Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGORGANISASIAN PESAN-PESAN BISNIS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Bisnis


Dosen : Sandi Nasrudin Wibowo., SE,. MM

DISUSUN OLEH :

Nama : Ghisya Siti Rochmah

NMP : 120020546

Kelas : Manajemen A

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, atas berkat rahmat Allah yang
maha kuasa dan dengan ijin serta ridho Allah sehingga saya bisa menyelesaikan
makalah ini, yang berjudul Pengorganisasian Pesan-Pesan Bisnis.

Terimakasih saya ucapkan kepada dosen komunikasi bisnis kami yaitu Bpk.
Sandi Nasrudin Wibowo,. Se,. MM yang telah membantu kami baik secara moral
maupun materi. Terimakasih juga kepada teman-teman seperjuangan kami yang
telah mendukung kami dalam proses pembuatan makalah ini, Sehingga kami bias
menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa laporan Makalah yang kami buat ini masih jauh
dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca guna menjadi acuan agar kami bias menjadi lebih baik lagi di
masa mendatang dalam membuat laporan makalah.

Semoga laporan makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Cirebon, April 2020

Ghisya Siti Rochmah


DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN/SAMPUL JUDUL ...............................................................................


KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Tujuan , Sasaran & Manfaat ...............................................................
1.3 Batasan Masalah ................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan .............................................................................. 2
1.5 Sistematika Penulisan ........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian komunikasi bisnis ............................................................. 3
2.1.1 Menurut Para Ahli ..................................................................
2.1.2 Unsur Komunikasi Dalam Bisnis ............................................
2.1.3 Tujuan Komunikasi Dalam Bisnis ........................................... 4
2.1.4 Teknik Komunikasi Dalam Bisnis ........................................... 5
2.1.5 Faktor-Faktor Mempengaruhi Komunikasi Dalam Bisnis ....... 6
2.1.6 Hambatan Komunikasi Dalam Bisnis ..................................... 8
2.2 Isu Dalam Komunikasi Bisnis ............................................................. 10
2.2.1 Contoh Kasus Komunikasi Dalam Bisnis ...............................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 13
3.2 Saran .................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen mempengaruhi hampir semua kehidupan manusia. Manajemen mengatur dan
mengelola aktivitas individu maupun kelompok demi tercapainya tujuan dari organisasi.
Manajemen menunjukkan cara pelaksanaan pekerjaan ke arah yang lebih baik dan
memperkirakan hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan organisasi. Tercapainya tujuan
organisasi pada perusahaan harus didukung oleh sumber daya manusia yang mampu
menjalankan atau menerapkan konsep manajemen disertai dengan metode yang efektif dan
efesien agar memperoleh hasil yang positif. Menyelesaikan tugas secara efesien dan efektif
adalah penting, namun yang lebih penting mengetahui tentang hal-hal yang harus dilakukan dan
memastikan bahwa tugas yang diselesaikan bergerak ke arah tujuan organisasi, dikarenakan
manajemen merupakan suatu pedoman pemikiran dan tindakan dalam menjalankan aktivitas
organisasi perusahaan.

PT Bayus Cargo merupakan salah satu perusahaan pengiriman dan penerimaan barang
ekspor impor dengan visi menjadi “local champion” di Bali. Memberikan pelayanan berkualitas
dan mendapatkan perhatian konsumen merupakan fokus utama yang tidak lepas dari seluruh
dukungan manajemen perusahaan, dikarenakan aktivitas manajemen memegang peran penting
dalam kelancaran proses pengiriman dan penerimaan barang pada PT Bayus Cargo.

PT Bayus Cargo merupakan sebuah perusahaan yang sedang mengalami proses


perkembangan aktivitas organisasi, dibuktikan dengan aktivitas pengiriman barang ekspor
menggunakan kontainer dengan ukuran 20ft yang selalu mengalami peningkatan dari tahun
2013 sampai 2015 dan peningkatan pendapatan PT Bayus Cargo dari tahun 2013 sampai 2015.
Maka perusahaan yang sedang mengalami proses perkembangan aktivitas organisasi harus
didukung dengan penerapan konsep-konsep yang mengarah pada perbaikan terus-menerus,
khususnya pada PT Bayus Cargo yang memiliki dua aktivitas organisasi. Pertama, aktivitas
perkantoran yang berlokasi Jl. Raya Kerobokan Kelod Br. Taman merupakan aktivitas kegiatan
yang meliputi proses penerimaan konsumen, penanganan dokumen, penjadwalan transportasi
dan pencatatan keuangan. Kedua, aktivitas pergudangan yang berlokasi Jl. Raya Kedampang
merupakan aktivitas kegiatan dalam penerimaan barang, penyimpanan barang, pengepakan
barang, pemuatan barang, dan pengiriman barang. Oleh karena itu, penting bagi seseorang yang
bertindak sebagai perencanaan, pengorganisasi, pengarahan, dan pengendalian agar dapat
menciptakan atau menggunakan sumber daya secara maksimal.

