Disusun Oleh:
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah dengan judul Produk, jasa dan Merek Membangun Nilai Pelanggan ini dapat tersusun
sampai dengan selesai.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................0
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................3
2.1 Produk.........................................................................................................................................3
2.1.1 Produk, jasa, dan pengalaman.............................................................................................3
2.1.2 Tingkat Produk dan Jasa.......................................................................................................3
2.1.3 Klasifikasi produk dan jasa...................................................................................................5
2.2 Keputusan Produk dan Jasa.........................................................................................................7
2.3 Pemasaran Jasa............................................................................................................................8
2.3.1 Sifat dan Karakteristik Jasa...................................................................................................9
2.3.2 Strategi Pemasaran Untuk Perusahaan Jasa........................................................................9
2.3.3 Rantai Keuntungan Jasa.....................................................................................................10
2.3.4 Mengelola Diferensiasi Jasa...............................................................................................11
2.3.5 Mengelola Kualitas Jasa.....................................................................................................11
2.3.6 Mengelola Produktivitas Jasa.............................................................................................12
2.4 Strategi Penetapan Merek Untuk Membangun Merek yang Kuat.............................................12
2.4.1 Ekuitas Merek dan Nilai Merek..........................................................................................12
2.4.2 Membangun Merek yang Kuat...........................................................................................12
2.4.3 Mengelola Merek...............................................................................................................15
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan produk
2. Untuk mengetahui bagaimana keputusan produk dan jasa
3. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik yang mempengaruhi pemasaran jasa dan
pertimbangan pemasaran tambahan yang dibutuhkan jasa
4. Untuk mengetahui Bagaimana strategi branding untuk membangun merek yang kuat
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.1 Produk
Produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
diperhatikan, diperoleh, digunakan, atau konsumsi yang bisa memuaskan suatu keinginan
atau kebutuhan. Produk tidak hanya meliputi objek-objek fisik tetapi juga jasa, acara,
orang, tempat, organisasi, ide, atau campuran entitas-entitas ini.
Karena bagitu penting dalam ekonomi dunia, kita memberikan perhatian khusus
kepada jasa. Jasa (service) adalah bentuk produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat, atau
kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak
menghasilkan kepemilikan akan sesuatu. Contohnya perbankan, hotel, maskapai
penerbangan, dan jasa perbaikan rumah.
Produk adalah elemen kunci dalam penawaran pasar secara keseluruhan. Perencanaan
bauran pemasaran dimulai dengan membangun penawaran yang membawa nilai bagi
pelanggan sasaran. Penawaran ini menjadi dasar di mana perusahaan membangun
hubungan pelanggan yang menguntungkan.
Saat ini, ketika produk dan layanan menjadi lebih dikomoditisasi, banyak perusahaan
bergerak ke tingkat yang baru dalam menciptakan nilai bagi pelanggan mereka. Untuk
membedakan penawaran mereka, lebih dari sekadar membuat produk dan memberikan
layanan, mereka menciptakan dan mengelola pengalaman pelanggan dengan merek atau
perusahaan mereka.
Pengalaman selalu menjadi bagian penting dari pemasaran bagi beberapa perusahaan.
Disney telah lama membuat mimpi dan kenangan melalui film dan taman hiburannya—
mereka ingin anggota pemeran taman hiburan memberikan seribu "kekaguman kecil"
kepada setiap pelanggan. Dan Nike telah lama menyatakan, "Bukan sepatunya, tetapi ke
mana mereka membawa Anda." Namun, hari ini, semua jenis perusahaan menyusun
kembali barang dan jasa tradisional mereka untuk menciptakan pengalaman
Perencana produk perlu memikirkan produk dan layanan pada tiga tingkatan. Setiap tingkat
menambahkan lebih banyak nilai pelanggan.
5
Tingkat yang paling dasar adalah manfaat inti (core customer value), yang
membawa pertanyaan Apa yang benar-benar dibeli oleh pembeli? Ketika
merancang produk, mula-mula pemasar harus mendefinisikan inti, manfaat
penyelesaian masalah atau jasa yang dicari konsumen.
