Anda di halaman 1dari 36

Kode : DAR2/Profesional/207/6/2022

Pendalaman Materi : Geografi

Modul 6 :

SUMBER DAYA ALAM

DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Kegiatan Belajar 4 :

Migrasi

Penulis : Dra. Ita Mardiani Zain, M.Kes

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi


Republik Indonesia
2019

i
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN..................................................................................................1
SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN....................................................................2
URAIAN MATERI : MIGRASI...........................................................................2
A. Pengertian Migrasi......................................................................................2
B. Transisi Mobilitas.......................................................................................3
C. Jenis-jenis Migrasi.......................................................................................5
D. Pengukuran Migrasi.................................................................................10
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Migrasi..........................................12
F. Urbanisasi...................................................................................................19
RANGKUMAN....................................................................................................20
TUGAS..................................................................................................................21
TES FORMATIF.................................................................................................21
TES SUMATIF.....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF..............................................................30

ii
MODUL 6.
SUMBER DAYA ALAM DAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEGIATAN BELAJAR 4 : MIGRASI

PENDAHULUAN

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah


perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Dalam kegiatan belajar
ini memuat pengertian migrasi, transisi mobilitas, jenis-jenis migrasi,
pengukuran migrasi, faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi, dan urbanisasi.
Bagian akhir terdapat tes formatif yang harus dikerjakan. Skor yang diperoleh
dalam mengerjakan soal formatif menggambarkan penguasaan materi pada
Kegiatan Belajar 4. Migrasi.

PETUNJUK BELAJAR
1. Bacalah materi dalam kegiatan belajar (KB-4) ini sebaik-baiknya dengan
cermat
2. Jika diperlukan saudara boleh mencari informasi tambahan sesuai dengan
materi dalam KB-4 ini
3. Setelah membaca kerjakan latihan soal pada bagian akhir KB-4 ini. Saudara
harus mendapatkan skor minimal 70. (minimal 7 soal harus dijawab dengan
benar)
4. Jika Saudara mendapatkan skor kurang dari 70 maka saudara dinyatakan
belum tuntas.
5. Jika belum tuntas dalam belajar kegiatan ini, jangan beralih ke tes sumatif.

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Mampu menerapkan teori dan aplikasi materi bidang studi geografi mencakup:
(1) Hakekat dan literasi informasi geografi; (2) Dinamika planet bumi sebagai

1
ruang kehidupan; (3) Indonesia: Sumberdaya dan kebencanaan (4) Karakteristik
wilayah dan pewilayahan (regionalisasi) berdasarkan prinsip dan pendekatan
geografi; (5) Pengelolaan sumberdaya secara efektif dan efisien untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan serta mencari solusi masalah
lingkungan dan kebencanaan; (6) Pemanfaatan Teknologi Informasi Geospasial
(Pemetaan, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi) untuk
pembangunan; dan (7) termasuk advance materials yang dapat menjelaskan
aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” proses serta
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari

SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN


3.3 Mampu menganalisis Indonesia : Sumber daya dan kebencanaan

URAIAN MATERI : MIGRASI


A. Pengertian Migrasi

Menurut Mantra (2015); mobilitas penduduk dapat dibagi menjadi 2


bentuk yaitu mobilitas permanen atau migrasi dan mobilitas non permanen atau
mobilitas sirkuler. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah lain
dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan. Sedangkan migrasi sirkuler
ialah gerak penduduk dari suatu tempat ke tempat lain tanpa ada maksud untuk
menetap. Migrasi sirkuler inipun bermacam macam jenisnya ada yang ulang
alik, periodik, musiman, dan jangka panjang. Migrasi sirkuler dapat terjadi
antara desa desa, desa kota dan kota kota.

Migrasi menurut United Nation adalah sebagai berikut : Migration is a


form geographycal mobility or spatial mobility between one geographycal unit
and another; generally involving a change af residence from the place of origin
to the place destination. ( Migrasi adalah bentuk mobilitas geografis atau
mobilitas spasial antara satu unit geografi dan lainnya; umumnya melibatkan
perubahan tempat tinggal dari tempat asal ke tempat tujuan)
Menurut Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
mendefinisikan sebagai berikut : migrasi adalah perpindahan penduduk dengan

2
tujuan menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik atau
negara ataupun batas administratif atau batas bagian dalam suatu negara.
Ada dua dimensi penting yang perlu diperhatikan, yaitu dimensi waktu
dan dimensi daerah. Hingga kini belum ada kesepakatan diantara para ahli dalam
menentukan batas waktu dan daerah. Sebagai contoh dalam Sensus Penduduk
(SP), BPS menggunakan batas waktu yang digunakan enam bulan atau lebih,
sedangkan batas daerah adalah batas propinsi. Jika seseorang sudah pindah
(mungkin tidak menetap) selama kurang dari 3 bulan, maka mereka disebut
kelompok migrasi sirkuler.

B. Transisi Mobilitas

Zeinlinsky (1971) membuat hipotesa transisi mobilitas. Tren transisi


mobilitas ini sejajar dengan tren transisi demografi. Terdapat perubahan pokok
dalam bentuk maupun intensitas mobilitas keruangan pada berbagai tahap
transisi. Ada lima tahap transisi demografi (Mantra, 1993) :

a. Masyarakat tradisional, dimana tingkat fertilitas dan tingkat mortalitas


sama- sama tinggi, sehingga pertumbuhan penduduk rendah;
b. Permulaan Transisi Demografi, dimana tingkat fertilitas tetap bahkan
cenderung naik, dan tingkat mortalitas sudah mulai turun. Hal ini
mengakibatkan tingkat pertumbuhan penduduk meningkat;
c. Akhir Transisi Demografi, dimana tingkat fertilitas dan tingkat mortalitas
menurun dan tingkat pertumbuhan penduduk mulai menurun;
d. Masyarakat modern, dimana tingkat fertilitas dan tingkat mortalitas sama-
sama rendah, sehingga tingkat pertumbuhan penduduk rendah;
e. Masyarakat super modern pada masa yang akan datang, dimana tingkat
fertilitas sudah benar-benar dapat dikontrol, dan tingkat mortalitas rendah
dan stabil.

