Anda di halaman 1dari 67

LITURGI

• Kegiatan/acara ini mengingatkan kita akan peristiwa


apa?

• Apakah itu relevan?

• Konsekwensinya apa?
•Hubungan dengan liturgi apa?
Sebuah Seminar Liturgi membuat kesimpulan:
TIDAK untuk diperdebatkan!
1. Masuk di bangku bisa berlutut, bisa
membungkuk 90° ke arah tabernakel jika lampu
merah menyala. Kalau mati tidak perlu.
2. Waktu Pastur membungkuk di depan altar umat
ikut membungkuk 90°. Tapi jika Pastur mencium
altar umat tidak perlu ikut membungkuk.
3. Jika bacaan diharap umat tidak membaca tapi
mendengarkan dengan seksama.
4. Waktu doa BAPA KAMI, tidak usah bergandengan
tangan, kecuali dalam kelompok kecil semua bisa
bergandengan tangan.Tangan boleh seperti
berdoa. Hanya pastor yg tangannya membuka.
5. Waktu salam damai tidak perlu cipika-cipiki. Cukup
bersalaman saja.
6. Waktu Pastur mengangkat hosti saat umat
menjawab saya tidak pantas.... umat jangan
menunduk tapi melihat hosti.
7. Jika pulang umat tidak perlu mengambil air suci
lagi, langsung pulang saja karena baru mendapat
berkat yg bisa dibawa pulang. Kalau ambil air
suci di awal masuk untuk ingatkan kita akan
baptisan yg sudah diterima, dan untuk bersihkan
hati kita agar siap bertemu dengan Tuhan.
8. Tanda salib sebenarnya hanya di awal dan di
akhir misa, waktu Pastur yg memimpin.
Apa itu Liturgi

Saat mendengar kata “liturgy” pengertian


apa yang muncul di benakmu?
Definisi:
 Akar kata “liturgi” berasal dari Bahasa Yunani
 λαός [laos] : orang/manusia/masyarakat
 ἒργον [ergon]: kerja, pelayanan
 Kedua kata ini kemudian yang membentuk komposisi kata λɛιτουργια
[leitourgia]
 Leitourgia artinya harfiahnya:
 pelayanan terhadap masyarakat
 kerja sosial
 pengabdian kepada negara
 pelayan publik
 Terminologi leitourgia dimaksudkan sebagai tugas atau pekerjaan yang
meliputi kegiatan-kegiatan publik dan sangat umum

 Tujuan dari pelaksanaan tugas pelayanan publik itu adalah:

 untuk kebaikan bersama

 Sementara orang-orang yang menjalankan pelayanan publik itu


akan dilihat dan diterima sebagai anggota masyarakat
walaupun status mereka bisa berbeda-beda.
 Pada awalnya, dalam budaya Yunani, khususnya Hellenik, istilah
λɛιτουργια [leitourgia] dikenakan kepada setiap jenis tugas atau
pelayanan kepada teman atau sesama di lingkungan sekitarnya,
termasuk dengan tugas/pelayanan para budak terhadap tuannya.

 Dari pendekatan etimologis ini dapat dilihat bahwa pada awalnya


kata liturgi merupakan sebuah terminologi profan atau istilah
sekular.
• Ada kemungkinan besar pergeseran makna ‘liturgi’ dari terminologi
sekular menjadi terminologi teologis adalah karna penekanan pada
aspek pelayanan terhadap komunitas khususnya berkaitan dengan
kegiatan-kegiataan keagamaan.

• Dalam tradisi Yahudi kuno misalnya istilah liturgi digunakan untuk


menggambarkan ritual-ritual keagamaan, khususnya yang berkaitan
dengan tugas-tugas imam Yahudi.
• Dalam Kitab Suci versi Septuaginta, terjemahan Bahasa Yunani
Perjanjian Lama untuk leitorugia menggambarkan pelayanan di Bait
Allah di Yerusalem.

• Termasuk, misalnya, Zakariah yang ditunjuk untuk melakukan


pelayanan pembakaran ukupan di Bait Allah, disebutkan dengan
menggunakan istilah λɛιτουργια [leitourgia].

