Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

(Mata Kuliah : Manajemen Operasional)

“PERENCANAAN KAPASITAS”

Dosen Pengampu :
Aisyah Pia Asrunputri, BA, MM

Disusun oleh :

Lusy Rahmawati (2320210035)


Muhamad Fachri Fachrurozi (2320210006)
Nadya Salsabila (2320210011)
Putri Aufa Adiningrum (2320210025)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFIIYAH
JAKARTA
2022

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pertama-tama marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang mana telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah manajemen operasional, dengan judul : “PERENCANAAN
KAPASITAS”.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami, menambah pengetahuan, dan menambah
pengalaman bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami maupun orang yang membacanya.

Jakarta, 8 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................................3

2.1 Kapasitas Jangka Panjang yang Berhubungan Dengan Skala Ekonomi Dan
Disekonomis.................................................................................................................................3

2.2 Strategi Untuk Merencanakan Kapasitas Jangka Panjang................................................5

2.3 Empat Langkah Sistematis Untuk Menentukan Persyaratan Kapasitas Jangka Panjang
Dan Arus Kas Terkait..................................................................................................................5

2.4 Alat Umum Untuk Perencanaan Dalam Membantu Keputusan Kapasitas.......................8

2.5 Studi Kasus Perencanaan Kapasitas................................................................................10

BAB III PENUTUP......................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12

3.2 Saran................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Alder (1999) dalam Rustiadi (2008) Perencanaan adalah suatu proses
menentukan apa yang ingin dicapai pada masa yang akan datang serta menetapkan tahapan-
tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Kapasitas adalah tingkat maksimum output
dari suatu proses atau sistem. Setiap perusahaan memiliki manajer yang bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki kapasitas untuk memenuhi permintaan
konsumen saat ini dan masa yang akan datang. Jika tidak perusahaan akan kehilangan
peluang untuk pertumbuhan dan keuntungan.

Untuk memperoleh kapasitas baru memerlukan perencanaan yang luas dan sering kali
melibatkan pengeluaran sumber daya dan waktu yang signifikan. Keputusan kapasitas yang
berhubungan dengan suatu proses perlu dibuat berdasarkan pertimbangan peran yang
digunakan oleh proses tersebut dalam organisasi secara keseluruhan. Karena mengubah
kapasitas suatu proses akan berdampak pada proses lainnya dalam suatu perusahaan.

Akuntansi dibutuhkan untuk memberikan informasi biaya dalam mengevaluasi


keputusan perluasan kapasitas. Keuangan berperan untuk menganalisis biaya dari investasi
perluasan kapasitas dan penggalangan dana untuk mendukung berjalannya suatu
perusahaan. Pemasaran memberikan perkiraan permintaan yang dibutuhkan untuk
mengidentifikasi kesenjangan kapasitas.

Manajemen operasional terlibat dalam pemilihan strategi kapasitas yang diterapkan


secara efektif dalam memenuhi permintaan konsumen dimasa yang akan datang. Setiap
keputusan kapasitas harus dibuat berdasarkan beberapa masalah jangka panjang. Oleh
karena itu materi ini berfokus pada bagaimana manajer dapat mengevaluasi tingkat
kapasitas yang sebaik-baiknya dengan menentukan kapan harus menambah atau mengurangi
kapasitas untuk jangka panjang.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kapasitas jangka panjang berhubungan dengan skala ekonomi dan


disekonomis?
2. Apa saja strategi untuk merencanakan kapasitas jangka panjang?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi pendekatan empat langkah sistematis untuk
menentukan persyaratan kapasitas jangka panjang dan arus kas terkait?
4. Bagaimana alat umum untuk perencanaan dalam membantu keputusan kapasitas?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan kapasitas jangka panjang dan hubungannya dengan skala ekonomi dan
disekonomis.
2. Memahami perbedaan utama dari strategi untuk perencanaan jangka panjang
3. Mengidentifikasi pendekatan empat langkah sistematis untuk menentukan persyaratan
kapasitas jangka panjang dan arus kas terkait. 
4. Menjelaskan bagaimana alat umum untuk perencanaan kapasitas seperti model garis
tunggu, simulasi, dan pohon keputusan membantu dalam keputusan kapasitas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kapasitas Jangka Panjang Berhubungan Dengan Skala Ekonomi Dan Disekonomis.