Pada tingkat kedua, perencana produk harus mengubah manfaat inti menjadi
produk yang sebenarnya (actual product). Mereka perlu mengembangkan fitur
produk dan layanan, desain, tingkat kualitas, nama merek, dan kemasan. Misalnya,
iPad adalah produk yang sebenarnya. Namanya, suku cadang, gaya. sistem operasi,
fitur, pengemasan, dan atribut lainnya semuanya telah digabungkan dengan hati-
hati untuk memberikan nilai pelanggan inti untuk tetap terhubung.
6
2.1.3 Klasifikasi produk dan jasa
Produk dan jasa dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan tipe konsumen yang
menggunakannya yaitu produk konsumen dan produk industri. produk juga mencakup
entitas lain yang dapat dipasarkan seperti pengalaman, organisasi, orang, tempat, dan ide.
Produk konsumen
Produk konsumen adalah produk dan jasa yang dibeli oleh konsumen akhir untuk
konsumsi pribadi. Pemasar biasanya mengklasifikasikan produk dan layanan ini
lebih lanjut berdasarkan cara konsumen membelinya. Produk konsumen meliputi
produk kenyamanan, produk belanja, produk khusus, dan produk yang tidak dicari.
Produk-produk ini berbeda dalam cara konsumen membelinya dan, oleh karena itu,
dalam cara memasarkannya
- Produk kebutuhan sehari hari (convenience product) adalah produk dan jasa
konsumen yang biasanya pelanggan sering membeli, segera, dan dengan usaha
perbandingan dan pembelian yang minimal. Contoh termasuk deterjen, permen,
majalah, dan makanan cepat saji. Produk sehari hari biasanya dengan harga
rendah, dan pemasar menempatkannya di banyak lokasi untuk membuatnya
tersedia saat pelanggan membutuhkan atau menginginkannya.
- Produk belanja (shopping product) adalah produk dan jasa konsumen yang
lebih jarang dibeli yang pelanggan bandingkan dengan cermat dalam hal
kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya. Saat membeli produk dan jasa belanja,
konsumen menghabiskan banyak waktu dan upaya untuk mengumpulkan
informasi dan membuat perbandingan. Contohnya termasuk furnitur, pakaian,
peralatan utama. Pemasar produk belanja biasanya mendistribusikan produk
mereka melalui lebih sedikit outlet tetapi memberikan dukungan penjualan yang
lebih dalam untuk membantu pelanggan dalam upaya perbandingan mereka
- Produk khusus (specialty product) adalah produk dan jasa konsumen dengan
karakteristik unik atau identifikasi merek yang oleh sekelompok pembeli
signifikan bersedia melakukan upaya pembelian khusus. Contohnya termasuk
merek mobil tertentu, peralatan fotografi mahal, pakaian desainer, makanan
lezat, dan jasa dari spesialis medis atau hukum. Mobil Lamborghini, misalnya,
adalah produk khusus karena pembeli biasanya bersedia menempuh jarak yang
jauh untuk membelinya. Pembeli biasanya tidak membandingkan produk
khusus. Mereka hanya menginvestasikan waktu yang dibutuhkan untuk
menjangkau dealer yang membawa merek yang diinginkan.
- Produk yang tidak dicari (unsought product) adalah produk konsumen yang
tidak diketahui atau diketahui konsumen tetapi biasanya tidak dipertimbangkan
untuk dibeli. Kebanyakan inovasi baru utama 'tidak dicari sampai konsumen
menyadarinya melalui pemasaran. Contoh klasik dari produk dan jasa yang
dikenal tetapi tidak dicari adalah asuransi jiwa, jasa pemakaman yang
direncanakan sebelumnya, dan donor darah untuk Palang Merah. Sesuai
7
sifatnya, produk yang tidak dicari membutuhkan banyak promosi, penjualan
pribadi, dan upaya pemasaran lainnya.
Produk Industri
Produk industri adalah produk yang dibeli untuk diproses lebih lanjut atau untuk
digunakan dalam menjalankan bisnis. Dengan demikian, perbedaan antara produk
konsumen dan produk industri didasarkan pada tujuan pembelian produk tersebut.
