Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH OPERASI BISNIS

UJIAN AKHIR SEMESTER

Dosen Pembimbing :

Dr. Djoko Poernomo, M.Si,.

Disusun Oleh :

Miftakhur Rohmah 190910202002

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS JEMBER

2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha Esa, Allah swt oleh
karena berkat rahmat, taufiq dan hidayahnyalah sehingga Makalah sederhana ini dapat selesai
tepat pada waktunya dengan judul Makalah Operasi Bisnis. Makalah ini disusun sebagai tugas
akhir dari dosen pengajar mata kuliah Operasi Bisnis C1.

            Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisannya,
baik dari teknik penulisan, metodologi, maupun substansinya, sehingga penulis menghimbau
masukan dan kritikanya yang bersifat membangun demi kesempurnaan Makalah ini. Atas
perhatiannya, penulis ucapkan terimakasih.

Jember, Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
LATAR BELAKANG.....................................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................4
TUJUAN…………………………………………………………………………………………..5

BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
PENGERTIAN OPERASI BISNIS.................................................................................................5
DESAIN TATA LETAK DAN DESAIN PEKERJAAN................................................................6
MANAJEMEN PERSEDIAAN....................................................................................................17
MANAJEMEN MANAJERIAL....................................................................................................18
BAB III..........................................................................................................................................18
PENUTUP.....................................................................................................................................18
KESIMPULAN……………………………………………….………………………………….18
SARAN……..................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………19
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Era globalisasi yang begitu cepat ditandai dengan perkembangan teknologi dan arus
informasi yang begitu cepat. Perkembangan perekonomian dunia menjadi Tanpa Batas dengan
adanya era globalisasi perdagangan bebas dunia. Saat ini dunia Telah menghadapi krisis Global
yang masih berkelanjutan, yang memaksa perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidupnya
agar dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain, kelangsungan hidup dalam suatu
perusahaan selalu dipandang searah dengan kemampuan manajemen dalam melakukan
pengelolaan perusahaan agar bertahan hidup secara berkelanjutan

Kelangsungan hidup perusahaan menjadi sorotan penting bagi pihak-pihak yang


berkepentingan terhadap perusahaan terutama investor-investor menanamkan modalnya untuk
mendanai operasi perusahaan pada saat investor akan melakukan investasi pada suatu perusahaan
investor perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan terutama yang berkaitan dengan
kelangsungan hidup atau going concern perusahaan tersebut kondisi keuangan perusahaan akan
tercermin dalam laporan keuangan perusahaan karena asumsi going concern berhubungan dalam
pelaporan keuangan perusahaan jika asumsi tersebut tidak terpenuhi maka entitas tersebut dapat
dikatakan bermasalah

Hal ini menyebabkan perusahaan sangat perlu di dalam memahami strategi operasi untuk
meningkatkan keunggulan bersaing dalam upaya mencapai kinerja terbaik perusahaan. Strategi
operasi berhubungan luas dengan pengambilalihan kebijaksanaan dan rencana untuk
menggunakan sumber daya terbaik perusahaan yang mendukung strategi bersaing dalam jangka
panjang strategi operasi perusahaan menembus luas keseluruhan dengan strategi kerja sama
strategi operasi terdiri dari misi kemampuan objektivitas dan kebijakan perusahaan strategi
operasi memasukkan strategi bisnis analisis eksternal dan analisis internal.

RUMUSAN MASALAH

1.1.1 Apa pengertian dari Operasi Bisnis ?


1.1.2 Apa yang dimaksud dengan desain layout dan desain pekerjaan ?
1.1.3 Apa yang dimaksud dengan manajemen persediaan ?
1.1.4 Apa yang dimaksud dengan manajemen material ?

1.2 TUJUAN

Dengan adanya penulisan ini, penyusun makalah dapat mempelajari lebih mendalam
mengenai materi Operasi Bisnis, dan berikut tujuannya :

 Untuk Mengetahui pengertian dari operasi bisnis .


