Di Athena, ibu kota Yunani kata ‘leitourgia’ dipakai dalam tugas istimewa dan
resmi, yang dikerjakan oleh warga masyarakat di luar tugas sosial yang biasa.
Misalnya, segenap rakyat dikerahkan untuk mengerjakan kapal, agar dapat
menghadapi ancaman perang. Jadi bagi orang Yunani, kata ‘leitourgia’ berarti darma
bakti atau karya bakti atau pelayanan untuk masyarakat.
Orang Yahudi tidak pernah memakai kata ‘leitourgi’ dalam arti pelayanan
untuk masyarakat atau manusia. Hal ini disebabkan karena orang Yahudi mempunyai
suatu kebanggaan nasional bahwa mereka adalah rakyat atau bangsa Allah. Maka
bagi mereka karya bakti kepada Allah merupakan tugas pokok yang harus mereka
lakukan.
Ditinjau dari segi asal kata dan latar belakang sosioreligius, ‘Leitourgia’
memiliki empat (4) arti:
Berdasarkan pemaparan arti liturgi menurut asal katanya sebagai karya bakti oleh dan
untuk rakyat, maka ada dua gagasan pokok yang mesti diperhatikan:
Melalui penyuluhan dan bimbingan umat akan menjadi lebih yakin bahwa
liturgi sesungguhnya sumber utama dan bagian yang tak terpisahkan dari hidup dan
karyanya. Misalnya, melalui rekoleksi, pertemuan-pertemuan, pelajaran agama dan
lewat berita paroki. Semua ini menjadi sarana bantu bagi pemahaman umat tentang
liturgi itu sendiri.
Liturgy merupakan gereja yang merayakan keselamatannya. Dari pengertian ini dapat
dilihat dua dimensi utama dalam liturgy yakni:
a) Dimensi Vertkal, yakni penyelamatan manusia oleh Allah melalui sabda, revelasi
dan tindakanNya: yang merupakan inisiatif Allah sendiri, sekaligus jawaban
manusia atas tawaran keselamatan Allah yang dinyatakan dalam iman dan ibadat.
b) Dimensi horizontal, yakni menyangkut perayaan relasi antara sesama manusia dan
lingkungan. “AKU ADA UNTUK YANG LAIN. YANG LAIN ADA UNTUK
AKU”. Dalam liturgi manusia merayakan tanggungjawabnya terhadap sesama dan
dunianya. Ia merayakan eksistensinya sebagai manusia bagi orang lain.
b. Melibatkan Umat
Kebersamaan itu menuntut partisipasi umat dalam hal berdoa, bernyanyi
bersama, jawaban/aklamasi umat, pendarasan mazmur, gerak-gerik sebagai sikap
badan.
Umum: liturgi yang sama berlaku untuk seluruh gereja, untuk setiap
keuskupan.
b. Umat melakukan kegiatan liturgi dalam Kristus, artinya umat menghadap Allah
dengan perantaraan Kristus karena Allah telah mendatangi umatNya dalam
Kristus.
c. Umat melakukannya bersama-sama. Liturgi merupakan ibadat umat karena itu
menuntut keterlibatan seluruh umat.
d. Kegiatan liturgi merupakan antisipasi perjamuan surgawi. Artinya kita memupuk
pengharapan akan kebahagiaan di surga.
e. Kegiatan liturgi menggunakan tanda-tanda lahiriah. Menggunakan kata-kata /
lambang / simbol yang dapat dilihat, didengar oleh manusia.