BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam perkembang perekonomian, perusahaan harus mampu bersaing
dengan perusahaan lain. Manajemen perusahaan harus selalu mengadakan
penyesuaian terus menerusmengikuti perkembangan untuk dapat mampi
bersaing dengan perusahaan lain. Mereka harus dapat
meningkatkan keunggulan kompetitif, karena hal ini sangat diperlukan di
dalam menghadapi persaingan usaha untuk itu perusahaan harus
dapat menciptakan produk yang berkualitas. Oleh karena sebab itu
manajemen bertanggung jawab untuk menjaga dapat mempertahankan dan
meningkatkan kualitas produk agar lebih mampubersaing di
pasar. Perusahaan yang menjadikan kualitas sebagai alat strategi
akanmempunyai keunggulan bersaing terhadap pesaingnya dalam
menguasai pasar, karena tidak setiap perusahaan mampu menciptakan
kualitas yang baik. Untuk memenangkan persaingan perusahaan dituntut
menghasilkan produk dengan kualitas tinggi, harga wajar dan pengiriman
tepat waktu.
Masalah yang dihadapi oleh perusahaan adalah adanya anggapan
bahwa tingginya biaya kualitas yang dihasilkan karena meningkatnya
penjualan. Sebaliknya dengan turunnya biaya kualitas akan menurunkan
penjualan. Dalam jangka panjang produk yang tidak memenuhi kebutuhan
konsumen akan segera ditinggalkan, akibatnya penjualan akan menurun
sehingga laba yang diperoleh perusahaan semakin kecil. Untuk mengatasi
masalah diatas, dalam dunia usaha dewasa ini kualitas telah menjadi bagian
dari strategi bisnis untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Tetapi
dalam melaksanakan program peningkatan kualitas, perusahaan harus
tetap memperhatikan efisiensi biaya, dimana perusahaan mampu
menghasilkan produk yang berkualitas namun dengan harga jual yang tetap
kompetitif. Dengan kualitas yang baik dan harga jual yang kompetitif maka
penjualan akan mengalami peningkatan.
Perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang berkualitas
namun dengan harga jual yang tetap kompetitif dalam artian seminimal
mungkin, dengan kualitas yang baik maka penjualan akan mengalami
peningkatan.
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang penulis
rumuskan ialah
1. Bagaimana perusahaan harus selalu mengadakan perkembangan untuk
dapat mampu bersaing ?
a. Membantu para pengusaha untuk menganalisa tata letak ruang yang baik
b. Pemilihan tata letak ruang yang strategis
c. Tata letak ruang berpengaruh pada efektifitas perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
Tata letak ruang atau plant layout merupakan perancangan tata letak
produk untuk mendapatkan interelasi yang paling efektif dan efisien antar
dapat berjalan dengan lancar. Aspek lain, karyawan yang langsung terlibat di
seksama.
Pentingnya perencanaan layout disebabkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut
2. Kemungkinan penggantian fasilitas yang harus selalu baru (up to date).
3. Setiap perubahan fasilitas akan menciptakan perubahan kondisi kerja yang
ruang.
Tata ruang adalah tatanan secara fisik dari suatu terminal kerja beserta
hubungan antar manusia. Karena pola dari arus produk berbeda pada
sebagai berikut:
Pada produk jasa seperti halnya pada produk barang maka arus pekerjaan
Berdasarkan volume dan ragam produk barang dan jasa maka tata ruang
Layout)
baku dan barang dalam proses mengalir dengang kecepatan yang rendah
peralatan yang berfungsi umum dan fleksibel untuk dapat berproduksi dalam
berdasarkan fungsi. Pada jenis tata ruang ini pola arus barang dalam proses
proses bergerak sesuai dengan jalur dan melalui terminal kerja yang telah
dijadwalkan. Jenis tata ruang dengan pengaturan seperti ini dinamakan juga
“proses lay out” atau “tata ruang berdasarkan fungsi”, karena peralatan dan
jadwal kerja yang telah ditentukan. Tata letak pusat kerja akan
mungkin jarang pada jalur lainnya. Untuk itu perlu pengaturan letak pusat
a. Kegiatan pengolahan yang lentur dimana tidaka ada satu penyeragaman
Layout))
kumpulan itu terdapat satu atau beberapa mesin untuk setiap kegiatan
sehingga bahan baku yang mengalami pengolahan pada mesin yang berada
pada urutan pertama sudah akan menjadi barang jadi setelah melalui mesin
yang berada pada urutan yang terakhir. Setiap mesin diurutkan menurut
Disamping itu, jumlah tenaga kerja manusia yang dibutuhkan juga sangat
kecil sehingga daya hasil setiap tenaga kerja manusia akan lebih besar
kecil.
