Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN PRODUKSI Mengapa Manajemen Operasi/produksi penting ?

Hal tersebut antara lain karena :  Sebagian besar aktiva perusahaan umumnya tertanam dalam aktivitas operasi/produksi, khususnya persediaan  Sebagian besar SDM, berada dalam departemen operasi/produksi  Kegiatan operasional perusahaan merupakan kegiatan utama perusahaan

A. PENGERTIAN MANAJEMEN PRODUKSI Manajemen produksi dan operasi merupakan manajemen dari suatu sistem informasi yang mengkonversikan masukan (input) menjadi keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.Hal ini berkaitan dengan pelaksanaan fungsi produksi dan operasi memerlukan serangkaian kegiatan yang merupakan suatu system. Manajemen produksi adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan seluruh aspek yang terdiri dari produk/jasa, pabrik/perusahaan/ organisasi, proses, program, sumber daya manusia, dan peralatan/fasilitas/mesin sebagai upaya agar dapat kegiatan yang menciptakan atau meningkatkan kegunaan suatu barang. Ruang Lingkup Manajemen Produksi Perencanaan sistem produksi Sistem pengendalian produksi Sistem informasi produksi Perencanaan produksi Pengendalian proses produksi Struktur organisasi Perencanaan lokasi produksi Pengendalian bahan baku Produksi atas dasar pesanan Perencanaan letak fasilitas produksi Pengendalian tenaga kerja Produksi untuk persediaan Perencanaan lingkungan kerja Pengendalian biaya produksi Perencanaan standar produksi Pengendalian kualitas pemeliharaan Beberapa elemen yang terkait dengan manajemen produksi antara lain : y Produk (barang/jasa) y Perencanaan produk y Produsen y Perencanaan produksi y Produktivitas y Luas, lokasi dan layout perusahaan/pabrik y Proses produksi y Fasilitas/ peralatan produksi

y y

Sistem produksi Produk (Hasil proses produksi, bias perupa barang fisik ataupun jasa)

y y y y y

y y y

(suatu badan/organisasi/perusahaan yang melakukan proses produksi untuk mendapatkan sebuah produk tertentu) Pengukuran seberapa baik sumber daya yang digunakan bersama didalam organisasi untuk menyelesaikan suatu kumpulan hasil-hasil) Suatu cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumbersumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada.) Sekumpulan sub-sistem yang terdiri dari pengambilan keputusan, kegiatan, pembatasan, pengendalian dan rencana yang memungkinkan berlangsungnya perubahan input menjadi output melalui proses produksi) Penentuan kriteria barang / jasa yang akan diproduksi agar tujuan produksi terpenuhi. Dalam penentuan tersebut harus berdasar suvei terlebih dahulu agar barang yang akan diproduksi dapat sesuai dengan minat, keinginan dan kebutuhan konsumen, dengan memeliti tentang persepsi kebutuhan dan pengalaman yang lalu dari konsumen) Penentuan tujuan pokok (tujuan utama) organisasi beserta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut) salah satu langkah awal yang akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam melayani konsumen, mendapatkan bahan-bahan mentah dan tenaga kerja dan memungkinkan diadakannya perluasan usaha) Suatu alat/ barang yang ditujukan bagi peningkatan produktivitas buruh dalam rangka memperbanyak produk, untuk memenuhi kebutuhan manusia dan mencakup berbagai sarana yang digunakan dalam proses produksi, yang berupa mesin atau jenis-jenis perkakas lain yang dipergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk)

B. FUNGSI MANAJEMEN PRODUKSI Fungsi manajemen yang paling mendasar dan yang mutlak harus dilakukan oleh setiap organisasi atau perusahaan yaitu :  Perencanaan(Proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.merupakan proses terpentingkarena tanpa perencanaan, proses pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan)  Pengorganisasian (Mekanisme yang berasal dari perngorientasian dari organisasi agar kerjasama antar sumber daya mencapai efektifitas, efisiensi serta tepat pada tujuan yang telah ditetapkan)  Penjadwalan ( Ketentuan yang berlaku dan telah ditetapkan organisasi agas suatu kegiatan pendukung dapat diatur waktu dan tempanya dengan sedemikian rupa agar tercapai tujuan organisasi tersebut)  Penempatan Sumber Daya Manusia (Proses pengaturan sumber daya manusia berdasarkan tempat produksi, jabatan, serta waktu bekerja)  Pemberian motivasi (Proses pemberian dorongan dari luar agar sumber daya mausia dapat bekerja secara efise, efektif, dan penuh semangat sehingga proses produksi berjalan dengan lancar dan dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan target yang ditetapkan)  Kegiatan pengawasan (Segenap kegiatan untuk meyakinkan dan menjamin bahwa tugas / pekerjaan telah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, kebijaksanaan yang telah digariskan dan perintah / aturan yang diberikan)