Negara-negara berkembang sedang mengalami akhir fase II menuju fase


III transisi demografi. Pada fase ini terjadi perembesan/penetrasi modernisasi,
pada masyarakat perkotaan dan masyarakat perdesaan, semuanya mempengaruhi
migrasi. Pertumbuhan penduduk perdesaan yang cepat akan merubah sistem

3
kepemilikan tanah pertanian dan produksi. Mereka mulai mengeksploitasi tanah
pertanian secara intensif yang disebut involusi di bidang pertanian.

Bagi yang tidak mempunyai tanah pertanian, yang tadinya petani gurem,
maka mereka terdesak keluar dari daerah perdesaan karena mereka berkurang
kesempatan pekerjaan mereka di perdesaan, dengan adanya involusi. Mereka
akan menuju ke kota atau daerah yang jarang penduduknya. Fase ini merupakan
fase pertumbuhan daerah urban.

Pertumbuhan daerah urban semakin cepat meluas dengan adanya pusat-


pusat industri dan pusat-pusat perdagangan baru. Tetapi pusat-pusat ini masih
belum dapat menampung seluruh migran yang masuk, baik dalam menampung
kesempatan kerja maupun perumahan. Maka banyak bermunculan sektor
informal, karena pada umumnya para migran berpendidikan rendah dan tidak
mempunyai modal, dan banyak terjadi daerah yang kumuh.

Zelinsky (1971) berpendapat sulit untuk mengetahui apa yang akan


terjadi jika masyarakat meninggalkan fase II, dari transisi demografi. Tekanan
penduduk semakin meningkat, karena terbatasnya sumber daya alam yang
tersedia. Sistem demografi yang rawan, dengan ciri demografi dan migrasi yang
tidak dapat ditentukan.

Bagi daerah yang berkembang, pusat-pusat kota berfungsi sebagai pusat


proses modernisasi. Dicirikan dengan mobilitas yang tinggi dan pengaturan
kelahiran dan kontrol terhadap kematian. Arus migrasi dan sirkulasi semakin
kompleks, tingkat internal semakin mengecil, tetapi mobilitas sirkuler semakin
meningkat. Mobilitas sirkuler tidak semua bermotifkan ekonomi.

Proses modernisasi yang melanda Negara yang sedang berkembang akan


mengakibatkan komposisi penduduk pada masyarakat semakin heterogen,
sehingga proses migrasi pada individu akan berubah dan akan menunjukkan tren
yang semakin meningkat.

4
C. Jenis-jenis Migrasi

Di dalam membicarakan perpindahan penduduk akan selalu terkait


dengan tempat/wilayah, waktu maupun yang keluar dan yang masuk. Dalam
lingkup tempat mulai dari lingkup administrasi terkecil; Rt/Rw, desa, hingga
perpindahan antar negara. Juga dari sisi waktu, mulai dari satu hari hingga waktu
yang cukup lama.
Mantra menjelaskan ada beberapa bentuk perpindahan tempat (mobilitas)
yaitu :
1. Perubahan tempat yang bersifat rutin, misalnya orang yang pulang balik kerja
(recurrent movement).
2. Perubahan tempat yang tidak bersifat sementara, seperti perpindahan tempat
tinggal bagi para pekerja musiman.
3. Perubahan tempat tinggal dengan tujuan menetap dan tidak kembali ke
tempat semula (non recurrent movement).
Orang yang melakukan migrasi disebut migran. Migran ditinjau dari segi
waktu pencatatan atau sensus ternyata tempat lahir dan tempat tinggal sekarang
(di waktu diadakan pencatatan) serta tempat tinggal sebelumnya di propinsi yang
sama, maka dia bukan seorang migran atau disebut stayer. Berdasarkan tempat
tinggal tersebut, maka migran dapat pula dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu :
a. Jika seseorang di waktu diadakan pencatatan ternyata propinsi tempat
lahir dan propinsi tempat tinggal sebelumnya sama sedangkantempt
tinggal sekarang tidak sama, maka dia disebut : Migran Satu Tahap (one
state migrant/primary migration).
b. Jika ternyata propinsi tempat lahir berbeda dengan propinsi tempat
tinggal sebelumnya dan propinsi tempat tinggal sekarang, disebut Migran
beberapa tahap (several stage migrant / secondary migration).
c. Jika seseorang tempat lahir sama dengan propinsi tempat tinggal
sekarang, tetapi tidak sama dengan tempat tinggal sebelumnya, disebut
Migran kembali (return migrant / returnal migration)

5
Contoh :
Jika seseorang yang tempat lahirnya di Salatiga
a. Pada tahun 1990 bertempat tinggal di Salatiga
b. Pada tahun 2000 bertempat tinggal di Yogyakarta
c. Pada tahun 2010 bertempat tinggal di Surabaya
d. Pada tahun 2018 bertempat tinggal di Salatiga
Maka dia disebut :
1. Stayer atau bukan migran.
2. One stage migrant atau primary migration atau Migran satu tahap.
3. Several stage migrant atau secondary migration atau Migran beberapa
tahap.
4. Return migrant atau returnal migration atau Migran kembali
Migrasi ditinjau dari segi politik dan administrative ada tiga yaitu :
1. Emigrasi atau Migrasi Extern atau International Migration yaitu
perpindahan penduduk yang melampaui batas Negara, misalnya dari
Indonesia ke Singapura.
2. Migrasi Intern atau Internal Migration yaitu perpindahan penduduk yang
melampaui batas administrasi daerah tetapi masih termasuk dalam satu
Negara.
3. Migrasi local atau Local Migration yaitu perpindahan penduduk. Tetapi
masih dalam satu daerah administrasi yang sama
Pengelompokan lain dalam migrasi ini mnyebutkan bahwa migrasi Internal dan
migrasi Internasional disebut : Long distance movement, sedangkan yang
migrasi lokal disebut short distance movement.
Ditinjau dari dari pertimbangan individu ada dua yaitu :
a. Migrasi sukarela (voluntary migration), yaitu mereka pindah
karena kehendak sendiri, seperti migrasi spontan.
b. Migrasi diharuskan (Forced migration), seperti migrasi karena terkena
bencana alam atau terkena proyek nasional atau bendungan, jalan dan lain-
lain.
Orang yang pindah ini disebut refugees atau displaced persons dan jika migrasi

