SKRIPSI
OLEH :
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... v
MOTTO.......................................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................vii
DAFTAR ISI................................................................................................... x
ABSTRAK..................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian................................... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................................. 7
1.4 Tinjauan Pustaka....................................................................................... 8
1.5 Kerangka Konseptual............................................................................... 11
1.6 Metode Penelitian..................................................................................... 14
1.7 Sistematika Penulisan............................................................................... 17
2
3.3.1 Pendidikan.......................................................................................... 42
3.3.2 Meningkatnya Pendapatan................................................................. 44
3.3.3 Interaksi Sosial................................................................................... 45
3.3.4 Agama................................................................................................. 49
BAB V KESIMPULAN................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 64
LAMPIRAN.................................................................................................. 68
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai negara yang terdiri dari ribuan pulau dan ratusan suku bangsa
nasional dan pemerataan kesejahteraan.1 Realitas utama yang harus kita terima
dan sadari sebagai bangsa Indonesia adalah kenyataan akan heterogenitas atau
perbedaan suku, agama, ras, bahasa, adat istiadat, kebiasaan, pekerjaan, status
sebagai masyarakat yang memiliki struktur yang sangat beragam dan dinamis.
bangsa yang lain dalam suatu wilayah tertentu, dimana ada kelompok yang
disebut penduduk asli dan ada kelompok lain yang disebut suku pendatang.
interaksi sosial antara suku asli dengan suku pendatang adalah akibat dari
perpindahan atau migrasi penduduk dari suatu daerah dengan suku bangsa
4
tertentu kesuatu tempat tujuan ke daerah lain dengan suku bangsa tertentu yang
dipengaruhi oleh kegiatan migrasi. Migrasi ini terjadi dalam bentuk dan skala
atau negara. Migrasi itu terjadi bila calon migran itu tahu bahwa dengan
bermigrasi mereka dapat mencapai perbaikan keadaan hidupnya, hal ini terjadi
bila antara berbagai daerah terlihat perbedaan Interregional; bila semua atau
kematian dan yang terakhir kesulitan ekonomi, rendahnya kesempatan kerja dan
rendahnya tingkat upah persatuan tenaga kerja. Pada umumnya ketiga kondisi
ekonominya.5
5
Motif perpindahan antara migran yang satu dengan yang lain mungkin
seperti kepadatan penduduk di pulau Jawa. Penyebab lain ialah faktor keamanan,
dalam jarak dekat maupun jarak jauh serta mobilitas yang bersifat vertikal dan
merupakan suatu fenomena sosial. Gerak perpindahan ini telah berlangsung sejak
suatu gerak sejarah yang menarik untuk dikaji dan diteliti secara mendalam,
pengetahuan kita mengenai suatu peristiwa sejarah dan proses sosial yang terjadi.
Barat dan Sumatera Selatan.7 Jambi mempunyai berbagai suku bangsa yang
menjadikan ciri khas tersendiri dalam keberagaman etnik dengan sumber daya
alam, seni, budaya dan warisan suku. Berbicara tentang penduduk asli, pada
umumnya masyarakat daerah ini akan sependapat bahwa pendududuk asli Jambi
6 Ahmad Sahur, dkk. Migrasi, Kolonisasi, Perubahan Sosial (Jakarta: PT. Pustaka Grafika Kita,
1988), hlm 200.
7 Hartono Margono, dkk. Sejarah Sosial Jambi: Jambi Sebagai Kota Dagang (Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Sejarah Dan Nilai Tradisional Proyek
Inventarisasi Dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1984), hlm 5.
