Anda di halaman 1dari 40

MANAJEMEN OPERASIONAL

DESAIN PRODUK DAN TATA LETAK FASILITAS

DISUSUN OLEH :

ASMAUL HUSNA 1810111067


EMI HIDAYAH 1810111068

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAKARTA 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
“Desain Produk dan Tata Letak Fasilitas“ dengan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Operasional dan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
tentang materi yang penulis bahas.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
yang jauh dari kata sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan saran serta
kritikan dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis mendapatkan bantuan serta
bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada ibu Dra. Heni Nastiti, MM selaku dosen mata kuliah Manajemen
Operasional dan semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah.
Semoga makalah yang penulis buat dapat bermanfaat dan berguna bagi
penulis maupun pembaca.

Jakarta, Agustus 2019

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
1.4. Manfaat Penulisan ............................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Landasan Teori .................................................................................... 4
2.1.1 Rumusan Suatu Produk .............................................................. 4
2.1.2 Desain Produk ............................................................................ 4
2.1.3 Pengembangan Produk .............................................................. 4
2.1.4 Permasalahan Lini Dari Desain Produk ..................................... 4
2.1.5 Pengertian Dan Manfaat Tata Letak .......................................... 4
2.1.6 Maksud Dan Tujuan Perencanaan Tata Letak Fasilitas ............. 4
2.1.7 Cara Pengaturan Tata Letak Fasilitas ........................................ 4
2.1.8 Tipe Tata Letak Fasilitas ............................................................ 4
2.2. Penelitian Relevan ............................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 11
3.2. Pembahasan ......................................................................................... 12
3.1.1 Layout Mc’Donalds Duren Tiga ................................................ 12
3.1.2 Tipe Layout ................................................................................ 12
3.1.3 Tipe Aliran Bahan ...................................................................... 12
3.1.4 Peta Proses Operasi .................................................................... 12
3.1.5 Multi Product Process Chart ...................................................... 12
3.1.6 Flow Process Chart .................................................................... 12
3.1.7 From To Chart ........................................................................... 12
3.1.8 Flow Diagram ............................................................................ 12
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ......................................................................................... 14
4.2. Saran .................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Telah banyak dikatakan bahwa tujuan umum perusahaan
(bisnis) adalah “membuat suatu produk atau jasa dengan biaya
yang serendah-rendahnya, menjual dengan harga wajar, dan
membentuk kebiasaan”. Mempunyai sebuah perusahaan yang
sukses dan berkembang pesat memang membutuhkan
perjuangan. Pengelolaan atau manajemen yang handal dan
terpercaya akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
dan kesuksesan perusahaan tersebut. Salah satu faktor yang
berpengaruh adalah manajemen operasional. Manajer juga
harus selalu memperhatikan dan menanggapi kekuatan-
kekuatan dari lingkungan eksternal, seperti peraturan-peraturan
pemerintah, tuntutan-tuntutan terkait buruh, kondisi ekonomi
lokal, regional, nasional dan internasional, kemajuan tehnologi
dan lain-lain sebagai kondisi sekarang maupun akan datang
yang bergejolak terus menerus dan sangat dinamik.
Manajemen opersional juga dibutuhkan umtuk
menciptakan sesuatu yang baru dan perubahan atau inovasi
produk termasuk desain produk untuk menjadi lebih baik.
Proses pengembangan produk tentunya diawali dari
pemahaman produsen akan persepsi dan harapan konsumen
akan produk itu sendiri. Organisasi-organisasi perusahaan
harus selalu menyesuaikan desain produk dan jenis jasa yang
mereka tawarkan dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan
para konsumen. Berbagai desain produk dan jasa baru muncul
menjadi kenyataan karena sorang percaya bahwa kebutuhan
akan produks atau jasa tersebut.
Disamping itu, organisasi-organisasi (perushaan) secara
terus menerus membangun berbagai fasilitas baru dan
memepeluas yang sudah ada. Kegiatan-kegiatan ini melibatkan
sejumlah investasi dalam kontruksi dan peralatan atau mesin
dengan biaya yang sangat besar. Walaupun penentuan lokasi
organisasi yang tepat tidak selalu sangat penting. Tetapi,
bagaiamanapun juga, penempatan fasilitas-fasilitas yang baik
akan membantu organisasi untuk meminimumkan biaya.
Dalam situasi persaingan, faktor-faktor lokasi dapat
menjadi faktor-faktor kritis yang membuatnya sangat penting.
Pemilihan lokasi berarti menghindari sebanyak mungkin
seluruh segi-segi negatif dan mendapatkan lokasi dengan
paling banyak faktor-faktor positif. Pemilihan lokasi yang tepat
akan meminimumkan”beban” biaya (investasi dan operasional)
jangka pendek maupun jangka panjang, dan ini akan
meningkatkan “daya saing” perusahaan.
Setelah penanam modal menentukan tempat kedudukan
perusahaan, kilang, atau gedung yang akan didirikannya maka
langkah berikutnya adalah membangun gedung yang
dibutuhkan untuk berbagai sarana tersebut. Daya hasil suatu
perusahaan juga bergantung kepada tempat kedudukan sarana
operasi dan produksi yang digunakan untuk mengolah berbagai
jenis sumber daya dalam rangka membuat barang atau jasa.
Letak setiap mesin dan peralatan yang mempunyai kaitan
pekerjaan di dalam kegiatan pengolahan yang dilaksanakan di
dalam suatu sarana operasi dan produksi atau di dalam satu
bangunan atau ruangan disebut tata letak pusat-pusat kerja.
Pengaturan itu sendiri dimaksudkan untuk memperkecil biaya
pengolahan dan untuk memenuhi rencana jumlah dan mutu
barang atau jasa yang diinginkan. Perencanaan yang baik atas
tata letak pusat-pusat kerja ini merupakan satu hal penting di
dalam keputusan-keputusan operasi dan produksi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud rumusan suatu produk ?
2. Bagaimana perusahaan menerapkan desain produk ?
3. Bagaimana pengembangan produk dapat diterapkan di perusahaan ?
4. Apa dan Bagimana permasalahan inti terhadap desain produk ?
5. Apa definisi dan manfaat tata letak ?
6. Apa maksud dan tujuan tata letak ?
7. Bagaimana cara pengaturan tata letak ?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi rumusan suatu produk.
2. Untuk mengetahui proses perusahaan menerapkan desain produk.
3. Untuk mengetahui penerapan pengembangan produk di perusahaan.
4. Untuk mengetahui permasalahan inti dari desain produk.
5. Untuk mengetahui definisi dan manfaat tata letak.
6. Untuk mengetahui maksud dan tujuan tata letak diterapkan.
7. Untuk mengetahui cara pengaturan tata letak.

