Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

RUANG LINGKUP
DAN STRATEGI MANAJEMEN PRODUKSI

OLEH:
KELOMPOK

1. PASIFIKUS PIRA
2. DICKY AFRIZAL UDJU
3. YUNITA MAUKALING
4. YADEL NIAB

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERUSAHAAN
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa, karena
berkat limpahan ranmat dan hidayah-Nya kepada kami semua. Makalah ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktunya yang diharapkan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah manajemen produksi dan oprasional.
Dalam penulisan makalah ini pembuat menyadari masih banyak kesalahan yang perlu
di perbaiki besama, untuk itu kritik dan sarannya perlu untuk disampaikan kepada kami. Agar
penulisan makalah selanjutnya akan lebih baik dan sekaligus sebagai upaya perbaikan
danpenyempurnaan dimasa yang akan datang. akhirnya kurang dan lebihnya kami ucapkan
banyak terima kasih, penulis berharap makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri lebih-lebih
kepada seluruh pembaca pada umumnya.

Kupang 13 april 2018


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Istilah produksi dan operasi sering dipakai dalam suatu organisasi yang menghasilkan
keluaran output, baik berupa barang maupun jasa. Secara umum produksi diartikan sebagai
suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil
keluaran (output). Dengan dasar pengertian itu, di dalam kegiatan menghasilkan barang atau
jasa, dapat diukur kemampuan menghasilkan atau transformasinya, yang sering dikenal
dengan apa yang disebut dengan produktivitas untuk setiap masukan (input) yang
dipergunakan, kecuali bahan.
Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya dimaksud sebagai kegiatan yang
menghasilkan barang, baik barang jadi, barang setengah jadi, bahan industri, suku cadang,
dan komponen. Karena adanya batasan pengertian produksi dalam arti sempit, maka
dipergunakanlah istilah produksi dan operasi, sehingga mencakup pembahasan dalam arti
luas untuk kegiatan masukan (inputs) menjadi keluaran (output) yang berupa barang atau
jasa.
Pengertian produksi dan operasi dalam ekonomi adalah merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan atau utilitas suatu
barang atau jasa. Yang terkait dalam pengertian produksi dan operasi adalah penambahan
atau penciptaan kegunaan atau utilitas karena bentuk dan tempat, sehingga membutuhkan
faktor-faktor produksi. Dalam ilmu ekonomi faktor-faktor produksi terdiri atas tanah atau
alam, modal, tenaga kerja, dan keterampilan manajerial(managerial skills) serta keterampilan
teknis dan teknologi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Manajemen Produksi, Perkembangan, Proses dan Ruang Lingkup Manajemen
Produksi ?
2. Apa maksud Strategi, Manufaktur dari Manajemen Produksi ?
3. Bagaimana Menentukan Letak dan Lokasi Bisnis ?
4. Bagaimana Menempatkan Fasilitas Pabrik ?
5. Apa Pengertian Manajemen Operasi dan Lingkungannya ?
6. Bagaimana Pembuatan Keputusan Dalam Produksi/Operasi ?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan utama pembuatan makalah ini untuk memenuhi nilai mata kuliah MANAJEMEN
PEODUKSI. Selanjutnya untuk memaparkan pengertian produksi dan manajemen produksi,
menjelaskan bagaimana proses produksi
BAB II

PEMBAHASAN

A. RUANG LINGKUP MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI

Pada masa lalu pengertian produksi hanya dikaitkan dengan unit usaha fabrikasi yaitu yang
menghasilkan barang-barang nyata seperti mobil, perabot, semen dsb, namun pengertian
produksi pada saat ini menjadi semakin meluas. Produksi sering diartikan sebagai aktivitas
yang ditujukan untuk meningkatkan nilai masukan (input) menjadi keluaran (output). Dengan
demikian maka kegiatan usaha jasa seperti dijumpai pada perusahaan angkutan, asuransi,
bank, pos, telekomunikasi, dsb menjalankan juga kegiatan produksi. Secara skematis sistem
produksi dapat digambarkan sbb:

Skema Sistem Produksi

Ada sekurang–kurangnya 4 perbedaan pokok antara usaha jasa dan usaha pabrikasi, yaitu : a.
Dalam unit usaha pabrikasi keluarannya merupakan barang real sehingga produktovitasnya
akan lebih mudah diukur bila dibandingkan dengan unit usaha jasa yang keluarannya berupa
pelayanan b. Kualitas produk yang dihasilkan dari usaha pabrikasi lebih mudah ditentukan
standarnya c. Kontak langsung dengan konsumen tidak selalu terjadi pada usaha pabrikasi
sedangkan pada usaha jasa kontak langsung dengan konsumen merupakan suatu yang tidak
dapat dielakkan d. Tidak akan dijumpai adanya persediaan akhir di dalam usaha jasa sedang
dalam usaha pabrikasi adanya persediaan sesuatu yang sulit dihindarkan.
Secara garis besar transformasi produksi dapat diklasifikasikan :

Transformasi pabrikasi yaitu suatu transformasi yang bersifat diskrit dan menghasilkan
produk nyata. Suatu transformasi dikatakan bersifat diskrit bila antara suatu operasi dan
operasi yang lain dapat dibedakandengan jelas seperti dijumpai pada pabrik mobil, misalnya.

Transformasi proses yaitu suatu transformasi yang bersifat continue dimana diantara operasi
yang satu dengan operasi yang lain kurang dapat dibedakan secara nyata, seperti dijumpai
pada pabrik pupuk dan semen, misalnya.

Transformasi jasa yaitu suatu transformasi yang tidak mengubah secara fisik masukan
menjadi keluaran; dalam hal ini secara fisik keluaran akan sama dengan masukan, namun
transformasi jenis ini akan meningkatkan nilai masukannya, misalnya pada perusahaan
angkutan. Sistem transformasi jasa sering disebut sebagai system operasi

Menurut Zulian Yamit (2003) Karakteristik dari sistem manajemen operasi adalah :

 Mempunyai tujuan, yaitu menghasilkan barang dan jasa


 Mempunyai kegiatan, yaitu proses transformasi
 Adanya mekanisme yang mengendalikan pengoperasian
 Ada tiga aspek yang saling berkaitan dalam ruang lingkup manajemen operasi, yaitu :
 Aspek struktural yaitu aspek yang memperlihatkan konfigurasi komponen yang
membangun sistem manajemen operasi dan interaksinya satu sama lain.
 Aspek fungsional yaitu aspek yang berkaitan dengan manajemen dan organisasi
komponen struktural maupun interaksinya mulai dari perencanaan, penerapan,
pengendalian maupun perbaikan agar diperoleh kinerja optimum.
 Aspek lingkungan memberikan dimensi lain pada sistem manajemen operasi yang
berupa pentingnya memperhatikan perkembangan dan kecenderungan yang terjadi di
luar sistem.

Ruang lingkup manajemen operasi berkaitan dengan pengoperasian sistem operasi, pemilihan
serta penyiapan sistem operasi yang meliputi keputusan tentang :

 Perencanaan output
 Desain proses transformasi
 Perencanaan kapasitas
 Perencanaan bangunan pabrik
 Perencanaan tata letak fasilitas
 Desain aliran kerja
 Manajemen persediaan
 Manajemen proyek
 Scheduling
 Pengendalian kualitas
 Keandalan kualitas dan pemeliharaan

Sedangkan menurut Krajewsky dan Ritsman (1987) dalam Zulian Yamit, memberikan tiga
aspek dalam manajemen operasi, yaitu :

 Manajemen operasi dilihat dari segi fungsi


 Manajemen operasi dilihat dari segi profesi
 Manajemen operasi dilihat dari segi pengambilan keputusan

Ruang Lingkup Manajemen Produksi

PERANAN MANAJER OPERASI DAN PRODUKSI

Manajemen Produksi dan Operasi menawarkan kesempatan profesi sebagai contoh: direktur
operasi, direktur pabrik, manajer operasi, manajer pengawasan produk, manajer lapang,
asisten manajer, dan lain sebagainya. Beberapa tugas yang harus dilakukan oleh Manajer
Operasi adalah :

 Menentukan dan mengatur letak lahan pertanian dengan letak pabrik penanganan
pasca panen
 Menentukan dan mengatur letak gudang persediaan dan mesin yang efisien agar tidak
menyita waktu dalam gerakan
 Melakukan pemeliharaan peralatan di lahan pertanian dan pabrik agar menjamin
keandalan dan kontinuitas operasi
 Mengurangi bagian produk yang rusak atau memperbaiki proses produksi untuk
menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya yang rendah
 Menentukan input yang akan dibuat atau dibeli
 Menentukan atau memperbaiki jadwal kegiatan usahatani atau kegiatan proses
produksi pasca panen
 Mengevaluasi biaya tenaga kerja jika ada penambahan tenaga kerja baik di lapang
maupun di kantor
 Mengurangi jika memungkinkan menghapuskan pemborosan
 Memperpendek waktu persiapan untuk mengurangi waktu proses
 Dan lain-lain

Kegiatan yang demikian banyaknya, maka peran dari manajer operasional sangatlah strategis
dalam menciptakan sistem produksi yang ampuh untuk membuat produk secara efisien.