Perencanaan kapasitas jangka panjang merupakan strategi operasi untuk menghadapi


segala kemungkinan yang akan terjadi dan sudah diperkirakan sebelumnya akan terjadi.
Rencana kapasitas jangka panjang berurusan dengan investasi dalam fasilitas dan
peralatan baru di tingkat organisasi dan memerlukan partisipasi dan persetujuan
manajemen puncak. Rencana ini mencakup setidaknya dua tahun ke depan, tetapi waktu
tunggu konstruksi terkadang bisa lebih lama dan menghasilkan cakrawala waktu
perencanaan yang lebih lama. Perencanaan kapasitas jangka panjang adalah pusat
keberhasilan suatu organisasi.

1. Ukuran Kapasitas dan Pemanfaatan


Tidak ada ukuran kapasitas tunggal yang terbaik untuk semua situasi. Secara umum,
kapasitas dapat dinyatakan dalam salah satu dari dua cara: dalam hal ukuran output
atau ukuran input.
 Ukuran Kapasitas Output
Ukuran output kapasitas paling baik digunakan ketika diterapkan pada proses
individu dalam perusahaan atau ketika perusahaan menyediakan sejumlah
kecil layanan dan produk standar.
 Ukuran Kapasitas Input
Ukuran input umumnya digunakan untuk proses bervolume rendah dan
fleksibel, seperti yang terkait dengan pembuat furnitur khusus. Dalam hal ini,
pembuat furnitur dapat mengukur kapasitas dalam hal input seperti jumlah
workstation atau jumlah pekerja.
 Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah sejauh mana sumber daya seperti peralatan, ruang, atau
tenaga kerja saat ini digunakan dan diukur sebagai rasio tingkat output rata-
rata terhadap kapasitas maksimum (dinyatakan sebagai persen). Tingkat
output rata-rata dan kapasitas harus diukur dalam istilah yang sama yaitu,

3
waktu, pelanggan, unit, atau dolar. Tingkat pemanfaatan menunjukkan
perlunya menambah kapasitas ekstra atau menghilangkan kapasitas yang
tidak dibutuhkan.

2. Skala Ekonomi
Sebuah konsep yang dikenal sebagai skala ekonomi menyatakan bahwa biaya unit
rata-rata suatu layanan atau barang dapat dikurangi dengan meningkatkan tingkat
outputnya. Dapat diartikan juga skala ekonomi adalah suatu fenomena menurunnya
biaya produksi per unit pada suatu perusahaan yang dibarengi dengan meningkatnya
volume produksi (output). Empat alasan utama menjelaskan mengapa skala ekonomi
dapat menurunkan biaya ketika output meningkat :
 Menyebarkan Biaya Tetap
Dalam jangka pendek, biaya tertentu tidak bervariasi dengan perubahan
tingkat output. Biaya tetap ini termasuk biaya pemanasan, layanan utang, dan
gaji manajer. Penyusutan pabrik dan peralatan yang sudah dimiliki juga
merupakan biaya tetap dalam arti akuntansi. Ketika tingkat output rata-rata—
dan, oleh karena itu, tingkat pemanfaatan fasilitas—meningkat, biaya unit
rata-rata turun karena biaya tetap tersebar di lebih banyak unit.
 Mengurangi Biaya Konstruksi
Kegiatan dan biaya tertentu diperlukan untuk membangun fasilitas kecil dan
besar seperti izin bangunan, biaya arsitek, dan sewa peralatan bangunan.
Menggandakan ukuran fasilitas biasanya tidak menggandakan biaya
konstruksi.
 Memotong Biaya Bahan yang dibeli
Volume yang lebih tinggi dapat mengurangi biaya bahan dan layanan yang
dibeli. Mereka memberi pembeli posisi tawar yang lebih baik dan
kesempatan untuk memanfaatkan diskon kuantitas.

4
 Menemukan Keuntungan Proses
Produksi volume tinggi memberikan banyak peluang untuk pengurangan
biaya. Pada tingkat output yang lebih tinggi, proses bergeser ke arah proses
lini, dengan sumber daya yang didedikasikan untuk masing-masing produk.
Perusahaan mungkin dapat membenarkan biaya teknologi yang lebih efisien
atau peralatan yang lebih khusus. Manfaat dari mendedikasikan sumber daya
untuk layanan atau produk individu dapat mencakup mempercepat efek
pembelajaran, menurunkan inventaris, meningkatkan proses dan desain
pekerjaan, dan mengurangi jumlah pergantian.

