Anda di halaman 1dari 39

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

Pada saat ini dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi, manusia telah mampu membuat alat-alat atau mesin-mesin yang bisa membantu dan mempermudah serta mempercepat proses pengerjaan manusia. Untuk itu penulis ingin mengetahui dan mempelajari tentang prinsip dan mekanisme dari alat-alat atau mesin-mesin tersebut. Salah satu nya adalah Sistem Elektropneumatik. Elektropneumatik adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang gerakan udara dan fenomena-fenomena udara yang dalam pergerakannya dikontrol dengan menggunakan signal Elektro, saklar dan relay. Praktikum Elektropneumatik selain sebagai latihan juga mempermudah mahasiswa dalam penyelesaian tugas akhir dan dalam dunia industri. Jadi dengan mengikuti mata kuliah dan praktikum Elektropneumatik diharapkan agar mahasiswa memiliki dasar teknik dan parameter penggunaan katup

Elektropneumatik, sehingga dalam dunia industri tidak merasa canggung dalam pemakaian alat.

1.2 Tujuan Praktikum. Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Supaya dapat mengetahui jenis-jenis katup yang digunakan dalam Elektropneumatik. 2. Supaya dapat mengamati fenomena-fenomena yang terjadi selama dilangsungkannya praktikum. 3. Supaya dapat menyelesaikan rangkaian-rangkaian yang diberikan serta dan dapat mengerjakan kasus-kasus yang terdapat pada modul praktikum.

4. Supaya dapat mengetahui cara kerja dari rangkaian yang telah dirangkai sehingga praktikan dapat menerapkannya pada dunia kerja nantinya.

1.3 Manfaat Manfaat yang didapatkan setelah dilakukan praktikum ini adalah : 1. Dapat mengetahui jenis-jenis katup yang digunakan pada praktikum ini. 2. Dapat membaca rangkaian yang telah dirangkai dan mengerti cara kerja dari rangkaian tersebut. 3. Dapat menemukan aplikasi penggunaan katup yang digunakan untuk satu jenis masalah.

1.4 Sistematika penulisan Laporan ini ditulis menurut sistematika penulisan laporan yaitu sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisikan tentang latar belakang, tujuan, manfaat, serta sistematika penulisan. BAB II TEORI DASAR Berisikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan praktikum ini. BAB III JAWABAN SOAL-SOAL MODUL PRAKTIKUM Berisikan tentang jawaban-jawaban soal setelah dilakukan dalam praktikum.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh selama berlangsungnya praktikum.

BAB II TEORI DASAR

2.1 Pengertian Elektropneumatik yaitu pneumatik yang kontrolnya menggunakan sebuah signal yang dihasilkan dari sebuah suatu rangkaian listrik yang dihubungkan pada katup yang akan digunakan untuk menggerakan sebuah elemen kerja pneumatic.

2.2 Elemen kerja Elektropneumatik Pada elemen kerja elektropneumatic ini hampir sama dengan elemen kerja pneumatic, tetapi signal yang diberikan kepada katup berasal dari suatu rangkaian listrik. Berbeda dengan pneumatik, pada pneumatic signal yang diberikan secara manual baik melalui push button ataupun yang lainnya. 2.2.1 Proximity Limit Switch Switch ini digunakan untuk menggerakan piston secara bolak-balik tanpa menggunakan limit switch. Berarti Proximity Limit Switch fungsinya sebagai pengganti dari limit switch yang akan memberikan signal apabila dia tertekan. Adapun simbol dari limit swich adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Proximity Limit Switch 2.2.2 Converter Fungsi dari converter ini adalah untuk membatasi tekanan pada piston sehingga apabila piston mengenai suatu benda, maka piston tidak akan merusak benda tersebut.

Gambar 2.2 Converter

2.2.3 Jenis-jenis katup pada elektropneumatik

1. Katup 5/2 Double Solenoid

Gambar 2.3 Katup 5/2 Double solenoid

2. Katup 5/2 Single solenoid

Gambar 2.4 Katup 5/2 Single Solenoid

3. Katup 3/2 Single solenoid

Gambar 2.5 Katup 3/2 Single solenoid

4. Katup 5/3 Double solenoid

Gambar 2.6 5/3 Double Solenoid Valve

2.2.4 Actuator 1. Silinder aksi tunggal ( Single Acting Cylinder ) Pada silinder aksi tunggal, udara kempaan hanya bekerja pada satu sisi silinder ini dapat menghasilkan kerja hanya dalam satu arah saja. Udara diperlukan dalam satu arah gerakan dan pegas terpasang yang berfungsi untuk membalikan piston ke posisi semula.

