Anda di halaman 1dari 15

PAPER MATA KULIAH PERENCANAAN BISNIS USAHA KREATIF

“PERENCANAAN PRODUKSI BARANG/JASA USAHA KREATIF”

EKM 475 B4

Dosen Pengampu:
Dr. Gede Suparna, SE., MS.

Disusun oleh:
Pande Putu Intan Amelia (2207521166 / 17)
Made Ayu Raihandra Acyuta Navani Widantya (2207521172 / 19)

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan paper ini. Atas rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
paper yang berjudul “Perencanaan Produksi Barang/Jasa Bisnis Usaha Kreatif” dengan tepat
waktu. Paper ini disusun guna memenuhi tugas Bapak Dr. Gede Suparna, SE., MS. selaku
dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Bisnis Usaha Kreatif Universitas Udayana. Selain
itu, penulis juga berharap agar paper ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
“Perencanaan Produksi Barang/Jasa Bisnis Usaha Kreatif”.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Gede


Suparna, SE., MS. selaku dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Bisnis Usaha Kreatif,
karena tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni tim penulis. Tim penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan paper ini.

Tim penulis menyadari paper ini masih jauh dari kata sempurna dan mungkin
beberapa pandangan penulis sedikitnya belum teruji kebenarannya. Namun, harapan tim
penulis semoga karya yang sederhana ini ada setitik manfaatnya, terutama untuk penulis
pribadi dan para pembaca yang telah membaca paper ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan tim penulis terima demi kesempurnaan paper ini.

Jimbaran, 16 April 2024

Tim Penulis

II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. II
DAFTAR ISI............................................................................................................................ III
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................................................1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Menentukan Karakteristik Produk dan Bahan ............................................................................ 3
2.1.1 Karakteristik Produk ....................................................................................................................... 3
2.1.2 Karakteristik Bahan ......................................................................................................................... 5
2.2 Prakiraan Jumlah Produksi dan Persediaan (Produk/Bahan) ................................................. 5
2.3.1 Mutu Produk ...................................................................................................................................... 6
2.3.2 Kemasan Produk .............................................................................................................................. 7
2.4 Pemilihan Peralatan, Mesin dan Kapasitas Produksi ............................................................... 9
2.4.1 Kapasitas Produksi ........................................................................................................................ 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam konteks bisnis yang semakin kompleks dan kompetitif, pengelolaan
produksi menjadi salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan sebuah
perusahaan. Proses produksi yang efisien dan efektif membutuhkan perencanaan yang
matang dalam beberapa aspek kunci, termasuk penentuan karakteristik produk dan bahan,
prakiraan jumlah produksi dan persediaan, pemilihan mutu dan kemasan produk, serta
pemilihan peralatan dan mesin produksi yang tepat.
Karakteristik produk dan bahan harus dipertimbangkan dengan cermat untuk
memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar dan standar
kualitas yang ditetapkan. Prakiraan jumlah produksi dan persediaan yang akurat sangat
penting untuk menghindari kekurangan atau kelebihan stok, yang dapat menyebabkan
kerugian finansial bagi perusahaan. Pemilihan mutu dan kemasan produk mempengaruhi
daya tarik dan citra merek di pasar, sementara pemilihan peralatan dan mesin produksi
harus disesuaikan dengan skala produksi dan kebutuhan operasional perusahaan.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional, serta
mempertahankan daya saing di pasar, pemahaman yang mendalam tentang aspek-aspek
tersebut menjadi krusial bagi manajer produksi dan para pengambil keputusan di tingkat
perusahaan. Oleh karena itu, paper ini bertujuan untuk memberikan panduan yang
komprehensif dalam menangani masalah-masalah tersebut, dengan menyajikan strategi,
teknik, dan praktik terbaik dalam menentukan karakteristik produk dan bahan, prakiraan
jumlah produksi dan persediaan, pemilihan mutu dan kemasan, serta pemilihan peralatan,
mesin, dan kapasitas produksi yang optimal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang dapat diajukan dalam paper
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik produk dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan
standar kualitas yang ditetapkan?
2. Bagaimana melakukan prakiraan jumlah produksi dan persediaan secara akurat untuk
menghindari kekurangan atau kelebihan stok?