Jika seorang konsumen membeli mesin pemotong rumput untuk digunakan di
sekitar rumah, mesin pemotong rumput tersebut adalah produk konsumen. Jika
konsumen yang sama membeli mesin pemotong rumput yang sama untuk
digunakan dalam bisnis lansekap, mesin pemotong rumput adalah produk industri.
Tiga kelompok produk dan jasa industri adalah bahan dan suku cadang, barang
modal, serta persediaan dan jasa. Bahan dan suku cadang termasuk bahan baku
serta bahan dan suku cadang manufaktur. Bahan baku terdiri dari produk pertanian
(gandum, kapas, ternak, buah-buahan, sayuran) dan produk alami (ikan, kayu,
minyak mentah, bijih besi). Bahan dan suku cadang pabrikan terdiri dari bahan
komponen (besi, bengkuang, semen, kawat) dan suku cadang komponen (motor
kecil, ban, coran). Sebagian besar bahan dan suku cadang yang diproduksi dijual
langsung ke pengguna industri. Harga dan layanan adalah faktor pemasaran utama;
branding dan periklanan cenderung kurang penting.
8
2.2 Keputusan Produk dan Jasa
Pemasar membuat keputusan produk dan jasa pada 3 tingkatan yaitu keputusan produk
individu, keputusan lini produk, dan keputusan bauran produk
9
Keputusan lini produk utama melibatkan panjang lini produk-jumlah barang dalam
lini produk. Manajer harus melakukan analisis lini produk secara berkala untuk
menilai penjualan dan laba masing-masing produk dan memahami andil masing-
masing produk bagi kinerja lini.
Perusahaaan dapat memperpanjang lini produknya dalam dua cara : dengan
perluasan lini atau dengan pengisian lini. Perluasan lini produk terjadi ketika
sebuah perusahaan memperpanjang lini produknya melampaui rentang lini saat ini.
Perusahaan dapat memperluas lininya ke bawah, ke atas, atau ke atas dan ke bawah.
Satu alternatif selain perluasan lini produk adalah pengisian lini produk, yaitu
menambahkan lebih banyak barang dalam rentang lini yang ada saat ini. Ada
beberapa alasan untuk pengisian lini produk : meraih laba tambahan, memuaskan
penyalur, menggunakan kapasitas yang berlebih, menjadi perusahaan lini penuh
terkemuka, an memasuki lubanguntuk menyingkirkan pesaing.
10
2.3.1 Sifat dan Karakteristik Jasa
Jasa tak berwujud (service intangibility) berarti bahwa jasa tidak dapat dilihat,
dirasakan, diraba, didengar, atau dibaui sebelum jasa itu dibeli. Untuk mengurangi
ketidakpastian, pembeli mencari “tanda-tanda” kualitas jasa. Para pembeli menarik
kesimpulan tentang kualitasjasa dari tempat, orang, harga, perlengkapan, dan
komunikasi yang dapat mereka lihat.
Jasa tak terpisahkan
Barang-barang fisik diproduksi, lalu disimpan, kemudian dijual, dan dikonsumsi
kemudian. Sebaliknya, jasa dijual terlebih dahulu, lalu diproduksi dan dikonsumsi
pada saat yang sama. Jasa tak terpisahkan (service inseparability) berarti bahwa jasa
tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, tanpa mempedulikan apakah penyedia jasa
itu orang atau mesin.
Variabilitas jasa
Variabilitas jasa (service variability) berarti bahwa kualitas jasa bergantung pada
siapa yang menyediakan jasa itu dan kapan, di mana, dan bagaimana jasa itu
disediakan.
Jasa dapat musnah
Jasa dapat musnah (service perishability) berarti bahwa jasa tidak dapat disimpan
untuk dijual atau digunakan beberapa saat kemudian.
Sama seperti bisnis manufaktur, perusahaan jasa yang baik menggunakan pemasaran untuk
memposisikan diri mereka dengan kuat di pasar sasaran yang dipilih. Perusahaan
11
menetapkan posisi mereka melalui kegiatan bauran pemasaran tradisional. Namun, karena
layanan berbeda dari produk nyata, mereka sering membutuhkan pemasaran tambahan
pendekatan.