PROSES PRODUKSI

Proses produksi adalah merupakan suatu cara, metode, maupun teknik bagaimana
penambahan manfaat atau penciptaan faedah baru, dilaksanakan dalam perusahaan. Untuk
dapat memisahkan jenis proses produksi dalam perusahaan dengan baik, maka kita perlu
untuk mengetahui terlebih dahulu dari mana atau dari sudut pandangan apa kita akan
mengadakan pemisahan jenis dari proses produksi tersebut. Masing-masing dari sudut
pandangan ini, akan mempunyai arti dan kegunaan sendiri-sendiri yang berbeda antara satu
dengan yang lain, sehingga sebenarnya pemisahan proses produksi dalam perusahaan tersebut
akan dapat disesuaikan dengan tujuan pemisahan proses produksi dalam perusahaan itu
sendiri. Adapun proses produksi dalam perusahaan ini pada umumnya akan dapat dipisahkan
menurut beberapa segi, dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
Jenis Proses Produksi

Proses produksi pada umumnya dapat dipisahkan menurut berbagai segi. Pemilihan sudut
pandang yang akan digunakan untuk pemisahan proses produksi dalam perusahaan ini akan
tergantung untuk apa pemisahan tersebut dilaksanakan serta penentuan tipe produksi
didasarkan faktor seperti volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, kualitas produk
yang diisyaratkan dan peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses.

1. Jenis proses produksi ditinjau dari segi wujud proses produksi

Proses produksi kimiawi; Proses produksi kimiawi merupakan suatu proses produksi yang
menitikberatkan kepada adanya proses analisa atau sintesa serta senyawa kimia. Contoh
perusahaan obat-obatan, perusahaan tambang minyak dan lain-lain.

Proses produksi perubahan bentuk; Proses perubahan bentuk adalah proses produksi
dimana dalam pelaksanaannya menitikberatkan pada perubahan masukan (input) menjadi
keluaran (output) sehingga didapatkan penambahan manfaat atau faedah dari barang tersebut.
Contohnya perusahaan mebel, perusahaan garmen dan lain-lain.

Proses produksi assembling; Proses produksi assembling merupakan suatu proses produksi
yang dalam pelaksanaan produksinya lebih mengutamakan pada proses penggabungan dari
komponen-komponen produk dalam perusahaan yang bersangkutan atau membeli komponen
produk yang dibeli dari perusahaan lain. Contohnya perusahaan yang memproduksi peralatan
elektronika, perakitan mobil dan lain sebagainya.

Proses produksi transportasi; Proses produksi transportasi merupakan suatu proses


produksi dengan jalan menciptakan jasa pemindahan tempat dari barang ataupun manusia.
Dengan adanya pemindahan tempat tersebut maka barang atau manusia yang bersangkutan
ini akan mempunyai kegunaan atau merasakan adanya tambahan manfaat. Contohnya
perusahaan kereta api, perusahaan angkutan dan lain-lain.

Proses produksi penciptaan jasa administrasi; Proses produksi penciptaan jasa


administrasi adalah suatu proses produksi yang memberikan jasa administrasi kepada
perusahaan-perusahaan yang lain atau lembaga-lembaga yang memerlukannya. Pemberian
metode penyusunan, penyimpanan dan penyajian data serta informasi yang diperlukan oleh
masing-masing perusahaan yang memerlukannya merupakan jasa yang diproduksi oleh
perusahaan-perusahaan semacam ini. Contohnya lembaga konsultan manajemen dan
akuntansi, biro konsultan manajemen, dan lain-lain.

2. Jenis proses produksi ditinjau dari segi arus proses produksi

a) Proses produksi terus-menerus (continuous processes)


Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi yang mempunyai pola atau urutan
yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan.

Ciri-ciri :
1) Produksi dalam jumlah besar, variasi produk sangat kecil dan sudah distandarisir.
2) Menggunakan product lay out atau departmentation by product.
3) Mesin bersifat khusus.
4) Operator tidak mempunyai keahlian yang tinggi.
5) Salah satu mesin/ peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi terhenti.
6) Tenaga kerja sedikit.
7) Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil.
8) Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan dan pengalaman yang banyak.

Kebaikan:

 Biaya per unit rendah bila produk dalam volume yang besar dan distandardisir.
 Pemborosan dapat diperkecil karena menggunakan tenaga mesin.
 Biaya tenaga kerja rendah.
 Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah karena jaraknya lebih pendek.

Kekurangan:

 Terdapat kesulitan dalam perubahan produk.


 Proses produksi mudah terhenti yang menyebabkan kemacetan seluruh proses
produksi.
 Terdapat kesulitan menghadapi perubahan tingkat permintaan.

b) Proses produksi terputus-putus (intermitten processes)

Proses produksi terputus-putus adalah suatu proses produksi dimana arus proses yang ada
dalam perusahaan tidak selalu sama.
Ciri-ciri:

 Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat besar.


 Menggunakan mesin-mesin bersifat umum dan kurang otomatis.
 Operator mempunyai keahlian yang tinggi.
 Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan di salah satu
mesin.
 Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.
 Persediaan bahan mentah tinggi.
 Membutuhkan tempat yang besar.

Kelebihan:

Fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk yang berhubungan dengan
mesin bersifat umum yaitu system pemindahan menggunakan tenaga manusia, diperoleh
penghematan uang dalam investasi mesin yang bersifat umum dan proses produksi tidak
mudah terhenti, walaupun ada kerusakan di salah satu mesin.

Kekurangan:

 Dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak karena produk berbeda tergantung
pemesanan.
 Pengawasan produksi sangat sukar dilakukan.
 Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses cukup besar.
 Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan sangat tinggi, karena menggunakan banyak
tenaga kerja dan mempunyai tenaga ahli.

c) Proses produksi campuran

Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan
terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan
berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.

3. Jenis proses produksi ditinjau dari segi keutamaan proses produksi

Pada umumnya manajemen perusahaan akan mengadakan pemisahan jenis proses produksi
dalam perusahaan atas dasar keutamaan proses produksi dalam perusahaan yang
bersangkutan yaitu proses produksi utama dan proses produksi bukan utama. Adapun proses
produksi utama meliputi:

 Proses produksi terus-menerus merupakan proses produksi yang mempunyai pola atau
urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan.
 Proses produksi terputus-putus ialah suatu proses produksi dimana arus proses yang
ada dalam perusahaan tidak selalu sama.
 Proses produksi proses yaitu suatu proses produksi yang terjadi saat produksi itu
terjadi.
 Proses produksi proses yang sama merupakan sebuah proses produksi yang dilakukan
secara bersamaan dalam sebuah perusahaan.
 Proses produksi proyek khusus merupakan suatu proses produksi yang dilakukan
perusahaan dalam sebuah proyek tertentu yang sedang ditangani oleh perusahaan
tersebut.
 Proses produksi industri berat merupakan proses produksi yang dilakukan oleh sebuah
industri yang menggunakan tenaga mesin-mesin besar dalam proses produksi seperti
pabrik baja dan pabrik besi. Proses produksi bukan utama meliputi:
 Penelitian yaitu metode produksi yang dilakukan melalui sebuah pencarian sumber
pengetahuan terlebih dahulu sebelum melakukan produksi.
 Model ialah proses produksi untuk memberikan gambaran produksi yang dilakukan
oleh perusahaan.
 Prototipe yaitu bentuk awal produksi atau standar dari entitas yang memiliki
perbedaan yang unik namun belum tentu berbentuk fisik.
 Percobaan merupakan proses produksi awal sebagai permulaan dalam pembentukan
produk, biasanya dalam uji coba produk baru.
 Demonstrasi ialah pola produksi yang dilakukan untuk memaparkan hasil dari
produksi sebuah perusahaan yang telah terjadi.