 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan desain layout dan pekerjaan.
 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen persediaan.
 Untuk mengetahui apa yang dimaksud manajemen manajerial
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Operasi Bisnis

Manajemen operasi adalah praktik administrasi bisnis untuk menciptakan tingkat efisiensi
setinggi mungkin dalam suatu organisasi. Hal ini berkaitan dengan pengubahan bahan dan tenaga
menjadi barang dan jasa seefisien mungkin untuk memaksimalkan laba dari suatu organisasi.
Tim manajemen operasi berusaha menyeimbangkan biaya dengan pendapatan untuk mencapai
laba operasional yang lebih tinggi.

2.2 Desain Tata Letak dan Desain Pekerjaan

Desain Lay Out

Layout merupakan pengolahan dari pesan-pesan untuk tujuan sosial atau komersil,
dari individu atau kelompok yang ditujukan kepada individu atau kelompok lainnya. Selain
untuk menambah nilai estetis, Layout juga dapat berupa informasi produk, jasa, atau gagasan
baru yang ingin disampaikan dalam upaya untuk peningkatan usaha penjualan, peningkatan citra
maupun publikasi program pemerintah.

Pada Dasarnya dalam pembuatan desain Layout harus mempertimbangakan terlebih


dahulu pola penempatan yang bertujuan untuk menata letakan komposisi teks atau gambar
supaya mengandung susunan yang artistic dan efektif dalam mensajikan hasil lebih komunikatif.
Melalui pendekatan deskriptif analisis yang menjelaskan atau menggambarkan proses pembuatan
tata letak yang dinamis, maka dapat dikatakan bahwa konsep tata letak pada setiap halaman
Koran mengacu pada konsep baru.

Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam


sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen
bentuk dan bidang. Dalam pembuatan suatu desain, tentulah harus memperhatikan tata letak atau
layoutnya supaya yang melihat desain grafis tersebut mudah menerima informasi yang
disampaikan. Serta membuat mata nyaman ketika melihatnya.

Menurut Heizer, Render, & Munson (2017), tata letak dibagi menjadi beberapa tipe
antara lain :

 Office Layout, menentukan posisi pekerja, peralatan bekerja, dan ruang kerja yang
disediakan untuk pergerakan informasi.
 Retail Layout, mengalokasikan ruang display dan tanggapan untuk kebiasaan pelanggan.
 Warehouse Layout, menentukan ruang penyimpanan dan antar material handling.
 Fixed-Position Layout, menentukan persyaratan tata letak untuk proyek besar seperti
kapal dan bangunan.
 Process-oriented Layout, berurusan dengan produksi yang bervolume rendah dan
bervariasi tinggi.
 Work-cell Layout, mengatur mesin dan peralatan untuk fokus pada produksi dari produk
tunggal atau produk yang berkelompok.
 Product-oriented Layout, mencari penggunaan tenaga dan mesin terbaik dalam produksi
berulang atau berkelanjutan.

Prinsip Dasar Desain Layout :

 Penggunaan Grid

Grid adalah yang memberi urutan pada desain grafis. Dengan adanya grid, pekerjaan
perancang bisa menjadi lebih mudah, terutama dalam hal penentuan tempat suatu konten, agar
tampilannya menjadi proporsional.

 Penekanan dan Skala

Untuk membuatnya terlihat jelas didalam gambar dan memperlihatkan bahwa itu adalah
objek utamanya. Maka, Anda dapat memberikan penekanan dengan cara mengaburkan latar
belakang atau membuatnya menonjol dengan menggunakan warna yang cerah.

 Keseimbangan
Dalam membuat desain web ini menyeimbangkan elemen berukuran berbeda dengan
sempurna dengan mendukungnya dengan ruang putih yang sama, dapat membantu untuk
membuat keseimbangan.