1.4. Manfaat Penulisan


1. Bagi Penulis
Penulisan makalah ini dapat dijadikan bahan untuk memperluas
pengetahuan mengenai desain produk serta pengembangan produk dan
merencanakan tata letak fasilitas dengan menggunakan berbagai cara dan
pola Layout.
2. Bagi Kalangan Akademisi
Penulisan makalah ini dapat dijadikan referensi untuk penulisan lebih
lanjut mengenai desain produk dan tata letak fasilitas.
3. Bagi Masyarakat
Penulisan makalah ini dapat memberikan informasi tambahan tentang
desain produk dan tata letak fasilitas..
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Landasan Teori
2.1.1 Rumusan Suatu Produk
Perusahaan menghasilkan output untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen akan kepuasan, sehingga output yang dihasilkan
seharusnya dapat memuaskan konsumen. Oleh karena itu produk bisa diartikan
sebagai kepuasan yang ditawarkan kepada produsen.(perusahaan) kepada
konsumen. Untuk dapat mencapai maksud tersebut maka sudah selayaknya
perusahaan memfokuskan diri pada pengembangan keunggulan bersaing
melalui strategi bisnis, diantaranya pembedaan (diferensiasi), biaya rendah
(kepemimpinan biaya), respon cepat (rapid respon) atau kombinasi diantaranya
ketiga strategi tersebut.
Suatu produk yang diciptakan baik berupa barang atau jasa pada
umumnya mengalami tahapan kehidupan produk (PLC = product life cycle)
melalui empat tahapan seperti yang terlihat dalam gambar berikut :
Menggambarkan lahirnya suatu produk baru sampai pada kematian suatu
produk yang dikatakan sudah lama. Kehidupan produk terbagi menjadi 4 fase :
a. Fase introduction
Fase dimana produk baru dikenalkan dengan pasar kondisi ini
memerlukan :
a) Penelitian (research & development)
b) Pengembangan produk
c) Modifikasi dan perbaikan proses
d) Pengembangan pemasok

b. Fase pertumbuhan (Growth)


Dalam fase ini, desain produk telah mulai stabil, dan diperlukan
peramalan kebutuhan kapasitas yang efektif dan perlu peningkatan
kapasitas agar dapat memenuhi permintaan.

c. Fase kematangan (Maturity)


Dalam fase ini, desain prdouk dewasa, pesaing mulai bermunculan.
Produksi jumlah besar dan inovatif sangat sesuai pada fase ini. Dan
memerlukan inovasi, pengendalian biaya harus lebih bai, meningkatkan
keuntungan dengan pembatasan lini produk.

d. Fase penurunan
Manajemen mungkin perlu agak kejam terhadap produk yang
siklus hidupnya mendekati akhir. Produk yang hampir mati biasanya
produk yang buruk bagi investasi sumber daya dan kemampuan
manajerial. Produk hampir mati maka mungkin perlu menghentikan
produk tersebut dan menggantinya dengan desain produk.

2.1.2 Desain Produk


Desain produk adalah proses menciptakan produk baru yang akan dijual
oleh perusahaan untuk pelanggannya. Sebuah konsep yang sangat luas, pada
dasarnya generasi dan pengembangan ide-ide yang efektif dan efisien melalui
proses produj baru. Dalam pendekatan sistem matis desainer produk konsep
dan menegevaluasi ide-ide dan mengubahnya menjadi penemuan yang nyata
dari produk. Maksud dari desain produk antara lain :
1. Untuk menghindari kegagalan yang mungkin akan terjadi dalam
pembuatan suatu produk.
2. Untuk memilih metode yang paling baik dan ekonomis dalam
pembuatan produk.
3. Untuk mentukan standarisasi atau spesifikasi produk yang dibuat.
4. Untuk mengetahui kelayakan produk tersebut apakah memenuhi
persayratan atau masih perlu di perbaiki kembali.

2.1.3 Pengembangan Produk


Sistem pengengembangan produk baru bukan hanya demi keberhasilan
produk tetapi juga untuk masa depan perusahaan. Oleh karna itu melakukan
pengembangan produk memerlukan tahapan sebagai berikut :
a. Tahapan pengembangan produk
a) Ide
Tahap ini menjadi dasar untuk memasuki pasar pasar dan
biasanya mengikuti strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan.
Yang bisa berasal dari berbagai sumber dari dalam perusahaan
misalnya bagian riset dan pengembangan dan dari luar melalui
pemahaman perilaku konsumen, pekerjaan, dan persediaan.
b) Kemampuan
Yang dimiliki perusahaan untuk merealisasikan ide , dengan
melakukan koordinasi dari berbagai bagian yang terkait di prusahaan
yang bersangkutan.
c) Permintaan
Konsumen untuk menang dalam bersaing dengan cara
mengidentifikasi posisi dan manfaat produk yang diinginkan
konsumen melalaui atribut tentang produk.
d) Spesifikasi Fungsional
Dengan melalui identifikasi posisi dan manfaat produk yang
diinginkan konsumen melalui atribut tentang produk.
e) Review Desain
Mengkaji spesifikasi produk, apakah sudah yang terbaik dalam
memenuhi kebutuhan konsumen.
f) Tes Pasar
apa sudah sesuai memenuhi harapan konsumen serta
memastikan prospek kedepanya melalui perjualan dalam jumlah besar.
g) Perkenalan
Di pasar dengan memproduksi secara masal untuk di pasarkan.
h) Evaluasi
Untuk mengukur sukses atau gagal, karena apabila gagal secara
cepat dapat diganti produk lain yang lebih menguntungkan.

b. Quality Function Deployment (QFD).


Salah satu alat QFD adalah house of Quality yag merupakan
tekhnik grafis untuk menjelaskan hubungan antara keinginan pelanggan
dan produk (jasa). Untuk membuat house of quality dilakukan enam
tahap :
1. Kenali keinginan pelanggan.
2. Kenali bagaimana produk/jasa akan memuasakan keinginan
pelanggan.
3. Hubungan keinginan pelanggan demgan bagaimana produk akan
dibuat untuk memenuhi keinginan pelanggan tersebut.
4. Kenali hubungan antara sejumlah How pada perusahaan.
5. Buat tingkat kepentingan.
6. Evaluasi produk pesaing
Adalah suatu proses menetapkan keinginan pelanggan tentang “apa
yang diinginkan konsumen” dan menerjemahkan menjadi atribut
“bagaiamana agar tiap era fungsional dapat memahami dan
melaksanakannya.

c. Membuat Organisasi untuk Pengembangan Produk.


Product development teams (tim pengembangan produk)
bertanggung jawab untuk mengubah permintaan pasar menjadi sebuah
produk yang dapat mencapai keberhasilan produk. Tim pengembangan
produk adalah untuk membuat suatu produk jasa yang sukses, yaitu yang
dapat dipasarkan (marketability), diproduksi (manufachturability) dan
kemampuan pelayanan (serviceability). Penggunaan tim seperti ini
disebut sebagai concurrent engineering dan menunjukkan sebuah tim
yang mewakili semua bidang yang terpengaruh.
Banyak perusahaan yang membuat departemen tersendiri untuk
bagian penelitian dan perkembangan produk, kemudian departemen
rekayasa manufaktur untuk merancang produk, dilanjutkan departemen
produksi yang memproduksi secara masal produk tersebut. Cara sperti itu
mempunyai kelebihan yaitu adanya tugas dan tanggung jawab yang tetap
tapi yang mempunyai kelemahan yaitu kekurangan pemikiran kemasa
depan. Cara lain yang dapat dilakukan dengan menugaskan seorang
manajer produk untuk memenangkan produk melalui system
pengembangan produk dan organisasi terkait. Ada juga pendekatan yang
terbaru yaitu dengan menggunakan tim yang dikenal sebagai :
a) Tim pengembangan produk yang bertanggung jawab untuk
menerjaemahkan permintaan pasar menjadi sebuah produk yang
dapat dipasarkan, dapat diproduksi dan mampu memberikan
pelayanan.
b) Tim desain yang bertanggung jawab dalam membuat desain
produk sesuai keinginan konsumen dan sesuai dengan kemampuan
perusahaan untuk memproduksinya.
c) Tim rekayasa nilai yang biasanya terbentuk dari gabungan
semua unsur yang terpengaruh yang dikenal dengan lintasan
fungsional sehingga pengembangan produk lebih cepat dilakukan
melalui kinerja simultan dari aspek yang beragam.

d. Manufacturability dan value engineering


Hal ini dilakukan dnegan tujuan antara lain :
a) Pengurangan biaya yang nyata dan langsung terlihat.
b) Mengurangi kompleksitas produk.
c) Standardisasi tambahan komponen.
d) Perbaikan aspek fungsional produk.
e) Memperbaiki desain perkerjaan dan keamanan perkerjaan.
f) Memperbaiki kemudahan pemeliharaan produk.
g) Desain yang tangguh.