Dalam bisnis jasa, pelanggan dan karyawan jasa lini depan berinteraksi untuk menciptakan
jasa. Hasilnya interaksi efektif bergantung pada keahlian karyawan jasa lini depan dan
proses pendukung yang menyokong karyawan-karyawan ini. Oleh karena itu, perusahaan
jasa harus memusatkan perhatian pada keduanya, pelanggan dan karyawan, agar berhasil.
Perusahaan jasa memahami rantai laba-jasa (service-profit chain), yang menghubungkan
laba perusahaan jasa dengan karyawan dan kepuasan pelanggan. Rantai ini terdiri dari lima
hubungan :
Kualitas jasa internal, seleksi dan pelatihan karyawan yang unggul, lingkungan
kerja yang berkualitas, dan dukungan kuat bagi mereka yang berhubungan dengan
pelanggan, yang menghasilkan…
Karyawan jasa yang puas dan produktif, karyawan yang lebih puas, loyal, dan
pekerja keras, yang menghasilkan…
Nilai jasa yang lebih besar, penciptaan nilai pelanggan, keterlibatan, dan
penyampaian jasa yang lebih efektif dan efisien, yang menghasilkan…
Pelanggan yang puas dan setia, pelanggan yang puas yang tetap setia, melakukan
pembelian berulang, mengejar, dan merujuk pelanggan lain, yang menghasilkan…
Keuntungan dan pertumbuhan jasa yang sehat, kinerja perusahaan jasa yang unggul
Pemasaran jasa memerlukan lebih dari sekedar pemasaran eksternal tradisional yang
menggunakan Empat P. Pemasaran jasa juga memerlukan pemasaran internal dan
pemasaran interaktif.
12
Pemasaran internal, berarti bahwa perusahaan jasa harus mengorientasikan dan
memotivasi karyawannya yang berhubungan dengan pelanggan dan mendukung orang-
orang pelayanan untuk bekerja sebagai satu tim untuk memberikan kepuasan pelanggan.
Pemasar harus membuat semua orang dalam organisasi berpusat pada pelanggan. Bahkan
pemasaran internal harus mendahului pemasaran eksternal.
Pemasaran interaktif, berarti bahwa kualitas jasa sangat bergantung pada kualitas interaksi
pembeli-penjualselama transaksi jasa. Dalam pemasaran produk, kualitas produk sering
kali hanya sedikit bergantung pada bagaimana produk itu diperoleh. Tetapi dalam
pemasaran jasa, kualitas jasa bergantung pada penghantar jasa dan kualitas penghantaran.
Karena itu, pemasar jasa harus menerapkan keahlian pemasaran interaktif.
Dalam persaingan harga yang ketat saat ini, para pemasar jasa sering mengeluh tentang
kesulitan mendiferensiasikan jasa mereka dari jasa pesaing. Meskipun pelanggan
memandang pelayanan penyedia jasa yang berbeda secara sama, mereka lebih
memperhatikan harga daripada penyedia jasa. Solusi bagi persaingan harga adalah
mengembangkan penawaran, penghantaran, dan citra yang berbeda.
Perusahaan jasa bisa mendiferensiasikan hantaran jasa mereka dengan memiliki orang
yang berhubungan langsung dengan pelanggan yang lebih mampu dan dapat diandalkan,
melalui pengembangan lingkungan fisik yang baik di mana produk jasa dihantarkan atau
dengan merancang proses penghantaran yang baik.
Terakhir, perusahaan jasa juga mendiferensiasikan citra mereka mealui lambing dan
merek.
13
Langkah pertama adalah memberdayakan karyawan jasa lini depan—memberikan mereka
wewenang, tanggung jawab, dan insentif yang mereka perlukan untuk mengenali,
memperhatikan, dan mengerti kebutuhan pelanggan.
Dengan biaya yang meningkat cepat, perusahaan jasa mendapat tekanan besar untuk
meningkatkan produktivitas jasa. Mereka dapat melakukannya dalam beberapa cara.