 Aturan Ke-3 atau Rule of Thirds

Aturan Ketiga tidak bisa dihindari dalam desain. Ini adalah pedoman mendasar yang
sangat sederhana dan efektif, sering terasa seperti cheat: bagilah desain Anda menjadi tiga baris
dan tiga kolom.

 Rule of Odds atau Aturan Peluang

Desain logo yang menggunakan Aturan Peluang untuk menarik perhatian ke titik fokus.
Via Freshinnet.

Seberapa Penting Layout Untuk Desainer Grafis

Layout memainkan peran penting dalam desain grafis. Ini mengacu pada penataan
elemen pada desain yang terkait dengan citra dan gaya merek. Jika tata letak tidak cocok, pesan
Anda tidak akan disampaikan secara efektif, terutama di bidang periklanan. Dalam desain,
terutama desain grafis untuk iklan, tata letak dianggap sebagai solusi standar atau standar. Itu
selalu mengikuti persyaratan dan bertujuan untuk mencapai hasil terbaik dalam menarik
pelanggan.

Keberhasilan desain grafis tergantung pada pengaturan potongan-potongan pada posisi dan
urutan yang benar melalui hubungan mereka satu sama lain. Oleh karena itu, desainer grafis
selalu harus memahami tata letak saat merancang iklan, publikasi media, atau dokumen
perusahaan, dll.

Kelebihan Tata Letak Dalam Desain Grafis

Layout penting dalam desain grafis karena itu harus memenuhi beberapa persyaratan
tentang proporsi, urutan, penekanan, konsistensi elemen, dll pada tujuan di bawah ini:

 Membantu tata letak halaman menjadi harmonis dari font, warna, latar belakang, dll.
 Membantu merampingkan pemikiran keseluruhan situs, sehingga memudahkan pembaca
menerima informasi.
 Membantu pembaca untuk memahami esensi artikel dan fokus pada konten utama.
 Membuat penyatuan elemen pada halaman Anda untuk menyampaikan informasi secara
akurat tanpa merusak segmen.
 Karena kelebihan yang disebutkan, tata letak akan membantu situs web Anda menjadi
terorganisir dengan baik dan melibatkan lebih banyak pelanggan.

2.1.2 Desain Pekerjaan

Desain pekerjaan atau job design merupakan salah satu faktor pendorong keberhasilan
produktivitas organisasi dan merupakan faktor penting dalam manajemen terutama manajemen
operasi karena selain berhubungan dengan produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan
melaksanakan kegiatan operasi perusahaan. Tujuan dari desain pekerjaan yaitu mengatur
pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan organisasi, dan digunakan untuk memotivasi dan
menciptakan peluang kepada individu pemegang jabatan untuk mencapai kinerja yang lebih baik
dan memperoleh kepuasan kerja.

Teknik Job Design

Teknik Desain Pekerjaan Menurut Simamora (2004) dalam Bramantyo dkk (2015) teknik-teknik
desain pekerjaan dapat dilakukan dengan cara :

 Simplikasi pekerjaan

Simplikasi pekerjan merupakan suatu teknik desain pekerjaan yang mengarah kepada
pekerjaan yang sangat terspesialisasi. Ini berarti pekerjaan disederhanakan atau dipecah-pecah
menjadi bagian terkecil, biasanya terdiri dari beberapa operasi.

 Job Rotation

Job rotation merupakan bentuk awal dari perancangan kerja (job design). Perputaran kerja
(job rotation ) merupakan perubahan kerja secara berkala, dari satu tugas yang sederhana, ke
tugas – tugas yang lain.
a Kelebihan job rotation : Kelebihan dari job rotation antara lain adalah mengurangi rasa
kebosanan dan kemotononan bagi pekerja dalam mengerjakan tugas – tugasnya.

b. Kekurangan job rotation

Dalam penerapannya, job rotation dinilai masih memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

(1) Kemampuan setiap pekerja berbeda. Seorang pekerja hanya bisa menguasai satu jenis
pekerjaan saja pada saat itu saja.

