Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL

“Perilaku Migrasi”

Dosen Pengampu : Ibu A. Nur Aulia Saudi S.Psi., M.Psi.

KELOMPOK 3

GABRIEL 4522091079
INDAH KHAIRUNNIZA 4522091195
SAFIRAH NURUL 4522091202
RAHMADANI

KELAS E

PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS BOSOWA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Alla SWT, karena dengan limpahan karunia
dan nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah tentang “Perilaku Migrasi” ini kami buat untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh Ibu A. Nur Aulia Saudi S.Psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing mata kuliah
Psikologi Sosial. Dan semoga, makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak dan kami
khususnya.

Tak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada setiap pihak-pihak yang telah
berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini. Dan kami menyadari bahwa dalam
penulisan karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami dengan senang
hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Dan kami harap karya
tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 3
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................. 3
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 4
1.3 TUJUAN MASALAH ............................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 5
2.1 PERILAKU MIGRASI DI ABAD KE-21 ............................................ 5
2.2 DINAMIKA PERILAKU SOSIAL MIGRASI .................................... 6
2.3 MOTIVASI BERMIGRASI .................................................................. 6
2.4 DINAMIKA KONTAK BUDAYA ........................................................ 7
2.5 KONSELING PELAKU MIGRASI ..................................................... 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 10
3.2 Saran ...................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu fenomena perilaku sosial pada skala global yang akhir-akhir ini banyak mendapat
perhatian adalah perilaku migrasi. Perilaku migrasi adalah segenap perilaku yang berhubungan
dengan perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah yang lain atau trend dunia berarti
perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain. Di masa kini, dunia sebagai system yang
saling berhubungan (interconnected) (Merryfield & Wilson, 2005) menyebabkan migrasi
penduduk dari satu negara ke negara merupakan suatu kenyataan yang tidak terelakan.

Fenomena migrasi menjadi semakin penting untuk ditelaah karena migrasi penduduk dari
negara lain ternyata memberi pengaruh signifikan terhadap sistem sosial, ekonomi, budaya, dan
politik pada negara yang menjadi sasaran migrasi maupun dunia pada umumnya. Namun tidak
kalah penting, migrasi juga memberikan pengaruh yang besar bagi individu maupun kelompok
yang melakukan migrasi, terutama terkait dengan perilaku penyesuaian diri mereka dalam sistem
sosial, ekonomi, budaya, dan politik pada negara yang menjadi sasaran migrasi. Perilaku
penyesuaian diri itu terutama berhubungan dengan penyesuaian diri secara sosial dan budaya.

ii
Terkait dengan urgensi masalah perilaku penyesuaiain secara sosial dan budaya, psikologi sosial
dapat membantu menjelaskan latar belakang psikologi sosial dan budaya terkait perilaku migrasi.
Penjelasan tersebut dapat digunakan untuk membantu memecahkan masalah-masalah sosial
budaya terkait perilaku migrasi antar negara.

Migrasi penduduk pada hakekatnya merupakan refleksi perbedaan pertumbuhan ekonomi dan
tidak kemerataan fasilitas pembangunan antara satu daerah dengan daerah lain. Penduduk dari
daerah yang tingkat pertumbuhannya kurang akan gerak menuju ke daerah yang mempunyai
tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi. Kondisi seperti inilah yang mendorong masyarakat untuk
mencari daerah baru yang dianggap cocok dan bisa hidup lebih layak. Perkembangan kota
demikian, sesuai dengan fungsi kota itu sendiri, berupa pusat perekonomian, teknologi,
pendidikan, maupun pusat pemerintahan yang menjadi daya tarik daerah tujuan

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja latar belakang pemicu perilaku migrasi?


2. Apa saja dinamika perilaku sosial migrasi?
3. Apa saja motivasi bermigrasi?
4. Apa saja kontak budaya dalam migrasi?
5. Bagaimana upaya konseling pelaku migrasi?

