Anda di halaman 1dari 11

Nama : Muchammad Bagus Setiawan

Nim : 20050754004

RANGKUMAN PERTEMUAN 15 TEORI KEGAGALAN

1. PENDAHULUAN
Ilmu adalah hal penting yang harus di miliki oleh setiap manusia. Tanpa adanya ilmu
maka kehidupan manusia tidak akan berjalan dengan baik. Pada materi pertemuan kali ini kita
akan membahas salah satu hal yang terpenting juga.
Kegagalan pada suatu elemen mesin dapat terjadi dalam berbagai wujud seperti
misalnya yielding, retak, patah, scoring, pitting, korosi, aus, dan lain-lain. Faktor penyebab
kegagalan juga bermacam-macam seperti misalnya salah design, beban operasional, kesalahan
maintenance, cacat material, temperatur, lingkungan, waktu, dan lain-lain. Dengan
pengetahuan yang lengkap tentang kegagalan, maka para engineer dapat mempertimbangkan
berbagai aspek penyebab kegagalan dalam perancangan sehingga diharapkan kegagalan tidak
akan terjadi selama umur alat tersebut.

Pada pembahasan ini, terdapat berbagai hal yang dilakukan untuk menambah wawasan
di perkuliahan, khususnya pada pengetahuan tentang konsep, perhitungan sekaligus
menganalisis teori kegagalan, teori tegangan maksimum (rankine), teori tegangan geser
maksimum (tresca), teori energi distorsi (von misses), teori regangan normal maksimum (st.
venant). Oleh karena itu, sebagai calon engineer setidaknya haruslah berpengalaman dan
berpengetahuan.

2. PENJELASAN
Pengetahuan akan pentingnya konsep, perhitungan sekaligus analisis dari teori
kegagalan, teori tegangan maksimum (rankine), teori tegangan geser maksimum (tresca), teori
energi distorsi (von misses), teori regangan normal maksimum (st. venant). haruslah dipelajari
oleh mahasiswa prodi teknik mesin. Maka dari itu berikut penjelasannya :
2.1 METODE
Yang saya gunakan metodenya adalah mencari dari berbagai sumber.

3.1 PENGERTIAN TEORI KEGAGALAN


Kegagalan pada suatu elemen mesin dapat terjadi dalam berbagai wujud seperti
misalnya yielding, retak, patah, scoring, pitting, korosi, aus, dan lain-lain. Faktor penyebab
kegagalan juga bermacam-macam seperti misalnya salah design, beban operasional, kesalahan
maintenance, cacat material, temperatur, lingkungan, waktu, dan lain-lain. Dengan
pengetahuan yang lengkap tentang kegagalan, maka para engineer dapat mempertimbangkan
berbagai aspek penyebab kegagalan dalam perancangan sehingga diharapkan kegagalan tidak
akan terjadi selama umur alat tersebut.
Teori kegagalan dalam elemen mesin ada 2, yaitu:

3.1.1 Kegagalan Statik


Kegagalan statik adalah kegagalan dalam elemen mesin yang diakibatkan oleh beban
mekanis. Beban mekanis disini merupakan beban dalam bentuk gaya, momen, tekanan dan
beban mekanis lainnya. Kegagalan akibat beban mekanis erat kaitannya dengan jenis
tegangan yang ada pada komponen mesin.

Gambar 1. Lingkaran Mohr untuk spesimen yang


mendapat beban tarik uniaksial.
Terlihat bahwa spesimen juga mengalami tegangan geser dengan nilai maksimum sebesar
setengah tegangan normal maksimum. Hal sebaliknya juga terjadi pada spesimen yang
mendapat beban torsi murni, ternyata spesimen juga mengalami tegangan normal dengan
nilai maksimum sama dengan tegangan geser maksimum.

Gambar 2. Kurva tegangan-regangan pada spesimen material ulet


(ductile) dan material getas (brittle).
Terlihat fenomena “yielding” pada material ulet, sedangkan pada material getas, kegagalan
atau patah terjadi tanpa adanya yielding yang signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat
kegagalan untuk material ulet akan dibatasi oleh kekuatan yield, dan material getas dibatasi
oleh kekuatan ultimate. Analisis menunjukkan bahwa untuk material ulet, kegagalan lebih
ditentukan oleh kekuatan geser, sedangkan untuk material getas, kegagalan lebih ditentukan
oleh kekuatan tensile. Hal ini mengindikasikan bahwa perlu dikembangkan teori atau kriteria
kegagalan yang berbeda antara material ulet dan material getas.

3.1.2 Kegagalan Lelah


Setelah kegagalan statik ada juga kegagalan lelah. Kegagalan lelah ini merupakan
kegagalan yang paling sering terjadi pada mesin-mesin akibat beban dinamik (beban yang
berubahubah terhadap waktu). Kegagalan ini seringkali terjadi pada level tegangan dibawah
yield strength material. Sehingga dengan hanya melakukan desain berdasar teori kegagalan
statik bisa menimbulkan hasil desain yang tidak aman atau mengalami kegagalan ketika hasil
desain tersebut menerima beban dinamik.