(2) Apabila ada kekosongan pekerja pada suatu pekerjaan, pekerja lain tidak bisa mengganti,
dikarenakan pekerja lainnya hanya menguasai satu jenis pekerjaan di waktu tersebut, akibatnya
proses produksi terputus di tengah jalan.

 Job enlargement (Perluasan pekerjaan)

Perluasan pekerjaan dapat diartikan memberikan tugas tambahan kepada pekerja pada
tingkat yang sama, jadi meningkatkan jumlah pekerjaan yang mereka lakukan.

Mempunyai kesamaan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya.

Kelebihan job enlargement

Kelebihan job enlargement antara lain adalah dapat meningkatkan perputaran waktu kerja juga
mengurangi pengulangan dan kemotononan bagi pekerja dalam mengerjakan tugas – tugasnya.

Kekurangan job enlargement.

Dalam penerapannya, job enlargement dinilai masih memiliki beberapa kekurangan, diantara
kekurangan tersebut adalah:

1) Pekerja tidak paham tentang arti dari pekerjaannya serta manfaat dan tujuan dia
melakukan pekerjaan tersebut.

2) Pekerja tidak bisa ikut serta dalam merencanakan, mengatur, dan mengontrol tugas –
tugas yang dia lakukan.
3) Banyak karyawan yang tidak merasakan pemekaran pekerjaan sebagai menambah
keragaman pekerjaan, namun malahan sebagai tambahan pekerjaan yang harus mereka
selesaikan.

 Job Enrichment ( Pemerkayaan Pekerjaan)

Teori motivasi Herzberg dalam menjelaskan bahwa untuk memotivasi karyawan, jabatan
perlu diperkaya (enriched) sehingga memberi kesempatan untuk: penghargaan (achievement),
pengakuan (recognition), tanggung jawab (responsibility), kemajuan (advancement), dan
pertumbuhan. Job enrichment merupakan kombinasi beberapa aktifitas dari penampang vertikal
dari organisasi menjadi satu pekerjaan untuk memfasilitasi karyawan dengan tanggung jawab
dan otonomi lebih, serta peningkatan kerja yang lebih mendalam.

Elemen- elemen Keperilakuan

Ada beberapa elemen keperilakuan yang perlu dipertimbangkan dalam desain pekerjaan, yaitu:

1. Otonomi

Yang berarti mempunyai tanggung jawab atas apa yang dilakukan. Pekerjaan-pekerjaan
yang memberikan kepada para karyawan wewenang untuk mengambil keputusan-keputusan,
berarti menambah tanggung jawab, akan cenderung meningkatkan perasaan dipercaya dan
dihargai.

2. Variasi

Kurangnya variasi pekerjaan bisa menyebabkan kebosanan. Dan selanjutnya, kebosanan


menimbulkan kelelahan, dan kelelahan mengakibatkan kesalahan-kesalahan.

3. Identitas Tugas

Bila pekerjaan-pekerjaan tidak mempunyai identitas, para karyawan tidak akan atau kurang
merasa bertanggung-jawab dan mungkin kurang bangga dengan hasil-hasilnya.

d. Umpan Balik
Bila pekerjaan-pekerjaan memberikan umpan-balik tentang seberapa baik pelaksanaan
pekerjaan, maka karyawan akan mempunyai pedoman atau motivasi untuk melaksanakan dengan
lebih baik.

Menurut Sunarto (dalam Irnanda, 2011) desain pekerjaan memiliki tujuan agar : ·
Efisiensi operasional,

 Produktifitas dan kualitas pelayanan menjadioptimal.


 Fleksibilitas dan kemampuan melaksanakan proses kerja secara horizontaldan hirarki.
 Minat, tantangan, dan prestasi menjadi optimal.
 Tanggung jawab tim ditetapkan sedemikian rupa, sehingga bias meningkatkan kerja sama
dan efektifitas tim.
 Integrasi kebutuhan individu karyawan dengan kebutuhan organisasi.

