PROPOSAL
Oleh
MARGARETHA TANIRIA SARUMAHA
NIM 1605111443
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis demografi memberi sumbangan yang sangat besar, baik kualitatif
maupun kuantitatif pada kebijakan kependudukan, dinamika kependudukan terjadi
karena adanya dinamika kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan
perpindahan penduduk (migrasi) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah,
komposisi dan pertumbuhan penduduk. Perubahan-perubahan unsure demografi
tersebut pada gilirannya mepengaruhi perubahan pada berbagai bidang
pembangunan secara langsung maupun tidak langsung.
Selanjutanya perubahan-perubahan yang terjadi di berbagai bidang
pembangunan akan mempengaruhi dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan
penduduk kpeduduk merupakan kejadian yang mudah dijelaskan dan tampak
nyata dalam kehidupan sehari-hari, namun pada prakteknya sangat sulit untuk
mengukur dan menentukan ukuran bagi migrasi itu sendiri.
Hal itu disebabkan karena hubungan antara migrasi dan proses
pembnagunan yang terjadi dalam suatu Negara atau daerah saling terkait.
Umumnya migrasi penduduk mengarah pada wilayah yang subur pembanguna
ekonominya, karena faktor ekonomi sangat kental mempengaruhi orang untuk
pindah. Hal ini dipertegas lagi oleh Tommy Firman (1994), bahwa migrasi
sebenarnya merupakan suatu reaksi atas kesempatan ekonomi pada suatu wilayah.
Pola migrasi di negara-negara yang telah berkembang biasanya sangat rumit
(kompleks) menggambarkan kesempatan ekonomi yang lebih seimbang dan saling
ketergantungan antar wilayah di dalamnya.
Migrasi dalam ahli demografi lebih memandang pada kecenderungan dan
arah aliran migrasi. Dalam buku Dasar-Dasar Demografi (Munir ,2010) migrasi
adalah perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari suatu tempat ke
tempat lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administrasi/batas
bagian dalam suatu negara. Migrasi di negara kita Indonesia sudah termasuk
migrasi nasional dan Internasional. Pada abad ke-17 dan 18 ketika nusantara
masih berbentuk kerajaan yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara, beberapa
suku Indonesia melakukan migrasi nasional maupun Inteernasional.
2
Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di pulau Nias. Dalam
bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka "Ono Niha" (Ono =
anak/keturunan; Niha = manusia) dan pulau Nias sebagai "Tanö Niha" (Tanö =
tanah). Suku Nias merupakan masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan
kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut fondrakö
yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian.
Masyarakat Nias kuno hidup dalam budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan
sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah
pedalaman pulau ini sampai sekarang. Kasta : Suku Nias mengenal sistem
kasta(12 tingkatan Kasta). Dimana tingkatan kasta yang tertinggi adalah "Balugu".
Untuk mencapai tingkatan ini seseorang harus mampu melakukan pesta besar
dengan mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor ternak babi
selama berhari-hari.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka penulis menjelaskan
masalah sebagai berikut:
1.1.1 Bagaimanakah sejarah Migrasi Suku Nias ke Kota Dumai?
1.1.2 Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi Migrasi Suku Nias ke Kota
Dumai?
1.1.3 Bagaimanakah kondisi sosial ekonomi masyarakat Suku Nias di Kota
Dumai?
1.1.4 Apa saja kegiatan sosial yang diikuti oleh masyarakat Suku Nias di Kota
Dumai?
1.1.5 Bagaimana hubungan migran Suku Nias dengan daerah asal?
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1.2.1 Untuk mengetahui sejarah Migrasi Suku Nias ke Kota Dumai
1.2.2 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Migrasi Suku Nias ke
Kota Dumai
1.2.3 Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat Suku Nias di Kota
Dumai
3
1.2.4 Untuk mengetahui kegiatan sosial yang diikuti oleh masyarakat Suku Nias
di Kota Dumai
1.2.5 Untuk mengetahui hubungan migran Suku Nias dengan daerah asal
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang merupakan bagian dari:
1.3.1 Bagi penulis, penelitian ini bermafaat untuk menelusuri lebih lanjut tentang
Migrasi Suku Nias
1.3.2 Sebagai bahan masukan bagi penulis tentang Migrasi Suku Nias
1.3.3 Sebagai bahan masukan bagi perpustkaan FKIP umumnya dan perpustakaan
program studi sejarah Universitas Riau
1.3.4 Sebagai bahan masukan bagi masyarakat di Kota Dumai.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Oleh karena itu, paling kurang terjadi dua hal yang penting untuk
menjelaskan mengapa aktivitas ini makin berkembang dalam skala yang sulit
untuk diprediksi. Pertama, secara teoritis aktivitas ini sering kali dikaitkan dengan
suatu bentuk perubahan dalam struktur sosial, yaitu suatu aktivitas yang mencoba
menghubungkan antara aktivitas migrasi atau distribusi sumber daya sosial (social
resources). Kedua, bahwa aktivitas ini juga sering dikaitkan dengan suatu proses
relasional dalam suatu proses pembangunan dengan elemen-elemen sosial dan
kelompok-kelompok sosial yang ada dalam suatu komunitas.