Mereka dapat melatih karyawan lama dengan lebih baik atau mempekerjakan karyawan
baru yang akan bekerja lebih keras atau lebih terampil. Atau mereka dapat meningkatkan
kuantitas jasa mereka dengan mengurangi sejumlah kualitas. Penyedia jasa dapat
“mengindustrialisasi jasa” dengan menambahkan perlengkapan dan menetapkan standar
produksi. Terakhir, penyedia jasa bisa mempergunakan kekuatan teknologi.
Merek lebih dari sekedar nama dan lambing. Merek adalah elemen kunci dalam hubungan
perusahaan dengan konsumen. Merek merepresentasikan persepsi dan perasaan konsumen
atas sebuah produk dan kinerjanya.
Nilai nyata dari sebuah merek yang kuat adalah kekuatannya untuk menangkap preferensi
dan loyalitas konsumen. Merek mempunyai jumlah kekuatan dan nilai yang sangat
beragam di pasar. Merek yang kuat mempunyai ekuitas merek yang tinggi. Ekuitas
merek (brand equity) adalah pengaruh diferensial positif bahwa jika pelanggan mengenal
nama merek, pelanggan akan merespons produk atau jasa. Satu ukuran ekuitas merek
adalah sejauh mana pelanggan bersedia membayar lebih untuk merek tersebut. Nilai
Merek (brand value) adalah nilai finansial total dari sebuah merek.
Branding menimbulkan keputusan yang menantang bagi pemasar. Gambar dibawah ini
menunjukkan bahwa keputusan strategi merek melibatkan pemosisian merek, pemilihan
nama merek, sponsor merek, dan pengembangan merek.
14
Positioning Merek (brand positioning), para pemasar harus memposisikan
merekmereka dengan jelas dalam pikiran pelanggan sasaran. Pemasar dapat
memposisikan merek pada satu dari tiga tingkat posisi merek. Pada tingkat terendah,
mereka dapat memposisikan merek pada atribut produk. Pesaing dapat dengan mudah
meniru atribut. Lebih penting lagi, pelanggan tidak tertarik dengan atribut semacam
itu; mereka tertarik pada apa yang dapat dilakukan atribut untuk mereka.
Mereka dapat diposisikan secara lebih baik dengan mengasosiasikan nama itu kepada
manfaat yang diinginkan. Beberapa merek yang berhasil memposisikan manfaat
adalah Volvo (kemanan), FedEx (pengiriman yang dijamin tepat waktu), Nike
(Pekerja), dan Lexus (kualitas).
Ketika memposisikan sebuah merek, seorang pemasar harus menetapkan misi untuk
merek dan visi tentang merek tersebut harus menjadi apa dan apa yang dapat
dilakukannya. Merek adalah janji perusahaan untuk menghantarkan sekumpulan fitur,
manfaat, pelayanan, dan pengalaman tertentu secara konsisten kepada pembeli. Janji
merek harus sederhana dan jujur
Pemilihan Nama Merek (brand name selection), nama yang baik bisa sangat
menambah keberhasilan produk. Namun, menemukan nama merek yang paling baik
adalah tugas yang sulit. Pencarian nama merek dimulai dengan tinjauan seksama
terhadap produk dan manfaatnya, pasar sasaran, dan strategi pemasaran yang diajukan.
Setelah itu, penamaan merek menjadi bagian ilmu dan seni, serta ukuran insting.
Kualitas yang diinginkan untuk nama merek meliputi :
(1) Nama merek harus menunjukkan sesuatu tentang manfaat dan kualitas produk.
(2) Nama merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat.
(3) Nama merek harus berbeda.
(4) Nama merek harus dapat diperluas.
(5) Nama merek harus dapat diterjemahkandengan mudah ke dalam bahasa asing.
(6) Nama merek harus dapat didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum.
15
dapat menggabungkan kekuatan dan melakukan co-branding (merek bersama) suatu
produk.