2.3 Manajemen Persediaaan

Manajemen persediaan merupakan sistem-sistem untuk mengelola Persediaan.


Bagaimana barang-barang persediaan dapat diklasifikasikan dan Seberapa akurat catatan
persediaan dapat dijaga. Kemudian, kita akan mengamati Kontrol persediaan dalam sektor
pelayanan. Manajer operasi diseluruh dunia telah Menyadari bahwa manajemen persediaan yang
baik sangatlah penting. Di satu Sisi, sebuah perusahaan dapat mengurangi biaya dengan
mengurangi persediaan.

Di sisi lain, produksi dapat berhenti dan pelanggan menjadi tidak puas ketika Sebuah barang
tidak tersedia. Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan Keseimbangan antara investasi
persediaan dengan pelayanan pelanggan. Anda Tidak akan pernah mencapai sebuah strategi
berbiaya rendah tanpa manajemen Persediaan yang baik (Heizer & Render, 2014:512)

Dalam perusahaan manufaktur ada 3 jenis persediaan yaitu :

1) Persediaan Bahan Baku,

2) Persediaan Barang Dalam Proses dan


3) Persediaan Barang

Jadi Persediaan bahan baku Persediaan bahan baku dalam perusahaan ditentukan oleh beberapa
faktor yaitu :

 Tingkat produksi
 Fluktuasi karena faktor musim
 Kelancaran Pasokan Bahan Baku
 Efisiensi skedul pembelian
 Pola proses produksi

Persediaan Barang Dalam Proses

Barang dalam proses adalah barang yang belum selesai dikerjakan yang masih

Membutuhkan waktu untuk penyelesaian. Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat

Persediaan barang dalam proses antara lain :

 Jangka waktu periode produksi


 Keputusan membuat atau membeli
 Kompleksitas siklus produksi
 Persediaan Barang Jadi

Persediaan barang jadi adalah barang yang sudah selesai dan siap ntuk dipaarkan. Faktor

Yang menentukan besarnya barang jadi adalah :

a. Koordinasi bagian produksi dan bagian penjualan

b. Persyaratan penjualan dan kebijakan kredit Tingkat Penjualan

c. Penentuan Pembelian yang Ekonomis

Formula yang digunakan untuk menentukan Economical Order Quantity adalah sebagai
berikut :
EOQ = Kuantitas pemesanan yang paling ekonomis

O = Biaya pemesanan setiap kali pesan

R = Kebutuhan bahan tahunan

C = Presentase biaya simpan

P = Harga beli per unit persediaan

Biaya pesan Biaya yang diperlukan dari pemesanan sampai barang itu tiba di gudang

dan siap untuk digunakan biaya simpan adalah biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu
yang ada umumnya akan meningkat dengan meningkatnya persediaan yang disimpan

Stockout Cost yaitu biaya yang timbul karena tidak tersedianya bahan yang cukup

Formula tersebut dapat diterapkan jika dipenuhi empat asumsi dasar sebagai berikut :

a) Tingkat penjualan dapat diperkirakan,

b) Penggunaan bahan yang konstan,

c) Pemesanan dapat dilakukan seketika, dan

d) Pengiriman dapat dilakukan dengan cepat.

Dalam kondisi kepastian, asumsi bahwa pemesanan dapat dilakukan seketika juga pengiriman
bahan, maka reorder pointnya akan sama dengan nol. Tetapi apabila pemesanan tidak dapat
dilakukan seketika maka dapat ditentukan reorder Pointnya :

 Tentukan tingkat penggunaan harian


 Lead time adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan pemesanan sampai barang
diterima
 Reorder point adalah pemakaian per hari kali lead time.
 Reorder point akan meningkat sebesar safety stock, begitu juga biaya total persediaan akan
meningkat sebesar biaya simpan safety stock.

