Anda di halaman 1dari 10

TUGAS UAS

LATIHAN MENULIS KARYA ILMIAH

MATA KULIAH PENULIS KARYA ILMIAH DAN PBLUKASIH

MENGEMBANGKAN KOGNITIF ANAK USIA


4-6 TAHUN MELALUI METODE BERMAIN

DOSEN PENGAMPUH
MERSI AXELINA, M.Pd

OLEH:
MERCY PERSILA YESNATH
NIM.19862079036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU P A U D


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA SOSIAL DAN OLAHRAGA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
(UNIMUDA) SORONG
2023
TUGAS PENULISAN KARYA ILMIAH

“MENGEMBANGKAN KOGNITIF ANAK USIA


4-6 TAHUN MELALUI METODE BERMAIN”

Abstrak
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu pendidikan awal
yang harus dilaksanakan agar membantu mendidik dan membentuk
kepribadian anak sejak dini. Sehubungan dengan itu maka kami memilih judul
tulisan ini adalah, “Mengembangkan Kognetif Anak Usia 4-6 Tahun Melalui
Metode Bermain”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan
peningkatan kognitif anak melalui metode bermain dalam pembelajaran di
kelas A TK Kmars Bamusbama Tambrauw. Aspek kognitif merupakan salah
satu aspek penting yang berhubungan dengan cara berpikir anak yang meliputi
pemecahanan sebuah masalah bahkan imajinasi anak, namun untuk anak usia
4-6 tahun anak masih terikat dalam dunia bermain jadi untuk mengasah
perkembangan kognitif anak tidak bisa menggunakan metode ceramah dan
diskusi karena anak akan cepat bosan bahkan apa yang kita ajarkan tidak akan
di pahami oleh anak. Metode yang sangat sesuai untuk mengasah dan
meningkatkan perkembangan kognitif anak adalah metode bermain melalui
permainan edukatif yaitu permainan puzzle. Permainan puzzle adalah
permainan menyusun gambar yang dibagi dalam potongan-potongan kecil,
permainan ini dapat melatih motorik halus, kesabaran dan yang terpenting
adalah melatih kognitif anak karena anak harus mengingat gambar utuh
sebelum di bongkar jadi anak bisa ada gambaran kira-kira potongan mana yang
harus dipasang terlebih dahulu.

Kata Kunci: Perkembangan Kognetif, Metode Bermain, Permainan Puzzle


I. Pendahuluan.
Pendidikan yang dimulai dari sejak dini, merupakan pendidikan awal
yang perlu dikembangkan sehingga anak dapat mempunyanyi bekal dasar
dalam mengembangkan karakternya sejak dini pada jenjang berikutnya. Karena
pada jenjang awal ini merupakan impian dari orang tua agar anak dapat
dibentuk karakternya sejak dini yaitu melalui Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD). Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6, namun
usia yang dikatakan siap untuk mengikuti pembelajaran di PAUD adalah umur
4 tahun namun anak sudah bisa mulai belajar diusia 1-3 tahun dengan bantuan
orang tua di rumah bahkan di Tempat penitipan anak (TPA). Pendidikan pada
anak usia dini haruslah fokus pada enam aspek perkembangan yaitu Nilai
agama dan moral (NAM), fisik motorik (motorik halus dan motorik kasar),
sosial emosional, kognitif, bahasa dan seni. Berdasarkan judul diatas kita akan
membahas salah satu aspek yaitu KOGNITIF, aspek kognitif merupakan salah
satu aspek penting karena berhubungan dengan cara berpikir anak yang
meliputi pemecahanan sebuah masalah bahkan imajinasi anak, namun untuk
anak usia 4-6 tahun anak masih terikat dalam dunia bermain jadi untuk
mengasah perkembangan kognitif anak tidak bisa menggunakan metode
ceramah dan diskusi karena anak akan cepat bosan bahkan apa yang kita
ajarkan tidak akan di pahami oleh anak. Metode yang sangat sesuai untuk
mengasah dan meningkat perkembangan kognitif anak adalah metode bermain
melalui permainan edukatif yaitu permainan puzzle. Permainan puzzle adalah
permainan yang menyusun gambar yang dibagi dalam potongan potongan
kecil, permainan ini dapat melatih motorik halus, kesabaran dan yang
terpenting adalah melatih kognitif anak karena anak harus mengingat gambar
utuh sebelum di bongkar jadi anak bisa ada gambaran kira-kira potongan mana
yang harus dipasang terlebih dahulu. Oleh karena itu guru perlu memberikan
latihan berulangkali kepada anak sehingga anak memahaminya setelah itu baru
guru memberikan tugas kepada anak secara pribadi atau kelompok untuk
menyusun gambar-gambar tersebut.
II. Bahan dan Metode.
1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam karya ilmiah ini berasal dari media sosial
dimana peniliti mencoba mengumpulkan data untuk digunakan sebagai
refensi dalam karya ilmiah ini. Dengan demikan maka peneliti
memfokuskan karya tulis ini pada masalah yang dibahas pada kali imi
adalah, 1) definisi tentang perkembangan kognitif anak usia dini dan, 2)
dampak permainan puzzle pada perkembangan kognitif anak usia dini.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk berusaha mengumpulkan data apakah
kegiatan pembelajaran melalui permainan puzzle meningkatkan kognetif
anak usia dini di Kelompok A TK Kmars Bamusbama Kabupaten
Tambrauw. Dan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektifitas pembelajaran dalam permainan puzzle untuk meningkatkan
kemampuan kognetif.
a. Jenis Metode Penelitian
1. Jenis penelitian:
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif yang merupakan penelitian berupa deskripsi.
2. Lokasi penelitian:
Untuk sementar peneliti belum melakukan penelitian secara
langsung karena setuasi dan kindis tidak memungkinkan.
3. Teknik pengumpulan data:
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peniliti dalam
penulisan karya ilmiah ini sejauh ini adalah melalui internet/media
sosial, observasi, wawancara dan dokumentasi
III. Hasil dan Pembahasan
Pada bagian ini akan dibahas tentang, definisi perkembangan kognitif anak
usia dini dan dampak permainan puzzle terhadap perkembangan kognitif
anak usia dini.
1. Definisi perkembangan kognitif anak usia dini.
Perkembangan kognitif anak usia dini menjadi salah satu faktor
dalam perkembangan kemampuan anak yang berhubungan dengan
pengetahuan, pemahaman dan proses psikologis anak terhadap
lingkungan sekitar. Seorang anak pada saat dilahirkan perkembangan
otaknya belum sempurna karena ukuran jalan lahir yang sangat sempit
mengakibatkan otak dan tengkorak menyesuaikan bentuknya sesuai
dengan jalan lahir, ketika anak berumur 2 tahun maka di situlah otak
anak dapat berkembang dengan baik, karena pada usia ini saraf anak
sudah berkembang dengan maksimal dan siap untuk dibentuk melalui
rangsangan berupa kasih sayang dari bunda, lingkungan dan teman
sebayanya.

Secara ilmiah terdapat dua teori mengenai perkembangan kognitif anak


usia dini yaitu ;

a. Teori Konstruktivis kognitif menurut Jean piaget, menyatakan bahwa


anak akan terus berinteraksi dengan lingkungannya, hasil interaksi
tersebut akan menghasilkan sesuatu yang bernama skema yang artinya
suatu jenis pengetahuan yang berfungsi membantu anak melakukan
interpretasi( ) dan pemahaman terhadap lingkungan. Sifat utama skema
adalah terus bergerak, bermodifikasi (berubah), berkelanjutan, dinamis
atau tidak berhenti pada suatu titik.
Skema dapat terus bergerak tidak terlepas dari bantuan dua proses
penting yaitu ;
 Asimilasi merupkan aktivitas untuk mendapatkan informasi baru
untuk dimasukkan kedalam skema yang ada.
 Akomodasi lebih merujuk kepada proses yang terjadi saat
pengetahuan baru masuk dalam skema.
Skema yang dimiliki teori Jean Piaget diturunkan dalam 4 tahap
perkembangan kognitif yaitu ;

 Tahap sensori motor


Tahap ini terjadi saat anak berusia 0-2 tahun, pada tahap ini
terdapat 3 gabungan yaitu pengalaman fisik, aktivitas indra dan
gerakan motorik dimana pada tahap ini anak mencapai
perkembangan kognitif object permanence contohnya anak
mengisap puting payudara ibu.
 Tahap pra-operasional
Tahap ini terjadi saat anak berusia 2-7 tahun, pada tahap ini anak
memiliki kemampuan untuk berpikir simbolis dan lebih
berkembang, sifat intuitif(sifat yang melibatkan naluri ), non-
logis(pemikiran yang tidak terlihat), animisme , dan egosentris (),
kemampuan berbahasa yang baik, kemampuan imajinasi yang kuat,
dan kemampuan memori atau daya ingat yang kuat, 2 ciri paling
menonjol dalam tahap ini adalah ;
1. Animisme adalah anak percaya bahwa benda mati itu hidup dan
bisa bergerak, cobtoh anak menyatakan bahwa batu itu
membuatnya terjatuh.
2. Egosentris adalah kondisi dimana anak tidak bisa membedakan
perspektif dirinya dan orang lain, contoh anak hanya diam saja
ketika disuruh bersalaman dengan orang lain.
 Tahap Operasional konkret
Tahap ini terjadi pada saat anak berusia 6-12 tahun, pada tahap ini
anak sudah bisa berpikir secara logika dan sistematis karena sifat
egosentrisnya sudah mulai berkurang, ada 6 kemampuan yang
sangat menonjol dalam tahap ini yaitu;
1. Kemampuan mengurutkan objek berdasarkan kategori tertentu.
2. Kemampuan klasifikasi objek.
3. Kemampuan decentering (menimbang permasalahan).
4. Kemampuan reversibility (perubahan benda kebentuk/pola
awal).
5. Kemampuan konservasi (kekekalan).
6. Kemampuan menghilangkan sifat egosentris.
 Tahap operasional Formal
Tahap ini terjadi pada usia 11 tahun keatas, pada tahap ini anak
mulai berpikir secara logis dan mampu menyelesaikan masalah.
3. Teori Konstruktivis sosial menurut Lev Vygotsky dimana
dalam teori ini lebih menekankan tentang pentingnya peranan
interaksi sosial dalam berbagai fase perkembangan kognitif
anak. Vygotsky memiliki 3 konsep dasar untuk memahami
perkembangan kognitif anak.
 Konsep Zona perkembangan prosimal (ZPD).
Dimana konsep ini merupakan serangkaian tugas yang sulit
dikerjakan sendiri oleh anak akan tetapi tugas ini dikerjakan
dengan bantuan orang dewasa, dengan konsep ini vygotsky ingin
mengajarkan anak untuk belajar mandiri.
 Konsep Scafollding
Konsep ini melatih anak-anak untuk berdialog sendiri dan
mengutarakan pendapatnya dan tetap dipantau oleh orang dewasa
dan tetap memberikan koreksi diakhir.
 Bahasa dan Pemikiran
Peran bahasa dalam perkembangan kognitif bukan hanya sekedar
untuk berkomunikasi saja namun berfungsi untuk merencanakan,
memantau serta mengontrol aktivitas anak tersebut.
Perkembangan kognitif dibagi menjadi 7 aspek yaitu;
 Audiotory perkembangan kemampuan yang berkaitan dengan
suara.
 Visual perkembangan kemampuan yang berkaitan dengan
penglihatan dan perhatian.
 Taktil perkembangan yang berkaitan dengan indra peraba.
 Kinestetik kemampuan yang berkaitan dengan perkembangan
motorik halus.
 Aritmatika kemampuan yang berkaitan dengan berhitung.
 Geometri kemampua yang berkaitan dengan ukuran suatu benda
dan warna.

 Sains permulaan kemampuan yang berkaitan dengan percobaan


sains.
Cara yang digunakan untuk mengembangkan kognitif anak adalah ;
 Bermain
 Bercerita
 Piknik
 Eksperimen
 Tanya jawab

2. Dampak permainan puzzle terhadap perkembangan kognitif anak


usia dini.

Permainan puzzle merupakan permainan yang menyusun potongan


gambar yang akan menjadi gambar asli, permainan ini sangat cocok
untuk mengembangkan kognitif anak karena dalam permainan ini
dibutuhkan kesabaran, kosentrasi dan daya ingat karena anak secara
pribadi ataupun kelompok harus mengingat gambar awal sebelum
dibongkar menjadi potongan kecil sehingga anak dapat memilih dengan
tepat kira-kira potongan mana yang harus disusun terlebih dahulu.
Dalam hal ini guru harus memberikan penjelasan yaang baik dan terarah
dan tentu saja guru sebelum memberi tugas kepada anak secara pribadi
ataupun kelompok guru sedah menunjukan contoh berupa potongan
gambar yang lain. Sebelum guru memberi tugas untuk menyusun
potongan gambar, maka sebagai penyemangat dan keaktifan anak secara
pribadi atau kelompok guru menjanjikan memberikan hadia sederhana
untuk mereka. Misalnya gula-gula atau gambar-gambar lucu.
IV. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa;

1. Perkembangan kognitif anak sangatlah penting dalam meningkatkan


perkembangan kognetif anak yaitu perkembangan kemampuan anak
yang berhubungan dengan pengetahuan, pemahaman dan proses
psikologis anak terhadap lingkungan sekitar. Tujuan ini akan tercapai
membutuhkan peran kita semua terutama orang tua dan guru karena
pada usia 4-6 tahun ini merupakan masa-masa di mana anak mencari
jati diri jadi kita harus betul-betul merubah pola pikir mereka dengan
cara yang tepat.
2. Permainan puzzle sangat tepat dalam melatih perkembangan kognitif
anak.
DAFTAR PUSTAKA

RISMA DWI PERMATA (2020), ‘’Pengaruh permainan puzzle terhadap

kemampuan pemecahan masalahah anak usia 4-5 tahun”, Pinus: jurnal

penelitian inovasi pembelajaran 5(2),1-10.

INGGRIED CLAUDIA MULAKE dkk (2017), “ Pengaruh permainan

alat edukatif puzzle terhadap perkembangan kognitif anak usia 5-6

tahun”, Jurnal: keperawatan 5 (1).

NINA VERONIKA (2018), “Permainan edukatif dan perkembangan

kognitif anak usia dini”, Pedagogi: Jurnal anak usia dini dan pendidkan

anak usia dini 4 (2), 49-55.

Anda mungkin juga menyukai