Anda di halaman 1dari 19

makalah tata letak ruang (unpam)

Kamis, 30 Oktober 2014


isi

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam perkembang perekonomian, perusahaan harus mampu bersaing
dengan perusahaan lain. Manajemen perusahaan harus selalu mengadakan
penyesuaian terus menerusmengikuti perkembangan untuk dapat mampi
bersaing dengan perusahaan lain. Mereka harus dapat
meningkatkan keunggulan kompetitif, karena hal ini sangat diperlukan di
dalam menghadapi persaingan usaha untuk itu perusahaan harus
dapat menciptakan produk yang berkualitas. Oleh karena sebab itu
manajemen bertanggung jawab untuk menjaga dapat mempertahankan dan
meningkatkan kualitas produk agar lebih mampubersaing di
pasar. Perusahaan yang menjadikan kualitas sebagai alat strategi
akanmempunyai keunggulan bersaing terhadap pesaingnya dalam
menguasai pasar, karena tidak setiap perusahaan mampu menciptakan
kualitas yang baik. Untuk memenangkan persaingan perusahaan dituntut
menghasilkan produk dengan kualitas tinggi, harga wajar dan pengiriman
tepat waktu.
 Masalah yang dihadapi oleh perusahaan adalah adanya anggapan
bahwa tingginya biaya kualitas yang dihasilkan karena meningkatnya
penjualan. Sebaliknya dengan turunnya biaya kualitas akan menurunkan
penjualan. Dalam jangka panjang produk yang tidak memenuhi kebutuhan
konsumen akan segera ditinggalkan, akibatnya penjualan akan menurun
sehingga laba yang diperoleh perusahaan semakin kecil. Untuk mengatasi
masalah diatas, dalam dunia usaha dewasa ini kualitas telah menjadi bagian
dari strategi bisnis untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Tetapi
dalam melaksanakan program peningkatan kualitas, perusahaan harus
tetap memperhatikan efisiensi biaya, dimana perusahaan mampu
menghasilkan produk yang berkualitas namun dengan harga jual yang tetap
kompetitif. Dengan kualitas yang baik dan harga jual yang kompetitif maka
penjualan akan mengalami peningkatan.
            Perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang berkualitas
namun dengan harga jual yang tetap kompetitif dalam artian seminimal
mungkin, dengan kualitas yang baik maka penjualan akan mengalami
peningkatan.
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang penulis
rumuskan ialah
1.    Bagaimana perusahaan  harus selalu mengadakan perkembangan untuk
dapat mampu bersaing ?

2.    Bagaimana pengaruh tata letak perusahaan terhadap efisiensi biaya


perusahaan ?

3.    Bagaimana pengaruh produk terhadap peningkatan penjualan ?

C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian


 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini adalah :
a.    Untuk mengetahui tata letak suatu perusahaan
b.    Bagaimana perusahaan perlu menganalisa suatu tempat perusahaan
c.    Untuk menjelaaskan tata letak ruang yang strategis
  2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan   tujuan   tersebut   penelitian   ini   di   harapkan   dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:

a.    Membantu para pengusaha untuk menganalisa tata letak ruang yang baik
b.    Pemilihan tata letak ruang yang strategis
c.    Tata letak ruang berpengaruh pada efektifitas perusahaan

          
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Tata Letak Ruang ( Plant Layout)

Tata letak ruang atau plant layout merupakan perancangan tata letak

pabrik sebagai perencanaan dan integrasi aliran komponen-komponen suatu

produk untuk mendapatkan interelasi yang paling efektif dan efisien antar

operator, peralatan, dan proses transformasi material dari bagian

penerimaan sampai ke bagian pengiriman prodata letak (layout) atau

susunan letak fasilitas operasional perusahaan, baik yang ada di dalam

bangunan maupun di luar.

Layout yang tepat menunjukkan ciri-ciri adanya penyesuaian tata letak

fasilitas operasional terhadap jenis produk dan proses konservasi. Pengaruh

layout yang tepat bagi perusahaan adalah peningkatan produktivitas

perusahaan. Perihal tersebut disebabkan arus barang yang akan diproses,

dan selanjutnya masuk ke dalam pemrosesan sampai menjadi produk akhir

dapat berjalan dengan lancar. Aspek lain, karyawan yang langsung terlibat di

dalam pemrosesan dapat bergerak leluasa tanpa takut akan kemungkinan

terjadi kecelakaan, sehingga mereka bekerja dengan tenang dan aman.

Karena alasan tersebut di atas, maka diperlukan perencanaan layout yang

seksama.
Pentingnya perencanaan layout disebabkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut

1.      Terjadinya perubahan desain produk yang secara terus-menerus untuk

membuat produk baru.