2.4 Manajemen Material


Manajemen material adalah sebuah kegiatan pengelolaan material dalam organisasi,
mulai dari proses perencanaan, penentuan kualitas dan kuantitas material, pengadaan,
penggunaan, sampai selesainya proses produksi sehingga menghasilkan material baru. Pada
setiap proyek konstruksi, pengadaan material merupakan bagian terpenting, karena sumber da ya
material dapat menyerap 50% -70% dari biaya proyek (Ervianto, 2 004). Oleh karena itu,
penggunaan teknik manajemen yang baik dan tepat untuk membeli, menyimpan,
mendistribusikan dan menghitung material konstruksi menjadi sangat penting agar aliran
material pada proyek dapat berjalan lancar.

Pengadaan Material.

Pengadaan adalah segala kegiatan dan usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan
barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya
belum ada menjadi ada (Subagya, 1996). Dalam fungsi pengadaan ini dilakukan proses
pelaksanaan rencana pengadaan dari fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan material, serta
rencana pembiayaan dari fungsi penganggaran. Pekerjaan kontrol dimulai di lapangan. Barang
yang tiba dicek dengan Surat jalan ( delivery note) baik mengenai jumlah maupun kualitasnya.
Jika barang yang dikirimdalam keadaan yang t idak memuaskan, maka barang akan dikirim
kembali ke tempat asalnya , dengan disertai surat penolakan dari bagian penerimaan barang. Jika
barang yang diterima sudah tepat, barang tersebut akan dimasukkan ke gudang dan menunggu
pengambilan untuk digunakan.

Pada waktu yang bersamaan, catatan persediaan barang harus diperbaharui, disesuaikan
dengan keadaan terakhir untuk menunjukkan penambahan barang yang baru tiba daam simpanan
sediaan. Jika barang ini dipesan untuk sediaan produksi yang berulang, akan terjadi pengurangan
secara bertahap selama dipakai, sampai suatu saat catatan persediaan menunjukkan adanya
keharusan untuk memesan kembali.

Pembelian material dimulai dari seorang membutuhkan material tertentu untuk


melaksanakan kegiatan tertentu yang berhubungan dengan proyek (Ervianto, 2004). Tanpa
adanya administrasi yang baik di dalam bagian pembelian,tidak menutup kemungkinan terjadi
pembelian yang berulang untuk material tertentu, disebabkan kekeliruan perhitungan kuantitas
atau karena perubahan kebutuhan. Dalam hal pemesanan perlu dipikirkan cara pemesanan yang
berencana. Material-material yang dipes an dan tiba jauh sebelum dibutuhkan berarti harus
dibayar lebih cepat daripada seharusnya. Mungkin juga akan timbul masalah penyimpangan
volume yang dipesan sangat besar.

Pemakaian Material

Petugas gudang harus menjamin bahwa material yang keluar dari gudang digunakan untu k
kepentingan pelaksanaan proyek. Administrasi harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat
dijadikan sarana umpan balik yang tepat dari semua sengambilan material kepada bagian
pengendalian sediaan dan biaya. Pengendalian sediaan akan bertumpu pada infor masi ini untuk
memperbaharui catatan mereka sendiri, serta untuk melaporkan pesanan yang baru lewat bagian
pembelian. Di samping itu, petugas gudang juga berperan dalam pengaturan untuk meletakkan
material dengan urutan prioritas penggunaannya, supaya tidak terjadi pemindahan material
secara berulang. Ada dua kondisi ekstrim yang dapat terjadi pada masalah persediaan barang,
yaitu:

a. Over Stocking, yaitu kondisi dimana jumlah barang yang disimpan terdapat jumlah yang besar
untuk memenuhi pe rmintaan dalam jangka waktu yang panjang.

b. Under Stocking, yaitu persediaan barang dalam jumlah yang terbatas untuk memenuhi dalam
jangka waktu pendek.