1
3. Bagaimana memilih mutu dan kemasan yang tepat agar produk dapat bersaing di pasar
dan memenuhi harapan konsumen?
4. Bagaimana melakukan pemilihan peralatan, mesin, dan kapasitas produksi yang
sesuai dengan skala produksi dan sumber daya yang tersedia?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan disusunnya paper ini, diantaranya:
1. Menyediakan pemahaman yang mendalam tentang karakteristik produk dan bahan.
2. Memberikan metode untuk melakukan prakiraan jumlah produksi dan persediaan
dengan tepat.
3. Membahas faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih mutu dan
kemasan produk.
4. Menyajikan panduan dalam pemilihan peralatan, mesin, dan kapasitas produksi yang
optimal untuk mencapai tujuan produksi secara efisien.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Menentukan Karakteristik Produk dan Bahan


2.1.1 Karakteristik Produk
Menurut Kottler & Keller (2006), karakteristik produk adalah kondisi
yang berbeda dari suatu produk dibandingkan para pesaingnya yang dapat
ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan. Banyaknya variasi
produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan merupakan langkah untuk
menghadapi persaingan dalam merebut pangsa pasar. Contohnya, dalam industri
otomotif yang semakin berkembang ini, mobil sudah menjadi kebutuhan pokok
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menawarkan berbagai macam variasi dan tipe,
tentunya konsumen akan memiliki banyak pilihan yang sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan masing-masing. Produsen juga harus jeli dalam menangkap selera
pasar lalu menuangkannya dalam produk yang dihasilkan dengan karakteristik
sesuai apa yang konsumen inginkan Melihat situasi tersebut, maka dapat dikatakan
bahwa karakteristik produk merupakan salah satu faktor penting yang membuat
produk diterima oleh pasar.
Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu:
1. Core benefit (manfaat inti) yaitu layanan atau manfaat yang benar-benar dibeli
pelanggan. Ini adalah solusi dasar yang produk tawarkan untuk memenuhi
kebutuhan atau masalah pengguna. Contohnya adalah seorang konsumen yang
membeli mobil dengan harapan mendapatkan manfaat inti yaitu transportasi
pribadi yang efisien dan nyaman.
2. Basic product (produk dasar) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat
dirasakan oleh panca indra. Contohnya adalah smartphone dengan produk dasar
yang merupakan perangkat elektronik dengan layar sentuh, kamera, dan
kemampuan komunikasi.
3. Expected product (produk yang diharapkan) yaitu serangkaian atribut-atribut
produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli
suatu produk. Contohnya adalah seorang pelanggan yang datang ke restoran cepat
saji dengan harapan makanan disajikan dalam waktu yang cepat dan memiliki
kualitas rasa yang konsisten.

3
4. Augmented product (produk tambahan) yaitu sesuatu produk dasar yang diperluas
dengan menambahkan nilai tambahan, layanan, atau atribut. Contohnya adalah
pembelian laptop yang disertakan dengan garansi jangka panjang, dan perangkat
lunak antivirus yang disertakan.
5. Potential product (produk potensial) yaitu semua argumentasi dan perubahan
bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang. Contohnya adalah Smart
Home Device, yang dimana produk ini mengembangkan kemampuan untuk
mengontrol semua perangkat rumah dari satu aplikasi, integrasi dengan teknologi
AI untuk belajar pola penggunaan, dan kemampuan untuk mengatur pengaturan
otomatis berdasarkan preferensi pengguna.
Adapun menurut Kotler, produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok,
yaitu:
1. Ketahanan (Durability) dan Keberwujudan (Tangibility)
a. Barang-barang tidak tahan lama, seperti makanan
b. Barang tahan lama, seperti sepatu, smartphone dll.
c. Jasa. Jasa adalah produk yang tak berwujud, Contohnya: JNE.
2. Klasifikasi Barang Konsumen. Klasifikasi ini berdasarkan kebiasaan belanja
konsumen, yaitu:
a. Barang sehari-hari adalah barang-barang yang sering dibeli konsumen dengan
segera dengan usaha yang minimum.
b. Barang Belanja, Barang Belanja adalah barang yang karakteristiknya
dibandingkan berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya.
c. Barang khusus mempunyai karakteristik atau identifikasi merek khusus.
Contoh: Mobil-mobil mewah.
d. Barang yang tak dicari adalah barang yang tidak dikenal atau tidak terpikirkan
untuk dibeli. Contoh: Pemakaman dan Batu nisan
3. Klasifikasi barang industri, barang industri diklasifikasikan berdasarkan biaya
relatif mereka dan bagaimana mereka memasuki proses produksi.
a. Bahan dan Suku Cadang: barang yang seluruhnya menjadi bagian dari produk
produsen. Contoh: kain.
b. Barang Modal: bahan tahan lama yang memfasilitasi pengembangan atau
pengolahan produk jadi
c. Layanan Bisnis dan Pasokan adalah barang dan jasa jangka pendek yang
memfasilitasi pengembangan atau pengelolaan produkk jadi.

