Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAJEMEN OPERASI

“OPERASIONAL DAN PRODUKTIVITAS”


Dosen Pengampu : Siti Hanifa Sandri,SE.,M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Anju Dwi Putra (220304035)
2. Dea Salsabila (220304075)
3. Dinda Maharani (220304024)
4. Fadil Martias (220304022)
5. Fira Indarwati Ningsih (220304081)
6. Muhammad Ikbal Satria (220304020)
7. Okta Triandy Nasution (220304045)
8. Yaumil Akbar (220304061)
9. Yosan Trio Akbar (220304030)

PRODI STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
RIAU
PEKANBARU
2024

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya yang senantiasa melimpah kepada kita semua.
Shalawat serta salam tak lupa kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa rahmat bagi seluruh alam. Dalam kesempatan yang kali ini, dengan penuh rasa
syukur dan kerendahan hati, kami mempersembahkan makalah dengan judul “Operasional
Dan Produktivitas". Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memperluas pemahaman
kita tentang Operasional Dan Produktivitas.
Makalah ini merupakan hasil pengumpulan dan analisis berbagai sumber dan
referensi yang relevan dengan topik yang dibahas. Kami berharap bahwa makalah ini
dapat memberikan pemahaman yang lebih baik lagi. Kami ingin mengucapkan
terimakasih kepada dosen pengampu Ibu Siti Hanifa Sandri,SE.,M.Si. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat dan menjadi sarana untuk lebih mendalami materi Operasional
Dan Produktivitas. Dan apabila ada kesalahan kami memohon maaf yang sebesar
besarnya.

Pekanbaru, 10 Januari 2024

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................................i


Daftar Isi ....................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan ...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................2
2.1 Pengertian dari Manajemen Operasional ...................................................2
2.2 Pengertian dari Produktivitas ......................................................................3
2.3 Pengukuran Produktivitas ...........................................................................3
2.4 Variabel Produktivitas ................................................................................3
2.5 Pengertian Produktivitas .............................................................................4
2.6 Contoh kasus Operasi dan Produktivitas ....................................................5
BAB III PENUTUP ...................................................................................................7
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................7
3.2 Saran.............................................................................................................7
Daftar Pustaka ...........................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan
Keputusan yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan
pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka
manajemen operasi merupakan proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk
menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu,
tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu manajemen operasi mengkaji
pengambilan keputusan dalam fungsi produksi, atau operasi. Melalui kegiatan produksi atau
operasi segala sumber daya masukkan perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan
keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang jadi,
barang setengah jadi dan jasa. Oleh karena itu, kegiatan produksi atau operasi menjadi salah
satu fungsi utama perusahaan. Dalam penyusunan makalah in penulis memiliki maksud dan
tujúan. Adapun maksud penulis adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Operasi. Sedangkan tujuannya, penulis berharap agar makalah ini bisa memberikan sedikit
ilmu pengetahuan mengenai Manajemen operasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Manajemen Operasional?
2. Apa pengertian dari produktivitas?
3. Bagaimana cara pengukuran produktivitas?
4. Apa saja variabel produktivitas?
5. Apa pengertian dari produktivitas dan sektor jasa?
6. Bagaimana contoh kasus operasi dan produktivitas?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dari Manajemen Operasional
2. Untuk mengetahui pengertian dari produktivitas
3. Untuk mengetahui cara pengukuran produktivitas
4. Untuk mengetahui jenis-jenis variabel produktivitas
5. Untuk mengetahui pengertian dari produktivitas dan sektor jasa
6. Untuk mengetahui contoh kasus operasi dan produktivitas

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari Manajemen Operasional


Manajemen Operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam
bentuk. barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output dan harus memberikan nilai
tambah. Contohnya: Rotan mentah yang di ekspor dibandingkan dengan furniture. MO
adalah satu dari tiga fungsi utama dari setiap organisasi dan berhubungan secara utuh
dengan semua fungsi bisnis lainnya. Semua organisasi memasarkan (menjual), membiayai
(mencatat rugi laba), dan memproduksi (mengoperasikan), maka sangat penting untuk
mengetahui bagaimana aktivitas MO berjalan. Semua proses mulai dari input kemudian
proses transformasi kemudian dihasilkan output merupakan tanggung jawab manajemen
operasi.
Proses manajemen terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pengaturan pekerja,
pengarahan, dan pengendalian. Manajer operasi menerapkan manajemen ini pada
pengambilan keputusan dalam fungsi MO. Bidang MO masih terbilang muda, tetapi
sejarahnya amatlah kaya dan menarik. Peningkatan kehidupan kita dan disiplin ilmu MO
disebabkan adanya inovasi dan sumbangsih pemikiran banyak orang. Manajemen operasi
akan terus berkembang dengan adanya sumbangsih dari disiplin ilmu lain, termasuk teknik
industri dan sains manajemen. Penemuan dalam ilmu pasti (biologi, anatomi, kimia, fisika)
juga memberikan kontribusi pada kemajuan Manajemen Operasi.

Salah satu alasan MO merupakan ilmu yang menarik adalah ilmu ini selalu dihadapkap
kondisi yang selalu berubah. Berikut adalah tantangan yang berubah bagi manajer operasi
1. Fokus Global
Manajer operasi harus tanggap melihat penemuan-penemuan yang menghasilka
menggerakkan ide, produksi barang jadi secara cepat.
2. Kinerja just in time
Manajer operasi mengurangi persediaan pada setiap tingkatan, mulai dari bahan baku.
hingga barang jadi
3. Bersekutu dengan rantai pemasok
Pemasok biasanya memiliki keahlian yang unik, manajer operasi mencari pemasok dan
membina kemitraan jangka panjang dengan pihak yang mempunyai peran penting dalam
rantai- pemasok.
4. Pengembangan produk yang cepat
Manajer operasi mengatasinya dengan teknologi dan kerjasama yang lebih cepat dan
manajemen yang lebih efektif.
5. Kustomisasi massal
Manajer operasinya mengatasinya dengan proses produksi yang lebih fleksibel untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan.
6. Pemberdayaan pekerja
Manajer operasi mengalihkan lebih banyak proses pengambilan keputusan pada secara
perorangan.

2
7. Produksi yang peka lingkungan
Manajer operasi yang terus berusaha memperbaiki produktivitas lebih memperhatikan
perancangan produk dan proses-proses yang ramah lingkungan.
8. Etika
Manajer operasi bertanggung jawab dalam menghadapi tantangan untuk membina perilaku
yang etis.

2.2 Pengertian Produktivitas


Produktivitas adalah perbandingan antara output (barang dan jasa) dibagi input (sumber
daya seperti tenaga kerja dan modal). Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan dua
cara: pengurangan sementara menjaga output konstan, atau sebaliknya, peningkatan output
sementara menjaga input konstan. Ukuran produktivitas adalah satu cara yang baik untuk
menilai kemampuan sebuah Negara untuk dapat memperbaiki standar hidup rakyatnya.

2.3 Pengukuran Produktivitas


Pengukuran produktivitas dapat dilakukan secara sederhana. Sebagai contoh berikut:

Produktivitas =Satuan yang diproduksi


Jam Kerja Yang Dipakai

Perhitungan produktivitas membantu manajer menilai seberapa baik mereka bekerja


tetapi hasil dari keduanya ukurannya mungkin akan berbeda. Ukuran produktivitas
multifactor menyajikan informasi yang lebih baik mengenai pertukaran antarfaktor. tetapi
terdapat beberapa masalah dalam perhitungannya. Beberapa masalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Kualitas dapat berubah walaupun jumlah input dan output tetap.
2. Unsur eksternal dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan produktivitas pada
system.
3. Kurang atau bahkan tidak ada satuan pengukuran yang akurat.

2.4 Variabel Produktivitas


Peningkatan produktivitas bergantung pada tiga variabel produktivitas berikut :
1. Tenaga Kerja
Peningkatan kontribusi tenaga kerja pada produktivitas disebabkan oleh tenaga kerja
yang lebih sehat, lebih berpendidikan, dan bergizi baik. Berdasarkan sejarah, sekitar 10%
peningkatan produktivitas tahunan dikaitkan dengan adanya peningkatan kualitas tenaga
kerja.
2. Modal
Inflasi dan pajak meningkatkan biaya modal, serta membuat investasi menjadi mahal.
Saat modal yang diinvestasikan per pekerja menurun, produktivitas menurun. Manajer
menyesuaikan rencana investasi dengan perubahan-perubahan dalam biaya modal.
Berkonstribusi sekitar 38% dari peningkatan tahunan.

3
3. Manajemen
Manajemen merupakan faktor produksi dan sumber daya ekonomi. Manajemen
bertanggung jawab memastikan tenaga kerja dan modal digunakan secara efektif untuk
meningkatkan produktivitas. Berkonstribusi sekitar 52% dari peningkatan tahunan.

2.5 Pengertian Produktivitas


Sektor jasa mempunyai tantangan khusus dalam proses pengukuran produktivitas secara
akurat dalam peningkatan produktivitas. Kerangka analisis tradisional dari teori ekonomi
hanya berlandaskan pada aktivitas penghasil barang. Karenanya, banyak data ekonomi yang
dipublikasikan berkaitan dengan produksi barang. Bagaimanapun hasil penelitian
menunjukkan. meskipun ekonomi jasa sementara ini meningkat, kita mempunyai
pertumbuhan produktivitas yang lebih lambat.

Produktivitas di sektor jasa terbukti sulit untuk ditingkatkan karena pekerjaan di sektor jasa:
1. Biasanya membutuhkan tenaga kerja secara banyak (contoh: konseling, mengajar).
2. Biasanya diproses secara individu (contoh: konseling investasi).
3. Sering merupakan tugas intelektual yang dilakukan oleh seorang profesional (contoh:
diagnosa kesehatan).
4. Sering sulit untuk dimekanisasi dan diotomatisasi (contoh: potong rambut).
5. Kualitasnya sulit untuk dievaluasi (contoh: kinerja perusahaan konsultan hukum)..

Semakin intelektual dan pribadi suatu pekerjaan, maka semakin sulit pula mencapai
peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas yang rendah dalam sektor jasa
dikaitkan dengan peningkatan aktivitas yang rendah produktivitasnya dalam sektor jasa.
Termasuk di dalamnya aktivitas yang sebelumnya bukan merupakan bagian dari bisnis,
seperti tempat penitipan anak, penyiapan makanan, pembersihan rumah, dan jasa binatu.
Kegiatan ini telah dipindahkan keluar dari rumah dan masuk ke dalam ekonomi sejalan
dengan semakin. bertambahnya wanita yang terjun di dunia kerja. Aktivitas ini berdampak
pada produktivitas rendah yang terukur pada sektor jasa, walaupun sesungguhnya
produktivitas meningkat, karena aktivitas ini sekarang lebih efisien dari sebelumnya.

Bagaimanapun, terlepas dari kesulitan meningkatkan produktivitas di sektor jasa,


sejumlah perbaikan telah dilakukan. Sebuah artikel baru-baru ini di Harvard Business
Review menekankan konsep bahwa manajer dapat memperbaiki produktivitas di sektor jasa.
Si penulis menyatakan bahwa "alasan utama mengapa tingkat pertumbuhan produktivitas
terhenti di sektor jasa adalah. manajemen". Dan mereka terkejut akan apa yang terjadi saat
manajemen memberikan perhatian pada cara kerja yang seharusnya. Walaupun bukti-bukti
menunjukkan bahwa semua negara industri mempunyai masalah yang sama dengan
produktivitas di sektor jasa, Amerika Serikat
tetap menjadi pemimpin dunia dari segi produktivitas dan produkrivitas bidang jasa. Pada
bidang eceran, produktivitas Amerika Serikat lebih baik dua kali lipat dibandingkan
produktivitas Jepang, di mana hukum melindungi pemilik.

4
2.6 Contoh kasus Operasi dan Produktivitas
Sebagai ilustrasi, dimisalkan seorang pekerja pabrik sepatu kulit berpenghasilan sebesar
Rp.15.000,00 per hari. Dalam seharinya, dia mampu membuat sepatu sebanyak 15 unit.
Kalau ukuran komponen masukan dinyatakan dalam satuan kuantitas tenaga kerja, maka
angka produktivitas tenaga kerja adalah sebesar 15 unit per orang-hari (15 unit/lorang-hari
15). Namun, bila ukuran komponen masukan dinyatakan dalam satuan unit moneter, maka
hasil perhitungan angka produktivitas tenaga kerja sebesar 0,001 per rupiah per hari
(15/15.000).

Kemudian perusahaan merekrut pekerja baru yang memiliki ketrampilan lebih rendah
dengan penghasilan Rp.10.000,00 per hari. Secara bersama-sama, setiap harinya mereka
mampu menghasilkan 28 unit sepatu. Bila digunakan ukuran kuantitas fisik untuk mengukur
komponen masukan, maka angka produktivitas menjadi 14 unit per orang-hari. Ini berarti
bahwa produktivitas tenaga kerja setelah ada penambahan tenaga kerja baru menunjukkan
penurunan sebesar 6,7% (1/15-0,067 x 100%) dibanding sebelum ada tambahan tenaga kerja
baru. Akan tetapi, bila ukuran masukannya adalah unit moneter, maka produktivitas tenaga
kerja berada pada angka 0,00112 per rupiah-hari atau mengalami kenaikan sebesar 12%
(0,00012/0,001-0,12 x 100%) dari sebelumnya.

Hasil perhitungan yang terakhir ini ternyata memberikan informasi yang berlawanan
arah. dengan hasil perhitungan yang menggunakan cara pertama. Perbedaan hasil ukuran
produktivitas. tenaga kerja pada contoh di atas disebabkan oleh penggunaan satuan ukuran
masukan yang berbeda. Yang pertama, satuan masukan dinyatakan dalam kuantitas fisik
jumlah tenaga kerja. Bentuk matematik produktivitas akan menghitung angka rata-rata
keluaran dari setiap tenaga kerja. Ini berarti perhitungan tersebut secara implisit
mengasumsikan bahwa semua pekerja berada pada posisi yang sama.
Pada hal tidak demikian. Dua pekerja tersebut dalam contoh memiliki upah berbeda.
Perbedaan upah di sini menunjukkan perbedaan tingkat ketrampilan yang dimiliki.
Menghadapi keadaan semacam ini, kiranya menjadi lebih baik bila masukan tenaga kerja
dinilai secara relatif dalam satuan unit moneter.

Pengukuran produktivitas secara parsial memungkinkan


manajemen untuk memusatkan perhatian pada komponen masukan
tertentu. Lebih jauh, ukuran-ukuran operasional parsial memberikan
kemudahan untuk akses kinerja produktivitas karyawan operasional,
misalnya pekerja. Kinerja pekerja dapat dikaitkan dengan misalnya,
unit yang dihasilkan per jam, atau unit yang dihasilkan per kg bahan.
Dari ukuran-ukuran operasional parsial yang semacam itu, dapat
diperoleh umpan balik tentang kinerja karyawan operasional
schubungan dengan penggunaan komponen masukan tertentu yang
menjadi tanggung jawabnya.

5
Di sisi lain, ukuran-ukuran produktivitas parsial, bila digunakan
secara terpisah dan terdapat memberikan informasi yang menyesatkan.
Dalam kasus dimana terjadi penurunan produktivitas salah satu
komponen masukan, ada kemungkinan menyebabkan peningkatan
produktivitas pada komponen masukan yang lain. Demikian pula
sebaliknya. Jadi ada semacam. tradeoff yang bisa jadi dikehendaki
karena secara keseluruhan terjadi kenaikan produktivitas. Ini tidak akan
nampak bila digunakan ukuran parsial dan isolatif. Untuk memberikan
gambaran yang lebih konkrit berikut ini diberikan sebuah ilustrasi.
Misalkan saja sebuah unit usaha pada bulan yang lalu menghasilkan
barang sejumlah 10.000 unit, dengan biaya tenaga kerja dan peralatan
masing-masing sebesar Rp.50.000,00 dan Rp.25.000,00 per bulan.
Selanjutnya ada tawaran investasi untuk peralatan baru yang
lebih canggih untuk mengganti mesin yang ada. Meski biaya
perbulannya sebesar Rp.40.000,00, namun akan mengakibatkan
penghematan biaya tenaga kerja sebesar Rp.10.000,00. Bila tawaran
investasi tersebut dievaluasi dengan melihat produktivitas parsial dari
sisi tenaga kerja, maka akan diperoleh informasi yang mengarahkan
keputusan pada menerima tawaran itu. Ini karena dengan menerima
tawaran investasi mesin baru yang lebih canggih, produktivitas tenaga
kerja meningkat dari sebelumnya. Sebelum menggunakan peralatan
baru angka produktivitas parsial tenaga kerja sebesar 0,20 unit keluaran
per tenaga kerja-rupiah (10.000/50.000), sedang setelah digunakannya
mesin yang lebih canggih produktivitas tenaga kerja mencapai 0,25 unit
keluaran per tenaga kerja-rupiah (10.000/40.000).
Akan tetapi, bila investasi mesin baru yang ditawarkan seperti
dalam ilustrasi dievaluasi dengan cara yang berbeda, yakni dengan
melihat akibatnya terhadap produktivitas total, maka informasi yang
diperoleh dari hasil perhitungan produktivitas total tenaga kerja dan
mesin akan membawa pada keputusan menolak tawaran itu.
Produktivitas total tenaga kerja dan mesin menunjukkan penurunan dari
0,133 unit keluaran per rupiah masukan (10.000/(50.000+25.000))
menjadi 0,125 unit keluaran per rupiah masukan (10.000/(40.000-
40.000)).
Penurunan produktivitas total disebabkan oleh kenaikan
produktivitas parsial tenaga kerja di satu sisi, tidak dapat menutup
penurunan produktivitas mesin di sisi lain. Dengan demikian, dalam
kasus-kasus yang memiliki kemungkinan adanya tradeoff produktivitas
parsial inter komponen masukan, dianjurkan untuk menggunakan
ukuran produktivitas total. Namun demikian, penggunaan ukuran
produktivitas parsial maupun total secara bersamaan, akan memberikan
informasi yang jauh lebih lengkap bagi manajemen untuk analisis dan
pengambilan keputusan, karena manajemen memperoleh gambaran

6
lengkap mengenai dampak dari keputusannya terhadap keseluruhan
produktivitas, sekaligus dampaknya secara spesifik terhadap
produktivitas parsial dari setiap komponen masukan. Ukuran
produktivitas memberi manajer operasi suatu petunjuk tentang
bagaimana meningkatkan produktivitas, yakni meningkatkan numerator
dari ukuran produktivitas, atau menurunkan denominator, atau
keduanya.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen operasional adalah merupakan proses pengambilan
keputusan tentang penggunaan sumber daya dari kegiatan produksi
dalam rangka menghasilkan barang atau jasa sehingga mencapai
sasaran yaitu tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu, dengan alokasi
biaya yang efisien dan efektif.
Faktor Tantangan Produktifitas: Pengukuran Produktifitas, Variabel
Produktifitas, Produktifitas & Sektor Jasa.
Daur Hidup produk terdapat 4 tahap yaitu Perkenalan,
Perkembangan, Pendewasaan dan Decline (Penurunan) dan penurunan
sendiri dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu menggunakan iklan.
Penurunan harga, dll

3.2 Saran
Setelah mengetahui kegiatan produksi dalam suatu perusahaan,
maka penulis menyarankan dan mengajak kepada pembaca agar dalam
menjalankan suatu produksi harus tahu terlebih dahulu terhadap
penentuan standart suatu produksi sehingga barang yang di produksi
bisa di awasi dalam kegiatannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://kuliah-manajemen.blogspot.co.id/2019/11/manajemen-perasional.html

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/lokasi-perusahaan

http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-siklus-hidup-produk-product-life-cycle/

http://ariferari.blogspot.co.id/2020/02/makalah-manajemen-operasional.html

http://www.kembar.pro/2020/11/pengertian-ruang-lingkup-fungsi-manajemen-
operasional.html

http://manajemenoperasilt3d.blogspot.co.id/2019/01/manajemen-operasi-kelompok2-arya-ce-
es.html

http://www.pendidikanekonomi.com/2019/07/fungsi-manajemen-operasi.html

Anda mungkin juga menyukai