C. TUJUAN MANAJEMEN PRODUKSI Adalah memproduksi atau mengatur produksi barang-barang dan jasa-jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan. D. PROSES PRODUKSI /TRANSFORMASI : Proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada. Yang umum terdapat 2 jenis proses produksi yaitu : a) Proses produksi yang terus menerus (continuous process) Proses dimana peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur dengan memperhatikan uruturutan kegiatan atau routing dalam menghasilkan produk tersebut, serta arus bahan dalam proses telah distandardisir. Dengan kata lain proses ini adalah proses produksi yang mempunyai pola atau urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan. Agar lebih jelas dalam memahami proses produksi terus menerus ada baiknya kita mengetahui ciri ciri kelebihan dan contohnya dalam dunia nyata : Ciri-ciri proses produksi terus-menerus adalah : y Produksi dalam jumlah besar (produksi massa), variasi produk sangat kecil dan sudah distandarisir. y Menggunakan gambaran produk. y Mesin bersifat khusus (special purpose machines). y Operator tidak mempunyai keahlian/skill yang tinggi. y Salah satu mesin /peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi terhenti. y Tenaga kerja yang dibutuhkan (SDM) berjumlah sedikit y Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil y Dibutuhkan petugas perawatan yang berpengetahuan dan pengalaman yang banyak y Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang terpasang permanen (fixed path equipment) menggunakan ban berjalan ( conveyor ) Kebaikan proses produksi terus-menerus adalah : y Biaya per unit rendahbila produk dalam volume yang besar dan distandardisir. y Pemborosan dapat diperkecil, karena menggunakan tenga mesin. y Biaya tenaga kerja rendah. y Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah karena jaraknya lebih pendek. Kekurangan proses produksi terus-menerus adalah : y Terdapat kesulitan dalam perubahan produk. y Proses produksi mudah terhenti, yang menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi y Terdapat kesulitan menghadapi perubahan tingkat permintaan. b) Proses produksi yang terputus-putus (intermitten process) Proses dimana kegiatan produksi dilakukan tidak standar, tetapi didasarkan produk yang dikerjakan, sehingga peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur yang dapat bersifat lebih luwes ( flexible ) untuk dapat dipergunakan bagi menghasilkan berbagai produk dan berbagai ukuran. Dengan Kata lain proses ini adalah proses produksi dimana arus proses yang ada dalam perusahaan tidak selalu sama. Agar lebih jelas dalam memahami proses produksi terus menerus ada baiknya kita mengetahui ciri ciri kelebihan dan contohnya dalam dunia nyata Ciri-ciri proses produksi yang terputus-putus adalah : y Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat besar dan berdasarkan pesanan. y Menggunakan process lay out (departementation by equipment). y Menggunakan mesin-mesin bersifat umum (general purpose machines) dan kurang otomatis. y Operator mempunyai keahlian yang tinggi. y Proses produksi tidak mudah berhenti walaupun terjadi kerusakan di salah satu mesin. Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar. y Persediaan bahan mentah tinggi y Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang flexible (varied path equipment) menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong (forklift). y Membutuhkan tempat yang besar. Kelebihan proses produksi terputus-putus adalah :

y Flexibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk yang berhubungan dengan, process lay out, mesin bersifat umum (general purpose machines) dan sistem pemindahan menggunakan tenaga manusia. y Diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin yang bersifat umum. y Proses produksi tidak mudah terhenti, walaupun ada kerusakan di salah satu mesin. Kekurangan proses produksi terputus-putus adalah : y Dibutuhkan scheduling, routing yang banyak karena produk berbeda tergantung pemesan. y Pengawasan produksi sangat sukar dilakukan. y Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses cukup besar. y Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan sangat tinggi, karena menggunakan tenaga kerja yang banyak dan mempunyai tenaga ahli. Kegiatan operasional atau produksi secara singkat dapat dikatakan sebagai serangkaian kegiatan atau proses untuk merubah input menjadi output. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut :

Secara garis besar transformasi produksi dapat diklasifikasikan : a. Transformasi pabrikasi yaitu suatu transformasi yang bersifat diskrit dan menghasilkan produk nyata. Suatu transformasi dikatakan bersifat diskrit bila antara suatu operasi dan operasi yang lain dapat dibedakandengan jelas seperti dijumpai pada pabrik mobil, misalnya. b. Transformasi proses yaitu suatu transformasi yang bersifat continue dimana diantara operasi yang satu dengan operasi yang lain kurang dapat dibedakan secara nyata, seperti dijumpai pada pabrik pupuk dan semen, misalnya. c. Transformasi jasa yaitu suatu transformasi yang tidak mengubah secara fisik masukan menjadi keluaran; dalam hal ini secara fisik keluaran akan sama dengan masukan, namun transformasi jenis ini akan meningkatkan nilai masukannya, misalnya pada perusahaan angkutan. Sistem transformasi jasa sering disebut sebagai system operasi. Manajemen produksi juga merupakan suatu kesatuan sistem dari hal-hal yaitu : A. PERAMALAN PRODUKSI (FORECASTING) B. PERENCANAAN AGREGAT (AGREGAT PLANNING) C. JADWAL INDUK PRODUKSI/JIP (MASTER PRODUCTION SCHEDULE) D. PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING) E. MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY CONTROL)

F. JUST IN TIME A. PERAMALAN (FORECASTING) 1) PENGERTIAN FORECASTING Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan yang mengkaitkan berbagai asumsi yang berhubungan dengan tindakan-tindakan yang perlu diambil serta variable-variabel lain yang mempengaruhi permasalahan arus penjualan yang diperkirakan terjadi. Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan waktu antara keadaan akan dibutuhkan dibutuhkannya suatu kebijakan baru. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang, maka para peran peramalan menjadi penting dan sangat dibutuhkan, terutama dalam penentuan kapan terjadi suatu peristiwa sehingga dapat di persiapkan tindakan-tindakan yang diperlukan. Kegunaan dari suatu peramalan dapat dilihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan oleh pertimbangan apa yang akan terjadi saat keputusan tersebut dilakukan. Apabila keputusan yang diambil kurang tepat sebaiknya keputusan tersebut tidak dilaksanakan. Oleh karena masalah pengambilan keputusan merupakan masalah yang dihadapi maka peramalan juga merupakan masalah yang harus dihadapi, karena peramalan berkaitan erat dengan pengambilan suatu keputusan. 2) Kegunaan Peramalan Kegunaan peramalan dalam suatu penelitian adalah melakukan analisa terhadap situasi yang diteliti untuk memperkirakan situasi dan kondisi yang akan terjadi dari sesuatu yang diteliti di masa depan. Peramalan merupakan suatu alat Bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien. Dalam hal ini penyusunan suatu rencana untuk mencapai tujuan atau sasaran suatu organisasi terdapat perbedaan waktu antara kegiatan apa saja yang perlu dilakukan, kapan waktu pelaksanaan dan oleh siapa dilaksanakan perencanaan dan peramalan sanagat erat kaitannya, ini dapat dilihat dalam hal penyusunan rencana, dimana dalam penyusunan ini melibatkan masalah peramalan juga. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peramalan merupakan dasar untuk menyusun rencana. 3) Jenis Peramalan Berdasarkan sifat peramalan dibedakan atas 2 jenis yaitu: 1. Metode Kualitatif merupakan metode subyektif, artinya besarnya angka penjualan ditetapkan berdasarkan asumsi dan estimasi. Metode biasanya digunakan untuk produk baru yang akan diluncurkan ke pasaran. Metode kualitatif merupakan metode yang hanya didasarkan kepada penilaian dan intuisi, bukan kepada pengolahan data historis atau qualitative forecasting techniques relied on human judgments and intuition more than manipulation of past historical data. 2. Metode Kuantitatif didasarkan atas data-data penjualan masa lalu yang kemudian diolah dengan berbagai metode statistik. Metode Kuantitatif dapat dibagi ke dalam deret berkala atau runtun waktu (time series) dan metode kausal (causal). Metode kuantitatif sangat beragam dan setiap teknik memiliki sifat, ketepatan dan biaya tertentu yang harus dipertimbangkan. Metode kuantitatif formal didasarkan atas prinsip-prinsip statistik yang memiliki ketepatan tinggi atau dapat meminimalkan kesalahan, lebih sistematis, dan lebih populer dalam penggunaannya. Untuk dapat menggunakan metode kuantitatif terdapat 3 kondisi yang harus dipenuhi, yaitu:  tersedianya informasi tentang masa lalu,  informasi tersebut dapat dikuantitifkan dalam angka numerik, dan  adanya asumsi bahwa beberapa pola masa lalu akan terus berlanjut. Bagan klasifikasi forecasting (peramalan) dapat dijelaskan seperti gambar di bawah :

