iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas lainnya)
d. Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung
e. Adanya aktivitas di kota besar sebagai daya tarik bagi orang-orang dari desa.

Dampak bagi Daerah yang Ditinggalkan


Adanya migrasi lokal (urbanisasi, transmigrasi) maupun internasional memberikan dampak
positif dan negatif bagi daerah yang ditinggalkan maupun daerah tujuan.

1) Dampak Positif
a) Berkurangnya jumlah penduduk.
Bagi wilayah yang cukup padat, adanya migrasi memberikan dampak berkurangnya
kepadatan penduduk. Dampak ini memberikan akibat berkurangnya tekanan penduduk di
wilayah padat.

b) Berkurangnya jumlah pengangguran.


Migrasi biasanya dilakukan oleh penduduk antara lain dengan tujuan untuk pemenuhan
kebutuhan dengan mencari pekerjaan. Pengangguran yang tadinya menumpuk di daerah
asal migrasi, akan menjadi berkurang. Akibatnya, kesejahteraan penduduk wilayah tersebut
pun bisa terangkat.

8
Meskipun memberi dampak positif yang cukup signifikan bagi daerah yang ditinggalkan,
ternyata hal tersebut juga diikuti dengan munculnya dampak negatif.

c) Berkurangnya tenaga kerja muda dan penggerak pembangunan, karena pada umumnya
sebagian besar penduduk yang melakukan migrasi adalah penduduk usia kerja.

d) Stabilitas keamanan yang menurun, akibat banyaknya penduduk muda yang


melakukan migrasi.

e) Wilayah yang ditinggal pada umumnya merupakan wilayah agraris di mana setiap hari
lahan pertaniannya belum tentu digarap. Jika menunggu musim panen tiba para
penggarap pertanian tidak mempunyai pekerjaan (setengah menganggur). Kondisi inilah
yang mendorong banyak penggarap pertanian bermigrasi. Akibatnya, tenaga penggarap
pun akan berkurang.

Dampak bagi Daerah Tujuan


1) Dampak positif, yaitu:
a. Jumlah tenaga kerja meningkat.
b. Terjadi percampuran budaya antara penduduk pribumi dan pendatang yang pada
akhirnya dapat membentuk budaya baru.
2) Dampak negatif, yaitu:
a. Terjadi peningkatan kepadatan penduduk.
b. Kepadatan lalu lintas meningkat.
c. Munculnya permukiman kumuh dan pedagang kaki lima
d. Berkurangnya lapangan pekerjaan

9
B. MASALAH KEPENDUDUKAN

Permasalahan Kependudukan di Indonesia


1. Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif
a. Jumlah Penduduk Besar
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan
pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk
yang besar:

 Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.


 Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan
kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat
seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman
kumuh.

 Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta
fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit
diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk
mengatasi masalah ini.

b. Pertumbuhan Penduduk Cepat


Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada
kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1
% pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar
1,98%
pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun dan periode 2000-2010 sebesar
1,49%.

c. Persebaran Penduduk Tidak Merata


Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi,
kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya
hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk
Indonesia. Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong
tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi
814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2).
Selain di Jawa ketimpangan persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya dan Kalimantan.
Luas wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya hanya
0,92% dari seluruh penduduk Indonesia. Pulau Kalimantan luasnya 28,11% dari luas
Indonesia,.

10
Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit.
Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di
luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia.
Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian.
Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan
pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.
Persebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami
ketidakseimbangan.Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami
peningkatan dari waktu ke waktu.Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya
pemusatan penduduk di kota yang luas wilayahnya terbatas.Pemusatan penduduk di kota-
kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat
menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan hidup seperti:
a) Munculnya permukiman liar.
b) Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik oleh
masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.
c) Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.
d) Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran dan lain-lain.

2. Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif


a. Tingkat Pendidikan yang Rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia
masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah
dengan melihat:

 Angka Kematian

 Angka Harapan Hidup


Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka
harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas
kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi
pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin
tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang
memenuhi standar kesehatan.
b. Tingkat Pendidikan yang Rendah
Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya
relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan
tingkat pendidikan penduduk Indonesia.Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya
indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM
berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi

11
diharapkan punya

12
produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang
berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian tentu sangat
memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain (keluarganya).
Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga
pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh pemerintah membawa
dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan penduduk.
Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia disebabkan oleh:

 Pendapatan perkapita penduduk rendah, sehingga orang tua/penduduk tidak


mampu sekolah atau berhenti sekolah sebelum tamat.

 Ketidakseimbangan antara jumlah murid dengan sarana pendidikan yang ada seperti
jumlah kelas, guru dan buku-buku pelajaran. Ini berakibat tidak semua anak usia sekolah
tertampung belajar di sekolah.

