Anda di halaman 1dari 17

MIGRASI SUKU NIAS KE KOTA DUMAI

PROPOSAL

Oleh
MARGARETHA TANIRIA SARUMAHA
NIM 1605111443

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2018
i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi


sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru
sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada
terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Sejarah Sosial “MIGRASI SUKU NIAS KE KOTA DUMAI.”

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pekanbaru, 15 Desember 2018

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................2

BAB II. TEORI PENELITIAN

2.1 Pengertian Pelabuhan.......................................................................................3


2.2 Teori-Teori Pelabuhan......................................................................................3

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian............................................................................................6


3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................................7
3.3 Populasi dan Sampel.......................................................................................8
3.4 Teknik Pengumpulan Data..............................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................14
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis demografi memberi sumbangan yang sangat besar, baik kualitatif
maupun kuantitatif pada kebijakan kependudukan, dinamika kependudukan terjadi
karena adanya dinamika kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan
perpindahan penduduk (migrasi) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah,
komposisi dan pertumbuhan penduduk. Perubahan-perubahan unsure demografi
tersebut pada gilirannya mepengaruhi perubahan pada berbagai bidang
pembangunan secara langsung maupun tidak langsung.
Selanjutanya perubahan-perubahan yang terjadi di berbagai bidang
pembangunan akan mempengaruhi dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan
penduduk kpeduduk merupakan kejadian yang mudah dijelaskan dan tampak
nyata dalam kehidupan sehari-hari, namun pada prakteknya sangat sulit untuk
mengukur dan menentukan ukuran bagi migrasi itu sendiri.
Hal itu disebabkan karena hubungan antara migrasi dan proses
pembnagunan yang terjadi dalam suatu Negara atau daerah saling terkait.
Umumnya migrasi penduduk mengarah pada wilayah yang subur pembanguna
ekonominya, karena faktor ekonomi sangat kental mempengaruhi orang untuk
pindah. Hal ini dipertegas lagi oleh Tommy Firman (1994), bahwa migrasi
sebenarnya merupakan suatu reaksi atas kesempatan ekonomi pada suatu wilayah.
Pola migrasi di negara-negara yang telah berkembang biasanya sangat rumit
(kompleks) menggambarkan kesempatan ekonomi yang lebih seimbang dan saling
ketergantungan antar wilayah di dalamnya.
Migrasi dalam ahli demografi lebih memandang pada kecenderungan dan
arah aliran migrasi. Dalam buku Dasar-Dasar Demografi (Munir ,2010) migrasi
adalah perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari suatu tempat ke
tempat lain melampaui batas politik/negara ataupun batas administrasi/batas
bagian dalam suatu negara. Migrasi di negara kita Indonesia sudah termasuk
migrasi nasional dan Internasional. Pada abad ke-17 dan 18 ketika nusantara
masih berbentuk kerajaan yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara, beberapa
suku Indonesia melakukan migrasi nasional maupun Inteernasional.
2

Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di pulau Nias. Dalam
bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka "Ono Niha" (Ono =
anak/keturunan; Niha = manusia) dan pulau Nias sebagai "Tanö Niha" (Tanö =
tanah). Suku Nias merupakan masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan
kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut fondrakö
yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian.
Masyarakat Nias kuno hidup dalam budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan
sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah
pedalaman pulau ini sampai sekarang. Kasta : Suku Nias mengenal sistem
kasta(12 tingkatan Kasta). Dimana tingkatan kasta yang tertinggi adalah "Balugu".
Untuk mencapai tingkatan ini seseorang harus mampu melakukan pesta besar
dengan mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan ekor ternak babi
selama berhari-hari.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan maka penulis menjelaskan
masalah sebagai berikut:
1.1.1 Bagaimanakah sejarah Migrasi Suku Nias ke Kota Dumai?
1.1.2 Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi Migrasi Suku Nias ke Kota
Dumai?
1.1.3 Bagaimanakah kondisi sosial ekonomi masyarakat Suku Nias di Kota
Dumai?
1.1.4 Apa saja kegiatan sosial yang diikuti oleh masyarakat Suku Nias di Kota
Dumai?
1.1.5 Bagaimana hubungan migran Suku Nias dengan daerah asal?