Gambar 2.7 Silinder Aksi Tunggal

Adapun penggunaan silinder aksi tunggal biasanya dipakai untuk: a. Pengekleman b. Proses pemotongan c. Penyentuh d. Operasi /proses tekan e. Pengumpanan (feeding) derk pengangkat (lifting) Dari konstruksinya silinder ini dibagi menjadi dua macam: a. Silinder diafragma b. Silinder piston 2. Silinder aksi ganda ( Double Acting Cylinder ) Gaya yang didorongkan oleh udara kempaan menggerakan silinder kerja tunggal dalam dua arah gerakan yaitu gerakan maju dan gerakan mundur. Pada prinsipnya panjang langkah piston tak terbatas. Walaupun demikian tekukan dan bengkokkan akibat gaya yang bekerja pada batang torak harus diperhitungkan.

Gambar 2.8 Simbol Silinder Aksi Ganda

Seperti yang dijelaskan diatas bahwasannya silinder aksi ganda ini lebih universal. Maka penggunaanya lebih luas lagi, misalnya digunakan dan telah dikembangkan pada: a. Contactless sensing requerement, dengan menggunakan magnet. b. Penghenti beban berat dan berfungsi sebagai schockabsorber. c. Penggunaan robot. d. dan keperluan yang lainnya.

2.3 Sistem komponen. System struktur dan aliran sinyal pada kompenen-komponen dalam sistem-sistem kontrol dapat diidentifikasi dalam 4 kelompok dasar. Tingkat utama pada struktur system elektropneumatik adalah: a. Pasokan energi (udara bertekanan dan listrik). b. Elemen-elemen dan masukan (limit switch/tombol tekan/proximity sensor). c. Elemen pemroses (switching logic, katup selenoid, komverter pneumatik ke elektrik). d. Aktuator dan elemen kontrol akhir (silinder, motor, katup, kontrol akhir)

Komponen dalam system digambarkan oleh simbol-simbol yang menandakan fungsinya. Symbol kemudian dikombinasikan untuk

menggambarkan hasil dari kontrol pertikular dalan gambar rangkaian. Dalam menggambarkan rangkaian simbol-simbol komponen secara umum ditempatkan sesuai dengan tingkatan suatu sistem tingkatan suatu struktus sistem dalam gambar rangkaian diatur sesuai dengan aliran sinyal Solenoid mengaktuasikan katup kontrol arak dan relay, bisa sebagai pemroses atau fungsi kontrol actuator. Sebagai contoh : jika katup arah digunakan untuk megontrol silinder, maka katup kontrol arah adalah elemen kontrol untuk kelompok actuator. Jika elemen tersebut didefinisikan sebagai sinyal processor, maka harus ditempatkan pada kelompok processor, maka harus ditempatkan pada kelompok processor.

Gambar 2.9 Diagram Rantai Kontrol

2.4 Katup Kontrol Arah Katup kontrol arah mengontrol terusan sinyal udara bertekanan dari sisi masukan suatu elemen ke sisi keluaran dalam bidang teknologi kontrol ukuran dan kontruksi suatu katup tidak begitru penting dari pada aliran sinyal dan metode aktuasi

Gambar 2.10 Katup 3/2 Single Selenoid

Gambar 2.11 Katup 5/2 Double Selenoid

2.5 Saklar dan Relay. Tombol tekan, roller yang mengaktifkan saklar, dan magnet yang mengaktifkan reed switch secara umum digunakan pada tingkat sinyal masukan yang menyediakan sinyal-sinyal seperti start, sytop dan konfirmasi posisi kontakkontak switch bisa dihubungkan dalam bermacam-macam hubungan parallel dan seri untuk menyediakan fngsi-fungsi logic dari sebuah system fungsi-fungsi logika sederhana adalah sebagai berikut:

2.5.1 Relay Relay digunakan sebagai pemproses dan elemen-elemen kontrol akhir dan seperti saklar bisa terdiri dari pasangan kontak yang sederhana atau untuki yang sejumlah besar dari kontak normal terbuka, kontak normal tertutup, atau kontak change over.