2.      Kemungkinan penggantian fasilitas yang harus selalu baru (up to date).

3.      Setiap perubahan fasilitas akan menciptakan perubahan kondisi kerja yang

tidak selalu menciptakan kepuasan atau    kemungkinan terjadinya

kecelakaan dalam proses.

4.      Perpindahan lokasi pemasaran (market changes), dan untuk alasan

penghematan dan pengiriman atau pelayanan yang cepat dan baik.

B.     Penentuan Tata Letak Ruang

Persaingan dan pengembangan teknologi akan membawa perubahan

pada proses perencanaan. Di samping itu, peran serta manajemen dan

pekerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam perencanaan tata

ruang.

Tata ruang adalah tatanan secara fisik dari suatu terminal kerja beserta

peralatan dan perlengkapan yang mengacu kepada proses produksi. Dan

merupakan pengaturan letak dari sumber-sumber yang digunakan dalam

proses produksi, yang akan mengatur arus material. Produktivitas dan

hubungan antar manusia. Karena pola dari arus produk berbeda pada

masing-masing jenis proses maka keputusan tentang tata ruang fasilitas


juga akan berbeda, di mana ada tiga dasar pengaturan tata ruang yaitu

sebagai berikut:

1.      Tatanan yang berdasarkan keutamaan proses.

2.      Tatanan yang berdasarkan keutamaan produk.

3.      Tatanan yang tetap.

Pada produk jasa seperti halnya pada produk barang maka arus pekerjaan

dapat berupa aliran dokumen. Informasi atau bahkan pergerakan pelanggan.

C.    KONSEP TATA RUANG

Berdasarkan volume dan ragam produk barang dan jasa maka tata ruang

fasilitas dibagi menjadi:

1.      Tata ruang yang dirancang berdasarkan proses produksi (Process

Layout)

Produk beragam dengan volume dan laju produksi yang berbeda-beda,

akan membutuhkan tahapan proses produksi yang berbeda-beda. Tenaga

kerja mempunyai keahlian menyesuaikan dengan jenis produk dan dapat

melaksanakan perkerjaannya tanpa memerlukan supervise. Tenaga staf

pendukung diperlukan untuk penjadwalan kerja, pengelolaan material dan

pengawasan terhadap produksi dan inventori. Arus material beragam

walaupun kadang-kadang terjadi pengulangan hal-hal yang sama. Bahan

baku dan barang dalam proses mengalir dengang kecepatan yang rendah

sehingga volume barang dalam proses menjadi banyak. Diperlukan

peralatan yang berfungsi umum dan fleksibel untuk dapat berproduksi dalam

proses yang beragam.


            Jika unsur persaingan adalah fleksibilitas dan mutu maka tata ruang

jenis ini disarankan untuk digunakan di mana pengaturan tata ruang

berdasarkan fungsi. Pada jenis tata ruang ini pola arus barang dalam proses

berbeda-beda sesuai dengan ragam produk yang diinginkan. Barang dalam

proses bergerak sesuai dengan jalur dan melalui terminal kerja yang telah

dijadwalkan. Jenis tata ruang dengan pengaturan seperti ini dinamakan juga

“proses lay out” atau “tata ruang berdasarkan fungsi”, karena peralatan dan

keahlian personel yang sama disatukan dalam pusat kelompok kerja.

            Barang atau pelanggan yang sedang mengikuti proses produksi

kemudian bergerak melalui beberapa pusat kelompok kerja sesuai dengan

jadwal kerja yang telah ditentukan. Tata letak pusat kerja akan

menggambarkan aliran yang sangat padat pada jalur tertentu tetapi

mungkin jarang pada jalur lainnya. Untuk itu perlu pengaturan letak pusat

kerja sehingga didapat keseimbangan arus pekerjaan.

Keunggulan tata letak menurut proses adalah :

a.       Kegiatan pengolahan yang lentur dimana tidaka ada satu penyeragaman

atau pembakuan untuk barang yang dibuat.


b.      Tenaga kerja manusia menjadi terlatih dan cepat menjadi terampil karena

mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang digunakan pada umumnya tidak

dirancang untuk bekerja sendiri.

Kelemahan tataletak menurut proses adalah :

a.       Biaya penanganan bahan yang tinggi.

b.     Kegiatan pengawasan yang lebih banyak dan lebih rumit.

