Anda di halaman 1dari 35

Mata Kuliah Dosen Pembimbing

Manajemen Operasi Muklis, S.E M.M

TUGAS KELOMPOK
KONSEP MANAJEMEN OPERASI

DISUSUN OLEH :
ABDUL AZIZ FAHMIL (11571105449)
NUR HIKMATUL HASANAH (11970125026)
YOLANDA ARDHANA (11970125093)

KELAS F
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-

Nya maka penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul

“KONSEP MANAJEMEN OPERASI’’

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan

untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Operasi di jurusan

Manajemen Tahun 2020 Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Dalam Penulisan makalah ini penyusun merasa masih banyak kekurangan

baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan batas kemampuan

yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat

diharapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih

yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan

makalah ini, khususnya kepada:

1. Bapak Muklis, SE, MM selaku dosen pembimbing kami, yang banyak

memberikan materi pendukung, masukan, dan bimbingan kepada

penulis.

2. Rekan-rekan tim penyusun makalah jurusan Manajemen angkatan 2019

UIN SUSKA RIAU


3. Secara khusus penyusun menyampaikan terima kasih kepada keluarga

tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang

besar kepada penulis, baik selama menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya penyusun berharap semoga Allah memberikan imbalan yang

setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan

semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal “Alamiin.

Pekanbaru, 12 Juni 2020

Tim Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................1

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................5

A. LATAR BELAKANG..................................................................................5

B. TUJUAN DAN MANFAAT.........................................................................6

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................7

A. PENGANTAR..............................................................................................7

B. MODEL BISNIS MANAJEMEN OPERASI...............................................9

C. PERENCANAAN OPERASI.....................................................................20

D. KINERJA KEUANGAN............................................................................29

BAB III PENUTUPAN.........................................................................................34

A. KESIMPULAN...........................................................................................34

B. SARAN.......................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Konsep manajemen operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan

jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen, dan kegiatan ini menjadi

fungsi utama perusahaan. Melalui konsep manajemen operasi, segala sumber daya

masukan perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliiki

nilai tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang akhir, barang setengah

jadi atau jasa. Proses kegiatan merubah bahan baku menjadi barang lain yang

mempunyai nilai tambah lebiih tinggi disebut prosos produksi (manufaktur). Bagi

perusahaan yang berorientasi laba, produk tersebut selanjutnya dijual untuk

memperoleh keunutngan dan sumber dana yang baru bagi kegiatan operasi

berikutnya. Sementara bagi perusahaan atau organisasi nirlaba, produk ini  

diberikan kepada masyarakat atau pengguna tertentu untuk memenuhi misi

organisasi.

Teknik manajemen operasi diterapkan di seluruh dunia pada seluruh usaha

produksi, baik di kantor, gudang, restoran, pusat perbelanjaan maupun pabrik.

Semua jenis usaha yang menghasilkan barang dan jasa membutuhkan manajemen

operasi. Proses produksi barang dan jasa yang efisien membutuhkan penerapan

konsep, alat-alat dan teknik Manajemen Operasi yang efektif.


Melalui kegiatan produksi atau operasi segala sumber daya masukkan

perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai

tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi

dan jasa. Oleh karena itu, kegiatan produksi atau operasi menjadi salah satu fungsi

utama perusahaan.

B. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Membantu mahasiswa/i mengetahui tentang manajemen operasi

2. Membantu mahasiswa/i mengetahui tentang perencanaan operasi

3. Membantu mahasiswa/i mengetahui tentang kinerja keuangan

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Memberikan mahasiswa/i pengetahuan baru

2. Memahami pengetahuan tentang manajemen operasi


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGANTAR

Manajemen produksi operasional merupakan salah satu fungsi penting

dalam perusahaan (organisasi), selain manajemen sumber daya manusia

manajemen pemasaran, dan manajemen keuangan akuntansi atau akuntansi

keuangan yang menghasilkan produk (barang dan jasa). Berikut pengertian

manajemen produksi atau operasional. Sofjan Assauri (2004;12)

“Manajemen produksi dan operasi merupakan proses pencapaian

dan pengutillisasian sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan

barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai

tujuan dan sasaran organisasi “

          Sedangakan menurut Lee J. Krajewski dan Lary P. Ritman

(2002;6), mengemukakan bahwa“The term operations manajemen refers to the

direction and control of the process that transform inputs into product and

service”

          Selain itu juga Jay Heizer dan Barry Render (2001;2), mengemukakan

tentang manajemen operasional sebagai berikut :“Manajemen operasi

merupakan serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui

perubahan dari masukan menjadi keluaran”


Dari definisi-definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

manajemen produksi operasional adalah proses pencapaian tujuan organisasi

melalui pengarahan dan pengendalian serangkaian kegiatan yang menggunakan

sumber-sumber daya yang dimiliki untuk merubah input menjadi output barang

dan jasa.

