Membersihkan dan merawat alat-alat misa, termasuk pakaian liturgis. Sakristi menjadi
ruang kerja dari koster. Ia juga bertanggungjawab atas ketersediaan peralatan dan
perlengkapan misa, seperti lilin, hosti, anggur dan kemenyaan yang selalu dipakai habis.
Artinya bahwa kostor selalu mengontrol ketersediaan hal-hal tersebut.
Membunyikan lonceng pada saat jam-jam kudus yakni pukul enam pagi, dua belas siang
dan enam sore. Pada saat itu umat Katolik mendoakan doa Angelus.
Koster juga bertugas membuka dan menutup pintu gereja setiap kali hendak dan selesai
mengadakan perayaan liturgi.
Seorang koster merupakan seorang katolik yang taat dan hidupnya baik. Itu berarti
koster harus rajin mengikuti perayaan ekaristi dan taat dalam hidup doa.
Koster juga selalu berusaha menjaga hidupnya dengan baik, dengan memperhatikan
pergaulan dan relasinya dengan orang lain. Jika ia sudah menikah, maka hendaknya ia
memelihara hidup keluarganya dengan baik.
Ketika bertugas, hendaknya koster mengenakan pakaian yang layak, terutama Ketika
bertugas di dalam gereja.
Koster dituntut untuk menjiwai nilai-nilai kristiani, seperti kejujuran, ketulusan,
kerendahan hati, ketekunan dan keuletan dalam bekerja. Mereka juga diminta untuk
bekerja secara professional layaknya para pekerja pada umumnya. Artinya, mereka juga
bekerja dengan memperhatikan nilai-nilai profesionalisme kerja seperti disiplin waktu,
ketelitian dan ketekunan dalam bekerja.
Yang terakhir, jangan lupa tersenyum dan bahagia.
Lampiran
I. Buku-Buku Liturgi
Sacramentarium : buku pegangan imam pada waktu memimpin perayaan Ekaristi dan berisi
doa-doa dan antifon sesuai dengan perayaan yang diatur dalam kalender liturgi
Tata Perayaan Ekaristi: Buku misa yang berisi tata perayaan ekaristi yang fungsinya sebagai
panduan bagi seorang imam ketika merayakan perayaan Ekaristi.
Buku Prefasi: buku yang berisikan bentuk-bentuk prefasi yang sudah diberi notasi (notasi angka
maupun balok) untuk dinyanyikan oleh imam.
Lectionarium: Buku yang berisikan bacaan-bacan liturgi sesuai dengan perayaan yang diatur
dalam kalender liturgi. Biasanya ada tiga jenis lectionarium: (1) lectionarium untuk hari biasa, (2)
lectionarium untuk perayaan khusus dan peringatan orang kudus, (3) lectionarium untuk hari
Minggu dan Hari Raya.
Evangaliarium: buku yang berisikan bacaan-bacaan Injil pada hari Minggu dan Hari Raya.
II. Busana Liturgis
Alba: jubah yang menyerupai toga yang dipakai oleh seorang imam pada lapisan pertama
sebelum mengenakan stola dan kasula. Alba biasanya dilengkapi dengan singel (tali) yang dikat
pada pinggang.
Stola dan Kasula: pakaian liturgi yang dipakai oleh seorang imam setiap kali memimpin
perayaan Ekaristi. Warna kasula dan stola disesuaikan dengan warna liturgi: hijau, putih/kuning,
merah dan ungu.
Dalmatik dan Stola: pakaian semacam kasula dan stola yang digunakan oleh Diakon ketika
perayaan liturgi. Bedanya, dalmatik memiliki motif yang berbeda dan stola digunakan
menyamping mirip selempang.
Superpli: pakaian luar sepanjang lututnyang dipakai imam di luar misa untuk ibadat tertentu.
Superpli juga bisa dipakai oleh petugas litrugi lainnya, seperti misdinar atau akolit.
Mozeta: kain kerah lebar yang digunakan oleh misdinar di sekeliling bahu. Jika pada imam
Mozeta digunakan untuk meyeka keringat yang menetes.
Velum: kain selubung yang digunakan oleh Imam atau Uskup untuk memegang monstrans yang
berisi Sakramen Mahakudus atau digunakan saat Kamis Putih untuk membawa sibori yang berisi
Sakramen Mahakudus.
Korkap: biasanya disebut juga Pluviale memiliki arti mantol hujan yang dipakai Imam/Uskup di
luar prosesi Ekaristi, misalnya pada saat Salve atau Adorasi (dilapisi dengan Velum) dan pesta
pemberkatan pernikahan di gereja.
Jubah: jubah putih panjang yang digunakan oleh petugas liturgi
Amik: kain putih segi empat dengan dua tali di dua ujungnya yang dipakai melingkari leher dan
menutupi bahu dan pundak itu melambangkan pelindung pembawa selamat (keutamaan
harapan), yang membantu pemakainya untuk mengatasi serangan setan.
III. Peralatan dan Perlengkapan Liturgis