6
terdiri berbagai suku bangsa, antara lain: suku Kerinci, suku Kubu, suku Batin,
Jambi terdapat hampir semua suku bangsa yang ada di Indonesia. Karena pada
sensus penduduk tahun 1971, penduduk yang berasal dari provinsi-provinsi yang
ada di Indonesia (kecuali Timor Timur) terdapat di daerah Provinsi Jambi, mulai
dari yang berasal dari Provinsi Aceh sampai Irian Jaya. Jadi ada suku Aceh,
persuku bangsa tidak ada datanya. Yang ada hanyalah data penduduk yang berasal
di Jambi didorong oleh keinginan untuk memperoleh kehidupan baru yang lebih
layak. Sebagian besar masyarakat pendatang tersebut diantaranya ada yang telah
menjadi obyek penelitian penulisan adalah Suku Flores yang berasal dari NTT
8 Lembaga Adat Provinsi Jambi. Pokok-Pokok Adat Pucuk Jambi Sembilan Lurah:
Sejarah Adat Jambi (Jambi: LAD, 2001), hlm 10.
9 Resosudarmo. Geografi Budaya Daerah Jambi. (Jambi: Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, 1983), hlm 41.
10 Ibid, hlm 42.
7
Bagi masyarakat Flores, kemiskinan merupakan sebuah fakta. Ia
muncul dalam berbagai aspek dan bentuk kehidupan masyarakat sehingga menjadi
sebuah persoalan yang serius. Tanah yang kurang subur dan iklim yang terlampau
kering memang menyebabkan bahwa ekonomi Flores itu sukar untuk dibangun
Flores termasuk daerah yang gersang dan tandus. Hal ini tidak dapat dipungkiri
karena fakta membuktikan curah hujan yang rendah dan musim panas yang
panjang. Persoalan alamiah ini diperparah dengan keadaan geografis Flores yang
tergolong rentan akan bencana alam. Hampir sebagian besar masyarakat Flores
bertani secara musiman dan amat bergantung pada hasil pertanian jangka panjang
tangkapan laut. Dari sini dapat diukur kemampuan ekonomi rata-rata masyarakat,
yaitu bahwa pendapatan perkapita sangat rendah dan masih terbilang berada
belakang geografis dan juga topografis masih terbilang wajar dan itu tidak
terelakkan. Lantas, untuk mengelak dari keadaan yang demikian, separuh kaum
terkonfigurasi dari berbagai suku bangsa dan ras yang telah menjalin kehidupan
8
bersama, sehingga kemudian membentuk identitas etnis Flores yang bercampur
dengan etnis lain. Penelitian ini lebih memfokuskan pada berpindahnya suku
Flores ke Kota Jambi yang disebabkan karena faktor ekonomi ditanah asalnya
yaitu NTT. Alasan suku Flores memilih Jambi sebagai tempat untuk merubah
yang di NTT sudah menjalin komunikasi dengan bos karet Jambi untuk
dan membuat penulis tertarik untuk melihat sejarah migrasi suku Flores di Kota
Jambi. Penulisan ini penting untuk diteliti menjadi sebuah karya ilmiah yang
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penilitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah migrasi suku Flores di Kota Jambi ?
2. Bagaimana perkembangan kehidupan sosial-ekonomi suku Flores di Kota
Jambi ?
3. Bagaimana kebudayaan suku Flores di Kota Jambi ?
pemilihan tempat tersebut karena dibeberapa wilayah Kota Jambi banyak tersebar
orang yang berasal dari NTT yaitu Flores dengan adanya kampung Flores,
13 Wawancara bersama Gabriel Atakelan Ketua Adat Ikatan Keluarga Nusa Tenggara Timur Kota
Jambi pada tanggal 08 Mei 2018 pukul 13.20 WIB di kediamannya.
9
Penulisan lingkup temporal ini didasarkan dari Kantor Sensus dan
Statistik Provinsi Jambi tahun 1971 dimana pada tahun tersebut Suku Flores
sudah ada berjumlah 273 (0,027 %) di Kota Jambi, sedangkan ditahun 2013
merupakan tahun suku Flores merayakan hari ulang tahun ke-57, perayaan ini
Kotabaru Jambi yang dihadiri oleh semua kalangan yang berasal dari NTT yang
berdomisili di Provinsi Jambi. Namun perayaan ini tidak diadakan setiap tahunnya
Kota Jambi.
