Anda di halaman 1dari 4

Apakah tugas Akolit (misdinar)?

Akolit merupakan panggilan pelayanan. Namun pertama-tama harus disadari


bahwa akolit merupakan anggota umat beriman. Dalam persekutuan liturgis
tersebut ia merupakan bagian dari umat Allah. Ia harus hadir sebagai umat
dengan tujuan utama merayakan peristiwa keselamatan dalam liturgi.  Bersama
dengan umat Allah, seorang akolit dipanggil untuk melaksanakan tugas
pelayanan khusus yakni mendampingi pemimpin perayaan pada saat-saat
tertentu demi memperlancar tugas pemimpin. Dengan demikian secara tidak
langsung akolit melayani juga umat yang datang untuk merayakan liturgi di
bawah pimpinan selebran utama. Seluruh pelayanan akolit harus menjadi doa,
bukan semata-mata satu pelayanan teknis.
Dalam liturgi Gereja, kita mengenal macam-macam pelayan khusus. Ada pelayan
yang menjalankan tugasnya berdasarkan tahbisan seperti diakon, imam, uskup,
paus. Tetapi  ada juga pelayan tak tertahbis. Pelayan tak tertahbis mengemban
tugas khusus berdasarkan imamat rajawi yang mereka terima pada saat
pembaptisan. Pelayan tak tertahbis itu antara lain pemimpin koor, pembawa
bahan persembahan, akolit, dan lektor.
Inti dari seluruh perayaan liturgi adalah menghadirkan misteri keselamatan.
Seluruh umat Allah merayakan misteri keselamatan. Dalam perayaan tersebut,
semua tugas pelayanan membantu mengarahkan perhatian umat kepada inti
misteri keselamatan. Dengan pelayanan para akolit serta pelayan liturgi lainnya,
diharapkan umat menghayati atau mengalami inti misteri yang dirayakan. Pusat
perhatian harus diberikan kepada inti misteri. Hendaknya akolit menarik
perhatian umat kepada inti misteri bukan kepada dirinya sendiri. Ia mesti
berusaha agar umat dapat lebih bersatu dengan inti misteri yang sedang
dirayakan. Oleh karena itu seluruh sikap atau gerak-gerik dan perhatian dari
akolit harus diarahkan atau dipusatkan kepada inti misteri itu. Seperti semua
pelayan liturgi lain, seorang akolit harus ikhlas, jujur, wajar. Ia harus mampu
mengungkapkan misteri Allah dengan anugerah-Nya dan keterbukaan manusia
terhadap misteri itu. Penampilan yang jujur dan ikhlas perlu sekali. Ia harus
memelihara dan menjaga seluruh gestikulasi yang berhubungan erat dengan
mata, wajah, tangan, kaki. Dengan kata lain ia harus memelihara disiplin
tubuhnya dan tentu saja disiplin hati. Tubuh dan hati yang punya disiplin akan
jauh lebih mudah mengarah kepada sumber keutuhan dan disiplin itu sendiri
yaitu Tuhan. Dengan cara itu ia menarik perhatian umat kepada inti misteri
perayaan, kepada Tuhan dan karya-karya-Nya yang agung.
Berdasarkan pemahaman ini, dapat dilihat bahwa pelayanan seorang akolit
memiliki tiga dimensi. Pertama, dengan pelayanannya seorang akolit membantu
menghadirkan misteri keselamatan yang datang dari Allah. Di sini seorang akolit
melayani Allah. Kedua, seorang akolit pun melayani umat dalam arti membantu
mengarahkan perhatian umat kepada inti misteri keselamatan. Ketiga, secara
teknis seorang akolit melayani imam atau diakon, yang bersama-sama bertugas
untuk melayani Allah dan umat Allah.

Pelaksanaan Tugas Akolit


Peran akolit yang mendapat perhatian kita di sini adalah fungsi teknisnya untuk
membantu imam ataupun diakon. Walaupun dikatakan bahwa ini fungsi teknis,
pelaksanaan fungsi inilah yang merangkum ketiga dimensi dari fungsi seorang
akolit. Melalui pelayanannya kepada imam atau diakon, seorang akolit melayani
kehadiran Allah dan juga melayani umat dalam memberikan tanggapan
terhadap sapaan Allah. Dengan menjalankan sebaik-baiknya tugas pelayanan
yang sifatnya teknis itu, ia mengarahkan seluruh perhatian kepada inti misteri
yang dirayakan.  Seluruh sikap gerak geriknya mesti mengarah pada inti misteri
dan menarik perhatian umat ke sana. Fungsi akolit tak terlaksana bila dengan
gerak geriknya ia menarik perhatian umat kepada dirinya atau kepada hal lain. 
Dalam hal ini akolit harus memiliki disiplin diri: disiplin hati dan budi, disiplin
gerak, disiplin mata.
Akolit sesuai dengan fungsinya selalu bersama pemimpin liturgi. Ia melayani
pemimpin liturgi mulai dari sakristi hingga kembali ke sakristi. Ia melayani
pemimpin upacara supaya pemimpin liturgi itu dapat menjalankan fungsinya
dengan baik dan lancar.
Berikut ini diuraikan tugas-tugas akolit menurut tahap-tahap perayaan liturgi
khususnya Ekaristi. Agar memudahkannya, tahapan ini dibedakan ke dalam
Ritus Pembuka, Liturgi Sabda, Persiapan Persembahan, Doa Syukur Agung,
Komuni, dan Ritus Penutup.

