Anda di halaman 1dari 12

KONFLIK KEBERAGAMAN ANTAR SUKU

Oleh Kelompok 3:
Aisyah Chalista Damarani (0083287516)
Anggi Flanata (0084733966)
Inon Inesia Putri Tirtana (0093866773)
Ramaniya Aisha Apsarini (0094257653)
Sofiyah Mazaya (0088877209)
Syafira Dwi Rahmawati (0083152098)

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 3 MALANG


JL. MANDIRI NOMOR 09 LAWANG KABUPATEN MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Makalah ini dihadapkan para pembaca tentu belum sempurna dan terdapat kekurangan
dan kelemahan oleh karena itu sangat terbuka untuk terus menerus dilakukan perbaikan dan
penyempurnaan. Kami berarap kepada berbagai pihak untuk memberikan saran, masukan, dan
kritikan konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan.

Atas perhatian, kepedulian, konstribusi, dan budi baik dari semua pihak yang terlibat
dalam makalah ini disampaikan banyak terimakasih.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 4

1. Latar Belakang........................................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 6
3. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 6
4. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 7

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 12

1. Kesimpulan ............................................................................................................... 12

BAB I
PENDAHULUAN

3
A. Latar belakang

Keragaman budaya adalah keunikan yang ada dimuka bumi belahan dunia dengan
banyaknya berbagai macam suku bangsa yang ada didunia,begitu juga dengan keragaman
budaya khususnya di Indonesia tidak dapat dipungkiri keberadaannya sendiri sehingga
menghasilkan kebudayaan yang berbeda dari setiap suku bangsa khususnya di Indonesia yang
berbeda dari hasil kemampuan menciptakan kebudayaannya sendiri.

Kebudayaan dibelahan dunia sangat beraneka ragam termasuk salah satunya Indonesia.
Indonesia sendiri memiliki berbagai macam suku bangsa,ras,agama,dan adat-istiadat sehingga
khusus untuk Indonesia saja sudah beraneka ragam kebudayaannya yang tercipta oleh setiap
suku bangsa untuk Indonesia. Begitu juga dengan sistem pengetahuan akan berisi tentang
symbol-simbol pengetahuan yang digunakan oleh masyarakat pemiliknya untuk memahami dan
menginterpretasikan lingkungannya. Maka dapat dilihat dan tidak dipungkiri setiap suku bangsa
mempunyai simbol–simbol untuk menginterpretasikan lingkungannya.

Keberagaman budaya ini tentunya akan menimbulkan dampak tersendiri bagi masyarakat
Indonesia. Ada dampak positif yang menguntungkan, tapi ada pula dampak negatif yang harus
diwaspadai. Dampak Positif Keberagaman Budaya di Indonesia Dikutip dari buku Khazanah
Antropologi 1 yang disusun oleh Siany L., Atiek Catur B, keberagaman budaya di Indonesia
memiliki dampak positif sebagai berikut:

1. Kekayaan budaya
Masyarakat majemuk dengan segala perbedaannya membuat Indonesia menjadi sebuah
negara yang kaya akan budaya. Kekayaan budaya ini akan menimbulkan hal-hal positif
lainnya yaitu: Punya rasa bangga sekaligus rasa ikut saling memiliki. Hal ini akan
menciptakan rasa kebersamaan, persaudaraan, sekaligus persatuan yang lebih kuat.
Munculnya rasa toleransi. Berada dalam satu atap NKRI akan menimbulkan rasa
persaudaraan yang erat. Hal ini akhirnya menciptakan rasa toleransi dan saling menghargai
perbedaan yang ada.
2. Identitas bangsa

4
Keberagaman budaya juga bisa menjadi identitas atau ciri khas bangsa Indonesia di mata
dunia. Dengan demikian, Indonesia akan dikenal sebagai negara yang unik dengan kekayaan
budaya yang tak dimiliki oleh negara lain. Keberagaman budaya ini juga akan menjadi daya
tarik wisata bagi warga asing sehingga mereka tertarik mengunjungi dan mempelajari
Indonesia. Secara tidak langsung, hal ini akan menambah devisa negara sekaligus
meningkatkan pendapatan daerah/penduduk lokal.