6
itu besar-besaran disebut Exodus Migration.
Ada beberapa jenis migrasi yang perlu diketahui, yaitu :
1. Migrasi masuk (In Migration) yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah
tujuan (area of destination).
2. Migrasi keluar (Out Migration) yaitu perpindahan penduduk keluar dari suatu
daerah asal (area origin).
3. Migrasi Netto (Net Migration) merupakan selisih antara jumlah migrasi
masuk dan migrasi keluar . Jika migrasi yang masuk lebih besar daripada
migrasi yang keluar disebut netto positif, sedangkan jika migrasi yang keluar
lebih besar daripada migrasi yang masuk disebut netto negatif.
4. Migrasi bruto (Gross Migration) adalah jumlah migrasi masuk dan migrasi
keluar.
5. Migrasi total (Total Migration) adalah seluruh kejadian migrasi, mencakup
migrasi semasa hidup (life time migration) dan migrasi pulang (return
migration)
Migran Total adalah semua orang yang pernah pindah
6. Migrasi internasional (international migration) adalah perpindahan penduduk
dari suatu negara ke negara lain. Migrasi yang merupakan masuknya
penduduk ke suatu Negara disebut Imigrasi (Imigration), sedangkan jika
migrasi itu merupakan keluarnya penduduk dari suatu Negara disebut
Emigrasi (Emigration).
7. Migrasi semasa hidup (Life Time Migration) adalah migrasi berdasarkan
tempat kelahiran, adalah mereka yang pada waktu pencacahan sensus
bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah tempat lahirnya.
8. Migrasi parsial (Partial Migration) adalah jumlah migran ke suatu daerah
tujuan dari satu daerah asal atau dari daerah asal ke satu daerah tujuan.
9. Arus migrasi (migration stream) adalah jumlah atau banyaknya perpindahan
yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu.
10. Urbanisasi (urbanization) adalah bertambahnya proposisi penduduk yang
berdiam di daerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk
ke kota dan atau akibat dari perluasan kota.

7
11. Transmigrasi (transmigration), istilah ini mempunyai arti yang sama dengan
resettlement atau settlement. Transmigrasi adalah pemindahan dan
perpindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang
ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia guna kepentingan
pembangunan Negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh
pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang.
12. Migrasi Nonpermanen Sikuler (Tidak Tetap)
Mobilitas penduduk sirkuler adalah gerak penduduk dari satu wilayah menuju
wilayah lain tanpa menetap didaerah tujuan. Berdasarkan intensitas
waktunya, sirkulasi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai
berikut

a. Sirkulasi harian adalah perpindahan dari suatu daerah ke daerah lain


yang dilakukan pada pagi hari dan kembali pada sore hari atau
malam harinya. Pelaku sirkulasi ini disebut dengan penglaju atau
komuter.
b. Sirkulasi mingguan adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah
ke darah lain pada awal pekan dan akan kembali pada akhir pekan.
c. Sirkulasi bulanan adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke
daerah lain yang dilakukan sebulan sekali. Sirkulasi bulanan
terjadijika jarak tempuh antar daerah. Relatif jauh sehingga dianggap
tidak efektif (baik dari segi waktu maupun biaya) untuk melakukan
sirkulasi harian atau mingguan.

8
GEO INFO

Transmigrasi, Berhasil Sejahterakan Pendatang dan Penduduk Lokal


Oleh: Tempo.com
Kamis, 1 Agustus 2019 17:24 WIB
INFO BISNIS — Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla mengatakan program transmigrasi bukan hanya untuk
memberikan kesejahteraan kepada transmigran, namun juga untuk meningkatkan kesejahteraan bagi penduduk
lokal. Menurutnya, keseimbangan kesejahteraan antara transmigran dan penduduk lokal adalah kunci
keberhasilan program transmigrasi.
“Sekarang program transmigrasi ialah untuk memberikan kesejahteraan kepada yang datang (transmigran) dan
menambah kesejahteraan kepada yang didatangi (penduduk lokal), baru terjadi keseimbangan. Jika tidak, maka
transmigrasi menjadi tidak maksimal,” ujarnya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Transmigrasi di
Jakarta, Kamis 1 Agustus 2019.
Ia mengingatkan agar program transmigrasi dapat mencampurkan kemampuan dan keterampilan antara
pendatang dan penduduk lokal. Dengan begitu, produktivitas daerah yang menjadi tujuan transmigrasi akan
mengalami peningkatan. “Orang Jawa, Bali, biasanya lebih terampil dan rajin di bidang pertanian daripada yang
didatangi. Semoga percampuran kemampuan dapat terjadi,” ucapnya.
Ia mengatakan program transmigrasi merupakan program yang sejak lama menjadi bagian dari upaya memajukan
negeri. Menurutnya, perkembangan paradigma transmigrasi yang awalnya dipahami sebagai upaya mengurangi
kepadatan penduduk di Pulau Jawa pun berubah sesuai zaman. “Maka upaya sekarang ialah bagaimana
menyejahterakan transmigran dan di mana tempat transmigrasi itu,” katanya.
Sementera itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo
mengatakan bahwa lokasi transmigrasi mencakup Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTT, NTB, Maluku,
hingga wilayah perbatasan seperti Papua.
Tak hanya kementerian/lembaga, menurut Eko, kalangan swasta juga terlibat dalam pengembangan kawasan
transmigrasi saat ini. Di Kawasan Transmigrasi Melolo, Sumba Timur, NTT misalnya, pihak swasta telah
berkomitmen investasi senilai Rp 4,7 Triliun. “Sekarang sudah sudah terbangun perkebunan tebu dilengkapi
embung senilai lebih dari Rp 1,7 triliun,” ujarnya.
Pada Rapat Koordinasi Nasional Transmigrasi tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla secara simbolis menyerahkan
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 50 tahun 2018 tentang Koordinasi dan Integrasi Penyelenggaraan
Transmigrasi kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo.
Dalam kesempatan itu, Eko Putro Sandjojo juga mengatakan bahwa program transmigrasi Indonesia telah
menjadi rujukan kebijakan perpindahan penduduk dan pertanahan di negara lain seperti Malaysia. Bahkan,
transmigrasi juga menjadi fokus kajian penelitian berbagai negara seperti Jepang, Perancis, dan Amerika Serikat.
"Hingga kini transmigrasi menjadi fokus kajian peneliti dalam dan luar negeri, seperti dari Jepang, Perancis,
Amerika Serikat, yang datang mengkaji dokumen kebijakan, peta kawasan, serta mewawancarai transmigran,"
ujarnya.
Ia mengungkapkan, program transmigrasi selama ini telah berhasil membentuk dua provinsi baru, 104 kabupaten
baru, 335 kecamatan dan 1.336 desa definitif baru. Menurutnya, transmigrasi tak hanya berhasil meningkatkan
ekonomi para transmigran dan penduduk lokal, namun juga berhasil memajukan wilayah tujuan transmigrasi.
"Saat ini capaian transmigrasi di 619 kawasan transmigrasi dan 48 kawasan program revitalisasi telah mengelola
4,2 juta transmigran, termasuk 1,7 tenaga kerja yang tinggal di kawasan seluas 4,4 juta hektare," ujarnya.
Ia melanjutkan, lahan produktif di kawasan transmigrasi tersebut mencakup 1.001.070 hektare sawah, 310.332
hektare lahan jagung, 1.144.080 hektare perkebunan sawit, dan 429.030 hektare perkebunan karet. "Pendapatan
penduduk di kawasan transmigrasi ini mencapai Rp 17 triliun per tahun," ucap dia.
Menurutnya, sepanjang pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, target Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah terpenuhi karena dibantu oleh banyak
kementerian. Capaian tersebut adalah dengan terbangunnya 140 kawasan transmigrasi sebagai sumber produksi
pangan nasional, dan terbentuknya 20 Kawasan Perkotaan Baru. (*)

