Anda di halaman 1dari 23

DASAR TEORI PLANT LOCATION

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Makalah ini berisi tentang LayOut (Tata Letak) HipertMart Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya dalam menjalankan bisnis. Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan dan jauh dari sempurna dalam penyajiannya, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen mata kuliah Manajemen Operasional yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Wassalamualaikum Wr. Wb.

DAFTAR ISI

Kata PengantarI Daftar Isi ii BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang.1 B. Rumusan Masalah..1

BAB II Dasar teori A. Perencanaan Tata Letak.2 B. Jenis-Jenis Tata Letak4 BAB III Pembahasan A. Analisis layout (tata letak) di Hypermart...11 B. Layout yang digunakan bersifat efektif..11 C. Layout di Hypermart dapat membantu konsumen untuk menemukan barang yang di cari.12 D. Layout di Hypermart dapat meningkatan produktivitas usahanya.12 BAB IV Penutup A. Kesimpulan13 B. Saran.14 Daftar Pustaka... 15 Lampiran : Gambar Layout Hypermart Plaza Mulia Samarinda

DASAR TEORI

A. Perencanaan Tata Letak

. Layout yang tepat menunjukan ciri-ciri adanya penyesuaian tata letak fasilitas operasional terhadap jenis produk dan proses konversi, tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah atau respon cepat. Tata letak yang efektif (Render dan Jay, 1997) dapat membantu perusahaan dalam hal mencapai: 1. pemanfaatan yang lebih efektif atas ruangan, peralatan, dan manusia, 2. arus informasi, bahan baku, dan manusia yang lebih baik, 3. lebih memudahkan para konsumen dan 4. peningkatan moral karyawan dan kondisi kerja yang lebih aman. Pengaruh layout yang tepat bagi perusahaan adalah peningkatan produktivitas perusahaan.

Tujuan dari layout: memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik meminimumkan kebutuhan tenaga kerja agar aliran dan produk menjadi lancar memaksimumkan hasil dari pada produksi menghindari hambatan operasi & tempat yang terlalu padat dalam kegiatan operasi produksi khususnya, dan operasi umumnya memberikan kesempatan berkomunikasi bagi para karyawan dengan menempatkan mesin dan proses secara benar.

Tata letak merupakan satu keputusan operasional yang menentukan efesiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak

menetukan daya saing perusahaan dalam kapasitas, proses, fleksibelitas dan biaya serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan dan citra perusahaan. Pada dasarnya, tujuan dari desain tata letak adalah untuk mengembangkan tata letak yang ekonomis dan dapat membantu pencapaian keempat hal tersebut dengan tetap memenuhi kebutuhan perusahaan untuk beroperasi secara efektif, efisien, ekonomis, dan produktif.

Pada umumnya perencanaan tata letak dan modifikasinya akan senantiasa diperlukan oleh setiap perusahaan. Kebutuhan memodifikasi itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut: 1. Terjadinya perubahan desain produk secara terus-menerus Perubahan desain produk secara terus-menerus untuk membuat produk baru dalam perusahaan, akan mengakibatkan terdapatnya perencanaan tata letak yang baru pula. Perubahan desain produk ini sering kali akan mengakibatkan terjadinya perubahan dalam perusahaan pula. Besar atau kecilnya skala perubahan yang diakibatkan oleh perubahan desain produk ini akan sangat tergantung pada banyak dan sedikitnya perubahan atas desain produk yang bersangkutan. Betapapun kecilnya perubahan ini akan berakibat pada kebutuhan penyesuaian tata letak yang telah ada di perusahaan. Agar tata letak yang dipergunakan senantiasa sesuai dengan kebutuhan, maka modifikasi perlu diadakan sewaktu-waktu. Dengan cara itu, tata letak yang tersedia akan selalu aktual dan relevan dengan kebutuhan. Perubahan tersebut tidak selalu berarti perubahan total dan mendasar dari tata letak yang ada, melainkan dapat saja merupakan perubahanperubahan kecil yang bertujuan menyesuaikan perubahan yang terjadi pada desain produk tersebut. 2. Adanya perubahan volume permintaan Terjadinya perubahan permintaan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan akan berakibat pula terhadap volume produksi. Perubahan volume aktivitas tersebut tentu akan berdampak pada tata letak yang ada dan dipergunakan oleh perusahaan sekarang ini. Perubahan tersebut dapat berupa kenaikan pemintaan atau penurunan permintaan terhadap barang itu sendiri. 3. Kemungkinan penggantian fasilitas agar selalu baru (up to date) Secara teknis, peralatan dan mesin akan mengalami kemunduran karena secara alamiah peralatan dan mesin tersebut akan mengalami kegugusan akibat penggunaan. Disamping itu dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pasti akan bermunculan mesin-mesin dan peralatan yang semakin canggih dan mutakhir teknologinya. Pergantian tersebut bertujuan untuk

menyamai bahkan bila perlu melampaui keandalan mesin dan peralatan perusaaan lain, karena penggunaan mesin serta peralatan dengan teknologi yang lebih canggih akan meninggkatkan daya saing perusahaan. Dengan kata lain perusahaan harus sudah memiliki rancangan untuk melakukan pergantian mesin dan peralatan yang teknologinya lebih maju dengan tujuan untuk memperbaiki daya saing perusahaan. Seiring pergantian mesin tersebut akan mengakibatkan perlunya manajemen membuat tata letak yang baru yang sesuai dengan karakteristik mesin dan peralatan yang baru tersebut. 4. Adanya penambahan produk baru Penambahan produk serta pengembangan produk yang sudah ada akan menjadi kegiatan yang selalu ada dalam sebuah perusahaan. Berdasarkan teori siklus hidup produk, maka setiap kali produk telah sampai pada tingkat penjualan maksimum, maka pada kali itu juga tingkat penjualan produk tersebut mengalami penurunan. Dalam keadaan yang seperti itu perusahaan akan berpikir bagaimana menghadirkan produk baru dan mengembangkan produk yang ada agar dapat menunjang dan mempertahankan keberadaan produk dipasar. Perubahan mendasar nantinya akan diikuti dengan perubahan-perubahan tata letak yang diperuntunkan untuk menyesuaikan tata letak dengan penambahan produk baru untuk menjamin arus penataletakan produk yang lebih optimal.