16
Suatu perusahaan mungkin percaya bahwa kekuatan nama merek yang ada
melemah dan nama merek baru diperlukan. Atau perusahaan mungkin menciptakan
nama merek baru ketika perusahaan memasuki kategori produk baru di mana tak
ada satupun nama merek perusahaan saat ini yang cocok.
Dalam multimerek, menawarkan terlalu banyak merek baru bisa menghasilkan
penyebaran sumber daya perusahaan yang terlalu tipis. Dan di beberapa industry,
seperti barang konsumen kemasan, konsumen dan pengecer khawatir bahwa sudah
ada terlalu banyak merek, dengan sedikit perbedaaan di antara merek-merek.
Perusahaan harus mengelola merek mereka secara cermat. Pertama, positioning merek
harus terus dikomunikasikan kepada konsumen. Pemasar merek utama sering
membelanjakan jumlah uang yang sangat besar pada periklanan untuk menciptakan
kesadaran merek dan membangun preferensi serta loyalitas pelanggan.
Kampanye iklan semacam itu bisa membantu menciptakan pengenalan nama, pengetahuan
merek, dan mungkin preferensi merek. Namun, faktanya adalah merek tidak dibesarkan
oleh iklan tetapi oleh pengalaman merek.
Positioning merek tidak akan bertahan penuh kecuali semua orang di dalam perusahaan
menghidupkan merek tersebut. Karena itu, perusahaan harus melatih orang-orangnya agar
berpusat pada pelanggan. Terakhir, perusahaan harus mengaudit kekuatan dan kelemahan
merek mereka secara berkala.
17
pasar, dan pesaing serta pengembangan produk baru ysng memiliki nilai lebih bagi
pelanggan. Perusahaan harus mempunyai rencana produk baru yang kuat dan
mempersiapkan proses pengembangan produk baru yang sistematis.
Tahap utama pengembangan produk baru :
18
Pernyataan strategi pemasaran ada tiga bagian, yaitu:
a. Menggambarkan pasar sasaran, positioning produk yag direncanakan, dan tujuan
penjualan, pangsa pasar, serta laba untuk beberapa tahun pertama.
b. Memberikan kerangka bagi harga produk yang direncanakan, distribusi, dan
anggaran pemasaran tahun pertama.
c. Menjelaskan rencana jangka panjang penjualan, tujuan laba, dan strategi bauran
pemasaran.
19
2. Pengujian pasar yang terkendali
Beberapa perusahaan riset bekerja sama dengan sekelompok toko, dalam
pengawasan, yang setuju menjual produk baru dengan suatu imbalan.
Information Resource Inc (IRI) melacak perilaku konsumen secara individu
terhadap produk baru. Pengujian pasar terkendali biasanya lebih murah daripada
pengujian pasar standar, lebih cepat selesai. Namun, pengujian pasar terkendali
tetap memungkinkan pesaing meninjau produk baru perusahaan.
3. Pengujian pasar yang disimulasikan
Perusahaan juaga dapat menguji produk baru pada lingkungan belanja yang
disimulasikan. Perusahan riset dapat menunjukkan iklan dan promosi dari
bermacam-macam produk, mencangkup produk baru yang sedang diuji. Simulasi
ini memberikan percobaan yang terukur dan efektivitas iklan terhadap iklan
pesaing. Belakangan beberapa pemasar mulai menggunakan pendekatan
teknologi tinggi untuk mensimulasikan riset pengujian, seperti virtual reality dan
internet.
Pengujian pasar yang disimulasikan biasanya memiliki biaya yang lebih rendah,
dapat diselesaikan dalam tempo delapan minggu, dan merahasiakan produk baru
dari pesaing. Namun, banyak perusahaan yang merasa bahwa hasil pengujian ini
tidak akurat karena sampel barang kecil. Bila hasilnya positif maka produk
tersebut dapat diperkenalkan tanpa pengujian.
Komersialisasi (commercialization)
Komersialisasi adalah pengenalan sebuah produk baru ke pasar. Pemasaran uji
menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan akhir apakah
hendak meluncurkan produk baru bagi manajemen. Bila perusahaaan melanjutkan
komersialisasi mereka akan menghadapi biaya yang tinggi. Dalam kasus barang
kemasan konsumen baru yang utama , mereka dapat menghabiskan ratusan juta dolar
untuk iklan, promosi penjualan, dan usaha pemasaran lainnya dalam tahun pertama.