1.2 Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1.2.1 Untuk mengetahui sejarah Migrasi Suku Nias ke Kota Dumai
1.2.2 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Migrasi Suku Nias ke
Kota Dumai
1.2.3 Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat Suku Nias di Kota
Dumai
3

1.2.4 Untuk mengetahui kegiatan sosial yang diikuti oleh masyarakat Suku Nias
di Kota Dumai
1.2.5 Untuk mengetahui hubungan migran Suku Nias dengan daerah asal

1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang merupakan bagian dari:
1.3.1 Bagi penulis, penelitian ini bermafaat untuk menelusuri lebih lanjut tentang
Migrasi Suku Nias
1.3.2 Sebagai bahan masukan bagi penulis tentang Migrasi Suku Nias
1.3.3 Sebagai bahan masukan bagi perpustkaan FKIP umumnya dan perpustakaan
program studi sejarah Universitas Riau
1.3.4 Sebagai bahan masukan bagi masyarakat di Kota Dumai.
4

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Migrasi


Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari
suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau
batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan
sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah
(negara) lain. Arus migrasi ini berlangsung sebagai tanggapan terhadap adanya
perbedaan pendapatan antara kota dan desa. Namun, pendapatan yang dimaksud
bukanlah pendapatan aktual, melainkan penghasilah yang diharapkan(expected
income). Kerangka Skematik ini merupakan aplikasi dari model dekskripsi
Todaro mengenai migrasi. Premis dasar yang dianut dalam model ini adalah
bahwa para migran mempertimbangkan dan membandingkan pasar-pasar tenaga
kerja yang tersedia bagi mereka disektor pedesaan dan perkotaan, serta memilih
salah satunya yang dapat memaksimumkan keuntungan yang diharapkan. Besar
kecilnya keuntungan yang mereka harapkan diukur berdasarkan besar kecilnya
selisih antara pendapatan riil dari pekerjaan dikota dan didesa, angka tersebut
merupakan implementasinya terhadap peluang migran untuk mendapatkan
pekerjaan dikota.

Perpindahan penduduk yang berlangsung dalam masyarakat ada dua


macam sebagai berikut :

1. Perpindahan vertikal, yaitu pindahnya status manusia dari kelas rendah ke


kelas menengah, dari pangkat yang rendah ke pangkat yang lebih tinggi,
atau sebaliknya.
2. Perpindahan horizontal, yaitu perpindahan secara ruang atau secara
geografis dari suatu tempat ke tempat yang lain. Peristiwa inilah yang
sering disebut dengan migrasi, meskipun tidak setiap gerak horizontal
disebut migrasi.
5

Fenomena migrasi merupakan salah satu dari mobilitas penduduk yang


tidak dapat dilepaskan dari proses perubahan menyeluruh dari kehidupan ekonomi
global. Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari
satu tempat ketempat lain melampaui batas politik atau batas negara lain. Pada
tataran yang lebih makro aktivitas ini sesungguhnya berada dalam satu frame
dengan peta perubahan hubungan global, baik dalam bidang ekonomi, sosial,
budaya maupun politik.

Oleh karena itu, paling kurang terjadi dua hal yang penting untuk
menjelaskan mengapa aktivitas ini makin berkembang dalam skala yang sulit
untuk diprediksi. Pertama, secara teoritis aktivitas ini sering kali dikaitkan dengan
suatu bentuk perubahan dalam struktur sosial, yaitu suatu aktivitas yang mencoba
menghubungkan antara aktivitas migrasi atau distribusi sumber daya sosial (social
resources). Kedua, bahwa aktivitas ini juga sering dikaitkan dengan suatu proses
relasional dalam suatu proses pembangunan dengan elemen-elemen sosial dan
kelompok-kelompok sosial yang ada dalam suatu komunitas.

