Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas mata kuliah Ekonomi Kreatif. Kami juga
mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Sumber-sumber yang sudah memberikan informasi untuk
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kami susun untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu, yaitu Turjangun. Kami harap makalah ini dapat digunakan sebagai bahan untuk
pembelajaran dan referensi. Kami sadar bahwa dalam penulisan makalah ini tentunya banyak
kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak akan kami terbuka dengan penuh
keterbukaan dan senang hati demi sempurnanya makalah ini. Karena kesempurnaan hanya
milik Allah SWT dan kesalahan itu datangnya dari manusia. Akhirnya kami hanya dapat
berharap agar makalah ini bisa berguna bagi semua pihak. Aamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hampir sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani.
Oleh sebab itu semua kebutuhan akan sandang dan pangan sangat dipengaruhi oleh hasil
pertanian. Karena hal tersebutlah maka para petani melakukan beberapa upaya untuk
meningkatkan hasil produksivitas lahan mereka. Salah satu upaya yang dapat dilakukam
adalah pemupukan tanah. Pemupukan tanah ini akan dapat meningkatkan hasil panen para
petani karena pupuk akan meningkatkan kualitas lahan.
Pemberian pupuk pada tanaman dapat berupa pupuk organik maupun pupuk
anorganik. Penggunaan pupuk anorganik mampu bereaksi cepat terhadap tanaman dan
memiliki kadar unsur hara tinggi, namun apabila digunakan secara terus menerus dapat
membuat tanah menjadi padat dan keras. Penggunaan pupuk organik mengandung unsur
hara rendah dan mampu menjadi solusi dalam memperbaiki sifat kimia, fisika, dan
biologi tanah. Sifat pupuk anorganik yang tidak memiliki senyawa organik kompleks
seperti yang dimiliki pupuk organik yaitu asam humid. Menurut hasil penelitian Hayati
(2010), sistem pertukaran ion dalam kondisi kaya asam organik berlangsung sangat
kompleks sehingga keberadaan senyawa tersebut dapat merevitalisasi semua sistem yang
ada dalam tanah, baik yang bersifat fisika, kimia maupun biologi tanah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah singkat narasumber memulai budidaya pertanian organik dan
anorganik? (pemilik,tempat,sejak kpn)
2. Bagaimana perbedaan budidaya pertanian organik dan anorganik?
(pengeluaran,media tanam,hasil)
3. Bagaimana cara narasumber melakukan pemasaran terhadap hasil panen dari
budidaya pertanian organik dan anorganik? (lokal,nitip,wisata edukasi+biaya
pendapatan)
4. Apa kekurangan dan kelebihan budidaya pertanian organik dan anorganik?
(resiko)
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah singkat narasumber memulai budidaya pertanian
organik dan anorganik. (pemilik,tempat,sejak kpn)
2. Untuk mengetahui perbedaan budidaya pertanian organik dan anorganik.
(pengeluaran,media tanam,hasil)
3. Untuk mengetahui cara narasumber melakukan pemasaran terhadap hasil panen
dari budidaya pertanian organik dan anorganik. (lokal,nitip,wisata edukasi+biaya
pendapatan)
4. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan budidaya pertanian organik dan
anorganik. (resiko)
BAB II
PEMBAHASAN
Pemilik pertanian anorganik yaitu Ibu Painem yang kurang lebih 20 tahun
berjalan sampai saat ini. Berlokasi di Dusun Deplongan, Desa Wates, Kec.
Getasan, Kab, Semarang. Dalam hal ini beliau dan keluarganya bertanggung
jawab langsung pada budidaya pertanian anorganik.
b. Biaya pengeluaran
Keterangan Biaya
Seleksi benih
Penyemaian
Pengolahan tanah
Pengairan
Pemupukan
2. Pertanian Anorganik
a. Pengertian pertanian anorganik
b. Biaya pengeluaran
Keterangan Biaya
Seleksi benih
Penyemaian
Pengolahan tanah
Pengairan
Pemupukan
Pertanian anorganik
Pupuk organik tidak bisa digunakan dalam jumlah yang sedikit. Anda
harus menggunakannya hingga berton-ton untuk kebutuhan satu hektare lahan,
bergantung pada kondisi tanah dan jenis tanaman yang akan ditanam.
Banyaknya jumlah pupuk yang dibutuhkan sering membuat petani kesulitan
mencari penyuplai pupuk organik dalam jumlah besar. Penggunaan yang
dilakukan dalam jumlah besar dilakukan karena kandungan unsur hara di
dalam pupuk tidak begitu banyak. Untuk memenuhi kebutuhan seluruh unsur
hara tanaman, jumlah yang digunakan harus besar. Selain itu, cukup sulit
menentukan unsur hara yang ada di dalamnya dengan takaran pemupukan.
Penggunaan pupuk organik juga dianggap kurang praktis karena jumlahnya
yang terlalu besar dan kotor.
2. Anorganik
a. Kelebihan
b. Kekurangan
Pupuk anorganik memiliki beberapa kelemahan. Selain hanya memiliki
unsur makro, unsur hara mikro pada pupuk anorganik pun sangat sedikit.
Bahkan diketahui hampir tidak mengandung unsur hara mikro. Pemberian
pupuk anorganik melalui akar perlu diimbangi dengan pemakaian pupuk daun
yang banyak mengandung hara mikro. Bila tidak ditambah, pertumbuhan
tanaman tidak sempurna. Selain itu, penggunaan pupuk anorganik secara
terus-menerus bisa merusak tanah. Terlebih jika tidak diimbangi dengan
pupuk kandang atau kompos. Perabukan pupuk anorganik pada tanaman
sebaiknya tidak diberikan terlalu banyak karena bisa membuat tanaman mati.
Oleh karena itu, pemakaian pupuk anorganik wajib mengikuti dan mematuhi
aturan.
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Husna, S. A., Hadi, M., & Rahadian, R. (2017). Struktur Komunitas Mikroartropoda Tanah di
Lahan Pertanian Organik dan Anorganik di Desa Batur Kecamatan Getasan Salatiga.
Bioma : Berkala Ilmiah Biologi, 18(2), 164. https://doi.org/10.14710/bioma.18.2.164-
173
LAMPIRAN