2. Memahami perkembangan kehidupan sosial-ekonomi Suku Flores di
Kota Jambi.
3. Memahami kebudayaan perantauan Suku Flores di Kota Jambi.
1. Manfaat Akademik
Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan informasi (data)
budaya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini tertuju untuk semua orang yang tertarik untuk
14 Wawancara bersama Gabriel Atakelan Ketua Adat Ikatan Keluarga Nusa Tenggara Timur Kota
Jambipada tanggal 08 Mei 2018 pukul 13.20 WIB di kediamannya.
10
Ada beberapa referensi yang relavan yang berisi informasi dan dapat
dijadikan acuan dalam penulisan skripsi ini. Pertama buku yang ditulis oleh
1983, buku ini secara garis besar menjelaskan tentang bagaimana menyelamatkan,
geografi dari kebudayaan daerah sebagai bagian dari wawasan Nusantara yang
Kedua buku yang ditulis oleh Ahmad Sahur, dkk yang berjudul
“Migrasi, Kolonisasi, Perubahan Sosial” buku ini diterbitkan oleh PT. Pustaka
Grafika Kita tahun 1988, buku ini secara garis besar membahas tentang merantau
Emilianus Yakob Sese Tolo yang berjudul “Akumulasi Melalui Perampasan dan
tentang para petani di Flores yang memutuskan untuk merantau sebagai buruh
11
migran ke Malaysia tahun 2013, hal ini dikarenakan akibatnya kurangnya lahan
garapan mereka, pada masa imperialisme struktur kepemilikan tanah yang lama
dengan mudah dibelokkan untuk kepentingan penjajah. Tanah ulayat mulai jatuh
Astronesia di Flores tidak dikenal dengan konsep tuan tanah melainkan penjaga
tanah. Pada Agustus 2013 penduduk NTT yang bekerja di sektor pertanian sebesar
1,32 juta orang, khususnya di Flores, mayoritas petani bertanah sempit dan
menjadi tuna kisma16 karena dewasa ini tanah-tanah di Flores mulai terkonsentrasi
pada petani kaya, birokrat, politisi, pengusaha Tionghoa, pariwisata, dan investor
tambang. Karena distribusi tanah yang timpang ini rata-rata 34 keluarga petani
kaya di Flores menguasai 476 hektar tanah. Artinya petani kaya menguasai 17 kali
terkonsentrasi pada penguasa dan kaum bermodal tidak heran jika banyak tuna
kisma menjadi penggarap dan buruh tani di Flores. Jika para petani tuna kisma
tidak memperoleh lahan garapan dalam sistem bagi hasil, mereka akan bekerja
sebagai pekerja harian lepas dengan upah harian sebesar Rp. 25.000-30.000.
Karya terakhir yaitu jurnal pendidikan bahasa dan sastra Indonesia oleh
Yohanes Orong yang berjudul “Potret Kehidupan Sosial Orang Flores Dalam
Novel “Ata Mai (Sang Pendatang) 2017, jurnal ini dipublikasikan oleh
16 Tuna kisma adalah petani yang mempunyai lahan tetapi tidak menggarapnya sendiri.
Petani ini mengupahkan pengolahan lahannya kepada buruh tani, umumnya buruh tani tersebut
telah puas dengan kehidupan yang mereka dapatkan. Diakses pada September 2016.
17 Petani gurem ialah petani yang memiliki atau menyewa lahan pertanian kurang dari
0,5 ha.