9
D. Pengukuran Migrasi

1. Angka Mobilitas

Angka Mobilitas adalah rasio dari banyaknya penduduk yang pindah secara
local (mover) dalam suatu jangka waktu tertentu dengan jumlah penduduk

m= M. k
P

m = angka mobilitas

M = Jumlah Mover

P = Penduduk

k = 1.000

Dalam kenyatan sulit untuk mengetahui jumlah penduduk yang pindah secara
local ini.

a. Tingkat Migrasi Keluar Secara Kasar (The Crude Out Migration Rate) atau
disebut Angka Migrasi Keluar, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya
migran yang keluar per 1.000 orang penduduk daerah asal dalam waktu satu
tahun

Mo = O x 1.000
P

Mo = Angka migrasi keluar

O = Jumlah migrasi Keluar

P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

k = 1.000

10
b. Tingkat Migrasi Masuk Secara Kasar (The Crude Imigration Rate) atau
disebut Angka Migrasi Masuk, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya
migran yang masuk per 1.000 orang penduduk daerah tujuan dalam waktu
satu tahun

Mi = I x 1000 P

Mi = Angka migrasi masuk

O = Jumlah migrasi masuk

P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

k = 1.000

c. Tingkat Migrasi Netto (The Net Migration Rate) atau disebut Angka migrasi
Netto adalah selisih banyaknya migran yang masuk dan keluar ke dan dari
suatu daerah per 1.000 penduduk dalam satu tahun.

Mn = I-O x 1.000
P

Mn = Angka migrasi netto

I = Jumlah migrasi masuk

O = Jumlah migrasi keluar

P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

k = 1.000

11
4. Tingkat Migrasi Bruto (The Gross Migration Rate) atau disebut Angka
Migrasi Bruto, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kejadian
perpindahan yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah
penduduk tempat asal dan jumlah penduduk tempat tujuan.

Mg = I+O x 1000
P

Mg = Angka migrasi bruto

I = Jumlah migrasi masuk

O = Jumlah migrasi keluar

P = Jumlah penduduk tempat tujuan + Jumlah penduduk di tempat asal


k = 1.000

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Migrasi

Menurut Everett S. Lee (Mantra, 2015), volume migrasi di suatu wilayah


berkembang sesuai dengan tingkat keragaman daerah di wilayah tersebut. Di
daerah asal dan di daerah tujuan, menurut Lee, terdapat faktor-faktor yang
disebut sebagai :
1. Faktor positif (+), yaitu faktor yang memberikan nilai keuntungan jika
bertempat tinggal di tempat tersebut, misal terdapat sekolah, adanya
kesempatan kerja, iklim yang kondusif
2. Faktor negatif (-), yaitu faktor yang memberikan nilai negatif atau merugikan
bila tinggal di tempat tersebut sehingga seseorang merasa ingin pindah ke
tempat lain.
3. Faktor netral (0), yaitu yang tidak berpengaruh terhadap keinginan seorang
individu untuk tetap tinggal di tempat asal atau pindah ke tempat lain.

12
+-+-o+-+-o +-+-o+-+-o

+-+-o+-+-o +-+-o+-+-o

+-+-o+-+-o +-+-o+-+-o
Rintangan antara

Daerah Asal Daerah Tujuan

Gambar 1. Faktor-faktor Determinan Mobilitas Penduduk menurut Everett S. Lee


(Sumber : Mantra, 2015)

Selain ketiga faktor di atas terdapat faktor rintangan antara. Rintangan


antara adalah hal-hal yang cukup berpengaruh terhadap besar kecilnya arus
migrasi penduduk. Rintangan Antara dapat berupa tingginya ongkos pindah,
topografi antara daerah asal dengan daerah tujuan misal berbukit, sarana
transportasi, Undang-undang Imigrasi yang ketat, resiko rusaknya barang
berharga atau barang kesayangan jika dipindahkan.
Faktor yang tidak kalah penting yang mempengaruhi mobilitas penduduk
adalah faktor individu, karena faktor individu pula yang dapat menilai positif
atau negatifnya suatu daerah dan memutuskan untuk pindah atau bertahan di
tempat asal. Dengan kata lain bagi setiap orang tidak akan sama dalam
memberikan penilaian terhadap rintangan atau penghalang antara lain ada yang
biasa, dan ada yang tidak memberatkan, tetapi ada juga yang sangat
memberatkan. Hal ini tergantung pada individu masing-masing.
Everett S. Lee (Mantra, 2015) arus migrasi dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu
:
A. Faktor individu.
B. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal, seperti : keadaan lingkungan
daerah asal, kepemilikan lahan yang terbatas, , sempitnya lapangan
pekerjaan di desa, terbatasnya jenis pekerjaan di desa.
C. Faktor di daerah tujuan, seperti : tingkat upah yang tinggi, luasnya