B. Jenis-Jenis Tata Letak Menurut Russel dan Taylor (2000) tata letak dibedakan atas:

1. Tata letak berorientasi Produk (Product layout) Product layout sering disebut pula flow shop or continuous production system layout. Product layout adalah penataan mesin, fasilitas dan peralatan menurut karakteristik yang sama.

2. Tata letak kelompok (group layout) Tata letak kelompok, dengan memisah-misahkan daerah-daerah dan kelompok-kelompok mesin bagi pembuatan keluarga komponen-komponen yang memerlukan pemrosesan sejenis. Setiap komponen diselesaikan di daerah-daerah spesialisasi ini dengan keseluruhan urutan pengerjaan mesin dilakukan di tempat tersebut.

3. Tata letak proses (process layout) process layout sering disebut juga functional layout (tata letak fungsional) dan job shop layout or intermitten flow layout. Tata letak proses adalah penataan letak fasilitas mesin atau peralatan yang di kelompokkan menurut fungsinya. Di pergunakan jika arus konversi untuk semua produk yang dihasilkan tidak terstandarisasi, seperti halnya yang ditemukan di pabrik yang menggunakan proses intermintten. Arus kegiatan yang tidak terstandarisasi bisa juga tejadi karena proses konversi menghasilkan produk yang bermacam-macam, atau jika suatu produk dasar dikembangkan menjadi bermacam-macam produk akhir. Dalam layout yang berorientasi pada proses komponen pemprosesan (seperti pusat-pusat kerja dengan bagian-bagiannya) digabung menjadi satu berdasarkan jenis fungsi operasional yang dilakukan.

4. Tata letak tetap (fixed position layout) Tata letak tetap disebut juga tata letak proyek (project layout). Proyek adalah sistem produksi yang dirancang untuk memproduksi hanya satu unit produk dalam satuan waktu tertentu atau sejumlah kecil tugas dengan volume dan keragaman elemen kegiatan kerja yang tinggi. Dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed-position layout), proyek tetap berada dalam satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut. Contoh tipe proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan layang, jembatan, rumah, dan sumur minyak bumi. Teknik untuk mengatasi tata letak dengan posisi tetap tidak dikembangkan dengan baik dan kerumitannya bertambah karena ada tiga faktor. Faktor yang pertama adalah, terdapat terdapat tempat yang terbatas pada semua lokasi produksi. Yang kedua, setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi, membutuhkan bahan yang berbeda oleh karena itu banyak hal yang menjadi penting sejalan dengan perkembangan proyek. Yang ketiga, volume bahan yang dibutuhkan dinamis. Sebagai contoh, tingkat penggunaan panel baja untuk galangan kapal berubah sejalan dengan perkembangan proyek. Karena permasalahan pada tata letak dengan posisi tetap ini sulit dipecahkan pada lokasi, strategi alternative yang ada adalah untuk melengkapi proyek sedapat mungkin di luar lokasi.

5. Tata letak ritel (retail layout)

Tata letak ritel adalah tata letak dari usaha eceran besar, seperti departemen store dan supermarket. Tata letak harus memikirkan selera dan presepsi pelanggan, yaitu harus menjamin semua pelanggan akan merasa lega berada dalam bangunan, dengan udara sejuk, pencahayaan yang baik, pajangan yang memiliki daya tarik, mudah di jangkau, menjamin keleluasaan bagi semua pelanggan untuk bergerak, loket pembayaran cukup tersedia sehingga tidak perlu antri lama, alunan musik yang lembut, dsb. Dengan demikian, Manajer Operasi harus berusaha untuk melakukan penataan keseluruhan tokonya menjadi apik, resik, artistik, menarik, dan lapang, sehingga pengunjung memiliki ruang gerak yang cukup. Tata letak ritel (retail layout) didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi bergantung kepada produk yang dapat menarik perhatian pelanggan. Jadi, banyak manajer operasi ritel mencoba untuk memperlihatkan produk-produk kepada pelanggan sebanyak mungkin. Penelitian menunjukan bahwa semakin besar produk dapat dilihat oleh pelanggan, maka penjualan akan semakin tinggi, dan tingkat pengembalian investasi juga semakin tinggi. Manajer operasi dapat mengubah keduanya, baik dengan pengaturan toko keseluruhan maupun alokasi tempat bagi beragam produk dalam pengaturan toko tersebut. Lima ide yang sangat berguna dalam menentukan pengaturan toko secara keseluruhan: a. Tempatkan barang-barang yang sering dibeli oleh pelanggan di sekitar batas luar toko. Itulah sebabnya mengapa sering ditemukan produk yang berbahan dasar susu pada satu bagian supermarket bersebelahan dengan produk roti dan kue-kue. b. Gunakan lokasi yang strategis untuk barang-barang yang menarik dan memiliki nilai keuntungan besar, seperti peralatan rumah tangga, kosmetik dan shampoo. c. Distribusikan yang dikenal oleh pedagang sebagai produk yang kuat yaitu barang-barang yang menjadi alasan utama pengunjung berbelanja pada kedua sisi lorong, dan letakkan mereka tersebar untuk menjadikan pengunjung melihat lebih banyak barang yang lain. d. Gunakan lokasi di ujung lorong karena mereka memiliki tingkat eksposur yang tinggi. e. Sampaikan misi toko dengan memilih posisi bagian yang akan menjadi perhentian pertama bagi pelanggan.