4. Jenis proses produksi ditinjau dari segi penyelesaian proses produksi

Tujuan pemisahan proses produksi menurut segi penyelesaian proses ini pada umumnya
untuk mengadakan pengendalian kualitas dari proses produksi di dalam perusahaan yang
bersangkutan. Pada umumnya dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Proses produksi tipe A

Proses produksi ini merupakan suatu tipe dari proses produksi dimana dalam setiap tahap
proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan dapat diperiksa secara mudah. Dengan
demikian pengendalian proses dapat dilaksanakan pada setiap tahap proses, sesuai dengan
yang dikehendaki oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan.

b. Proses produksi tipe B

Proses produksi tipe ini merupakan suatu proses produksi dimana di dalam penyelesaian
proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan akan terdapat beberapa ketergantungan
dari masing-masing tahap proses produksi, pemeriksaan hanya dapat dilaksanakan pada
beberapa tahap tertentu saja. Dengan demikian pengendalian proses produksi yang
dilaksanakan dalam perusahaan akan terbatas kepada beberapa tahap proses yang dapat
diperiksa secara mudah.
c. Proses produksi tipe C

Perusahaan yang penyelesaian produksinya termasuk di dalam kategori proses produksi tipe
C ini adalah perusahaan yang melaksanakan proses penggabungan atau pemasangan
(assembling). Pelaksana proses produksi dalam perusahaan tersebut dilakukan dengan
pemasangan atau penggabungan komponen-komponen produk.

d. Proses produksi tipe D

Proses produksi tipe ini merupakan proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan
dengan menggunakan mesin dan peralatan produksi otomatis. Mesin dan peralatan produksi
yang dipergunakan dalam perusahaan tersebut dilengkapi dengan beberapa peralatan khusus
untuk melaksanakan pengendalian proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.

e. Proses produksi tipe E

Proses produksi ini merupakan proses produksi dari perusahaan-perusahaan dagang dan jasa.
Pelaksanaan proses produksi yang agak berbeda dengan perusahaan-perusahaan semacam ini
menjadi agak berbeda dengan beberapa perusahaan yang melaksanakan processing dalam
proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan yang bersangkutan

