Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

LAPORAN PENGAMATAN BUDIDAYA PERTANIAN ORGANIK DAN


PERTANIAN ANORGANIK

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Kreatif

Dosen Pengampu: Turjangun

Disusun Oleh :

1. Alvina Roudhotul Jannah (63040190159)


2. Manisa Gida Rona A (63040190161)
3. Nadiya Nafilah (63040190174)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

TAHUN AKADEMIK 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas mata kuliah Ekonomi Kreatif. Kami juga
mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Sumber-sumber yang sudah memberikan informasi untuk
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini kami susun untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen
pengampu, yaitu Turjangun. Kami harap makalah ini dapat digunakan sebagai bahan untuk
pembelajaran dan referensi. Kami sadar bahwa dalam penulisan makalah ini tentunya banyak
kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak akan kami terbuka dengan penuh
keterbukaan dan senang hati demi sempurnanya makalah ini. Karena kesempurnaan hanya
milik Allah SWT dan kesalahan itu datangnya dari manusia. Akhirnya kami hanya dapat
berharap agar makalah ini bisa berguna bagi semua pihak. Aamiin.

Salatiga, 11 Juni 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hampir sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani.
Oleh sebab itu semua kebutuhan akan sandang dan pangan sangat dipengaruhi oleh hasil
pertanian. Karena hal tersebutlah maka para petani melakukan beberapa upaya untuk
meningkatkan hasil produksivitas lahan mereka. Salah satu upaya yang dapat dilakukam
adalah pemupukan tanah. Pemupukan tanah ini akan dapat meningkatkan hasil panen para
petani karena pupuk akan meningkatkan kualitas lahan.

Pertanian organik merupakan suatu kegiatan budidaya pertanian yang


menggunakan bahan-bahan alami serta meminimalisir penggunaan bahan kimia sintetis
yang dapat merusak lingkungan akibat residu yang ditimbulkannya. Tujuan dari pertanian
organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk yang bermutu, aman
dikonsumsi, dan menjaga kelestarian bagi lingkungan. Residu akibat dari penggunaan
pupuk kimia sintetis yang terus menerus akan merusak kondisi tanah baik dari segi kimia
serta fisika tanahnya. Memperbaiki kualitas tanah yang sudah tercemar dapat dilakukan
dengan tata kelola lahan seperti pengolahan tanah dan pemberian pupuk organik. Kedua
hal ini pun dilakukan dalam rangka menerapkan dan meningkatkan budidaya pertanian
organik pada tanaman kailan.

Pemberian pupuk pada tanaman dapat berupa pupuk organik maupun pupuk
anorganik. Penggunaan pupuk anorganik mampu bereaksi cepat terhadap tanaman dan
memiliki kadar unsur hara tinggi, namun apabila digunakan secara terus menerus dapat
membuat tanah menjadi padat dan keras. Penggunaan pupuk organik mengandung unsur
hara rendah dan mampu menjadi solusi dalam memperbaiki sifat kimia, fisika, dan
biologi tanah. Sifat pupuk anorganik yang tidak memiliki senyawa organik kompleks
seperti yang dimiliki pupuk organik yaitu asam humid. Menurut hasil penelitian Hayati
(2010), sistem pertukaran ion dalam kondisi kaya asam organik berlangsung sangat
kompleks sehingga keberadaan senyawa tersebut dapat merevitalisasi semua sistem yang
ada dalam tanah, baik yang bersifat fisika, kimia maupun biologi tanah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah singkat narasumber memulai budidaya pertanian organik dan
anorganik? (pemilik,tempat,sejak kpn)
2. Bagaimana perbedaan budidaya pertanian organik dan anorganik?
(pengeluaran,media tanam,hasil)
3. Bagaimana cara narasumber melakukan pemasaran terhadap hasil panen dari
budidaya pertanian organik dan anorganik? (lokal,nitip,wisata edukasi+biaya
pendapatan)
4. Apa kekurangan dan kelebihan budidaya pertanian organik dan anorganik?
(resiko)

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui sejarah singkat narasumber memulai budidaya pertanian
organik dan anorganik. (pemilik,tempat,sejak kpn)
2. Untuk mengetahui perbedaan budidaya pertanian organik dan anorganik.
(pengeluaran,media tanam,hasil)
3. Untuk mengetahui cara narasumber melakukan pemasaran terhadap hasil panen
dari budidaya pertanian organik dan anorganik. (lokal,nitip,wisata edukasi+biaya
pendapatan)
4. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan budidaya pertanian organik dan
anorganik. (resiko)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Narasumber Memulai Budidaya Pertanian Organik Dan


Anorganik
1. Sejarah Singkat Budidaya Pertanian Organik (Go Organic Community)

Go Organic Community berlokasi di Dusun Deplongan, Desa Wates, Kec.