2.1.4 Permasalahan Inti Dari Desain Produk


Untuk mengembangkan sebuah sistem dan struktur organisasi yang
efektif, telah ditambahkan beberapa teknikpenting untuk merancang
suatu produk. Sekarang kita akan mengkaji permasalah inti dari desain
produk :
a. Desain yang tangguh (robust design)
Produk yang didesain sedemikian rupa sehingga sedikit
variasi pada produksi atau prakitan tidak berdampak banyak pada
produk. Sebagai contoh, AT&T mengembangkan sebuah IC
(integrated circuit) yang dapat digunakan pada banyak produk
untuk memperkuat sinyal suara. Sperti yang telah didesain
sebelumnya. Ic harus di produksi dengan sangat tepat untuk
menghidari adanya variasi kekuatan sinyal. Sebuah IC bisa
menghabiskan banyak biaya karena dibutuhkan pengendalian
kualitas yang ketat selama proses produksi. Setelah menguji dan
menganalisis desain, insinyur AT%T menyadari bahwa jika
resistansi IC dikurangi yang merupakan sebuah perubahan kecil
tanpa biaya-maka IC akan jauh kurang sensitif terhadap variasi
pada proses produksi. Hasilnya adalah perbaikan kualitas sebesar
40%.

b. Desain modular.
Desain modular menawarkan fleksibilitasi pada produksi dan
pemasaran. Departemen produksi biasanya menentukan pemilihan-
pemilihan ini sangat memebantu, karena hal ini membuat
pengembangan produk, produksi dan perubahan berikutnya lebih
mudah. Lebih lagi, pemasran mungkin menyukai pemilihan-
pemilihan karena hal ini menambahkan fleksibilitas yang menjadi
jalan untuk memberikan kepuasan pelanggan. Sebagai contoh,
semua stero yang mempunyai haigh fidelity di produksi dan dijual
dengan cara ini.

c. Computer-aided design (CAD).


Perancangan dengan bantuan computer adalah penggunaan
computer untuk merancang produk secara interaktif dan
menyiapkan dokumentasi tekhnis. Walapun penggunaan dan
variasi software CAD sangat luas, CAD secara umum masih
digunakan untuk membuat gambar secara kasar dan gambar tiga
dimensi. Walaupun demikian, penggunaan CAD meluas dengan
cepat.software CAD menjadikan perancang menghemat waktu dan
uang dengan memperpendek siklus pengembangan hampir semua
produk. Kecepatan dan kemudahan dengan desain khusus yang
dapat dimanipulasi, dianalisis dan dimodifikasi dengan CAD
membuat kajian dari banyak pilihan sangat mungkin dilakukan
sebelum keputusan akhir dibuat. Pengembangan yang lebih cepat,
produk yang lebih baik, aliran informasi ke departemen lain yang
lebih akurat- semua ini menghasilkan pengembalian dana yang luar
biasa bagi CAD. Pengembalian dana ini sangat berarti karena
hampir semua biaya produk ditetapkan pada tahap desain. Satu
perluasan dari CAD adalah software Design for manufacture and
assembly (DFMA), yang memusatkan perhatian pada pengaruh
desain pada perakitan.

d. Teknologi virtual reality.


Bentuk komunikasi secara tampilan dimana gambar
menggantikan benda aslinya, tetapi masih memungkinkan
pengguna untuk menanggapi secara interaktif. Akar teknologi
virtual reality dalam operasi ada pada CAD. Saat informasi desain
ada dalam sebuah system CAD, maka desain ini juga ada dalam
bentuk digital elektronis untuk pengguna lainnya. Sebagai contoh
General Motor menciptakan versi sebuah “mobil virtual” yang
menggunakan proyektor video gantung untuk memproyeksikan
gambar pada lantai di ruangan yang kecil. Setelah mengenakan
sepasang kaca mata khusus, baik perancang dan pelanggan sebuah
model tiga dimensi akan seperti apa isi mobil dengan desain baru
tersebut.

e. Desain yang ramah lingkungan.


Satu aktivis penting manajer operasi yang peka terahadap
lingkungan adalah meningkatkan produktivitas. Manajer operasi
yang baik dapat menurunkan biaya selagi membatasi penggunaan
sumber daya tertentu.

f. Analisis nilai.
Berusaha memperbaiki cara untuk menghasilkan produk yang
lebih baik atau lebih ekonomis. Teknik dan keuntungan analisis
nilai sama dengan yang terdapat pada rekayasa nilai, walaupun
perubahan kecil pada penerapannya mungkin di perlukan karena
analisis nilai terjadi saat produk sedang di produksi.

2.1.5 Pengertian Dan Manfaat Tata Letak Fasilitas


a. Pengertian Tata Letak Fasilitas.
Layout atau tata letak merupakan satu keputusan yang menentukan
efisiensi sebuah operasional dalam jangka panjang. Banyak dampak
strategis yang terjadi dari hasil keputusan tentang layout diantaranya
kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak
konsumen dan citra perusahaan. Layout yang efektif membantu
perusahaan mencapai sebuah strategi yang menunjang strategi bisnis
yang telah ditetapkan diantara diferensiasi, biaya rendah maupun respon
cepat.
Menetapkan suatu layout yang akan digunakan oleh suatu
perusahaan harus juga mempertimbangkan berbagai keputusan
operasional yang sudah dibuat sebelumnya. Keputusan operasional yang
berkaitan dengan layout diantaranya adalah desain produk, lokasi, proses
maupun kapasitas perusahaan. Strategi layout secara yang tersedia,
peralatan atau fasilitas yang digunakan sehingga segala macam aliran
yang ada diperusahaan baik berupa informasi maupun bahan dapat
berjalan secara efektif dan efisien. Layout yang efektif akan dapat
menunjang pelaksanaan strategi bisnis yang telah ditetapkan perusahaan
apakah diferensiasi, low cost atau respon yang cepat1.

b. Manfaat Tata Letak Fasilitas2.


a) Meningkatkan jumlah produksi.
Tata letak fasilitas pabrik secara baik akan memberikan
kelancaran proses produksi dan akhirnya akan memberikan output