13
lapangan pekerjaan yang beraneka ragam.
D. Rintangan antara daerah asal dengan daerah tujuan, seperti : sarana
transportasi, topografi desa ke kota dan jarak desa kota.
Menurut Lee dalam (Ida Bagoes Mantra, 2015) menjelaskan tentang teori
migrasi yaitu sebagai berikut :
1. Migrasi dan jarak, banyak migran pada jarak yg dekat, migran jarak jauh
umumnya lebih banyak ke pusat perdagangan dan industri.
2. Migrasi bertahap, adanya arus migrasi yang terarah, adanya migrasi dari
desa ke kota kecil dan ke kota besar arus migrasi terarah ke pusat-pusat
industri ada perdagangan penting yang dapat menyerap para migrant.
Penduduk daerah pedesaan yang langsung berbatasan dengan kota yang
bertumbuh cepat itu berbondong-bondong pindah ke sana. Turunnya jumlah
penduduk di desa sebagai akibat dari migrasi itu akan diganti oleh migran
dari daerah- daerah terpencil. Hal ini akan terus berlangsung hingga daya
tarik salah satu dari kota-kota yang bertumbuh cepat itu tahap demi tahap
terasa pengaruhnya di pelosok-pelosok yang sangat terpencil.
3. Arus dan arus balik, setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik
penggantiannya.
4. Perbedaan antara desa dan kota mengenai kecendrungan melakukan migrasi.
Penduduk kota kurang berminat bermigrasi, ke daerah-daerah pedesaan di
suatu Negara.
5. Wanita melakukan migrasi pada jarak yang dekat dibanding pria.

6. Teknologi dan migrasi, teknologi menyebabkan arus migrasi meningkat.

7. Motif ekonomi merupakan dorongan utama orang melakukan migrasi

Teori Migrasi Todaro memiliki empat pemikiran dasar sebagai berikut :

1. Migrasi desa-kota dirangsang, terutama sekali oleh berbagai pertimbangan


ekonomi yang rasional dan yang langsung berkaitan dengan keuntungan atau
manfaat dan biaya-biaya relatif migrasi itu sendiri.

2. Keputusan untuk bermigrasi tergantung pada selisih antara tingkat

14
pendapatan yang diharapkan di kota dan tingkat pendapatan aktual di
pedesaan (pendapatan yang diharapkan adalah sejumlah pendapatan yang
secara rasional bisa diharapkan akan tercapai di masa mendatang). Besar
kecilnya selisih pendapatan itu sendiri ditentukan oleh dua variabel pokok,
yaitu selisih upah aktual di kota dan di desa, serta besar atau kecilnya
kemungkinan mendapatkan pekerjaan di perkotaan yang menawarkan tingkat
pendapatan sesuai dengan yang diharapkan.

3. Kemungkinan mendapatkan pekerjaan di perkotaan berkaitan langsung


dengan tingkat lapangan pekerjaan di perkotaan, sehingga berbanding terbalik
dengan tingkat pengangguran di perkotaan.

4. Laju migrasi desa-kota bisa saja terus berlangsung meskipun telah melebihi
laju pertumbuhan kesempatan kerja. Kenyatan ini memiliki landasan yang
rasional; karena adanya perbedaan ekspetasi pendapatan yang sangat lebar,
yakni para migran pergi ke kota untuk meraih tingkat upah yang lebih tinggi
yang nyata (memang tersedia). Dengan demikian, lonjakan pengangguran di
perkotaan merupakan akibat yang tidak terhindarkan dari adanya
ketidakseimbangan kesempatan ekonomi yang sangat parah antara daerah
perkotaan dan daerah pedesaan, dan ketimpangan-ketimpangan seperti itu
amat mudah ditemui di kebanyakan Negara-negara Dunia Ketiga.

Ada 2 pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang


melakukan migrasi, yaitu faktor pendorong (push factors) dan faktor penarik
(pull factors)
Faktor pendorong (di tempat asal) antara lain:
1. Sumber daya alam yg semakin berkurang
2. Menyempitnya lapangan pekerjaan karena masuknya teknologi
Banyaknya orang desa pindah ke kota karena makin berkurangnya lapangan
pekerjaan. Hal ini selain akibat sistem warisan juga banyaknya lahan
pertanian digunakan untuk permukiman atau indutri.
3. Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku dan lain-
lain. Contohnya banyak orang berpindah ke daerah lain karena tidak cocok
dengan perkembangan politik baru di daerah itu. Banyak rakyat
Kamboja yang