Lebih spesifik lagi, pada mulanya aktivitas ini dianggap sebagai suatu
proses kolonialisasi, baik yang dilakukan untuk kepentingan ekonomi maupun
politik. Selain itu ada dua dimensi penting dalam penelahan migrasi ini yaitu
dimensi waktu dan dimensi daerah. Untuk dimensi waktu menurut BPS
batasannya adalah menetap selama 6 bulan didaerah migran tersebut. Sedangkan
untuk dimensi daerah batasannya unit wilayah dibagi dalam beberapa provinsi
menurut BPS. Migrasi ini juga dijadikan salah satu alternatif pemerintah dalam
pemerataan jumlah penduduk dan mengurangi angka pengangguran. Terbukti
dengan peningkatan jumlah migran dari tahun ketahun yang sangat spektakuler.

Dalam konteks yang lebih luas, meningkatnya arus migrasi dapat


mempengaruhi terjadinya perubahan komposisi penduduk di daerah yang terkait
dan juga mempengaruhi pola komunikasi baik individu maupun kolektif dalam
komunitas yang berbeda. Ini berarti dalam intensitas yang tinggi migarsi dapat
memberikan pengaruh modernisasi pada daerah tujuan migrasi. Sehingga
mendorong percepatan modernisasi dan pengalihan teknologi di daerah tersebut.
Dengan begitu dapat terjadi peningkatan kesejahteraan.
6

2.2 Teori-Teori Migrasi


1. Teori Dorong-Tarik (Everet S. Leo)
Menurut Everet S. Leo migrasi dalam arti luas adalah perubahan tempat
tinggal secara permanen atau semi permanen. Disini tidak ada pembatasan, baik
pada jarak perpindahan maupun sifatnya, yaitu apakah perbedaan itu bersifat
sukarela atau terpaksa. Jadi migrasi adalah gerakan penduduk dari suatu tempat ke
tempat lain dengan ada niatan menetap di daerah tujuan. Tanpa mempersoalkan
jauh dekatnya perpindahan, mudah atau sulit, setiap migrasi mempunyai tempat
asal, tempat tujuan dan bermacam-macam rintangan yang menghambat.. Faktor
jarak merupakan faktor yang selalu ada dari beberapa faktor penghalang.
Dalam setiap daerah banyak sekali faktor yang mempengaruhi orang untuk
menetap di suatu tempat atau menarik orang untuk pindah ketempat itu. Beberapa
factor mempunyai pengaruh yang sama terhadap beberapa orang, sedangkan ada
factor yang mempunyai pengaruh berbeda terhadap seseorang. Perbedaan sikap
antara setiap migrant dan calon migrant terdapat factor positif dan factor negative,
yang terdapat baik ditempat asal maupun tujuan. Faktor positif (+) daerah asal
berarti mempunyai daya dorong terhadap seseorang untuk pergi meninggalkan
daerah tersebut, sebaliknya faktor positif di daerah tujuan berarti mempunyai daya
tarik terhadap seseorang untuk datang ke daerah tersebut. Sedangkan faktor
negatif (-) di daerah asal akan berfungsi sebagai penghambat seseorang untuk
pindah ke daerah lain. Begitupula faktor negatif (-) di daerah tujuan adalah faktor
yang tidak disenangi oleh seseorang, demgam demikian juga akan menghambat
masuknya seseorang ke daerah tersebut. Faktor netral (0) pada dasarnya tidak
berpengaruh terhadap seseorang untuk bermigrasi. Penilaian seseorang terhadap
suatu faktor tertentu dapat positif (+), negatif (-), atau netral (0). Hal ini
bergantung kepada keadaan pribadi orang tersebut yang dipengaruhi oleh
pendidikan, pengalaman, kebutuhan dan sifat-sifat pribadi. Begitu pula persepsi
seseorang terhadap factor penghalang berbeda-beda dengan orang lain. Beberapa
jenis penghalang adalah jarak, penghalang alami, biaya perjalanan, peraturan atau
undang-undang imigrasi, dan besarnya anggota keluarga.
7