 Masih rendahnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan, sehingga


banyak orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya.
Dampak yang ditimbulkan akibat dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap
pembangunan adalah :

 Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli


dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk
Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat
diperlukan dalam pembangunan.

 Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-


hal yang
baru. Hal ini tampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil pembangunan
secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan
masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila terus dibiarkan
akan menghambat jalannya pembangunan.

c. Tingkat Pendapatan(Kemakmuran)yang Rendah


Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah
garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis
kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus
dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat
kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat
kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber
daya alam.

13
C. UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

Upaya mengatasi masalah pertumbuhan penduduk yang besar dan cepat


Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada
kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1
% pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar
1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun.Penurunan
pertumbuhan penduduk ini tentunya cukup menggembirakan, hal ini didukung oleh
pelaksanaan program keluarga berencana di seluruh tanah air.
Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam
keluarga, demi kesejahteraan keluarga.Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan
mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.
Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga
dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.Dari uraian di atas jelaslah
bahwa Program Keluarga Berencana mempunyai dua tujuan pokok yaitu:
a. Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi
kemampuan peningkatan produksi.
b. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera.
1. Upaya mengatasi masalah penyebaran penduduk yang tidak merata
Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk meratakan
penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah.Upaya-upaya tersebut adalah:
a) Pemerataan pembangunan.
b) Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah
pedesaan.
c) Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan
alamnya.
Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program
transmigarasi.Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
a) Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
b) Peningkatan taraf hidup transmigran.
c) Pengolahan sumber daya alam.
d) Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
e) Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
f) Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.

14
2. Upaya mengatasi masalah rendahnya kualitas kesehatan
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk Indonesia
yaitu:
a) Melaksanakan program perbaikan gizi.
b) Perbaikan lingkungan hidup dengan cara mengubah perilaku sehat penduduk, serta
melengkapi sarana dan prasarana kesehatan.
c) Penambahan jumlah tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat.
d) Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
e) Pembangunan Puskesmas dan rumah sakit.
f) Pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
g) Penyediaan air bersih.
h) Pembentukan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu),

3. Upaya mengatasi masalah rendahnya kualitas pendidikan


Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam mengatasi masalah pendidikan.
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia yaitu:
a) Menambah jumlah sekolah dari tingkat SD sampai dengan perguruan tinggi.
b) Menambah jumlah guru (tenaga kependidikan) di semua jenjang pendidikan.
c) Pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang telah dimulai
tahun ajaran 1994/1995.
d) Pemberian bea siswa kepada pelajar dari keluarga tidak mampu tetapi berprestasi di
sekolahnya.
e) Membangun perpustakaan dan laboratorium di sekolah-sekolah.
f) Menambah sarana pendidikan seperti alat ketrampilan dan olah raga.
g) Menggalakkan partisipasi pihak swasta untuk mendirikan lembaga-lembaga
pendidikan dan ketrampilan.
h) Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di
Indonesia.
i) Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
j) Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik
pemerintah
k) Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja

15
l) Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga
pemerintah

4. Upaya mengatasi masalah rendahnya tingkat pendapatan penduduk


Masih rendahnya pendapatan perkapita penduduk Indonesia, terutama disebabkan oleh:
· Pendapatan/penghasilan negara masih rendah, walaupun Indonesia kaya sumber
daya alam tetapi belum mampu diolah semua untuk peningkatan kesejahteraan penduduk.
· Jumlah penduduk yang besar dan pertambahan yang cukup tinggi setiap tahunnya.
· Tingkat teknologi penduduk masih rendah sehingga belum mampu mengolah semua
sumber daya alam yang tersedia.
Oleh karena itu upaya menaikan pendapatan perkapita, pemerintah melakukan usaha:
a) Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.
b) Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah sendiri sumber
daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.
c) Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan penggalakan program KB
dan peningkatan pendidikan.
d) Memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian, pertambangan, perindustrian,
perdagangan maupun fasilitas jasa (pelayanan)
e) Memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap tahun selalu berkurang.
f) Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya
usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
g) Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih
banyak menyerap tenaga kerja.
h) Penyederhanaan birokrasi dalamperizinan usaha. Pembangunan/menyediakan
fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.

16
D. RUMUS-RUMUS DALAM DINAMIKA KEPENDUDUKAN

a. Crude Birth Rate (CBR) atau Angka Kelahiran Kasar


Rumus ini digunakan untuk menentukan angka kelahiran kasar, yaitu angka yang
menunjukkan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu, biasanya untuk setiap 1.000
penduduk.

Perhitungan ini tidak memperhatikan usia dan jenis kelamin, guys.