12
penindasan atas perempuan, pendidikan dan kesehatan yang tidak memadai. Hal
penghuni desa pun lebih banyak perempuan, anak-anak serta laki-laki tua. Selama
ditinggal suami merantau, kaum perempuan mengurus ladang yang ditanami jenis
tanaman umur panjang misalnya kelapa, kakao, kemiri dan kopi. Hasilnya bisa
dipetik untuk konsumsi sendiri dan juga dijual. Kadang-kadang mereka menerima
kiriman uang dari para suami atau anak laki-laki yang merantau. Para perempuan
dengan suku Flores di Kota Jambi. Penelitian diatas cukup relavan dengan apa
yang akan penulis teliti, dimana sama-sama membahas tentang kehidupan sosial-
perpindahan orang dari suatu tempat atau negara menuju ke tempat atau negara
lain. Perpindahan penduduk sudah dikenal sejak adanya manusia di muka bumi
ini, oleh karena itu mereka selalu berusaha untuk mengetahui dan menikmati
menuju daerah baru. Perpindahan tersebut untuk menetap, sehingga tidak pernah
lagi terbayangkan untuk kembali ke daerah asal ataukah untuk sementara waktu
13
atau selanjutnya mereka berusaha untuk kembali. Gerak perpindahan penduduk
semacam ini biasanya dilakukan sebagai usaha untuk selalu memperbaiki keadaan
tujuan ada faktor-faktor positif, dan faktor negatif . Faktorpositif adalah faktor
iklim yang baik. Sedangkan faktor negatif adalah faktor yang memberi nilai
negatif pada daerah yang bersangkutan sehingga seseorang ingin pindah dari
migrasi juga dipengaruhi rintangan, misalnya ongkos pindah yang tinggi dan
hubungan yang erat dalam sejarah ekonomi, sehingga dapat dikatakan seperti
18 Cici Sasmi dan Nasri Bachtriar. Analisis Migrasi Internasional Di Sumatera Barat:
Suatu Kajian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Migrasi Masuk Ke Kota Padang. (Jurnal
Universitas Andalas, Padang). Diakses pada maret 2015. Lihat juga www.academia.edu.
19 Ibid, hlm 12.
14
sejarah sosial-ekonomi.20 Langkah yang sangat penting dalam membuat analisis
yang mencakup berbagai konsep dan teori yang akan dipakai dalam membuat
analisis itu.21 Kerangka konseptual yang berisi dari penjelasan atau pengertian
yang sudah dibakukan secara ilmiah dari aspek-aspek yang akan dibahas di skripsi
ini. Karena itu, dalam penelitian yang berjudul “Migrasi Suku Flores di Kota
tulisan sejarah itu. Untuk sejarah, model akan memberikan inspirasi heuristik
yang berguna dalam pencarian dan pengumpulan bahan serta penyusunan. Dalam
penelitian ini penulis memakai Model Jangka Panjang, model ini diambil dari cara
panjang yang merupakan sangat lamban, perkembangan waktu yang tidak dapat
20 Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah. (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2003), hlm 39.
21 Sartono Kartodirjo. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. (Yogyakarta:
Ombak, 2016), hlm 3.
22 Kuntowijoyo. Op. Cit, hlm 41.
23 Kuntowijoyo. Op. Cit, hlm 56.
15
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode sejarah. Metode
sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan
(Jumlah Penduduk Kota Jambi Pada Tahun Penelitian), Kantor Arsip Daerah
(Jumlah Tiap Suku Bangsa di Jambi), Kantor Badan Pusat Statistik (Jumlah
Penduduk Tiap Kecamatan di Kota Jambi) dan Kantor Lurah Sungai Putri
selaku Ketua Adat IKNTT ( Ikatan Keluarga Nusa Tenggara Timur), Yohanes,
16
Teknik wawancara ini merupakan dasar yang dikembangkan dalam metode
sejarah lisan, bahwa pada dasarnya sejarah lisan adalah teknik pengumpulan
data.26
Dalam disiplin ilmu sejarah sebenarnya masalah klasifikasi sumber
sumber tertulis ataupun pandang dengan bergantung pada pokok masalah yang
kritik dengan maksud agar data yang diperoleh benar-benar akurat dan dapat
itu asli atau tidak dan informan itu jujur atau tidak. Untuk itu dalam mengevaluasi
sumber atau data dari segi otentitas atau keasliannya dilakukan kritik dengan cara
relevansi isi sumber data lainnya dengan cara mencari data pendukung lain
Kota Jambi yang diperoleh baik dari hasil pengamatan (observasi) maupun
26 Mona Lohanda. Sumber Sejarah Dan Penelitian Sejarah. (Depok: Pusat Penelitian
Kemasyarakatan dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1998), hlm 102.