3. Skala Disekonomis
Skala Disekonomis yaitu Skala yang terjadi ketika biaya rata-rata per unit meningkat
seiring dengan fasilitas ukuran bertambah. Pasalnya, ukuran yang berlebihan dapat
membawa kompleksitas, kehilangan fokus, dan inefisiensi yang meningkatkan biaya
unit rata-rata suatu layanan atau produk. Terlalu banyak lapisan karyawan dan
birokrasi dapat menyebabkan manajemen kehilangan kontak dengan karyawan dan
pelanggan. Organisasi yang kurang gesit kehilangan fleksibilitas yang diperlukan
untuk menanggapi perubahan permintaan. Banyak perusahaan besar menjadi begitu
terlibat dalam analisis dan perencanaan sehingga mereka berinovasi lebih sedikit dan
menghindari risiko. Hasilnya adalah bahwa perusahaan kecil mengungguli raksasa
perusahaan di berbagai industri.

2.2 Strategi Untuk Merencanakan Kapasitas Jangka Panjang

Strategi kapasitas produksi digunakan untuk mendapatkan akses tujuan perusahaan dalam
pengendalian kapasitas produksi yang terarah. Strategi yang dapat dilakukan oleh sebuah
perusahaan untuk merencanakan perencanaan kapasitas jangka panjang adalah sebagai
berikut :
1. Strategi Ekspansionis

5
Strategi Ekspansionis yaitu Strategi dengan menyiapkan kapasitas yang selalu melebihi
produksi atau diatas permintaan. Dengan strategi ekspansionis ini perusahaan berharap
tidak terjadi kekurangan produk dipasaran yang menyebabkan masuknya peluang bagi
pesaing lain hanya karena kapasitas produksi tidak mencukupi jumlah permintaan yang
ada. Selain itu, hal ini merupakan bentuk upaya perusahaan dalam memberikan
pelayanan terbaik dengan cara menjamin tersedianya produk di pasaran.
2. Strategi Wait-and-See
Strategi ini dapat dikatakan strategi hati – hati, karena kapasitas produksi akan dinaikan
jika permintaan konsumen sudah dipastikan naik. Untuk memenuhi kekurangan apa pun,
ia bergantung pada opsi jangka pendek, seperti penggunaan lembur, pekerja sementara,
subkontraktor, kehabisan stok, dan penundaan pemeliharaan preventif pada peralatan. Ini
mengurangi risiko ekspansi berlebihan berdasarkan perkiraan permintaan yang terlalu
optimis, teknologi usang atau asumsi yang tidak akurat mengenai persaingan. Namun,
strategi ini memiliki risikonya sendiri, seperti didahului oleh pesaing atau tidak dapat
merespons jika permintaan tiba-tiba tinggi, dan akan menyebabkan biaya produksi yang
tinggi karena investasi yang dilakukan hanya ditanggung oleh unit yang sedikit.

2.3 Empat Langkah Sistematis Untuk Menentukan Persyaratan Kapasitas Jangka


Panjang Dan Arus Kas Terkait

Keputusan jangka panjang untuk kapasitas biasanya akan mencakup apakah akan
menambahkan pabrik atau gudang baru atau untuk mengurangi jumlah yang sudah ada,
berapa banyak workstation yang harus dimiliki departemen tertentu, atau berapa banyak
pekerja yang diperlukan untuk mengelola proses tertentu. Beberapa keputusan ini bisa
memakan waktu bertahun-tahun untuk beroperasi. Oleh karena itu, pendekatan sistematis
diperlukan untuk merencanakan keputusan kapasitas jangka panjang. Meskipun setiap
situasi agak berbeda, prosedur empat langkah umumnya dapat membantu manajer
membuat keputusan kapasitas yang baik. Berikut langkah-langkah awal untuk
menentukan kapasitas proses yang ada dan menilai apakah bantalan kapasitasnya saat ini
sesuai.