4
2.1.2 Karakteristik Bahan
Karakteristik bahan dalam perencanaan bisnis usaha kreatif meliputi:
1. Jenis Bahan: Jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan produk harus
disesuaikan dengan tujuan dan strategi bisnis.
2. Volume Bahan: Volume bahan yang diperlukan dalam pembuatan produk harus
disesuaikan dengan tingkat permintaan pasar.
3. Harga Bahan: Harga bahan harus disesuaikan dengan harga pasar dan biaya
produksi.
4. Sumber Pasokan Bahan: Sumber pasokan bahan harus disesuaikan dengan
kebutuhan produksi dan tingkat permintaan pasar.
5. Proses Pengadaan Bahan: Proses pengadaan bahan harus disesuaikan dengan
kebutuhan produksi dan tingkat permintaan pasar.
6. Peningkatan Bahan: Proyeksi peningkatan bahan dalam setiap periode/siklus
produksi harus disesuaikan dengan tingkat permintaan pasar.

2.2 Prakiraan Jumlah Produksi dan Persediaan (Produk/Bahan)


Perakiraan jumlah produksi dan persediaan produk/bahan bisa dilakukan
dengan cara forecasting. Forecasting adalah peramalan (perkiraan) mengenai sesuatu yang
belum terjadi (Pangestu S, 1986:1). Peramalan adalah memperkirakan sesuatu pada waktu-
waktu yang akan datang berdasarkan data masa lampau yang dianalisa secara ilmiah,
khususnya menggunakan metode statistika (Supranto, 1984:80).
Ramalan yang dilakukan umumnya berdasarkan data yang terdapat pada masa
lampau yang dianalisis dengan menggunakan cara-cara tertentu. Di dalam peramalan kita
selalu bertujuan agar hasil peramalan yang kita buat bisa meminimumkan pengaruh
ketidakpastian terhadap perusahaan.
Peramalan dapat dibagi berdasarkan jangka waktu sejalan dengan
kegunaannya. Karena derajat detil dan akurasi berkaitan dengan jangka waktu, maka tipe
peramalan dibagi berdasarkan kegunaan, detail, dan jangka waktu. Peramalan bertujuan
mendapatkan hasil yang bisa meminimumkan kesalahan meramal (forecast error) yang
biasanya diukur dengan mean square error, mean absolute error dan sebagainya (Pangestu
S, 1986:3).
Selain itu peramalan dapat dikatagorikan dengan cara lain:
1. Berdasarkan pendapat subjektif orang-orang di lapangan penjualan dan pemasaran

5
2. Berdasarkan indeks aktivitas usaha
3. Berdasarkan rata-rata data penjualan yang lalu
4. Berdasarkan analisis statistik data penjualan yang lalu
5. Berdasarkan kombinasi

2.3 ⁠Menentukan Pilihan Mutu dan Kemasan


2.3.1 Mutu Produk
Situasi persaingan global yang semakin kompetitif, persoalan mutu
produk menjadi isu sentral bagi setiap perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk
menyediakan produk bermutu akan menjadi senjata untuk memenangkan
persaingan, karena dengan memberikan produk bermutu, kepuasan konsumen akan
tercapai. Menurut Crosby, “Mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai
dengan yang diisyarakatkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila
sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan.”
Menurut Feigenbaum, “Mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya
(full customer satisfaction). Suatu produk bermutu apabila dapat memberi kepuasan
sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen
atas suatu produk.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, didapat bahwa definisi mutu
bersumber dari dua sisi, yaitu produsen dan konsumen. Produsen menentukan
persyaratan atau spesifikasi mutu, sedangkan konsumen menentukan kebutuhan dan
keinginan. Pendefinisian akan akurat jika produsen mampu menterjemahkan
kebutuhan dan keinginan atas produk ke dalam spesifikasi produk yang dihasilkan.
Beberapa faktor penentu mutu produk, diantaranya:
1. Mutu dan bentuk barang (Designing)
Dalam kehidupan ternyata terdapat berbagai jenis barang yang
mutunya dipengaruhi oleh bentuknya. Walaupun memang untuk barang-barang
tertentu bentuknya tidak pernah berbeda dan tidak pernah berubah serta tidak ada
hubungannya dengan mutu barang tersebut. Barang yang mutunya dipengaruhi
oleh bentuk rancangannya, misalnya perangkat elektronik, smartphone. Bentuk
rancangan smartphone yang ergonomis dan desain yang memudahkan
penggunaan tangan memiliki dampak signifikan terhadap kenyamanan dan
kemudahan penggunaan. Sebaliknya, jika desain smartphone tersebut kurang
ergonomis atau sulit digunakan, ini dapat mengurangi kepuasan pengguna dan