• Pada tradisi Yahudi dan Gereja awali, terminologi liturgi menjadi


semakin dekat dengan konteks teologi.
• Dalam Kitab Suci (PB) istilah liturgy sering dikaitkan dengan tugas
imamat Perjanjian Lama (Luk 1:23; Ibr 9:21; 10:11).
• Dalam Rom 13:6 istilah liturgy juga dipakai untuk menyebutkan
“membayar pajak”.
• Istilah liturgy juga mengandung makna pelayanan karitatif (Rom
15:27; 2 Kor 9:12; Filp 2:30)
• Liturgi dalam arti pelayanan pengudusan dan kurban yang dilakukan
oleh para Rasul ditemukan dalam Rom 15:16; Filp 2:17)
• Makna Liturgi sebagai perayaan iman jemaat, terdapat dalam Kis 13:2
• Pada abad 2 istilah liturgi mulai beralih menjadi terminologi perayaan
iman (worship).

• Pada zaman Gereja awali, ketika perayaan-perayaan iman mulai sedikit


tumbuh dan terstruktur, Gereja mengadaptasi praktek-praktek tradisi
Yahudi dan agama-agama kuno Mediterania,

• Gereja juga mulai menginterpretasi ritual-ritual agama-agama kuno


(Mediterania) dan membawanya masuk kedalam kesadaran iman
kristiani.
• Kemudian terminologi liturgi akhirnya mengandung makna sebagai
pelayanan kepada Tuhan dan kepada sesama/komunitas.

• Pada saat itu (masa Gereja awali) istilah liturgi juga secara langsung
dikenakan kepada kegiatan Gereja (Jemaat) yang menjalankan tugas
pelayanan karitas (charity).

• Tugas misi pelayanan kepada Jemaat, pelayanan kepada


sesama/masyarakat dan kepada Tuhan juga disebut sebagai liturgi.
• Pada abad keempat, Gereja Timur menggunakan istilah liturgi
secara khusus untuk perayaan Ekaristi.

• St. Basilius Agung dan St. Yohanes Krisostomus, menggunakan


istilah “Liturgi Illahi” merujuk kepada Ekaristi.

• Bahkan untuk kebanyakan Gereja-gereja Timur hingga saat ini


menggunakan istilah liturgi sebagai istilah khusus untuk Ekaristi.
• Di Gereja Barat istilah liturgi sebenarnya tidak begitu populer.

• Kegiatan-kegiatan Gereja, di Gereja Barat sejak awal bahkan hingga


abad 16, lebih sering dikenal dengan istilah Opus Dei atau “Divine
Office” (Tugas/pelayanan Illahi).

• Pengertian Opus Dei (Divine Office; Tugas/Pelayanan Illahi) yang


dipahami cukup lama di Gereja barat ini sebenarnya mencakup
pengertian liturgi secara menyeluruh dan tidak hanya terbatas pada
perayaan Ekaristi.
• Opus Dei yang dipahami Gereja Barat, yang untuk saat ini kita pahami
sebagai liturgi, mencakup pelaksanaan perayaan Sakramen-sakramen
dalam Gereja.

• Dalam sejarah teologi, baru pada abad 18 muncul ide mengenai liturgi
sebagai sebuah ‘cabang’ ilmu (disiplin ilmu) dalam teologi,

• bahkan itupun masih belum begitu tegas diterima sebagai sebuah disiplin
ilmu tersendiri, mengingat kaitan issu-issu teologisnya yang tidak bisa
dipisahkan keterkaitannya dengan sakramentologi dan teologi sistematis.
• Dengan kata lain, terminologi liturgi sebenarnya bukanlah
terminologi yang lazim untuk Gereja Katolik (Gereja Barat).

• Baru sejak Paus Gregorius XVI (+1846) terminologi liturgi


digunakan dalam dokumen-dokumen Gereja Katolik.

• Kemudian tahun 1917 terminologi liturgi muncul dalam Hukum


Gereja (Code of Canon Law, canon 1257).
• Baru sejak abad 20 terminologi liturgi menjadi istilah yang
lazim digunakan dalam Gereja Katolik.