Step 1: Memperkirakan Persyaratan Kapasitas

6
Persyaratan kapasitas suatu proses adalah kapasitas yang seharusnya untuk beberapa
periode waktu mendatang untuk memenuhi perkiraan permintaan pelanggan perusahaan
(eksternal atau internal) mengingat bantalan kapasitas yang diinginkan perusahaan.
Bantalan yang lebih besar dari biasanya harus direncanakan untuk proses atau
workstation yang berpotensi menjadi hambatan di masa depan. Persyaratan kapasitas
dapat dinyatakan dalam salah satu dari dua cara: dengan ukuran output atau dengan
ukuran input. Either way, dasar untuk perkiraan adalah perkiraan permintaan,
produktivitas, competition, dan perubahan teknologi. Prakiraan ini biasanya perlu dibuat
untuk beberapa periode waktu dalam jangkauan perencanaan, yang merupakan himpunan
periode waktu berturut-turut yang dipertimbangkan untuk tujuan perencanaan. Rencana
kapasitas jangka panjang perlu mempertimbangkan lebih banyak masa depan (mungkin,
satu dekade penuh) daripada rencana jangka pendek.
Menggunakan Ukuran Output Cara paling sederhana untuk menyatakan persyaratan
kapasitas adalah sebagai tingkat output. Seperti yang dibahas sebelumnya, ukuran output
sesuai untuk proses volume tinggi dengan sedikit variasi produk atau divergensi proses.
Di sini, perkiraan permintaan untuk tahun-tahun mendatang digunakan sebagai dasar
untuk mengekstrapolasi persyaratan kapasitas ke masa depan. Jika permintaan
diperkirakan akan berlipat ganda dalam lima tahun ke depan, maka persyaratan kapasitas
juga berlipat ganda.
Menggunakan Tindakan Input Tindakan output mungkin tidak cukup dalam situasi
berikut:
 Variasi produk dan divergensi proses tinggi.
 Bauran produk atau layanan berubah.
 Tingkat produktivitas diperkirakan akan berubah.
 Efek belajar yang signifikan diharapkan.

Dalam kasus seperti itu, lebih tepat untuk menghitung persyaratan kapasitas
menggunakan ukuran input, seperti jumlah karyawan, mesin, komputer, atau truk.
Menggunakan ukuran input untuk kebutuhan kapasitas menyatukan perkiraan
permintaan, perkiraan waktu proses, dan bantalan kapasitas yang diinginkan.

Step 2: Mengidentifikasi Kesenjangan

7
Kesenjangan kapasitas adalah perbedaan (positif atau negatif) antara persyaratan
kapasitas yang diproyeksikan dan kapasitas saat ini. Komplikasi muncul ketika beberapa
operasi dan beberapa input sumber daya terlibat. Memperluas kapasitas beberapa operasi
dapat meningkatkan kapasitas keseluruhan.

Step 3: Mengembangkan Alternatif

Langkah selanjutnya adalah mengembangkan rencana alternatif untuk mengatasi


kesenjangan yang diproyeksikan. Salah satu alternatif, yang disebut kasus dasar, adalah
tidak melakukan apa-apa dan hanya kehilangan pesanan dari permintaan apa pun yang
melebihi kapasitas saat ini atau mengeluarkan biaya karena kapasitasnya terlalu besar.
Alternatif lain jika permintaan yang diharapkan melebihi kapasitas saat ini adalah
berbagai opsi waktu dan ukuran untuk menambahkan kapasitas baru, termasuk strategi
ekspansionis dan wait-and-see. Kemungkinan tambahan termasuk memperluas di lokasi
yang berbeda dan menggunakan opsi jangka pendek, seperti lembur, pekerja sementara,
dan subkontrak. Alternatif untuk kapasitas re-ducing termasuk penutupan pabrik atau
gudang, merumahkan karyawan, atau mengurangi hari atau jam operasi.

Step 4: Mengevaluasi Alternatif

Pada langkah terakhir ini, manajer mengevaluasi setiap alternatif, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif.

 Kekhawatiran Kualitatif
Secara kualitatif, manajer melihat bagaimana setiap alternatif sesuai dengan strategi
kapasitas keseluruhan dan aspek lain dari bisnis yang tidak tercakup oleh analisis
keuangan. Yang menjadi perhatian khusus mungkin ketidakpastian tentang
permintaan, reaksi kompetitif, perubahan teknologi, dan perkiraan biaya. Beberapa
faktor ini tidak dapat diukur dan harus dinilai berdasarkan penilaian dan
pengalaman. Yang lain dapat diukur, dan manajer dapat menganalisis setiap
alternatif dengan menggunakan asumsi yang berbeda tentang masa depan.
 Kekhawatiran Kuantitatif

8
Secara kuantitatif, manajer memperkirakan perubahan arus kas untuk setiap
alternatif selama cakrawala waktu perkiraan dibandingkan dengan kasus dasar.
Arus kas adalah perbedaan antara aliran dana masuk dan keluar dari suatu
organisasi selama periode waktu tertentu, termasuk pendapatan, biaya, dan
perubahan aset dan kewajiban. Manajer disini hanya peduli dengan menghitung
arus kas yang disebabkan oleh proyek.