Forecasting sebagai langkah awal dalam perencanaan hasil produksi sangat berperan penting dalam suatu industri, terutama dalam mencapai keuntungan yang maksimal. Sehingga, dalam pemilihan metode yang tepat untuk digunakan perlu beberapa pertimbangan agar tidak salah dalam menentukan metode tersebut. Metode yang dapat digunakan, antara lain : 1) Metode Deret Waktu (Time Series) : Metode peramalan (forecasting) secara Time series atau sering disebut Metode Deret Waktu atau Deret Berkala didasarkan asumsi bahwa besarnya permintaan yang akan datang dapat diprediksi dari besarnya permintaan pada masa lalu. Langkah penting dalam menggunakan metode peramalan deret waktu adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data. Pola data dapat dibedakan menjadi 4 jenis siklus dan trend, yaitu: y Pola Horizontal (H) : Terjadi bilamana data berfluktuasi disekitar nilai rata-rata yg konstan. Contoh: Suatu produk yg penjualannya tdk meningkat atau menurun selama waktu tertentu. y Pola data musiman (S) : Terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman (misalnya kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari-hari pada minggu tertentu). Contoh : Penjualan dari produk seperti minuman ringan, es krim, dan bahan bakar pemanas ruang. y Pola Siklis (C) : Terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. Contoh: Penjualan produk seperti mobil, baja, dan peralatan utama lainnya. y Pola Trend (T) : Terjadi bilamana kenaikan/penurunan permintaan didasarkan pada trend ekonomi pasar yg berlangsung. Contoh: Penjualan banyak perusahaan, GNP dan berbagai indikator bisnis atau ekonomi lainnya. Dalam metode time series, dapat diklasifikasikan lagi menjadi beberapa metode, antara lain : a. ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) : ARIMA dapat disebut juga BoxJenkins. Pada dasarnya menggunakan fungsi deret waktu. Metode ini memerlukan pendekatan model identifikasi serta penaksiran awal dari paramaternya. Sebagai contoh: peramalan nilai tukar mata uang asing, pergerakan nilai IHSG. Ada 4 langkah pendekatan Box-Jenkins pembentukan model ARIMA, antara lain:  Identifikasi atau seleksi model  Estimasi parameter  Diagnosa dan cek ulang  Forecasting b. Bayesian : Merupakan metode yang menggunakan state space berdasarkan model dinamis linear (dynamical linear model). Sebagai contoh: menentukan diagnosa suatu penyakit berdasarkan data-data gejala (hipertensi atau sakit jantung), mengenali warna berdasarkan fitur indeks warna RGB, mendeteksi warna kulit (skin detection) berdasarkan fitur warna chrominant.