27 Mona Lohanda. Membaca Sumber Menulis Sejarah. (Yogyakarta: Penerbit Ombak,
2011), hlm 162.
17
wawancara (interview) kemudian dianalisis dengan menyusun data dan
informan.
4. Historiografi (Penulisan)
Terakhir historiografi atau penulisan sejarah merupakan suatu
penyampaian secara analisis dan sintesis dari penelitian yang akan dikaji secara
sebuah kisah sejarah melalui pencarian sumber analisis sintesis yang dituangkan
ditulis sesuai dengan ejaan yang disempurnakan, penulisan sejarah juga disertai
dengan footnote, tabel penunjang, lampiran, foto dan juga daftar pustaka.
1.7 Sistematika Penulisan
Adapun penulisan proposal penelitian ini didasarkan pada sistematika
penulisan yang sederhana dengan tujuan menjelaskan masalah yang ada, yang
Belakang Masalah, (2) Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian, (3)
Tujuan dan Manfaat Penelitian, (4) Tinjauan Pustaka, (5) Kerangka Konseptual,
memuat: (1) Kondisi geografis wilayah Kota Jambi, (2) Kondisi demografis (3)
Suku Flores, (2) Proses Migrasi Suku Flores ke Kota Jambi, (3) Perkembangan
18
BAB IV, Kebudayaan Suku Flores di Kota Jambi: (1) Tradisi dan Adat
Istiadat Suku Flores di Kota Jambi, (2) Asimilasi Suku Flores terhadap
masyarakat Jambi.
BAB V, Penutup: (1) Kesimpulan, dalam bab ini memberikan
BAB V
KESIMPULAN
Kota Jambi terdapat berbagai etnis suku bangsa yang ada di Indonesia
dan secara administratif menjadi satu kesatuan masyarakat Kota Jambi. Pada
19
umumnya masing-masing suku bangsa telah menempati suatu pemukiman
bersama. Keunikan dari suku bangsa terkadang terlihat dari latar belakang,
banyaknya jumlah suku bangsa yang bermigrasi dan menempati suatu daerah baru
hingga membentuk sebuah koloni. Kota Jambi terdapat beberapa suku bangsa
perantau dan mereka bermigrasi dari daerah asalnya, seperti suku Minangkabau,
suku Banjar, suku Bugis, suku Flores, suku Batak, suku Jawa, suku Madura dan
lain sebagainya.
Suku Flores merupakan suku bangsa yang berasal dari Nusa Tenggara
Timur (NTT). Masyarakat Flores sendiri bukanlah suatu yang hadir begitu saja,
masyarakat suku lain yang ada di lingkungan sekitar seperti: suku Minangkabau,
suku Jawa, suku Batak, suku Bugis, suku Melayu dan suku lainnya. Sebagai
makhluk sosial dan terbuka, masyarakat suku Flores dengan mudah berinteraksi
dengan masyarakat lain, hal ini dikarenakan masyarakat suku Flores merupakan
suku bangsa pendatang yang juga sama dengan masyarakat lain yang mana rata-
rata masyarakat di Kota Jambi merupakan bangsa pendatang atau perantau. Dari
securty atau penjaga malam di pasar Jambi, Kantor Dinas Kota Jambi.
Dalam adat istiadatnya, orang Flores merupakan suatu kelompok sosial
heterogen yang terkonfigurasi dari berbagai suku bangsa dan ras yang telah
20
menggunakan bahasa Flores dengan masyarakat yang bersuku sama, akan tetapi di
wilayah Kota Jambi terdapat berbagai macam suku pendatang, maka bahasa
21
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Ahmad Sahur, dkk. Migrasi, Kolonisasi, Perubahan Sosial (Jakarta: PT Pustaka
Grafika Kita), 1988.