Penerapan konsep manajemen merupakan suatu bentuk kerja dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu yang dinamakan fungsi-fungsi manajemen. Perencanaan merupakan awal
kegiatan manajemen dengan mempersiapkan segala hal yang terkait dengan perusahaan dan
dilanjutkan mengorganisir karyawan dan sumber daya lain melalui cara yang konsisten dengan
tujuan perusahaan. Selanjutnya demi kelancaran pelaksanaan kegiatan perusahaan, maka perlu
pengarahan serta pengendalian pada aktivitas organisasi. Mengetahui teori dasar mengenai
fungsi-fungsi manajemen akan memberikan gambaran bagi orang yang melaksanakan konsep
manajemen dalam menganalisis permasalahan manajemen yang terjadi. Memfokuskan
permasalahan dan menititikberatkan penyimpangan pada salah satu fungsi manajemen akan
memberikan gambaran atau solusi yang dicari pada aktivitas organisasi perusahaan.

Memperhatikan kemungkinan penyimpangan yang terjadi pada salah satu fungsi manajemen,
harusnya menjadi isu-isu yang dipertimbangkan dengan metode pemecahan masalah yang
efektif dan efesien. Mengingat PT Bayus Cargo merupakan sebuah perusahaan yang sedang
berkembang, maka penting bagi manajemen perusahaan untuk menerapkan semua konsep yang
mengarah pada perbaikan terus-menerus dalam menentukan titik permasalahan dengan metode
yang tepat bagi seorang manajerial perusahaan. Metode brainstorming merupakan pendekatan
praktis tetapi strategis menjalankan roda organisasi yang memfokuskan diri dalam
mengembangkan ide-ide atau isu-isu secara cepat pada aktivitas organisasi, kemudian disertai
dengan analisis fishbone diagram untuk mendapatkan penyebab dari pokok permasalahan yang
dicari agar dapat menggambarkan secara jelas penerapan konsep-konsep yang harus segera
diperbaiki. Mengingat permasalahan yang berhubungan dengan seberapa jauh pekerjaan yang
dispesialisasi, permasalahan yang berhubungan dengan pembagian kerja, permasalahan
mengenai berapakah jumlah bawahan yang dapat dikendalikan atau diarahkan oleh pimpinan
perusahaan, permasalahan yang berhubungan dengan tugas dan kewajiban ataupun peran ganda
dalam satuan unit pekerjaan dengan unit pekerjaan lain. Berdasarkan permasalahan yang terjadi
diperlukan upaya dalam memaksimalkan sumber daya pada aktivitas organisasi yang berkaitan
dengan penerapan konsep pengorganisasian dan pengarahan dengan metode yang efektif dan
efesien.

Manajemen merupakan konsep dasar dalam menjalankan sebuah perusahaan agar dapat
melaksanakan pekerjaan ke arah yang lebih baik dan mengurangi hambatan- hambatan serta
memungkinkan mencapai tujuan organisasi. Tercapainya tujuan organisasi pada perusahaan
harus didukung oleh sumber daya manusia yang mampu menjalankan atau menerapkan
manajemen yang efektif, efesien, dan produktif. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
manajemen maka berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian mengenai manajemen.

Menurut Suhendi dan Sasangka (2014) manajemen adalah ilmu dan seni dalam sebuah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan semua sumber daya
manusia yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan. Menurut Murtie
(2012) manajemen dapat diartikan sebagai konsep yang sangat sederhana yang sering dirangkai
pada suatu persoalan tertentu. Kita sering mendengar tentang “me-manage” keuangan, “me-
manage” waktu, atau bahkan “me- manage” tenaga.

Menurut Siswanto (2011) manajemen merupakan suatu rangkaian aktivitas yang satu sama
lainnya saling bersusulan. Pendistribusian fungsi yang dimaksud meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian. Berdasarkan konsep
manajemen menurut para ahli di atas maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan
manajemen adalah ilmu dan seni dari seseorang dalam melaksanakan aktivitas organisasi
melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen yang efektif, efesien, dan produk.

Pengorganisasian merupakan pengelompokan kegiatan ke dalam departemen.