Dampak Negatif Keberagaman Budaya di Indonesia Keberagaman budaya di Indonesia


dapat menimbulkan dampak negatif sebagai berikut :
1. Konflik sosial
Konflik sosial umumnya terjadi antar etnis dan dipicu oleh sikap etnosentrisme,
primordialisme, maupun kesenjangan sosial. Konflik seperti ini biasanya ditandai dengan
adanya gerakan separatisme oleh kelompok etnik tertentu. Contoh kasus yang pernah terjadi
di Indonesia salah satunya adalah tragedi sampit. Nah kali ini kita akan membahas tragedi
sampit di bab ll.
2. Dominasi kelompok
Dominan Dalam masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai kelompok etnis, pasti
akan ada kelompok yang dominan. Dominasi ini terjadi karena beberapa faktor, mulai dari
perbedaan geografis, pengetahuan, politik, pembangunan yang tidak merata, hingga tingkat
ekonomi dan kesenjangan sosial. Dominasi suatu etnis tertentu akan melahirkan kebudayaan
dominan dan kebudayaan tidak dominan. Hal ini berpotensi memicu konflik antar etnis yang
berkepanjangan, bahkan bisa mengarah ke perpecahan dan mengancam keutuhan NKRI.
Secara garis besar, dampak negatif keberagaman budaya di Indonesia adalah timbulnya
suatu konflik yang bisa memicu disintegrasi bangsa. Dikutip dari buku Antropologi:
Mengungkap Keragaman Budaya karangan Tedi Sutardi, konflik seperti ini disebabkan oleh
rendahnya pertukaran sosial (social exchange). Pertukaran sosial memiliki prinsip hubungan
timbal balik yang seimbang sehingga bisa menjadi media untuk mewujudkan masyarakat
yang harmonis. Tidak adanya proses pertukaran sosial ini ditandai dengan menurunnya rasa
saling percaya. Tidak adanya rasa saling percaya berakibat menurunnya sikap toleransi. Hal
inilah yang akhirnya melahirkan konflik sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

5
B. Rumusan masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang ada maka kami menentukan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan keberagaman budaya?
2. Apa saja dampak keberagaman budaya baik positif maupun negatif?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
keberagaman suku dan budaya di Indonesia serta dampak adanya keragaman budaya
tersebut.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut :
1. Sebagai sumber pengetahuan terhadap suku dan budaya di Indonesia.
2. Untuk generasi muda agar memelihara dan melestarikan kebudayaannya.
3. Sebagai bahan pembelajaran bagi siswa.

BAB II

PEMBAHASAN

6
Tragedi ini bermula dari konflik antara kelompok etnis Dayak dan Madura yang terjadi
Sampit, Kalimantan Tengah. Tempo mencatat konflik bermula pada 18 Februari 2001 saat empat
anggota keluarga Madura, Matayo, Haris, Kama dan istrinya, tewas dibunuh. Warga Madura
lantas mendatangi rumah milik suku Dayak bernama Timil yang dianggap telah
menyembunyikan si pembunuh. Massa meminta agar Timil menyerahkan pelaku pembunuhan
itu. Karena permintaan mereka tidak dituruti, massa marah dan membakar rumah. Insiden malam
itu dapat dihentikan polisi. Sayang, pembakaran terus meluas ke rumah-rumah lainnya. Warga
Dayak pinggiran Sampit pun mulai berdatangan, baik melalui darat maupun sungai. Etnis
Madura dikejar dan dibunuh. Penduduk asli sepertinya tahu di mana kantong-kantong warga
Madura berada. Tua-muda pria-wanita menjadi sasaran pembunuhan. Di beberapa ruas jalan,
tampak bergelimangan tubuh korban tanpa kepala.