Setelah tata letak ritel telah diputuskan, produk-produk harus diatur untuk dijual. Banyak pertimbangan dalam pengaturan ini. Walaupun demikian, tujuan utama tata letak ritel adalah untuk memaksimalkan keuntungan luas lantai per kaki persegi (atau, pada beberapa toko, pada

panjang rak). Barang-barang yang berharga mahal mungkin dapat menghasilkan penjualan yang lebih besar, tetapi keuntungan per kaki persegi mungkin saja lebih rendah.

Layout Toko Pengaturan layout toko harus memperhatikan alur dari pengunjung, dan kemudahan akses antara area penjualan gudang penyimpanan barang. Pada umumnya pengunjung yang memasuki toko akan berjalan dan memperhatikan display dari produk yang dijual. Untuk jenis toko yang menitikberatkan pada pelayanan, biasanya ada pramuniaga yang akan membantu pengunjung, sedangkan untuk toko atau department store yang menerapkan self service, pengunjung akan mengambil sendiri barang yang diperlukannya dan kemudian membayarnya di kasir. Ada dua pendekatan mendasar dari penyusunan layout toko yaitu grid layout dan disain bebas. Grid layout adalah penyusunan layout toko yang sangat umum. Biasanya layout ini ditemui di supermarket dengan jenis pelayanan self service. Di dalam toko, pengunjung akan mendapatkan rak-rak yang disusun secara berbaris sesuai dengan pengelompokan barangnya. Jarak antar rak-rak tersebut memperhatikan keleluasaan gerak dari pengunjung sedangkan tinggi rak atau gondola disesuaikan dengan jangkauan pengunjung. Untuk efisiensi sekitar tepi ruang juga dipasang rak. Sedangkan counter kasir ditempatkan dekat dengan pintu keluar. Bentuk Bebas Pada bentuk layout ini pebisnis eceran dapat secara bebas meletakan barang yang dijualnya dengan tetap memperhatikan kemudahan pengunjung bergerak mencari barang yang dicarinya, biasanya layout ini digunakan department store.

Alokasi Ruang Untuk Meningkatkan Produktivitas Untuk meningkatkan keuntungan pebisnis eceran perlu berkaitan dengan ruang yang digunakan. Pengeluaran setiap meter persegi dari ruang toko dihitung dari biaya yang yang dikeluarkan untuk sewa atau pemeliharaan ruang pertahun dibagi dengan luas ruangan. Namun demikian tidak semua bagian dari toko yang berfungsi sebagai area penjualan, ada pula area yang digunakan untuk penyimpanan barang, karenanya perhitungan biaya tersebut perlu pula memperhatikan perbandingan luas area

penjualan dan area gudang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan upaya peningkatan laba didasarkan pada alokasi ruang adalah sebagai berikut : a. Analisis Penjualan Para pebisnis eceran melakukan analisis penjualan berdasarkan penjualan pada tahun sebelumnya. Informasi tersebut dapat dijadikan dasar perhitungan untuk alokasi ruang. Beberapa jenis barang seperti jaket untuk musim hujan atau baju seragam sekolah sebaiknya hanya dipajang untuk waktu yang tidak terlalu lama karena sifatnya hanya periodik. Dengan demikian area barang tersebut dapat diganti dengan barang lain yang bisa lebih memberikan keuntungan. b. Prediksi perolehan laba Dari data yang diperoleh dari asosiasi perdagangan, dapat diketahui rata-rata penjualan suatu barang pada tahun yang lalu. Dengan informasi tersebut pebisnis eceran dapat memprediksi laba yang diperoleh untuk barang yang menempati setiap meter area toko dengan tidak lupa memperhitungkan perkakas untuk memajang atau menyimpan barang tersebut. c. Pendekatan persediaan Dengan pendekatan persediaan, pebisnis eceran akan memperhitungkan jumlah barang yang akan dijual di area toko disesuaikan dengan permintaan dari konsumen Perkakas dan Perlengkapan Barang yang dijual di toko, biasanya diletakkan pada suatu tempat sehingga memudahkan konsumen atau pelayan mengambil barang tersebut. Selain itu perlengkapan pendukung juga diperlukan untuk menunjang kegiatan di dalam toko.

d. Perkakas. Beberapa perkakas yang digunakan untuk menyimpan barang adalah : gondola, showcase, keranjang, rak dan sebagainya e. Perlengkapan Perlengkapan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan di dalam toko diantaran : AC, calculator, cash register, komputer, electronic scanner, labeling machine dan sebagainya.

6. Tata letak gudang (warehouse layout) Tata letak gudang sangat penting untuk diperhatikan, karena tata letak gudang yang baik akan memudahkan penanganan dan pengendalian persediaan, dapat meminimumkan kerusakan

barang serta memudahkan perimaan dan penyerahan barang. Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik optimal di antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam gudang. Sebagai konsekuensinya, tugas manajemen adalah memaksimalkan penggunaan setiap kotak dalam gudang yaitu memanfaatkan volume penuhnya sambil mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah.