Visi dan misi diterjemahkan ke dalam strategi bisnis dengan

mempertimbangkan :

1. Konsumen dan pasar di mana organisasi atau perusahaan beroperasi

Organisasi atau perusahaan harus mempertimbangkan perilaku

konsumen, peraturan pemerintah, dan budaya yang berlaku,kondisi

geografis dan tantangan geografis yang dihadapi dan keadaan lainnya.

Misalnya, kebutuhan tenaga kerja, peraturan pemerintah dan perubahan

tuntutan konsumen.

2. Alokasi sumber daya organisasi atau perusahaan

Kepuasan konsumen terhadap produk/jasa yang diberikan akan

meningkatkan kesetiaan konsumen untuk terus membeli produk/jasa dari

organisasi tersebut, maka penghasilan akan terus meningkat.

3. Strategi organisasi atau perusahaan

Contoh strategi keuangan adalah kebijakan terkait proporsi sumber

modal perusahaan jalur penerimaan modal dan sedangkan strategi

pemasaran dengan membuat iklan yang menarik perhatian konsumen.

4. Profit yang dicapai


Biaya dari sudut pandang manajemen operasi terdiri dari:

a. Biaya riil (real costs), yaitu biaya yang bisa dihitung dengan nilai

uang, terdiri dari biaya upah dan kesejahteraan tenaga kerja,

material, overhead, dan lain-lain.

b. Biaya kehilangan peluang atau kerugian biaya (opportunity lost atau

opportunity costs), yaitu tingkat pengembalian (rate of return) yang

dapat diperoleh perusahaan yang harus ditanggung perusahaan

karena mengambil keputusan investasi.

B. MODEL BISNIS MANAJEMEN OPERASI

Manajemen operasi adalah salah satu komponen strategi pendukung visi dan

misi perusahaan/organisasi yang mencakup pengolahan input dan output (dapat

berupa barang atau jasa). Proses manajemen operasi secara garis besar

digambarkan dalam komponen-komponen yang diperlakukan pada ilustrasi 1.1

dan table 1.1.

Ilustrasi 1.1 Input-Proses-Output-Umpan Balik

Input Proses Output Konsumen


Transformasi

Reverse Reverse Reverse

Tabel 1.1 Contoh Komponen Komponen di dalam Manajemen Operasi


Jenis Industri Input Proses Output
Transformasi
Kepuasaan Rumah Bahan Memasak dan Makanan

Makan Makanan menyajikan

Fisiologis Rumah Sakit Pasien, Perawatan Pasien sembuh

dokter pasien

Fisik Manufaktur Bahan Pengolahan Barang jadi

mentah

Fisik Proses Bahan dari Pengolahan Bahan untuk

Produksi mesin 1 pada mesin 2 diproses pada

mesin 3

Jasa Bank Karyawan Pelayanan Nasabah puas dan

nasabah nasabah dan yakin dananya

dananya aman

Lokasi Penyimpanan Barang Transportasi/ Pengiriman

logistik samapai tujuan

dan tepat waktu

Informasi Komunikasi Sistem Telekomunik Kepuasan

komunikasi asi berkomunikasi

Informasi Pendidikan Siswa, Pengajaran Siswa pelajar

pengajar
Input adalah semua sumber daya yang digunakan dalam proses transformasi

atau proses operasi. Input terdiri dari 5M. (Man, Method, Machine, Material,

Money). Proses transformasi atau proses operasi adalah usaha mengolah semua

input secara efektif dan efesien yang melibatkan semua pihak pada organisasi

untuk menghasilkan sesuatu (output) yang memiliki nilai tambah (value added).

Output adalah hasil yang diharapkan oleh konsumen (bisa proses

transformasi/proses operasi yang dilayani, atau konsumen akhir) dari pengolahan

input, sesuai jumlah, jenis, dan waktu yang dibutuhkannya.

Setiap komponen melakukan proses reverse terhadap proses sebelumnya, yang

terdiri atas:

1. Rework, reuse, recycle—barang

Merupakan pengembalian produk jadi atau setengah jadi ke proses

sebelumnya untuk diolah kembali, diperbaiki, didaur ulang, atau diganti baru.

2. Feedback (umpan balik)—informasi

Sebagai bentuk masukan dan evaluasi terhadap kinerja pada komponen

sebelumnya. Sehingga menhasilkan output yang lebih baik dari waktu ke

waktu.

3. Pembayaran terhadap produk/jasa yang diterima dari proses

sebelumnya –dana
Proses pembayaran bisa secara langsung atau tidak langsung (pembayaran

dilakukan beberapa waktu ke depan dengan kondisi pembayaran yang

disepakati bersama).

Keseluruhan proses dan pengambilan keputusan dalam manajemen

operasi dipengaruhi oleh mereka yang terlibat dalam proses secara langsung dan

tidak langsung. Pihak yang terlibat: karyawan dan mesin (langsung), pemerintah

dan pemilik modal (tidak langsung). Karyawan dan mesin melakukan proses dan

berhubungan langsung dengan pengolahan input dan penyampaian output kepada

konsumen. Pemerintah dan pemilik modal terlibat secara tidak langsung melalui

peraturan-peraturan pemerintah yang mengatur pergerakan sebuah usaha agar

menguntungkan bagi negara dan masyarakat luas. Sementara itu, pemilik modal

bertanggung jawab dalam mencari sumber modal bagi kelangsungan usaha.