Lebih spesifik lagi, pada mulanya aktivitas ini dianggap sebagai suatu
proses kolonialisasi, baik yang dilakukan untuk kepentingan ekonomi maupun
politik. Selain itu ada dua dimensi penting dalam penelahan migrasi ini yaitu
dimensi waktu dan dimensi daerah. Untuk dimensi waktu menurut BPS
batasannya adalah menetap selama 6 bulan didaerah migran tersebut. Sedangkan
untuk dimensi daerah batasannya unit wilayah dibagi dalam beberapa provinsi
menurut BPS. Migrasi ini juga dijadikan salah satu alternatif pemerintah dalam
pemerataan jumlah penduduk dan mengurangi angka pengangguran. Terbukti
dengan peningkatan jumlah migran dari tahun ketahun yang sangat spektakuler.
3. Teori Gravitasi
Ravenstein (1889) menguraikan pendapatnya tentang migrasi yang
disusun dalam hukum-hukum migrasi yang terkenal sampai sekarang. diantaranya
adalah semakin jauh jarak, semakin berkurang volume migran. Teori ini dikenal
sebagai distance-decay theory. setiap arus migrasi yang benar, akan menimbulkan
arus balik sebagai penggantinya. adanya perbedaan desa dengan kota akan
mengakibatkan timbulnya migrasi. wanita cenderung bermigrasi ke daerah-daerah
yang dekat letaknya. kemajuan teknologi akan meningkatkan intensitas migrasi.
motif utama migrasi adalah ekonomi. Teori-teori Ravenstein tersebut ternyata
masih relevan sampai sekarang, meskipun sudah satu abad yang lalu. Norris
mengembangkan lebih lanjut hokum ravenstein dan teori Lee, dengan
8
7. Teori Todaro
Todaro mengasumsikan bahwa keputusan migrasi adalah merupakan
fenomena ekonomi yang rasional. Model todaro merumuskan bahwa migrasi
berkembang karena perbedaan antar pendapatan yang diharapkan dan yang terjadi
di pedesaan dan di perkotaan. Anggapan yang mendasar adalah bahwa para
migrant tersebut memperhatikan berbagai kesempatan kerja yang tersedia bagi
mereka dan memilih salah satu yang bisa memaksimumkan manfaat yang mereka
harapkan dari bermigrasi tersebut. Manfaat-manfaat yang diharapakan dietntukan
oleh perbedaan-perbedaan nyata antara kerja di desa dan di kota serta
kemungkinan migrasi tersebut untuk mendapatkan kerja di kota.
Pada hakekatnya, teori ini menganggap bahwa angkatan kerja, baik actual
maupun potensial, memperbadingkan pendapatan yang mereka “harapkan” di
perkotaan pada suatu waktu tertentu dengan memperhitungkan pendapatan rata-
rata di pedesaan. Akhirnya mereka melakukan migrasi jika pendapatan yang
‘diharapkan” di kota lebih besar daripada pendapatan rata-rata di pedesaan.
10. Ogue
Migrasi didefinisikan sebagai perubahan tempat kediaman yang
menyangkut terjadinya perubahan menyeluruh yang disertai dengan penyesuaian
dari orang yang pindah ke lingkuangan masyarakat yang baru.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode yang Digunakan
Landasan dlam suatu penelitian ilmiah memerlukan suatu metode, karea
metode merupakan suatu cara kerja untuk memahami suatu objek penelitian
ilmiah guna memperoleh kebenaran yang optimal.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode histori/sejarah, karena
dengan menggunakan metode sejarah gambaran masa lampau itu akan dapat
diuraikan secara sistematis dan objektif serta dapat mengintrepertasikan bahan-
bahan yang akan diperoleh sehingga kebenaran suatu penelitian dapat
dipertanggungjawabkan.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kota Dumai
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai sejak pengajuan proposal sampai dengan selesai.
25% dari total kelurahan/desa populasi. Dan pemilihan sampel ini berdasarkan
teknik random.
3. Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan
kepada subyek penelitian. Dalam penelitian ini dokumentasi dimaksudkan untuk
melengkapi data dari hasil wawancara dan observasi. Dokumentasi dapat berupa
buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus, dan dokumen
lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.Alasan memilih teknik dokumentasi
adalah karena dokumentasi merupakan sumber data yang stabil, menunjukkan
suatu fakta yang telah berlangsung dan mudah didapatkan. Data dari dokumentasi
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi akan kebenaran atau keabsahan dan
dokumentasi sebagai sumber data yang kaya untuk memperjelas keadaan atau
identitas subyek penelitian, sehingga dapat mempercepat proses penelitian.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFKIP/article/view/6008/0
http://jembatan4.blogspot.com/2013/10/beberapa-teori-teori-migrasi.html
https://www.academia.edu/6675148/TEORI_DAN_KEBIJAKAN_MIGRASIhttp
s://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Dumai
https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/migrasi