7. Tata letak kantor (office layout) Tata letak kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar menjamin kelancaran arus pekerjaan dan komunikasi antara semua pegawai dan manajer yang ada, dimana tata letak kantor modern difokuskan pada keterbukaan dan fleksibilitas yang tinggi. Perbedaan utama antara tata letak kantor (office layout) dan pabrik adalah pada kepentingan informasi. Walaupun demikian, pada beberapa lingkungan kantor, sebagaimana pada manufaktur, produksi sangat bergantung kepada aliran bahan. Walaupun pergerakan informasi sekarang meningkat menjadi elektronik, analisis tata letak kantor masih memerlukan pendekatan yang berdasarkan tugas. Oleh karena itu, para manajer kantor menguji pola komunikasi baik secara elektronik maupun tradisional, kebutuhan pemisahan, dan kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi efektivitas karyawan.

8. Tata letak modern Russel dan Taylor (2000), Chase et al. (2001), Render dan Heizer (2001), serta krajewski dan Ritzman (1987), mengemukakan bahwa bentuk tata letak yang terdahulu telah dikembangkan menjadi tata letak modern yang oleh mereka disebut hybride layout (tata letak hibrida). Tata leta hibrida dibedakan atas: 1) Tata letak cellular (celullar layout) Pada tata letak selular mesin atau peralatan yang di butuhkan dikelompokkan dalam suatu machine cell. Tipe ini merupakan pengembangan dan campuran dari tata letak produk dan tata letak proses. Unsur tata letak produk tercermin pada peletakan mesin atau peralatan di machine cells secara berurutan. Unsur tata letak proses terlihat bahwa apabila dalam penataan ada dua mesin yang sama fungsinya, maka mesin tersebut di tempatkan ditempat yang sama. 2) Flexible manufacturing system (FMS)

Tata letak fleksibel ini merupakan penyempurnaan tata letak sebelumnya yang mengintegrasikan mesin yang dipergunakan dengan alat-alat material handling yang lebih otomatis. Tata letak ini muncul sejak alat-alat berbasis komputer dipakai di unit perusahaan. 3) Mixed-Model Assembly Line Lini rakitan tradisional dirancang tata letaknya untuk menghasilkan satu jenis tertentu keluaran. Mixed-model assembly line merupakan suatu tata letak lini rakitan yang didesain untuk membuat lebih dari satu jenis model atau berbagai jenis produk.

C. Metode-metode layout Pencarian metode-metode layout merupaka salah satu bagian terpenting dalam pengerjaan pendahuluan disuatu perusahaan. Dengan adanya penataan layout, memungkinkan untuk menghilangkan praktek-praktek pemborosan. Ada beberapa cara dalam penganalisaan layout, yaitu: a. Menyusun diagram perakitan (bagan proses),

b. Memperhatikan produk dari sudut pandangan pengelolaan bahan (materials handling), c. d. Pemerhatian kuantitas tiap produk, Menggambarkan ruang yang menunjukkan seluruh bagian-bagian tetap atau semi tetap-segala sesuatu yang tidak dapat diubah dan dipindah dengan mudah, sehingga peralatan dan mesin ditempatkan pada posisi yang ideal.

Metode- metode yang biasa digunakan dalam penganalisaan layout: 1. Metode Travel Chart atau Load-Path Matriks untuk Layout Fungsional yang berpusat pada usaha untuk mengurangi transportasi bahan-bahan dalam proses (work in process) dari satu departemen ke departemen lain. 2. Metode layout dengan komputer ada dikarenakan jumlah kombinasi-kombinasi, pola-pola departemental yang harus dipertimbangkan bertambah besar, dan ukuran serta masalah-masalah agar lebih realistik, dengan program-program komputer telah dikembangkan untuk membantu pengembangan analisa layout.

D. Tehnik dan model layout 1. Layout proses

salah satu model analisis untuk layout proses yang diuraikan adalah model jarak muatan, karena model ini yang paling sering digunakan dalam analisis layout. Layout tedapat alur proses yang harus dilalui, pola arus yang bervariasi dari hari ke hari dan penanganan bahan baku yang relatif dalam jumlah besar 2. Layout produk Permasalahan utama dalam perencanaan layout produk atau layout garis lurus adalah mendapatkan jumlah tempat kegiatan dan tugas yang dilaksanakan, sehingga bisa dicapai output yang di inginkan. Semuanya dikerjakan sedemikian rupa. Sehingga sumber-sumber input dapat diminimumkan, oleh sebab itu layout produk harus berdasarkan pada hal berikut: Rancangan yang dititik beratkan untuk mendapatkan kapasitas output yang diinginkan. Urutan tugas kerja yang lancar dengan mempertimbangkan pekerjaan, apa-apa saja yang harus di lakukan. Efisiensi output tanpa menggunakan sumber output yang tidak perlu.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jika berbicara bisnis ataupun usaha pasti erat hubungannya dengan strategi apa yang digunakan dalam usaha tersebut, para pelaku bisnis akan terus memikirkan strategi apa yang akan diambil untuk menunjang keberhasilan usahanya baik strategi dibagian pemasaran yaitu untuk mencapai target penjualan; strategi dibagian MSDM untuk menghasilkan karyawan yang mempunyai produktivitas tinggi dan mampu bersaing di pasar; strategi keuangannya yaitu bagaimana dengan biaya tertentu mendapatkan profit atau manfaat tertentu; ataupun strategi

dibagian operasionalnya seperti strategi dalam menentukan layout (tata letak) untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional suatu usaha. Dalam makalah ini akan membahas layout dari Hypermart Plaza Mulia atau tata letak yang digunakan oleh Hypermart Plaza Mulia yang mungkin merupakan salah satu strategi yang dimilikinya. Pengertian dari layout itu sendiri adalah proses penataan keseluruhan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan guna mencapai keseimbangan kegiatan operasi secara efisien Mengapa harus melakukan penataan layout ??? guna mencapai efisiensi karena adanya high cost dalam kegiatan operasi perusahaan menghindari/mengurangi terjadinya bottleneck mencegah terjadinya kecelakaan dalam kegiatan operasi perusahaan dalam rangka memperkenalkan produk baru perubahan desain