2.      Tataletak yang dirancang berdasarkan keutamaan produk (Product

Layout))

Dengan rancangan berdasarkan produk, seluruh jenis mesin yang

mengerjakan tugas yang berbeda dikumpulkan pada satu tempat. Didalam

kumpulan itu terdapat satu atau beberapa mesin untuk setiap kegiatan

sehingga bahan baku yang mengalami pengolahan pada mesin yang berada

pada urutan pertama sudah akan menjadi barang jadi setelah melalui mesin

yang berada pada urutan yang terakhir. Setiap mesin diurutkan menurut

urutan tahap-tahap kegiatannya.

Pada rancangan tataletak seperti itu, kegiatan pengolahan yang

dilaksanakan merupakan kegiatan yang berkesinambungan atau kegiatan

yang terus menerus (continues). Mesin-mesin yang digunakan pada

umumnya adalah mesin-mesin yang dirancang untuk bekerja sendiri tetapi

hanya dapat digunakan untuk  melaksanakan pekerjaan jenis tertentu saja.

Penggunaan mesin-mesin ini dimaksudkan untuk membuat barang-barang

yang serupa (homogenous products) tetapi dalam jumlah yang besar.

Disamping itu, jumlah tenaga kerja manusia yang dibutuhkan juga sangat
kecil sehingga daya hasil setiap tenaga kerja manusia akan lebih besar

meskipun mereka menjadi kurang terampil karena hanya mengerjakan

pekerjaan yang sejenis dari hari ke hari.

Keunggulan tataletak menurut produk adalah:

a.       Jumlah biaya penangan bahan (material handling cost) umumnya

kecil.

b.      Pekerjaan –pekerjaan disederhanakan sehingga memungkinkan penggunaan

tenaga kerja manusia yang memiliki tingkat keahlian yang rendah.

c.       Jumlah persediaan barang dalam pengerjaan sangat kecil.

d.      Pengawasan tidak terlalu banyak dan tidak terlalu rumit.

Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah:

a.       Kegiatan pengolahannya sangat kaku dan tidak lues.

b.      Seluruh mesin yang digunakan sangat tergantung satu sama lain.

3.      Tatanan Tetap (Fixed Layout)

Dengan rancangan tataletak tetap,mesin-mesin, peralatan atau pusat-

pusat kerja tidak disusun menurut urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Yang ditetapkan pada rancangan ini adalah letak barang jadi setelah selesai

diolah dan siap untuk digunakan. Segala jenis bahan yang akan diolah

termasuk mesin-mesin dan manusia yang  dibutuhkan, dibawa ketempat

yang bersangkutan. Sebagai contoh adalah pembangunan, jalan, gedung,

jembatan, atau kegiatan pertanian. Pada pembangunan sebuah gedung

misalnya, terlebih dahulu ditetapkan dimana gedung tersebut akan berada

atau terletak, dan disana pulalah ia dibuat. Bahan-bahan seperti pasir,


semen, batu bata, besi, seng, kayu, dan peralatan-peralatan seperti tractor,

compressor, bor, dan mesin pengangkat (forklift) dibawa ketempat tersebut.

Dalam kegiatan operasi dan produksi seperti ini, barang yang dibuat pada

umumnya terdiri dari hanya satu satuan seperti sebuah kapal, sebuah pintu

atau sekelompok rumah, sebuah jembatan dan sebagainya. Karena yang

ditetapkan letaknya terlebih dahulu adalah barang yang bersangkutan

(bukan pusat-pusat kerja) maka tataletak seperti ini sebenarnya bukanlah

tata letak pusat-pusat kerja.

Karena semua peralatan di angkut dan dikumpulkan ketempat dimana

barang itu harus berada, maka letak sarana pengolahan itu dianggap tetap

dan pengaturan bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan disebut

rancangan tataletak tetap. Tataletak seperti ini dapat dianggap sebagai

tataletak dalam bentuk khusus karena hanya dapat digunakan untuk jenis

barang tertentu.

D.     Tujuan dari Plant Layout

Tujuan dari penataan tata letak ruang atau plant layout adalah untuk

memperkecil biaya pengolahan dan untuk memenuhi rencana jumlah dan

mutu barang atau jasa yang diinginkan. Perencanaan yang baik atas tata

letak pusat-pusat kerja ini merupakan satu hal penting didalam keputusan-

keputusan operasi dan produksi.  Namun demikian perencanaan tataletak

pusat-pusat kerja ini tidak semata-mata berarti penempatan setiap pusat

kerja sedekat mungkin antara satu dengan yang lain, karena hal-hal lain

seperti kelancaran arus pergerakan bahan dan pekerja serta jumlah waktu
yang dibutuhkan ( dan diinginkan) untuk setiap pergerakan juga harus

dipertimbangkan. Secara umum tataletak yang harus ditentukan bagi

seluruh mesin dan peralatan lain sangat bergantung pada jenis kegiatan

pengolahan yang dilasanakan, jumlah barang atau jasa yang harus dibuat,

dan seluruh tenaga kerja manusia yang dipekerjakan.