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui latar belakang pemicu perilaku migrasi


2. Untuk mengetahui dinamika perilaki sosial
3. Untuk mengetahui motivasi bermigrasi
4. Untuk mengetahui kontak budaya dalam bermigrasi
5. Untuk mengetahui upaya konseling pelaku migrasi

ii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERILAKU MIGRASI DI ABAD KE-21

Fenomena perkembangan migrasi pada abad ke-21 tidak dapat dilepaskan dari perkembangan
pesat migrasi pada akhir abad ke-20 . Migrasi pada akhir abad ke-20 merupakan perpindahan
penduduk yang sangat pesat dari negara sedang berkembang menuju negara-negara maju yang
memiliki karakteristik urban dan industrial. Negara-negara asal pelaku migrasi misalnya adalah
Indonesia, Cina, India, dan Vietnam, sedangkan negara-negara tempat sasaran migrasi adalah
Amerika Serikat, Australia, Korea Selatan, Prancis, dan Inggris. Kecenderungan penduduk pada
saat ini, gerakan migrasi ini akan membantu semua negara yang terlibat proses tersebut. Namun,
terjadinya ketegangan politik dan sosial pada saat ini yang disebabkan oleh migrasi transnasional
dan terjadinya kecenderungan demografis antara masyarakat “kaya” dan “miskin” tampaknya tidak
mungkin ada gelombang migrasi besar dalam abad ke-21 ini.

Beberapa faktor yang melatar belakangi terjadinya perilaku migrasi adalah sebagai berikut :

A. Latar Belakang Ekonomi


Orang yang berasal dari negara-negara dengan kesejahteraan ekonomi rendah
berpindah ke negara-negara dengan kesejahteraan ekonomi lebih tinggi. Perpindahan itu
terjadi karena motif ekonomi. Orang yang berasal dari negara-negara dengan kesejahteraan
ekonomi rendah berpindah ke negara dengan kesejahteraan ekonomi lebih tinggi untuk
memperoleh pendapatan ekonomi yang lebih baik.
B. Bencana Alam
Bencana alam, seperti gempa bumi dan gunung melutus, dapat memicu terjadinya
migrasi manusia dari satu tempat ke tempat yang lain.
C. Bencana Politik
Bencana politik dapat pula memicu terjadinya migrasi manusia dari satu tempat ke
yang lain. Karena adanyanya ketidaknyamanan yang menjadi pendorong utama bagi
perpindahan penduduk dari satu ke negara ke negara lain yang lebih aman. Selain itu,
tekanan konflik juga dapat menyebabkan terjadinya migrasi. Pada masa perang dingin
(ccold war era) yang terjadi antara negara-negara kapitalis (Amerika Serikat dan Inggris)
dan negara-negara komunis (Uni Sovyet dan Cina) banyak pembangkang yang berasal dari
negara-negara komunis berpindah ke negara-negara kapitalis untuk mengungsi atau
memperoleh suaka politik karena kuatnya tekanan politik di negara asal.

ii
Dari sudut tinjauan psikologi sosial masalah-masalah sosial itu dapat dideskripsikan melalui
analisis dan wacana konsep, teori, dan hasil penelitian psikologi sosial. Deskripsi itu pada
kesempatan berikutnya dapat digunakan sebagai basis untuk prevensi dan intervensi sosial terkait
pengembangan kebijakan tentang fenomena psikologi sosial perilaku migrasi. Dalam hal itu
prevensi dan intervensi ini membantu paea pelaku migrasi untuk melakukan penyesuaian sosial
dan penyesuaian budaya dalam konteks sosial dan budaya negara sasaran migrasi.