B. Rumusan Masalah Analisis bagaimana layout (tata letak) di Hypermart. Apakah layout yang digunakan bersifat efektif? Apakah layout di Hypermart dapat membantu konsumen untuk menemukan barang yang di cari? Apakah layout di Hypermart dapat meningkatan produktivitas usahanya? BAB II DASAR TEORI

A. Perencanaan Tata Letak

. Layout yang tepat menunjukan ciri-ciri adanya penyesuaian tata letak fasilitas operasional terhadap jenis produk dan proses konversi, tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah atau respon cepat. Tata letak yang efektif (Render dan Jay, 1997) dapat membantu perusahaan dalam hal mencapai: 1. pemanfaatan yang lebih efektif atas ruangan, peralatan, dan manusia,

2. arus informasi, bahan baku, dan manusia yang lebih baik, 3. lebih memudahkan para konsumen dan 4. peningkatan moral karyawan dan kondisi kerja yang lebih aman. Pengaruh layout yang tepat bagi perusahaan adalah peningkatan produktivitas perusahaan.

Tujuan dari layout: memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik meminimumkan kebutuhan tenaga kerja agar aliran dan produk menjadi lancar memaksimumkan hasil dari pada produksi menghindari hambatan operasi & tempat yang terlalu padat dalam kegiatan operasi produksi khususnya, dan operasi umumnya memberikan kesempatan berkomunikasi bagi para karyawan dengan menempatkan mesin dan proses secara benar.

Tata letak merupakan satu keputusan operasional yang menentukan efesiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menetukan daya saing perusahaan dalam kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan dan citra perusahaan. Pada dasarnya, tujuan dari desain tata letak adalah untuk mengembangkan tata letak yang ekonomis dan dapat membantu pencapaian keempat hal tersebut dengan tetap memenuhi kebutuhan perusahaan untuk beroperasi secara efektif, efisien, ekonomis, dan produktif.

Pada umumnya perencanaan tata letak dan modifikasinya akan senantiasa diperlukan oleh setiap perusahaan. Kebutuhan memodifikasi itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut: 1. Terjadinya perubahan desain produk secara terus-menerus Perubahan desain produk secara terus-menerus untuk membuat produk baru dalam perusahaan, akan mengakibatkan terdapatnya perencanaan tata letak yang baru pula. Perubahan desain produk ini sering kali akan mengakibatkan terjadinya perubahan dalam perusahaan pula. Besar atau kecilnya skala perubahan yang diakibatkan oleh perubahan desain produk ini akan sangat tergantung pada banyak dan sedikitnya perubahan atas desain produk yang bersangkutan.

Betapapun kecilnya perubahan ini akan berakibat pada kebutuhan penyesuaian tata letak yang telah ada di perusahaan. Agar tata letak yang dipergunakan senantiasa sesuai dengan kebutuhan, maka modifikasi perlu diadakan sewaktu-waktu. Dengan cara itu, tata letak yang tersedia akan selalu aktual dan relevan dengan kebutuhan. Perubahan tersebut tidak selalu berarti perubahan total dan mendasar dari tata letak yang ada, melainkan dapat saja merupakan perubahanperubahan kecil yang bertujuan menyesuaikan perubahan yang terjadi pada desain produk tersebut. 2. Adanya perubahan volume permintaan Terjadinya perubahan permintaan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan akan berakibat pula terhadap volume produksi. Perubahan volume aktivitas tersebut tentu akan berdampak pada tata letak yang ada dan dipergunakan oleh perusahaan sekarang ini. Perubahan tersebut dapat berupa kenaikan pemintaan atau penurunan permintaan terhadap barang itu sendiri. 3. Kemungkinan penggantian fasilitas agar selalu baru (up to date) Secara teknis, peralatan dan mesin akan mengalami kemunduran karena secara alamiah peralatan dan mesin tersebut akan mengalami kegugusan akibat penggunaan. Disamping itu dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pasti akan bermunculan mesin-mesin dan peralatan yang semakin canggih dan mutakhir teknologinya. Pergantian tersebut bertujuan untuk menyamai bahkan bila perlu melampaui keandalan mesin dan peralatan perusaaan lain, karena penggunaan mesin serta peralatan dengan teknologi yang lebih canggih akan meninggkatkan daya saing perusahaan. Dengan kata lain perusahaan harus sudah memiliki rancangan untuk melakukan pergantian mesin dan peralatan yang teknologinya lebih maju dengan tujuan untuk memperbaiki daya saing perusahaan. Seiring pergantian mesin tersebut akan mengakibatkan perlunya manajemen membuat tata letak yang baru yang sesuai dengan karakteristik mesin dan peralatan yang baru tersebut. 4. Adanya penambahan produk baru Penambahan produk serta pengembangan produk yang sudah ada akan menjadi kegiatan yang selalu ada dalam sebuah perusahaan. Berdasarkan teori siklus hidup produk, maka setiap kali produk telah sampai pada tingkat penjualan maksimum, maka pada kali itu juga tingkat penjualan produk tersebut mengalami penurunan. Dalam keadaan yang seperti itu perusahaan akan berpikir bagaimana menghadirkan produk baru dan mengembangkan produk yang ada agar dapat menunjang dan mempertahankan keberadaan produk dipasar. Perubahan mendasar

nantinya akan diikuti dengan perubahan-perubahan tata letak yang diperuntunkan untuk menyesuaikan tata letak dengan penambahan produk baru untuk menjamin arus penataletakan produk yang lebih optimal.