Pada kegagalan lelah terdapat 3 tahap yakni crack intitation, crack propagation dan fracture
secara tiba-tiba akibat pertumbuhan crack yang tidak stabil.

• Crack Initation
Pada skala mikroskopik material (logam) ulet (ductile) adalah tidak homogen dan
anisotropic sehingga pasti terdapat stress concentration (notched). Ketika ada
beban yang berosilasi (beban dinamik) di daerah notch akan menyebabkan local
yielding pada daerah tersebut Yielding plastis yang terlokalisasi tersebut
menyebabkan distorsi dan membentuk “slip band ” sepanjang batas kristal material.
Slip band adalah daerah yang sangat intens mengalami deformasi akibat shear
motion. Dengan semakin banyaknya tegangan yang berosilasi maka slip band terus
bertambah dan akan bergabung membentuk mikroskopic crack. Material yang
memiliki ductile lebih rendah cenderung lebih cepat mengalami crack, material
getas crack initation tidak tejadi melainkan langsung pada tahap crack propagation
di tempat yang terdapat void atau inklusi pada material
• Crack Propagation
Pada langkah ini crack berujung tajam menimbulkan konsentrasi tegangan yang
lebih besar dibandingkan dengan nptch dan daerah plastis. Crack yang tumpul
mengurangi efektivitas konsentrasi tegangan. Ketika tegangan tarik berubah siklus
ke tegangan tekan/ nol/ tegangan tarik yang cukup kecil seperti pada gambar a, b
dan c di samping akan menyebabkan crack menutup dan momentarily yielding
berhenti dan hal ini menyebabkan crack meruncing kembali tetapi dengan dimensi
yang lebih besar. Hal ini terjadi berulang-ulang sepanjang tegangan lokal di ujung
crack bersiklus mulai dari bawah tegangan tarik yield (<σy) sampai tegangan diatas
tegangan tarik yield (>σy).
• Fracture
Pertumbuhan crack pada suatu komponen akibat siklus beban dinamik akan
mencapai dimensi tertentu yang cukup besar untuk menimbulkan stress intensity
factor, K di ujung crack yang selevel dengan fracture toughness, Kc material
sehingga komponen tersebut dapat gagal secara tiba-tiba tanpa adanya peringatan
terlebih dahulu pada siklus beban dinamik berikutnya. Mekanisme kegagalan ini
sama dengan kondisi dimana K=Kc tercapai dengan adanya mekanisme crack
propagation. Pemeriksaan dengan menggunakan mata telanjang pada komponen
yang gagal akibat fatigue menunjukkan suatu pola tertentu. Ada suatu daerah yang
dimulai dari tempat dimana awal micocrack terjadi yang mana daerah tersebut
kelihatan mengkilap (burnished). Daerah tersebut terpisah dengan daerah yang
terlihat pudar/tidak mengkilap dan kasar (dull and rough) dan terlihat seperti patah
getas.

4.1 TEORI TEGANGAN NORMAL MAKSIMUM (RANKINE)

Teori ini paling baik diterapkan pada material getas yang berserat dan kaca. Teori ini
menyatakan bahwa “Kegagalan diprediksi terjadi pada keadaan tegangan multiaksial jika
tegangan utama maksimum sama atau lebih besar dibandingkan tegangan normal maksimum
pada saat terjadinya kegagalan dalam pengujian tegangan uniaksial sederhana yang
menggunakan spesimen dengan material yang sama”. Kegagalan suatu material terjadi bila
tegangan normal maksimum mencapai suatu harga tegangan luluh atau tegangan patahnya,
tanpa memperhatikan tegangan utama (principal stress) lainnya. Secara sederhana, kegagalan
terjadi apabila :

Keterangan:
σ1 ≥ σ2 ≥ σ3 = tegangan normal utama
Sut = kekuatan ultimate material terhadap
tarik
Suc = kekuatan ultimate material terhadap tekan
Kegagalan diprediksikan akan terjadi jika kondisi tegangan berada diluar batas lingkaran
(gambar a), dan diluar batas segiempat (gambar b).

Kriteria ini cocok untuk material getas ( brittle materials).