c. Filter Kalman : Biasanya banyak digunakan pada bidang rekayasa sistem untuk memisahkan sinyal dari noise yang masuk ke sistem. Metoda ini menggunakan pendekatan model state space dengan asumsi white noise memiliki distribusi Gaussian. d. Metode smoothing : Biasanya dipakai untuk mengurangi ketidakteraturan data yang bersifat musiman dengan cara membuat keseimbangan rata-rata dari data masa lampau. Merupakan prosedur perbaikan terus-menerus pada peramalan terhadap objek pengamatan terbaru. Ia menitik-beratkan pada penurunan prioritas secara eksponensial pada objek pengamatan yang lebih tua. Dengan kata lain, observasi terbaru akan diberikan prioritas lebih tinggi bagi peramalan daripada observasi yang lebih lama. e. Regresi : Menggunakan dummy variable dalam formulasi matematisnya. Dummy variable mengindikasikan ada atau tidaknya kualitas atau 'atribut' pada suatu sampel, dengan memberikan nilai 1 bila atribut ada dan 0 bila tidak ada. Dummy variable merupakan variabel yang menggunakan data nominal. Sebagai contoh: kemampuan dalam meramal sales suatu produk berdasarkan harganya. f. Autocorrelation : Suatu metode yang menggunakan suatu ukuran untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Perlu diketahui bahwa kegiatan awal yang dilakukan untuk melakukan peramalan (forecasting) adalah apakah data tersebut stationer atau tidak. Untuk melakukan pengujian stationeritas data ada dua cara, yaitu menggunakan grafik (lebih praktis) atau dengan menghitung koefisien autokorelasi. Namun sebaiknya kedua cara tersebut dilakukan secara bersama-sama karena dapat saling melengkapi. g. Multivariate : Penggunaan multivariate time series akan meningkatkan daya forecasting model. Metode forecasting multivariate biasanya digunakan pada model statistik, walaupun perlu usaha pada metode ramalan umum untuk masalah multivariate. Hal ini tidak dibutuhkan secara langsung bila metode tersebut digunakan pada permasalahan ekonomi. Model Fungsi Transfer merupakan salah satu model peramalan kuantitaif yang dapat digunakan untuk peramalan data time series yang multivariat. Model ini dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh dinamis satu atau lebih series input terhadap suatu series output, dan dapat digunakan untuk mendapatkan nilai-nilai ramalan kedepan secara simultan, yaitu pada series input dan series output. Selama ini pemodelan Fungsi Transfer lebih banyak difokuskan pada data-data multivariat yang nonseasonal (ITS Library digilib.its.ac.id/bookmark/6845/Time). 2) Metode Causal Metode ini menggunakan pendekatan sebab-akibat, dan bertujuan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang dengan menemukan dan mengukur beberapa variabel bebas (independen) yang penting beserta pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas yang akan diramalkan. Pada metode kausal terdapat tiga kelompok metode yang sering dipakai : a. Ekonometri : Secara harfiah, bermakna pengukuran ekonomi. Ekonometrika merupakan hasil dari suatu pandangan khusus atas peranan ilmu ekonomi, terdiri dari penerapan statistika matematik atas data ekonomi untuk memberikan dukungan empiris model yang disusun dengan ilmu ekonomi matematis dan untuk memperoleh hasil dalam angka (Fachrurrozie: Tanpa Tahun). Metode ini berdasarkan pada persamaan regresi yang didekati secara simultan. Metode ini sering digunakan untuk perencanaan ekonomi nasional dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Contohnya: meramalkan besarnya indikator moneter buat beberapa tahun ke depan, hal ini sering dilakukan pihak BI tiap tahunnya. b. Input Output : Metode input output biasa digunakan untuk perencanaan ekonomi nasional jangka panjang. Contohnya: meramalkan pertumbuhan ekonomi seperti pertumbuhan domestik bruto (PDB) untuk beberapa periode tahun ke depan 5-10 tahun mendatang. c. Regresi Korelasi : Memakai teknik kuadrat terkecil (least square). Metode ini sering digunakan untuk prediksi jangka pendek. Contohnya: meramalkan hubungan jumlah kredit yang diberikan dengan giro, deposito dan tabungan masyarakat. d. Langkah-Langkah Peramalan Dalam melakukan forecasting (peramalan) harus mengetahui langkah-langkah yang benar agar hasilnya maksimal. Langkah-langkah dalam peramalan, antara lain : 1) Definisikan tujuan peramalan 2) Plot data (part family) masa lalu 3) Pilih metode-metode yang paling memenuhi tujuan peramalan dan sesuai dengan plot data

4) 5) 6) 7) 8)

Hitung parameter fungsi peramalan untuk masing-masing metode Hitung fitting error untuk semua metode yang dicoba. Pilih metode yang terbaik, yaitu metode yang memberikan error paling kecil Ramalkan permintaan untuk periode mendatang Lakukan verifikasi peramalan

e. Focus Forecasing Focus forecasting diciptakan oleh Bernie T. Smith, seorang ahli statistika dan komputer yang juga seorang Inventory Manager di American Hardware Supply Co., Amerika Serikat. Smith menggunakan pendekatan statistik yang sangat sederhana berdasarkan data-data pada masa lalu untuk dapat membuat peramalan secara lebih Tepat. Data-data dari masa lalu tersebut diolah dengan menggunakan program komputer yang sederhana untuk membuat perkiraan/peramalan penjualan. Dasardasar penerapan Focus forecasting adalah:  Apapun yang kita jual pada 3 bulan terakhir, kemungkinan akan kita jual pada 3 bulan yang akan datang.  Apapun yang kita jual pada 3 bulan yang sama tahun lalu, kemungkinan akan kita jual pada 3 bulan yang sama.  Pada 3 bulan kedepan, kita akan menjual 10% lebih banyak dibanding 3 bulan lalu .  Pada 3 bulan kedepan, kita akan menjual 50% lebih banyak dibanding bulan yang  sama pada tahun lalu.  Berapapun prosentase perubahan yang kita dapat tahun lalu pada 3 bulan terakhir, hal yang sama juga akan terjadi pada 3 bulan kedepan. Menurut Bernie T. Smith, hal terpenting dalam penerapan focus forecasting adalah bahwa metode ini tidak boleh terlalu kaku. Artinya seluruh data penjualan dianalisis dengan menggunakan kelima pendekatan tersebut di atas, kemudian dari pendekatan yang paling mendekati kebenaran/kenyataan yang sesungguhnya (data dari hasil penjualan nyata), digunakan untuk memperkirakan jumlah penjualan di masa yang akan datang. B. PERENCANAAN AGREGAT (AGREGAT PLANNING) 1) Pengertian Perencanaan Produksi Agregat Perencanan Agregat adalah suatu langkah pendahuluan perencanaan kapasitas secara terperinci. Perencanaan agregat merupakan dasar untuk membuat Jadwal Induk Produksi (JIP). Adapun metode yang biasa digunakan antara lain metide utilitas tenaga kerja, metode make to stock, metode mix strategi, dll. Perencanaan agregat merupakan proses penetapan tingkat output/kapasitas produksi secara keseluruhan guna memenuhi tingkat permintaan yang diperoleh dari peramalan dan pesanan dengan tujuan meminimalkan total biaya produksi. 2) Fungsi Perencanaan Agregat a. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategi perusahaan b. Alat ukur performansi proses perencanaan produksi c. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi d. Memonitor hasil produksi actual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian e. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target dan membuat penyesuaian f. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi 3) Tujuan Perencanaan Agregat a. Mengembangkan perencanaan produksi yang feasible pada tingkat menyeluruh yang akan mencapai keseimbangan antara permintaan dan suplai dengan memperhatikan biaya minimal dari rencana produksi yang dibuat, walaupun biaya bukan satu-satunya bahan pertimbangan. b. Sebagai masukan perencana sumber daya sehingga perencanaan sumber daya dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi. c. Meredam (stabilisasi) produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan 4) Strategi Perencanaan Agregat Secara Murni (Pure Strategy) Dikatakan pure strategy, jika perubahan dilakukan terhadap suatu variabel sehingga terjadi perubahan laju produksi. Beberapa strategi murni yaitu: a. Mengendalikan jumlah persediaan. Persediaan dapat dilakukan pada saat kapasitas produksi dibawah permintaan ( demand ). Persediaan ini selanjutnya dapat digunakan pada saat permintaan berada diatas kapasitas produksi. b. Mengendalikan jumlah tenaga kerja. Manajer dapat melakukan perubahan jumlah tenaga kerja dengan menambah atau mengurangi tenaga kerja sesuai dengan laju produksi yang diinginkan. Tindakan lain yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan jam lembur.

