Anda di halaman 1dari 1

MENDENGAR DENGAN TELINGA HATI

Paus Fransiskus mengangkat tema Hari Komunikasi Sedunia, “Medengarkan”. Mendengarkan


denga telinga hati. Hal itu berarti bahwa kita harus menempatkan telinga kita pada hati kita,
demikian kata Fransiskus Asisi. Bagi Paus Fransiskus, mendengarkan adalah syarat utama dari
membangun sebuah komunikasi yang baik. Seringkali kemampuan mendengarkan dengan baik
terhalang oleh banyak pertimbangan, ego, kepentingan dan proyek-proyek pribadi. Dalam
Bacaan pertama, Stefanus dirajam oleh orang-orang yang mendengar ia berbicara sambil
menutup telinga. Mereka dengan sengaja menutup telinga akan apa yang mereka dengar dan
lebih menuruti kepentingan diri mereka, rasa benci dan amarah yang memabara di dalam diri
mereka. Itulah yang sering terjadi pada manusia,
Dalam bacaan Injil, Yesus berdoa agar murid-muridnya bersatu, sama seperti Ia satu dengan
Bapa. Demikianpun mereka satu dengan Dia. Hal yang mendasari kesatuan itu adalah kasih.
“dan Aku memberitahukannya, supaya kasih yang engkau berikan kepada-Ku ada di dalam
mereka dan Aku di dalam mereka” (Yoh. 17:26). Kasih itu nyata dalam bentuk komunikasi yang
baik dan syarat terbangunnya komunikasi yang baik adalah mendengarkan.
Kita sering lebih suka untuk didengarkan dan berbicara. Kita tidak ingin orang lain berbicara
lebih banyak dari pada kita. Artinya kita lebih mementingkan ego dan diri kita. Kita seringkali
takut mendengarkan karena dengan sikap demikian, kita akan mendengar rupa-rupa hal
termasuk yang menyakitkan. Padahal dengan mendengarkan, kita bisa mengerti orang lain.
Dengan mendengarkan kita bisa menemukan jalan keluar dari sebuah permasalahan. Dan
dengan mendengarkan kita mampu menangkap suara Tuhan dalam hati kita. Sikap
mendengarkan dengan baik hanya terjadi ketika kita merendahkan diri kita. Kerendahan hati
itulah yang memampukan kita mendengarkan orang lain dan Tuhan.
Oleh sebab itu, kita semua diajak untuk membangun komunikasi yang baik mulai dari keluarga,
lingkungan sekitar hingga tempat di mana kita berkarya dan bekerja. Bangunlah komunikasi
yang beralaskan cinta kasih dan dimulai dengan sikap mendengarkan. Semoga Tuhan
memberkati kita semua.

Anda mungkin juga menyukai