2. Teori Gravitasi Zipl Zipl


Teori mengemukakan suatu model gravitasi klasik dalam kaitannya
dengan migrasi. Dikatakan bahwa jumlah migran di antara dua tempat adalah
berbanding lurus dengan hasil kali jumlah penduduk dua tempat tersebut dan
berbanding terbalik dengan jarak transportasi terpendek antara dua tempat itu.
Secara matematis formula zipf adalah sebagai berikut : Pi . Pj Mij = K Dij Dimana
: Mij = jumlah migran suatu tempat antara i-j Pi = Jumlah penduduk tempat i Pj =
Jumlah penduduk tempat j D = Jarak transportasi terdekat antara tempat i dan j.
Lowry dan rogers (dalam jones 1981, 214) mengadakan modifikasi formula Zipf
dengan memasukkan unsure pendapatan perkapita, tingkat pengangguran dan
jumlah angkatan kerja, sehingga formula itu seperti tersebut dibawah ini : Ui WSi
LFi . LFj Mij = k . . Ui WSj Dij Dimana : Mij = jumlah migran suatu tempat I ke j
U = tingkat pengangguran LF = angkatan kerja WS = income perkapita Dij =
jarak antara tempat i dan j Teori Zipf serta Lowry dan Rogers yang matematis itu
hanya dipergunakan untuk menghitung jumlah migran antara dua tempat. Namun
begitu teori ini mangabaikan factor yang penting artinya bagi intensitas migrasi
yaitu informasi daerah tujuan dan hubungan dengan kawan atau famili yang telah
tinggal lebih dahulu di daerah tujuan. Untuk Indonesia hal ini sangat besar
peranannya sebab beradanya kawan atau famili di daerah tujuan mendorong
seseorang untuk meninggalkan daerahnya.

3. Teori Gravitasi
Ravenstein (1889) menguraikan pendapatnya tentang migrasi yang
disusun dalam hukum-hukum migrasi yang terkenal sampai sekarang. diantaranya
adalah semakin jauh jarak, semakin berkurang volume migran. Teori ini dikenal
sebagai distance-decay theory. setiap arus migrasi yang benar, akan menimbulkan
arus balik sebagai penggantinya. adanya perbedaan desa dengan kota akan
mengakibatkan timbulnya migrasi. wanita cenderung bermigrasi ke daerah-daerah
yang dekat letaknya. kemajuan teknologi akan meningkatkan intensitas migrasi.
motif utama migrasi adalah ekonomi. Teori-teori Ravenstein tersebut ternyata
masih relevan sampai sekarang, meskipun sudah satu abad yang lalu. Norris
mengembangkan lebih lanjut hokum ravenstein dan teori Lee, dengan
8

memasukkan factor kesempatan antara (intervening opportunities) yang terdapat


diantara daerah asal dan daerah tujuan. Norris berpendapat bahwa fenomena
migrasi merupakan interaksi keruangan, yaitu interaksi antara daerah asal dan
daerah tujua. Namun juga diakui akan pentingnya faktor penghalang yang terdapat
diantara daerah asal dan daerah tujuan.

4. Teori migrasi menurut Jones (1981)


Dalam bukunya Jones mendiskripsikan bahwa migrasi merupakan salah
satu proses modernisasi. Jones juga berpendapat bahwa meningkatnya
modernisasi tidak saja akan menarik penduduk dari daerah lain tetapi juga akan
mempertinggi motivasi penduduk di daerah itu untuk bermigrasi, karena semakin
meningkatnya pendidikan sarana transportasi dan komunikasi. Hal ini terjadi
karena untuk bermigrasi sarananya semakin mudah dengan adanya perkembangan
di bidang teknologi transportasi dan juga teknologi komunikasi.