2.2 DINAMIKA PERILAKU SOSIAL MIGRASI

Dalam upaya menjelaskan perilaku migrasi maka diperlukan pemahaman psikologi sosial yang
bersifat komprehensif terkait perilaku sosial mereka. Pemahaman psikologi sosial bersifat
komprehensif didasarkan pada beberapa alasan mendasar. Beberapa alas an mendasar itu adalah
sebagai berikut:

a) Perilaku migrasi seharusnya dilihat dalam kerangka konteks sosial, politik, ekonomi, dan
budaya yang dapat dilihat sebagai anteseden (sebab) bago terjadinya perilaku migrasi.
b) Konteks sosial, politik, ekonomi, budaya yang dapat dilihat sebagai dasar untuk melakukan
prevensi dan intervensi bagi masalah-masalah terikat perilaku penyesuaian sosial, politik,
ekonomi, dan budaya para perilaku migrasi.
c) Perilaku migrasi adalah salah satu bentuk respons atau tanggapan dalam bentuk gerakan sosial
terhadap tekanan sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
d) Setiap pelaku migrasi memiliki motivasi tersendiri terkait dengan tindakan untuk melakukan
migrasi.

Berdasarkan beberapa alas an mendasar terkait perilaku migrasi maka kemudian dapat
disimpulkan bahwa penjelasan komprehensif tentang keberadaan fenomena perilaku migrasi
seharusnya dijelaskan secara interdisipliner. Penjelasan secara interdisipliner adalah pendekatan
yang melibatkan berbagai disiplin ilmu dalam melakukan kajian-kajian terhadap keberadaan
fenomena perilaku migrasi. Dalam hal ini ilmu-ilmu yang dapat terlibat melakukan kajian-kajian
terhadap keberadaan fenomena, dan psikologi.

2.3 MOTIVASI BERMIGRASI

Dalam melakukan migrasi, selain dipengaruhi oleh faktor-faktor individual, orang juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor struktual. Terdapat tiga faktor struktual yang menyebabkan orang
melakukan perilaku migrasi yaitu sebagai berikut:

a) Permintaan
Permintaan sebagai faktor eksternal yang menyebabkan orang melakukan migrasi adalah
karena negara-negara industri maju membutuhkan tenaga kerja untuk melakukan akselerasi
pertumbuhan ekonominya.

ii
b) Suplai
Suplai juga merupakan faktor penekanan eksternal yang menyebabkan orang melakukan
perilaku migrasi. Masa depan yang ditawarkan dan kualitas hidup yang lebih baik membuat
orang meninggalkan tanah kelahiran untuk berpindah ke negara tujuan. Dalam hal ini,
pengangguran (unemployment) juga banyak terjadi di negara tujuan. Hal itu terjadi karena pada
sektor-sektor tertentu, seperti sektor domestik, pabrik dan konstruksi, banyak warga lokal
kurang berminat terhadap pekerjaan itu kemudian menjadi kesempatan yang cukup terbuka
bagi para pendatang.
c) Jaringan sosial
Jaringan sosial (social network) dapat pula menjadi motivasi orang untuk melakukan perilaku
migrasi ke negara lain. Jaringan sosial menjadi semacam fasilitas yang memberikan kemudahan
bagi seseorang untuk melakukan migrasi. Jaringan sosial di sini adalah teman atau kerabat yang
sudah terlebih dahulu berada di negara yang baru.