Pengorganisasian juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke dalam setiap
tugas yang spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan beberapa
tugas. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengorganisasian maka berikut ini akan
diuraikan beberapa pengertian mengenai pengorganisasian.

Menurut Suhendi dan Sasangka (2014) pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan
pada sumber daya manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk
menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan. Definisi menurut Siswanto
(2011) pengorganisasian merupakan sebagai kelompok orang yang saling berinteraksi dan
bekerja sama untuk merealisasikan tujuan bersama.
Menurut G.R.Terry dan W. Rue (2014) menyatakan pengorganisasian merupakan proses
pengelompokan dan penugasan setiap kelompok kepada manajer yang mempunyai kekuasaaan
untuk mengawasi anggota-anggota kelompok, sedangkan menurut Nuryadin (2012)
pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan
organisasi melalui sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya.
Berdasarkan pengertian pengorganisasian menurut para ahli di atas maka dapat disimpulkan
yang dimaksud dengan pengorganisasian merupakan proses penyusunan sturktur organisasi
yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki, dan lingkungan yang
melingkupinya.
Menurut Suhendi dan Sasangka (2014) suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk
meningkatkan efektifitas dan efesiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan
kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya. Fungsi pengarahan diantaranya:
a. Mempengaruhi orang lain sesuai dengan perintah kita.
b. Melakukan penolakan pada orang lain.
c. Memberikan pengarahan pada orang lain supaya mengerjakan sesuatu dengan
berkualitas.
d. Menumbuhkan kesetiaan orang-orang di organisasi.
e. Memberi kesadaran berupa tanggung jawab terhadap apa yang dilakukan orang.

Menurut G.R.Terry dan W. Rue (2014) mengintegrasikan usaha-usaha anggota suatu


kelompok sedemikian, sehingga dengan selesainya tugas-tugas yang diserahkan kepada mereka,
mereka memenuhi tujuan-tujuan individual dan kelompok, sedangkan menurut Siswanto (2011)
suatu proses pembimbingan, pemberian petunjuk, dan instruksi kepada bawahan agar mereka
bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2009) dalam menjalankan organisasi para pimpinan atau
manajer harus menggerakkan bawahannya untuk mengerjakan pekerjaaan yang telah ditentukan
dengan cara memimpin, memberi perintah, memberi petunjuk, dan memberi motivasi.

Berdasarkan pengertian pengarahan menurut para ahli di atas maka dapat disimpulkan
pengarahan merupakan proses komunikasi kepada bawahan melalui pemberian petunjuk dan
instruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Menurut Sallis (2015) brainstorming adalah sebuah alat ideal TQM (Total Quality
Management) yang merupakan pendekatan praktis, tetapi strategis menjalankan roda organisasi
yang memfokuskan diri dalam mengembangkan ide-ide atau isu-isu secara cepat. Hal ini
mencakup pencatatan gagasan-gagasan yang terjadi spontan dengan cara tidak menghakimi
dalam curah gagasan (Brainstorming). Brainstorming tidak memberikan penilaian terhadap
situasi secara objektif.

Menurut Sallis (2015) diagram tulang ikan atau fishbone diagram merupakan sebuah daftar
visual yang disusun secara terstruktur. Diagram ini mengilustrasikan berbagai sebab yang
mempengaruhi proses dengan cara memisahkan dan menghubungkan satu sebab dengan sebab
lain. Diagram tulang ikan digunakan ketika sebuah perusahaan atau tim perlu mengidentifikasi
dan mengeksplorasi sebab-akibat masalah atau mencari faktor-faktor yang bisa mengarahkan
pada sebuah perbaikan atau peningkatan. Berdasarkan pengertian metode brainstorming dan
fishbone diagram dalam menganalisis permasalahan menurut para ahli di atas maka dapat
disimpulkan dalam meningkatkan kualitas perusahaan membutuhkan metode-metode yang tepat
serta bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dalam meningkatkan hasil yang lebih
produktif.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana memperoleh data kualitatif yang menggunakan pendekatan metode
Brainstroming dalam memperoleh isu-isu atau penyimpangan yang terjadi pada penerapan
konsep pengorganisasian pesan-pesan bisnis PT Bayus Cargo ?

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk memperoleh data kualitatif menggunakan pendekatan metode Brainstroming
dalam memperoleh isu-isu atau penyimpangan yang terjadi pada penerapan konsep
pengorganisasian pesan-pesan bisnis dan pengarahan aktivitas organisasi PT Bayus Cargo
yang harus menggunakan metode fishbone diagram agar memperoleh secara spesifik
sebab akibat dari permasalahan yang ditimbulkan.