1
Dra. Tita Deitiana.,MM. Manajemen Operasional Strategi Dan Analisa Services dan
Manufakur. Mitra Wacana Media. Jakarta. 2011. Hlm 135-136.
2
Pontas M Pardede. Manajemen Operasi dan Produksi : Teori, Model, dan Kebijakan.
Penerbit Andi. Yogyakarta. 2008. Hlm 157
yang lebih besar dengan biaya yang sama atau lebih sedikit, jam
tenaga kerja dan jam kerja mesin lebih kecil.
b) Mengurangi waktu tunggu.
Tata letak fasilitas pabrik yang baik akan memberikan
keseimbangan beban dan waktu antara satu mesin dengan mesin atau
departemen dengan departemen yang lain. Keseimbangan ini akan
dapat mengurangi penumpukan bahan dalam proses dan waktu tunggu
antara satu mesin dengan mesin yang lain.
c) Manfaat proses pemindahan bahan.
Pada sebagian besar proses produksi, bahan baku akan lebih
sering dipindahkan jika dibandingkan dengan tenaga kerja, mesin
maupun peralatan produksi yang lain.
d) Penghematan penggunaaan ruangan.
Terjadinya penumpukan material dalam proses dan jarak antara
masing-masing mesin terlalu berlebihan akan menambah luas
bangunan yang dibutuhkan.
e) Efisiensi penggunaaan fasilitas.
Suatu tata letak fasilitas pabrik yang terencana secara baik,
dapat menciptakan pendayagunaan elemen produksi seperti tenaga
kerja, mesin maupun peralatan yang lain secara lebih efektif dan
efisien.
f) Mempersingkat waktu proses.
Dengan memperpendek jarak antara satu mesin dengan mesin
yang lain atau antara satu operasi denga operasi yang lain dan
mengurangi penumpukan bahan dalam proses atau mengurangi waktu
tunggu.
g) Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja.
Pengaturan tata letak fasilitas pabrik secara baik akan dapat
menciptakan suasana ruang dan lingkungan kerja yang nyaman, aman,
tertibdan rapi, sehingga kepuasan dan keselamatan kerja akan dapat
lebih ditingkatkan.
h) Mengurangi kesimpang-siuran.
Banyaknya material yang menunggu, gerakan yang tidak perlu,
dan banyaknya perpotongan dari aliran proses produksi akan
menyebabkan kesimpang-siuran yang akhirnya dapat mengakibatkan
kemacetan.

2.1.6 Maksud Dan Tujuan Perencanaan Tata Letak Fasilitas.


Menurut Sritomo (1992, p53) secara garis besar tujuan utama dari tata
letak fasilitas ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang
paling ekonomis untuk operasi produksi, aman, dan nyaman sehingga akan
dapat digunakan untuk menaikkan moral kerja dan performansi kerja dari
operator. Lebih spesifik lagi suatu tata letak yang baik akan memberikan
beberapa keuntungan-keuntungan dalam sistem produksi, yaitu antara lain
sebagai berikut3 :
a. Menaikkan Output Produksi.
Biasanya tata letak yang baik akan memberikan keluaran
(output) yang lebih besar dengan ongkos yang sama atau lebih sedikit,
man hour yang lebih kecil, dan mengurangi jam kerja mesin.

b. Mengurangi Waktu Tunggu (Delay).


Mengatur keseimbangan antara waktu untuk operasi produksi
dan beban dari masing-masing departemen atau mesin sehingga akan
mengurangi delay yang berlebihan.

c. Mengurangi Proses Pemindahan Bahan (Material Handling).


Tata letak yang baik akan lebih menekankan untuk
meminimalkan aktivitas-aktivitas pemindahan bahan pada saat proses
produksi berlangsung. Hal ini akan mendapatkan penghematan akan
biaya perpindahan bahan, pendayagunaan yang lebih baik akan
pemakaian mesin, tenaga kerja atau fasilitas produksi, mengurangi

3
Ibid.,
work in process, menyingkatkan proses manufaktur, mengurangi
kemacetan dan lainnya.

2.1.7 Cara Pengaturan Layout


Dalam perencanaan tata letak fasilitas Dalam perencanaan tata
letak pabrik ada enam prinsip dasar yang bisa dipakai, yaitu4 :
1. Integrasi secara menyeluruh semua faktor yang mempebgaruhi
factor produksi.
2. Jarak perpindahan bahan diusahakan seminimal mungkin.
3. Aliran kerja berlangsung secara normal.
4. Semua area yang ada dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
5. Kepuasan kerja dan rasa aman bagi pekerja dijaga sebaik-
baiknya.
6. Pengaturan tata letak harus fleksibel.

2.1.8 Tipe-Tipe Tata Letak Fasilitas


Keputusan mengenai tata letak meliputi penempatan mesin pada
tempat yang terbaik (dalam pengaturan produksi), kantor dan meja-meja
(pada pengaturan kantor) atau pusat pelayanan (dalam pengaturan rumah
sakit atau department store). Sebuah tata letak yang efektif memfasilitasi
adanya aliran bahan, orang, dan informasi di dalam antar wilayah. Untuk
mencapai tujuan ini, beragam pendekatan telah dikembangkan. Di antara
pendekatan tersebut, pada bab ini, akan dibahas empat pendekatan tata
letak fasilitas5 :
a. Tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi.
Produk layout pada umumnya digunakan untuk pabrik yang
memproduksi satu macam atau kelompok produk dalam jumlah yang
besar dan dalam waktu yang lama. Dengan layout berdasarkan aliran
produksi maka mesin dan fasilitas produksi lainnya akan diatur

4
Ibid., hlm 159
5
Ibid., hlm 165
menurut prinsip mesin after mesin . Mesin disusun menurut urutan
proses yang ditentukan pada pengurutan produksi, tidak peduli
macam/ jenis mesin yang digunakan. Tiap komponen berjalan dari
satu mesin ke mesin berikutnya melewati seluruh daur operasi yang
dibutuhkan.
Dengan layout dengan tipe ini, suatu produk akan dikerjakan
sampai selesai didalam departement tanpa perlu dipindah-pindah ke
departement lain. Disini bahan baku akan dipindahkan dari satu
operasi ke operasi berikutnya secara langsung sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa tujuan utama dari layout ini adalah untuk
mengurangi proses pemindahan bahan dan memudahkan pengawasan
dalam aktifitas produksi.

b. Tata letak fasilitas berdasarkan lokasi material tetap.


Merupakan metode pengaturan suatu fasilitas produksi seperti
mesin, manusia, dan komponen lainnya yang bergerak menuju
komponen produk utama yang berada pada posisi tetap. Biasanya tata
letak ini digunakan untuk kegiatan produksi yang menghasilkan
produk - produk dengan skala ukuran yang besar seperti pesawat
terbang, kapal laut, dan lainnya. Tata letak tipe ini dapat ditunjukkan
dalam contoh berikut :
c. Tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk.
Merupakan tata letak yang didasarkan pada pengelompokan
produk atau komponen yang akan dibuat. Dalam hal ini
pengelompokan tidak didasarkan pada kesamaan jenis produk akhir,
tetapi dikelompokkan berdasarkan langkah pemprosesan, bentuk,
mesin, atau peralatan yang dipakai. Tata letak tipe ini dapat
ditunjukkan dalam contoh berikut:

d. Tata letak fasilitas berdasarkan fungsi atau macam proses.