15
meninggalkan negaranya karena tidak setuju dengan faham dan politik
Pemerintahan Kamboja.
4. Tidak cocok lagi dengan budaya/kepercayaan di tempat asal
5. Alasan pekerjaan atau perkawinan yg menyebabkan tidak bisa
mengembangkan karir pribadi.
6. Bencana alam atau adanya wabah penyakit
Daerah yang terancam letusan gunung api, perlu dipindah demi
kelangsunngan hidupnya, demikian pula bagi orang yang selalu terancam
banjir kronis.
Faktor-faktor penarik yang terdapat di daerah tujuan
a. Adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan memasuki
lapangan pekerjaan
Terbukanya kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan di kota yang
non agraris, jenis pekerjaan jauh lebih banyak daripada di desa seperti
menjadi pegawai, ABRI, pedagang, bidang jasa, wiraswasta dan lain-lain
b. Kesempatan mendapatkan pendapatan lebih baik (alasan ekonomi)
c. Kesempatan mendapatkan pendidikan
Di daerah tujuan misalnya kota tersedia jauh lebih besar fasilitas
pendidikan meliputi jenis maupun jumlahnya daripada di pedesaan, baik
milik pemerintah maupun swasta.
d. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan (iklim,
perumahan, sekolah, fasilitas lain dan lain-lain)
Suasana hidup lebih baik, seperti di kota lebih tertata daripada di
pedesaan, meliputi lokasi perumahan, sanitasi, banyaknya hiburan, dan
lain-lain
e. Tarikan dari orang yg diharapkan sebagai tempat berlindung
f. Tersedianya berbagai fasilitas kesehatan. Di kota tersedia dokter umum,
dokter spesialis, rumah sakit, poliklinik dalam jumlah yang cukup
g. Tersedianya fasilitas Transportasi dan Komunikasi.
Dengan banyaknya jenis transportasi umum, seperti bis kota, angkutan
antar daerah, mikrolet, taksi, dan ditambah lagi banyaknya jaringan
seluler yang memudahkan seseorang untuk cepat dan mudah
berkomunikasi.
16
h. Adanya aktifitas di kota besar sebagai daya tarik bagi orang-orang dari
desa atau kota kecil
Pada umumnya faktor-faktor yang menjadikan orang bermigrasi adalah adanya
keinginan untuk memperbaiki nasib dan ekonomi.
Ravenstein dalam Mantra (2015) mengemukakan beberapa perilaku
migrasi penduduk, yang dikenal dengan Hukum Ravenstein yaitu :
1. Tempat terdekat cenderung dipilih migran sebagai daerah tujuan.
2. Sulitnya memperoleh pekerjaan di daerah asal merupakan faktor yang
paling dominan yang mempengaruhi seseorang untuk bermigrasi. Dan
faktor kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang
lebih baik di daerah tujuan. Daerah tujuan harus memiliki nilai kefaedahan
daerah atau wilayah (place utility) lebih tinggi dibandingkan dengan daerah
asal.
3. Berita-berita dari keluarga atau saudara, dan teman yang telah bermigrasi ke
daerah lain merupakan informasi yang sangat penting bagi orang-orang
yang ingin bermigrasi.
4. Informasi negatif dari daerah tujuan akan mengurangi niat penduduk untuk
bermigrasi.
5. Pengaruh kota semakin tinggi terhadap seseorang, tingkat mobilitasnya
semakin tinggi.
6. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi frekuensi
mobilitasnya.
7. Arah dan arus migrasi penduduk menuju ke arah asal datangnya informasi.
Jadi para migran cenderung memilih daerah tempat teman atau atau sanak
saudara yang bertempat tinggal di daerah tujuan.
8. Pola migrasi bagi seseorang maupun sekelompok orang sulit untuk
diperkirakan, karena banyak dipengaruhi oleh kejadian yang mendadak
seperti bencana alam, peperangan, epidemi penyakit.
9. Penduduk yang masih muda dan belum menikah lebih banyak melakukan
mobilitas dibandingan mereka yang berstatus kawin.
10. Penduduk yang berpendidikan lebih rendah biasanya lebih sedikit
melaksanakan mobilitas daripada penduduk yang berpendidikan tinggi.

17
Menurut Mantra (2015), ada beberapa perilaku mobilitas ataupun sikap para
migran terhadap masyarakat kota, yaitu :
1. Pelaku mobilitas pada mulanya memilih daerah tujuan sesuai dengan teman
atau keluarga/sanak saudara yang bertempat tinggal di daerah tersebut.
2. Saat penyesuaian diri, para migran yang terdahulu membantu mereka
menyediakan tempat menginap, makan, mencari pekerjaan, kekurangan
uang, dan lain-lain
3. Kepuasan terhadap kehidupan di masyarakat baru tergantung pada
hubungan social para pelaku mobilitas dengan masyarakat tersebut.
4. Kepuasan terhadap kehidupan di perkotaan tergantung pada kemampuan
seseorang untuk mendapatkan pekerjaan dan adanya kesempatan bagi anak
mereka untuk berkembang.
5. Setelah proses penyesuaian diri dengan kehidupan perkotaan, para mobilitas
akan pindah ke tempat tinggal dan memilih daerah tempat tinggal, ini
dipengaruhi oleh daerah tempat bekerja.
6. Fungsi kepuasan mereka dengan kehidupan perkotaan adalah keinginan
untuk kembali ke daerah asal. Mereka tidak enggan bertempat tinggal pada
tempat yang kondisinya serba kurang misal kumuh, asal dapat memperoleh
kesmpatan ekonomi yang tinggi.
7. Para migran cepat belajar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi di
perkotaan.
8. Perilaku migran adalah perilaku antara orang kota dan orang desa.
9. Seorang migran adalah bi local population, walaupun telah bertempat
tinggal di daerah tujuan, tetapi daerah asal mereka sebagai home pertama
dan daerah tujuan sebagai home kedua.

Geo Info

10 Masalah yang Paling Sering Diadukan TKI di Luar Negeri

Liputan6.com, Jakarta Bekerja menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri
merupakan pilihan yang diambil karena minimnya pendidikan dan keahilian serta
sulitnya mendapatkan pekerjaan di kampung halaman.

Berniat memperbaiki nasib dengan mencari peruntungan di negeri orang, tak jarang para
1 TKI ini mengalami sejumlah masalah saat bekerja. Kepala Badan Nasional Penempatan
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Nusron Wahid mengakui
banyaknya pengaduan dari TKI soal hak dasar yang tidak dipenuhi.
F. Urbanisasi

Menurut Encyclopedia of Population yang disunting oleh Paul Demeny


dan Geoffrey McNicoll (2003)

Urbanization is the process by which an increasing proportion of the


population lives in urban areas. The level of urbanization is the
proportion of population living in urban areas. Urbanization must be
distinguished
19
from urbanism, a term referring to the style of life usually found in large
urban centers.

Dari perspektif kependudukan, sebagaimana dikemukakan oleh pakar


kependudukan, adalah sebuah proses peningkatan proporsi penduduk yang hidup
di perkotaan. Dengan demikian yang dimaksud sebagai tingkat urbanisasi adalah
proporsi penduduk, dari keseluruhan jumlah penduduk di sebuah negara, yang
tinggal di perkotaan. Sementara itu yang dimaksud dengan urbanisme
(urbanism) adalah gaya-hidup (the style of life) yang biasanya ditemukan dalam
di kota-kota besar.