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan demikian, manfaat penelitian hasil dari metode fishbone diagram akan
memberikan kekuatan informasi mengenai pemasalahan yang harus segera diselesaikan
agar dapat disesuaikan berdasarkan teori-teori para ahli dalam menerapkan konsep
pengorganisasian pesan-pesan bisnis.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi bisnis


Komunikasi bisnis pada dasarnya adalah proses membuat dan bertukar pesan dalam
jaringan hubungan yang saling bergantung untuk menghadapi lingkungan yang tidak pasti atau
berubah. Oleh karena itu, kegiatan komunikasi bisnis yang direncanakan dan diselenggarakan
diharapkan juga berdampak positif terhadap pencapaian tujuan organisasi.

2.2 Pengorganisasian Pesan-Pesan Bisnis

1.2 Hal-hal yang Menyebabkan Pesan-pesan Tak Terorganisasi dengan Baik.


Dalam suatu organisasi, pesan-pesan yang disampaikan oleh pimpinan kepada para
bawahan kadang kala tidak terorganisasi dengan baik. Hal ini menjadikan pesan-pesan
yang disampaikan tidak mengenai sasaran atau hasilnya tidak sesuai dengan apa yang
dikehendaki.  Tidak terorganisasinya pesan-pesan dengan baik dapat disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya :

1. Bertele-tele.
Sering kali pesan pembuka awal sebuah surat terlalu panjang hingga mencapai
beberapa paragraf, baru kemudian masuk ke topik bahasan. Dengan kata lain,
pesan pembuka awal tersebut terlalu bertele-tele, sehingga pembaca memerlukan
waktu yang lama untuk memahami maksud pesan-pesan yang disampaikan.

2. Memasukkan bahan-bahan yang tidak relevan.


Faktor berikutnya adalah adanya informasi yang tidak relevan dan tidak penting
dalam pesan yang disampaikan kepada audiensMenyajikan ide-ide secara tidak
logis. Penyebab selanjutnya adalah adanya ide-ide yang tidak logis dan tidak
terkait dengan topik bahasan yang disampaikan kepada audiens. Hal ini
menyebabkan ketidaklancaran komunikasi karena audiens akan sulit memahami
poin-poin penting yang disampaikan.

3. Informasi penting kadang kala tidak tercakup di dalam pembahasan.


Apabila pesan-pesan yang tidak relevan dan tidak penting lebih dominan, maka
ada kecenderungan poin-poin yang penting justru terlupakan dari topik
pembahasan. Karena terlalu fokus membahas hal-hal yang hanya bersifat
pelengkap atau pendukung saja. Poin-poin yang seharusnya memperoleh porsi
bahasan lebih besar menjadi terabaikan.

2.2.2 Pentingnya Pengorganisasian Pesan yang Baik.


Untuk dapat mengorganisasi pesan-pesan dengan baik, ada empat hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :(Pentingnya Pengorganisasian Yang Baik, n.d.)

a. Subjek dan tujuan harus jelas.


b. Semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan.
c. Ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis.
d. Semua informasi yang penting harus sudah tercakup.
e. Suatu pesan yang telah dilakukan pengorganisasian dengan baik akan
f. bermanfaat dalam :(University, n.d.)
1. Membantu audiens memahami suatu pesan.
Dengan mengemukakan poin-poin penting secara jelas, menyusun ide-ide secara
logis dan runtut, serta memasukkan semua informasi yang relevan dalam pesan,
maka audiens dapat dengan mudah memahami maksud dan tujuan pesan.

2. Membantu audiens menerima suatu pesan.


Pengorganisasian pesan-pesan yang baik disamping membantu audiens dalam
memahami maksud pesan, juga membantu audiens untuk dapat menerima isi
pesan tersebut. Misalnya, seorang konsumen mengadukan masalah pembelian
suatu produk kepada manajer toko karena memperoleh jawaban yang tidak
menyenangkan atau mengecewakan.

3. Menghemat waktu.
Apabila suatu pesan tidak terorganisasi dengan baik, penyampaiannya akan
menghabiskan waktu audiens. Salah satu tujuan pengorganisasian pesan-pesan
yang baik adalah untuk menyampaikan informasi atau ide-ide yang relevan saja.
Dengan hanya menyampaikan informasi yang relevan, waktu audiens akan dapat
dihemat.