Getasan, Kab, Semarang. Go Organic Community berdiri dari tahun 4 juni 2020
dan diketuai oleh Ibu Sukhita Dewi. Berdirinya budidaya pertanian organik
berawal dari program binaan dari Sekolah Tinggi Agama Budha Syailendra yang
kemudian dikembangkan oleh karang taruna Dusun Deplongan sehingga menjadi
Desa binaan berbasis ekonomi kreatif.

Kemudian pelimpahan kepenggurusan dan pertanggungjawaban perawatan


atau penanaman budidaya organik telah diberikan sepenuhnya kepada karang
taruna yaitu Mas Andre selaku ketua karang taruna, karena beliau memiliki
ketertarikan dalam hal budidaya pertanian organik dan ingin mengembangkan
budidaya pertanian organik. Beliau mempelajari ilmu pertanian organik dari
organisasi petani organik dilingkungannya Dalam hal ini beliau berniat untuk
membuktikan bahwa budidaya pertanian organik dan anorganik itu berbeda, yang
dapat dilihat dari penjualan, perawatan dan lain sebagainya.

2. Sejarah Singkat Budidaya Pertanian Anorganik

Pemilik pertanian anorganik yaitu Ibu Painem yang kurang lebih 20 tahun
berjalan sampai saat ini. Berlokasi di Dusun Deplongan, Desa Wates, Kec.
Getasan, Kab, Semarang. Dalam hal ini beliau dan keluarganya bertanggung
jawab langsung pada budidaya pertanian anorganik.

Berawal dari memiliki lahan pertanian karena ada di dalam wilayah


pegunungan tinggi yang mayoritas mata pencahariannya sebagai petani dan juga
bertujuan untuk menaikkan produktivitas sektor petani dalam mensuplai
kebutuhan masyarakat melalui penerapan menggunakan pupuk kimi atau
anorganik. Alasan utama beliau memulai menjadi petani yang lebih memilih
menggunakan pupuk kimia yaitu karena jika hanya mengandalkan pupuk organik
tidak cukup untuk memproduksi tanaman tersebut dalam jumlah ratusan ribu
bahkan jutaan ton dan juga pupuk kimia mudah dalam penggunaanya karena
memiliki kandungan unsur hara makro (NPK) yang dibutuhkan oleh tanaman
jumlah besar tersebut.

B. Perbedaan Budidaya Pertanian Organik Dan Anorganik


1. Pertanian Organik

a. Pengertian pertanian organik

Dalam jurnal (Husna et al., 2017) menurut (Sutanto, 2002), sistem


pertanian organik merupakan ”hukum pengembalian (law of return)” yang
berarti suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua jenis bahan
organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk residu dan limbah pertanian
maupun ternak yang selanjutnya bertujuan memberikan makanan pada
tanaman. Dan menurut (Mayrowani, 2012), dalam pertanian organik sistem
pembudidayaan tanamannya menggunakan bahan- bahan organik alami tanpa
bahan-bahan kimia sintetik.

b. Biaya pengeluaran

Keterangan Biaya

Seleksi benih

Penyemaian

Pengolahan tanah

Pengairan

Pemupukan

Pengendalian hama (pestisida)

Packaging hasil pertanian

2. Pertanian Anorganik
a. Pengertian pertanian anorganik

Dalam jurnal (Husna et al., 2017) menurut (Sutanto, 2002), sistem


pertanian anorganik merupakan pertanian yang menggunakan pestisida dan
pupuk kimia sintetik. Dan menurut Sukardi (2012), penggunaan pupuk kimia
sintetik secara intensif dengan tujuan menyuburkan tanah akan memberikan
dampak negatif pada kualitas kesuburan tanah, penurunan tingkat
produktivitas lahan, rusaknya sistem hidrologi, pencemaran di lingkungan dan
hilangnya diversitas genetik berbagai jenis flora dan fauna tanah.