Andre Z. Soh, dkk. Upacara Tradisional Daerah Nusa Tenggara Timur : Yang
Berkaitan Dengan peristiwa Alam Dan Kepercayaan (Jakarta:
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi Dan
Dokumentasi Kebudayaan Daerah), 1985.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Keluarga Nusa Tenggara
Timur.
Biro Pusat Statistik Kantor Sensus & Statistik Propinsi Jambi. Sensus Penduduk
1971 Di Propinsi Jambi (Hasil Sementara).
Dwi Narwoko dan Bambang Suyanto. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan
(Jakarta: Penerbit Kencana), 2004.
Hartono, dkk. Sejarah Sosial Jambi: Jambi Sebagai Kota Dagang (Jakarta
:Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Sejarah Dan Nilai
Tradisional Proyek Inventarisasi Dan Dokumentasi Sejarah Nasional), 1984.
22
Jacobus Ranjabar. Sistem Sosial Budaya Indonesia (Suatu Pengantar) (Bogor:
Ghalia Indonesia), 2006.
Lembaga Adat Propinsi Jambi. Sejarah Adat Jambi: Pokok-Pokok Adat Pucuk
Jambi Sembilan Lurah. (Jambi: LAD), 2001.
23
B. Skripsi/Thesis/Jurnal
Rebecca Soraya Leake. Skripsi, Pulau Putri: Migrasi Dan Dampaknya Di Pulau
Bawean. 2016.
Siti Khotijah. Thesis, Analisis faktor Pendorong Migrasi Warga Klaten Ke Jakarta, 2008.
Cici Sasmi dan Nasri Bachtriar. Analisis Migrasi Internasil Di Sumatera Barat:
Suatu Kajian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Migrasi Masuk Ke
Kota Padang. (Jurnal Universitas Andalas, Padang). Diakses pada Maret
2015.
Hans Christian Japutra. Perancangan Buku Ilustrasi Panduan Wisata Alam Wae
Rebo. (Jurnal Ekonomi). Diakses pada Maret 2016.
Ibrahim Saragih dan Djoko Susanto. Petani Tuna Kisma. (Jurnal Penyuluhan Vol.
2, No. 2). Diakses pada September 2016.
Yohanes Orong. Potret Kehidupan Sosial Orang Flores dalam Novel “Ata Mai” .
(Sang Pendatang). (Jurnal SELOKA No.6 (3) Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia). Diakses pada Desember 2017.
Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015, Analisis Perkembangan Perubahan
Budaya Masyarakat Kota Jambi dan Pengembangan Pola Perekonomian
Masyarakat Berbasis Ekonomi Kreatif. 2015.
24
C. Wawancara
Wawancara bersama Gabriel Atakelan (Ketua Adat Ikatan Keluarga Nusa
Tenggara Timur) di kediamannya pada tanggal 08 Mei 2018 pukul 13.20
WIB.
Wawancara bersama Raden Hasan (Ketua RT Sungai Putri) di kediamannya pada
tanggal 28 April 2017 pukul 14.30 WIB.
Wawancara bersama Florensia (Warga Suku Flores) di kediamannya pada tanggal
03 Maret 2017 pukul 16.30 WIB.
Wawancara bersama Samuel (Warga Suku Flores) di kediamannya pada tanggal
09 Mei 2017 pukul 12.30 WIB.
Wawancara bersama Yohanes (Warga Suku Flores) di Kantor RRI Jambi pada
tanggal 01 Maret 2018 pukul 20.00 WIB.
Wawancara bersama Fransiskus Dasiletong (Warga Suku Flores) di kediamannya
pada tanggal 31 Mei 2018 pukul 11.00 WIB.
25