Dalam perspektif kependudukan, proses urbanisasi dipengaruhi oleh tiga aspek


yaitu :

1. Pertumbuhan alamiah, di daerah perkotaan itu sendiri,


2. Pertambahan net-migrasi, antara migrasi masuk dan keluar;
3. Reklasifikasi dari daerah-daerah “per-urban” di sekitar kota yang dianggap
tidak lagi sebagai daerah perdesaan, dan secara administratif diputuskan
untuk menjadi bagian dari wilayah perkotaan

RANGKUMAN
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah lain dengan maksud
untuk menetap di daerah tujuan. Sedangkan migrasi sirkuler ialah gerak
penduduk dari suatu tempat ke tempat lain tanpa ada maksud untuk menetap.
Hipotesa transisi mobilitas bahwa tren transisi mobilitas ini sejajar
dengan tren transisi demografi. Pengukuran Mobilitas penduduk antara lain
angka mobilitas, angka migrasi masuk dan keluar, angka migrasi netto dan bruto.
Di dalam membicarakan perpindahan penduduk akan selalu terkait dengan
tempat/wilayah, waktu maupun yang keluar dan yang masuk. Orang yang
melakukan migrasi pada umumnya bermotifkan ekonomi. Ada 2 pengelompokan
faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan migrasi, yaitu faktor
pendorong (push factors) dan faktor penarik (pull factors)

20
Urbanisasi adalah sebuah proses peningkatan proporsi penduduk yang
hidup di perkotaan. Salah satu yang mengakibatkan proporsi penduduk di
perkotaan adalah migrasi dari desa ke kota.

TUGAS

Critical thinking / communication Anda sudah mengetahui arti dari


urbanisasi
Peserta menyampaikan sebuah peta
hasil analisis dari data penduduk Coba saudara mencari data
kecamatan yang berasal dari sumber jumlah penduduk perkotaan dan
terpercaya perdesaan pada Sensus Penduduk
tahun
Aktivitas Literasi 1980, 1990, 2000, 2010, dan 2020.

Membaca dan menganalisis data Bagaimana urbanisasi di kota


penduduk untuk dituangkan dalam anda? Sudahkah terjadi di kota
peta dasar anda? Mengapa ?

Pemantapan karakter Bagaimana perubahan teknologi


transportasi mempengaruhi
Jujur, bertanggung jawab dalam sejarah kota tempat Anda tinggal ?
menyelesaikan tugas dan berani
mengemukakan pendapat

TES FORMATIF
1. Life Time Migran adalah…kecuali..
A. Penduduk yang lahir di luar propinsi Jawa dimana mereka dicacah.
B. Penduduk pada saat pencacahan sensus bertempat tinggal di daerah yang
berbeda dengan daerah tempat lahirnya.
C. Penduduk pada sensus sebelumnya termasuk di propinsi dimana mereka
dicacah.
D. Penduduk yang berasal dari pindahan propinsi lain.
E. Penduduk yang lahir di luar propinsi dimana mereka dicacah.
2. Jika teori Ravenstein benar, maka …
1. Orang desa lebih banyak pindah dari orang kota.

21
2. Orang yang berpendidikan rendah lebih banyak pindah.
3. Perpindahan selalu terjadi bertahap.
4. Kota besar selalu menjadi perpindahan penduduk.
A. 1, 2, dan 3 benar
B. 1 dan 3 benar
C. 2 dan 4 benar
D. hanya 4 yang benar
E. semua benar
3. Konsep transmigrasi berbeda dengan resettlement di Negara lain (misal
USA), yakni dalam hal :
A. Tujuan pemerataan penduduk.
B. Memberikan kehidupan yang lebih baik.
C. Pengembangan daerah terpencil.
D. Persatuan dan kesatuan bangsa.
E. Pengolahan sumber daya alam.

4. Dampak migrasi dirasakan daerah asal maupun di daerah tujuan. Berikut ini
dampak negatif yang dapat muncul, kecuali :
A. Pengurasan otak di daerah asal.
B. Upah pekerja turun di daerah tujuan
C. Kelangkaan kerja di daerah asal.
D. Pengurasan sumber daya alam di daerah tujuan
E. Timbulnya permukiman kumuh.
5. Migran menurut batasan dalam sensus penduduk adalah :
1. Penduduk yang pindah tempat tinggal lebih dari 6 bulan
2. Penduduk yang pindah pulau untuk tujuan menetap
3. Penduduk yang pindah propinsi untuk tujuan menetap
4. Penduduk yang pindah lebih dari 6 bulan untuk tujuan menetap

22
A. 1, 2, dan 3 benar
B. 1 dan 3 benar
C. 2 dan 4 benar
D. hanya 4 yang benar
E. semua benar
6. Berikut merupakan daya dorong orang melakukan migrasi :
1. Sumber daya alam yg semakin berkurang
2. Kesempatan mendapatkan pendidikan
3. Menyempitnya lapangan pekerjaan karena masuknya teknologi
4. Kesempatan mendapatkan pendapatan lebih baik (alasan ekonomi)
A. 1, 2, dan 3 benar
B. 1 dan 3 benar
C. 2 dan 4 benar
D. hanya 4 yang benar
E. semua benar

7. Urbanisasi terjadi karena :


1. perpindahan desa ke kota
2. pertumbuhan alami
3. pemekaran kota
4. agama
A. 1, 2, dan 3 benar
B. 1 dan 3 benar
C. 2 dan 4 benar
D. hanya 4 yang benar
E. semua benar

23
8. Kadang-kadang terjadi perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah
lain. Salah satu perpindahan itu disebut migrasi. Perpindahan penduduk
disebut migrasi apabila…
A. di tempat baru ia menetap relatif cukup lama
B. perpindahan itu dimaksud untuk mencari mata pencaharian
C. di tempat baru ia memiliki tempat tinggal
D. perpindahan itu terjadi antar wilayah Negara
E. perpindahan itu disertai anggota keluarga
9. Ukuran migrasi yang dapat dilihat secara langsung dari hasil sensus adalah
A. in migration
B. out migration
C. life time migration
D. comutting
E. recurrent movement
10. Konsep bilocal population menunjukkan ….
A. keengganan penduduk untuk melepas KTP lama.
B. Keterkaitan penduduk dengan teman yang mengajaknya.
C. Keterikatan penduduk dengan tempat kerja.
D. Keterikatan penduduk dengan tempat kelahiran.
E. Keterkaitan penduduk dengan penduduk sesuku.

