Anda di halaman 1dari 4

KOSTER

Siapa itu koster?

Koster, atau sakristan, adalah seorang petugas yang


bertanggungjawab untuk mengurus sakristi, bangunan gereja, dan
isinya. Koster juga adalah seorang Katolik yang taat dan selalu
menghindarkan diri dari pelbagai perbuatan jahat dan yang
merugikan imannya. Dalam Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR)
no. 105 disebutkan bahwa koster yang dengan cermat bertugas
untuk mengatur buku-buku liturgis, busana liturgis, dan hal-hal lain
yang diperlukan untuk perayaan Misa. Mereka termasuk dalam
pelayan liturgi atau pada saat liturgi berlangsung, maupun di luar
perayaan liturgi, tetapi masih berhubungan dengan liturgi. Kata
“dengan cermat” mengandaikan para koster adalah orang-orang
yang terampil dan dilatih secara khusus untuk melaksanakan tugas
mereka seputar liturgi. Mereka mesti memiliki pengetahuan yang
memadai tentang liturgi praktis dan spritualitasnya. Selain
keterampilan dan pengetahuan, para koster juga harus memiliki
kualitas iman yang baik. Hal itu dikarenakan mereka sering bersentuhan langsung dengan
benda-benda suci (piala, hosti, sibori dll) dan sering bertugas di sekitar altar serta tabernakel
tempat penyimpanan hosti suci. Itu sebabnya, koster merupakan jabatan terhormat karena
tugas dan peranannya yang sangat penting dalam perayaan liturgi.

Apa saja tugas koster?

Adapun tugas pokok dari koster:

 Mempersiapkan tempat perayaan liturgi, khususnya area sekitar panti imam.


 Mengatur buku-buku liturgis yang dibutuhkan untuk perayaan Ekaristi. Buku-buku yang
dimaksud adalah buku Tata Perayaan Ekaristi (TPE), Sacramentarium, buku prefasi,
lectionarium, evangeliarium dan buku panduan lainnya (keterangan selanjutnya, lihat
lampiran).
 Mempersiapkan busana liturgis bagi para petugas liturgi yang hendak bertugas.
Misalnya, mempersiapkan alba, stola dan kasula bagi imam, dan busana liturgi bagi
lektor, pemazmur serta misdinar.
 Mempersiapkan alat-alat liturgi yang diperlukan dalam Ekaristi, seperti Piala, sibori, air
dan anggur, pendupaan, salib dan peralatan lainnya.
 Selain itu, koster juga bertugas untuk mempersiapkan perayaan liturgi lainnya, seperti
ibadah Salve, jalan salib dan perayaan sakramentali lainnya.
Selain itu, koster juga memiliki tugas lainnya seperti:

 Membersihkan dan merawat alat-alat misa, termasuk pakaian liturgis. Sakristi menjadi
ruang kerja dari koster. Ia juga bertanggungjawab atas ketersediaan peralatan dan
perlengkapan misa, seperti lilin, hosti, anggur dan kemenyaan yang selalu dipakai habis.
Artinya bahwa kostor selalu mengontrol ketersediaan hal-hal tersebut.
 Membunyikan lonceng pada saat jam-jam kudus yakni pukul enam pagi, dua belas siang
dan enam sore. Pada saat itu umat Katolik mendoakan doa Angelus.
 Koster juga bertugas membuka dan menutup pintu gereja setiap kali hendak dan selesai
mengadakan perayaan liturgi.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan

 Seorang koster merupakan seorang katolik yang taat dan hidupnya baik. Itu berarti
koster harus rajin mengikuti perayaan ekaristi dan taat dalam hidup doa.
 Koster juga selalu berusaha menjaga hidupnya dengan baik, dengan memperhatikan
pergaulan dan relasinya dengan orang lain. Jika ia sudah menikah, maka hendaknya ia
memelihara hidup keluarganya dengan baik.
 Ketika bertugas, hendaknya koster mengenakan pakaian yang layak, terutama Ketika
bertugas di dalam gereja.
 Koster dituntut untuk menjiwai nilai-nilai kristiani, seperti kejujuran, ketulusan,
kerendahan hati, ketekunan dan keuletan dalam bekerja. Mereka juga diminta untuk
bekerja secara professional layaknya para pekerja pada umumnya. Artinya, mereka juga
bekerja dengan memperhatikan nilai-nilai profesionalisme kerja seperti disiplin waktu,
ketelitian dan ketekunan dalam bekerja.
 Yang terakhir, jangan lupa tersenyum dan bahagia.
Lampiran

I. Buku-Buku Liturgi
 Sacramentarium :  buku pegangan imam pada waktu memimpin perayaan Ekaristi dan berisi
doa-doa dan antifon sesuai dengan perayaan yang diatur dalam kalender liturgi
 Tata Perayaan Ekaristi: Buku misa yang berisi tata perayaan ekaristi yang fungsinya sebagai
panduan bagi seorang imam ketika merayakan perayaan Ekaristi.
 Buku Prefasi: buku yang berisikan bentuk-bentuk prefasi yang sudah diberi notasi (notasi angka
maupun balok) untuk dinyanyikan oleh imam.
 Lectionarium: Buku yang berisikan bacaan-bacan liturgi sesuai dengan perayaan yang diatur
dalam kalender liturgi. Biasanya ada tiga jenis lectionarium: (1) lectionarium untuk hari biasa, (2)
lectionarium untuk perayaan khusus dan peringatan orang kudus, (3) lectionarium untuk hari
Minggu dan Hari Raya.
 Evangaliarium: buku yang berisikan bacaan-bacaan Injil pada hari Minggu dan Hari Raya.
II. Busana Liturgis
 Alba: jubah yang menyerupai toga yang dipakai oleh seorang imam pada lapisan pertama
sebelum mengenakan stola dan kasula. Alba biasanya dilengkapi dengan singel (tali) yang dikat
pada pinggang.
 Stola dan Kasula: pakaian liturgi yang dipakai oleh seorang imam setiap kali memimpin
perayaan Ekaristi. Warna kasula dan stola disesuaikan dengan warna liturgi: hijau, putih/kuning,
merah dan ungu.
 Dalmatik dan Stola: pakaian semacam kasula dan stola yang digunakan oleh Diakon ketika
perayaan liturgi. Bedanya, dalmatik memiliki motif yang berbeda dan stola digunakan
menyamping mirip selempang.
 Superpli: pakaian luar sepanjang lututnyang dipakai imam di luar misa untuk ibadat tertentu.
Superpli juga bisa dipakai oleh petugas litrugi lainnya, seperti misdinar atau akolit.
 Mozeta: kain kerah lebar yang digunakan oleh misdinar di sekeliling bahu. Jika pada imam
Mozeta digunakan untuk meyeka keringat yang menetes.
 Velum: kain selubung yang digunakan oleh Imam atau Uskup untuk memegang monstrans yang
berisi Sakramen Mahakudus atau digunakan saat Kamis Putih untuk membawa sibori yang berisi
Sakramen Mahakudus.
 Korkap: biasanya disebut juga Pluviale memiliki arti mantol hujan yang dipakai Imam/Uskup di
luar prosesi Ekaristi, misalnya pada saat Salve atau Adorasi (dilapisi dengan Velum) dan pesta
pemberkatan pernikahan di gereja.
 Jubah: jubah putih panjang yang digunakan oleh petugas liturgi
 Amik: kain putih segi empat dengan dua tali di dua ujungnya yang dipakai melingkari leher dan
menutupi bahu dan pundak itu melambangkan pelindung pembawa selamat (keutamaan
harapan), yang membantu pemakainya untuk mengatasi serangan setan.
III. Peralatan dan Perlengkapan Liturgis

Anda mungkin juga menyukai