6
mempengaruhi mutu pengalaman penggunaan. Hal ini menunjukkan bahwa
desain ergonomis dan mudah digunakan sangat penting dalam meningkatkan
mutu produk.

2. Mutu dan jenis bahan baku yang digunakan


Mutu suatu barang banyak dipengaruhi oleh bahan baku yang
digunakan untuk membuat barang bersangkutan. Terdapat ragam bahan baku
yang dibedakan satu sama lain dari jenis dan mutunya, contohnya dalam
pembuatan tas kulit, kualitas kulit buaya yang digunakan sebagai bahan utama
sangat mempengaruhi mutu produk akhir. Kulit buaya muda memiliki tekstur
yang lebih halus dibandingkan dengan kulit buaya dewasa yang cenderung lebih
mudah pecah dalam proses pembuatannya, sehingga kulit buaya muda yang
berkualitas tinggi akan memberikan tas yang lebih tahan lama, dan memiliki
tekstur yang lebih halus, sedangkan kulit kulit buaya dewasa akan menghasilkan
tas yang kurang berkualitas dan tidak tahan lama. Demikian pula produk-produk
yang lain dipengaruhi bahan bakunya.
3. Proses pembuatan mempengaruhi mutu barang yang dihasilkan
Pentingnya mutu dalam memastikan bahwa produk atau layanan yang
dihasilkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan dan memenuhi kebutuhan
pelanggan. Proses pengolahan dipengaruhi pula oleh teknologi yang digunakan,
misalnya walaupun biji kopi pilihan digunakan untuk membuat kopi serbuk,
namun bila mesin penggilingnya kurang baik (suhu tidak bisa diatur dan
gilingannya tumpul), maka serbuk kopi yang dihasilkan pun bukan kopi yang
baik, tapi kopi dengan mutu yang kurang bagus.
2.3.2 Kemasan Produk
Persaingan bisnis yang semakin gencar membuat para pelaku bisnis
harus benar-benar pintar mencari jalan agar produknya terus dicari konsumen. Selain
mutu produk, kemasan atau packaging juga memiliki andil untuk menarik minat
konsumen. Dalam mendesain sebuah kemasan, hendaklah dibuat dengan bentuk,
warna, bahan, dan tulisan yang menarik serta unik sehingga tampak berbeda dengan
yang lainnya. Kemasan yang unik akan mencuri perhatian konsumen dan kemudian
akan mempertimbangkannya untuk membeli produk tersebut. Terdapat beberapa
pertimbangan dalam membuat kemasan produk, yaitu:
1. Target market yang jelas