B. STRATEGI PRODUK

Strategi produk adalah suatu strategi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan yang berkaitan
dengan produk yang dipasarkannya dan juga berhubungan pula dengan hal-hal lain atau
atribut lain yang melekat pada produk tersebut. Hanya dengan kepuasaan konsumen maka
perusahaan akan mendapatkan keuntungan, jadi kepusaan konsumen haruslah menjadi dasar
utama bagi perencanaan strategi produk. Dengan demikian produsen atau penjual harus
menyediakan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Suatu atribut produk dapat
membedakan antara satu produk yang dipasarkan oleh perusahaan yang satu dengan produk
yang sama yang ditawarkan oleh perusahaan lain. Strategi produk yang telah dilaksanakan
oleh suatu perusahaan haruslah selalu dievaluasi apakah atribut-atributnya betul-betul sudah
cocok atau sesuai dengan selera serta keinginan konsumen yang mana akan selalu mengalami
pergeseran serta pekembangan. Strategi produk yang tepat akan menempatkan perusahaan
dalam suatu posisi persaingan yang lebih unggul dari para pesaingnya yang disebabkan
karena strategi produk yang tepat akan menciptakan kondisi bahwa produk yang dipasarkan
itu akan dapat menjual dirinya sendiri. Oleh karena itu maka strategi produk haruslah
dilaksanakan dangan seoptimal mungkin sesuai dengan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan.
Produk adalah segala sesuatu yang diharapkan yang dapat memenuhi kebutuhan
manusia ataupun organisasi. Produk yang berhasil berarti produk yang dapat benar-benar
memenuhi kebutuhan dan keinginan atau selera konsumennya. Sebaliknya produk yang gagal
adalah produk yang tidak mampu memenuhi kebutuhan serta selera konsumennya.
Keberhasilan suatu produk diukur dari kemampuan produk itu untuk memenuhi kebutuhan
sejumlah manusia yang cukup luas. Jadi dengan kata lain harus mampu memperoleh
keberhasilan ekonomis yang tinggi. Suatu produk yang baru yang akan berhasil serta akan
mulai diperkenalkan atau dilansir (lounching the new product) haruslah direncankan dengan
teliti agar nantinya dapat menjadi produk yang berhasil. Keberhasilan itu akan sangat
ditentukan oleh sifat-sifat yang terkandung dalam produk tersebut baik sifat yang kasat mata
maupun yang tidak kasat mata. Sifat-sifat produk tersebut merupakan komponen-komponen
yang membentuk disebut dengan atribut produk, yang dapat berupa bentuknya yang manis,
daya tahannya yang tinggi, warnanya yang menarik, ataupun mereknya yang sudah terkenal
bahkan bisa saja berupa pelayanan purna jual yang berupa service atau reparasinya dsb.
Keberhasilan dari suatu produk baru yang mulai diperkenalkan atau diintroduksikan di pasar
dapat memakan waktu yang lama akan tetapi ada pula yang cepat dikenal dan disenangi
konsumen. Perjalanan hidup suatu produk dari mulai diperkenalkan sampai mati itu disebut
“siklus hidup produk” atau “daur hidup produk” atau “product life cycle”.
Perusahaan yang berusaha memasarkan bermacam-macam produk sering disebut
menjalankan “product portfolio” atau “portofolio produk”. Produk dapat mencakup benda
fisik, jasa, prestise, tempat, organisasi ataupun idea. Berdasarkan atas pengertian produk
diatas , maka terdapat 3 aspek dari produk yang perlu diperhatikan agar memudahkan dalam
mempelajari strategi produk antara lain:
1. Produk inti (core product)
Produk inti merupakan manfaat inti yang ditampilkan oleh suatu produk kepada konsumen
dalam memenuhi kebutuhan serta keinginannya. Dengan kata lain manfaat produk yang
diharapkan itulah yang merupakan produk inti, dengan demikian tugas utama pemasaran
adalah menjual manfaat inti dari produk yang dipasarkannya. Masing-masing produk
memiliki produk inti atau manfaat inti sendiri-sendiri. Dalam membahas masalah produk inti
dapat menghubungkannya dengan suatu konsep yang dikenal sebagai konsep “ GENERIC
PRODUCT “ atau “ PANGKAL PRODUK “ yang merupakan manfaat utama atau pangkal
manfaat dari suatu produk. Suatu produk mungkin memberikan manfaat-manfaat tambahan
yang lain lagi kepada konsumen.
2. Produk yang diperluas ( augmented product)
Mencakup berbagai tambahan manfaat yang dapat dinikmati oleh konsumen dari produk inti
yang dibelinya yang dapat berupa pemasangan instalasi, pemeliharaan, pemberian garansi
serta pengirimannya. Semakin banyak manfaat yang ditambahkan yang terkandung dalam
suatu produk akan menjamin keberhasilan produk tersebut dipasarkan. Perluasan manfaat
suatu produk dapat dilakukan dengan memahami serta kemudian menerapkan suatu konsep
yang disebut konsep “GENERIC NEED” atau “PANGKAL KEBUTUHAN” adalah manfaat
riil yang dibutuhkan dan diharapkan oleh pembeli terhadap produk yang dibelinya itu.
3. Produk formal (formal product)
Produk yang merupakan penampilan atau perwujudan dari produk inti maupun perluasan
produk. Produk formal inilah yang lebih dikenal oleh kebbanyakan pembeli sebagai daya
tarik yang tampak langsung atau tangible offer dimata konsumen. Dalam hal ini ada 5
komponen yang terdapat pada produk formal yaitu :
 Desain / bentuk / coraknya.
 Daya tahan / mutunya.
 Daya tarik / keistimewaan.
 Pengemasan / bungkus.
 Nama merk / brand name.
Jenis-jenis atau klasifikasi produk
Berikut merupakan susunan dari klasifikasi produk yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Barang tahan lama
Barang yang bewujud yang biasanya untuk dipakai dalam waktu lama, misalnya alat
perlengkapan rumah tangga. Penjualan dan penawaran barang tahan lama pada umumnya
dilakukan dengan cara memotivasi pembeli dengan pendekatan pribadi (personal selling),
memberikan penjelasam tentang keunggulan barang yang ditawarkannya, kontinuitas
supplaynya dan dalam hal ini biasanya memerlukan banyak garansi pelayanan purna pembeli.
b. Barang tidak tahan lama
Barang yang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi satu kali pemakaian. Misalnya
makanan dan minuman. Barang ini sering dibeli oleh karena itu haruslah mudah didapat
(banyak pengecer) dan pembeli dimotivasi untuk mencoba produk serta membangun
preferensi atau pilihannya melalui iklan yang insentif.
c. Jasa
Produk yang tidak berwujud biasanya berupa pelayanan yang dibutuhkan oleh konsumen.
Perusahaan yang memasarkan jasa antara lain salon kecantikan, rumah sakit dan universitas.
Pelayanan jasa diutamakan harus menjaga mutu, kredibilitas perusahaan pemberi jasa dan
mudah menyesuaikan perkembangan.
d. Barang konsumsi
Barang yang dibeli oleh masyarakat untuk dipakai sendiri atau dikonsumsikan sendiri guna
memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pemasaran bagi produk ini pada umumnya banyak
mengandung aspek nonteknisnya atau banyak mengandung sosial budaya atau generic need
terhadap strategi pemasarannya baik dalam produknya, harganya,distribusinya maupun
promosinya. Dalam pembelian barang jenis ini lebih banyak unsur emosionalnya dari pada
unsur rasionalnya. Meskipun unsur rasional tetap ada akan tetapi aspek emosional atau sosial
budaya akan sangat banyak pengaruhnya dalam proses pengambilan keputusan untuk dari
para konsumen.
Barang konsumen atau barang konsumsi ini dapat dibedakan menjadi beberapa jenis lagi
yaitu:
 Barang konvenien atau kebutuhan hidup sehari-hari
Barang-barang ini akan dibutuhkan oleh masyarakat setiap hari untuk kehidupannya
sehari-hari yang memiliki sifat-siafat tertentu yaitu bahwa frekuensi pembelian tinggi dan
konsumen berkeinginan hanya dengan sedikit usaha untuk mendapatkannya. Dalam proses
pemasaran haruslah menjangkau konsumen yang sedekat mungkin dengan mereka. Sebagai
contoh dari produk ini adalah beras dan sayuran. Barang konvenein ini masih dapat
dibedakan lagi menjadi 3 yaitu:
 Bahan kebutuhan pokok
Barang yang merupakan kebutuhan hidup sehari-hari, tanpa barang tersebut konsumen tidak
dapat bertahan hidup.
 Barang impulsive
Barang yang biasanya dibeli tanpa rencana dimana konsumen secara mendadak setelah
melihat barang tersebut di toko atau di jalan maka dia lalu tertarik dan kemudian membelinya
yang tak direncanakan (implus buying).
 Barang darurat
Barang yang dibeli untuk kebutuhan yang mendadak biasanya yang tidak dapat di tunda.
 Barang shopping
Barang kebutuhan pelengkap yang mana terhadap barang tersebut dalam proses pemilihan
dan pembeliannya, konsumen terlebih dahulu memperbandingkan dan mempertimbangkan
(meliputi perbandingan keserasian, mutu, harga, warna, model dan sebagainyaa) dengan
matang berbagai hal yang berkaitan dengan barang tersebut. Frekuensi pembeliannya jarang
dengan jumlah pembelian atau pengeluaran yang cukup tinggi. Karena sifatnya yang mahal
maka konsumen pada umumnya selalu membanding-bandingkan harga antara produk yang
satu dengan yang lain terlebih dahulu sebelum mereka memutuskan untuk membeli barang
tersebut dan karena itulah disebut sebagai barang shopping karena konsumen mesti harus
pergi ke toko-toko dahulu atau shopping dahulu untuk membeli produk tersebut.
 Barang special atau barang mewah
Barang kebutuhan sehari-hari yang pada umumnya harganya mahal dan kebutuhannya
tidak banyak jumlahnya serta frekuensi pembeliannya pun sangat kecil. Pada suatu saat
mungkin setelah terjadi perkembangan penghasilan masyarakat maka akan terjadi pergeseran
terhadap penggolongkan barang mewah itu.
Barang-barang konsumsi yang berada di dalam barang konvenein, barang shopping dan
barang special tersebut akan selalu mengalami pergeseran sebagai akibat dari kemajuan
masyarakat.
e. Barang industry atau barang industrial
Barang yang dibeli oleh perorangan atau organisasi dengan tujuan untuk
dipergunakan dalam menjalankan suatu bisnis atau untuk berusaha lagi. Setelah dibelinya
dapat langsung diperjualbelikan kembali atau mungkin harus diolah terlebih dahulu. Para
pedagang pengecer yang membeli barang dagangan dari pabrik untuk dijual kembali tanpa
harus mengelolah barang dagangan yaitu pun merupakan barang industry. Perbedaan barang
industry dengan barang konsumsi terletak pada tujuan pembeliannya.
Barang industrial dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:
 Bahan baku
Kebutuhan pokok dari suatu industry yang akan menghasilkan suatu produk atau barang.
Misalnya pabrik kain membutuhkan benang sebagai bahan dasarnya.
 Bahan pembantu
Sesuatu yang bukan menjadi unsure utama dari barang jadi akan tetapi berupa bahan
tambahan yang dibutuhkan dalam proses produksi. Misalnya untuk membuat baju dibutuhkan
bahan baku yang berupa kain akan tetapi diperlukan pula bahan pembantu yang berupa
benang jahit, kancing baju dsb.
 Mesin-mesin dan peralatan
Dibutuhkan guna melaksanakan proses produksinya. Perlengkapan ada 2 kelompok yaitu
yang berupa instalasi (terdiri dari gedung dan peralatan tetap yang merupakan perlengkapan
tetap) dan peralatan pelengkap (terdiri dari peralatan-peralatan pabrik yang mudah dibawa
atau dipindahkan).
 Peralatan Administrasi kantor
Misalkan mesin tulis, hiasan dinding kantornya dll.

1. ATRIBUT PRODUK
Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang
menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan
oleh pembeli dan apabila sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pembelinya makaproduk
tersebut akan dianggap cocok oleh konsumen serta menjadi produk yang berhasil. Atribut
produk dapat berupa sesuatu yang berwujud / tangible (berupa disain produk, bungkus, merek
dsb) maupun sesuatu yang tidak berwujud / intangble (misalnya nama baik yang sudah
terkenal dari perusahaan penghasil barang tersebut). Dengan memberikan nama merk yang
tepat akan dapat menimbulkan kesan serta image yang baik dari konsumen terhadap produk
yang kita pasarkan. Bahkan kadang-kadang image konsumen itu muncul dari logo atau trade
mark yang tergambar dalam bungkus produknya. Disamping itu gambar logo yang menawan
akan menarik perrhatian orang yang melihatnya dan akan menjadi tertarik karenanya. Atribut
yang tidak terwujud biasanya menunjukkan aspek nonteknis sedangkan atribut berwujud
menggambarkan aspek-aspek teknis. Terdapat pula atribut yang terdiri dari kemasan, merek,
gambar logo atau trade marknya maupun labelnya sehingga suatu produk akan dipandang
oleh konsumen berbeda dengan produk yang dikeluarkan oleh pesaingnya. Perbedaan
pandang tesebut atau persepsi konsumen terhadap berbagai produk yang sejenis yang
ditawarkan oleh berbagai perusahaan kepadanya merupakan hasil dari penglihatan serta
pengalaman konsumen itu terhadap atribut-atribut produk tersebut. Setiap produk akan
memiliki atribut yang berbeda dengan jenis produk yang lain.
Konsep produk
Konsumen akan memiliki konsep atau pandangan tertentu terhadap suatu produk. Biasanya
dalam memberikan arti atau kegunaan konsumen memiliki dua macam kegunaan yang
pertama yaitu “arti teknis”. Arti teknis atau fungsi teknis dari suatu produk merupakan
pangkal tolak dari esensi suatu produk, oleh Karena itu maka fungsi teknik ini sering disebut
sebagai PRODUK PANGKAL/ PRODUK GENERIK (GENERIC PRODUCT). Arti atau
kegunaan teknis yang kedua yaitu “nonteknis” yang berkaitan dengan kebutuhan manusia
dalam aspek sosial yang sering dikenal sebagai aspek kebutuhan manusia atau kebutuhan
pangkal (GENERIC NEED).
Produk yang mampu memberikan arti terhadap kedua sifat tersebut akan mampu untuk
menarik konsumen dan kemudian membuat konsumen menjadi terdorong untuk membelinya
dan mereka akan dapat menjai puas sehingga terjadilah pembelian yang berulang-ulang
terhadap produk tersebut. Dalam hal semacam ini maka produk tersebut dapat dikatakan
sebagai “produk yang mampu untuk menjual dirinya sendiri”.
Atribut produk yang bersifat teknis tercermin pada produk itu atau yang merupakan inti
dari produk , sedangkan atribut produk nonteknis dapat ditampilkan dalam beberapa macam
bentuk antara lain :
1. Desain produk
Atau bentuk produk merupakan atribut produk yang sangat penting untuk mempengaruhi
konsumen agar mereka tertarik kemudian menbelinya. Atribut produk yang akan dibahas
merupakan senjata yang ampuh dalam persaingan (competitive weapon)dengan para
pesaingnya dalam mempengaruhi konsumen. Dari berbagai atribut yang ditampilkan oleh
produsen untuk mempengaruhi konsumen tersebut sebenarnya tidak seluruh atribut itu
dipertimbangkan olelh konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk
tetentu. Pada umumnya konsumen hanya akan mempertimbangkan antara 2 sampai 5 atribut
saja dalam mengambil keputusan untuk membelinya, yang disebabkan oleh faktor yang
bersifat manusiawi, dimana kapasitas atau daya pikir manusia pada umumnya hanya akan
mampu untuk mempertimbangkan antara 2 sampai 5 faktor saja dalam memikirkan sesuatu ,
lebih dari 5 pada umumnya manausia sudah tidak mampu lagi. Ada produk yang bersifat
keterlibatan tinggi (high involvement product) dan ada produk yang bersifat low involvement
atau produk dengan keterlibatan rendah. Makin tinggi keterlibatan produk ituakan semakin
banyak atribut yang kan dipertimbangkan oleh konsumen dalam dalm memutuskan untuk
membelinya. Barang-barang kemewahan akan memiliki sifat keterlibatan yang lebih tinggi
dari pada barang pelengkap. Sedangkan barang pelengkap memiliki sifat keterlibatan yang
lebih tinggi dari pada barang kebutuhan sehari-hari. Selain itu barang yang berharga lebih
mahal akan memilki sifat keterlibatan tinggi pula. Dari berbagi atribut kita dapat
membedakan menjadi dua macam yaitu atribut yang bersifat teknis (yang memiliki asspek
fisik) dan atribut yang bersifat nonteknis (yang memiliki aspek sosial, budaya ataupun
psikologis)
2. Bungkus atau kemasan produk
Cara pengemasan/pembungkusan yang baik akan menguntungkan perusahaan karena
berbagai hal berikut:
 Bungkus yang indah/menarik akan menambah hasrat untuk membeli.
 Bungkus yang khas akan mempermudah pembeli mengingat produknya.
 Bungkus yang baik akan melindungi kualitas (mutu) produk.
 Memudahkan pengangkutan (transportasi).
 Memudahkan penyimpanan dan penyusunan di rak took (show room).
Kegiatan pengemasan harus mempertimbangkan aspek keindahan, ekonomis dan praktis.
Jika ditinjau dari aspek ekonomis pembungkusan tidak boleh menimbulkan biaya ekstra yang
berlebihan karena dapat mengakibatkan adanya peningkatan harga jual produk yang terlalu
tinggi. Dari segi keindahan (estetika) pengemasan harus memberi kesan menarik atau dapat
mensugesti pembeli agar bersedia melekukan pembelian. Bagi perusahaan besar pada
umumnya telah memiliki disainer kemasan secara khusus, untuk mendesain kemasan produk
yang sesuai. Kemasan produk yang dibuat harus sesuai dengan sifat produknya. Ditinjau dari
aspek praktisnya, kemasan harus sederhana, mudah dibawa, mudah pula disusun atau
diletakkan di suatu tempat.
3. Merek (Brand)
 Nama merk diperlukan untuk membedakan dalam memasarkan produk hasil produksi
suatu pabrik denganpabrik lain. Dapat digunakan sebagai penilaian kualitas produk
perusahaan oleh sebagian pembeli.
 Trade merk (merk dagang, symbol merk) adalah sebagian dari brand yang dinyatakan
dalam bentuk symbol atau logo, disain, warna atau huruf tertentu.
Merek dapat digolongkan atas dasar beberapa hal yaitu:
 Dasar pemilikan
a. Merek produsen => merek yang dipunyai produsen
b. Merek distributor => merek yang dipunyai oleh penyalur
 Dasar geografis
a. Merek nasional => merek yang berlaku secara nasional
b. Merek internasional => merek yang berlaku untuk internasional
c. Merek regional => hanya berlaku untuk daerah tertentu
 Dasar pentingnya merek
a. Merek primer => merek untuk produk yang berkualitas tinggi dan biasanya untuk
kepentingan promosi.
b. Merek sekunder => merek yang diciptakan untuk tujuan tertentu atau sering juga digunakan
untuk menjual produk yang berkualitas rendah.
 Dasar banyaknya produk yang menggunakan merek
a. Merek individual => merek untuk satu macam produk saja.
b. Merek kelompok => merek untuk beberapa kelompok.
Keuntungan menggunakan merek bagi penjual sbb:
 Memudahkan untuk memproses pesanan
 Mendapat perlindungan terhadap cirri khas produk
 Mengetahui kesetian pembeli terhadap produknya dll.
Keuntungan pemakaian merek bagi pembeli sbb:
 Memudahkan pembeli dalam mengenal mutu produk
 Menimbulkan keseragaman mutu produk yang bermerek
 Melindungi konsumen, karena produsennya jelas.
Keuntungan pemberian merek bagi masyarakat dapat berupa:
 Mutu produk biasanya lebih baik dan konsisten
 Dapat mempertinggi tingkat inovasi di dalam masyarakat
 Meningkatkan efisiensi di pihak pembeli
Alasan perusahaan tidak memakai merek pada produknya
 Pertimbangan perusahaan yaitu untuk menghindari rasa tidak puas konsumen, sebagai
akibat dari harga, mutu dan pelayanan yanga tidak memuaskan konsumen.
 Sifat barang => untuk produk yang sulit dibedakan dengan produk sejenis dengan
perusahaan lain.
Strategi untuk memperluas merek
Suatu strategi untuk memperluas merek adalah usaha untuk menggunakan suatu nama
merek yang sudah terkenal untuk meluncurkan modifikasi produk atau produk baru.
Strategi aneka merek
Pengembangan dua atau lebih merek oleh produsen untuk kategori produk yang sama.
Penggunaan aneka merek mempunyai beberapa alasan yaitu:
 Pengusaha atau pabrik akan dappat memperoleh lebih banyak ruanga atau etalase
penjualan, sehingga dapat mengikat pengecer (retailer) pada merek perusahaan.
 Sebab beberapa konsumen setia pada suatu merek
 Sebab penciptaan merek baru dapat meningkatkan efisiensi dalam organisasi
perusahaan.
Proses pemilihan nama merek
Nama merek harus menunjukkan suatu manfaat dan kualitas produk yang bersangkutan, harus
mudah di ucapkan, dikenal dan diingat, harus mudah dibedakan(jadi sungguh khas), harus
mudah diterjemahkan ke bahasa-bahasa asing, harus di daftarkan agar memperoleh perlindunga
hokum,dan harus unik serta tidak boleh sama dengan merek perusahaan lain yang sudah
terdaftar.

Label
Merupakan bagian dari sebuah produk yang berupa keterangan/ penjelasan mengenai barang
tersebut atau penjualnya. Label dapat dibedakan 3 macam yaitu:
 Brand label => label yang semata-mata sebagai brand (merek)
 Grade label => label yang menunjukkan tingkatan mutu tertentu dari suatu produk
 Descriptive label (imformative) => label yang menggambarkan tentang cara penggunaan,
formula atau kandungan isi, pemeliharaan, hasil kerja dari suatu produk dan sebagainya.

2. PENENTUAN POSISI PRODUK


Kemampuan manajemen menentukan posisi produknya di pasar merupakan factor yang
turut berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dalam
menentukan posisi produk manajemen harus memperhatikan produk-produk lainnya,
terutama produk pesaing potensial. Penentuan posisi produk yang tepat akan memberikan
gambaran tentang kedudukan produk yang dipasarkannya dalam peta persaingan dengan
produk-produk lainnya di pasar. Peta posisi produk itu akan menggambarkan pula kekuatan
serta kelemahan produk dengan dibandingkan dengan produk pesaingnya. Dengan demikian
maka akan meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan dan bersaing secara efektif di pasar.
Adapun cara menguasai atau mengenal peta posisi produk ada beberapa cara yaitu:
 Perlu mengetahui atribut yang dominan yang menjadi pertimbangan konsumen dalam
memilih produknya.
 Perlu mengetahui posisi atribut produk kita dibandingkan dengan atribut yang sama dari
produk pesaing
 Perlu mengetahui jumlah penjualan dan pangsa pasar produk bagi produknya
 Perlu mengetahui kedudukan produk dan produk pesaing di pasaran yang sama.

3. DAUR HIDUP PRODUK (PRODUCT LIFE CYCLE)

 Tahap Perkenalan
Pada masa ini produk tersebut baru diperkenalkan oleh pengusaha kepada masyarakat.
Pada masa/tahap perkenalan ini tentu saja akan berlangsung lama karena memang sukar
untuk memperkenalkan suatu produk kepada konsumen sehingga masyarakat akan menjadi
kenal dengan produk tersebut. Seringkali produk tersebut diperkenalkan kepada masyarakat
akan tetapi tidak banyak anggota masyarakat yang mengetahui akan kehadiran produk
tersebut sehingga yang mengenalnya hanya sebagian kecil masyarakat.
 Tahap Pertumbuhan
Setelah banyak anggota masyarakat yang mengenal akan produk itu maka diharapkan
masyarakat tersebut akan menjadi menyenangi produk tersebut dan apabila hal ini terjadi
maka produk produk tersebut akan berada pada tahap pertumbuhan. Tahap ini ditandai
dengan adanya jumlah penjualan yang meningkat terhadap produk tersebut, itulah sebabnya
lalu disebut sebagai thap perkembangan atau tahap pertumbuhan. Pada tahap ini ditandai atau
mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
 Para pemakai awal mengadakan pembelian ulang dan diikuti oleh pembeli-pembeli
potensial
 Tingkat laba tinggi, sehingga menarik pesaing masuk dalam bisnis. Pesaing biasanya
membuat produk dengan cirri khas.
 Harga tetap atau naik sedikit, karena naiknya permintaan dengan pesat
 Biaya promosi tetap atau sedikit naik untuk melawan pesaing atau mendidik pasar
 Penjualan meningkat secara tajam, sehingga jumlah laba besar
 Biaya produksi per unit turun berkat pengaruh kurva pengalaman
Pada dasarnya suatu perusahaan ingin mencapai pertumbuhan pasar secepat mungkin.
Untuk tujuan itu ada beberapa strategi yang dapat digunakan yaitu:
 Penyempurnaan mutu, model dan cirri khas produk baru
 Memasuki segmen pasar dan saluran distribusi yang baru
 Perusahaan mengalihkan pesan iklannya dari sekedar kesadaran konsumen menjadi
keyakinan dan pembelian produk oleh konsumen
 Menurunkan harga, untuk menarik pembeli yang peka terhadap perubahan harga.
 Tahap Kedewasaan
Tahap ini menunjukkan adanya kejenuhan dimana masyarakat atau konsumen sudah
jenuh sehingga akan menjadi sukar untuk meningkatkan penjualan produk tersebut. Oleh
karena itu maka pada tahap ini grafik penjualan pada siklus kehidupan produk itu tidak
sepesat seperti tahap sebelumnya. Pada tahap ini bagi perusahaan yang lemah akan
meninggalkan pasar. Sedangkan untuk perusahaan yang kuat atau raksasa tetap dapat
bertahan, selanjutnya manager produk harus sudah mulai mengadakan persiapan untuk
mempertimbangkan strategi-strategi yang baru dalam hal ini sebagai berikut:
 Modifikasi Produk
Dalam hal ini manager produk harus mempertimbangkan kembali tentang mutu produk, cirri
khas produk, gaya atau corak produk. Modifikasi produk ini dilakukan agar memakai penarik
baru dan penggunaan yang lebih besar. Penyempurnaan mutu produk bisa dalam hal daya
tahannya, keandalannya, kecepatannya, ataupun rasanya.
 Modifikasi Pasar
Dalam hal ini manager harus mencari pemakai baru, menambah segmen pasar, meningkatkan
pemakai yang sudah ada dan menentukan kembali posisi produknya.
 Modifikasi Marketing Mix
Misalnya menurunkan harga dengan harapan menarik konsumen baru dan pelanggan dari
pesaing. Atau meningkatkan periklanan dan promosi penjualan yang lebih menarik dengan
jalan memberikan undian atau sayembara. Selain itu juga dapat menyempurnakan pelayanan
yang lebih disempurnakan.
 Tahap Penurunan
Dalam tahap ini masyarakat sudah tidak lagi menyenangi produk tersebut sehingga
penjualan akan segera merosot tajam. Hal ini akan terjadi apabila pengusaha tidak mampu
lagi untuk mempertahankan produknya pada tahap kedewasaan. Beberapa factor yang
menyebabkan penurunan penjualan pada tahap ini yaitu:
 Faktor kemajuan teknologi
 Factor perubahan selera konsumen
 Factor ketatnya persaingan dalam negeri atau luar negeri.
Menurunnya penjualan berarti juga menurunnya laba, sehingga banyak perusahaan akan
keluar dari pasar pada tahap ini. Sedangkan bagi perusahaan yang tetap bertahan akan
mengurangi produksinya. Pada tahap ini juga ditandai dengan mengurangi anggaran promosi,
menurunkan laba