Gambar 2.12 Relay

BAB III KASUS-KASUS YANG HARUS DISELESAIKAN DENGAN DENGAN KONTROL ELEKTROPNEUMATIK Modul 1: Peralatan Untuk Pemisahan Barang (Sorting Device) Tujuan: Sistem kontrol langsung dengan silinder aksi tunggal.

Prinsip kerja: Apabila tombol push button (s1)ditekan, arus listrik mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 3/2 with single selenoid (1v), sehingga saluran sumber (P) dan saluran kerja (A) terhubung pada katup 3/2 with single selenoid (1v). Udara dari intake manifold masuk keruang silinder aksi tunggal (1A) dan piston bergerak maju. Apabila tombol push button (s1) di lepas, arus listrik ke selenoid coil 1y1 terputus pada katup 3/2 with single selenoid (1v), sehingga saluran kerja (A) dan saluran buang (R) terhubung. Udara pada ruang silinder keluar ke saluran buang (R) melalui saluran kerja (A) sehingga menyebabkan piston bergerak mundur yang mana dibantu dengan sphring

Modul 2: Peralatan Pembuka dan Penutup (Opening dan Silinder Aksi Ganda) Tujuan Pratikum: Sistemn Kontrol Langsung Dengan Silinder Aksi Ganda

Prinsip kerja: Sebelum tombol start (s1) ditekan, saluran sumber p dan saluran kerja b pada katup 5/2 single selenoid terhubung. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 2 pada silinder aksi ganda (1A) Apabila tombol start (s1) di tekan, arus listrik mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 5/2 with single selenoid (1v), sehingga saluran kerja (B) dan saluran buang (R) terhubung. Udara didalam ruang silinder 2 keluar kesaluran buang (R) dan pada saat yang bersamaan saluran sumber (P) dan saluran kerja (A) terhubung pada katup 5/2 with single selenoid. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 1 pada silinder aksi ganda (1A) yang menyebabkan piston bergerak maju. Apabila tombol start (s1)dilepas, arus listrik ke selenoid coil 1y1 terputus pada katup 5/2 with single selenoid (1v), sehingga saluran kerja (A) dan saluran buang (S) terhubung. Udara pada ruang silinder 1 keluar menuju saluran buang s dan pada saat yang bersamaan saluran sumber (P) dan saluran kerja (B) pada katup 5/2 single selenoid terhubung. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 2 pada silinder aksi ganda (1A) dan menyebabkan piston bergerak mundur.

Modul 3: Peralatan Pemutar (Turning Device) Tujuan Pratikum: Sistem Kontrol Tak langsung Dengan Silinder Aksi Tunggal

Prinsip kerja : Apabila tombol push button (s1)ditekan, arus listrik mengalir ke kotak relay (k1), dari kotak relay (k1) memberi signal ke k1 sehingga k1 terhubung dan arus listrik mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 3/2 with single selenoid (1v), sehingga saluran sumber (P) dan kerja (A) terhubung pada katup 3/2 with single selenoid (1v). Udara dari intake manifold masuk keruang silinder aksi tunggal (1A) dan piston bergerak maju. Apabila tombol push button (s1) di lepas, arus listrik terputus dari kotak relay (k1) dan kotak relay (k1) memberi signal ke k1 sehingga arus listrik tidak mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 3/2 with single selenoid (1v), sehingga saluran kerja (A) dan saluran buang (R) terhubung. Udara pada ruang silinder keluar ke saluran buang (R) melalui saluran kerja (A) sehingga menyebabkan piston bergerak mundur yang mana dibantu dengan sphring.

Modul 4: Peralatan Pemasang Penutup (lid fitting device) Tujuan pratikum: Sistem Kontrol Tak Langsung Silinder Aksi Ganda.

Prinsip kerja : Sebelum tombol push button (s1)ditekan, saluran sumber (P) dan saluran kerja (B) pada katup 5/2 single selenoid terhubung. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 2 pada silinder aksi ganda (1A) Apabila tombol push button (s1)di tekan, arus listrik mengalir ke kotak relay (k1), dari kotak relay (k1) arus listrik memberi signal ke k1 sehingga k1 terhubung dan arus listrik mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 5/2 with single selenoid (1v), sehingga saluran kerja (B) dan saluran buang (R) terhubung. Udara didalam ruang silinder 2 keluar kesaluran buang (R) dan pada saat yang bersamaan saluran sumber (P) dan saluran kerja (A) terhubung pada katup 5/2 with single selenoid. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 1 pada silinder aksi ganda (1A) yang menyebabkan piston bergerak maju. Apabila tombol push button (s1)dilepas, arus listrik terputus dari kotak relay (k1) dan kotak relay (k1) memberi signal ke k1 sehingga arus listrik ke selenoid coil 1y1 terputus pada katup 5/2 with single selenoid (1v), sehingga saluran kerja (A) dan saluran buang (S) terhubung. Udara pada ruang silinder 1 keluar menuju saluran buang (S) dan pada saat yang bersamaan saluran sumber (P) dan saluran kerja(B) pada katup 5/2 single selenoid (1v) terhubung. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 2 pada silinder aksi ganda (1A) dan menyebabkan piston bergerak mundur.

Modul 5 : Alat Pemotong (Cutting Device) Tujuan Pratikum: Sistem Kontrol Langsung dengan Menggunakn Fungsi AND untuk silinder Permasalahan.

Prinsip kerja : Sebelum tombol push button (s1)dan s2 ditekan cecara bersamaan, saluran sumber (P) dan saluran kerja (B) pada katup 5/2 single selenoid terhubung. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 2 pada silinder aksi ganda (1A) Apabila tombol push button (s1)dan s2 di tekan secara bersamaan, arus listrik mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 5/2 with single selenoid (1v), sehingga saluran kerja (B) dan saluran buang (R) terhubung. Udara didalam ruang silinder 2 keluar kesaluran buang (R) dan pada saat yang bersamaan saluran sumber (P) dan saluran kerja (A) terhubung pada katup 5/2 with single selenoid. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 1 pada silinder aksi ganda (1A) yang menyebabkan piston bergerak maju. Apabila tombol push button (s1)dilepas atau kedua tombol (s1)dan s2 dilepas secara bersamaan, arus listrik ke selenoid coil 1y1 terputus pada katup 5/2 with single selenoid (1v), sehingga saluran kerja (A) dan saluran buang (S) terhubung. Udara pada ruang silinder 1 keluar menuju saluran buang (S) dan pada saat yang bersamaan saluran sumber (P) dan saluran kerja (B) pada katup 5/2 single selenoid (1v) terhubung. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 2 pada silinder aksi ganda (1A) dan menyebabkan piston bergerak mundur.

Modul 6: Alat Penuang(Tipping Device) Tujuan pratikum: Sistem kontrol tak langsung dengan menggunakan fungsi OR untuk silinder aksi tunggal atau silinder aksi ganda.

Prinsip kerja 6 : Apabila tombol push button (s1) atau s2 ditekan, arus listrik mengalir ke kotak relay (k1), dari kotak relay (k1) memberi signal ke k1 sehingga k1 terhubung dan arus listrik mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 3/2 with single selenoid (1v), sehingga saluran sumber (P) dan kerja (A) terhubung pada katup 3/2 with single selenoid (1v). Udara dari intake manifold masuk keruang silinder aksi tunggal (1A) dan piston bergerak maju. Apabila tombol push button (s1)atau s2 di lepas, arus listrik terputus dari kotak relay (k1) dan kotak relay (k1) arus listrik memberi signal ke k1 sehingga arus listrik tidak mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 3/2 with single selenoid (1v), sehingga saluran kerja (A) dan saluran buang(R) terhubung. Udara pada ruang silinder keluar ke saluran buang (R) melalui saluran kerja (A) sehingga menyebabkan piston bergerak mundur yang mana dibantu dengan sphring.

Modul 7:Pengontrol hopper(hopper control) Tujuan pratikum: Sistem kontrol tak langsung dari dua posisi berbeda untuk silinder aksi ganda.

Prinsip kerja : Sebelum tombol push button (s1)dan s2 ditekan secara bersamaan, saluran sumber (P) dan saluran kerja (B) pada katup 5/2 dauble selenoid terhubung. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 2 pada silinder aksi ganda (1A) Apabila tombol push button (s1)di tekan, arus listrik mengalir ke kotak relay (k1), dari kotak relay (k1) arus listrik memberi signal ke k1 sehingga k1 terhubung dan arus listrik mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 5/2 with dauble selenoid (1v), sehingga saluran kerja (B) dan saluran buang (R) terhubung. Udara didalam ruang silinder 2 keluar kesaluran buang r dan pada saat yang bersamaan saluran sumber (P) dan saluran kerja (A) terhubung pada katup 5/2 with dauble selenoid. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 1 pada silinder aksi ganda (1A) yang menyebabkan piston bergerak maju. Apabila tombol push button s2 ditekan, arus listrik mengalir ke kotak relay (k2), dari kotak relay (k2) memberi signal ke k2 sehingga k2 terhubung dan arus listrik mengalir ke selenoid coil(1Y2)pada katup 5/2 with dauble selenoid (1v), sehingga saluran kerja (A) dan saluran buang (S) terhubung. Udara pada ruang silinder 1 keluar menuju saluran buang (S) dan pada saat yang bersamaan saluran sumber (P) dan saluran kerja (B) pada katup 5/2 dauble selenoid (1v) terhubung. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 2 pada silinder aksi ganda (1A) dan menyebabkan piston bergerak mundur.

Modul : Gravity Feed Megazine Tujuan pratikum: Sitem kontrol dengan gerakan balik dari suatu elektrik limit switch untuk silinder aksi ganda.

Prinsip kerja 8 : Sebelum tombol push button (s1)ditekan, saluran sumber(P) dan saluran kerja (B) pada katup 5/2 dauble selenoid terhubung. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 2 pada silinder aksi ganda (1A) Apabila tombol push button (s1)di tekan, arus listrik mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 5/2 with dauble selenoid (1v), sehingga saluran kerja (B) dan saluran buang (R) terhubung. Udara didalam ruang silinder 2 keluar kesaluran buang (R) dan pada saat yang bersamaan saluran sumber (P) dan saluran kerja (A) terhubung pada katup 5/2 with dauble selenoid. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 1 pada silinder aksi ganda (1A) yang menyebabkan piston bergerak maju. Pada saat piston berada di posisi maksimum limit switch 1s1 tertekan, arus listrik mengalir ke selenoid coil (1Y2) pada katup 5/2 with dauble selenoid (1v), sehingga saluran kerja a dan saluran buang (s) terhubung. Udara pada ruang silinder 1 keluar menuju saluran buang (s) dan pada saat yang bersamaan saluran sumber (P) dan saluran kerja (B) pada katup 5/2 dauble selenoid (1v) terhubung. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 2 pada silinder aksi ganda (1A) dan menyebabkan piston bergerak mundur.

Modul 9: meja putar (Rotary Indexing Table) Tujuan pratikum: Sistem kontrol tak langsung dengan gerakan bolak-balik untuk silinder aksi ganda.

Prinsip kerja 9 : Sebelum tombol start (s1)ditekan, limit switch 1s1 tertekan oleh piston silinder aksi ganda dan saluran sumber (P) dan saluran kerja (B) pada katup 5/2 dauble selenoid terhubung. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 2 pada silinder aksi ganda (1A) Apabila tombol start (s1)di tekan, arus listrik melewati limit switch 1s1 yang tertekan. Arus listrik mengalir ke kotak relay (k1), dari kotak relay (k1) arus listrik memberi signal ke k1 sehingga k1 terhubung dan arus listrik mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 5/2 with dauble selenoid (1v), sehingga saluran kerja (B) dan saluran buang (R) terhubung. Udara didalam ruang silinder 2 keluar kesaluran buang (R) dan pada saat yang bersamaan saluran sumber p dan saluran kerja (A) terhubung pada katup 5/2 with dauble selenoid. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 1 pada silinder aksi ganda (1A) yang menyebabkan piston bergerak maju. Pada saat piston berada di posisi maksimum limit switch 1s2 tertekan, Arus listrik mengalir ke kotak relay (k2), dari kotak relay (k2) arus listrik memberi signal ke k2 sehingga k2 terhubung dan arus listrik mengalir ke selenoid coil(1Y2)pada katup 5/2 with dauble selenoid (1v), sehingga saluran kerja koil dan saluran buang (S) terhubung. Udara pada ruang silinder 1 keluar menuju saluran buang (S) dan pada saat yang bersamaan saluran sumber (P) dan saluran kerja (B) pada katup 5/2 dauble selenoid (1v) terhubung. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 2 pada silinder aksi ganda (1A) dan menyebabkan piston bergerak mundur. Proses piston maju mundur terus menerus terjadi apabila tombol start (s1)tidak di lepas.

Modul 10: Meja Luncur (Sliding Table) Tujuan pratikum: Rangkaian penguncian listrik dominan OFF untuk silinder aksi tunggal atau silinder aksi ganda.

Prinsip kerja 10 : Apabila tombol ON ditekan, arus listrik mengalir ke kotak relay (k1), dari kotak relay (k1) memberi signal ke k12 dan k13 sehingga k12 dan k13 terhubung. Apabila tombol ON dilepas arus listrik tetap mengalir ke kotak relay (k1) yang mana listrik berasal dari k12 sehingga arus listrik mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 3/2 with single selenoid (1v), sehingga saluran sumber (P) dan kerja (A) terhubung pada katup 3/2 with single selenoid (1v). Udara dari intake manifold masuk keruang silinder aksi tunggal (1A) dan piston bergerak maju. Pada saat itu pula piston tetap berada di posisi luar akibat adanya listrik mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 3/2 with single selenoid. Apabila tombol OFF di tekan, arus listrik terputus dari kotak relay (k1) dan kotak relay (k1) arus listrik memberi signal ke k12 dan k13 sehingga arus listrik tidak mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 3/2 with single selenoid (1v), sehingga saluran kerja (A) dan saluran buang (R) terhubung. Udara pada ruang silinder keluar ke saluran buang (R) melalui saluran kerja (A) sehingga menyebabkan piston bergerak mundur yang mana dibantu dengan sphring. Pada pratikum ini proses maju mundur piston diatur oleh tombol ON dan OFF dan pada saat kedua-dua tombol di tekan tidak adanya listrik mengalir keselenoid coil 1y1 dan piston tidak bergerak maju.

Modul 11: Meja Penjepit(Clamping Table) Tujuan Pratikum: Rangkaian penguncian listrik dominanON untuk silinder aksi ganda aksi tunggal atau silinder aksi ganda.

Prinsip kerja 11 : Apabila tombol ON ditekan, arus listrik mengalir ke kotak relay (k1), dari kotak relay (k1) memberi signal ke k12 dan k13 sehingga k12 dan k13 terhubung. Apabila tombol ON dilepas arus listrik tetap mengalir ke kotak relay (k1) yang mana listrik berasal dari k12 sehingga arus listrik mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 3/2 with single selenoid (1v), sehingga saluran sumber (P) dan kerja (A) terhubung pada katup 3/2 with single selenoid (1v). Udara dari intake manifold masuk keruang silinder aksi tunggal (1A) dan piston bergerak maju. Pada saat itu pula piston tetap berada di posisi luar akibat adanya listrik mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 3/2 with single selenoid. Apabila tombol OFF di tekan, arus listrik terputus dari kotak relay (k1) dan kotak relay (k1) memberi signal ke k12 dan k13 sehingga arus listrik tidak mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 3/2 with single selenoid (1v), sehingga saluran kerja (A) dan saluran buang (R) terhubung. Udara pada ruang silinder keluar ke saluran buang (R) melalui saluran kerja (A) sehingga menyebabkan piston bergerak mundur yang mana dibantu dengan sphring. Pada pratikum ini proses maju mundur piston diatur oleh tombol ON dan OFF dan pada saat keduadua tombol di tekan adanya listrik mengalir keselenoid coil 1y1 dan piston bergerak maju.

Modul 12: Alat Pembolok (Diverting Device) Tujuan pratikum: gerakan bolak-balikpiston dengan memantau posisi ujung dengan Magnetik Proximity Switch menggunakan silinder aksi ganda.