7
Target market merupakan sasaran penjualan, sebelum membuat kemasan,
diharuskan menentukan siapa target pasar produk tersebut, apakah anak-anak,
remaja, ibu rumah tangga, atau umum. Dengan mengetahui siapa yang menjadi
target pasar, maka penjualan akan bisa berjalan secara maksimal. Dengan
mengetahui siapa yang menjadi target pasar, maka dapat diketahui desain
kemasan yang sesuai untuk masing-masing kalangan. Selain itu penggunaan
bahasa dalam kemasan juga ikut memiliki pengaruh yang besar, penggunaan
bahasa yang mudah dimengerti oleh semua kalangan akan mempermudah
konsumen untuk menggunakan produk tersebut. Seperti target dari Pro-Charge
Jellies yang menyasar pekerja kantoran, athlete, pecinta makanan sehat,
masyarakat dengan aktifitas padat, hingga pelaku diet, sehingga cocok untuk
mereka yang mencari alternatif makanan sehat untuk menggantikan makanan
cepat saji yang tidak sehat.
2. Kemasan dengan nilai estetika
Kemasan merupakan sampul depan sebuah produk yang akan pertama kali
dilihat oleh konsumen. Oleh karena itu kemasan haruslah dibuat semenarik
mungkin atau eye catching dengan penggunaan warna-warna yang tepat serta
desain yang berpacu pada estetika. Kemasan juga harus dibuat praktis yang
mendukung kenyamanan penjual dan pembeli, nilai ergonomis pada kemasan
akan memudahkan dan tentunya meningkatkan penjualan produk. Seperti pada
kemasan produk kecantikan "L'Oreal". Kemasan produk kecantikan ini
seringkali dirancang dengan warna yang menarik, desain yang modern, dan foto
model yang menarik, yang membuatnya menonjol di rak toko dan menarik
perhatian konsumen. Desain yang eye-catching dan nilai estetika yang tinggi
membuat kemasan ini tidak hanya menarik tetapi juga mencerminkan nilai-nilai
produk, seperti kecantikan dan perawatan kulit, yang menjadikannya lebih
menarik bagi konsumen yang peduli tentang kecantikan dan kesehatan kulit
3. Kemasan berkarakter/ciri khas
Untuk menjadikan sebuah produk berkesan dimata konsumen, haruslah
memiliki nilai autentik dan unik, pemilihan kemasan yang unik akan menjadi
ikon yang mudah diingat serta dinilai lebih oleh konsumen. Bisa kita lihat pada
air le mineral yang dimana mereka memiliki ciri khas tersendiri dengan slogan
yang mereka buat yaitu “ ada manis-manisnya” atau air kemasan yang memiliki
rasa yang manis. Slogan tersebut membuat konsumen teringat jika ingin

8
membeli air kemasan dengan rasa yang manis, maka konsumen akan langsung
membeli le mineral.
4. Kemasan sebagai media promosi
Pada era sekarang kemasan tidak hanya berfungsi sebagai pembungkus produk
saja, melainkan juga sebagai media promosi usaha/produk. Selipkan promosi
sebagai bentuk brand awareness pada kemasan produk, sesuaikan momentum
dan keadaan dalam rancangan kemasan, adaptasi terhadap warna, desain, serta
promo-promo menarik yang bersifat seasonal yang dapat memancing minat
yang lebih tinggi terhadap penjualan. Produsen dapat membuat special
packaging dalam acara tertentu seperti hari raya atau event tertentu. Contohnya
ada pada makanan cepat saji yaitu KFC, pada setiap pembelian Kombo
Superstar 1,2 atau 3 konsumen bisa mendapatkan CD dari artis-artis terkenal.
5. Kemasan ekonomis dan tepat ukuran
Penyesuaian ukuran kemasan dengan produk sangat penting. Hindari kemasan
yang terlalu besar untuk produk kecil, begitu juga sebaliknya. Produsen dapat
memperhatikan nilai efektif dan ekonomis dalam pemilihan kemasan. Kemasan
hendaklah mudah dibawa kemana-mana, hal ini dapat mempermudah
pendistribusian produk dan menjaga kualitas produk. Seperti pada skincare
yang sudah dikemas dengan ukuran travel size, sehingga memudahkan
konsumen untuk membawanya dan tidak menghabiskan banyak ruang
penyimpanan.

2.4 Pemilihan Peralatan, Mesin dan Kapasitas Produksi


Mesin adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh suatu kekuatan/tenaga
yang dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian-
bagian produk tertentu. Peralatan yaitu setiap instrument atau perkakas-perkakas yang
digunakan untuk melakukan pekerjaan dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian
produk. Untuk melakukan pembelian mesin atau peralatan, harus dipertimbangkan secara
ekonomis dan disesuaikan dengan jumlah produksi atau jasa yang dihasilkan. faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan mesin atau peralatan adalah:
a. Kapalitas mesin
b. Kecocokan (compatibility)
c. Tersedianya peralatan pelengkap yang diperlukan
d. Keterandalan dan purna jual