Ritus Pembuka:
Ritus Pembuka dimulai dari sakristi dan diteruskan dengan perarakan menuju
ke altar sementara koor atau umat menyanyikan Lagu Pembuka.
Tugas akolit di sini adalah sebagai berikut:

1. Berjalan bersama imam, berarak bersama mendahului imam. Dengan seluruh


sikapnya akolit turut membantu menyiapkan seluruh umat mengambil bagian
dalam perayaan sambil mewartakan bahwa Tuhan sedang mendatangi umat-
Nya dan mau tinggal di tengah mereka. Para akolit membawa serta sejumlah
peralatan liturgis yang secara simbolis mengungkapkan penghormatan
kepada Tuhan yang datang ke tengah umat. Peralatan peralatan itu antara lain
(khususnya dalam perayaan meriah):
1. Api dalam stribul (wiruk) dan kemenyan untuk pedupaan.
2. Salib yang diapit lilin-lilin bernyala.
3. Bejana dengan air berkat dan alat percik
4. Lonceng, bila perlu, untuk memberi tanda bahwa perayaan akan segera
dimulai.
5. Tongkat kegembalaan dan mitra uskup (dalam perayaan meriah yang
dipimpin Uskup).
2. Di depan altar akolit bersama pemimpin memberi hormat kepada Allah yang
hadir di dalam tempat ibadah. Sesudahnya akolit meletakkan peralatan liturgis
di tempatnya yang tepat. Misalnya, lilin dapat diletakkan di dekat atau di atas
altar, salib dapat dipancangkan di sebelah kiri altar (terutama kalau tak ada
salib besar yang menghadap umat) atau dibawa ke sakristi. Pembawa
pedupaan mendekati altar dan melayani imam untuk mendupai altar dan
salib. Sementara itu akolit yang lain berdiri di tempat yang telah disediakan.
Kalau pernyataan tobat dibuat dengan percikan air berkat, akolit atau putra-
putri altar membantu membawa air berkat sambil menghantar imam untuk
mereciki umat.
3. Akolit dapat melayani imam dengan memegang buku misa di dekat kursi
imam agar dapat dibaca oleh pemimpin dengan mudah dan dengan sikap
tangan yang sesuai. Akolit dapat juga membantu imam atau diakon untuk
mempersiapkan buku misa di altar.

Liturgi Sabda:
 Pada waktu Mazmur tanggapan hampir selesai dibawakan, akolit mengambil
pedupaan untuk dibakar oleh imam.
 Bila ada perarakan Kitab Suci, pembawa pedupaan dan lilin mengambil bagian
dalam perarakan itu. Tempat mereka ada di depan perarakan .
 Akolit pembawa lilin mendekati mimbar sabda lalu berdiri di sampingnya.
 Di depan mimbar Sabda pembawa pedupaan melayani diakon atau imam untuk
mendupai buku bacaan Injil (Evangeliarium).
 Setelah bacaan Injil, para akolit meletakkan peralatan liturgi di tempatnya dan
kembali ke tempat duduk masing-masing.

Persiapan Persembahan dan Doa Syukur Agung


(DSA)
Pada waktu persiapan persembahan dan DSA tugas dari para akolit adalah:

 Menghantar wakil-wakil umat yang membawa bahan-bahan persembahan ke


altar.
 Menyiapkan stribul (wiruk) dan kemenyan.
 Membantu imam menyiapkan altar.
 Menyiapkan altar ( kalau tidak ada diakon, dan kalau mendapat persetujuan dari
imam, jadi harus ada konsultasi lebih dulu dengan imam): menghamparkan
kain corporale di tengah altar dan meletakkan di atas kain korporale
peralatan-peralatan Ekaristi seperti piala dengan pala (penutup piala), patena
dengan hosti besar, sibori dengan hosti kecil di dalamnya, kain purifikator
(kain pembersih piala).
 Melayani pemimpin untuk mencuci tangan dengan membawa air dan kain
lavabo (untuk mengeringkan tangan yang basah). Bila ada pendupaan, ritus
cuci tangan ini dibuat sesudah pendupaan. Ketika mengambil pedupaan akolit
tunduk di depan altar. Api dalam stribul (wiruk) harus sedang membara agar
mudah terjadi pembakaran kemenyan bila dicampur dalam api yang akan
menghasilkan kepulan asap dan bau harum mewangi. Hendaknya kemenyan
tidak dicampur dengan tepung lilin atau bahan lain yang mengurangkan atau
menghilangkan keharumannya.
 Membantu imam dalam pendupaan, mendupai imam pemimpin (lalu
konselebran kalau ada) dan mendupai umat. Sebelum pendupaan para
konselebran dan umat baiklah diberi tanda supaya mereka berdiri dan 
menundukkan kepala lalu akolit mendupai mereka. Pendupaan dibuat 3 x 3.
 Membunyikan lonceng kecil atau alat bunyian lain (sesuai kebiasaan setempat)
pada saat awal epiklesis, awal kisah institusi dan sesudah kata-kata konsekrasi.
 Membuat pendupaan di depan altar pada saat hosti dan anggur yang kudus
dihunjukkan.

Komuni
 Akolit dapat juga menjalankan fungsi pelayanan komunio (membagi komunio).
Akolit dengan tugas khusus ini disebut “pelayan komuni tak lazim”.
 Bila disetujui oleh imam akolit dapat membersihkan dan merapihkan
perlengkapan misa sesudah komunio di altar atau di meja credens.
 Memberikan komuni pada orang sakit yang bisa dilakukan sesudah misa.

Ritus Penutup
 Memberikan penghormatan di depan altar.
 Mengantar imam kembali ke sakristi.

Anda mungkin juga menyukai