Efektifitas dari pengaturan tata letak suatu kegiatan produksi dipengaruhi

oleh beberapa faktor, sebagai berikut :

a.       Penanganan material – perencanaan tata letak harus memperhatikan

gerakan dari material atau manusia yang bekerja. Gerakan material akan

berdampak pada biaya penanganan material, biasanya mempunyai

pengaruh yang cukup signifikan bagi biaya produksi.

b.      Utilisasi ruang – utilisasi ruang dan energi merupakan salah satu faktor yang

diperhatikan  dalam perencanaa tata letak. Perkembangan teknologi

memungkinkan  penataan mesin-mesin tidak dalam arah horizontal, berada

dalam satu lantai, melainkan dapat  ke arah vertikal.

c.       Mempermudah pemeliharaan – perawatan mesin selain berpengaruh

terhadap mutu produk juga berpengaruh terhadap usia mesin. Tata letak

mesin harus menyediakan ruang gerak yang cukup bagi pemeliharaan

mesin.

d.      Kelonggaran gerak – perencanaan tata letak tidak saja untuk memperoleh

efisiensi ruang tetapi juga harus memperhatikan kelonggaran gerak bagi

operatot /karyawan. Selain meningkatkan kepuasan karyawan atas kondisi

kerja, kelonggaran gerak dapat mengurangi kecelakaan kerja.


e.       Orientasi produk – jenis produk yang dibuat sangat berpengaruh dalam

perencanaa tata letak. Mislanya, produk ukuran besar dan berat, atau

memelukan perhatian khusus dalam penangannya, umumnya menghendaki

suatu tata letak yang tidak membuat produk dipindah-pindah. Sebaliknya,

produk yang berukuran kecil dan ringan yang dengan mudah dapat diangkut

akan menjadi lebih ekonomis apabila diproduksi dengan suatu tata letak

yang berdasarkan proses.

f.       Perubahan produk atau disain produk – perencanaan tata letak juga

memperhatikan perubahan jenis produk atau desain produk.

E.  MANFAAT LAYOUT


            Secara spesifik tata letak fasilitas tata letak fasilitas pabrik yang baik akan dapat
memberikan manfaat-manfaat dalam system produksi, yaitu sbb :
1.    Meningkatkan jumlah produksi
Suatu tata letak fasilitas pabrik secara baik akan memberikan kelancaran proses produksi
dan akhirnya akan memberikan output yang lebih besar dengan biaya yang sama atau lebih
sedikit, jam tenaga kerja dan jam kerja mesin lebih kecil.
2.    Mengurangi waktu tunggu
Tata letak fasilitas pabrik yang baik akan memberikan keseimbangan beban dan waktu
antara satu mesin dengan mesin atau departemen dengan departemen yang lain.
Keseimbangan ini akan dapat mengurangi penumpukan bahan dalam proses dan waktu
tunggu antara satu mesin dengan mesin yang lain.
3.    Manfaat proses pemindahan bahan
Pada sebagian besar proses produksi, bahan baku akan lebih sering dipindahkan jika
dinbandingkan dengan tenaga kerja, mesin maupun peralatan produksi yang lain.
Penghematan penggunaaan ruangan
Terjadinya penumpukan material dalam proses dan jarak antara masing-masing mesin
terlalu berlebihan akan menambah luas bangunan yang dibutuhkan.
4.    Efisiensi penggunaaan fasilitas
Suatu tata letak fasilitas pabrik yang terencana secara baik, dapat menciptakan
pendayagunaan elemen produksi seperti tenaga kerja, mesin maupun peralatan yang lain
secara lebih efektif dan efisien.
5.    Mempersingkat waktu proses
Dengan memperpendek jarak antara satu mesin dengan mesin yang lain atau antara satu
operasi denga operasi yang lain dan mengurangi penumpukan bahan dalam proses atau
mengurangi waktu tunggu.
6.    Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja
Pengaturan tata letak fasilitas pabrik secara baik akan dapat menciptakan suasana ruang
dan lingkungan kerja yang nyaman, aman, tertibdan rapi, sehingga kepuasan dan
keselamatan kerja akan dapat lebih ditingkatkan.
7.    Mengurangi kesimpang-siuran
Banyaknya material yang menunggu, gerakan yang tidak perlu, dan banyaknya
perpotongan dari aliran proses produksi akan menyebabkan kesimpang-siuran yang
akhirnya dapat mengakibatkan kemacetan.