2.4 DINAMIKA KONTAK BUDAYA

A. Akulturasi
Migrasi ke negara lain menimbulkan kontak antara budaya negara asal dan negara sasaran
migrasi. Dalam referensi ilmu-ilmu budaya, kontak budaya atau perempuan antar budaya
semacam itu dapat disebut dengan istilah akulturasi (People & Bailey, 2006). Pada saat
pertaman kali dating mereka masuk dalam masa transisi penyesuaian diri dengan konteks
lingkungan sosial, politik, budaya, dan ekonomi yang baru.
Akulturasi sebagai bentuk pertemuan dengan budaya lain menyebabkan individu memberi
respons dengan melakukan interpretasi terhadap unsur-unsur kebudayaan baru atau kebudayaan
asing tersebut dan kemudian memutuskan strategi penyesuaian diri. Beberapa ahli psikologi
lintas budaya, yaitub Berry, dkk.(1992) menjelaskan beberapa strategi yang dipilih terkait
kontak budaya yang baru. Beberapa strategi tersebut antara lain asimilasi, integrasi, pemisahan,
dan marginalitas.
1. Strategi asimilasi, pelaku migrasi melupakan budaya asli setempat mereka berasal sebelum
berpindah negara.
2. Strategi integrasi, seorang pelaku migrasi berupaya tetap memelihara budaya lama dan
sekaligus berupaya mempelajari budaya baru di negara tempat melakukan migrasi.
3. Strategi pemisahan, individu berkeras untuk memelihara budaya lama tempat mereka
berasal dan berupaya mengabaikan keberadaan kebudayaan tempat mereka tinggal setelah
melakukan migrasi.
4. Marginalisasi, individu meninggalkan budaya lama dan sekaligus memiliki keinginan yang
rendah untuk melakukan kontak dengan budaya yang baru.

ii
Adapun strategi alternatif bagi strategi integrasi dan asimilasi adalah strategi multikultural.
Strategi multikultural, memberi kesempatan kepada kelompok budaya untuk berbagi dalam upaya
mencapai kehidupan masyarakat yang harmonis dan toleran tanpa menghilangkan identitas
kelompok budaya yang ada (Merryfield & Wilso, 2005).

B. Konflik Etnik
Konflik etnik sering kali terjadi apabila ada kontak antar orang-orang yang melakukan migrasi
dan orang-orang negara sasaran migrasi yang memiliki budaya etnik yang berbeda. Konta
kantar budaya pemahaman tentang eksistensi perbedaan antar etnik terkait Bahasa, budaya,
keyakinan, makanan, kesenian, dan gaya hidup.
Dalam kajian psikologi sosial orang cenderung merespons perbedaan-perbedaan itu dalam
konteks yang bersifat etnosentris. Etnosentris berarti orang cenderung menggunakan sudut
pandang etniknya sendiri (kelompok dalam) sebagai kriteria untuk melakukan penilaian
terhadap perbedaan-perbedaan yang ada. Dari sudut pandang keilmuan psikologi sosial,
etnosentrisme dapat dianalisis dan dijelaskan dari konsep-konsep psikologi kelompok. Konsep-
konsep kelompok terutama pada konstruk pembagian kelompok menjadi kelompok dalam (in-
group) dan kelompok luar (out-group) (Baron &Byrne, 2004; Myers, 2002).
Potensi konflik antar konflik terjadi karena :
1) Reaksi etnosentris disebabkan adanya persepsi ancaman karena keberadaan etnik yang
lain, perasaan solidaritas antar anggota dalam suatu etnik sebagai bagian dari kelompok
dalam, dan perasaan benci terhadap anggota-anggota dari kelompok luar.
2) Etnosentrisme mereduksi kepercayaan terhadap kelompok luar dan memfasilitasi
ekskalasi disebabkan komunikasi antar kelompok etnik yang tidak efektif.
3) Etnosentrisme meningkatkan distorsi terhadap proses persepsi dan bias kognisi yang
dapat memfasilitasi timbulnya ekskalasi konflik.
4) Etnosentrisme mengurangi kemampuan pemecahan masalah disebabkan norma-norma
kelompok yang kaku.

2.5 KONSELING PELAKU MIGRASI

Secara umum, orang-orang melakukan migrasi mengalaami suatu keadaan yang oleh pakar
futurologi yang hidup pada abad ke-20, Alvin Toffler, disebut dengan kejutan budaya (culture
shock). Kejutan budaya yang dialami oleh pelaku migrasi kemudian menimbulkan suatu
keadaan yang disebut sebagai stress akulturatif. Stres akulturatif adalah stress yang disebabkan
oleh pertemuan dengan unsur-unsur budaya lain. Dalam upaya membantu para pelaku migrasi

ii
yang mengalami stress akulturatif disebabkan kejutan budaya diperlukan intervensi konseling
khusus untuk mereka. Ada dua pendekatan konseling khusus itu adalah sebagai berikut :