b. Biaya pengeluaran

Keterangan Biaya

Seleksi benih

Penyemaian

Pengolahan tanah

Pengairan

Pemupukan

Pengendalian hama (pestisida)

Packaging hasil pertanian

3. Sistem pertanian organik dan anorganik

Kegiatan Sistem Pertanian Sistem Pertanian


Organik Anorganik

Seleksi benih Menggunakan benih hasil Menggunakan hasil


budidaya tanaman organik rekayasa genetik atau
atau bersetifikat organik persilangan.

Penyemaian Dilakukan langsung di Dilakukan di lahan


lahan pertanian atau sawah pertanian dengan
dengan menggunakan menggunakan pupuk
pupuk organik anorganik atau kimia

Pengolahan Pengolahan tanah dengan Pengolahan tanah dengan


tanah urutan tanah dibajak, urutan tanah dibajak
digaru dengan ditambah menggunakan mesin,
pupuk organik secara digaru dan tanah
merata, dan tanah diratakan diratakan sehingga tanah
sehingga meminimalisir menjadi padat dan
risiko kerusakan tanah dan organisme tanah mati.
organisme tanah hidup.

Pengairan Lahan menggunakan air Lahan menggunakan air


bersih yang terbebas dari dari mana saja dan
bahan kimia. biasanya air sudah
dicampur dengan bahan
kimia atau pestisida untuk
menjaga tanaman agar
tetap sehat dan cepat
tumbuh

Pemupukan Menggunakan pupuk Menggunakan pupuk


organik atau kompos dari kimia yaitu regent dan
kotoran hewan ternak lain sebagainya

Pengendalia Dilakukan secara manual Dilakukan menggunakan


n hama dan pertimbangan pestisida atau racun kimia
alam (pestisida organik)

Hasil Pertanian organik lebih Pertanian anorganik


pertanian bersih dan sehat kurang baik untuk
dikonsumsi dikonsumsi dan
kemungkinan telah
tercemar zat kimia.

C. Cara Narasumber Melakukan Pemasaran Terhadap Hasil Panen Dari Budidaya


Pertanian Organik Dan Anorganik
1. Pertanian organik

Dari hasil wawancara dengan narasumber, mereka menjelaskan cara


pemasaran dari hasil budidaya pertanian organik. Narasumber sangat mengutamakan
4 cara pemasarannya, yang pertama dengan memanfaatkan wisata agar mereka dapat
memetik sendiri langsung dari kebun. Yang kedua, jika terget pemasaran sedang sepi
maka narasumber menitipkan hasil panen ke wisata pertanian lainnya misalnya
dititipkan ke petani wisata strobery dengan cara sudah dikemas rapi dan diberi label.
Yang ketiga, ketika kedua cara pemasaran tersebut mengalami permasalahan maka
petani memasarkan hasil panennya dengan menjualnya ke pasar-pasar lokal terdekat
dengan harga jual yang sama dengan pasar lokal tersebut. Para petani memikirkan
ketika hasil panen tidak dijual maka akan menimbulkan kerugian, maka para petani
berfikir untuk memasarkannya agar tetap mendapatkan keuntungan dari hasil panen
tersebut. Yang keempat, petani memasarkannya dengan sistem pemesanan lewat
online tetapi hanya melayani di daerah daerah yang dekat. Petani tidak bisa menjamin
keawetan produk jika menerima pemesanan yang jauh dari daerah tersebut.

Dari keempat cara pemasaran tersebut, narasumber lebih menyukai pemasaran


dengan memanfaatkan wisata. Karena narasumber sangat senang jika dapat
mengedukasi para wisatawan tentang cara penanaman yang benar dan dapat secara
langsung para wisatawan mendapatkan ilmu tentang penanaman yang baik. (monggo
nak meh di tambahi)

Pertanian anorganik

Untuk pemasaran dari budidaya tanaman anorganik menurut narasumber dengan


dipasarkan di pasar lokal.