F.  MACAM TIPE LAYOUT


1.    Layout Proses
            Yaitu proses pengaturan dan penempatan semua fasilitas pabrik seperti mesin dan
peralatan yang memiliki karakteristik kerja yang sama atau memiliki fungsi yang sama
ditempatkan pada satu departemen atau bagian, misalnya mesin bubut, mesin bor, mesin
las, mesin sekrap dan lain sebagainya.
2.    Layout Produk
Yaitu pengaturan tata letak fasilitas pabrik berdasarkan aliran dari produk tersebut.
Tujuannya adalah untuk mengurangi proses pemindahan bahan dan memudahkan
pengawasan dalam kegiatan produksi. Pabrik perakitan mobil, lemari pendingin, mesin cuci,
televise, dan sebagainya.Dengan menggunakan layout produk ini, satu masalah yang tidak
dapat dihindari adalah sulitnya realokasi operasi diantara pekerja untuk menyesuaikan diri
terhadap perubahan permintaan.
3.    Layout Kelompok
Adalah pengaturan tata letak fasilitas pabrik ke dalam daerah daerah atau kelompok mesin
bagi pembuatan produk yang memerlukan pemrosesan yang sama.
4.    Layout Posisi Tetap
Yaitu pengaturan material atau komponen produk yang dibuat akan tinggal tetap pada
posisinya, sedangkan fasilitas produksi seperti peralatan, perkakas, mesin-mesin, manusia,
serta komponen-komponen kecil lainnya akan bergerak atau berpindah menuju lokasi
material atau komponen produk utama tersebut.
5.    Layout Bentuk-U
Adalah pintu masuk dan keluar bahan baku dan produksi akhir berada pada posisi yang
sama. 
6.    Layout Gabungan Garis dan Proses
Yaitu penggabungan kedua tipe layout proses dan layout produk dengan cara
menempatkan mesin-mesin dalam masing-masing departemen menurut tipe mesin yang
sama atau menurut prinsip pengaturan berdasarkan proses. 
7.    Layout Gabungan Garis dan Bentuk-U
Untuk mengatasi angka pecahan dalam jumlah pekerja, dapat ditempuh dengan
menggabungkan beberapa lini bentuk-U menjadi satu lini terpadu.

G. PRINSIP-PRINSIP DASAR PENYUSUNAN LAYOUT


1.Integrasi Secara Total
Menyatakan bahwa tata letak fasilitas pabrik dilakukan secara terintegrasi dari semua factor
yang mempengaruhi proses produksi menjadi satu unit organisasi yang besar

2.Jarak Perpindahan Bahan Paling Minimun


Waktu perpindahan bahan dari satu proses ke proses yang lain dalam suatu industry dapat
dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan tersebut seminimum mungkin.

3.Memperlancar Aliran Kerja


Material diusahakan bergerak terus tanpa adanya interupsi atau gangguan skedul kerja.

4.Kepuasan dan Keselamatan Kerja


Suatu layout yang baik apabila pada akhirnya mampu memberikan keselamatan dan
keamanan dari orang yang bekerja di dalamnya.

5.Fleksibilitas
Suatu layout yang baik dapat juga mengantisipasi perubahan-perubahan dalam bidang
teknologi, komunikasi maupun kebutuhan konsumen. Produsen yang cepat tanggap akan
perubahan tersebut menuntut tata letak fasilitas pabrik diatur dengan memperhatikan
prinsip fleksibilitas.

H. Macam dan Jenis Tata Letak / Plant Layout Pabrik

Dalam menentukan plant layout atau tata letak pabrik yang baik haruslah ditentukan
berdasarkan pengaruh faktor-faktor yang ada seperti jenjang tahapan / tahap proses produksi,
macam hasil keluaran produksi, jenis perlengkapan yang dipakai atau digunakan serta
berdasarkan sifat produksi dari produk yang diproduksi tersebut.

Jenis-Jenis / Macam-Macam tata letak pada pabrik ada tiga, yaitu antara lain adalah :

1. Tata Letak Berdasarkan Produk / Layout by Product


Tata letak jenis ini membentuk suatu garis mengikuti jenjang proses pengerjaan produksi suatu
produk dari awal hingga akhir.

2. Tata Letak Berdasarkan Proses / Layout by Process


Layout pada jenis tata letak berdasarkan proses memiliki bagian yang saling terpisah satu sama
lain di mana aliran bahan baku terputus-putus dengan mesin disusun sesuai fungsi dalam suatu
grup departemen.

3. Tata Letak Berdasarkan Stationary / Layout by Stationary


Tata letak jenis ini mendekatkan sumber daya manusia / sdm serta perlengkapan yang ada pada
bahan baku untuk kegiatan produksi.
I.     Jenis Tata Letak
Pilihan jenis atau tipe tata letak tergantung terutama ppada struktur proses, yaitu posisi
proses pada matriks hubungan pelanggan untuk penyedia pelayanan dan pada matriks proses
produksi untuk proses pemanufakturan. Menurut Krajewski et al. (2007), pada umumnya
terdapat empat tipe tata letak, yaitu (1) aliran fleksibel (flexible flow); (2) aliran lini (line flow);
(3) campuran (hybrid); dan (4) posisi tetap (fixed position). Aliran fleksibel merupakan tata letak
yang mengatur sumber daya (karyawan dan peralatan) lebih didasarkan pada fungsinya daripada
berdasar pelayanan atau produk.

1.      Tata Letak Aliran Fleksibel


Tata letak ini digunakan pada kantor yang langsung berhubungan dengan pelanggan (front
office) dan job process dengan aliran kerja beragam, volume rendah dan kastemisasi tinggi. Tata
letak aliran fleksibel ini paling sesuai bila kegiatan operasi dilakukan intermittentdengan
berbagai tipe pelanggan atau perusahaan manufaktur yang memiliki berbagai komponen yang
berbeda-beda. Keunggulan tipe tata letak fleksibel adalah diatur secara linier, menggunakan
peralatan yang bersifat umum dan sumber daya sedikit, lebih fleksibel dalam menangani
perubahan dalam bauran produk, karyawan lebih ahli dalam pengetahuan teknis dan peralatan
yang multifungsi. Tantangan dalam tata letak aliran fleksibel ini adalah pengaturan tata letak
yang memudahkan proses sehingga tidak menimbulkan kekacauan.
Tata letak proses berusaha meminimalkan waktu perpindahan antar departemen yang
berdampak pada biaya.
Contoh : suatu perusahaan jasa mencoba mengatur tata letak ruangan untuk melayani
pelanggan. Perusahaan itu memiliki enam departemen yang masing-masing memerlukan luas
petak 20 kaki X 20 kaki, sedangkan ruangan yang dimiliki untuk keenam departemen tersebut
adalah panjang 60 kaki dan lebar 40 kaki. Pengaturan ke enam departemen tersebut mengikuti
keenam tahapan berikut:
Tahap 1. Menyusun matriks muatan dari – ke masing-masing departemen
Tahap 2. Menentukan kebutuhan ruangan untuk setiap departemen
Tahap 3. Mengembangkan skema awal yang menunjukkan banyaknya barang atau orang atau
informasi yang di angkut antar departemen.
Tahap 4. Menentukan biaya untuk pengaturan dengan menggunakan persamaan minimasi biaya
angkut dan penganganan barang.
Tahap 5. Mencoba mencari tata letak departemen dapat mencapai biaya minimal.
Tahap 6. Persiapkan pengaturan departemen yang sesuai dengan ruangan yang tersedia.

2.      Tata Letak Aliran Lini


        Tata letak ini digunakan pada pabrikasi (back office) dan proses lini yang memiliki aliran
kerja linier dan tugas yang berulang-ulang. Setiap stasiun atau pusat kerja (work stasion) atau
departemen diatur sesuai jalur lini. Beberapa jenis pengaturan aliran, seperti bentuk L, O, S atau
U. Tata letak ini disebut dengan lini produksi atau lini rakitan.
        Tipe tata letak ini sangat terspesialisasi dan sumber daya modal tinggi. Bila volumenya
tinggi, keuntungan tata letak aliran lini adalah dalam hal kecepatan tingkat pemrosesan,
persediaan lebih rendah, waktu tidak produktifnya rendah untuk perubahan dan penanganan
bahan atau material. Tatangannya adalah mengelompokkan kegiatan- kegiatan ke dalam stasiun-
stasiun kerja dan mencapai tingkat hasil yang diinginkan dengan sumber daya terbatas. Tata letak
ini juga sering disebut dengan tata letak produk dengan proses yang bersifat kontinyu.
        Keunggulan tata letak produk ini adalah persediaan bahan baku dan barang dalam proses
rendah, pelatihan karyawan tidak terlalu diutamakan, biaya variabel per unit rendah, dan waktu
persiapan mesin tidak terlalu lama. Sedangkan kelemahan tata letak produk ini adalah
fleksibilitas rendah, unit produk yang dihasilkan banyak, dan terhentinya sebagian proses akan
menghambat proses produksi secara keseluruhan.
3.      Tata Letak Campuran
Tata letak mengombinasikan elemen-elemen dari proses yang berbeda dengan proses lini.Tata
letak campuran digunakan dalam fasilitas yang mempunyai kegiatan operasi pabrikasi dan
rakitan (assembly). Operasi pabrikasi merupakan komponen yang dibuat dari bahan mentah
dengan aliran campuran, sedangkan pada operasi rakitan komponennya dirakit menjadi produk
akhir. Manajer operasi juga menciptakan tata letak campuran dalam memperkenalkan sel dan
otomasi yang fleksibel seperti system pemanufakturan fleksibel. Suatu sel merupakan dua atau
lebih stasiun kerja yang ditempatkan saling berdekatan dengan beberapa bagian atau model
diproses dengan aliran lini. Sedangkan bila sel satu karyawan dan beberapa mesin disebut
teknologi kelompok.
4.      Tata Letak Posisi Tetap
        Tipe tata letak ini digunakan dalam perusahaan manufakturan dan jasa dengan lokasi tetap,
sementara karyawan dan peralatan didatangkan ke lokasi tersebut. Tata letak ini digunakan bila
produk yang dihasilkan sulit dibawa, seperti gedung, lokomotif, bendungan, dan sebagainya.
Heizer dan Render (2008) mengelompokkan tipe tata letak seperti berikut :
1.  Tata letak kantor mengatur posisi karayawan, peralatan dan aliran informasi.
2.  Tata letak eceran mengalokasikan ruang yang ada untuk mengatur barang dan jarak antar rak
untuk menanggapi perilaku pelanggan.
3.   Tata letak gudang mengatur kesesuaian ruang dan penanganan barang.
4.   Tata letak posisi tetap mengatur kebutuhan tata letak yang besar dan berat, seperti bangunan
dan kapal.
5.  Tata letak berorientasi proses berkaitan dengan volume rendah, variasi produksi tingkah   atau
produksi intermittent.
6.   Tata letak sel kerja mengatur mesin dan perlatan berfokus pada produksi produk tunggal atau
sekelompok produk yang berhubungan.
7.  Tata letak yang berorientasi produk mencari personil dan mesin terbaik yang digunakan dalam
produksi secara terus-menerus atau produksi berulang.

Sasaran tata letak fasilitas adalah untuk merencanakan atau mengatur kegiatan, departemen,
tempat kerja, gudang dan sebagainya ke dalam fasilitas yang ada atau yang diusulkan. Sasaran
dasar keputusan tata letak adalah menjamin kelancaran aliran kerja, material, orang dan
informasi melalui system. Menurut  Russell dan Taylor (2009), tata letak fasilitas yang efektif
juga :
1.  Meminimalkan biaya perpindahan dan penanganan bahan.
2.  Menggunakan ruang secara efisien.
3.  Menggunakan karyawan secara efisien.
4.  Mengurangi hambatan (bottleneck).
5.  Membantu komunikasi dan interaksi antar karyawan, antara karyawan dan supervisor, dan
antara pelanggan dan supervisor.
6.  Mengurangi siklus pemanufakturan dan waktu pelayanan pelanggan
7.  Mengurangi pemborosan dan redundansi perpindahan.
8.  Membantu masuk, keluar, dan perpindahan orang, alat, dan bahan.
9.  Memperhatikan keamanan dan perlindungan.
10. Memperhatikan kualitas produk dan pelayanan.
11.   Mendorong kegiatan perawatan.
12.   Menyediakan pengendalian kegiatan visual.
13.   Menyediakan fleksibilitas untuk mengadaptasi kondisi perubahan.
14.   Meningkatkan kapasitas.

J.      Tata Letak Untuk Jasa


      Tata letak pelayanan yang baik dapat mendorong pelanggan merasa yakin dan nyaman
dalam mendapatakan pelayanan. Tersedianya tempat dan pemenuhan kebutuhan ruangan juga
merupakan persyaratan mutlak pelayanan. Fleksibilitas tata letak pelayanan di masa mendatang.
Kemanan merupakan ukuran penentu tata letak pelayanan pelanggan yang dapat meningkatkan
kepercayaan pelanggan pada pihak penyedia jasa. Factor keindahan pelayanan seperti di toko
fashion yang selalu mengutamakan keindahan ruang, baik display maupun ruang pas.
     Pertimbangan lain dalam pengaturan tata letak pelayanan adalah komunitas dan
lingkungan. Pelayanan tidak hanya memperhatikan kualitas pelayanan atau jasa yang diterima,
tetapi berbagai factor lain yang menyertai dan mendukung pelayanan tersebut. Organisasi jasa
atau pelayanan dikelompokkan menjadi dua, yaitu pelayanan berdasarkan fasilitas dan pelayanan
berdasarkan medan atau tempat (Agnihithri et al.,2002). Pada pelayanan berdasar fasilitas,
pelanggan mengakses sendiri fasilitas pelayanan, sedangkan pada pelayanan berdasar medan
atau tempat, penyedia jasa atau pelayanan, menyediakan pelayanan kepada pelanggan atau
kepemilikannya, yang ditempatkan pada lokasi pelanggan atau mendekati pelanggan.
     Pelayanan berdasarkan medan atau tempat dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
1.    Pelayanan pengiriman atau pengantaran seperti pengepakan dan jasa pos;
2.    Pelayanan keadaan darurat, seperti polisi, pemadam kebakaran, dan ambulan; dan
3.    Dukungan pelayanan purna jual dari peralatan, seperti pemasangan, perawatan, dan
perbaikan.
Berbagi modifikasi atau pengaturan kembali tata letak yang ada menunjukkan biaya yang
besar dan tidak dapat dicapai bila mesin dan peralatan yang ada tidak memiliki fleksibilitas dan
tidak mudah dipindahkan sewaktu-waktu diperlukan (Rawabdeh & Tahboub, 2006).
K.    Tata Letak Proses
Tata letak proses (prosese layouts) yang digunakan dalam perusahaan jasa memerlukan ruang
yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para pelanggan. Sebagian besar perusahaan
jasa atau pelayanan menggunakan tata letak proses karena adanya variasi dalam permintaan
pelayanan.
        Tata letak proses dikarakteristikan dengan operasi yang sebentar-sebentar (intermittent),
toko jasa (service job), sekumpulan pekerjaan (jobs shop), atau sekumpulan produksi (batch
production) yang melayani kebutuhan yang berbeda dari orang-orang yang berbeda. Tata letak
proses diatur sesuai denga fungsi proses yang banyak digunakan oleh organisasi jasa atau
pelayanan. Jenis tata letak ini sangat efisien bagi pelanggan di kantor pengacara, perusahaan
asuransi, klinik atau rumah sakit, dan agen perjalanan.
        Keunggulan tata letak berorientasi proses adalah fleksibilitas peralatan yang digunakan
dan penugasan karyawan. Dalam perencanaanya taktik yang umum adalah mengatur departemen
atau tempat-tempat pemeberian pelayanan dengan cara yang paling nyaman. Hubungan dan
perpindahan orang maupun kertas kerja dari satu tempat ke tempat lain menjadi pertimbangan
utama.
        Kelemahan tata letak proses disebabkan peralatan yang digunakan yang bersifat umum.
Permintaan atau keinginan pelanggan seringkali dilayani dalam waktu yang lama karena
kesulitan dalam penjadwalan, persiapan, dan penganganan bahan atau material yang unik. Hal
tersebut membutuhkan karyawan dengan keahlian tinggi dan perlunya persediaan barang dalam
proses dalam jumlah cukup untuk menagantisipasi proses masing-masing departemen yang tidak
seimbang.
        Bebarapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu banyaknya orang atau barang atau
informasi yang akan disampaikan antar departemen dan jarak yang terkait dengan biaya
pemindahan barang atau orang atau informasi antar departemen. Biaya merupakan fungsi jarak
antar departemen. Sasaran yang akan dicapai dalam tata letak kantor dirumuskan :
Minimum biaya = 
n = banyaknya departemen
i,j = departemen
Xij = banyaknya yang diangkut dari departemen i ke departemen j
Cij = banyaknya yang diangkut dari departemen i ke departemen j

BAB III

PENUTUP

A.     KESIMPULAN

Tata letak pabrik yang baik dan didukung pula dengan koordinasi kerja

yang bagus antar setiap departemen dalam perusahaan diharapkan

membuat perusahaan tetap bertahan dan sukses dalam persaingan industri


di bidangnya. Layout yang tepat menunjukkan ciri-ciri adanya penyesuaian

tata letak fasilitas operasional terhadap jenis produk dan proses konservasi.

Pengaruh layout yang tepat bagi perusahaan adalah peningkatan

produktivitas perusahaan.

B.     SARAN

Jadi tata letak ruang atau yang sering dikenal tata letak pabrik sangat

berguna sekali terutama kepenempatan ruang atau perusahaan yang ingin

dibangun dengan mengetahui tata letak ruang, agar dapat menghiung

efesiensi perusahaan tersbut semoga kedepannya tata letak ruang terus

dikembangkan khususnya diindonesia agar perusahaan dapat berjalan

segimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai