Semester/tingkat : IV/II
Mata kuliah : Liturgika
Dosen Pengampu : Bvr.Tiarma Siahaan,M.Th
Liturgi adalah kreasi teologis yang sekaligus teoritis dan praksis. Yang pertama
tak dapat berjalann tanpa yang kedua. Jika liturgy hanya berupa teori pada teolog, ia
hanyalah sebuah dogma. Padahal, teologi adalah juga praksis gereja. Gereja sebagai tubuh
Kristus menjadi nyata melalui sikap para anggotanya yang telah diperbaharui. Teologi
sebagai ilmu, misi, dan pembaruan spritualitas adalah tritunggal dalam liturgy kesatuan
tersebut terangkum di dalamnya secara pastoral3. Dalam buku Drawes dikatakan juga bahwa
1
Stimson Hutagalung,Musik dan Ibadah (Yayasan Kita Menulis, 2021), 74.
2
James White,Pengantar Ibadah Kristen,(Jakarta, 2012), 14.
3
Duncan B Foresster, Teologi Praktika dalam Paul Avis, Ambang Pintu Teologi,(Jakarta, 1991), 131.
studi liturgika digunakan untuk mempelajari dan meneliti struktur dan makna tata ibadah
yang berlaku dalam gereja, termasuk pelayanan sakramen. Aspek yang harus diperhatikan di
sini ialah urutan dan isi unsur-unsur ibadah seperti:
- Isi dan peranan doa-doa (misalnya doa syafaat)
- Music dan lagu dalam ibadah
- Peranan paduan suara dalam ibadah
- Fungsi dan makna symbol-simbol seperti jubbah pendeta (apakah toga dan stola perlu
dipakai)
- Bagaimana penataan ruang ibadah, dan lain-lain.
Dalam liturgika juga diperhatikan susunan tahun gerejawi dengan urutan hari raya
gerejawinya. Semua ini mendapat perhatian dengan maksud agar setiap unsur ibadah
dapat dipakai untuk memuliakan Allah, serta menumbbuhkan spiritualitas jemaat.4
Liturgika sebagai Ilmu
Dalam disiplin ilmu, liturgy terbatas pada perayaan atau selebrasi,
walaupun makna liturgy sejati tetap dipahami bukan hanya pada selebrasi. Liturgy
sebagai perayaan gereja dilangsungkan setiap hari, setiap hari minggu dan setiap
hari raya. Sifat liturgy adalah respons umat akan karya Allah di dalam sejarah
dunia. Respon umat atau respons gereja mengandung nilai kebersamaan. Dalam
buku Rasid menurut Calvin, demikian pula Luther, pendidikan untuk seluruh
umat berlangsung juga di sekolah dan di kelas katekisasi. Oleh karena itu,
menurut Calvin, liturgy adalah sarana pendidikan bagi umat dan khotbah adalah
wadah untuk mendidik orang-orang dewasa. Tiada ibadah dan sakramen tanpa
pemberitaan firman Allah. Walaupun firman Allah tidak terbatas hanya pada
Alkitab, firman yang tertulis itu adalah akar dari firman yang diberitakan. Di
dalam Alkitab terdapat sumber pengetahuan. 5Dengan demikian “Alkitab menjadi
isi pokok pendidikan agama Kristen dan tolak ukur yang dipakai untuk
pembinaan warga Kristen.
4
B.F. Drawes. Julianus Mojau, Apa itu Teologi? Pengantar kedalam ilmu Teologi, (BPK Gunung Mulia, 2007), 141.
5
Rasid Rachman, Pembimbing ke dalam Sejarah Liturgi ,(Jakarta, 2012), 166-167.