2.1 KONSUMEN

Organisasi perusahaan harus mampu mendefinisikan pasar di mana akan

beroperasi dan konsumen mana yang menjadi sasaran penjualan produk/jasanya.

Dengan defines pasar dan konsumen yang jelas, maka jenis produk/jasa yang

ditawarkan dan proses transformasi menjadi terarah. Setelah mengetahui

konsumen sasaran yang akan dilayaninya, maka organisasi/perusahaan perlu

mengetahui komponen apa saja yang dituntut oleh konsumen melalui proses yang

mendalam untuk menelusuri dan menangkap harapan dan kesukaan konsumen

dari produk/jasa yang mereka beli.


Apa yang diinginkan konsumen dari sudut pandang organisasi/perusahaan

disebut dengan demand (permintaan) dan bagaimana perusahaan memenuhi

permintaan ini disebut dengan supply. Sehingga, di dalam proses manufaktur

maupun jasa, organisasi/perusahaan selalu berusahan menyimbangkan demand

dan supply-nya ini. Demand diperoleh dari data peramalan (forecasting) dan

supply dari kemampuan produksi dan sumber daya perusahaan (5M).

Konsumen membeli barang/jasa melalui perasaan dan akalnya, demi

memenuhi kebutuhan mereka. Ada konsumen yang melihat keandalan produk, ada

yang mementingkan produk yang tahan lama digunakan, dan ada yang

menginginkan produk yang murah. Pada dasarnya, semua tergantung value dari

konsumen. Atribut value dari konsumen ini dinyatakan dalam dua kategori, yaitu

order winner dan order qualifier.

Order qualifier adalah syarat yang harus dimiliki sebuah produk/jasa

supaya diterima dan dipertimbangkan oleh konsumen untuk dibeli.

Dipertimbangkan bukan berarti akan menjadi produk/jasa yang paling disukai.

Untuk memenangkan persaingan, maka sebuah produk/jasa harus memiliki

karakter pembela atau karakter yang kompetitif dibandingkan dengan produk/jasa

lain, yang disebut sebagai order winner. Melalui order winner inilah konsumen

memutuskan akan membeli atau tidak membeli produk/jasa sebuah organisasi.

Karakter inilah yang ditampilkan dalam keunggulan kompetitif (competitive

advantage) perusahaan. Berikut adalah contohnya :


1. Costs

Dengan mengurangi biaya produksi, perusahaan dapat meningkatkan

keuntungan dan tersedia alokasi dana lebih banyak untuk memperbaiki

produknya.

2. Quality

Perusahaan ingin menampilkam kualitas barang dan/atau jasanya kepada

konsumen sehingga konsumen merasakan value dari perusahaan dibandingkan

dengan apa yang disediakan pesaingnya. Dalam hal ini bisa saja ada beberapa

penambahan biaya asalkan kualitasnya terjaga.

3. Flexibility

Merupakan kemampuan perusahaan dalam merancang proses yang

fleksibel supaya mampu dengan cepat dan baik memenuhi keinginan konsumen

yang beragam (delivery lead time), kemampuan dalam memperkenalkan produk

baru atau kemampuan memodifikasi produk yang ada.

4. Speed

Perusahaan menawarkan keunggulan berupa pemenuhan keinginan

konsumen dengan cepat, termasuk kecepatan pengiriman barang dan pelayanan

umpan balik kepada konsumen, dan konsumen rela untuk membayar kelebihan

harga selama kecepatan ditawarkan memang menarik.


2.2 VALUE DAN KESEJAHTERAAN

Value dan kesejahteraan merupakan tujuan yang harus dicapai dalam

strategi manajemen operasi bagi konsumen dan masyarakat. Konsumen diartikan

sebagai pihak yang menerima hasil kerja dan proses sebelumnya di dalam

organisasi/perusahaan, dan sebagai konsumen akhir yang menikmati produk jadi

dan/jasa organisasi/perusahaan. Beberapa sudut pandang mengenai value adalah:

1. Nilai tambah yang diperoleh konsumen dengan harga yang

dibayarkannya, atau selisih antara apa yang diperoleh konsumen dengan

apa yang harus dikorbankan konsumen untuk memperolehnya.

2. Value harus sejalan dengan strategi bisnis serta dapat dirasakan oleh

karyawan dan konsumen.

3. Value yang ditawarkan perusahaan melalui produk atau jasanya menjadi

pembeda perusahaan tersebut dengan pesaing dan harus dapat

membangun hubungan yang mengikat perusahaan dan konsumen dalam

arti positif.