4. PORTOFOLIO PRODUK
Suatu analisis yang hampir sama dengan analisis daur hidup produk, perbedaannya
adalah dalam analisis portofolio produk kita menganalisis kehidupan produk untuk seluruh
jenis produk yang dipasarkan oleh perusahaan secara keseluruhan bersama-sama dalam satu
analisis sehingga dari sekian banyak produk yang dipasarkan itu akan ada produk yang
sedang berada pada posisi tertentu dan yang lain posisinya berbeda lagi. sedangkan daur
hidup produk kita hanya menganalisis kehidupan produk hanya untuk satu jenis produk saja.
Tahap-tahap dalam analisis portofolio produk ada 4 macam yaitu:
1. Tahap Anak Bawang (under-dog) merupakan suatu tahap yang menunjukkan keadaan atau
posisi suatu produk yang sedang diperkenalkan oleh suatu perusahaan seperti halnya tahap
perkenalan dalam analisis daur hidup produk. produk yang berada pada posisi ini adalah
produk yang potensi pasarnya masih rendah (karena memang belum nampak sebab baru
diperkenalkan di pasar) dan kemampuan perusahaan untuk mengeksploitasikannya pun juga
masih rendah.
2. Tahap TandaTanya (question mark) merupakan kondisi dimana potensi pasar produk itu
sudah cukup tinggi tetapi pengusaha tidak atau belum meningkatkan kemampuannya untuk
mengeksploitasikannya, sehingga kemampuannya masih rendah. Posisi ini disebut tanda
Tanya karena memang dalam tahap ini terjadilah pertanyaan besar bagi pengusaha untuk
berani tidaknya meningkatkan kemampuan eksploitasinya tentu saja dengan cara menambah
investasi yang akan menyedot dana cukup besar.
3. Tahap Bintang (star) yang menduduki bintang lapangan. Posisinya akan menyenangkan
pengusaha yang memasarkannya,akan tetapi juga akan banyak diinjar para lawan bisnisnya
atau pesaing-pesaing bisnisnya untuk direbutnya. Perebutan pasar itu akan mengakibatkan
persaingan yang tentu saja harus diantisipasi oleh pengusaha dan harus dipertahankan dengan
segala daya dan tentu saja dana. Keuntungan yang tinggi justru diperoleh oleh perusahaan
apabila dia berhasil bertahan dan para pesaingnnya tersingkir.
4. Tahap Sapi Perah (cash cow) merupakan posisi dimana produk tersebut dalam
kedudukannya maka akan menyumbangkan keuntungan yang sangat tinggi kepada
perusahaan.
Strategi untuk Setiap Posisi Bisnis
Strategi bagi masing-masing posisi tersebut dapat diihat pada table sebagai berikut:
Pedoman strategi dalam portofolio produk
Bintang Tanda Tanya
- Ekspansi - Investasi berat
- Upaya menguasai pasar - Penelitian & pengembangan
- Pemasaran yang proaktif - Rekayasa teknik
- Promosi - Menembus pasar
- Menjaga kualitas - Perbaiki desain produk
- Peningkatan pelayanan - Keluar dari bisnis (apabila tidak berhasil)
- Publisitas
Sapi Perah Anak Bawang
- Memelihara pasar - Mengurangi kapasitas dan disalurkan ke
- Ciptakan produk baru produk lain
- Mencari bisnis baru - Introduksikan produk baru
- Cari market niche
- Hit and Run
- Keluar dari bisnis

5. PENGEMBANGAN PRODUK BARU


Penciptaan produk baru meliputi 3 hal yaitu:
 Produk yang sama sekali baru dan belum pernah ada merupakan masalah ynag paling
kompleks dan mengandung resiko yang paling besar pula.
 Perubahan desain (redesign) untuk mengantisipasi kejenuhan pasar dan untuk
memperbaharui model agar selalu tampak “up to date”
 Pembungkusan (packaging) yang seringkali konsumen justru tertarik pada produk yang
memiliki bungkus yang lebih menarik dari pada produk yang sama tetapi bungkusnya
jelek.
Strategi pengembangan produk baru, dalam hal ini terdapat 2 cara yang dapat ditempuh
oleh perusahaan untuk mendapatkan produk baru. Cara pertama yaitu melalui perolehan
(aquistion) dengan cara membeli suatu perusahaan. Sedangkan cara yang kedua dengan jalan
mengembangkan produk baru (new product development) melalui pembentukan bagian
penelitin dan pengembangan produk dalam perusahaan yang bersangkutan.
Produk baru dapat diartikan senagai berikut :
 Produk asli yaitu betul-betul produk baru,
 Produk yang disempurnakan,
 Produk yang dimodifikasi dan
 Prodk dengan merek baru.
Alasan-alasan kegagalan suatu produk di pasar pada umumnya sebagai berikut :
 Eksekutif tingkat tinggi mungkin memaksakan gagasan produk baru, walaupun menurut
hasil riset produk tersebut tidak menguntungkan untuk dikembangkan.
 Gagasan produk baik, tetapi pengestimasiannya terlalu tinggi.
 Produk yang dihasilkan/ dirancang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
 Strategi pemasarannya tidak tepat, yaitu tidak dibarengi denganiklan yang efektif dan
kemugkinan harga ditetapkan terlalu tinggi.
 Biaya pengembangan produk terlalu tinggi dariyang diperkirakan dan para psaing
menyerang balik denga lebih gencar.
Dalam masa depan pengembangan produk baru yang berhasil saat ini, belum tentu akan
berhasil di masa depan karena hal-hal-berikut :
a. Kekurangan gagasan pokok baru yang penting
b. Pasarnya mungkin terpecah-pecah, karena tajamnya persaingan
c. Meningkatnya kendala, baik yang berasal dari peraturan pemerintah maupun yang berasal
dari norma sosial
d. Mahalnya pengembangan produk baru
e. Kekurangan modal
f. Pendeknya umur siklus produk yang berhasil tersebut atau dengan kata lain produk cepat
menjadi kuno (out of date)

Langkah-langkah Pokok Pengembangan Produk Baru

a) Penciptaan Idea tau Gagasan


Gagasan harus banyak dicetuskan akan tetapi pada akhirnya hanya satu gagasan yang akan
dipilih yaitu gagasan yang paling baik dan menguntugkan. Penyaringan produk baru dimulai
dari banyak gagasan produk baru, akhirnya satu gagasan produk baru saja yang akan
dikembangkan. Dengan demikian terjadi kelapukan gagasan-gagasan produk baru. Sumber-
sumber gagasan produk baru harus selalu digali dan sumber utamanya adalah sumber intern,
dari pelanggan, drai pesaing, penyalur dan pensuplai, dan sumber lain.
b) Penyaringan gagasan
Gagasan-gagasan yang banyak perlu dipersedikit, pada tahap awalnya untuk mengurangi
jumlah gagasan ini dengan cara mengadakan penyaringan gagasan. Dalam tahap ini
perusahaan harus sedapat mungkin menghindari dua jenis kesalahan, yaitu :
 Drop-error yaitu kesalahan yang terjadi karena perusahaan melepaskan suatu gagasan
yang ternyata kemudia merupakan gagasan bermutu.
 Go-error yaitu kesalahan yang terjadi karena perusahaan memperkenalkan suatu gagasan
yang buruk dikembangkan atau dikomersialisasikan.
Kesalahan pertama perusahaan kehilangan peluang bisnis yang menguntungkan dan
kesalahan kedua perusahaan banyak menhamburkan uang. Untuk menghindari kedua
kesalahan diatas berarti perusahaan dalam mengadakan penyaringan gagasan harus cermat.
Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk mengetahui dan menyingkirkan gagasan-gagasan
yang kurang baik atau kurang menguntungkan sedini mungkin.
c) Pengembangan Konsep Produk Baru
 Gagasan produk adalah suatu gagasan akan kemungkinan adanya suatu produk yang oleh
perusahaan dilihatnya sendiri untuk ditawarkan kepada pasar.
 Konsep produk yaitu suatu versi gagasan yang terinci dan yang dinyatakan dengan penuh
arti dilihat dari segi konsumen.
 Citra produk yaitu gambarab khas yang dilihat oleh kosumen dari suatu produk actual atau
produk potensial.
Dapat disimpulkan bahwa sebenarnya yang dibeli konsumen adalah konsep produknya
bukan gagasan produk tersebut. Dengan demikian tugas pemasar adalah mengembangkan
gagasan produk tersebut menjadi beberapa alternative produk kemudian menilai daya tarik
relatifnya bagi pelanggan dan akhirnya memilih salah satu alternative yang dianggap tebaik.
d) Pengujian konsep Produk
Produk yang disajikan dalam bentuk simbolis atau fisik. Produk dapat diikuti dengan
gambar teknisnya sehingga akan kongkret dan akan semakin memperbesar keandalan
pengujian konsep produk itu. Sebaiknya dilengkapi pula dengan menanyakan kepada
consume tentang tanggapannya terhadap produk baru tersebut. Dari tanggapan konsumen
inilah yang dapat digunakan sebagai alat bantu perusahaan dalam menentukan konsep produk
yang paling memiliki daya tarik terbesar. Dan juga dapat memproyeksikan besarnya
penjualan tetapi proyeksi ini hanyalah bersifat sementara karena orang tidak selalu
mewujudkan keinginannya yang telah ia kemukakan sebelumnya.