Rumus:

CBR = B/P x k

Keterangan:

B: jumlah bayi yang lahir pada periode tertentu.

P: jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

k: konstanta, biasanya 1.000.

Note:

Tinggi = > 30 jiwa

Sedang = 20 – 30 jiwa

Rendah = < 20 jiwa

b. Age Specific Birth Rate (ASBR) atau Angka Kelahiran Spesifik


Rumus ini juga digunakan untuk menentukan angka kelahiran, namun lebih spesifik. Nah,
dalam perhitungan ini mempertimbangkan kategori umur.

Rumus:

ASBRx = Bx/Px x k

Keterangan:

Bx: jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur x pada tahun tertentu.

Px: jumlah penduduk wanita kelompok umur x pada pertengahan tahun yang sama.

x: kelompok umur (15-19, 20-27, dst)

k: konstanta, biasanya 1.000

17
c. Crude Death Rate (CDR) atau Angka Kematian Kasar
Rumus ini digunakan untuk menghitung angka kematian kasar. Kalau tadi CBR adalah
angka kelahiran kasar, nah ini kebalikannya, guys.

Rumus:

CDR = D/P x k

Keterangan:

D: jumlah kematian dalam periode tertentu.

P: jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu.

k: konstanta, biasanya 1.000.

Note:

Tinggi = > 20 jiwa

Sedang = 10 – 20 jiwa

Rendah = < 10 jiwa

Age Specific Death Rate (ASDR) atau Angka Kematian Spesifik


Rumus ini digunakan untuk menentukan angka kematian secara spesifik.

Rumus:

ASDRx = Dx/Px x k

Dx: jumlah penduduk yang meninggal dari kelompok umur tertentu pada tahun tertentu.

Px: jumlah penduduk dari kelompok umur x pada pertengahan tahun yang sama.

x: kelompok umur (15-19, 20-27, dst).

k: konstanta, biasanya 1.000.

Infant Mortality Rate (IMR) atau Angka Kematian Bayi


Rumus ini digunakan untuk menghitung angka kematian bayi sebelum ulang tahun pertama
mereka (0-11 bulan) setiap 1.000 kelahiran hidup dalam tahun tertentu.

Kita perlu menghitung angka kematian bayi untuk melihat apakah kualitas kependudukan di
daerah tertentu baik atau buruk.

Rumus:

18
IMR = Do/B x k

Keterangan:

Do: jumlah kematian bayi di bawah 1 tahun pada tahun tertentu.

B: jumlah kelahiran hidup dalam tahun yang sama.

k: konstanta, biasanya 1.000.

Note:

Tinggi = > 75 jiwa

Sedang = 35 – 75 jiwa

Rendah = < 35 jiwa

Cara Menghitung Pertumbuhan Penduduk


Rumus ini untuk menghitung besarnya perubahan jumlah penduduk suatu wilayah selama
periode tertentu dengan memperhatikan faktor kelahiran, kematian, dan migrasi.

Rumus:

PPt = (L-M) + (I-E)

atau rumus berikut untuk menentukan persentase,

%PPt = PPt/Po x 100%

Keterangan:

L: jumlah kelahiran.

M: jumlah kematian.

I: jumlah imigrasi (penduduk yang masuk).

E: jumlah emigrasi (penduduk yang keluar).

Po: jumlah penduduk tahun awal.

19
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu (Sugiono, 1999). Menurut Sujana, populasi
adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran,
kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang
lengkap dan jelas.
Masalah kependudukan adalah masalah yang paling penting dalam pembangunan
suatu negara karena dapat menghambat pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan.
Dengan persebaran penduduk yang lebih merata dimaksudkan untuk membantu
mengurangi berbagai beban sosial, ekonomi dan ling¬kungan yang ditimbulkan akibat
tekanan kepadatan penduduk yang semakin meningkat. Di samping itu persebaran
penduduk yang lebih merata juga dimaksudkan untuk membuka dan mengem¬bangkan
wilayah baru guna memperluas lapangan kerja dan me¬manfaatkan sumber daya alam
sehingga lebih berhasil guna. Jumlah penduduk yang lebih sedikit akan mempermudah
pemerintah untuk meningkatkan derajat hidup, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
Indonesia. Dengan demikian hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan
masyarakat, baik di wilayah yang berkepadatan tinggi maupun di wilayah baru .

B. SARAN
Dari makalah ini dapat diambil suatu saran bagi pembaca yaitu,untuk mengurangi
pemadatan penduduk dapat dilakukan dengan cara upaya-upaya yang dalam
penanggulangan/penegndalian ledakan penduduk.Dengan adanya cara penanggulangan
terebut,maka untuk mengurangi ledakan penduduk dapat berkurang

20

Anda mungkin juga menyukai