B. Jenis-Jenis Tata Letak Menurut Russel dan Taylor (2000) tata letak dibedakan atas:

1. Tata letak berorientasi Produk (Product layout) Product layout sering disebut pula flow shop or continuous production system layout. Product layout adalah penataan mesin, fasilitas dan peralatan menurut karakteristik yang sama.

2. Tata letak kelompok (group layout) Tata letak kelompok, dengan memisah-misahkan daerah-daerah dan kelompok-kelompok mesin bagi pembuatan keluarga komponen-komponen yang memerlukan pemrosesan sejenis. Setiap komponen diselesaikan di daerah-daerah spesialisasi ini dengan keseluruhan urutan pengerjaan mesin dilakukan di tempat tersebut. 3. Tata letak proses (process layout) process layout sering disebut juga functional layout (tata letak fungsional) dan job shop layout or intermitten flow layout. Tata letak proses adalah penataan letak fasilitas mesin atau peralatan yang di kelompokkan menurut fungsinya. Di pergunakan jika arus konversi untuk semua produk yang dihasilkan tidak terstandarisasi, seperti halnya yang ditemukan di pabrik yang menggunakan proses intermintten. Arus kegiatan yang tidak terstandarisasi bisa juga tejadi karena proses konversi menghasilkan produk yang bermacam-macam, atau jika suatu produk dasar dikembangkan menjadi bermacam-macam produk akhir. Dalam layout yang berorientasi pada proses komponen pemprosesan (seperti pusat-pusat kerja dengan bagian-bagiannya) digabung menjadi satu berdasarkan jenis fungsi operasional yang dilakukan.

4. Tata letak tetap (fixed position layout) Tata letak tetap disebut juga tata letak proyek (project layout). Proyek adalah sistem produksi yang dirancang untuk memproduksi hanya satu unit produk dalam satuan waktu tertentu atau sejumlah kecil tugas dengan volume dan keragaman elemen kegiatan kerja yang

tinggi. Dalam tata letak dengan posisi tetap (fixed-position layout), proyek tetap berada dalam satu tempat, sementara para pekerja dan peralatan datang pada tempat tersebut. Contoh tipe proyek seperti ini adalah proyek pembuatan kapal, jalan layang, jembatan, rumah, dan sumur minyak bumi. Teknik untuk mengatasi tata letak dengan posisi tetap tidak dikembangkan dengan baik dan kerumitannya bertambah karena ada tiga faktor. Faktor yang pertama adalah, terdapat terdapat tempat yang terbatas pada semua lokasi produksi. Yang kedua, setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi, membutuhkan bahan yang berbeda oleh karena itu banyak hal yang menjadi penting sejalan dengan perkembangan proyek. Yang ketiga, volume bahan yang dibutuhkan dinamis. Sebagai contoh, tingkat penggunaan panel baja untuk galangan kapal berubah sejalan dengan perkembangan proyek. Karena permasalahan pada tata letak dengan posisi tetap ini sulit dipecahkan pada lokasi, strategi alternative yang ada adalah untuk melengkapi proyek sedapat mungkin di luar lokasi.

5. Tata letak ritel (retail layout) Tata letak ritel adalah tata letak dari usaha eceran besar, seperti departemen store dan supermarket. Tata letak harus memikirkan selera dan presepsi pelanggan, yaitu harus menjamin semua pelanggan akan merasa lega berada dalam bangunan, dengan udara sejuk, pencahayaan yang baik, pajangan yang memiliki daya tarik, mudah di jangkau, menjamin keleluasaan bagi semua pelanggan untuk bergerak, loket pembayaran cukup tersedia sehingga tidak perlu antri lama, alunan musik yang lembut, dsb. Dengan demikian, Manajer Operasi harus berusaha untuk melakukan penataan keseluruhan tokonya menjadi apik, resik, artistik, menarik, dan lapang, sehingga pengunjung memiliki ruang gerak yang cukup. Tata letak ritel (retail layout) didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi bergantung kepada produk yang dapat menarik perhatian pelanggan. Jadi, banyak manajer operasi ritel mencoba untuk memperlihatkan produk-produk kepada pelanggan sebanyak mungkin. Penelitian menunjukan bahwa semakin besar produk dapat dilihat oleh pelanggan, maka penjualan akan semakin tinggi, dan tingkat pengembalian investasi juga semakin tinggi. Manajer operasi dapat mengubah keduanya, baik dengan pengaturan toko keseluruhan maupun alokasi tempat bagi beragam produk dalam pengaturan toko tersebut. Lima ide yang sangat berguna dalam menentukan pengaturan toko secara keseluruhan:

a.

Tempatkan barang-barang yang sering dibeli oleh pelanggan di sekitar batas luar toko. Itulah sebabnya mengapa sering ditemukan produk yang berbahan dasar susu pada satu bagian supermarket bersebelahan dengan produk roti dan kue-kue.

b. Gunakan lokasi yang strategis untuk barang-barang yang menarik dan memiliki nilai keuntungan besar, seperti peralatan rumah tangga, kosmetik dan shampoo. c. Distribusikan yang dikenal oleh pedagang sebagai produk yang kuat yaitu barang-barang yang menjadi alasan utama pengunjung berbelanja pada kedua sisi lorong, dan letakkan mereka tersebar untuk menjadikan pengunjung melihat lebih banyak barang yang lain. d. Gunakan lokasi di ujung lorong karena mereka memiliki tingkat eksposur yang tinggi. e. Sampaikan misi toko dengan memilih posisi bagian yang akan menjadi perhentian pertama bagi pelanggan.