Merupakan metode pengaturan dan penempatan segala mesin
dan peralatan produksi yang memiliki tipe / jenis sama kedalam satu
departemen. Jadi mesin dikelompokkan sesuai dengan kesamaan
proses atau fungsi kerjanya. Tata letak ini cocok untuk produksi
produk dengan variasi produknya tinggi dan volume produksinya
rendah. Tata letak tipe ini dapat ditunjukkan dalam contoh berikut :
2.2. Penelitian Relevan
1. Mar’ie Ibrahim, Lisbeth Mananeke, dan Djurwati Soepeno. Jurnal Analisis
Tata Letak Ruang Dan Fungsionalitas Restoran Rumah Kopi Billy
Terhadap Kepuasan Pelanggan. Universitas Sam Ratulangi Manado. 2018.

2. Bambang Herry Purnomo, Andrew Setiawan Rusdianto, Muhammad


Hamdani. Jurnal Desain Tata Letak Fasilitas Produksi Pada Pengolahan
Ribbed Smoked Sheet (RSS) Di Gunung Pasang Panti Kabupaten Jember.
Universitas Jember. 2018.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Deskripsi Kasus
McDonald’s mencari keunggulan bersaing dengan tata letak dapur
barunya yang berteknologi tinggi. Dalam setengah abad keberadaan
perusahaannya, McDonald’s telah membuat perubahan besar-besaran pada
industri restoran dengan menemukan restoran cepat saji yang memiliki menu
terbatas. McDonald’s juga telah membuat lima penemuan utama. Pertama
adalah, pengenalan tempat duduk di dalam ruangan (1950), yang merupakan
isu strategis dari tata letak fasilitas, sebagaimana halnya yang kedua, yakni
jendela kendara lewat (1970). Ketiga, penambahan menu sarapan pada menu
yang ada (1980) yang merupakan strategi produk. Keempat, menambahkan
area bermain (1990) yang lagi-lagi merupakan keputusan tata letak.
Pada tahun 2001, McDonald’s melengkapi kelima penemuan utamanya,
dan secara tidak mengherankan, penemuan tersebut merupakan tata letak baru
untuk mengahsilkan proses penyelarasan selera secara massal (mass
customization). Kali ini perusahaan tersebut melakukan penataan ulang
dapurnya secara radikal pada seluruh outlet-nya di Amerika Utara yang
berjumlah 13.500. pada sistem dapur yang diberikan nama “Dibuat untuk Anda
(Made For You)”, roti lapis daging dibuat sesuai pesanan dan tingkat produksi
dikendalikan oleh computer. Tata letak yang baru ini ditujukan untuk
meningkatkan rasa makanan dengan memastikan bahwa makanan tersebut
selalu baru dibuat, sekaligus untuk memfasilitasi pengenalan produk-produk
baru.
Dalam desain restoran yang baru, seperti yang ditunjukkan pada gambar
terlampir, tidak ada makanan yang telah disiapkan terlebih dahulu, kecuali
daging cincang, yang diletakkan dalam lemari dan dijaga agar selalu panas.
Untuk mengurangi proses produksi total menjadi 45 detik, beberapa langkah
dihilangkan, dan beberapa langkah dipersingkat waktunya. Sebagai contoh,
perusahaan mengembangkan suatu pemanggang roti yang dapat memanggang
roti dalam waktu 11 detik, dan bukan setengah menit seperti sebelumnya.
Pemasok roti harus mengubah tekstur roti sehingga mereka dapat menahan
pemanggang yang lebih panas. Para pekerja juga menemukan bahwa mereka
dapat menghemat waktu selama 2 detik jika tempat bumbu diubah letaknya
untuk menuang saus ke roti lapis dengan hanya satu gerakan, dan bukan dua
gerakan seperti sebelumnya.
Apakah imbalan atas pergantian tata letak ini ? McDonald’s dapat
menghemat sebesar $100 juta per tahun pada biaya makanan, sebagian besar
hanya karena daging, roti, juga isi yang lain, tidak lagi terbuang bila roti lapis
tidak dapat terjual dengan cepat. Perusahaan percaya bahwa dengan
menggunakan tata letak yang baru, standar efisiensi yang baru, dan pelanggan
yang lebih senang tentu akan memberikan suatu keunggulan bersaing.

3.2. Hasil Penelitian


3.1.1 Tata Letak Mc Donald’s
Mc’Donalds Duren Tiga hanya memiliki beberapa ruang yang
terdapat berbagai macam jenis mesin untuk menghasilkan variant
produknya. Pada bagian belakang, terdapat tiga ruang penyimpanan
dengan suhu ruangan yang berbeda-beda.
Yang pertama adalah inventory dalam suhu ruangan yaitu berkisar
antara 20˚-25˚C. didalam ruangan tersebut tersimpan seluruh packaging
yang digunakan oleh pihak McDonald’s dalam menyajikan seluruh
varian menunya. Inventory yang ke dua adalah Freezer. Ruangan ini
memiliki suhu sekitar-20 - -5°C. Didalam ruangan ini, tersimpan bahan-
bahan yang mentah seperti daging ayam, daging sapi, dan kentang
goreng. Inventory yang ke tiga adalah Chiller. Ruangan ini memiliki
suhu sekitar -2 - +12°C. didalam ruangan tersebut terdapat bahan cair
seperti susu yang digunakan dalam pembuatan seluruh menu ice cream.
Selain itu, terdapat telur, irisan sayuran sebagai bahan pelengkap pada
burger yang tersusun rapi didalam rak bertingkat, susu, chocolate chip,
keju, dan kopi. Ruangan Chiller dan freezer terletak bersebelahan dan
ruangan tersebut kedap udara.
Pada bagian belakang terdapat berbagai macam mesin spageti,
mesin bubur, dan mesin bumbu. Pada samping kanan terdapat deep
frying dan mesin penepung. Tata letak kedua mesin tersebut berdekatan
dikarenakan mesin tersebut digunakan untuk melakukan proses produksi
ayam goreng. Pada bagian tengah, terdapat mesin burger dan oven.
Dalam mesin burger, terdapat mesin untuk menghasilkan daging, sayur,
keju, dan roti sehingga aliran produk dalam pembuatan burger sangat
singkat. Pada bagian kiri, terdapat penggoreng telur, penggoreng
kentang, dan mesin pembumbu kentang goreng, sedangkan pada bagian
paling depan merupakan mesin-mesin yang digunakan dalam produksi
berbagai macam minuman, diantaranya adalah mesin teh dan kopi, mesin
minuman soda, mesin susu, dan mesin ice cream.