4. Mempermudah pekerjaan komunikator.


Pengorganisasian pesan-pesan yang baik dapat membantu pekerjaan
komunikator, sehingga dapat selesai lebih cepat. Hal ini merupakan faktor yang
sangat penting dalam dunia bisnis agar penyelesaian pekerjaan berjalan dengan
baik, cepat, dan efisien.

2.2.3 Pengorganisasian Pesan-pesan melalui Outline.


Pada dasarnya untuk mencapai pengorganisasian pesan yang baik
diperlukan dua proses tahapan, yaitu (1) mendefinisikan dan mengelompokkan
ide-ide, (2) menetapkan urutan ide-ide dengan perencanaan organisasional.

1. Mendefinisikan dan Mengelompokkan Ide.


Memutuskan apa yang harus dikatakan adalah masalah mendasar bagi setiap
komunikator yang harus dicari pemecahannya. Jika materi memang lemah, tidak
memiliki suatu muatan yang menarik, maka akan mengaburkan fakta yang ada.
Apabila penyusunan pesan yang panjang dan kompleks, maka outline sangat
diperlukan. Hal ini karena dengan adanya outline akan membantu
memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain.
Selain itu, outline juga membantu untuk mengkomunikasikan ide-ide dengan cara
yang lebih sistematik, efisien, dan efektif. Melalui perencanaan yang baik, outline
akan membantu mengekspresikan transisi antara ide-ide sehingga audiens akan
memahami pola pikir komunikator. Susunan suatu outline secara garis besar dapat
digolongkan sebagai berikut:

a. Mulailah dengan ide pokok.


Ide pokok akan membantu dalam menetapkan tujuan dan strategi umum
dari suatu pesan. Ide pokok dirangkum ke dalam dua hal: (a) apa yang Anda
inginkan terhadap audiens untuk melakukannya atau memikirkannya, (b)
alasan yang mendasar mengapa mereka harus melakukan atau
memikirkannya. Ide pokok merupakan titik awal untuk membuat outline.

b. Nyatakan poin-poin pendukung yang penting.


Menyusun poin-poin pendukung akan sangat berguna dalam mendukung
ide-ide pokok.

c. Ilustrasi dengan bukti-bukti.


Tahap ketiga dalam menyusun outline adalah memberikan ilustrasi
dengan mengemukakan bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan. Semakin
banyak bukti yang dapat disajikan, outline yang dibuat akan semakin baik.

2. Menentukan Urutan Ide dengan Rencana Organisasional.


Untuk dapat menentukan urutan, ada dua pendekatan :

a. Pendekatan langsung (direct approach).


Di dalam pendekatan langsung, ide pokok muncul paling awal kemudian
diikuti bukti-bukti pendukungnya. Gunakan metode ini jika reaksi audiens
cenderung positif.

b. Pendekatan tidak langsung (indirect approach).


Di dalam pendekatan tidak langsung, bukti-bukti muncul terlebih dahulu
kemudian diikuti dengan ide pokoknya. Gunakn pendekatan ini jika reaksi
audiens cenderung negatif. Setelah memilih suatu pendekatan, kemudian
memilih rencana organisasional yang terbagi menjadi :

 Direct Request.
Direct request dapat berbentuk surat atau memo. Misalnya, Anda
tertarik terhadap suatu produk baru dan Anda berkeinginan untuk
mengetahui berbagai hal mengenai produk tersebut, seperti karakteristik,
harga, dan cara pembayarannya, maka Anda dapat menggunakan direct
request.

 Pesan-pesan Rutin, Good News, Good will.

 Rutin
Mempunyai potensi untuk membentuk suatu kesan positif atau
citra yang baik bagi suatu perusahaan. Oleh karena itu, ketika
menulis suatu pesan rutin, Anda harus bertanya pada diri sendiri apa
yang Anda inginkan terhadap pembaca setelah mereka memahami
pesan yang Anda sampaikan. Pesan-pesan rutin layak untuk
memperoleh perhatian secara bijaksana. Dalam setiap organisasi,
memo dan surat-surat dikirim ke ratusan bahkan ke ribuan karyawan,
konsumen, klien, dan sebagainya.

 Good News
Merupakan pesan yang menginformasikan kabar baik atau berita
yang menyenangkan. Contoh good news tentang pekerjaan antara
lain: penerimaan kerja, kenaikan pangkat/jabatan/posisi, memperoleh
bonus kerja, tunjangan hari raya, kenaikan gaji, dan
pengakuan/penghargaan prestasi kerja. Contoh good news tentang
produk antara lain: diskon harga produk, sistem beli 3 produk dapat
tambahan 1 produk gratis (buy 3 get 1 free), membeli produk dalam
jumlah tertentu akan memperoleh hadiah tertentu (seperti kalender
tahun baru atau produk aksesoris).