5. Menurut Ida Bagus Mantra (1978)


Dalam kesimpulan hasil penelitiannya di Yogyakarta memperkuat pendapat
bahwa aspek ekonomi merupakan alasan utama dari migrasi. Ia mengatakan
bahwa rata-rata pemilikan tanah pertanian di daerah penelitiannya di Kadirojo
sebesar 0,126 ha., sedangkan di Piring sebesar 0,086 ha/keluarga. Sempitnya
tanah pertanian mendorong penduduk pergi meninggalkan desanya. Sehingga
dapatdikatakan bahwa factor ekonomi adalah alasan utama orang bermigrasi.

6. Teori Lewis Fei Ranis


Dalam Model ini ekonomi yang belum berkembang terdiri dari dua sektor,
yaitu: Sektor subsistem pertanian yang tradisional dengan ciri produktivitas nol
atau rendah sekali. Sektor industri modern di kota dengan produktivitas tinggi
yang mana tenaga kerjanya merupakan transfer secara gradual dari sektor
subsistem Jumlah transfer tenaga kerja dan tingkat pertumbuhan lapangan kerja
berkaitan dengan perluasan industri. Cepatnya transfer tenaga kerja dan
pertumbuhan lapangan kerja berkaitan dengan perluasan industri. Cepatnya
transfer tenaga kerja dan pertumbuhan lapangan kerja ini bergantung kepada
9

besarnya investasi . diasumsikan bahwa semua keuntungan yang diperoleh,


diinvestasikan kembali, dan upah buruh adalah tetap, dalam arti bahwa upah beruh
disektor industri lebih tinggi dari upah buruh rata-rata di sector pertanian. Dalam
keadaan seperti ini pasaran tenaga kerja yang berasal dari desa akan sangat
longgar (perfecky elastic).

7. Teori Todaro
Todaro mengasumsikan bahwa keputusan migrasi adalah merupakan
fenomena ekonomi yang rasional. Model todaro merumuskan bahwa migrasi
berkembang karena perbedaan antar pendapatan yang diharapkan dan yang terjadi
di pedesaan dan di perkotaan. Anggapan yang mendasar adalah bahwa para
migrant tersebut memperhatikan berbagai kesempatan kerja yang tersedia bagi
mereka dan memilih salah satu yang bisa memaksimumkan manfaat yang mereka
harapkan dari bermigrasi tersebut. Manfaat-manfaat yang diharapakan dietntukan
oleh perbedaan-perbedaan nyata antara kerja di desa dan di kota serta
kemungkinan migrasi tersebut untuk mendapatkan kerja di kota.
Pada hakekatnya, teori ini menganggap bahwa angkatan kerja, baik actual
maupun potensial, memperbadingkan pendapatan yang mereka “harapkan” di
perkotaan pada suatu waktu tertentu dengan memperhitungkan pendapatan rata-
rata di pedesaan. Akhirnya mereka melakukan migrasi jika pendapatan yang
‘diharapkan” di kota lebih besar daripada pendapatan rata-rata di pedesaan.

8. Shryock and Siegel


Migrasi adalah suatu bentuk mobilitas geografi atau mobilitas keruangan
yang menyangkut perubahan tempat kediaman secara permanent antar unit-unit
geografi tertentu.