b. Seluruh mesin yang digunakan sangat tergantung satu sama lain.
pusat kerja tidak disusun menurut urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Yang ditetapkan pada rancangan ini adalah letak barang jadi setelah selesai
diolah dan siap untuk digunakan. Segala jenis bahan yang akan diolah
Dalam kegiatan operasi dan produksi seperti ini, barang yang dibuat pada
umumnya terdiri dari hanya satu satuan seperti sebuah kapal, sebuah pintu
barang itu harus berada, maka letak sarana pengolahan itu dianggap tetap
tataletak dalam bentuk khusus karena hanya dapat digunakan untuk jenis
barang tertentu.
Tujuan dari penataan tata letak ruang atau plant layout adalah untuk
mutu barang atau jasa yang diinginkan. Perencanaan yang baik atas tata
letak pusat-pusat kerja ini merupakan satu hal penting didalam keputusan-
kerja sedekat mungkin antara satu dengan yang lain, karena hal-hal lain
seperti kelancaran arus pergerakan bahan dan pekerja serta jumlah waktu
yang dibutuhkan ( dan diinginkan) untuk setiap pergerakan juga harus
seluruh mesin dan peralatan lain sangat bergantung pada jenis kegiatan
pengolahan yang dilasanakan, jumlah barang atau jasa yang harus dibuat,
gerakan dari material atau manusia yang bekerja. Gerakan material akan
b. Utilisasi ruang – utilisasi ruang dan energi merupakan salah satu faktor yang
terhadap mutu produk juga berpengaruh terhadap usia mesin. Tata letak
mesin.
d. Kelonggaran gerak – perencanaan tata letak tidak saja untuk memperoleh
perencanaa tata letak. Mislanya, produk ukuran besar dan berat, atau
produk yang berukuran kecil dan ringan yang dengan mudah dapat diangkut
akan menjadi lebih ekonomis apabila diproduksi dengan suatu tata letak
f. Perubahan produk atau disain produk – perencanaan tata letak juga
5.Fleksibilitas
Suatu layout yang baik dapat juga mengantisipasi perubahan-perubahan dalam bidang
teknologi, komunikasi maupun kebutuhan konsumen. Produsen yang cepat tanggap akan
perubahan tersebut menuntut tata letak fasilitas pabrik diatur dengan memperhatikan
prinsip fleksibilitas.
Dalam menentukan plant layout atau tata letak pabrik yang baik haruslah ditentukan
berdasarkan pengaruh faktor-faktor yang ada seperti jenjang tahapan / tahap proses produksi,
macam hasil keluaran produksi, jenis perlengkapan yang dipakai atau digunakan serta
berdasarkan sifat produksi dari produk yang diproduksi tersebut.
Jenis-Jenis / Macam-Macam tata letak pada pabrik ada tiga, yaitu antara lain adalah :
Sasaran tata letak fasilitas adalah untuk merencanakan atau mengatur kegiatan, departemen,
tempat kerja, gudang dan sebagainya ke dalam fasilitas yang ada atau yang diusulkan. Sasaran
dasar keputusan tata letak adalah menjamin kelancaran aliran kerja, material, orang dan
informasi melalui system. Menurut Russell dan Taylor (2009), tata letak fasilitas yang efektif
juga :
1. Meminimalkan biaya perpindahan dan penanganan bahan.
2. Menggunakan ruang secara efisien.
3. Menggunakan karyawan secara efisien.
4. Mengurangi hambatan (bottleneck).
5. Membantu komunikasi dan interaksi antar karyawan, antara karyawan dan supervisor, dan
antara pelanggan dan supervisor.
6. Mengurangi siklus pemanufakturan dan waktu pelayanan pelanggan
7. Mengurangi pemborosan dan redundansi perpindahan.
8. Membantu masuk, keluar, dan perpindahan orang, alat, dan bahan.
9. Memperhatikan keamanan dan perlindungan.
10. Memperhatikan kualitas produk dan pelayanan.
11. Mendorong kegiatan perawatan.
12. Menyediakan pengendalian kegiatan visual.
13. Menyediakan fleksibilitas untuk mengadaptasi kondisi perubahan.
14. Meningkatkan kapasitas.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tata letak pabrik yang baik dan didukung pula dengan koordinasi kerja
tata letak fasilitas operasional terhadap jenis produk dan proses konservasi.
produktivitas perusahaan.
B. SARAN
Jadi tata letak ruang atau yang sering dikenal tata letak pabrik sangat
segimana mestinya.