c. Subkontrak. Subkontrak dapat dilakukan untuk menaikkan kapasitas perusahaan pada saat perusahaan sibuk sehingga permintaan dapat dipenuhi. d. Mempengaruhi demand. Karena perubahan permintaan merupakan faktor utama dalam masalah perencanaan agregat, maka pihak manajemen dapat melakukan tindakan, yaitu dengan mempengaruhi pola permintaan itu sendiri. Sebagai contoh PT.TELKOM memberi potongan jasa pulsa telpon pada malam hari, potongan harga supermarket pada 10 hari pertama awal bulan, dll. 5) Strategi Perencanaan Agregat Secara Gabungan (Mixed Strategy) Setiap pure strategy akan melibatkan biaya yang besar dan sering pure strategy menjadi tidak layak, oleh karena itu kombinasi dari pure strategy ini menjadi mixed strategy lebih sering digunakan Ketika suatu perusahaan mempertimbangkan kemungkinan dari pencampuran strategi yang bervariasi dengan tidak terbatasnya rasio untuk melakukan strategi yang bervariasi tersebut, maka perusahaan baru akan menyadari tantangan yang sedang dihadapinya. Bagian pengendalian produksi dan bagian pemasaran harus menghasilkan master schedule yang mencakup beberapa kebijaksanaan perubahan dan prosedur pengoperasian. Karena masalah yang kompleks ini , maka dalam pengendalian keputusan diperlukan diskusi tentang THE VALUE OF DECISION RULES. 6) Contoh : Perusahaan ABC telah meramalkan permintaan akan produknya secara agregat yang dapat diliihat pada Tabel sebagai berikut : Tabel permintaan Produk Secara Agregat. Periode Permintaan Kumulatif permintaan 1 220 220 2 170 390 3 400 790 4 600 1390 5 380 1770 6 200 1970 7 130 2100 8 300 2400 Rata-rata kecepatan produksi 300 unit/periode

Gambar Kumulatif Permintaan :

Histogram dan kumulatif permintaan di atas menggambarkan bagaimana permintaan menyimpang dari rata-rata kebutuhan. Dengan menggunakan strategi murni beberapa alternatif yang dapat dilakukan yaitu : 1. Alternatif 1 : Mengendalikan jumlah tenaga kerja

Alternatif ini melibatkan penambahan dan pengurangan jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan. Laju produksi akan sama dengan permintaan. Biaya rencana ini yaitu Rp 138.000,- .

2. Alternatif 2: Mengendalikan jumlah persediaan Jika perusahaan tidak ingin melakukan perubahan jumlah tenaga kerja, maka strategi yang dapat dilakukan yaitu memproduksi dengan laju ratarata permintaan dan fluktuasi permintaan dipenuhi menggunakan persediaan. Rencana ini dihitung pada tabel 3 dan berdasarkan perhitungan di bawah, kekurangan maksimum sebesar 270 unit terjadi pada periode 5. Karena adanya ketidakpastian dalam peramalan maka kekurangan ini dipenuhi mulai dari periode pertama. Biaya rencana total Rp.96.500,-,

3. Alternatif 3: Subkontrak Perusahaan menginginkan memproduksi sejumlah permintaan minimum dan sisa permintaan dipenuhi dengan subkontrak.Biaya rencana total Rp.108.000,- dihitung pada tabel

4.

Alternatif 4 : Strategi Hibrid/Mix Strategy Strategi hibrid dilakukan dengan menggabungkan beberapa strategimurni dengan kebijaksanaan sebagai berikut : y Laju produksi konstan sebesar 200 unit/3 bulan dan dimungkinkan untuk melakukan lembur sebesar 25 % jika permintaan melebihi laju produksi. y Jika dengan lembur belum terpenuhi, penambahan-pengurangan tenaga kerja akan dilakukan. Perhitungan setiap langkah kebijaksanaan diatas dapat dilhat pada tabel dibawah sebagai berikut :

Berdasarkan hasil perhitungan akhir, biaya rencana total Rp 101500,-. Jika dilakukan analisa, subkontrak ternyata lebih murah dibandingkan melakukan penambahan pengurangan tenaga kerja. Berdasarkan hasil diatas, beberapa kombinasi strategi murni masih dapat dilakukan. Walaupun metode grafik tidak memberi solusi optimum, tetapi sangat membentuk sebagai pegangan untuk melakukan operasi harian. C. JADWAL INDUK PRODUKSI/JIP (MASTER PRODUCTION SCHEDULE) 1) Pengertian Jadwal Induk Produksi : Pada dasarnya jadwal induk merupakan suatu pernyataan tentang produksi akhir (termasuk item pengganti dan suku cadang) dari suatu perusahaan industri manufaktur yang merencanakan, untuk memproduksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu. Dengan kata lain jadwal induk produksi adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasikan kuantitas dari item tertentu, yang dapat dan akan dibuat oleh suatu perusahaan manufaktur (dalam satuan waktu). 2) Fungsi MPS a. Menjadwalkan produksi dan order pembelian untuk item-item JIP. b. Memberikan input dasar bagi sistem MRP. c. Menjadi dasar bagi penentuan kebutuhan sumber daya (tenaga kerja, waktu, mesin, dan lain-lain). d. Menjadi dasar dalam membuat janji pengiriman pada konsumen. 3) Aktivitas proses, penjadwalan produksi induk (MPS) membutuhkan lima input utama, yaitu: a. Data permintaan total merupakan salah satu sumber data bagi proses penjadwalan produksi induk. Data permintaan total berkaitan dengan ramalan penjualan (sales forecasts) dan pesanan-pesanan (orders). b. Status inventori berkaitan dengan informasi tentang on-hand inventory, stok yang dialokasikan untuk penggunaan tertentu(allocated stock), pesanan-pesanan produksi dan pembelian yang dikeluarkan (released production and purchase orders), danfirm planned orders. c. Rencana produksi memberikan sekumpulan batasan kepada MPS. MPS harus menjumlahkannya untuk menentukan tingkat produksi, inventory, dan sumber-sumber daya lain dalam rencana produksi tersebut. d. Data perencanaan berkaitan dengan aturan-aturan tentang lot-sizing yang harus digunakan, shrinkage factor, stok pengaman (safety stock), dan waktu tunggu (lead time) dari masing-masing item yang biasanya tersedia dalam file induk dari item (Item Master File). e. Informasi dari Rough Cut Capacity Planning (RCCP) berupa kebutuhan kapasitas untuk mengimplementasikan MPS menjadi salah satu input bagi MPS. RCCP menentukan kebutuhan kapasitas untuk mengimplementasikan MPS, menguji kelayakan dari MPS, dan memberikan umpan-balik kepada perencana atau penyusun jadwal produksi induk untuk mengambil tindakan perbaikan apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian antara penjadwalan produksi induk dan kapasitas yang tersedia. D. PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING) 1) Pengertian MRP : MRP merupakan suatu teknik dalam merencanakan kebutuhan bahan baku untuk proses produksi sehingga kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan dapat tersedia. Untuk dapat melaksanakan teknik MRP dengan efisien, maka dibutuhkan paling tidak tiga buah komponen masukan, yaitu: a. Jadwal induk produksi (master production schedule, MPS) b. Status persediaan (inventory status records)

2)

3)

4)

5)

6)

7)

c. Struktur produk Teknik Perencanaan Kebutuhan Material/bahan baku (Material Requirement Planning, MRP) digunakan untuk perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tergantung (dependent) pada item-item yang ada di tingkat (level) lebih tinggi. Jumlah item yang hendak diproduksi pada tingkat yang lebih tinggi menentukan jumlah item yang akan dibuat atau diperlukan pada tingkat di bawahnya. Material Requirement Planning adalah lebih dari sekedar metode proyeksi kebutuhankebutuhan akan komponen individual dari suatu produk. Fungsi MRP : Material Requirement Planning (MRP) memiliki dua fungsi utama yaitu : a) Pengendalian persediaan, yaitu dengan menjaga tingkat persediaan agar berada pada tingkat minimum tetapi dapat memenuhi permintaan pada saat diperlukan. b) Penjadwalan produksi, yaitu menentukan dengan tepat jadwal (waktu dan jumlah yang dibutuhkan) pembuatan item-item. Tujuan MRP : Tujuan dari dilaksanakannya perencanaan kebutuhan bahan baku adalah sebagai berikut: a) Meminimalkan persediaan, di mana pembelian bahan dilakukan sebatas yang diperlukan saja b) Mengurangi risiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman c) Komitmen yang nyata, di mana jadwal produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dapat dilakukan secara lebih realistis d) Meningkatkan efisiensi, karena jumlah persediaan, waktu produksi dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan jadwal induk produksi. Manfaat MRP Manfaat menggunakan teknik MRP di antaranya sebagai berikut: a) Meningkatkan pelayanan dan kepuasan konsumen b) Meningkatkan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja c) Perancanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik d) Tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar e) Tingkat persediaan menurun tanpa mengurangi pelayanan kepada konsumen. Mekanisme MRP Langkah-langkah atau mekanisme dalam teknik MRP adalah: a) Netting, yaitu menghitung kebutuhan bersih dari kebutuhan kasar dengan memperhitungkan jumlah barang yang akan diterima, jumlah persediaan yang ada dan jumlah persediaan yang akan dialokasikan b) Konversi dari kebutuhan bersih menjadi kuantitas-kuantitas pesanan c) Menempatkan suatu pelepasan pemesanan pada waktu yang tepat dengan cara menghitung mundur (backward scheduling) dari wakltu yang dikehendaki dengan memperhitungkan waktu tenggang (lead time), agar dapat memenuhi pesanan komponen, d) Menjabarkan rencana produksi produk akhir ke kebutuhan kasar untuk komponen-komponennya melalui daftar bahan baku (Bill of Material).Bill Of Material (BOM) Merupakan daftar dari semua material, parts, dan subassemblies, serta kuantitas dari masing masing yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk atau parent assembly. MRP menggunakan BOM sebagai basis untuk perhitungan banyaknya setiap material yang dibutuhkan untuk setiap periode waktu. BOM tidak hanya menspesifikasikan kebutuhan produksi, tapi juga berguna untuk pembebanan biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan. Bila BOM digunakan dengan cara ini, biasanya dinamakan daftar pilih. Output Sistem MRP adalah : a) Memberikan catatan tentang jadwal pemesanan yang harus dilakukan b) Memberikan indikasi bila diperlukan penjadwalan ulang c) Memberikan indikasi untuk pembatalan atas pemesanan d) Memberikan indikasi tentang keadaan dari persediaan. Contoh : Bill of Material/BOM (struktur Produk) yang menunjukkan material pembentuk sebuah ball point dapat dilihat pada gambar.

Gambar komponen ball point :

Contoh 2 : Bill of Material Produk A

Tanya : Berapa Masing-masing komponen yang dibutuhkan untuk membuat 150 produk A? Jawab : Rincian jumlah bahan baku/unit yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan Produk A : Komponen Jumlah Unit Komponen A 150 Komponen B 2 x jumlah A = 2 x 150 300 Komponen C 3 x Jumlah A = 3 x 150 450 Komponen D 3 x Jumlah B + 2 x jumlah F = (2x300)+(2x900) 2400 Komponen E 3 x Jumlah B + 1 x jumlah C = (3x300)+(1x450) 1350 Komponen F 2 x jumlah C = 2 x 450 900 Komponen G 1 x jumlah F = 1 x 900 900

Dengan demikian untuk memproduksi 150 unit produk A, diperlukan 300 unit produk B, 450 unit produk C, 2400 unit produk D, 1350 unit produk E, 900 unit produk F, dan 900 unit produk G. E. MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY CONTROL) Persediaan menjadi sangat penting karena persedian berhubungan dengan pembentukan keunggulan kompetitif jangka panjang. Artinya : Perusahaan dengan tingkat persediaan lebih tinggi dari perusahaan lain memiliki kecendrungan untuk berada dalam kompetitif yang lebih rendah (persediaan tinggi biaya persediaan tinggi biaya tinggi mempengaruhi laba. 1) Konsep Dasar Manajemen Inventori Definisi: Inventori / Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Pengendalian Persediaan: aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian persediaan ditekankan pada pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan persediaan. Alasan Mengelola Persediaan: y Persediaan merupakan investasi yang membutuhkan modal besar. y Mempengaruhi pelayanan ke pelanggan. y Mempunyai pengaruh pada fungsi operasi, pemasaran, dan fungsi keuangan. Akibat kelebihan persediaan: Beban bunga meningkat, Biaya penyimpanan dan pemeliharaan, Resiko rusak, Kualitas menurun. Akibat kekurangan persediaan:Proses produksi terganggu, Ada kapasitas mesin yang tidak terpakai, Pesanan tidak dapat terpenuhi. Jenis Persediaan: y Persediaan barang jadi biasanya tergantung pada permintaan pasar (independent demand inventory). y Persediaan barang setengah jadi dan bahan mentah ditentukan oleh tuntutan proses produksi dan bukan pada keinginan pasar (dependent demand inventory). Tujuan Persediaan: y Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (misal: safety stock). y Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian. y Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan penawaran. 2) Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam Inventory Control: a) Penentuan berapa besar dan kapan pemesanan harus dilakukan. b) Struktur biaya persediaan. 1. Biaya per unit (item cost) 2. Biaya penyiapan pemesanan (ordering cost)  Biaya pembuatan perintah pembelian (purchasing order)  Biaya pengiriman pemesanan  Biaya transportasi  Biaya penerimaan (Receiving cost)  Jika diproduksi sendiri maka akan ada biaya penyiapan (set up cost): surat menyurat dan biaya untuk menyiapkan perlengkapan dan peralatan. 3. Biaya pengelolaan persediaan (Carrying cost)  Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang yang hilang apabila nilai persediaan digunakan untuk investasi (Cost of capital).  Biaya yang meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak (Cost of storage).  Biaya ini berubah sesuai dengan nilai persediaan. 4. Biaya resiko kerusakan dan kehilangan (Cost of obsolescence, deterioration and loss). 5. Biaya akibat kehabisan persediaan (Stockout cost). 3) Klasifikasi Inventori Ada beberapa macam klasifikasi inventori, menurut Dobler at al, ada beberapa klasifikasi inventori yang digunakan oleh perusahaan, antara lain: a) Inventori Produksi Yang termasuk dalam klasifikasi invetori produksi adalah bahan baku dan bahan-bahan lain yang digunakan dalam proses produksi dan merupakan bagian dari produk. Bisa terdiri dari dua tipe yaitu item spesial yang dibuat khusus untuk spesifikasi perusahaan dan item standart produksi yang dibeli secara off-the-self.

b) Inventori MRO (Maintaintenance, Repair, and Operating supplies) Yang termasuk dalam katagori ini adalah barang-barang yang digunakan dalam proses produksi namun tidak merupakan bagian dari produk. Seperti pelumas dan pembersih. c) Inventori In-Process Yang termasuk dalam katagori inventori ini adalah produk setengah jadi. Produk yang termasuk dalam katagori inventori ini bisa ditemukan dalam berbagai proses produksi. d) Inventori Finished-goods Semua produk jadi yang siap untuk dipasarkan termasuk dalam katagori inventori finished goods. PT XYZ adalah sebuah swalayan yang menjual produk-produk yang siap untuk dipakai. Tidak ada proses pengolahan yang ada disana, sehingga semua inventori yang dimilikinya termasuk dalam katagori ini. 4) Masalah dalam Menejemen Inventori Masalah dalam menejemen Inventori yang dihadapi inventory controll adalah : a) Item mana saja yang harus disesiakan atau disimpan di gudang. Suatu item akan selalu disediakan sebagai suatu persediaan di gudang atau dibeli. Yang perlu diperhatikan juga apakah item yang ada akan terus disimpan atau sudah waktunya ditukar atau diganti. Mungkin saja banyak item yang sudah rusak atau ketinggalan jaman. b) Berapa jumlah persediaan yang harus dibeli. Kita harus mengetahui terlebih dulu biaya-biaya yang berhubungan dengan inventori. c) Kapan waktunya suatu pembelian harus dilakukan. Suatu inventori controll yang bagaimana harus digunakan. 5) Biaya yang terkait Inventori Menurut Dobler et al terdapat 2 (dua) macam biaya yang terkait dengan biaya inventori yaitu : a) Biaya Pemeliharaan (Carrying Cost) Biasanya berkisar antara 23-35 persen dari total nilai inventori perusahaan pertahun, yang terdiri dari (Total 20 40 %) : y Biaya kesempatan dari dana yang diinvestasikan sebesar 12-20 % y Biaya asuransi sebesar 2 4 % y Pajak properti sebesar 1 3 % y Biaya penyimpanan sebesar 1 3 %` y Kadaluarsa sebesar 4 10 % b) Biaya Akuisisi : Faktor yang terkait dengan biaya akuisisi adalah proses pengadaan dan administrasi, yang terdiri dari : y Biaya operasi dan gaji pegawai y Biaya material seperti kertas, amplop, dan alat tulis lainnya. y Biaya pelayanan seperti telepon, fax dan biaya pengiriman. 6) Metode EOQ Salah satu metode menejemen industri adalah Metode Economic Order Quantity (EOQ). Yaitu metode menejemen industri yang ekonomis berdasar jumlah permintaan. EOQ merupakan contoh dari system persediaan yang didorong (push inventory system) maka perolehan persediaan diawali dengan antisipasi permintaan di masa mendatang bukan reaksi terhadap permintaan saat ini. EOQ terjadi jika Biaya Pemesanan = Biaya Penyimpanan Asumsi: y Kecepatan permintaan tetap dan terus menerus. y Waktu antara pemesanan sampai dengan pesanan dating (lead time) harus tetap. y Tidak pernah ada kejadian persediaan habis atau stock out. y Material dipesan dalam paket atau lot dan pesanan datang pada waktu yang bersamaan dan tetap dalam bentuk paket. y Harga per unit tetap dan tidak ada pengurangan harga walaupun pembelian dalam jumlah volume yang besar. y Besar carrying cost tergantung secara garis lurus dengan rata-rata jumlah persediaan. y Besar ordering cost atau set up cost tetap untuk setiap lot yang dipesan dan tidak tergantung pada jumlah item pada setiap lot. y Item adalah produk satu macam dan tidak ada hubungan dengan produk lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menghitung EOQ:  D : Besar laju permintaan (demand rate) dalam unit per tahun.  S : Biaya setiap kali pemesanan (ordering cost) dalam rupiah per pesanan  C : Biaya per unit dalam rupiah per unit

I : Biaya pengelolaan (carrying cost) adalah persentase terhadap nilai persediaan per tahun. Q : Ukuran paket pesanan (lot size) dalam unit TC : Biaya total persediaan dalam rupiah per tahun. Reorder Point : Merupakan suatu analisa untuk menentukan kapan harus melakukan pemesanan kembali.  Safety stock : Merupakan persediaan minimal yang harus ada agar perusahaan dapat berjalan normal. Semakin besar safery stock maka perusahaan kemungkinan khabisan persedian akan semakin kecil. Biaya pemesanan per tahun (Ordering cost) OC = S (D/Q) Biaya pengelolaan persediaan per tahun (Carrying cost) CC = ic (Q/2) Maka, total biaya persediaan TC = S (D/Q) + ic (Q/2) Terjadi keseimbangan antara carrying cost dan ordering cost, maka Q dihitung dari: Q = (2SD)/ic Biaya Pesan = R/QxO Biaya Simpan = (CxTxQ) / 2 TIC (Total Inventory Cost atau Biaya Total Persediaan) akan minimum secara matematis kalau : BIAYA PESAN = BIAYA SIMPAN (RxO)/Q = (CxTxQ)/2 Q2 . C . T = 2 R.O Q = (2.R.O)/C.T Di mana : Q = EOQ T = Periode biasanya 1, sehingga tidak di tulis R = Kebutuhan bahan dalam satu periode O = Biaya tiap kali pesan C = Biaya simpan per unit per periode Contoh 1: Kebutuhan bahan dalam satu periode (satu tahun) atau R = 2000 unit. Biaya tiap kali pesan (O) = Rp 300,- dan Biaya simpan per unit per tahun Rp 30,Pertanyaan : a. Hitung EOQ ? b. Hitung TIC ? Perhitungan Manual : a. EOQ = Q = V (2 . 2000. 300) / 30 = 200 unit b. TIC = Biaya Pesan + Biaya Simpan = ( R/Q ) x O + ( Q / 2 ) x C = (2000/200) x 300 + (200/2) x 30 = 3000 + 3000 = 6000. (TIC minimal, pada saat itu BIAYA PESAN = BIAYA SIMPAN) Kasus di atas bisa dikerjakan dengan soft ware POM, modul Inventory bagian Economical Order Quantity. Contoh 2 : Sharp Inc sebuah perusahaan yang memasarkan jarum hypodermis kepada rumah sakit, ingin menuntunkan biaya persediaan mereka dengan menetapkan jumlah jarum hypodermis optimal untuk memenuhi pesanan. Permintaan tahunan untuk untuk jarum tersebut adalah 1000 unit, biaya pemasangan atau pemesanan (set up/ordering cost)adalah $10 per pesanan, dan biaya penyimpanan (holding cost) adalah $0.50. a. Berapa jumlah unit optimal per pesanan dengan metode EOQ? b. Berapakah jumlah pemesanan yang diinginkan (N)? c. Hitung Biaya persediaan tahunan total! Jawab : a. EOQ atau Q* b. N 
  

   

 = 10 + =

= 200 unit = 5 pesanan per tahun

c. TC =

S+

H=

0,50 = $50 + $50 = $100

Kebaikan EOQ: y Persediaan tradisional baik bagi beberapa kasus seperti persediaan obat yang penting untuk mengatasi serangan jantung y Menyeimbangkan biaya persiapan biaya persiapan dan penyimpanan yang memaksimumkan laba atau meminimumkan biaya y Saat biaya persiapan tinggi jadi lebih baik buat produk dengan jumlah besar y Sangat baik saat mengatasi masalah yang berkaitan dengan ketidakpastian. F. Just In Time 1) Pengertian Just In Time Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen.Menurut Henri Simamora dalam bukunya Akuntansi Manajemen, Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponenkomponen lainnya. Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time dipertangguh dengan perluasan tanggung jawab yang berkontribusi pada pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruang dan waktu produksi. 2) Konsep dasar just in Time Konsep dasar JIT adalah sistem produksi Toyota, yaitu suatu metode untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya gangguan dan perubahan permintaan, dengan cara membuat semua proses dapat menghasilkan produk yang diperlukan, pada waktu yang diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan Terdapat empat konsep pokok yang harus dipenuhi dalam melaksanakan Just In Time (JIT): a. Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan. b. Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya. c. Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan. d. Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan. 3) Penerapan Metode Just In Time Guna mencapai empat konsep ini maka diterapkan sistem dan metode sebagai berikut : Sistem kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT). Metode pelancaran produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan. Penyingkatan waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi. Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel. Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil dan sistem saran untuk meningkatkan moril tenaga kerja. Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bagian perusahaan 4) Elemen-elemen Just In Time Pengurangan waktu set up Aliran produksi lancar (layout) Produksi tanpa kerusakan mesin Produksi tanpa cacat Peranan operator Hubungan yang harmonis dengan pemasok Penjadwalan produksi stabil dan terkendali Sistem Kanban

Anda mungkin juga menyukai