Setelah konflik meluas, barulah pemerintah Indonesia mengirimkan bantuan pasukan ke


Kalimantan Tengah. Pemerintah Indonesia juga kemudian memfasilitasi arus pengungsian dari
Kalimantan Tengah menuju Jawa Timur dengan menggunakan kapal. Dipindahkannya lokasi
para pengungsi ke Jawa Timur adalah sebagai bentuk agar konflik tidak semakin meluas ke
wilayah lain di Kalimantan. Konflik Sampit berlangsung selama 10 hari. Selama 10 hari ada
ribuan warga Madura yang terpaksa harus meninggalkan Kalimantan Tengah dan mengungsi ke
Jawa Timur, selain itu ada ratusan orang yang terpaksa kehilangan nyawa mereka. Korban jiwa
yang berjatuhan, tidak memandang usia atau pun jenis kelamin namun korban jiwa yang
meninggal dunia sebagian besar merupakan masyarakat Madura. Belum lagi sejumlah
infrastruktur yang rusak dan habis dibakar oleh masyarakat Dayak. Setelah tindak kekerasan
terbuka dapat dihentikan, resolusi konflik jangka panjang pun dilakukan dengan pemerintah
Indonesia sebagai mediator dalam proses negosiasi damai antara etnis Madura dan Dayak. Proses
negosiasi damai dilakukan dalam dua tingkatan yakni tingkat nasional dan juga tingkat lokal.
Negosiasi damai tingkat nasional dilangsungkan di Jakarta atau pun Yogyakarta sementara
negosiasi damai tingkat lokal dilangsungkan di kota-kota di Kalimantan Tengah. Negosiasi
tingkat lokal, dilakukan sebagai bentuk untuk mendengarkan aspirasi serta opini penyelesaian
dari warga masyarakat atau dapat dikatakan akar rumput. Agenda ataupun isu yang dibahas
dalam negosiasi damai tingkat lokal, biasanya merupakan agenda ataupun isu yang sebelumnya
telah terlebih dahulu dibahas pada tingkat Nasional.

7
Peran pemerintah Indonesia sebagai mediator dalam proses negosiasi damai antara kedua
belah pihak yang berkonflik, dilakukan dengan sangat baik. Pemerintah Indonesia berhasil
menemukan apa yang menjadi akar konflik dan menghasilkan poin-poin kesepakatan damai
diantara kedua belah pihak. Meskipun melihat hasil dari poin-poin kesepakatan tersebut,
masyarakat Dayak lah yang lebih banyak diuntungkan dibandingkan masyarakat Madura. Proses
negosiasi damai antara etnis Dayak dan Madura sendiri berlangsung selama satu tahun, yakni
sejak Maret 2001 hingga Februari 2002. Meskipun kemudian ada sejumlah poin dalam
kesepakatan damai, seperti persoalan kembalinya pengungsi Madura ke Kalimantan Tengah
yang baru akan memulai proses pemulangannya pada tahun 2004. Hasil negosiasi damai antara
etnis Dayak dan Madura, memang lebih banyak merugikan masyarakat Madura. Hal ini tentu
saja dipengaruhi faktor kekalahan masyarakat Madura dalam konflik Sampit. Konflik di Sampit
memang memberikan sejumlah dampak terhadap pihak-pihak yang terlibat didalam konflik
tersebut. Bagi etnis Dayak yang dianggap sebagai pemenang dalam konflik ini, arogansi
keetnisan mereka tentu saja semakin meningkat, sebaliknya bagi etnis Madura sebagai pihak
dengan jumlah korban jiwa yang begitu banyak, menjadi lebih banyak mengalah dan mengikuti
saja permintaan dari masyarakat Dayak. Akan tetapi masyarakat Madura meminta agar
pemerintah dapat menjamin keamanan mereka, apabila mereka kembali ke Kalimantan Tengah.
Dampak lain dari konflik Sampit adalah pembenahan diri yang dilakukan oleh etnis Dayak dan
juga etnis Madura. Etnis Dayak kini memilih untuk melakukan adaptasi apabila mereka tidak
ingin tersingkir dari pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah yang pesat.