3.1.2 Tipe Tata Letak Mc Donald’s


Layout Mc’Donalds Duren Tiga ini memiliki tipe hybrit layout.
Tipe ini merupakan penggabungan antara proses dan product layout.
Sekumpulan mesin atau peralatan produksi yang tidak sama jenis dan
fungsinya yang diatur dalam satu work center atau sel yang mengerjakan
produk-produk yang mempunyai bentuk dan kebutuhan proses yang
sama atau didedikasikan untuk produk-produk sejenis dalam jumlah
terbatas. Beberapa dasar pertimbangan memilih hybrit layout karena
mencoba memperoleh keuntungan dengan menggabungkan proses layout
yang mempunyai tingkat fleksibilitas tinggi dan produk layout yang
mempunyai efisiensi flow process yang tinggi. Dengan adanya
pengelompokan produk sesuai dengan proses pembuatannya maka akan
diperoleh pendayagunaan mesin yang maksimal. Namun dengan layout
ini memerlukan tenaga kerja/operator yang memiliki skill tinggi untuk
mengoperasikan semua mesin/fasilitas produksi yang ada, sehingga
memerlukan tingkat supervisi yang tinggi. Kelancaran kerja sangat
bergantung pada kegiatan pengendalian produksi khusus dalam hal
menjaga keseimbangan aliran kerja yang bergerak melalui sel-sel yang
ada.
Kenyataan lain yang sering dijumpai dalam pengaturan tata letak
fasilitas pabrik adalah dengan cara mengkombinasikan kedua tipe layout,
yaitu layout proses dan layout produk. Penggabungan ini dengan cara
penempatan mesin-mesin dalam masing-masing departemen menurut tipe
mesin yang sama atau menurut prinsip pengaturan berdasarkan proses.
Sedangkan pengaturan masing-masing departemen berdasarkan urutan
operasi atau pengerjaan dari produk yang akan dibuat atau menurut
prinsip pengaturan berdasarkan produk (Ma’arif, 2007).

3.1.3 Tipe Aliran Bahan


Pola aliran bahan pembuatan ayam goreng yang ada di Mc’Donalds
Duren Tiga memiliki pola aliran odd-angel. Pertama, ayam disimpan
didalam chiller, kemudian menuju ke tempat penepung, deep fraying,
dan disimpan didalam oven. Apabila ada pesanan ayam goreng, maka
para pegawai hanya mengeluarkan ayam goreng tersebut dari oven. Pola
aliran berdasarkan odd – angle ini tidaklan begitu dikenal dibandingkan
dengan pola-pola aliran yang lain. Pada dasarnya pola ini sangat umum
dan baik digunakan kondisi-kondisi seperti bilamana keterbatasan
ruangan menyebabkan pola aliran yang lain terpaksa tidak dapat
diterapkan dan juga bilamana dikehendaki adanya pola aliran yang tetap
dari fasilitas-fasilitas produksi yang ada. Odd – angle ini akan
memberikan lintasan yang pendek terutama akan terasa kemanfaatannya
untuk area yang kecil. Aliran bahan odd angle digunakan untuk
memperoleh garis aliran produk melewati suatu kelompok kerja dari area
yang saling berkaitan. Proses perpindahan bahan (material handling)
secara mekanik. Terbatasnya ruang dan dikehendaki adanya pola aliran
yang tetap (Ma’aruf, 2007).
3.1.4 Peta Proses Operasi (OPC)
Dari peta proses operasi ayam goreng Mac. Donald dapat di
jelaskan yaitu pertama pemilihan daging ayam yang diambil dari freezer,
lalu daging ayam dikeluarkan dari kemasan selama 0,5 menit dan dengan
simbol lingkaran dan kotak sebagai proses dan inspeksi, kemudian
dicelupkan ke dalam campuran air es dalam baskom selama 0,5 menit
dan digambarkan dengan simbol lingkaran, setelah itu diberi tepung
bumbu agar daging ayam terasa gurih dan enak selama 2 menit dan
digambarkan dengan simbol lingkaran. Setelah itu didiamkan selama 10
menit supaya bumbu meresap disimbolkan dengan lingkaran, lalu minyak
goreng dipanaskan daging ayam yang telah diberi bumbu dimasukan
kedalam minyak goreng dengan waktu penggorengan 15 menit dengan
simbol lingkaran. Daging ayam digoreng hingga berwarna kecoklatan,
setelah matang angkat daging ayam lalu ditiriskan dari minyak goreng
selama 1 menit dengan simbol lingkaran dan kotak sebagai proses dan
inspeksi. Ayam goreng dimasukkan ke dalam oven atau penyimpanan.
Total waktu yang dibutuhkan pada produksi ayam crispy Mc Donlads
adalah 32 menit.
Peta Proses Operasi merupakan suatu diagram yang
menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku
mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan (Sutalaksana, 2006).
Jadi, dalam suatu peta proses operasi yang dicatat hanyalah kegiatan-
kegiatan operasi dan pemeriksaan saja. Dengan adanya informasi-
informasi yang dapat dicatat melalui peta proses operasi, diperoleh begitu
banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah untuk mengetahui
kebutuhan mesin dan pengarangannya, untuk memperkiraan kebutuhan
akan bahan baku, sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik,
sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang
digunakan saat ini, serta sebagai alat untuk melakukan pelatihan kerja
(Sutalaksana, 2006).
3.1.5 Multi Product Process Chart (MPPC)
Peta Multi Product Process Chart (MPPC) pembuatan ayam crispy
Mc Donalds menjalaskan berapa jumlah mesin yang dibutuhkan dalam
proses produksi ayam crispy Mc Donalds. Peta ini menggunakan nama
operasi, mesin yang digunakan dan komponen berupa ayam shingga
dapat dilihat berapa jumlah mesin yang dibutuhkan. Operasi ini diawali
dengan penyimpanan bahan baku di storage dan digambarkan dengan
simbol segitiga terbalik. Dalam proses ini tidak membutuhkan mesin
dalam operasinya. Operasi berikutnya yaitu pengeluaran dari kemasan
dengan menggunakan loyang sebagai tempatnya. Simbol yang digunakan
yaitu lingkaran dan kotak yang menandakan proses dan inspeksi. Operasi
ini membutuhkan mesin teoritis sebanyak 1 buah sehingga mesin aktual
yang dibutuhkan sebanyak 1 buah. Operasi ketiga yaitu pencelupan pada
air es yang ada di dalam baskom. Operasi ini digambarkan dengan
menggunakan simbol lingkaran dan membutuhkan mesin teoritis
sebanyak 1 buah sehingga membutuhkan mesin aktual sebanyak 1 buah.
Operasi keempat yaitu pelumuran tepung bumbu di dalam loyang tepung
yang digambarkan dengan simbol lingkaran. Operasi ini membutuhkan 1
buah mesin teoritis sehingga membutuhkan 1 buah mesin aktual.
Operasi berikutnya yaitu pendiaman yang dilakukan di sebuah krat.
Simbol yang digunakan yaitu D atau delay yang berarti ada proses
menunggu di dalamnya. Operasi ini membutuhkan 1 buah mesin teoritis
sehingga membutuhkan 1 buah mesin aktual. Operasi keenam yaitu
penggorengan dengan menggunakan deep frying yang digambarkan
dengan simbol lingkaran. Mesin teoritis yang dibutuhkan yaitu sebanyak
1 buah sehingga mesin aktual yang dibutuhkan yaitu 1 buah. Operasi
selanjutnya yaitu penirisan dari minyak yang dilakukan secara manual
dan disimbolkan menggunakan lingkaran dan kotak yang berarti proses
ini dilakukan dan dilanjutkan dengan inspeksi. Jumlah mesin teoritis
yang dibutuhkan sebanyak 1 buah sehingga membutuhkan mesin aktual
sebanyak 1 buah.Operasi terakhir yaitu penyimpanan produk jadi di
warehouse yang digambarkan menggunakan simbol segitiga terbalik.
Sehingga total mesin yang dibutuhkan dalam poduksi ayam crispy Mc
Donalds ini sebanyak 6 buah mesin. Hal ini menunjukkan bahwa proses
berjalan dengan efisien karena mengoptimalkan mesin yang digunakan.
MPPC merupakan peta yang digunakan untuk menganalisa aliran
bahan dalam pabrik yang sudah ada maupun untuk perancangan pabrik
baru. MPPC juga mempunyai ketekaitan erat dengan Operation Process
Chart. MPPC juga berfungsi untuk menunjukkan keterkaitan produk
antara komponen-komponen produk atau antar produk mandiri, bahan,
bagian, pekerjaan atau kegiatan. Dengan menggunakan MPPC dapat
dilakukan analisa efisiensi lintasan dengan menilai ada tidaknya arus
balik pada tiap lintasan. Untuk meningkatkan efisiensi lintasan,
backtracking (backward)harus diminimalkan. Backward adalah
perpindahan bolak balik yang harus dikenakan penalty, maka dari itu
backward merupakan hal yang harus dihindari dan diminimalkan. Dari
MPPC juga dapat dilihat aliran proses tiap jenis komponen dan
mengetahui jumlah mesin teoritis yang dibutuhkan untuk tiap jenis mesin
serta total jumlah mesin yang akan digunakan (Mulyadi, 2007).