9
e. Kemudahan persiapan dan instalasi, penggunaan dan pemeliharaan
f. Keamanan
g. Penyerahan
h. Keadaan pengembangan
i. Pengaruh terhadap organisasi yang ada.
Faktor-faktor tersebut merupakan indikator yang dijadikan pertimbangan oleh
manajer operasi, sehingga tidak terjadi pembelian mesin yang kelebihan atau kekurangan
beban atau terlalu mahal dibanding dengan produksi yang dihasilkan. Selain faktor
pemilihan mesin, dapat mempertimbangkan penentuan jumlah mesin karena terkait
dengan jumlah sumber daya manusia yang dimiliki, khususnya operasi mesin,
pertimbangan lain didasarkan pada teknis dan ekonomis. Terdapat 2 jenis-jenis mesin:
1. Mesin yang bersifat umum/serba guna, merupakan mesin yang dibuat untuk
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis barang/produk atau
bagian dari produk. Contoh: mesin gergaji
2. Mesin-mesin yang bersifat khusus, merupakan mesin yang direncanakan dan dibuat
untuk mengerjakan satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama. Contoh: mesin
pembuat gula pasir
2.4.1 Kapasitas Produksi
Chase dan Jacobs (2005: 430) mendefinisikan kapasitas sebagai kemampuan untuk
menampung, menerima, menyimpan atau mengakomodasi. Menurut yamit 2003
Kapasitas produksi dikaitkan dengan kapasitas sumber daya yang dimiliki, seperti
kapasitas tenaga kerja, kapasitas mesin, kapasitas baku, dan kapasitas modal.
Terdapat beberapa langkah penetapan kapasitas produksi:
1) Penetapan Kapasitas Produksi yang Diperlukan
2) Formulasi alternatif-alternatif untuk Memenuhi Kapasitas yang Dibutuhkan
mendatang.
3) Analasisis dan Evaluasi Alternatif
4) Pilihan yang optimal dan implementasi rencana pengembangan kapasitas yang
telah dirumuskan.

10
BAB III
PENUTUP

Setiap produk memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dan setiap produsen


selalu berusaha menciptakan produk yang memiliki karakteristik tersendiri sehingga konsumen
memiliki persepsi khusus terhadap produk tersebut. Untuk memperkirakan jumlah produksi
dan persediaanproduk/bahan bisa dilakukan dengan cara forecasting atau peramalan yang
memperkirakan sesuatu pada waktu-waktu yang akan datang berdasarkan data masa
lampauyang dianalisa secara ilmiah, khususnya menggunakan metode statistika. Banyaknya
variasi produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan merupakan langkah untuk menghadapi
persaingan dalam merebut pangsa pasar. Mutu dari produk menjadi salah satu persaingan yang
sangat kompetitif sehingga diperlukan kualitas yang sangat baik dan kemasan yang memiliki
daya tarik minat konsumen. Diperlukan juga peralatan yang memadai untuk menunjang
produksi agar sesuai dengan jumlah produksi atau jasa yang dihasilkan. Tidak ada satu
perusahaan pun yang tidak ingin sukses dan berkembang oleh karena itu, untuk mencapai
sukses dan berkembangnya, suatu perusahaan perlu adanya suatu cara yang tepat, sistematis
dan dapat dipertanggungjawabkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Heizer, Jay & Render, Barry. 2009. “Manajemen Operasi Edisi 9, Buku 1”. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat
Dr. H.A. Rusdiana, M. (2014). MANAJEMEN OPERASI. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.
Rini Halila Nasution, S. M. (2016). PEMILIHAN MESIN, JUMLAH/KAPASITAS, DAN
PERANCANGAN STASIUN KERJA. Retrieved from files.wordpress.com:
https://rinihalila.files.wordpress.com/2016/06/kuliah-8_tlp.pdf
Dr. A. Kadim, S. A. (2017). Penerapan Manajemen Produksi & Operasi di Industri Manufaktur.
Bogor: Penerbit Mitra Wacana Media.
Warni, S. (2015, Desember 30). PERAN KEMASAN PRODUK DALAM STRATEGI
PENJUALAN. Retrieved from zahiraccounting.com:
https://zahiraccounting.com/id/blog/peran-kemasan-produk-dalam-strategi-penjualan/
tika, a. (2020, Oktober 14). FAKTOR PENENTU MUTU. Retrieved from scribd.com:
https://www.scribd.com/document/480014617/FAKTOR-FAKTOR-PENENTU-
MUTU-PRODUK

12

Anda mungkin juga menyukai