Prinsip kerja 12 : Sebelum tombol ON ditekan, saluran sumber p dan saluran kerja b pada katup 5/2 dauble selenoid terhubung. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 2 pada silinder aksi ganda (1A) Apabila tombol ON di tekan, Arus listrik mengalir ke kotak relay (k1), dari kotak relay (k1) arus listrik memberi signal ke k12 dan k13 sehingga k12 dan k13. Arus listrik mengalir ke proximity limit switch (1) dan arus listrik mengalir ke kotak relay (k2). Dari kotak relak (k2) arus listrik memberi signal ke k24 dan arus listrik mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 5/2 with dauble selenoid (1v), sehingga saluran kerja (B) dan saluran buang (R) terhubung. Udara didalam ruang silinder 2 keluar kesaluran buang (R) dan pada saat yang bersamaan saluran sumber (P) dan saluran kerja (A) terhubung pada katup 5/2 with dauble selenoid. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 1 pada silinder aksi ganda (1A) yang menyebabkan piston bergerak maju. Pada saat piston berada di posisi maksimum, proximity switch (2) tertekena sensor sehingga arus listrik mengalir ke ke kotak relay (k3), dari kotak relay (k3) arus listrik memberi signal ke k36 sehingga arus listrik mengalir ke selenoid coil(1Y2)pada katup 5/2 with dauble selenoid (1v), sehingga saluran kerja (A) dan saluran buang (S) terhubung. Udara pada ruang silinder 1 keluar menuju saluran buang (S) dan pada saat yang bersamaan saluran sumber p dan saluran kerja (B) pada katup 5/2 dauble selenoid (1v) terhubung. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 2 pada silinder aksi ganda (1A) dan menyebabkan piston bergerak mundur. Proses piston maju mundur terus menerus terjadi apabila tombol OFF tidak di tekan .

Modul 13: Alat Stempel (Stamping Device) Tujuan pratikum: Pembalikan tergantung pada tekanan menggunakan silinder aksi ganda.

Prinsip kerja 13 : Sebelum tombol push button (s1)dan s2 ditekan secara bersamaan, saluran sumber p dan saluran kerja b pada katup 5/2 dauble selenoid terhubung. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 2 pada silinder aksi ganda (1A)

Apabila tombol push button (s1)dan s2 ditekan secara bersamaan di tekan, arus listrik mengalir ke kotak relay (k1), dari kotak relay (k1) arus listrik memberi signal ke k1 sehingga k1 terhubung dan arus listrik mengalir ke selenoid coil 1y1 pada katup 5/2 with dauble selenoid (1v), sehingga saluran kerja (B) dan saluran buang (R) terhubung. Udara didalam ruang silinder 2 keluar kesaluran buang r dan pada saat yang bersamaan saluran sumber (P) dan saluran kerja (A) terhubung pada katup 5/2 with dauble selenoid. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 1 pada silinder aksi ganda (1A) yang menyebabkan piston bergerak maju. Pada saat piston bergerak maju, udara masuk ke ke flow control (f1), ke pressure gauge dan kesaluran p1 pada pneumatik /elektrikal converter. Pada saat tekanan udara menunjukkan angka 2 bar pada pressure gauge, aliran listrik ke selenoid coil (1Y2) pada katup 5/2 with dauble selenoid (1v), sehingga saluran kerja a dan saluran buang s terhubung. Udara pada ruang silinder 1 keluar menuju saluran buang s dan pada saat yang bersamaan saluran sumber (P) dan saluran kerja (B) pada katup 5/2 dauble selenoid (1v) terhubung. Udara dari intake manifold masuk keruang silinder 2 pada silinder aksi ganda (1A) dan menyebabkan piston bergerak mundur.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan 1. ElektroPneumatic mempunyai banyak keuntungan, karena sumber

penggeraknya mudah didapatkan di alam tanpa harus membeli, namun spare part yang digunakan untuk Elektropneumatic harganya relatif mahal. 2. Untuk menyelesaikan suatu kasus-kasus pada Elektropneumatic dapat diselesaikan dengan banyak cara dan dengan penggunaan katup yang berbedabeda juga. 3. Pada Elektropneumatic gerakan piston dapat diatur dengan bermacam-macam gerakan sesuai dengan kasus yang akan diselesaikan. 4. Katup pada Elektropneumatic dapat digabungkan satu dengan yang lainnya, sehingga akan dapat menghasilkan suatu gerakan piston yang diinginkan.

4.2 Saran 1. Setiap penggunaan katup seharusnya sesuai dengan fungsi yang akan digunakan pada masalah yang akan diselesaikan. 2. Sebaiknya angin yang akan masuk menuju ke piston diberikan katup one way flow control valve untuk mencegah cepat rusaknya piston, karena tekanan yang dihasilkan oleh kompresor cukup tinggi yaitu 6 bar.

Anda mungkin juga menyukai