3.1.6 Flow Process Chart


Pada peta ini, terdapat uraian kegiatan, lambang, jarak, jumlah, dan
waktu yang diperlukan saat pembuatan ayam crispy. Peta ini
menunjukkan aliran proses yang dilalui bahan, dalam hal ini ayam, mulai
dari bahan baku sampai menjadi produk jadi. Peta aliran proses ini
merupakan peta proses pembuatan ayam crispy yang digunakan sekarang
oleh McDonald’s.
Pada uraian kegiatan, diawali dengan ayam yang berada di gudang
penerimaan, ayam untuk dikeluarkan dari kemasan plastik pada loyang,
ayam pada loyang, ayam dikeluarkan dari kemasan dan diperiksa, ayam
untuk dicelupkan dalam baskom berisi campuran air es dan tepung, ayam
pada baskom berisi campuran air es dan tepung, ayam pada baskom
berisi campuran air es dan tepung, ayam untuk direndam sebentar dalam
campuran air es dan tepung, ayam untuk dilumiri tepung bumbu pada
tempat tepung, ayam pada tempat tepung, ayam dilumuri tepung bumbu,
ayam untuk didiamkan pada krat penggoreng, ayam untuk digoreng
dalam deep frying, ayam pada deep frying, ayam digoreng menggunakan
deep friying, ayam untuk ditiriskan dari minyak pada wadah penirisan,
ayam ditiriskan dan diperiksa, ayam dimasukkan ke oven, dan ayam
disimpan pada oven. Lambang yang digunakan yaitu lingkaran, persegi,
arah panah, symbol “D” dan segitiga terbalik. Lingkaran merupakan
symbol untuk operasi. Persegi merupakan symbol yang mewakili adanya
inspeksi. Symbol arah panah merupakan symbol untuk mewakili adanya
transport. Untuk symbol D merupakan symbol untuk mewakili adanya
delay pada aliran proses. dan segitiga terbalik digunakan untuk
menggambarkan adanya penyimpanan bahan pada proses tersebut.
Pada peta aliran proses ini, diketahui terdapat 5 kegiatan operasi
yang dilambangkan oleh lingkaran, kegiatan inspeksi tercatat terjadi
sebanyak 2 kali kegiatan , transport terjadi sebanyak 7 kegiatan, untuk
delay atau penundaan terjadi satu kali dan penyimpanan pada tempat
penyimpanan terjadi sebanyak 8 kegiatan penyimpanan, termasuk
didalamnya 1 penyimpanan awal dan 1 penyimpanan akhir. Keseluruhan
jarak yang ditempuh pada proses pembuatan ayam goreng crispy McD
ini yaitu sebanyak 7,75 meter. Sedangkan jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk dapat menghasilkan ayam goreng crispy McDonald’s ini yaitu
33.75 menit. Untuk jumlah massa bahan per proses yang digunakan
dalam pembuatan ayam goreng crispy McD ini tidak diketahui karena
keterbatasan informasi yang dapat diberikan oleh pihak McD.
Peta aliran proses digunakan untuk mengamati secara lebih lengkap
dan rinci setiap komponen pembentuk suatu produk. Peta ini memuat
informasi mengenai urut-urutan Operasi; Pemeriksaan; Transportasi,
Menunggu, dan Penyimpanan yang terjadi pada suatu proses
berlangsung. Disamping itu juga memuat informasi mengenai waktu
yang dibutuhkan untuk selang jarak perpindahan. Perbedaan utama
dengan Peta Proses Operasi adalah bahwa Peta Aliran Proses memuat
seluruh kegiatan/aktivitas dasar, serta dapat digunakan untuk
menganalisis setiap komponen secara lebih lengkap. Artinya peta ini
tidak dapat digunakan untuk menggambarkan proses perakitan secara
keseluruhan. Kegunaan Peta Aliran Proses antara lain (Hadiguna dan
Setiawan, 2008):
1. Dapat untuk menganalisis aliran bahan atau orang.
2. Dapat untuk memperbaiki proses atau metode kerja.
3. Dapat untuk mengetahui seluruh rangkaian proses yang dialami
suatu bahan hingga komponen akhir.
4. Dapat untuk mengetahui letak ketidakefisienan yang terjadi
sepanjang rangkaian proses.

3.1.7 From To Chart


Peta From to chart menjelaskan menganai berapa total jarak yang
dibutuhkan dari 1 proses ke proses berikutnya. Peta ini menggunakan
data tempat dari setiap prosesnya sehingga dapat diukur berapa total
jarak tempuh dari ayam yang akan diproduksi. Peta From to chart
pembuatan ayam cispy Mc Donlads ini diawali dari gudang penerimaan
ke loyang tempat ayam yang berjarak 5 m. Dilanjutkan dari loyang
temapat ayam tersebut ke baskom air yang berjarak 0,23 m. Dari baskom
air kemudian bahan diletakkan di tempat tepung yang berjarak 0,15 m.
Selanjutnya bahan diletakkan di krat penggoreng yang berjarak 0,30 m
dari tempat tepung. Proses selanjutnya yaitu penggorengan yang
dilakukan di deep frying yang berjarak 0,50 m dari krat penggoreng.
Berikutnya bahan ditiriskan di tempat penirisan yang berjarak 0,10 m
dari deep frying. Total jarak yang ditempuh selama proses pembuatan
ayam crispy Mc Donalds mulai dari gudang penerimaan hingga tempat
penirisan adalah 7,76 (forward) yang didapat dari penjumlahan jarak
tempuh dari satu proses ke proses berikutnya. Dari peta From to chart,
dapat diindikasikan bahwa tidak terjadi backtracking dari proses
produksinya. Hal ini dapat dilihat dari total kolom bagian bawah yang
tidak terisi. Sehingga proses ini berjalan dengan baik karena tidak adanya
arus balik yang terjadi dan menggunakan ruang produksi dengan efisien.
Peta dari-ke adalah bentuk utama dari data kuantitatif yang
digunakan dalam tata letak fasilitas.Namun, struktur grafik yang
pertimbangannya sederhana cocok diarahkan untuk desain jenis klasik
tunggal dari tata letak fasilitas layout ( atau proses). Hal ini karena peta
dari-ke mengagregat semua rute yang menghubungkan setiap departemen
ke tepi aliran tunggal antar mereka. Aliran agregasi ini tidak
mempengaruhi desain layout fungsional karena sebuah departemen tidak
harus dibagi dan digandakan di beberapa lokasi. Tapi, jika diinginkan
untuk merancang tata letak yang mengharuskan membagi
departemennya, misalnya layout seluler, maka peta dari-ke bukanlah
bentuk yang benar dari data input. Hal ini karena strukturnya tidak dapat
mengasosiasikan kelompok urutan operasi yang harus berhubungan
dengan setiap salinan atau mesin (Batta, 2005).