Setelah tata letak ritel telah diputuskan, produk-produk harus diatur untuk dijual. Banyak pertimbangan dalam pengaturan ini. Walaupun demikian, tujuan utama tata letak ritel adalah untuk memaksimalkan keuntungan luas lantai per kaki persegi (atau, pada beberapa toko, pada panjang rak). Barang-barang yang berharga mahal mungkin dapat menghasilkan penjualan yang lebih besar, tetapi keuntungan per kaki persegi mungkin saja lebih rendah.

Layout Toko Pengaturan layout toko harus memperhatikan alur dari pengunjung, dan kemudahan akses antara area penjualan gudang penyimpanan barang. Pada umumnya pengunjung yang memasuki toko akan berjalan dan memperhatikan display dari produk yang dijual. Untuk jenis toko yang menitikberatkan pada pelayanan, biasanya ada pramuniaga yang akan membantu pengunjung, sedangkan untuk toko atau department store yang menerapkan self service, pengunjung akan mengambil sendiri barang yang diperlukannya dan kemudian membayarnya di kasir. Ada dua pendekatan mendasar dari penyusunan layout toko yaitu grid layout dan disain bebas. Grid layout adalah penyusunan layout toko yang sangat umum. Biasanya layout ini ditemui di supermarket dengan jenis pelayanan self service. Di dalam toko, pengunjung akan mendapatkan rak-rak yang disusun secara berbaris sesuai dengan pengelompokan barangnya. Jarak antar rak-rak tersebut memperhatikan keleluasaan gerak dari pengunjung sedangkan tinggi rak atau gondola disesuaikan dengan jangkauan pengunjung.

Untuk efisiensi sekitar tepi ruang juga dipasang rak. Sedangkan counter kasir ditempatkan dekat dengan pintu keluar. Bentuk Bebas Pada bentuk layout ini pebisnis eceran dapat secara bebas meletakan barang yang dijualnya dengan tetap memperhatikan kemudahan pengunjung bergerak mencari barang yang dicarinya, biasanya layout ini digunakan department store.

Alokasi Ruang Untuk Meningkatkan Produktivitas Untuk meningkatkan keuntungan pebisnis eceran perlu berkaitan dengan ruang yang digunakan. Pengeluaran setiap meter persegi dari ruang toko dihitung dari biaya yang yang dikeluarkan untuk sewa atau pemeliharaan ruang pertahun dibagi dengan luas ruangan. Namun demikian tidak semua bagian dari toko yang berfungsi sebagai area penjualan, ada pula area yang digunakan untuk penyimpanan barang, karenanya perhitungan biaya tersebut perlu pula memperhatikan perbandingan luas area penjualan dan area gudang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan upaya peningkatan laba didasarkan pada alokasi ruang adalah sebagai berikut : a. Analisis Penjualan

Para pebisnis eceran melakukan analisis penjualan berdasarkan penjualan pada tahun sebelumnya. Informasi tersebut dapat dijadikan dasar perhitungan untuk alokasi ruang. Beberapa jenis barang seperti jaket untuk musim hujan atau baju seragam sekolah sebaiknya hanya dipajang untuk waktu yang tidak terlalu lama karena sifatnya hanya periodik. Dengan demikian area barang tersebut dapat diganti dengan barang lain yang bisa lebih memberikan keuntungan. b. Prediksi perolehan laba Dari data yang diperoleh dari asosiasi perdagangan, dapat diketahui rata-rata penjualan suatu barang pada tahun yang lalu. Dengan informasi tersebut pebisnis eceran dapat memprediksi laba yang diperoleh untuk barang yang menempati setiap meter area toko dengan tidak lupa memperhitungkan perkakas untuk memajang atau menyimpan barang tersebut. c. Pendekatan persediaan

Dengan pendekatan persediaan, pebisnis eceran akan memperhitungkan jumlah barang yang akan dijual di area toko disesuaikan dengan permintaan dari konsumen Perkakas dan Perlengkapan Barang yang dijual di toko, biasanya diletakkan pada suatu tempat sehingga memudahkan

konsumen atau pelayan mengambil barang tersebut. Selain itu perlengkapan pendukung juga diperlukan untuk menunjang kegiatan di dalam toko.

d. Perkakas. Beberapa perkakas yang digunakan untuk menyimpan barang adalah : gondola, showcase, keranjang, rak dan sebagainya e. Perlengkapan

Perlengkapan yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan di dalam toko diantaran : AC, calculator, cash register, komputer, electronic scanner, labeling machine dan sebagainya.

6. Tata letak gudang (warehouse layout) Tata letak gudang sangat penting untuk diperhatikan, karena tata letak gudang yang baik akan memudahkan penanganan dan pengendalian persediaan, dapat meminimumkan kerusakan barang serta memudahkan perimaan dan penyerahan barang. Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan titik optimal di antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam gudang. Sebagai konsekuensinya, tugas manajemen adalah memaksimalkan penggunaan setiap kotak dalam gudang yaitu memanfaatkan volume penuhnya sambil mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah.