Sejak konflik di Sampit, banyak masyarakat Dayak yang kemudian menuntut ilmu
setinggi-tingginya agar dapat bersaing dengan warga pendatang dalam mencari pekerjaan
diperusahaan atau pun di instansi pemerintah. Sementara warga Madura membenahi diri mereka
dengan menunjukkan rasa hormatnya terhadap kebudayaan etnis lokal. Warga Madura juga
mengaku bahwa mereka kini lebih menjaga sikap dan ucapan mereka serta saling mengingatkan
kepada sesama warga Madura agar tidak melakukan suatu tindakan yang dapat merugikan warga
Madura secara keseluruhan. Hal ini dapat disimpulkan sebagai dampak positif dari konflik
Sampit.

Namun konflik Sampit tidak hanya memberikan dampak positif tetapi juga dampak
negatif. Ada sejumlah permasalah yang timbul sebagai implikasi dari konflik tersebut, seperti

8
masalah pengungsi, terutama terkait perasaan trauma yang dirasakan oleh para pengungsi, yang
kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia terlalu
berkonsentrasi dengan perannya sebagai mediator dalam proses negosiasi damai antara etnis
Dayak dan Madura namun pemerintah Indonesia melupakan salah satu aspek penting saat terjadi
konflik yakni masalah pengungsi. Tindakan yang dilakukan pemerintah Indonesia terhadap para
pengungsi adalah dengan memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka namun pemerintah
melupakan kenyataan bahwa para pengungsi tentu saja merasakan trauma akan konflik yang
terjadi secara anarkis tersebut. Masalah lain yang datang dari pengungsi adalah terkait
pengembalian akses terhadap sumber daya ekonomi mereka.

Sebelum konflik pecah, para pengungsi memiliki pekerjaan dan juga harta benda di
Kalimantan Tengah namun saat mereka terpaksa pergi ke pulau Jawa untuk mengungsi tentu saja
mereka harus meninggalkan pekerjaan dan juga harta bendanya dan pasca konflik, hal ini
menjadi tantangan baru bagi pemerintah Indonesia untuk mengembalikan akses terhadap sumber
daya ekonomi kepada mereka. Masalah pengungsi yang tidak memiliki akses terhadap sumber
daya ekonomi mereka tentu saja berkaitan dengan masalah meningkatnya angka pengangguran
di Indonesia. Selain itu pemulihan ekonomi pasca konflik juga menjadi tantangan baru bagi
pemerintah Indonesia. Sejumlah masalah baru yang muncul sebagai dampak dari konflik Sampit,
tentu juga harus mendapatkan perhatian dan penanganan dari pemerintah Indonesia, jika
pemerintah tidak ingin konflik serupa kembali pecah dikemudian hari. Secara garis besar, dapat
disimpulkan bahwa resolusi konflik yang dilakukan pemerintah sangat efisien akan tetapi hanya
resolusi konflik jangka pendek lah yang dapat dikatakan efektifk. Sementara resolusi konflik
jangka panjang yang dilakukan pemerintah Indonesia tidaklah efektif. Pemerintah memang telah
menemukan akar konflik Sampit akan tetapi kemudian muncul sejumlah permasalahan baru yang
juga cukup serius dan dapat menimbulkan friksi jika tidak ditangani dengan baik. Penanganan
terhadap akar konflik memang tidak dapat diselesaikan secara cepat, tentu saja ada proses untuk
menyelesaikan permasalahan akar konflik.