e) Pengembangan Strategi Pemasaran


Pernyataan strategi pemasaran terdiri dari 3 bagian yaitu:
 Menjelaskan tentang: ukuran, struktur, perilaku pasar sasaran, penentuan posisi produk
yang direncanakan, penjualan, pangsa pasar dan laba yang ingin dicapai pada tahun
pertama.
 Menjelaskan tentang harga, strategi distribusi dan anggaran pemasaran untuk tahun
pertama.
 Menjelaskan tentang penjualan dan sasaran laba dalam jangka panjang dan strategi
marketing mix yang direncanakan dalam waktu yang ditetapkan.
f) Analisis Bisnis
Manajemen harus menelaah hal-hal yang berkaitan dengan biaya, penjualan dan proyeksi
laba untuk menentukan apakah mereka berhasil mencapai sasaran perusahaan, harus
memperkirakan penjualan apakah menurut perkiraan ini dapat menghasilkan laba yang
memuaskan bagi perusahaan. Perkiraan yang dibuat manjemen mengenai penjualan haruslah
dalam 2 versi yaitu perkiraan penjualan maksimun dan pekiraan penjualan minimum yang
berguna untuk mengetahui tingkat risiko yang akan dihadapi. Selanjutnya haruslah
dietimasikan mengenaai biaya-biaya yang akan dikeluarkan dan pada akhirnya dapat
diperkirakan laba yang akan diperoleh.
g) Pengembangan Prototipe
Pada tahap inilah akan membutuhkan investasi yang besar untuk membuat prototype
produk secara riil, akan terjawab apakan gagasan produk yang terpilih dapat dikembangkan
menjadi produk yang layak secara komersial dan secara teknis. Prototype yang baik memiliki
beberapa criteria yaitu:
 Konsumen memandangnya sebagai penjelmaan atribut pokok yang dijelaskan didalam
pernyataan konsep produk.
 Dapat bekerja secara aman pada kondisi dan pemakaian normal.
 Dapat diproduksi dengan biaya produksi yang dianggarkan.
Prototipe hendaknya mencakup karakteristik fungsional dan psikologis yang diinginkan. Kalau
prototype sudah disetujui selanjutnya diadakan pengujian fungsional dan konsumen. Dari
pengujian fungsional diketahui apakah produk bekerja secara aman dan berdaya guna dan
sebaliknya. Sedangkan dari pengujian konsumen dapat menunjukkan apakah prototype
tersebut benar-benar diminati konsumen.
h) Pengujian Pasar (Test Market)
Tahap dimana produk dan pemasaran diintroduksikan ke dalam lingkungan pasar yang
lebih realistic. Dengan demikian pemasar akan memperoleh pegalaman dalam memasarkan
produknya, mencari masalah-masalah yang mungkin akan timbul dan menemukan di mana
informasi yang lebih banyak dibutuhkan sebelum mengeluarkan biaya yang besar untuk
pengenalan secara besar-besaran. Dapat digunakan untuk menguji program pemasaran yang
menyeluruh pada produk tersebut.
i) komersialisasi
Terdapat 3 keputusan yang lazim untuk melakukan tahap komersilisasi meliputi:
a) pengaturan waktu (timing) => produk baru dapat diperkenalkan jika produk lama sudah
habis atau sudah kuno (jika sebagai pengganti), bagi produk yang dipengaruhi musim
sebaiknya diperkenalkan pada waktumusim tiba.
b) penentuan tempa (strategi geografi) => untuk memilih geografi dapat digunakan criteria
penilaian sebagai berikut:
 potensi pasar, apakah pasarnya cukup luas
 reputasi perushaan di daerah tertentu
 biaya saluran distribusi
 mutu serta riset untuk daerah tertentu
 pengaruh suatu kota atau penetrasi pasar
c) penentuan calon sasaran pembeli => calon pembeli yang ideal harus mencangkup 4 ciri
khas sebagai berikut:
 merupakan penganut dini suatu produk (innovator)
 merupakan konsumen potensial dari produknya
 memuji produk dan mempengaruhi orang agar mau membeli
 dapat dicapai dengan biaya rendah
Tujuannya ialah untuk mencapai volume penjualan yang tinggi dalam waktu yang segara
dan untuk memotivasi wiraniaga dan memikat calon konsumen baru lainnya.

8. DIVERSIFIKASI PRODUK
Manfaat diversifikasi produk
Produk yang terdivikasi produk secara luas akan dapat menghasilkan berbagai manfaat bagi
perusahaan,yaitu:
1. Stabilitas keuntungan
diversi produk tentu saja akan menimbulkan stabiltas keuntungan,karena setiap produk tentu
saja akan selalu memiliki fluktuasi penjualan.semakin banyak jinis produk yang kita hasilkan
tentu dapat saling tolong menolong dati berbagai jenis produk yang terdivikasi tersebut akan
berjalan dengan efektit.kondisi tersebut akan menimbulkan adanya stabilitas keuntungan dan
kemudian tentu akan menciptakan stabilitas usaha kita.
2. Portofolio produk
produk yangterdifikasi akan membentuk portofolio produk,yakni adanya adanya produk yang
beranekaragam jenisnya dan semua jenis produk itu akan salng membantu dalam
menciptakan imageatau citra bagus bagi perusahaan yang menghasilkannya.
3. Gejala diversitas
gejala diversitas adalah suatu keadan dimana ada berbagai besaran yang berbeda-beda
besarya dan masing masing besarnya itu memili panjang masa umur yang berbeda beda pula.
Dari gambar di atas kita melihat ada 3 macam besarabn yang berbedabeda jumlahnya dan
berbeda beda pula masa umurnya,besaran pertama jumlah nilainya paling tinggi namun
memiliki masa umur yang paling pendek.besaran kedua memiliki jumlah besaran nilai yang
paling rendah denagn masa umur yang paling sedang .kemudian besaran yang ke tiga adalah
besaran yang paling rendah jumlahnya namun memiliki masa usia yang paling panjang.
Persediaan besi kas atau safety cash balance
apabila kita ikuti perjalanan besaranh nilai bagi ke tiga proyek itu secara bersama-sama
,maka kita lihat bahwaproyek yang pertama yang paling tinggi jumlahnya itu memang pada
awalnya paling tinggi namun jumlah tersebut akan segera dalam jangka waktu yang sangat
singkat akan segera menyusut dan akan cepat sekali habis.proyek semacam ini sering disebut
sebagai proyek yang menimbulkan “cash drain atau pengosongan kas”yang sangat tinggi.kita
akan selalu memiliki besaran atau jumlah uang yang tidak pernah kosong ,karena sebelum
kosong ,karena sebelum kosonh pada kita akan datang uang dari besaran kedua,atau ketiga
yang kemudian membentuk IPK tersebut.dengan adanya gejala diversitas ,maka kita akn
memiliki IPK yang tidak pernah kosong.IPK inilah yang dalam praktek sehari –hari dikenal
sebagai “persediaan besi kas”atau juga disebut sebagai safety cash balance”.perlu kita
ketahui bahwa semakin banyak produk atauproyek yang kita miliki ,makaipk yang terbentuk
dari gejala diversitas ini akan semakin besar.jadi semakin tinggi tingkat diversifikasi produk
kita.maka akan berakibat semakin tingginya IPK.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Istilah produksi dan operasi sering dipakai dalam suatu organisasi yang menghasilkan
keluaran output, baik berupa barang maupun jasa Pengertian produksi dan operasi dalam
ekonomi adalah merupakan kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan
menambah kegunaan atau utilitas suatu barang atau jasa.
Manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkordinasikan
penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia,

SARAN
Setelah mengetahui kegiatan produksi dalam suatu perusahaan, maka penulis
menyarankan dan mengajak kepada pembaca agar dalam menjalankan suatu produksi harus
tahu terlebih dahulu terhadap penentuan standart suatu produksi sehingga barang yang di
produksi bisa di awasi dalam kegiatannya.

Anda mungkin juga menyukai