• Tahun 1947, Paus Pius XII menerbitkan ensiklik Mediator Dei,

• dan ensiklik ini adalah ensiklik liturgi yang pertama kali ada
dalam Gereja Katolik.
• Konsili Vatikan II (1962-1965) memperhatikan liturgi secara
khusus,

• merumuskannya secara sistematis, menekankan aspek


perayaan iman kristiani sebagai perayaan kesatuan dalam iman
akan Kristus (sebagai kepala) dan Gereja (sebagai anggota
Tubuh mistikNya).
Liturgi menurut Mediator Dei:
Liturgi ialah:

1) perayaan iman bersama (secara publik) yang


dipersembahkan oleh Juru Selamat kita sebagai kepala
Gereja kepada Allah Bapa, dan juga

2) perayaan iman yang dipersembahkan oleh Jemaat beriman


kepada Kristus (sebagai pendiri Gereja) dan melalui Kristus
itu persembahan dihantarkan kepada Allah Bapa.
Liturgi menurut Sacrosanctum Concilium:
• Definisi liturgi dalam dokumen Mediator Dei ini ditegaskan kembali
dalam Sacrosanctum Concilium (SC).
• Liturgi, menurut SC ialah:
1) pelaksanaan tugas imamat Kristus
2) yang meliputi seluruhnya perayaan secara public oleh Gereja
sebagai Tubuh mistik Yesus Kristus di mana Dia adalah
Kepala dan Jemaat adalah TubuhNya;
3) dan perayaan publik itu adalah tindakan Kristus sebagai
Imam bersama dengan Tubuhnya yaitu Gereja.
• Liturgi berurusan dengan the patron way of praying.

• Patron maksudnya ialah:

 berkaitan dengan pola standard perayaan iman (ritual) yang dirayakan.

berkaitan dengan aturan legal yang kita pakai sekarang yang secara
resmi disahkan Gereja,

berkaitan dengan latar belakang historisnya mengapa cara itu dipakai


sekarang dan juga latar belakang teologisnya sehingga ritual dan
perayaan itu punya makna bagi iman kita dan Gereja.
• Karna liturgi merupakan perayaan iman, maka liturgi dapat dikatakan
sebagai perayaan resmi Gereja.

• Sebagai perayaan resmi, liturgi bukanlah perayaan yang sifatnya


fakultatif (bisa dirayakan bisa tidak) dan liturgi bukanlah sebuah
aktifitas tambahan bagi Gereja.

• Liturgi adalah perayaan resmi iman Gereja yang dirayakan secara


publik. Perayaan ini tentunya berpusat pada Tuhan.
Pertanyaan refleksi

• Menurut mu, apa itu liturgi?


• Bagaimana pengertianmu tentang liturgi itu kamu
bandingkan dengan definisi awal atau definisi harafiah?
• Menurut pendapat mu, definisi liturgi yang disampaikan oleh
Mediator Dei dan Sacrosanctum Concilium apakah masih
sejalan dengan definisi awal (harafiah) liturgi?
Pertanyaan refleksi

• Kalau ada perubahan, apa pendapatmu mengenai


perubahan itu?
• Apakah perubahan itu merupakan penympangan atau
sebaliknya suatu perbaikan makna? Atau, ada pendapat
lain!!!
Liturgi dan Panca Tugas Gereja
Liturgi bukanlah satu-satunya cara Gereja
mengekspresikan iman.
Gereja juga mengekspresikan iman lewat:
 martiria (pedagogia),
 koinonia (persekutuan),
 diakonia (pelayanan),
 kerigma (pewartaan).
 (liturgi (ibadat/perayaan iman)
Liturgi dan Panca Tugas Gereja

Lewat 5 tugas itulah identitas Gereja kelihatan.


Liturgi menjadi identitas fundamental kita sebagai
orang beriman.
Panca Tugas Gereja

GEREJA
Pola dasar Liturgi

Liturgi adalah pertama-tama soal hadirnya karya


keselamatan dari Allah.
Insiatif pertama-tama datang dari Allah untuk
menyelamatkan.
Allah lebih dahulu yang membuka, memulai, dan
memulihkan relasi dengan manusia.
Pola dasar Liturgi

Manusia menanggapi tindakan Allah itu lewat


“ketaatan” kepadaNya.
Ketaatan itu diungkapkan lewat: tindakan moral (Etika)
dan juga lewat tindakan “ritual” (liturgy).
Di mana letak dan
kedudukan liturgi dalam
panca tugas Gereja?
Liturgi dan latar belakangnya
• Fakta: Gereja Katolik terkait erat dengan tradisi
Yahudi.
 Yesus adalah orang Yahudi!
• Paskah Yahudi

Anda mungkin juga menyukai