Manajemen persediaan mempunyai dua fungsi yang saling berhubungan, yaitu masalah
perencanaan persediaan dan pengendalian persediaan. Pada erencanaan persediaan aspek yang
harus dicakup meliputi apa yang harus disediakan, berapa jumlah kebutuhannya dan dimana
sumber terbaik untuk mendapatkannya. Sedangkan pada pengendalian persediaan, aspek yang
harus diicakupadalah kapan dan berapa kali pesanan dilakukan, berapa banyak setiap kali
dilakukan pemesanan barang.

Manajemen material mempunyai tujuan yang dikelompokkan dalam dua garis besar, yaitu
sebagai berikut:

 Harga lebih murah


Perusahaan harus mendapatkan harga material yang murah tapi dengan kualitas yang sesuai
dengan kebutuhan. Hal ini bisa mengurangi biaya operasi dan meningkatkan laba perusahaan.

 Persediaan Lebih Rendah

Jika perusahaan mampu menjaga persediaan produk jadi dalam jumlah rendah, maka bisa
dipastikan modal yang tertahan dalam persediaan juga akan lebih sedikit.

 Pengurangan Biaya Riil

Manajemen material dan persediaan yang efisien dan ekonomis menurunkan biaya perolehan dan
kepemilikan sehingga mengurangi biaya riil.

 Pasokan Lancar

Kesinambungan pasokan bahan sangat penting untuk menghilangkan gangguan dalam proses
produksi. Dengan tidak adanya pasokan bahan yang teratur, biaya produksi naik.

 Pengadaan Bahan Berkualitas

Manajemen material harus bertanggung jawab untuk memastikan kualitas bahan dari pemasok
luar. Oleh karena itu, kualitas menjadi satu-satunya tujuan dalam pengadaan bahan.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Manajemen operasional adalah merupakan proses pengambilan keputusan tentang


penggunaan sumber daya dari kegiatan produksi dalam rangka menghasilkan barang atau jasa
sehingga mencapai sasaran yaitu tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu, dengan alokasi biaya
yang efisien dan efektif.

Faktor Tantangan Produktifitas : Pengukuran Produktifitas, Variabel Produktifitas, Produktifitas


& Sektor Jasa. Daur Hidup produk terdapat 4 tahap yaitu : Perkenalan, Perkembangan,
Pendewasaan dan Decline (Penurunan) dan penurunan sendiri dapat diatasi dengan beberapa cara
yaitu menggunakan iklan, Penurunan harga, dll

 Yang berhak memperoleh Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah Pendesain atau
yang menerima hak tersebut dari pendesain. Dalam hal pendesain terdiri atas beberapa
orang secara bersama, Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu diberikan kepada mereka
secara bersama, kecuali jika diperjanjikan lain.
 Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan dagang dan
perusahaan industri serta perusahaan jasa. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan
memberikan waktu pada keadaan bahwa perusahaannya pada suatu perusahaan tidak
dapat memenuhi keinginan para pelanggannya sehingga kontinuitas perusahaan dapat
teranggu karena sumber utama pendapatan perusahaan yang berasal dari penjualan
persediaan. 
DAFTAR PUSTAKA

Birchfield, J. C. (2008). Design and layout of foodservice facilities. New Jersey: John Wiley
and Sons.

Danger, E. (1996). Warna Kemasan. Jakarta: P2M.

Hadi, Andhika. 2014.”Desain


Pekerjaan”. http://muhammad25b055.blogspot.co.id/2014/10/desain-pekerjaan.html. Diakses
tanggal 04 Oktober 2016.

Rahajeng. 2014. “Desain Pekerjaan Manajemen Sumber Daya Manusia”.


http://rahajeng25b025.blogspot.co.id/2014/10/desain-pekerjaan.html. Diakses tanggal 05
Oktober 2016.

T. Hani Handoko, Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi, BFE Yogyakata, 1984.

Anda mungkin juga menyukai