A. Kekurangan Dan Kelebihan Budidaya Pertanian Organik Dan Anorganik


1. Pupuk organik

a. Kelebihan pupuk organik

Pupuk organik sering digunakan sebagai pupuk dasar yang diberikan


sebelum tanaman ditanam di lahan. Pupuk tersebut terbuat dari bahan yang
dihasilkan dari pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Kelebihan
pupuk organik yang paling terkenal adalah memperbaiki struktur tanah.
Sementara itu, tugas utama dari pupuk organik ialah menjadi sumber makanan
bagi tanaman agar mampu tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah.
Pupuk dapat mengembalikan sifat tanah, baik secara kimiawi, fisik, maupun
biologis. Penggunaan pupuk organik juga dapat meningkatkan daya serap
tanah terhadap air.

Pemberian pupuk organik dapat meningkatkan kehidupan organisme di


dalam tanah. Kandungan unsur hara di dalam pupuk, baik makro maupun
mikro terbilang cukup lengkap. Harga pupuk terbilang cukup murah, apalagi
jika di daerah tersebut menyediakan sumber bahan baku pembuatan pupuk
organik, seperti limbah peternakan, perkebunan, pertanian, dan lain-lain.

b. Kekurangan pupuk organik

Pupuk organik tidak bisa digunakan dalam jumlah yang sedikit. Anda
harus menggunakannya hingga berton-ton untuk kebutuhan satu hektare lahan,
bergantung pada kondisi tanah dan jenis tanaman yang akan ditanam.
Banyaknya jumlah pupuk yang dibutuhkan sering membuat petani kesulitan
mencari penyuplai pupuk organik dalam jumlah besar. Penggunaan yang
dilakukan dalam jumlah besar dilakukan karena kandungan unsur hara di
dalam pupuk tidak begitu banyak. Untuk memenuhi kebutuhan seluruh unsur
hara tanaman, jumlah yang digunakan harus besar. Selain itu, cukup sulit
menentukan unsur hara yang ada di dalamnya dengan takaran pemupukan.
Penggunaan pupuk organik juga dianggap kurang praktis karena jumlahnya
yang terlalu besar dan kotor.

2. Anorganik

a. Kelebihan

Pemberiannya dapat terukur dengan tepat karena takaran hara pupuk


anorganik umumnya pas. Dalam kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi
dengan perbandingan yang tepat. Misalnya, hingga saat panen, singkong
menyedot hara nitrogen 200 kilogram per hektare, sehingga bisa diganti
dengan takaran pupuk N yang pas. Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah
cukup. Maksudnya adalah, kebutuhan akan pupuk bisa dipenuhi dengan
mudah asalkan ada uang. Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlahnya
relatif sedikit dibandingkan pupuk organik seperti kompos atau pupuk
kandang. Hasil kalkulasi biaya angkut pupuk ini juga jauh lebih murah
dibanding pupuk organik.

b. Kekurangan
Pupuk anorganik memiliki beberapa kelemahan. Selain hanya memiliki
unsur makro, unsur hara mikro pada pupuk anorganik pun sangat sedikit.
Bahkan diketahui hampir tidak mengandung unsur hara mikro. Pemberian
pupuk anorganik melalui akar perlu diimbangi dengan pemakaian pupuk daun
yang banyak mengandung hara mikro. Bila tidak ditambah, pertumbuhan
tanaman tidak sempurna. Selain itu, penggunaan pupuk anorganik secara
terus-menerus bisa merusak tanah. Terlebih jika tidak diimbangi dengan
pupuk kandang atau kompos. Perabukan pupuk anorganik pada tanaman
sebaiknya tidak diberikan terlalu banyak karena bisa membuat tanaman mati.
Oleh karena itu, pemakaian pupuk anorganik wajib mengikuti dan mematuhi
aturan.

BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Husna, S. A., Hadi, M., & Rahadian, R. (2017). Struktur Komunitas Mikroartropoda Tanah di
Lahan Pertanian Organik dan Anorganik di Desa Batur Kecamatan Getasan Salatiga.
Bioma : Berkala Ilmiah Biologi, 18(2), 164. https://doi.org/10.14710/bioma.18.2.164-
173
LAMPIRAN

A. Dokumentasi Budidaya Pertanian Organik


B. Dokumentasi Budidaya Pertanian Anorganik

Anda mungkin juga menyukai