2.4 Alat Umum Untuk Perencanaan Dalam Membantu Keputusan Kapasitas

Perencanaan kapasitas membutuhkan perkiraan permintaan untuk jangka waktu yang


lama. Sayangnya, akurasi perkiraan menurun karena jangkauan peramalan memanjang.
Selain itu, mengantisipasi apa yang akan dilakukan pesaing meningkatkan ketidakpastian
perkiraan permintaan. Permintaan selama periode waktu apa pun mungkin tidak
didistribusikan secara merata; naik dan turunnya permintaan dapat (dan sering terjadi) dalam
periode waktu tersebut. Realitas ini mengharuskan penggunaan bantalan kapasitas. Di
bagian ini, ada tiga alat yang menangani ketidakpastian dan variabilitas permintaan secara
lebih formal :
1. Waiting-Line Models
Model garis tunggu sering kali berguna dalam perencanaan kapasitas, seperti memilih
bantalan kapasitas yang sesuai untuk proses kontak pelanggan yang tinggi. Antrian
tunggu cenderung berkembang di depan pusat kerja, seperti loket tiket bandara, pusat
mesin, atau komputer pusat. Alasannya adalah bahwa waktu saingan antara pekerjaan
atau pelanggan bervariasi, dan waktu pemrosesan dapat bervariasi dari satu pelanggan
ke pelanggan berikutnya. Model garis tunggu menggunakan distribusi probabilitas
untuk memberikan perkiraan waktu tunggu pelanggan rata-rata, panjang rata-rata
antrian, dan pemanfaatan pusat kerja. Manajer dapat menggunakan informasi ini untuk
memilih kapasitas yang paling hemat biaya, menyeimbangkan layanan pelanggan dan
biaya penambahan kapasitas.
2. Simulation
Masalah antrean tunggu yang lebih kompleks harus dianalisis dengan simulasi. Ini dapat
mengidentifikasi kemacetan proses dan bantalan kapasitas yang sesuai, bahkan untuk

9
proses kompleks dengan permintaan acak dan lonjakan permintaan yang dapat
diprediksi selama hari-hari biasa.
3. Decision Trees
Pohon keputusan dapat sangat berharga untuk mengevaluasi alternatif perluasan
kapasitas yang berbeda ketika permintaan tidak pasti dan keputusan berurutan terlibat
(lihat Suplemen A, "Pengambilan Keputusan"). Misalnya, pemilik Grandma's Chicken
Restaurant (lihat Contoh 4.2) dapat memperluas restoran sekarang, hanya untuk
menemukan di tahun 4 bahwa pertumbuhan permintaan jauh lebih tinggi daripada yang
diperkirakan. Dalam hal ini, dia perlu memutuskan apakah akan berkembang lebih jauh.
Dalam hal biaya konstruksi dan waktu henti, memperluas dua kali kemungkinan akan
jauh lebih mahal daripada membangun fasilitas yang lebih besar sejak awal. Namun,
membuat ekspansi besar sekarang, ketika pertumbuhan permintaan rendah, berarti
pemanfaatan fasilitas yang buruk. Banyak tergantung pada permintaan.

2.5 Studi Kasus Perencanaan Kapasitas

Contoh: CV Bintang Bersinar


CV. Bintang Bersinar merupakan perusahaan yang bergerak di bidang tekstil, kegiatan
usahannya memproduksi dan menjual kaos kaki. Perusahaan membuat bermacam jenis
kaos kaki diantaranya kaos kaki muslim polos, muslim motif, manshock, sport dan kaos
kaki pesanan. Didalam proses produksi terdapat suatu permasalahan yaitu tidak
tercapainya target produksi yang disebabkan oleh kurang baiknya rencana produksi. Hal
tersebut mengakibatkan perusahaan harus melakukan perhitungan kapasitas produksi
kembali, untuk menyelesaikan proses produksi secara tepat waktu, sehingga disini
kapasitas produksi di CV.Bintang Bersinar harus diketahui dahulu agar dapat mengetahui
apakah akan ada penambahan waktu kerja (lembur) atau tidak untuk menyelesaikan proses
produksi tepat pada waktunya. CV Bintang Bersinar memiliki tujuan untuk mencapai
utilitas tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi, sehingga penetapan ukuran
fasilitas sangatlah menentukan.
Data produksi perusahaan dalam mencapai target produksi yang telah dijadwalkan bisa
dilihat pada tabel dibawah ini :