3.1.8 Flow Diagram


Flow diagram menunjukkan aliran bahan yang terjadi dalam sebuah
proses. Dalam proses ini, diawali dengan penggambilan bahan ayam
yang diletakkan pada Chiller. Chiller merupakan tempat penyimpanan
dengan suhu rendah untuk bahan pangan seperti ayam. Dari chiller,
kemudian bahan ayam tersebut berpindah ke tempat tepung untuk
dilumuri tepung. Dalam tempat tepung dibutuhkan tepung bumbu, air es
dan krat yang dibutuhkan untuk menggoreng ayam nantinya dalam deep
frying.
Proses selanjutnya adalah penggorengan ayam pada deep frying.
Bahan tambahan yang dibutuhkan adalah minyak yang digunakan
sebagai media dalam menggoreng. Setelah ayam digoreng hingga
berwarna kecoklatan, maka selanjutnya ayam yang telah matang
ditiriskan sejenak. Setelah penirisan ayam crispy yang matang tersebut
berpindah ke oven yang merupakan tempat penyimpanan sementara.
Ketika ayam yang berada di etalase belakang kasir telah habis, maka
ayam yang berada dalam oven penyimpan akan dipindahkan ke etalase.
Pada oven tersebut, digunakan suhu yang hangat dan tidak terlalu tinggi
agar ayam tetap hangat dan tetap crispy.
Data Flow Diagram menggambarkan akiran data atau informasi
dimana di dalamnya terlihat keterkaitan di antara data-data yang ada.
Terdapat banyak simbol-simbol yang digunakan dalam pembuatan flow
diagram. Hal tersebut tergantung konvensi yang disepakati. Flow
Diagram meruapakan salah satu alat analisis dan teknik permodelan
terbaik untuk menggambarkan proses dan kebutuhan fungsional dari
suatu sistem ( Marimin, 2010).
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Jenis layout yang dimiliki oleh Mc’Donalds Duren Tiga yaitu tipe hybrit
layout. Tipe tersebut sudah sesuai dengan jenis industri dan product yang
dihasilkan oleh Mc’Donalds. Dimana industri tersebut memiliki variabel yang
tinggi. Mc’Donalds memilliki varian menu yang sangat beragam sedangkan
luas lahan yang dimiliki tidak terlalu luas. Maka dengan jenis layout seperti ini,
pihak Mc’Donald Duren Tiga dapat memaksimalkan produksinya dengan
variabel dan volume yang tidak sedikit. Jenis industri ini adalah make to stock,
dimana industri tersebut akan memproduksi produknya sesuai dengan stock
yang telah ditentukan.
Namun kelemahan dari layout yang dimiliki oleh Mc’Donalds Duren
Tiga adalah mobilisasi para pegawainya yang rumit. Hal ini dapat terjadi
karena tidak semua produk akan melewati mesin yang sama.

4.2. Saran
Tata Letak Mc Donalds sudah baik akan tetapi sebaiknya lebih
memperhatikan mobilisasi antar pegawai yang berada di ruang produksi.
Mobilisasi pegawai-pegawai tersebut terlihat tidak teratur sehingga aliran
produksi masing-masing menu kurang tertata secara rapi. Maka sebaiknya
perlu perbaikan dari penataan tata letak fasilitas agar kenyamanan pekerja
meningkat dan produktivitas pekerja lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Pardede, Pontas M. 2017. Manajemen Operasi dan Produksi : Teori, Model, dan
Kebijakan. Yogyakarta:Penerbit Andi.
Jay Heizer dan Barry Render. 2005. Operations Management Edisi Ketujuh.
Jakarta:Penerbit Salemba Empat.
Dra. Tita Deitiana.,MM. 2011. Manajemen Operasional Strategi Dan Analisa Services
dan Manufakur. Jakarta:Mitra Wacana Media.
LAMPIRAN

1. Layout Mc’Donalds Duren Tiga

2. Peta Proses Operasi


PETA PROSES OPERASI

Nama Produk : Ayam Crispy McDonald’s


No. peta : 01
Dipetakan oleh : Nyimas Eki, Nindya, Priska dan Hafiz
Tanggal dipetakan : 08 Oktober 2012

Minyak Tepung
goreng bumbu Ayam

Dikeluarkan
0,5' O-I-1 dari kemasan
Loyang

Dicelupkan pada
0,5' O-1 campuran air es
Baskom

2' Dilumuri tepung bumbu


O-2
Loyang tepung

10' Didiamkan
O-3
Krat

Digoreng
15' O-4
Deep Frying

Ditiriskan dari
1' O-I-2 minyak
Manual

Simbol Jumlah Waktu

Penyimpanan
4 30.5'

2 1,5'

1 -

Jumlah 32'

3. Multi Product Process


4. Flow Process Chart
PETA ALIRAN PROSES
Pekerjaan : Pembuatan Ayam Crispy McDonald’s

Sekarang
Kegiatan No. Peta : 03

Jumlah Waktu

operasi 5
19 Orang Bahan √

inspeksi
2 1.5
transportasi Sekarang √ Usulan
7 3.25

delay Dipetakan oleh : Nyimas Eki, Nindya,


1 10
Priska dan Hafiz

penyimpanan 2 -
Tanggal dipetakan : 11 Oktober 2012

Total 17 33.75

Lambang

Jarak, m

Waktu,
Jumlah,
Uraian Kegiatan

mnt
kg
Keterangan

1. Ayam di gudang penerimaan

2. Ayam untuk dikeluarkan dari kemasan


pada loyang 5
0.3

3. Ayam pada loyang

4. Ayam dikeluarkan dari kemasan dan


diperiksa 1
5. Ayam untuk dicelupkan dalam
baskom berisi campuran air es dan 0.23 0.25
tepung
6. Ayam pada baskom berisi
campuran air es dan tepung
7. Ayam direndam sebentar dalam
0.5
campuran air es dan tepung

8. Ayam untuk dilumuri tepung 0.2


0.15
bumbu pada tempat tepung
9. Ayam pada tempat
tepung
10. Ayam dilumuri tepung 2
bumbu

11. Ayam untuk dididiamkan pada 0.30 0.2


krat penggoreng
12. Ayam pada krat
penggoreng
13. Ayam didiamkan pada krat
10
penggoreng
14. Ayam untuk digoreng dalam
deep frying 0.50 0.5
15. Ayam pada deep frying
16. Ayam digoreng menggunakan
deep frying 15
17. Ayam untuk ditiriskan dari minyak 0.10 0.8
pada wadah penirisan
18. Ayam pada wadah
penirisan
19. Ayam ditiriskan dan diperiksa 2

20. Ayam untuk dimasukkan ke 1.5 1


oven
21. Ayam disimpan pada oven

Total 7.78 33.75

5. From To Chart
6. Flow Diagram

Anda mungkin juga menyukai