4. Value diciptakan dengan mewujudkan ide menjadi sebuah fisik barang

atau sebuah layanan jasa atau dengan mengubah masukan faktor

produksi menjadi barang siap pakai bagi konsumennya.

5. Value adalah sesuatu yang abstrak, bersifat relatif, dan sulit

membandingkan value antar individu dan organisasi karena perbedaan

tujuan dan kepentingan masing-masing.


6. Menambah value bagi konsumen bukan berarti menambah biaya atau

harga jual. Konsumen tidak peduli dengan biaya transformasi bahan

mentah menjadi barang jadi.

7. Dalam arti yang lebih luas, value berarti nilai yang dapat dirasakan oleh

segenap stakeholder organisasi/perusahaan, yaitu masyarakat luas,

pemerintah, pemegang saham, dan lain-lain.

Didalam proses operasi di mana sebuah barang masih berbentuk bahan

mentah/konsep jasa, maka perusahaan belum memberikan value apa pun kepada

konsumen. Ketika barang dan/atau jasa tersedia dan dipakai konsumen, maka

perusahaan mulai memberikan value kepada konsumen melalui produknya.

Strategi organisasi berperan untuk menyediakan nilai tambah (value) bagi

konsumen melalui pengambilan keputusan yang tepat, dengan mengoordinasikan

asset organisasi/perusahaan (sumber daya manusia, modal, asset fisik, jaringan

sosial, dan sebagainya). Dalam hal ini, konsep value creation model dinyatakan

dengan:

Q × SL
V=
T ×C

Dimana,

V = Value/nilai/manfaat/kinerja

Q = Quality/kualitas

SL = Service level/responsiveness

T = Time/waktu/availability

C = Cost/biaya/harga
Konsep di atas bukan merupakan sebuah rumus matematis, tetapi

merupakan gambaran perbandingan bagaimana menciptakan nilai bagi konsumen.

Contohnya, semakin tingi kualitas barang maka value barang tersebut semakin

baik. Demikian juga saat perusahaan meningkatkan respons untuk mengatasi

keluhan konsumen, maka value yang diberikan perusahaan juga naik. Sebaliknya,

semakin tinggi waktu pengiriman barang atau semakin tinggi harga jual, maka

value dapat turun.

Sementara itu, semakin dekat proses dari perusahaan dengan konsumen,

maka semakin tinggi value yang diberikan. Sehingga ada potensi semakin tinggi

nilai jual, dan akhirnya semakin tinggi pula potensi keuntungan yang diperoleh.

Sebuah perusahaan rokok memberikan nilai tertinggi bagi konsumennya saat

barang sudah menjadi rokok, dan memberikan nilai tambah lebih kecil saat

perusahaan masih mengolah tembakau (bahan mentah).

Dengan terus menerus memberikan value bagi konsumen, maka

organisasi/perusahaan akan memperoleh respons yang positif dari segenap

karyawan dan masyarakat sekitarnya. Ketika produk dan layanan jasa dijual

dengan harga yang lebih tinggi dari harga produksinya, untuk biaya tenaga kerja

(gaji), biaya pembelian bahan mentah untuk proses berikutnya. Harapannya

penjualan produk/jasa organisasi/perusahaan akan terus tumbuh.


2.3 MASYARAKAT DAN PEMERINTAH

Pada beberapa industri/bisnis di indonesia, masyarakat ikut dilibatkan

dalam proses pembangunan industri/bisnis. Misalnya untuk meminta persetujuan

warga sekitar dan pembayaran ganti rugi jika ada tanah masyrakat yang harus

dialihkan fungsinya untuk pembangunan. Setelah suatu usaha/bisnis berjalan,

perusahaan harus mempertimbangkan untuk mengkaryakan masyarakat sekitar

dalam proses bisnis perusahaan dan menyediakan program sosial sebagai bentuk

kepeduliak perusahaan dalam menyejahterakan kehidupan masyarakat.

Sementara itu, peraturan pemerintah bertujuan untuk mengatur ruang

gerak perusahaan supaya tetap pada jalurnya sehingga dapat mencipatakan value

dan wealth. Dalam hal ini pemertintah bertanggung jawab untuk mengawasi dan

menjamin jalannya proses transformasi agar berjalan baik sesuai prinsip dari UN

Global Compact. Meskipun peraturan pemerintah memiliki nama yang berbeda,

tetapi konsep dan pendekatannya sejalan dengan prinsip dari UN Global Compact.

Termasuk di dalamnya adalah peraturan perpajakan, lingkungan hidup, keamanan,

serta kebijakan industri dan buruh.

2.4 MERANCANG PRODUK DAN PROSES

Setelah perusahaan menentukan konsumen dan value yang ingin

disampaikan kepada konsumen melalui produk/jasanya serta mempertimbangkan

peraturan-peraturan yang berlaku, perusahaan mulai merancang produk/jasanya


tersebut. Produk dirancang dengan masukan dari bagian pemasaran, desain

produk, produksi, keuangan, dan lainnya. Beberapa pertimbangannya terkait

dengan biaya, efisiensi proses transformasi, pasokan input, dan saluran penjualan

(sales channel) dari perusahaan kepada konsumen.

Di dalam proses transformasi perlu diperhatikan bagaimana input diolah

agar menghasilkan output yang diharapkan konsumen, atau dengan kata lain

sesuai dengan standar kualitas. Dengan semakin ketatnya persaingan, maka

perusahaan tidak lagi hanya membuat produk/jasa yang sesuai keinginan

konsumen, tetapi melebihi harapan konsumen. Ini berarti perusahaan berusaha

memberikan value tambahan pada produk/jasanya.

Merancang proses transformasi ini berarti mengelola alur material,

penjadwalan proses, jumlah dan variasi produk/jasa yang akan diproduksi,

eksekusi dan control terhadap jalannya perusahaan manufaktur berupa merancang

tata letak pabrik. Pada perusahaan jasa berupa merancang proses dan alur

pekerjaan.

2.5 INPUT DAN MODAL

Setiap perusahaan membutuhkan modal dan input untuk memulai

prosesnya. Modal bisa diperoleh melalui suntikan dana dari pemilik modal,

pinjaman ke institusi keuangan, atau kombinasi keduanya. Input bahan mentah

bisa diperoleh melalui perusahaan pemasok bahan mentah, dan input tenaga kerja

bisa didapat dari merekrut tenaga kerja. Jika sebuah perusahaan berskala besar
ingin membuka cabang atau membuat anak perusahaan, maka tenaga kerja

dimungkinkan diperoleh melalui rotasi karyawan

C. PERENCANAAN OPERASI

Perencanaan terdiri dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah

dan jangka panjang. Perencanaan akan ditampilkan dalam bentuk table berikut:

Jangka Jenis Tindakan

Waktu Strategi

Jangka Perencanaan Menentukan konsumen dan pasar.

panjang 10 strategis Produk dan proses transformasi.

tahun atau Kebijakan pembelian asset (tanah, bangunan, dan mesin)

lebih

Jangka Perencanaan Dinyatakan dalam nilai uang, contoh: sumber keuangan,

menengah 2 – bisnis tingkat penjualan, return on asset (ROA), dan return on

10 tahun investment (ROI).

Menentukan jumlah karyawan.

Mendahului/ menunggu pesaing dalam mengeluarkan produk.

Dalam perusahaan manufaktur: menentukan tingkat produksi

product family*

Jangka pendek Pelaksanaan Penjadwalan pekerjaan dan control proses tranformasi.


3-24 bulan dan kontrol Dalam perusahaan manufaktur: menentukan tingkat produksi

dari finished goods.

3.1 PRODUCT LIFE CYCLE

Tahapan Product Life Cycle (PCL) adalah :

1. Introduction

Produk atau jasa diperkenalkan, sehingga membutuhkan biaya

pemasaran yang tinggi. Baik untuk peningkatan pangsa pasardan juga

membutuhkan dukungan R&D yang baik.

2. Growth

Produk atau jasa mulai diterima masyarakat, tingkat produksi dapat

ditingkatkan, biaya produksi per unit menuru, sehingga memungkinkan

menurunkan harga jual. Pada tahap persaingan mulai naik karena

beberapa perusahaan akan tertarik untuk menjual produk/jasa yang sama,

maka dibutuhkan pengiriman barang yang konsisten untuk dapat

bersaing.

3. Maturity

Produk atau jasa mantap di pasar, penjualan berada pada tingkat

tertinggi, dan mulai muncul produk/jasa saingan. Order Winner berupa

harga jual dan pengiriman produk/jasa harus cepat dan konsisten.


4. Decline

Penjualan mulai turun, begitu juga dengan keuntungan. Perusahaan

sebaiknya harus memperkenalkan produk baru, dan menjalankan

program pengurangan biaya untuk mencegah penurunan keuntungan

yang besar.

5. Phase-out

Produk tidak dijual di pasar, pemasaran terhadap prduk berhenti, dan

karyawan di perusahaan yang terkait dengan penghentian produksi harus

harus diahlikan ke bagian lainnya. Maka dalam tahap ini, sebaiknya

perusahaan mengambil suatu tindakan sebelum produk mencapai tahap

ini.

3.2 STRATEGI OPERASI

MenurutAnderson et. al (1984) Strategi operasional merupakan visi

jangka panjang, terdiri atas misi, tujuan, kebijakan, dan distinctive competence

suatu perusahaan.Jadi definisi strategi operasional adalah komitmen terhadap

semua kegiatan yang direncanakan maupun yang ada dalam lingkup perusahaan

saat ini. Kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut secara optimal manfaatkan

seluruh sumber daya yang ada dan melakukan proses informasi untuk

mencapai distinctive competence dan tujuan operasional perusahaan.

Indikator yang sangat bermanfaat membentuk pengertian strategi Operasional

adalah:
 Komitmen terhadap kegiatan yang ada dalam lingkup perusahaan.

 Kondisi yang ada saat ini dan yang direncanakan

 Proses transformasi, yaitu kegiatan organisasi yang dapat mengubah

masukan menjadi nilai tambah keluaran.

 Distinctive competence, yaitu kemampuan spesifik yang dimiliki oleh

perusahaan untuk menghasilkan nilai tambah melalui proses transformasi

dan mendukung tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Jenis strategi operasi ditentukan oleh banyaknya variasi produk dan

tingkat output yang dihasilkan setiap waktu. Variasi produk menunjukkan variasi

barang jadi (finished product) yang dihasilkan dalam satu waktu tertentu. Tingkat

produksi (Production rate) diukur menurut kecepatan yang dibutuhkan untuk

menghasilkan produk/jasa dalam satuan waktu tertentu, misalnya 5 unit produk

dalam 30 menit, atau sama dengan 1 unit/ 6 menit , atau 0,17 unit/ menit.

Semakin tinggi variasi maka semakin rendah jumlah barang yang diproduksi

pada periode tertentu, dan semakin rendah variasi maka semakin banyak jumlah

produksi yang dihasilkan.

a. Engineer-to-order (ETO)

Produk atau jasa dirancang secara unik berdasarkan permintaan

khusus dari konsumen. Setelah disepakati desain produk atau jasa antara

produsen dan konsumen, maka dimulailah pengiriman bahan mentah dari


pemasok sesuai permintaan perusahaan. Contohnya adalah proyek

pembangunan jembatan. Proses transformasi dimulai dengan kesepakatan

antara pemerintah dengan kontrakor pembangunan jembatan terkait biaya,

desain yang baik terhadap kondisi lingkungan sekitar, dan lainnya.

Kemudian pembangunan dimulai, dan serah terima kepada pemerintah

sebagai konsumen dilakukan setelah jembatan selesai dibangun. Untuk

proyek pembangunan jembatan pada lokasi lain membutuhkan desain

jembatan yang berbeda sesuai kebutuhan, koordinasi dengan kontraktor,

dan kondisi lingkungan. Maka dari itu, proses transformasi dilakukan lagi

sejak awal setiap kali dilakukan pembangunan jembatan.

b. Make-to-order (MTO)

Produksi dimulai setelah permintaan diterima. Produk dibuat dari bahan

mentah yang sudah standar. Permintaan desain khusus dari konsumen

sedapat mungkin dipenuhi bahan mentah yang sudah standar tersebut.

Total waktu sampai tersedianya barang/produk/jasa lebih pendek dari ETO

karena tidak perlu waktu untuk desain produk/jasa, dan bahan mentah

disimpan sendiri olen perusahaan sehingga tidak ada waktu pemesanan

dan pengiriman bahan mentah dari pemasok. Contohnya seperti

pembangunan rumah yang dimulai setelah adanya permintaan atau setelah

dilakukan pembayaran dari konsumen, tetapi pilihan tipe rumahnya sudah

tersedia.

c. Assemble-to-order (ATO)
Produksi dubuat setelah pesanan diterima. Produk dibuat dengan merakit

komponen-komponen standar (modular, atau barang setengah jadi).

Permintaan konsumen disesuaikan dengan komponen-komponen yang

sudab disediakan perusahaan. Keuntungannya adalah: total waktu semakin

pendek karena proses tranfornasi dilakukan dari komponen (barang

setengah jadi) dan bukan dari bahan mentah, memperkecil resiko barang

jadi yang tidak terjual sehingga perusahaan mempersiapkan inventori dari

modular, meningkatkankan produktivitas produksi dan menyediakan harga

jual yang baik bagi konsumen.

d. Make-to-stock (MTS)

Produksi ditujukan untuk memenuhi jumlah inventori barang jadi, sehingga

barang sudah tersedia sebelum konsumen membutuhkannya. Contohnya:

barang-barang konsumsi yang tersedia di supermarket, dan obat-obatan di

apotek dan dipajang sebelum konsumen datang dan membelinya.

e. Mass customization

Produk dibuat dari beberapa pilihan modular untuk menghasilkan beberapa

konfigurasi barang jadi, tetapi komponen-komponennya dapat dirakit

dengan cepat dalam jumlah yang banyak. Contohnya: computer yang

dirakit berdasarkan permintaan khusus dari konsumen, tetapi waktu untuk

perakitan lebih cepat daripada proses ATO, sehingga menghasilkan barang

jadi dalam jumlah yang lebih besar.


3.3 PROSES OPERASI

Tahapan pada proses operasi manufaktur :

1. Project

Proses relatif tidak berulang, tingkat output rendah, variasi output tinggi.

Inventori disimpan dekat dengan lokasi proses tranformasi. Pengerjaan

dilakukan setelah perusahaan dan konsumen sepakat dengan produk

hasil jadi, waktu penyelesaian, dan pembayaran. Contoh: pembangunan

jembatan dan gedung.