10
Produk Kaos Kaki (lusin)
Kaos Kaki Total
Periode Bulan Kaos Kaki Kaos Kaki Kaos
Kaos Kaki Muslim Produksi
Muslim Muslim Kaki
Manshock Motif
Polos Motif Sport
(pesanan)
1 Januari 5758 5737 2889 2904 2880 20168
2 Februari 5762 5740 2883 2885 2905 20174
3 Maret 5761 5740 2890 2877 2877 20171
4 April 5763 5766 2872 2899 2876 20176
5 Mei 5752 5730 2903 2881 2907 20174
6 Juni 5748 5744 2885 2916 2876 20169

Pada tabel diatas data produksi kaos kaki di CV. Bintang Bersinar selama enam bulan atau
periode dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2018 dengan rata-rata produksi per
bulannya 20.171 lusin sedangkan target produksi perusahaan sebanyak 28.000 lusin. Maka
terlihat setiap bulan masih terdapat kekurangan produksi, yang berarti kapasitas produksi di
setiap bulan belum bisa memenuhi kebutuhan produksi yang sudah dijadwalkan perusahaan.
Akibat yang disebabkan karena masalah di atas adalah perusahaan melakukan subkontrak untuk
membantu memenuhi permintaan yang ada. Adapun kendala lain yang dihadapi oleh perusahaan
yaitu terjadinya keterlambatan produksi yang disebabkan oleh penumpukan produk setengah jadi
di salah satu bagian produksi. Sehingga masalah tersebut dirasa sangat serius karena menyangkut
dengan loyalitas konsumen, karena keterlambatan pengiriman barang akan sangat berpengaruh
terhadap kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kapasitas adalah tingkat maksimum output dari suatu proses atau sistem. Untuk memperoleh
kapasitas baru memerlukan perencanaan yang luas dan sering kali melibatkan pengeluaran
sumber daya dan waktu yang signifikan. Keputusan kapasitas yang berhubungan dengan suatu
proses perlu dibuat berdasarkan pertimbangan peran yang digunakan oleh proses tersebut dalam
organisasi secara keseluruhan.
Rencana kapasitas jangka panjang berurusan dengan investasi dalam fasilitas dan peralatan
baru di tingkat organisasi dan memerlukan partisipasi dan persetujuan manajemen puncak karena
tidak mudah dibalik. Secara umum, kapasitas dapat dinyatakan dalam salah satu dari dua cara:
output atau tindakan input.
Memutuskan tingkat kapasitas terbaik melibatkan pertimbangan untuk efisiensi operasi.
Sebuah konsep yang dikenal sebagai skala ekonomi menyatakan bahwa biaya unit rata-rata suatu
layanan atau barang dapat dikurangi dengan meningkatkan tingkat outputnya. Empat alasan
utama menjelaskan mengapa skala ekonomi dapat menurunkan biaya ketika output meningkat:
(1) Biaya tetap tersebar di lebih banyak unit; (2) biaya konstruksi dikurangi; (3) biaya bahan
yang dibeli dipotong; dan (4) ditemukan keuntungan proses.

3.2 Saran

Setelah analisis perencanaan kapasitas dilakukan, proses selanjutnya adalah meningkatkan


fungsi maintenance agar dalam jangka panjang perusahaan dapat mempertahankan kontinuitas
pemenuhan kapasitas. Dan juga perlu dilakukan pengukuran secara lebih khusus pada utilisasi
dari setiap mesin, aktivitas dari masing-masing mesin pada setiap lini produksi harus dapat
didokumentasikan dari waktu ke waktu, sehingga dapat dilakukan analisis secara lebih lengkap.
Pada saat unit lain melaksanakan maintenance tahunan unit yang lain pun dicek juga agar tidak
rusak bergantian. Serta maintenance yang telah dilakukan diukur melalui kinerja mesin sehingga
data yang diperoleh dijadikan data untuk merencanakan kapasitas produksi selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Krajewski, L. J., Malhotra, M. K., & Ritzman, L. P. (2010). Operations Management: Processes
And Supply Chains. Pearson: New Jersey.

Ridzwan, M. A. (2018). Analisis Perencanaan Kapasitas (Studi Kasus : Cv.Bintang Bersinar).

13

Anda mungkin juga menyukai