Perusahaan yang meluncurkan satu produk baru mula-mula harus memutuskan waktu
perkenalan.
20
1. Tahap pengembangan produk, dimulai ketika perusahaan menemukan dan
mengembangkan suatu ide produk baru. Selama pengembangan produk, penjualan
masih nol dan biaya investasi perusahaan menumpuk.
2. Tahap pengenalan, periode di mana pertumbuhan penjualan lambat pada saat
produk diperkenalkan dipasar. Keuntungan tidak terjadi pada tahap ini karena
pengeluaran yang besar untuk memperkenalkan produk.
3. Tahap pertumbuhan, merupakan periode penerimaan dengan cepat oleh pasar dan
peningkatan keuntungan.
4. Tahap kedewasaan, periode melambatnya pertumbuhan penjualan dikarenakan
produk telah diterima sebagian besar pembeli potensial. Tingkat keuntungan tidak
berada di puncak atau menurun karena meningkatnya pengeluaran pemasaran untuk
mempertahankan produk dalam persaingan.
5. Tahap penurunan, periode ketika penjualan mulai menurun dan keuntungan jatuh.
Tidak semua produk mengikuti siklus hidup produk ini. Beberapa produk diperkenalkan
dan gugur dengan cepat, yang lain pada tahap kedewasaan butuh waktu yang sangat lama.
Merek yang panjang umur seperti coca cola, gillete dll.
Konsep PLC dapat menjelaskan kelas produk, dapat digunakan secara berbeda-beda dalam
masing-masing kasus. Siklus hidup merek yang spesifik dapat berubah dengan cepat
karena perubahan serangan dan respon dari pesaing. Konsep PLC juga dapat diaplikasikan
kepada apa yang dikenal sebagai gaya, mode dan fad.
21
Gaya adalah jenis ekspresi dasar yang berbeda. Contoh perbedaan baju formal dan
non formal. Gaya diciptakan, dapat bertahan selama beberapa generasi, melewati
pergantian mode yang digemari. Sebuah gaya mempunyai siklus yang
menunjukkan beberapa periode munculnya kembali minat.
Mode adalah gaya yang diterima atau popular saat ini dalam suatu bidang. Contoh
busana bisnis yang lebih formal dari pakaian kerja tahun 1980 an dan awal 1990 an
memberikan jalan kepada penampilan bisnis santai hari ini. Mode cenderung
tumbuh perlahan, menjadi popular untuk beberapa waktu dan kemudian menurun
perlahan.
Fad adalah periode sementara dari tingginya tingkat penjualan yang tidak biasa
digerakkan oleh antusiasme konsumen dan popularitas mendadak dari suatu produk
atau merek. Fad dapat berupa salah satu bagian dari siklus hidup normal.
Konsep PLC dapat diaplikasikan oleh pemasar sebagai kerangka yang berguna untuk
menggambarkan bagaimana produk dan pasar bekerja. Jika digunakan dengan cermat,
konsep PLC dapat membantu dalam mengembangkan strategi pemasaran yang baik untuk
tahap yang berbeda dari siklus hidup produk. Tetapi menggunakan konsep PLC untuk
memperkirakan kinerja suatu produk atau untuk mengembangkan strategi produk
mempunyai beberapa masalah praktis.
22
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
23
DAFTAR PUSTAKA
Thomas S. Bateman Scott A. Snell. 2014. Manajemen: Kepemimpinan dan Kerja Sama dalam
Dunia yang Kompetitif. Jakarta: Salemba Empat
https://pusatdatamakalah.blogspot.com/2016/05/produk-jasa-dan-strategi-penentuan-merek.html
https://pusatdatamakalah.blogspot.com/2016/05/pengembangan-produk-baru-dan-strategi.html
https://pusatdatamakalah.blogspot.com/2017/09/pengembangan-produk-baru-dan-strategi.html
24