 Pesan-pesan Good Will


Merupakan pesan yang menimbulkan suatu perasaan positif yang
dapat mendorong orang untuk menjaga hubungan bisnis. Perusahaan
dapat meningkatkan hubungannya dengan konsumen ataupun relasi
bisnis dengan mengirimkan pesan yang bersifat kekeluargaan.
Beberapa bentuk good will diantaranya: ucapan selamat
(congratulations), penghargaan (messages of appreciation), ucapan
(condolences), dan ucapan salam (greetings).

 Pesan-pesan Bad News.


Merupakan pesan yang menginformasikan kabar buruk atau
berita yang tidak menyenangkan, contohnya seperti penolakan surat
lamaran, menolak kredit, melakukan perampingan karyawan, atau
menurunkan pangkat. Jika Anda membuat pesan bad news, cobalah
untuk menempatkannya pada bagian pertengahan surat dengan
menggunakan bahasa yang halus.

 Pesan-pesan Persuasif
Merupakan suatu usaha mengajak/mengubah sikap, kepercayaan,
atau tindakan audiens untuk mencapai suatu tujuan. Secara
sederhana, pesan persuasi yang efektif adalah kemampuan untuk
menyampaikan suatu pesan di dalam suatu cara yang membuat
audiens (pembaca atau pendengar) merasa mempunyai pilihan dan
membuat mereka setuju. Contoh penyampaian pesan persuasif yaitu
pada pesan dalam kegiatan untuk mendapatkan dana dan kerjasama.
Pesan-pesan persuasif bertujuan untuk mempengaruhi audiens yang
cenderung mempertahankan ide atau gagasannya. Pesan-pesan
persuasif umumnya lebih lama, lebih rinci, dan tergantung pada
perencanaan strategis yang cukup ketat(Mentari Dwi S, 2016).

2.3 Keterkaitan Antar Konsep.


Dalam hal ini hubungan antara konsep dan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu
penulis ingin meneliti data kualitatif menggunakan pendekatan metode Brainstroming dalam
memperoleh isu-isu atau penyimpangan yang terjadi pada penerapan konsep
pengorganisasian pesan-pesan bisnis dan pengarahan aktivitas organisasi PT Bayus Cargo
yang harus menggunakan metode fishbone diagram.
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada dua lokasi yang berbeda yaitu: Kantor PT Bayus Cargo yang
berlokasi Jl. Raya Kerobokan Br. Taman 55 Kuta, Bali dan Gudang PT Bayus Cargo yang
berlokasi Jl. Raya Kedampang, Badung, Bali. Adapun objek penelitian ini, penelitian dapat
mengamati secara mendalam penerapan konsep pengorganisasian dan pengarahan (activity),
karyawan (actors), yang ada pada PT Bayus Cargo (place) Sugiyono (2012).
Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan
melakukan wawancara dan observasi serta keterangan-keterangan pihak PT. Bayus Cargo, yaitu
pemilik perusahaan atau pihak manajemen perusahaan (Sugiyono, 2012). Data sekunder,
merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melainkan dari berbagai informasi, seperti
buku dan sumber bacaan lain yang berkaitan dengan objek penelitian (Sugiyono, 2012).
Metode pengumpulan data dilakukan dengan memperoleh keterangan untuk mencapai tujuan
penelitian dengan melakukan tanyajawab secara terstruktur kepada nara sumber atau informan
pada PT Bayus Cargo melalui proses wawancara. Metode observasi melakukan pengamatan
secara langsung terhadap aktivitas organisasi. Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan
data dengan cara mencari informasi dengan membaca buku, majalah, jurnal internasional,
dokumentasi, dan pustaka yang terkait dengan masalah penelitian Sugiyono, 2012). Metode curah
gagasan (brainstorming) bertujuan untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi,
pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda Roestiyah (2008).
Metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu, maka dipilih dalam penelitian ini adalah
pihak dari manajemen PT Bayus Cargo yang berjumlah 3 orang yaitu: Direktur, Kepala HRD
(Human Resources Departmen), dan Kepala Gudang.
3.2 HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penerapan konsep pengorganisasian dan pengarahan pada aktivitas organisasi PT
Bayus Cargo dalam melakukan pengamatan atau obsevasi, kemudian hasilnya dijadikan
informasi dalam memperoleh lebih banyak isu-isu dengan pendekatan metode Brainstorming.