2. Job shop

Keragaman barang jadi lebih sedikit, dan jumlah setiap jenis barang

lebih banyak. Proses transformasi dilaksanakan setelah konsumen

memesan dan proses setiap produk bisa sama atau berbeda. Contoh:

pabrik furniture.

3. Batch, cellular

Proses dilaksanakan di dalam satu cell (cellular) atau satu stasiun kerja

tersendiri. Jumlah output untuk satu jenis produk lebih banyak dari

proses job shop, dan proses dilakukan per batch.

4. Repetitive

Proses operasi repetitive dan flow disatukan sebagai proses line. Yang

membedakan adalah jenis barang yang diproses. Proses repetitive

mengelola barang-barang yang dapat dihitung (discrete). Contohnya:

pabrik elektronik dan pabrik botol.


5. Flow

Proses flowmerupakan proses jenis barang-barang yang tidak dapat

dihitung (continuous), seperti proses pengolahan bahan cair. Contohnya:

proses produksi bahan kimia, minyak dan gas bumi, serta proses

pembuatan susu.

Tahapan dalam proses operasi jasa meliputi :

1. Professional service

Menghasilkan output yang sangat beragam sesuai dengan permintaan

konsumen. Jumlah output relatif sedikit dan unik. Contohnya: jasa

konsultasi teknologi informasi, hukum dan arsitek.

2. Service shops

Menghasilkan output dengan keragaman yang lebih sedikit dari

professional service tetapi sudah standar. Jumlah output cukup tinggi.

Contohnya: pelayanan bank dan rumah makan.

3. Mass services

Menghasilkan output dengan keragaman rendah dan jumlah yang

banyak. Proses dilakukan berulang kali setiap konsumen membutukan

barang atau jasa. Contohnya pelayanan penjualan tiket kereta api.

3.4 TATA LETAK PROSES

1. Fixed layout – project (ETO, MTO)


Tenaga kerja, input, proses, dan output berkumpul di satu tempat. Proses

dilakukan pada satu lokasi yang disepakati. Biaya perpindahan barang

selama proses transformasi relatif kecil dan lead time paling tinggi

dibandingkan proses lainnya.

2. Process layout-intermittent, functional, cell layout, batch (MTO, ATO)

Proses transformasi bergerak sesuai lokasi dimana prises dijalankan.

Contoh:di sebuah rumah makan, peralatan makanan dikelompokkan

tersendiri, dan terpisah dari peralatan penyajian makanan.

3. Product layout-flow,continuous, repetitive (MTS)

Proses berjalan pada kecepatan yang tetap, dan inventori di antara

stasiun kerja relatif sedikit. Contoh : pada sebuah kantor penjualan tiket

kereta api.

Sistem untuk mendukung proses dan strategi operasi meliputi:

1. Kapasitas

Perhitungan kapasitas barang yang dapat ditampung oleh gudang.

2. Fasilitas

Peralatan yang dibutuhkan untuk menggerakan perpindahan barang yang

mendukung fast transportation system

3. Sumber daya manusia

Pelatihan yang mendukung tenaga kerja dalam menjalankan peralatan dan

control perpindahan barang.

4. Teknologi informasi
Memperlancar arus data yang akurat antarbagian, Contoh: EDI (electronic

data interchange) dan RFID (radio frequency identification)

3.5 DESAIN PRODUCT

Pada tahap desain dibutuhkan tim ahli yang berpengalaman dalam merekayasa,

mendesain, dan menyimulasi bagaimana bentuk dan fitur sebuah produk atau jasa.

Lalu melakukan tahap evaluasi apakah bagian pemasaran siap memasarkan

produk, apakah bagian produksi mampu memproduksi, apakah pemasok sanggup

mengirim bahan mentah, dan mempertimbangkan lainnya. Semakin mendekati

proses prototype, biasa mendesain meningkat. Maka jika ada kesalaha harus

diperbaiki pada tahap sebelumnya, bukan setelah produk selesai atau bahkan

produk telah diterima oleh konsumen.

D. KINERJA KEUANGAN

Kinerja keuangan yaitu suatu perusahaan menunjukkan kaitan yang cukup erat

dengan penilaian mengenai sehat atau tidak sehatnya suatu perusahaan. Sehingga

jika kinerjanya baik, maka baik pula tingkat kesehatan para perusahaan tersebut.

Menurut Sucipto (2003), pengertian kinerja keuangam yakni penentuan

ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau

perusahaan dalam menghasilkan laba. Sementara itu menurut IAI (2007)

dikemumukan bahwa kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam

mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya.


Menurut Mulyadi (2007) menguraikan pengertian kinerja keuangan ialah

penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan

karyawannnya sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya.

Beberapa kinerja keuangan yang bisa dipakai dalam menyusun strategi

manajemen operasi adalah :

1. ROI (Return on investment)

Kinerja yang mengukur efektivitas tingkat investasi terhadap tingkat

perolehan (pendapatan) dan dinyatakan dalam presentase. Sebuah

alternatif investasi semakin disukai tingkat ROI-nya semakin tinggi

ROI = ( pendapatan – Biaya investasi)

Biaya investasi

2. ROA (Return on asset )

Kinerja yang mengukur tingkat keuntungan dari aset perusahaan dalam

mendatangkan pendapatan , dinyatakan dalam presentase. ROA

menyatakan berapa besar keuntungan yang bisa diperoleh dari nilai aset.