Namun hingga kini dilihat dari aspek sosial, masih ada rasa curiga dan tidak percaya
antara kedua etnis yang berseteru. Hal ini terlihat dari masih banyaknya pengungsi yang memilih
bertahan dipengungsian atau kembali ke Madura. Selain itu masih banyak korban konflik Sampit
yang mengaku bahwa mereka masih merasakan trauma akan konflik yang telah terjadi 12 tahun

9
lalu tersebut. Tujuan dari resolusi konflik adalah untuk membangun kembali hubungan antara
pihak-pihak yang berseteru dengan dasar rasa saling percaya. Selama rasa saling percaya antara
etnis Dayak dan Madura belum terwujud secara maksimal maka dapat dikatakan resolusi konflik
jangka panjang yang dilakukan pemerintah Indonesia tidaklah efektif, karena kemungkinan akan
terjadinya konflik serupa dikemudian hari masih ada. Konflik yang terjadi di Sampit
menunjukkan suatu dimensi baru dalam melihat suatu konflik identitas. Konflik identitas atau
konflik etnis kerap kali dianggap pecah karena isu SARA antara etnis yang satu dengan etnis
lainnya namun konflik Sampit menunjukkan bahwa konflik etnis pun dapat pecah dari rasa
kecewa yang dirasakan masyarakat asli kepada kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah
namun ketidakberdayaan masyarakat untuk mengungkapkan rasa frustasi mereka kepada
pemerintah membuat mereka mencari musuh yang terlihat dan terjangkau dalam hal ini adalah
etnis Madura, yang salah satunya karena etnis Madura adalah etnis minoritas di Kalimantan
Tengah. Dimensi baru dalam melihat konflik identitas ini menjadi menarik dan penting untuk
digunakan dalam melihat konflik serupa yang terjadi di negara lain.

Saran Segenap upaya yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam resolusi konflik
guna mengatasi konflik Sampit, patut diapresiasi meskipun terdapat sejumlah kekurangan. Oleh
karenanya untuk memperbaiki kekurangan tersebut, guna dijadikan pembelajaran bagi kita
semua dalam menghadapi konflik serupa yang mungkin pecah dikemudian hari maka penulis
akan memberikan beberapa saran antara lain:

1. Pemerintah Indonesia seharusnya dapat lebih responsif memberikan bantuan kepada


pemerintah daerah saat konflik etnis terjadi, Tidak perlu menunggu konflik meluas hingga
kemudian menurunkan tambahan pasukan.
2. Aparat keamanan perlu melakukan tugasnya secara lebih aktif lagi, bukan sekedar
pemberlakuan jam malam. Saat konflik etnis terjadi, terutama jika melibatkan tindak
kekerasan. Aparat keamanan dapat melakukan razia senjata tajam ataupun senjata api yang
dimiliki oleh para pihak yang terlibat konflik selain itu tindakan tegas untuk menembak
ditempat pihakpihak yang dianggap memperkeruh konflik juga dapat dilakukan tanpa harus
menunggu konflik meluas.

10
3. Pemerintah tidak seharusnya melupakan nasib pengungsi. Bantuan kemanusiaan saja
tidaklah cukup, para pengungsi juga membutuhkan trauma healing untuk dapat membantu
mereka menjalani kehidupan pasca konflik.
4. Proses bina damai pasca konflik yakni Rehabilitasi dan Rekonsiliasi sangat penting untuk
dilakukan terutama pasca konflik yang berlangsung secara anarkis seperti di Sampit.
5. Pemerintah Indonesia dapat bekerja sama dengan NGOs seperti UNHCR untuk membantu
mengatasi permasalah pengungsi.
6. Pemerintah Indonesia tidak boleh melupakan permasalahan-permasalahan yang muncul
sebagai dampak dari konflik. Permasalahan ini juga harus mendapatkan perhatian lebih agar
tidak timbul friksi dikemudian hari.
7. Mengikis fanatisme agama ataupun etnis dan menanamkan nilai-nilai pluralisme kepada
generasi muda bangsa Indonesia.
8. Penegakan hukum secara tegas dan adil

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian konflik keberadaan antar suku dapat disimpulkan :
1. Konflik yang terjadi antara etnis Dayak dan Madura yaitu perang sampit yang disebabkan
oleh kerusuhan antar etnis.
2. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura, penyebab konflik ini
karena persaingan di bidang ekonomi.
3. Dampak yang terjadi dari konflik ini salah satunya menghentikan sekolah untuk beberapa
waktu.

12

Anda mungkin juga menyukai