1. Pendekatan Metode Brainstorming


a. Pemberian informasi
Pimpinan perusahaan menjelaskan latar belakang permasalahan yang menyangkut
tentang kendala-kendala yang sering dihadapi dalam kelancaran proses pengiriman dan
penerimaan barang pada PT Bayus Cargo.
b. Identifikasi
Pimpinan perusahaan atau pimpinan rapat meminta karyawan untuk mengidentifikasi
permasalahan. Maka kendala-kendala yang masih menjadi permasalahan dalam
melaksanakan aktivitas organisasi berkaitan dengan konsep pengorganisasian dan
pengarahan yang belum diterapkan secara optimal oleh manajemen PT. Bayus Cargo.
c. Klasifikasi
Setelah dapat mengidentifikasi masalah yang diberikan,
kemudian mengklasifikasikan permasalahan berdasarkan
kriteria yang disepakati
agar memaksimalkan fokus permasalahan dengan ditentukan beberapa indikator sebagai materi
pokok penerapan konsep pengorganisasian dan pengarahan pada Tabel 1.1

a. Verifikasi
d. Verifikasi
Mengadakan diskusi secara bersama untuk
meninjau kembali sumbang saran yang telah
diidentifikasi dan diklasifikasikan pada Tabel
1.2 dan Tabel 1.3. Apabila terdapat kesamaan
maka yang diambil adalah salah satunya dan
yang tidak relevan dicoret.
e. Konklusi
Pimpinan rapat menyimpulkan dan
menyampaikan butir-butir permasalahan pada
aktivitas organisasi PT Bayus Cargo.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada aktivitas organisasi PT Bayus Cargo akan
dirumuskan dan diidentifikasi penyebab timbulnya sebuah permaslahan dalam menerapkan
konsep pengorganisasian dan pengarahan dengan metode fishbone diagram

2. Pendekatan metode fishbone diagram


Berikut ini merupakan proses dalam mendapatkan sebab-akibat dari permaslahan yang
ditimbulkan pada aktivitas organisasi PT Bayus Cargo dengan metode fishbone diagram,
sebagai berikut:

a. Fishbone Diagram Konsep Pengorganisasian


1. Departementasi
a) Belum menggunakan lebih dari satu cara dalam melakukan departementasi.
b) Pembagian kelompok terbatas pada sumber daya manusia yang dimiliki.
c) Sumber daya manusia belum dapat dioptimalkan dalam proses departementasi.
d) Pekerjaan kelompok hanya bisa dilaksanakan oleh beberapa orang yang memiliki
kemampuan pada aktivitas organisasi.
e) Kemampuan pada anggota organisasi masih relatif kecil atau sedikit dalam
melakukan aktivitas organisasi
2. Pembagian Kerja
a) Terjadi peran ganda terhadap tugas dan kewajiban beberapa sumber daya manusia.
b) Belum ditempatkannya sumber daya manusia secara profesional dan proporsional.
c) Belum dapat menciptakan keseimbangan dalam pembagian tugas.
d) Terjadi spesialisasi tertentu pada beberapa jenis pekerjaan.
e) Hanya beberapa orang yang memiliki keahlian dalam departemen.
f) Pembagian pekerjaan ke dalam departemen belum dapat diorganisir secara efektif.
3. Wewenang dan Delegasi
a) Tidak optimalnya pelimpahan wewenang dan delegasi pada aktivitas organisasi.
b) Pelimpahan wewenang tidak disertai tanggung jawab oleh seorang pimimpin atau
koordinator.
c) Belum memahami sepenuhnya tugas dan kewajiban sebagai seorang pemimpin
atau koordinator.
d) Tidak disertakan dengan pelimpahan kekuasanan yang bersifat mengikat kepada
beberapa koordinator departemen.
e) Terjadinya kesetaraan jabatan pada beberapa departemen.
f) Belum cukup optimalnya pendelegasian kekuasaan kepada bawahan.
4. Desentralisasi dan Sentralisasi
a) Terjadi pemusatan kekuasaan yang masih vital kepada pemilik perusahaan.
b) Belum dapat melimpahkan kekuasaan pada tingkat bawah.
c) Belum menemukan seseorang pada tingkat fungsional organisasi.
d) Belum sesuai dengan kriteria yang ditetapkan pimpinan PT. Bayus Cargo.
5. Rentang Kendali
a) Peran pimpinan masih sulit dalam mengendalikan anggota organisasi.
b) Tidak dapat memastikan jumlah potensial yang dapat dikendalikan dalam sebuah
hubungan dalam anggota organisasi.
c) Pimpinan perusahaan belum menghitung jumlah bawahan yang ditugaskan pada
masing-masing departemen.
6. Bentuk-bentuk Organisasi
a) Terjadi penyimpangan mengenai garis koordinasi antar departemen.
b) Beberapa karyawan kurang paham proses kinerja dari struktur organisasi PT Bayus
Cargo.
c) Pihak manajemen belum menyampaikan secara optimal pola kinerja dari sturktur
organisasi kepada seluruh karyawan PT Bayus Cargo.
d) Belum membuat secara visual denah sturktur organisasi untuk ditempatkan pada
kantor dan gudang PT Bayus Cargo.
b. Fishbone Diagram Konsep Pengarahan
1. Kesatuan Perintah
a) Terjadi penyimpangan pada kesatuan perintah dalam mengarahkan aktivitas
organisasi.
b) Perintah yang diberikan terkadang kurang jelas.
c) Pemberi perintah sering kurang disiplin dalam mengarahkan aktivitas organisasi.
d) Pemberi perintah tidak memperhatikan sikap taat dan tertib dalam melaksanakan
kewajiban pada aktivitas organisasi
2. Kepemimpinan dalam Pengarahan
a) Terjadi kepemimpinan yang kurang efektif dalam megarahkan aktivitas
organisasi.
b) Tidak bisa tanggap dan cepat saat terjadinya permasalahan dalam proses
pengiriman barang.
c) Tidak memahami gaya kepemimpinan yang efektif.
d) Tidak adanya kemauan untuk selalu belajar mengenai hal-hal baru.
e) Tidak mempunyai mentalitas atau karakteristik seorang pemimpin.
3. Komunikasi dalam Pengarahan
a) Terjadi penyampaian informasi yang kurang optimal oleh pengirim pesan.
b) Tidak bisa mengartikan pesan yang diterima.
c) Hanya memperhatikan kerasnya nada suara dari pada informasi yang
disampiakan.
d) Tidak bisa mengkomunikasikan inti pesan secara ringkas dan jelas.
e) Tidak memahami unsur-unsur yang terlibat dalam proses komunikas.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penerapan konsep pengorganisasian dan pengarahan pada PT. Bayus