TES SUMATIF
1. Kebijakan sebuah negara dapat mempengaruhi akses masyarakat kepada
bahan pangan, seperti yang pernah terjadi di Negara….
A. India
B. Australia
C. Amerika Serikat
D. Singapura
E. Banglades
2. Produksi tanaman pertanian dapat dipengaruhi oleh perubahan …..
A. Kontur tanah

24
B. Curah hujan
C. Jenis tanaman yang ditanam
D. Iklim
E. Struktur tanah
3. PBB menyatakan bahwa penyebab kelaparan dan malagizi bukan
disebabkan oleh kelangkaan bahan pangan tetapi karena ketidakmampuan
mengakses……
A. transportasi
B. fasilitas kesehatan
C. bahan pangan
D. ketersediaan lahan pertanian
E. keamanan bahan pangan
4. Bencana alam dan kekeringan mampu menyebabkan …..
A. kegagalan panen
B. tanah longsor
C. banjir
D. kegagalan industry
E. kesulitan pangan

5. Contoh negara yang tidak memiliki sumber daya alam untuk memproduksi
bahan pangan tetapi Negara tersebut mampu mencapai ketahanan pangan.
A. Jepang dan Singapura
B. Korea Selatan dan Jepang
C. Singapura dan Australia
D. Kanada dan Amerika Serikat
E. Afrika Selatan dan Amerika Latin
6. Di Indonesia tanah gambut banyak ditemukan di ....
A. Jawa
B. Kalimantan
C. NTB

25
D. Sulawesi
E. Sumatera
7. Warna tanah yang banyak mengandung bahan organik adalah ....
A. Hitam
B. Merah
C. Kuning
D. Putih
E. coklat
8. Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia memiliki potensi sumber energi
yang sangat potensial, yaitu berupa …
A. Panas bumi
B. Matahari
C. Batubara
D. Minyak bumi
E. Air tanah

9. Daerah berikut yang memiliki potensi barang tambang emas adalah ….


A. Kalimantan Selatan
B. Banten Selatan
C. Sulawesi Tengah
D. Natuna
E. Sumatera Selatan
10. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan tingkat
kesuburan lahan dapat dilakukan dengan cara...
A. Terrasering
B. Tumpangsari
C. Ektensifikasi penggunaan lahan

26
D. Intensifikasi pemanfaatan lahan
E. Difersifikasi tanaman
11. Diketahui jumlah penduduk suatu wilayah pada tahun 2010 berjumlah 203
juta jiwa. Setelah 36,7 tahun ternyata jumlah penduduk di negara tersebut
akan menjadi 2 kali lipat. Maka angka pertumbuhan penduduk suatu
wilayah tersebut sebesar :
A. 1,61 %
B. 1,71 %
C. 1,73 %
D. 1,91 %
E. 1,81 %
12. Diketahui jumlah penduduk suatu wilayah pada tahun 2010 berjumlah 203
juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49 % per tahun. Berapa tahun
waktu yang diperlukan jumlah penduduk di negara tersebut akan menjadi 2
kali lipat …:
A. 46,8 tahun
B. 48,6 tahun
C. 47,0 tahun
D. 47,9 tahun
E. 47,3 tahun
13. Manakah diantara negara-negara berikut ini yang memiliki pertumbuhan
populasi paling pesat dalam sejarah dunia ?
A. Jepang
B. Jerman
C. Italia
D. Spanyol
E. Belanda
14. Wilayah dunia dengah harapan hidup rata-rata terendah adalah…
A. Asia
B. Afrika
C. Amerika Selatan

27
D. Eropa
E. Amerika Latin
15. Berdasarkan diagram di bawah ini, apakah korelasi antara pendapatan
(kekayaan) dan harapan hidup (kesehatan) ?

A. Tidak ada hubungan diantara dua variabel


B. Saat pendapatan meningkat, kesehatan menurun
C. Saat pendapatan meningkat, harapan hidup semakin tinggi
D. Harapan hidup rendah mengarah pada pendapatan yang lebih tinggi
E. Kesehatan meningkat, harapan hidup menurun

16. Perbedaan antara Imigrasi dan Emigrasi adalah…


A. Migration difference
B. Net migration
C. Gross migration
D. Total migration
E. Perbedaan Migrasi
17. Sebuah pergerakan yang terjadi secara signifikan dari orang-orang antara
asal dan tujuan disebut…
A. Migration flow
B. Migration channel
C. Migration movement

28
D. Migration stream
E. Migration Netto
18. Faktor yang mendorong alasan orang bermigrasi dari suatu area adalah…
A. kurangnya kesempatan pendidikan di daerah setempat
B. fasilitas kesehatan yang lebih baik di kota lain
C. kesempatan kerja lebih baik di kota lain
D. tanahnya lebih subur daripada daerah setempat
E. kurangnya kehidupan yang berlebihan
19. Daerah dengan iklim … cenderung memiliki penduduk yang jarang
A. Menguntungkan
B. Ekstrim
C. Dingin
D. Hangat
E. Tropis

20. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah padat ke daerah


jarang. Salah satu jenis transmigrasi adalah Transmigrasi Bedol Desa.
Beberapa tahun lalu, penduduk desa Jatigede Sumedang mengalami
Transmigrasi Bedol Desa. Fenomena tersebut terjadi dikarenakan faktor ...
A. Pembangunan jalan tol Cipali
B. Bencana Banjir Badang
C. Pembangunan Bandara Kertajati
D. Pembangunan Waduk Raksasa
E. Bencana Tanah Longsor

29
DAFTAR PUSTAKA

Barclay, George W, 1958, Tecnique of Population Analysis. New York, John


Wiley Sons.

Mantra, Ida Bagus, 2015, Demografi Umum, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Sunarto, Hs, 1985, Penduduk Indonesia dalam Dinamika Migrasi 1971-1980.

Dua
Dimensi,Yogyakarta.

LD FE UI, 1981, Dasar-Dasar Demografi, FE UI, Jakarta.

Lucas David, Peter Mc Donald, Elsepth Young, Christable Young, 1982,


Pengantar Kependudukan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Shyrock, Hs and Js Siegel, 1976. The Methods and Materials of Demography.


London. Academic Press, Inc

Zelinsky, W, 1971,The Hipothesis of the Mobility Transition, Geographical


Review, No. 2

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

1. C
2. E
3. D
4. B
5. E
6. B
7. A
8. A
9. C
10. D

KUNCI JAWABAN TES SUMATIF


1. A
30
2. B
3. C
4. A
5. A
6. B
7. A
8. B
9. B
10. A
11. D
12. C
13. A
14. B
15. C
16. B
17. D
18. A
19. B
20. D

31

Anda mungkin juga menyukai