Tegangan Dua dimensi ( Biaxial Stress) :

5.1 TEORI TEGANGAN GESER MAKSIMUM ( TRESCA)

Ide tentang tegangan geser yang berperan dalam menimbulkan kegagalan pertama kali
diperkenalkan oleh ilmuwan Perancis, Coulomb (1376-1806). Formula kriteria tegangan geser
maksimum dipublikasikan oleh Tresca (1864) dan Guest (1900) membuktikannya lewat
experimen. Sehingga teori ini sering disebut teori Tresca atau Guest law. Teori ini menyatakan
bahwa “Kegagalan diprediksi terjadi pada keadaan tegangan multiaksial jika nilai tegangan
geser maksimum sama atau lebih besar dibandingkan tegangan geser maksimum pada saat
terjadinya kegagalan dalam pengujian tegangan uniaksial sederhana yang menggunakan
spesimen dengan material yang sama”. Suatu material yang mendapat beban tegangan biaxial
atau tegangan triaxial dinyatakan gagal bila tegangan geser maksimum yang terjadi pada setiap
titik mencapai tegangan luluh geser dari material tersebut. Secara sederhana, kegagalan terjadi
apabila :

Tegangan luluh geser = ½ tegangan luluh tarik


yp = ½ yp
di mana Su adalah Kekuatan material pada saat uji tarik. Jadi kegagalan akan terjadi jika salah
satu persamaan di atas terpenuhi. Dalam bentuk grafik, teori tegangan geser maksimum
ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 3. Grafik representasi teori tegangan geser maksimum.

Kriteria ini cocok untuk material ulet (ductile materials).

Tegangan 2 dan 3 Dimensi :

6.1 TEORI ENERGI DISTORSI (VON MISES-HENCKY)


Teori kegagalan ini diperkenalkan oleh Huber (1904) dan kemudian disempurnakan
melalui kontribusi Von Mises dan Hencky. Teori ini menyatakan bahwa ”Kegagalan diprediksi
terjadi pada keadaan tegangan multiaksial bilamana energi distorsi per unit volume sama atau
lebih besar dari energi distorsi per unit volume pada saat 5-4 terjadinya kegagalan dalam
pengujian tegangan uniaksial sederhana terhadap spesimen dari material yang sama”. Energi
regangan akibat distorsi (berkaitan dengan perubahan bentuk) per unit volume, Ud adalah energi
regangan total per unit volume, U dikurangi energi regangan akibat beban hidrostatik (berkaitan
dengan perubahan volume) per unit volume, Uh

Ud =U −Uh

Gambar 5. Energi regangan yang tersimpan pada elemen terdefleksi

Persamaan 5.1.
Keterangan:

Tegangan utama terdiri atas komponen hidrostatik (σh) dan distorsi (σid)
σi = σh +σid
Sehingga:

Komponen hidrostatik tegangan, σh terjadi hanya akibat perubahan volumetrik (σid = 0)

Energi regangan hidrostatik, Uh didapatkan dengan mensubstitusi σh pada persamaan 5.1.

Sehingga:

Gambar 6. Grafik representasi Teori Energi Distorsi dalam keadaan tegangan 2 dimensi
Tegangan efektif Von Mises (σ‘) didefinisikan sebagai tegangan tarik uniaksial yang dapat
menghasilkan energi distorsi yamg sama dengan yang dihasilkan oleh kombinasi tegangan yang
bekerja.
Atau

Untuk problem 2 dimensi (σ2=0)

Kegagalan akan terjadi apabila:

Kegagalan diprediksi muncul dalam kondisi beban tegangan multiaxial bila energi distorsi per
satuan volume menjadi sama atau melebihi energi distorsi per satuan volume pada saat gagalnya
material uji.
Kriteria ini cocok untuk material ulet yang mendapat beban tegangan biaxial atau triaxial.
Kondisi Tegangan Pada Elemen Kubus

Matriks Tegangan Pada Elemen Kubus

Tegangan Utama
Tegangan Geser Maksimum

7.1 TEORI REGANGAN NORMAL MAKSIMUM


Teori regangan normal maksimum ditujukan oleh St. Venant khusunya berlaku untuk
material getas. (Brittle material). Kegagalan pada teori ini diprediksi muncul dalam kondisi
tegangan mutiaxial bila regangan normal utama maksimum (maximum principal normal strain)
sama atau melebihi regangan normal maksimum pada saat material uji gagal. (Teknik, 2019)

Tegangan 3 dimensi (multiaxial stress)

ɛ1,ɛ2,ɛ3= regangan normal utama ɛf =


regangan patah
Bila dinyatakan dalam bentuk tegangan:

σ1 σ2 σ3 = tegangan normal utama


σf = tegangan patah
CONTOH SOAL

PENYELESAIAN
Referensi

Robert L. Mott, Edward M. Vavrek, Jyhwen Wang, Machine Elements in Mechanical Design
(6th Edition), Pearson, 2017
Coulomb, C.A., 1776, Essai sur une Application des Regles de Maximis et Minimum a
quelques Problemes de Statique Relatifs a l’Architecture , Mem.Acad. Roy. Des Sciences,
Paris, Vol. 3, p.38
Teknik, B. (2019, Agustus 4). Dokumen Indonesia. Retrieved from Mesin-Mesin
Perbengkelan. Dapat diakses pada (Online) : https://dokumen.tips/documents/teori-
kegagalan-568527e2693d4.html
Deta Rachmat Andika. TEORI KEGAGALAN DAN CONTOHNYA. Dapat diakses pada
(Online):. https://id.scribd.com/doc/178863637/3-TEORI-KEGAGALAN-CONTOH-ppt

Anda mungkin juga menyukai