7. Tata letak kantor (office layout) Tata letak kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar menjamin kelancaran arus pekerjaan dan komunikasi antara semua pegawai dan manajer yang ada, dimana tata letak kantor modern difokuskan pada keterbukaan dan fleksibilitas yang tinggi. Perbedaan utama antara tata letak kantor (office layout) dan pabrik adalah pada kepentingan informasi. Walaupun demikian, pada beberapa lingkungan kantor, sebagaimana pada manufaktur, produksi sangat bergantung kepada aliran bahan. Walaupun pergerakan informasi sekarang meningkat menjadi elektronik, analisis tata letak kantor masih memerlukan pendekatan yang berdasarkan tugas. Oleh karena itu, para manajer kantor menguji pola komunikasi baik secara elektronik maupun tradisional, kebutuhan pemisahan, dan kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi efektivitas karyawan.

8. Tata letak modern Russel dan Taylor (2000), Chase et al. (2001), Render dan Heizer (2001), serta krajewski dan Ritzman (1987), mengemukakan bahwa bentuk tata letak yang terdahulu telah dikembangkan menjadi tata letak modern yang oleh mereka disebut hybride layout (tata letak hibrida). Tata leta hibrida dibedakan atas: 1) Tata letak cellular (celullar layout) Pada tata letak selular mesin atau peralatan yang di butuhkan dikelompokkan dalam suatu machine cell. Tipe ini merupakan pengembangan dan campuran dari tata letak produk dan tata letak proses. Unsur tata letak produk tercermin pada peletakan mesin atau peralatan di machine cells secara berurutan. Unsur tata letak proses terlihat bahwa apabila dalam penataan ada dua mesin yang sama fungsinya, maka mesin tersebut di tempatkan ditempat yang sama. 2) Flexible manufacturing system (FMS) Tata letak fleksibel ini merupakan penyempurnaan tata letak sebelumnya yang mengintegrasikan mesin yang dipergunakan dengan alat-alat material handling yang lebih otomatis. Tata letak ini muncul sejak alat-alat berbasis komputer dipakai di unit perusahaan. 3) Mixed-Model Assembly Line Lini rakitan tradisional dirancang tata letaknya untuk menghasilkan satu jenis tertentu keluaran. Mixed-model assembly line merupakan suatu tata letak lini rakitan yang didesain untuk membuat lebih dari satu jenis model atau berbagai jenis produk.

BAB III PEMBAHASAN

A. Analisis layout (tata letak) di Hypermart. Dari hasil analisis survey pada Hypermart diketahuai secara teori menggunakan dominasi layout Ritel dengan pendekatan Grid Layout. Hal ini dapat dilihat dan diamati dari barang yang dipasarkan secara eceran besar. Kemudian Tata letak yang digunakan oleh hypermart memenuhi selera dan presepsi pelanggan, seperti menjamin semua pelanggan akan merasa lega berada dalam bangunan, dengan udara sejuk, pencahayaan yang baik, pajangan yang memiliki daya tarik, mudah di jangkau, menjamin keleluasaan bagi semua pelanggan untuk bergerak, loket pembayaran cukup tersedia sehingga tidak perlu antri lama. Dari penjelasan diatas dapat dilihat lebih jelas pada gambar layout Hypermart yang terlah kami lampirakan, bahwa Layout Hypermart telah dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan pelanggan untuk menemukan barang yang dicari dan menarik pelanggan. Adapun dapat dijelaskan secera singkat dari gambar yang telah kami lampirkan bahwa layout Hypermart dimulai dari pintu masuk yang bersebelahan dengan penitipan barang dan penempatan troli. Kemudian disambut dengan jalur promo, bagian elektronik, hardware, funitur, pakaian, produk pembersih, susu dan perlengkapan bayi, kosmetik, keperluan dapur, makanan ringan, minuman bagian daging, buah dan sayuran serta, cooking, food and cake center.

B. Layout yang digunakan bersifat efektif Dari layout yang digunakan tersebut dapat dinilai cukup efektif, dikarenakan konsumen yang berkunjung merasa puas dengan tampilan layout yang tersedia. Tidak hanya itu, konsumen juga merasa termudahkan dalam berbelanja. Dengan penataan layout yang sedemikian rupa juga memudahkan para karyawan dalam menjalankan pekerjaan dari membersihkan tempat sampai penataan pengisian rak penjualan yang telah habis terjual. Disamping itu adanya penempatan untuk jalur promo didepan pintu masuk, didalam jalur ini terdapat barang barang diskon (promo). Sehingga dapat menarik perhatian pelanggan ketika baru berada dipintu masuk.

C. Layout di Hypermart dapat membantu konsumen untuk menemukan barang yang di cari. Dilihat dari ramainya pengunjung yang berbelanja di Hypermart bahwa keperluan yang mereka cari dengan mudah bisa didapat, karena penempatannya yang cukup teratur, serta barang yang dipajang telah tersusun dengan rapi,sesuai dengan kelompok barangnya masing-masing. Contohnya kita dapat menemukan tv, kipas angin dan kulkas yang tersusun di bagian elektronik, dan kita dapat menemukan buah apel jeruk serta wortel dibagian buah dan sayur.

D. Layout di Hypermart dapat meningkatan produktivitas usahanya Jika diamati secara tidak langsung, layout yang digunakan ini meningkatkan produktifitas usaha pada hypermart. Hal tersebut dilihat dari kemampuan usaha menata letak letak fasilitas produksi. Dengan penataan letak yang demikian maka akan menciptaan kenyamanan bagi pelanggan ataupun bagi karyawan dengan terciptanya kenyaman tersebut maka dapat meningkatkan daya beli pelanggan sehingga tingkat penjualan naik yang dimana akan menghasilkan profit dan artinya layout tersebut dapat membantu meningkatkan produktivitas Hypermart.

Anda mungkin juga menyukai