9. Standing and Mantra


Migrasi merupakan perubahan tempat tinggal yang melampaui batas-batas
wilayah yang telah ditetapkan selama satu atau dua tahun dari satu wilayah ke
wilayah lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan.
10

10. Ogue
Migrasi didefinisikan sebagai perubahan tempat kediaman yang
menyangkut terjadinya perubahan menyeluruh yang disertai dengan penyesuaian
dari orang yang pindah ke lingkuangan masyarakat yang baru.
11

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode yang Digunakan
Landasan dlam suatu penelitian ilmiah memerlukan suatu metode, karea
metode merupakan suatu cara kerja untuk memahami suatu objek penelitian
ilmiah guna memperoleh kebenaran yang optimal.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode histori/sejarah, karena
dengan menggunakan metode sejarah gambaran masa lampau itu akan dapat
diuraikan secara sistematis dan objektif serta dapat mengintrepertasikan bahan-
bahan yang akan diperoleh sehingga kebenaran suatu penelitian dapat
dipertanggungjawabkan.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kota Dumai
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai sejak pengajuan proposal sampai dengan selesai.

3.3. Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Karena penelitian ini
mengenai Migrasi Suku Nias ke Kota Dumai, maka dari itu yang dijadikan
populasi adalah semua masyarakat Suku Nias yang bermigrasi ke Kota Dumai.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Kemudian menurut Issac dan
Michael didapatkan dari tabel penentuan jumlah sampel dengan taraf signifikan
5%, bila populasinya sebanyak 25 maka sampel sebanyak 23 orang.
Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Jadi sampel dalam penelitian ini
12

25% dari total kelurahan/desa populasi. Dan pemilihan sampel ini berdasarkan
teknik random.

3.4. Teknik Pegumpulan Data


Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini maka digunakan beberapa metode
pengumpuan data yang relevan yaitu :
1. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang
menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Teknik
wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan
dengan responden. Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu
yang bersifat kompleks, sensitif, atau kontroversial, sehingga kemungkinan jika
dilakukan dengan teknik kuisoner akan kurang memperoleh tanggapan responden
(Nur Indiantoro dan Bambang Supomo, 2002 : 152). Wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan inti dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Meolong Lexy J,
2007 : 186).
2. Observasi
Merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-
gejala yang diteliti. Observasi bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu
masalah sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat
rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh
sebelumnya. Observasi bertujuan untuk:
a. Mendapatkan pemahaman data yang lebih baik tentang konteks dalam hal
yang diteliti.
b. Melihat hal-hal yang (oleh partisipasi atau subyek peneliti sendiri) kurang
disadari.
c. Memperoleh data tentang hal-hal yang tidak diungkapkan oleh subyek
peneliti secara terbuka dalam wawancara karena berbagai sebab.
13

d. Memungkinkan peneliti bergerak lebih jauh dari persepsi selektif yang


ditampilkan subyek peneliti atau pihakpihak lain (Moleong Lexy J, 2007
189).
Alasan peneliti menggunakan observasi yaitu karena dalam penelitian
kualitatif ini, peneliti harus mengetahui secara langsung keadaan/kenyataan
lapangan sehingga data dapat diperoleh lebih baik dan jelas. Untuk teknik
observasi ini, pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan
terhadap aktivitas ekonomi orang Nias di Kota Dumai.

3. Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan
kepada subyek penelitian. Dalam penelitian ini dokumentasi dimaksudkan untuk
melengkapi data dari hasil wawancara dan observasi. Dokumentasi dapat berupa
buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus, dan dokumen
lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.Alasan memilih teknik dokumentasi
adalah karena dokumentasi merupakan sumber data yang stabil, menunjukkan
suatu fakta yang telah berlangsung dan mudah didapatkan. Data dari dokumentasi
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi akan kebenaran atau keabsahan dan
dokumentasi sebagai sumber data yang kaya untuk memperjelas keadaan atau
identitas subyek penelitian, sehingga dapat mempercepat proses penelitian.
14

DAFTAR PUSTAKA
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFKIP/article/view/6008/0
http://jembatan4.blogspot.com/2013/10/beberapa-teori-teori-migrasi.html
https://www.academia.edu/6675148/TEORI_DAN_KEBIJAKAN_MIGRASIhttp
s://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Dumai
https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/migrasi

Anda mungkin juga menyukai