1) Pendekatan komunikasi, menjelaskan bahwa masalah penyesuaian diri timbul dalam


diri pelaku migrasi karena kurangnya kemampuan komunikasi dalam diri mereka.
2) Pendekatan struktural menekankan peran keterbukaan dari para pelaku migrasi.
Pendekatan struktural menjelaskan bahwa pada saat mengalami krisis, para pelaku
migrasi membuat definisi tentang batas, menciptkan persekutuan, serta
mengidentifikasi pola dan struktur untuk melakukan mediasi terkait konflik tentang
batas-batas interaksi antar budaya.

Dalam upaya membantu masalah-masalah penyesuaian diri para pelaku migrasi maka
konseling yang tepat pada zaman multikultural ini adalah konseling multicultural. Konseling
multikultural adalah proses konseling yang memerhatikan latar belakang kebudayaan dari klien.
Pada konteks konseling multikultural, konselor haru memerhatikan secara cermat setting latar
belakang kehidupan klien, nili-nilai personal, ekonomi, karakteristik sosisopsikologis, dan
karakteristik biologis para pelaku migrasi. Konselor sebagai praktisi konseling harus melakukan
analisis fungsional terhadap situasi masalah yang ada dalam diri mereka. Analisis fungsional ini
dilakukan melalui asesmen yang mencakup konteks budaya yang menjadi setting lingkungan
masalah penyesuaian diri terjadi, pengaruh konteks budaya terhadap terjadinya masalah
penyesuaian diri pelaku migrasi, sumber daya yang ada dalam lingkungan pelaku migrasi yang
dapat dimanfaatkan membantu peneyesuaian diri mereka, dan dampak yang mungkin timbul
sebagai akibat keberhasilan konseling pada lingkungan sekitar mereka (Corey, 2001).

ii
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perilaku migrasi adalah segenap perilaku yang berhubungan dengan perpindahan


penduduk dari satu wilayah ke wilayah yang lain atau pada trend dunia berarti
perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain. Masyarakat yang melakukan
migrasi biasanya di sebut dengan masyarakat migran, sehingga dengan adanya migrasi
akan menyebabkan terjadinya kelompok-kelompok dalam masyarakat. Kelompok-
kelompok tersebut akan menyebabkan terjadinya diintegritasi dalam masyarakat. Sebab,
terdapatnya berbagai macam budaya dan kebiasaan yang telah tertanam dalam individiu
atau kelompok.

Fenomena perkembangan migrasi pada abad ke-12 tidak dapat dilepaskan dari
perkembangan pesat migrasi pada akhir abad 20. Migrasi pada abaad ke-20 merupakan
perpindahan penduduk yang sangat pesat dari negara sedang berkembang menuju
negara-negara maju yang memiliki karakteristik urban dan industrial.

Dalam upaya menjelaskan perilaku migrasi maka diperlukan pemahaman psikologi


sosial yang bersifat komprehensif terkait perilaku sosial mereka. Ada tiga faktor
struktural yang menjadi dasar motivasi bermigrasi ialah permintaan, suplai, dan jaringan
sosial.

Migrasi ke negara lain menimbulkan kontak antara budaya negara asal dan budaya
negara sasaran migrasi dan berbagai dampak psikologi sosialnya. Dalam upaya
membantu para pelaku migrasi yang mengalami stress akulturatif disebabkan kejutan
budaya diperlukan intervensi konseling khusus untuk mereka, yaitu konseling
multicultural.

3.2 Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini yaitu kepada mahasiswa
ataupun pembaca untuk terus menambah wawasan kita dalam bidang kependudukan
karena kita semua adalah bagian dari penduduk itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

ii
http://repository.upi.edu/19051/4/S_GEO_0807025_Chapter1.pdf

https://eprints.umm.ac.id/73927/2/Bab%20I.pdf

ii

Anda mungkin juga menyukai