ROA sangat berguna dalam membandingkan kinerja perusahaan yang

berkompetisi dalam industri sejenis.

ROA = Keuntungan

Total biaya
3. Break-Event Point (BEP)

BEP adalah suatu kondisi di mana suatu perusahaan berada di titik

imbang dengan tidak mengalami kerugian maupun mendapat keuntungan.

Maka dari itu, BEP sering juga disebut dengan analisis titik impas. Besar

jumlah keuntungan dan biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan

ada dalam jumlah yang sama.BEP digunakan untuk mengetahui kapan

uang yang anda hasil penjualan merupakan laba yang di dapat, terlepas

dari menutupi modal awal biaya produksi yang dikeluarkan.BEP dihitung

dengan :

BEP = Biaya total

Harga jual perunit – Biaya per unit

Contoh, sebuah usaha penyewaan komputer membeli sebuah komputer

Rp5.000.000 setiap orang yang menyewa komputer diokenakan biaya

penyewaan sebesar Rp25.000 per jam. Biaya yang di tanggung usahs ini

meliputi biaya listrik, air, dan gaji karyawan, yang dibebankan sebesar

Rp10.000 per jam kepada setiap penyewa, maka nilai BEP-nya adalah

BEP = Rp5.000.000

Rp25.000 – Rp10.000

=333,33 jam
4. Payback Period

Payback Period merupakan jumlah periode yang dibutuhkan

(misalnya dalam tahun) untuk mengembalikan dana yang ditanamkan

untuk investasi, atau waktu untuk mencapai break event point.

Pertimbangan disini adalah dana investasi dan pengembalian atau

penghsilan setiap tahun. Tingkat pengembalian ini menunjukkan beberapa

lama investasi awal terbayarkan, seeeemakin pendek jangka waktunya

maka semakin disukai. Konsep ini banyak digunakan untuk investasi.

Metode ini tidak mempertimbangkan time value of money, resiko

organisasi, dan opportunity cost yang mungkin timbul, berikut ini

merupakan contohnya.

a. Sebuah perusahaan melakukan investasi sebesar 100 juta rupiah,

dengan harapan pemasukan setelah investasi berjalan adalah sebesar

25 juta rupiah pertahun. Maka payback period itu adalah 100 juta :

Rp25 juta =4 tahun

b. Sebuah perusahaan menanamkan investasi sebesar 100 juta rupiah,

dengan perkiraan pendapatan sebesar 20 juta rupiah ditahun pertama;

25 juta rupiah ditahun kedua; pendapatan sebesar 20 juta rupiah di

tahun ketiga; 40 juta ditahun keempat; dan 42 juta rupiah ditahun

kelima.
Jika data tersebut disusun dalam bentuk table, maka akan menjadi seperti

data yang ada pada tabel dibawah ini.

Tahun ke- Cash flow Akumulasi

0 -100 -100

1 20 -80

2 25 -55

3 27 -28

4 40 12

5 42 54

Dengan demikian, perhitungan payback period-nya adalah ;

Tahun akumulasi

Payback period = Tahun akumulasi + Nilai negatif terakhir yang dipositifkan

negatif terakhir Cash flow pada tahun setelah nilai terakhir

28
=3+ = 3,7 tahun
40
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Manajemen operasional adalah merupakan proses pengambilan

keputusan tentang penggunaan sumber daya dari kegiatan produksi dalam

rangka menghasilkan barang atau jasa sehingga mencapai sasaran yaitu

tepat mutu, dengan alokasi biaya efesien dan efektif. Faktor tantangan

produktifitas: pengukuran produktifitas dan sektor jasa. Daur hidup produk

terdapat 4 tahap yaitu : perkenalan, perkembangan pendewasaan dan

decline ( penurunan) dan penurunan harga dan lain-lain.

B. SARAN

Setelah mengetahui kegiatan produksi dalam suatu perusahaan, maka

penuls menyarankan dan mengajak kepada pembaca agar dalam

menjalankan suatu produksi harus tahu terlebih dahulu terhadap penentuan

standart suatu produksi sehingga barang yang di produksi bisa di awasi

dalam kegiatannya.
DAFTAR PUSTAKA

Martono, Ricky Virona. 2018. Manajemen Operasi Konsep dan Aplikasi. Jakarta:

Salemba Empat

https://syafruldzulfikarfajri.blogspot.com/2012/03/konsep-dasar-manajemen-

operasi.html

http://lingkarlsm.com/manajemen-operasional-dan-strategi-operasional/

https;//www.karyaone.co.id

https;//tipsserbaserbi.blogggggggspot.com

Anda mungkin juga menyukai