Cargo dalam mengidentifikasi permasalahan melalui pendekatan metode brainstorming
dan fishbone diagram dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
1. Penerapan konsep pengorganisasian belum cukup optimal yang ditandai dengan
penyimpangan yang terjadi sebagai berikut.
a. Penerapan konsep pengorganisasian belum cukup optimal yang ditandai dengan
penyimpangan yang terjadi sebagai berikut.
b. Departementasi yang berkaitan dengan pembagian kelompok yang belum optimal
ke dalam masing-masing departemen.
c. Pembagian Kerja yang berkaitan dengan tugas dan kewajiban yang belum dapat
diorganisir secara efektif.
d. Wewenang dan delegasi yang berkaitan dengan dilepaskannya tanggung jawab
kepada bawahan atas tugas yang telah diberikan oleh pimpinan.
e. Desentralisasi dan sentralisasi yang berkaitan dengan pemusatan kekuasaan dari
pemilik perusahaan yang belum dapat melimpahkan kekuasaaan kepada tingkat
fungsional organisasi.
f. Rentang kendali yang berkaitan dengan jumlah potensial yang dapat dikendalikan
dalam sebuah hubungan dalam anggota organisasi.
g. Bentuk-bentuk Organisasi yang berkaitan dengan alur kinerja dari struktur
organisasi PT Bayus Cargo yang belum dipahami sepenuhnya oleh karyawan.
2. Penerapan konsep pengarahan masih perlu ditingkatkan berdasarkan kondisi
sebagai berikut.

a. Kesatuan perintah yang berkaitan dengan kurang jelasnya perintah yang


diberikan oleh pimpinan.
b. Kepemimpinan dalam pengarahan yang berkaitan dengan kurang tanggap dan
cepatnya seorang pemimpin saat terjadinya permasalahan dalam proses
pengiriman barang.
c. Komunikasi dalam pengarahan yang berkaitan dengan inti pesan yang tidak bisa
dikomunikasikan secara ringkas dan jelas.

4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir dan Jakfar. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana.

Murtie, Afin. 2012. Belajar Manajemen dan Konsultasi Strategi. Bekasi: Laskar Aksara
Nuryadin, Asli. 2012. Manajemen Perusahaan. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo.

Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sallis, Edward. 2015. Total Quality Management In Edication. Yogyakarta: IRCiSoD.


Siswanto, H.B. 2011. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suhendi dan Sasangka. 2014. Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Terry, George dan Rue. 2014. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai