Anda di halaman 1dari 56

UPGRADING PELAYAN

LITURGI
“MISDINAR”
Untuk Misdinar di Keuskupan Surabaya
BAB I BAB 2 BAB 3 BAB 4
BAB I BAB 2 BAB 3 BAB 4
BAB I BAB 2 BAB 3 BAB 4
Dengar Dia Panggil
Dengar Dia panggil nama saya
Dengar Dia panggil namamu
Dengar Dia panggil nama saya
Juga Dia panggil namamu

Oh giranglah
Oh giranglah
Yesus amat cinta pada saya
Oh giranglah

Kujawab ya.ya.ya.
Kujawab ya.ya.ya.
Kujawab ya Tuhan
Kujawab ya Tuhan
Kujawab ya,ya,ya.
4 BAB 5 BAB 6
1

PERAN KAUM AWAM DALAM


LITURGI
Sejarah Peran Kaum Awam dalam Liturgi Gereja GEREJA
Abad Pertengahan
Paruh Pertama
Abad-abad Pertama hingga awal abad Konsili Vatikan II Masa Sekarang
abad ke-20
20

Dasar Teologis Peran Kaum Awam dalam Liturgi Gereja


• Imamat Umum
• Keterlibatan secara sadar dan aktif
• Makna liturgi sebagai perayaan seluruh Gereja
BAB
BAB 2I BAB 2 B

PEDOMAN UMUM MISDINAR


Pengertian Misdinar
• Misdinar : asisten Misa
• Berasal dari Bahasa Belanda “misdienaar”
• Mereka yang membantu imam saat merayakan Perayaan Ekaristi
Hakikat Misdinar
• Pelengkap dan membantu imam
• Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran misdinar sungguh
berpengaruh pada kemeriahan perayaan
• Dengan menjadi misdinar, umat beriman terlibat secara langsung dalam
membantu imam menjadi pelayan sakramen-sakramen
BAB I BAB 2 BAB 3 B

PEDOMAN UMUM MISDINAR


Istilah Misdinar
• Awalnya seorang misdinar ini sebuah tahapan bagi seorang frater sebelum
menjadi imam
• Biasa disebut putra altar (untuk laki-laki) dan karena kondisi maka perempuan juga
diizinkan disebut putri sakristi
Syarat Pokok Menjadi Misdinar
• Katolik (sudah dibaptis dan komuni pertama) • Teamwork
• Minimal kelas 4 SD • Selalu Ingin belajar
• Sehat • Merelakan waktu untuk melayani
• Rela melayani tanpa pamrih
• Paham ritus dan susunan TPE
BAB I BAB 2 BAB 3 B

PEDOMAN UMUM MISDINAR


Kriteria Dasar Misdinar
Memiliki Pengetahuan Memiliki Semangat Melayani
• Tata dan struktur perayaan Ekaristi • Mengikuti jadwal rutin latihan
• Tata gerak • Disiplin berlatih dan bertugas
• Peralatan liturgi • Saling evaluasi diri antar sesama
• Tahun liturgi misdinar
• Makna warna liturgi • Mengikuti kegiatan misdinar
paroki, kevikepan, dan keuskupan
BAB I BAB 2 BAB 3 B

PEDOMAN UMUM MISDINAR


Kriteria Dasar Misdinar
Memiliki Keterampilan Memiliki Penghayatan
• Tata gerak • Diam dan hening selama pelayanan
• Tugas pendupaan • Berperilaku pantas
• Tugas pendampingan percikan air suci • Hormat dalam melayani imam
• Tugas pelayanan persiapan persembahan • Tidak santai di panti imam
• Tugas penyembahan Sakramen Mahakudus
BAB I BAB 2 BAB 3 B

PEDOMAN UMUM MISDINAR


Wewenang Misdinar
• Membantu serta melayani imam dalam perayaan sakramen-sakramen
• Berada di panti imam dalam rangka membantu imam
• Berbusana liturgis
• Memegang peralatan liturgi
Perekrutan Misdinar
• Dilakukan pada anak-anak yang telah menerima komuni pertama
 Tidak ada batasan usia, sehingga baptisan dewasa yang berminat juga dapat
direkrut menjadi misdinar baru
 Paroki berhak menentukan batasan usia misdinar untuk proses regenerasi
• Setelah dirasa siap, akan lebih indah jika diadakan Pelantikan dalam Perayaan Ekaristi
• Jika dibutuhkan semua orang bisa menjadi misdinar
BAB I BAB 2 BAB 3 B

PEDOMAN UMUM MISDINAR


Spiritualitas Hidup Misdinar
• Hidup doa
• Bersukacita senantiasa
• Mengucap syukur dalam segala hal
• Menghayati tugas misdinar sebagai bakti kepada Tuhan
BAB I BAB 2 BAB 3 B

PEDOMAN UMUM MISDINAR


Sikap Disiplin Seorang Misdinar
• Disiplin : patuh, setia, dan rajin dalam menerima tugas yang dipercayakan kepadanya
• Jangan sampai kita terkena Pikir Rusak (Pirus) Misdinar
Malas, Imbalan, Sombong, Dengki, Ikut-ikutan, Nakal dan Nekat, Alasan, Ramai
• Untuk itu misdinar perlu mengupayan Anti-Pikir Rusak (Pirus) Misdinar
Muda dan Merdeka, Ikhlas dan tulus dalam pelayanan, Sederhana dan sopan,
Disiplin diri, Inisiatif dan inovatif, Normatif dan liturgis, Arif dan adil, Rajin dan reflektif
• Sehati sejiwa (Cor Unum et Anima Una) dalam kasih Tuhan kita, Yesus Kristus
BAB I 2
BAB 3 BAB 3 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
Busana Misdinar PELAYANAN MISDINAR

A
Pakaian terusan
L
B berwarna putih
A dari atas ke bawah
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
PELAYANAN MISDINAR
Peralatan Tugas Pelayanan Misdinar

Lilin Sibori Ampul


Lonceng
Piala

Aspersoriu
Lavabo Pedupaa Vimpa
m Keprak
n
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
Tata Cara Tugas Misdinar PELAYANAN MISDINAR
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
PELAYANAN
Misa Biasa (Misa Harian, Minggu Biasa, Minggu MISDINAR
dalam Oktaf Paskah dan Natal)
Ritus Pembuka
Perarakan Masuk Perarakan diawali dengan para misdinar, diikuti pelayan liturgi dan kemudian
imam. Setelah sampai di depan Altar, para misdinar bergerak menuju kiri dan
Tanda Salib kanan bagian bawah panti imam dan menyediakan tempat bagi imam selebran
Salam di tengah. Setelah imam sampai di depan Altar, seluruh pelayan Misa
Pengantar membungkuk khidmat atau berlutut (jika dibelakang altar terdapat tabernakel
Tobat dengan Sakramen Mahakudus di dalamnya) atau hanya menundukkan kepala
Tuhan Kasihanilah bagi pelayan yang membawa peralatan liturgi
Madah Kemuliaan Setelah Imam mendaraskan Doa Kolekta, imam akan ke tempat duduk. Misdinar
Doa Kolekta NB: Pada saat imam mencium Altar, misdinar tidak perlu menundukan kepala
bertugas mengangkat kasula Imam agar Imam tidak menduduki stola atau
kasula yang sudah diberkati
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
PELAYANAN
Misa Biasa (Misa Harian, Minggu MISDINAR
Biasa, Minggu dalam Oktaf Paskah dan Natal)
Liturgi Sabda
Bacaan Pertama
Mazmur Tanggapan
Bacaan Kedua Pada saat menjelang BPI, pelayan lilin mengambil lilin bernyala kemudian
Bait Pengantar Injil mengarak Evangeliarium dari Altar menuju mimbar sabda
Injil Pelayan lilin berdiri di sisi kiri dan kanan mimbar dengan memegang lilin
bernyala menghadap ke mimbar dengan memegang lilin bernyala menghadap ke
Homili
mimbar sabda selama diakon atau imam membacakan Injil. Setelah Injil selesai,
Syahadat pelayan lilin mengembalikan lilin
Doa Umat Setelah doa umat selesai, Misa masuk pada bagian Persiapan Persembahan
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
PELAYANAN
Misa Biasa (Misa Harian, Minggu MISDINAR
Biasa, Minggu dalam Oktaf Paskah dan Natal)
Liturgi Ekaristi
A. Persiapan Persembahan
Persiapan Persembahan Selagi persembahan berjalan atau nyanyian persiapan persembahan
dilantunkan, para misdinar, berdasarkan pembagian tugas mengantar
B. Doa Syukur Agung bahan-bahan Ekaristi kepada imam antara lain, 1 set piala, sibori, ampul,
dan lavabo

Setelah selesai memberikan semua bahan misdinar turun ke panti umat


C. Ritus Komuni atau di depan altar
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
PELAYANAN
Misa Biasa (Misa Harian, Minggu MISDINAR
Biasa, Minggu dalam Oktaf Paskah dan Natal)
Liturgi Ekaristi
B. Doa Syukur Agung Setelah imam selesai mendoakan Doa atas Persembahan, dan sesudah umat
Dialog Pembuka
menyerukan “Amin”, lonceng dibunyikan singkat 1 kali sebagai tanda
Prefasi memasuki Doa Syukur Agung
Kudus Setelah Kudus, misdinar berlutut pada saat memasuki Doa
Doa Syukur AgungSyukur Agung
Misdinar membunyikan lonceng panjang atau gong 1 kali pada saat imam mengangkat Tubuh
Saat Imam selesai mendoakan doa doksologi dalam Doa Syukur Agung, Ketika umat
dan Darah Kristus usai mengucapkan kata-kata konsekrasi (Kisah Institusi)
Maka, kami Amin,
menyerukan mohonlonceng
dengan rendah panjang
dibunyikan hati kepada-Mu,
1 kali Tuhan, supaya Engkau berkenan
menguduskan dengan Roh-Mu, persembahan ini yang kami bawa kepada-Mu, agar menjadi
Tubuh dan † Darah Putra-Mu Tuhan kami, Yesus Kristus, yang menghendaki kami merayakan
misteri ini, lonceng tidak perlu dibunyikan
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
PELAYANAN
Misa Biasa (Misa Harian, Minggu MISDINAR
Biasa, Minggu dalam Oktaf Paskah dan Natal)
Liturgi Ekaristi
C. Ritus Komuni
Bapa Kami
Doa Damai
Pemecahan Roti
Setelah menerima Komuni, misdinar segera mengambil lilin bernyala untuk
Persiapan Komuni
Komuni mendampingi Tubuh (dan Darah) Kristus yang sedang dibagikan
Pembersihan Piala Setelah pembagian komuni selesai berdasarkan pembagian tugas, misdinar
Saat Hening kembali menghampiri imam dengan menundukan kepala melayani imam
Doa Sesudah Komuni melakukan ritus pembersihan piala, untuk mengambil kembali alat-alat
Misa, yakni 1 set piala dan sibori. Setelah itu misdinar kembali ke tempat
duduk masing-masing
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
PELAYANAN
Misa Biasa (Misa Harian, Minggu MISDINAR
Biasa, Minggu dalam Oktaf Paskah dan Natal)
Ritus Penutup
Pengumuman Setelah pengumuman selesai dibacakan, para misdinar bergerak ke bawah
Amanat Pengutusan altar untuk mempersiapkan perarakan keluar. Jika tidak ada
Berkat pengumuman,
Misdinar berdirimaka misdinar
sambil turun kekepala
menundukan pantipada
umatsaat
setelah
imammembereskan
memberikan
alat-alat
berkat Misa usai Komuni.
Pengutusan
Perarakan Keluar Setelah Pengutusan, imam turun; imam bersama-sama dengan pelayan
liturgi berlutut atau membungkuk khidmat dan setelah itu berarak ke
sakristi
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
PELAYANAN
Misa Hari Raya (Pesta, Peringatan, MISDINAR
Minggu Paskah, dan Natal)
Ritus Pembuka
Perarakan Masuk Misdinar yang membawa peralatan tidak perlu berlutut (cukup menunduk)
Tanda Salib
Salam Setelah imam mencium Altar, pelayan pendupaan naik ke panti imam. Pelayan
Pengantar pendupaan membuka turibulum setinggi dada dan pembawa navikula
membukakan tempat dupa agar imam memasukan dupa ke dalam wiruk
Tobat untuk menimbulkan kepulan asap. Setelah wiruk ditutup, wiruk diberikan
Tuhan Kasihanilah kepada imam agar imam mendupai salib dan Altar.
Madah Kemuliaan
Doa Kolekta Setelah selesai para misdinar mengembalikan peralatan yang dibawa saat
perarakan
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
PELAYANAN
Misa Hari Raya (Pesta, Peringatan, MISDINAR
Minggu Paskah, dan Natal)
Liturgi Sabda
Bacaan Pertama Pelayan lilin mengambil lilin bernyala dan pelayan pendupaan turun ke panti
umat atau di depan Altar. Kemudian, pelayan pendupaan naik ke panti imam,
Mazmur Tanggapan Pada saat Bait Pengantar Injil, sebelum naik ke panti imam, keempat misdinar
sedangkan pelayan lilin menunggu di panti umat. Pemegang wiruk
Bacaan Kedua menundukkan kepala. Kemudian, pelayan pendupaan dan pelayan lilin
membukakan wiruk bagi imam untuk mengisikan dupa. Lalu, pelayan
mengarak Evangeliarium dari Altar menuju mimbar sabda. Selama imam
Bait Pengantar Injil pendupaan turun ke panti umat.
Injil membacakan Injil di mimbar, para pelayan lilin berdiri di sisi kiri dan kanan
mimbar dengan menghadap ke mimbar sabda, sementara pelayan pendupaan
Homili berdiri di belakang imam, tetapi tidak terlalu dekat. Setelah imam membacakan
Syahadat Injil, para pelayan lilin dan pelayan pendupaan kembali turun ke panti umat,
Doa Umat menundukkan kepala ke Altar dan kemudian mengembalikan lilin bernyala
beserta wiruk dan dupa ke tempatnya.
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
PELAYANAN
Misa Hari Raya (Pesta, Peringatan, MISDINAR
Minggu Paskah, dan Natal)
Liturgi Ekaristi
Selagi persembahan berjalan atau nyanyian persiapan persembahan dilantunkan,
A. Persiapan Persembahan para misdinar, berdasarkan pembagian tugas yang telah disepakati, mengantarkan
Persiapan Persembahan bahan-bahan Ekaristi kepada imam antara lain, 1 set piala, sibori, ampul, dan lavabo.
Pada saat yang bersamaan, pelayan pendupaan mengambil wiruk dan dupa. Mereka
kemudian naik ke panti imam dan menunggu sampai imam selesai menuangkan
B. Doa Syukur Agung anggur dan air ke dalam piala. Pembawa wiruk kemudian membukakan wiruk untuk
diisi dupa oleh imam dan kemudian menyerahkan wiruk kepada imam agar imam
dapat mendupai bahan-bahan persembahan, salib dan Altar. Setelah imam selesai
mendupai, wiruk dikembalikan kepada pemegang wiruk untuk kemudian mendupai
C. Ritus Komuni imam dua ayunan tiga kali. Setelah mendupai imam, pelayan pendupaan bergerak ke
Altar bagian depan, untuk mendupai umat dua ayunan tiga kali dengan terlebih
dahulu menghormat kepada umat (jika imam belum mendupai umat).
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
PELAYANAN
Misa Hari Raya (Pesta, Peringatan, MISDINAR
Minggu Paskah, dan Natal)
Liturgi Ekaristi
B. Doa Syukur Agung
Dialog Pembuka Setelah imam selesai mendoakan Doa atas Persembahan, dan sesudah umat
Prefasi menyerukan “Amin”, lonceng dibunyikan singkat 1 kali sebagai tanda
Kudus memasuki Doa Syukur Agung
Doa Syukur Agung Setelah Kudus, misdinar berlutut pada saat memasuki Doa
Misdinar membunyikan lonceng panjang
Syukur Agungatau gong 1 kali pada saat imam mengangkat Tubuh Misdinar
Maka, kamilonceng
membunyikan mohon ataudengan
gong dan rendah hati wiruk
mengayunkan kepada-Mu,
ketika imamTuhan, supaya
mengangkat TubuhEngkau berkenan
atau Darah Kristus
Saatmengucapkan
usai Imam selesai mendoakan
kata-kata doasebagai
konsekrasi doksologi dalam Doa Dengan
simbolinipenyembahan. Syukur kata
Agung, Ketika imam
lain, pada umat
menguduskan dengan Roh-Mu, persembahan yang kami bawa kepada-Mu, agarsaat
menjadi
menyerukanTubuh
menunjukkan Amin,atau
lonceng
Darah dibunyikan
Kristus panjang
kepada umat, 1 kali pemegang wiruk mendupai Tubuh atau Darah
misdinar
Tubuh dan † Darah Putra-Mu Tuhan kami, Yesus Kristus, yang menghendaki kami merayakan
Kristus dengan mengayunkan wiruk dua ayunan tiga kali dan misdinar membunyikan loceng dan gong secara
misteri ini, lonceng tidak perlu dibunyikan
harmonis.
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
PELAYANAN
Misa Hari Raya (Pesta, Peringatan, MISDINAR
Minggu Paskah, dan Natal)
Liturgi Ekaristi
C. Ritus Komuni
Bapa Kami Pada saat selesai Doa Syukur Agung, Pelayan Pendupaan mengembalikan
Doa Damai peralatan pendupaan dan kembali bergabung dengan misdinar yang lain
Pemecahan Roti
Persiapan Komuni
Komuni Setelah menerima Komuni, misdinar segera mengambil lilin bernyala untuk
Pembersihan Piala mendampingi Tubuhkomuni
Setelah pembagian Kristusselesai
yang sedang dibagikan
berdasarkan pembagian tugas, misdinar
Saat Hening kembali menghampiri imam dengan menundukan kepala, untuk
Doa Sesudah Komunimengambil kembali alat-alat Misa, yakni 1 set piala dan sibori. Setelah itu
misdinar kembali ke tempat duduk masing-masing
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
Minggu Palma PELAYANAN MISDINAR
Kekhasan
• Dua bagian yaitu Perayaan di luar Gereja dan di dalam Gereja
• Perarakan dimulai di luar gedung gereja
• Umat dengan membawa daun palma berjajar membentuk pagar manusia dari
tempat pemberkatan daun palma hingga menuju depan gedung gereja. Kemudian
paduan suara, misdinar, pelayan liturgi, dan imam berjalan ditengah-tengah pagar
manusia tersebut hingga menuju ke dalam gereja
• Injil yang dibacakan diganti dengan Kisah Sengsara sehingga mungkin misdinar
perlu menyiapkan mimbar tambahan
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
Misa Kamis Putih PELAYANAN MISDINAR
• Misa Peringatan Perjamuan Tuhan
• Peringatan kelahiran Ekaristi
Kekhasan
• Perarakan para wakil umat sebelum Imam
• Setelah Madah Kemuliaan dinyanyikan secara meriah, alat musik dan peralatan dari
metal tidak dibunyikan lagi hingga Vigili Paskah
• Terdapat Ritus Pembasuhan Kaki
 Setelah Homili
 Misdinar membantu imam untuk melepaskan kasula dan stola, serta
meletakannya di atas Altar.
 Misdinar menyiapkan wadah pembasuhan berisi air dan handuk/kain putih
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
Misa Kamis Putih PELAYANAN MISDINAR
• Terdapat Pemindahan Sakramen Mahakudus
 Misdinar mengenakan velum kepada imam dan memberikan dupa
kepada imam untuk mengisikannya ke dalam wiruk
 Pada saat perarakan, misdinar pembawa pendupaan berjalan di depan
Perarakan Sakramen Mahakudus.
 Sakramen Mahakudus dipindahkan ke tempat yang disediakan (bukan
tabernakel). Sakramen Mahakudus sekali lagi didupai oleh Imam
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
Ibadat Jumat Agung
PELAYANAN MISDINAR
Makna
• Mengenang sengsara Tuhan sendiri
Kekhasan
• Setelah perarakan, sesampainya di depan Altar, imam akan langsung bertiarap di
lantai
• Imam memimpin ibadat dari kursi imam
• Terdapat Ritus Penghormatan Salib. Akan ada perarakan salib di tiga titik di depan,
tengah, dan di depan Altar. Setiap berhenti salib di angkat tinggi lalu bertahap
membuka selubung. Ketika selubung sudah terbuka semua salib diangkat lebih tinggi
dari sebelumnya
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
Ibadat Jumat Agung
PELAYANAN MISDINAR
• Tidak ada Liturgi Ekaristi, tetapi ada pembagian komuni sehingga misdinar perlu
menyiapkan peralatan dan membawa lilin bernyala untuk perarakan dari tempat
penyimpanan ke altar
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
Misa Vigili Paskah PELAYANAN MISDINAR
Kekhasan
• Ritus Cahaya
 Imam dan pelayan liturgi berkumpul di luar gedung gereja.
 Semua cahaya di gereja dimatikan kecuali lampu di Tabernakel
 Imam menandai lilin Paskah
 Imam memberkati api yang disediakan untuk menyalakan lilin Paskah kemudian
mengambil arang bernyala dan meletakannya dalam turibulum
 Setelah ini, dilakukan perarakan lilin Paskah dengan tiga kali pemberhentian
yang di masing-masing pemberhentian lilin paskah diangkat dan diserukan
“Kristus, Cahaya Dunia”
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
Misa Malam Natal PELAYANAN MISDINAR
Kekhasan
• Terdapat pemberkatan kandang natal dan peletakkan bayi Yesus
BI BAB 2 BAB 3 BAB 4 B
PEDOMAN PELAKSANAAN
Misa Bersama Uskup PELAYANAN MISDINAR
• Pada Misa bersama uskup, tata laksana tugas misdinar sama seperti Misa Hari Raya.
Perbedaannya hanya terletak pada tambahan tugas bagi seorang misdinar sambil
mengenakan vimpa untuk memegang Mitra dan Tongkat uskup, dikarenakan yang
dipegang adalah simbol penggembalaan umat.
BI BAB 2 BAB 43
BAB BAB 4 B
SARAN DAN USULAN MATERI BINA
LANJUT MISDINAR
• Pastor Paroki dalah penanggung jawab utama bina lanjut para misdinar agar semakin
meningkat dalam mutu pelayananannya
• Materi-materi yang bisa dipelajari
 Tata gerak misdinar dalam Perayaan Ekaristi
 Susunan Tata Perayaan Ekaristi dan maknanya
 Spiritualitas pelayanan misdinar
 Sejarah pelayanan misdinar dalam Gereja Katolik
 Membaca dan merenungkan Injil pada hari Minggu
 Mendalami dokumen Gereja : PUMR, Redemptionis Sacramentum, Sacramentum
Caritatis, Sacrosanctum Concilium, dan sebagainya
2 BAB 3 BAB 54 BAB 5 BA
LAMPIRAN
Boleh >< Tidak Boleh
• Uskup yang sebenarnya mempunyai kewenangan untuk memperbolehkan atau
melarang praktik-praktik liturgi di wilayah keuskupannya.
Perlu >< Tidak Perlu
• Menyangkut pada kebutuhan
• Sesuatu yang tidak perlu dilakukan, jika tetap dilakukan, maka akan kurang bermakna
3 BAB 4 BAB 5 BAB 6
LAMPIRAN
Layak >< Tidak Layak
• menyangkut pada keserasian martabat sebuah praktik liturgis ketika hendak
dimasukkan dalam perayaan liturgi yang suci
• Bisa muncul dari rasa keimanan kuat
• Tidak layak tentu tidak boleh, namun bukan sekedar tidak boleh
Cocok >< Tidak Cocok
• mengungkapkan intensitas hubungan antara suatu praktik liturgis dengan misteri
yang sedang dirayakan
• Tidak cocok -> Tidak boleh tapi bukan sekedar tidak boleh
3 BAB 4 BAB 5 BAB 6
LAMPIRAN
Tata Cara Misa Pelantikan Misdinar Baru
• Para calon misdinar dipanggil dan menjawab “Saya Hadir” (bisa di tempat jika banyak,
bisa maju ke depan Altar)
• Kemudian, wakil umat menyerahkan mereka kepada imam untuk dilantik
3 BAB 4 BAB 5 BAB 6
LAMPIRAN
Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan Misdinar dalam Berbagai Perayaan
Sakramen Baptis
• Warna Liturgi untuk ritus pembaptisan adalah putih
• Memastikan Lilin Paskah menyala, perlengkapan tersedia : Bejana Baptis berisi air
baptis, minyak krisma, baskom tempat pencurahan air baptis, bejana pencurah air
baptis, handuk putih, hisop, kain putih, lilin baptis, buku liturgi baptis
• Ritus berjalan sesuai dengan buku liturgi sakramen baptis
• Setelah homili, Penolakan Setan dan Pengakuan Iman oleh orang tua dan wali baptis
saat prosesi pembaptisan (pada pembaptisan bayi dan balita) dan diganti dengan
pembaruan janji baptis saat pembaptisan dewasa yang dilaksanakan dalam Misa
Vigili Paskah.
3 BAB 4 BAB 5 BAB 6
LAMPIRAN
Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan Misdinar dalam Berbagai Perayaan
Sakramen Baptis
• Setelah pemberkatan air baptis yang dilakukan oleh Imam, para calon baptisan berserta
orang tua dan wali baptis dipanggil satu persatu untuk maju. Pada saat ini misdinar
dapat menyiapkan bejana pencurah air baptis dan handuk. Imam akan menuangkan
air pada dahi calon baptis lalu misdinar membantu menyeka air di dahi dengan
handuk
• Setelah pembaptisan selesai, berturut-turut baptisan akan dipanggil kembali satu per
satu untuk menerima berkat dengan Minyak Krisma dan menerima Lilin Baptis
bernyala serta Kain Putih. Misdinar menyalakan Lilin Baptis pada Lilin Paskah,
menyerahkan pada Imam, dan Imam yang menyerahkannya pada wali baptis
3 BAB 4 BAB 5 BAB 6
LAMPIRAN
Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan Misdinar dalam Berbagai Perayaan
Sakramen Baptis
• Baik jika misdinar dapat fleksibel dengan tugas-tugas tambahan sesuai ketentuan
paroki masing-masing. Sebaiknya misdinar memperhatikan bagaimana tugas dapat
dilakukan dengan rapi, taktis, dan tetap khidmat.
3 BAB 4 BAB 5 BAB 6
LAMPIRAN
Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan Misdinar dalam Berbagai Perayaan
Sakramen Perkawinan
• Mempelai beserta rombongan, berhimpun di depan pintu gereja atau tempat perayaan.
• Imam menyambut kedua mempelai di pintu gereja di damping misdinar kemudian
imam memerciki air suci kepada mereka dan kerabatnya
• Urutan perarakan adalah sebagai berikut:
3 BAB 4 BAB 5 BAB 6
LAMPIRAN
Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan Misdinar dalam Berbagai Perayaan
Sakramen Perkawinan
• Perayaan Perkawinan
• Pernyataan mempelai Misdinar membantu memegang
• Kesepakatan Perkawinan mikrofon Imam dan
• Penerimaan Kesepakatan Perkawinan membawakan buku Imam.
• Ritus Pelengkap Mengambil cincin yg sudah disiapkan, dan
• Pemberkatan dan Pengenaan Cincin mempersiapkan hisop dan Imam akan memberkati
• Pembukaan Kerudung Sambil menunggu, misdinar mendampingi
cincin tersebut
imam
• Mohon Restu dengan menyiapkan hisop
• Penyerahan Kitab Suci, Salib, dan Rosario
3 BAB 4 BAB 5 BAB 6
LAMPIRAN
Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan Misdinar dalam Berbagai Perayaan
Sakramen Penguatan
• Perarakan Masuk
Sesampainya di panti imam misdinar bergerak menuju sisi kiri dan sisi kanan bagian bawah panti imam
dan menyediakan tempat bagi Imam Konselebran dan Bapak Uskup di tengah. Setelah Uskup sampai di
depan altar Uskup melepas Mitra dan Tongkat yang kemudian diterima oleh misdinar yang memakai
vimpa. Kemudian Uskup, Imam Konselebran, dan seluruh pelayan liturgi berlutut menghormati altar
(dengan tabernakel di belakangnya) kecuali pembawa Evangeliarium dan misdinar pembawa peralatan
liturgi seperti turibulum, salib, lilin, dan pembawa Mitra dan Tongkat. Setelah penghormatan altar
(membungkuk khidmat atau berlutut, mencium, dan mendupai) misdinar yang membawa turibulum
dan navikula, salib pancang, dan lilin mengembalikannya atau meletakannya ke sakristi atau tempat
yang sudah disediakan, sedangkan misdinar yang lain ke tempatnya masing-masing.
3 BAB 4 BAB 5 BAB 6
LAMPIRAN
Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan Misdinar dalam Berbagai Perayaan
Sakramen Penguatan
• Doa Kolekta
Setelah Uskup selesai mendaraskan atau menyanyikan Doa Kolekta, Uskup duduk di
cathedra atau kursi pemimpin dan misdinar pembawa Mitra menyerahkan Mitra kepada
Uskup untuk dipakai (penyerahan Mitra pada prinsipnya kepada diakon atau imam (bila
ada) yang berada di sebelah kanan Uskup; Magister Caeremoniarius pun dapat
melakukannya, bila dikehendaki).
3 BAB 4 BAB 5 BAB 6
LAMPIRAN
Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan Misdinar dalam Berbagai Perayaan
Sakramen Penguatan
• Bait Pengantar Injil
Misdinar pelayanan pendupaan menuju ke arah diakon (bila ada) atau Uskup untuk
mengisi dupa, kemudian bersama misdinar pelayan lilin mengarak Evangeliarium dari
altar menuju mimbar; pelayan lilin berdiri di sisi kiri dan kanan, menghadap ke mimbar
dengan tetap memberikan tempat bagi diakon (imam) yang akan melakukan tata gerak,
dan pelayan pendupaan bisa mengambil tempat di samping atau belakang imam,
pelaksanaan pendupaan oleh diakon atau imam dilakukan setelah diakon atau imam
menandai dirinya sendiri dengan tanda salib pada dahi, mulut, dan dada.
3 BAB 4 BAB 5 BAB 6
LAMPIRAN
Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan Misdinar dalam Berbagai Perayaan
Sakramen Penguatan
• Bacaan Injil
Uskup mendengarkan pewartaan Injil dengan membawa Tongkat tanpa memakai Mitra.
Setelah pewartaan Injil misdinar yang memakai vimpa menyerahkan Mitra kepada Uskup.
• Homili
Uskup membawa Tongkat dan memakai Mitra. Setelah homili selesai, misdinar yang
memakai vimpa mengambil Tongkat yang dibawa oleh Uskup
• Penyerahan Calon Penerima Sakramen Penguatan
• Nyanyian “Datanglah ya Roh Pencipta”
• Pembaruan Janji Baptis
3 BAB 4 BAB 5 BAB 6
LAMPIRAN
Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan Misdinar dalam Berbagai Perayaan
Sakramen Penguatan
• Penumpangan Tangan
• Pengurapan Minyak Krisma
• Misdinar menyiapkan kursi, Minyak Krisma, dan amik
• Setelah upacara pengurapan Minyak Krisma selesai, misdinar menyiapkan tempat
pembasuhan tangan, handuk kecil, dan sabun untuk Uskup (dan Imam lain yang
membantu), kemudian misdinar yang memakai vimpa mengambil Mitra, setelah
itu kursi, amik, dan Minyak Krisma dikembalikan ke tempat semula.
• Setelah upacara pengurapan Minyak Krisma, Perayaan Ekaristi berjalan seperti
biasa
3 BAB 4 BAB 5 BAB 6
LAMPIRAN
Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan Misdinar dalam Berbagai Perayaan
Pemberkatan Jenazah
• Peralatan liturgi yang diperlukan dalam pemberkatan jenazah adalah turibulum,
navikula, tempat air suci, aspergilum/hisop dan aspersorium, arang untuk pendupaan,
dan buku Liturgi Seputar Kematian atau Upacara Pemakaman.
• Pada saat pemberkatan jenazah misdinar dapat menyiapkan air suci dan pendupaan.
Perlu diperhatikan pula pada beberapa pemberkatan jenazah, misdinar perlu tanggap
jika Imam membutuhkan bantuan memegang mikrofon dan buku Upacara.
• Saat misdinar ikut melayani pemakaman, perlengkapan yang diperlukan adalah salib,
turibulum, navikula, air suci, aspergilum (hisop) dan aspersorium serta Buku Seputar
Liturgi Kematian atau Upacara Pemakaman. Misdinar juga perlu memastikan adanya
tanah dan bunga tabur.
3 BAB 4 BAB 5 BAB 6
LAMPIRAN
Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan Misdinar dalam Berbagai Perayaan
Adorasi Sakramen Mahakudus
• Pentakhtaan Sakramen Mahakudus dilakukan setelah Misa (dilakukan setelah doa
sesudah komuni). Misdinar dapat mulai menjalankan tugasnya. Ada yang
membereskan altar, ada yang bertugas mengambil velum, ada yang bertugas
pendupaan dan ada pula yang bersiap membunyikan lonceng atau gong.
• Perlengkapan yang perlu dipastikan ada sebelum adorasi dimulai adalah Buku Adorasi,
turibulum, navikula, dan velum;
• Sakramen Mahakudus diambil dari hosti yang telah dikonsekrasi dalam Misa
sebelumnya;
3 BAB 4 BAB 5 BAB 6
LAMPIRAN
Hal-Hal yang Perlu Dipersiapkan Misdinar dalam Berbagai Perayaan
Adorasi Sakramen Mahakudus
• Sebelum Imam menunjukkan Sakramen Mahakudus pada umat dan memberi berkat
dengan Sakramen Mahakudus (benediksi), misdinar memakaikan velum kepada Imam.
• Tugas misdinar saat Imam menunjukkan Sakramen Mahakudus kepada umat adalah
membunyikan lonceng atau gong serta melakukan pendupaan.
3 BAB 4 BAB 56 BAB 6
TANYA JAWAB
1. Apa saja yang perlu diperhatikan misdinar dalam melayani imam di Altar?
2. Berapa jumlah ideal misdinar dalam Perayaan Ekaristi?
3. Pakaian misdinar sebenarnya seperti apa?
4. Siapakah yang mengisi pendupaan sebelum perarakan
5. Bagaimana urutan yang tepat untuk perarakan?
6. Bagaimana urutan perarakan yang benar jika ada Bapa Uskup?
7. Mengapa dalam perayaan Misa dengan uskup, misdinar yang memegang Vimpa berada di
belakang uskup?
8. Bagaimana urutan perarakan yang benar jika ada banyak imam?
9. Apa yang harus dilakukan Ketika perarakan sudah sampai di depan Altar?
10. Di manakah misdinar meletakkan peralatan yang dibawa saat perarakan sesudah perarakan
usai?
4 BAB 5 BAB 6
TANYA JAWAB
11. Di mana sebaiknya tempat misdinar?
12. Ada kebiasaan di paroki untuk meletakkan kursi misdinar di kiri dan kanan kursi imam
dan memberi kursi dengan model yang sama antara kursi misdinar dan imam. Apakah
kebiasaan ini tepat?
13. Bagaimana cara membunyikan lonceng saat Kemuliaan? Sebenarnya, apakah perlu
dibunyikan lonceng?
14. Apakah tepat jika misdinar membawa lilin sejak bacaan pertama?
15. Pada saat persiapan persembahan, tepatkah jika ada misdinar (atau petugas pembawa
persembahan) yang mengawali perarakan dengan membawa lilin?
4 BAB 5 BAB 6
TANYA JAWAB
16. Di manakah posisi misdinar saat Doa Syukur Agung?
17. Bagaimanakah ketentuan pendupaan yang benar?
18. Apa yang harus dilakukan misdinar ketika ia harus berlalu-lalang lewat di depan Altar?
19. Bagaimanakah sikap misdinar yang baik saat berjalan, berdiri, dan duduk?
20. Apa yang dilakukan misdinar ketika Hosti jatuh?
4 BAB 5 BAB 6
4 BAB 5 BAB 6

Anda mungkin juga menyukai