Anda di halaman 1dari 3

Vinda Dwi Dini Putri

2412100048
TUGAS
REKAYASA SISTEM KONVERSI DAN KONSERVASI
ENERGI

a. ANALISIS PROKSIMASI
Analisis proksimasi untuk menentukan:
▪ Kadar air (Moisture) – M
▪ Bahan dapat menguap/terbakar (Volatile Matter) – VM
▪ Kadar abu (Ash) – A
▪ Kadar karbon-tetap (Fixed Carbon) – FC
▪ Kadar Sulfur - (S)
▪ HHV
 Analisis ini dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain : menimbang,
memanaskan dan membakar semua sampel kecil batubara.
 Fraksi massa dari kebasahan sampel dihitung dengan membagi massa yang hilang dengan
massa awal setelah sampel batubara yang dihaluskan ditimbang kemudian dipanaskan
hingga suhu 110ºC selama 20 menit.
 Fraksi massa bahan yang dapat menguap dihitung dengan membagi massa yang hilang
dengan massa awal setelah sampel dipanaskan hingga suhu 954ºC dalam tabung tertutup
selama 7 menit.
 Fraksi abu dihitung dengan membagi berat terakhir dengan berat awal setelah sampel
dipanaskan hingga suhu 732ºC dalam cawan peleburan hingga semua sampel terbakar
sempurna.

b. ANALISIS ULTIMASI
Analisis ultimasi untuk menentukan :
▪ Kadar karbon (C)
▪ Kadar hydrogen (H)
▪ Kadar belerang (S)
▪ Kadar nitrogen (N)
▪ Kadar oksigen (O)
▪ Kadar Air (M)
▪ Kadar Abu (A)
▪ HHV
 Analisis ini dilakukan dengan uji laboratorium.
 Analisis ini diperlukan untuk menentukan udara pembakaran untuk sistem tertentu.
➢ Fraksi massa setelah terbakar = ( Fraksi massa bebas abu, Kering) (1 – M – A)
➢ HHV setelah terbakar = ( HHV bebas Abu, Kering) (1 – M – A)

Contoh Soal:
Hitunglah analisis ultimasi dan proksimasi dengan basis begitu diterima, taksiran nilai
pembakaran rendah dari nilai pembakaran tinggi yang tercantum di daftar, nilai pembakaran
tinggi yang dihitung dengan rumus Dulong, dan ditentukan klasifikasi ASTM dari batubara
Cascade, Montana dengan A = 19 dan M= 7.
Jawaban:
Analisis batubara bebas abu kering
Dari lampiran C diperoleh :
VM = 35%
FC = 65%
S = 3,8%
HHV = 31.445 kJ/kg = 13.520 Btu/lbm

Analisis ultimasi bebas abu kering


Dari lampiran C diperoleh :

C = 77,8%
H2 = 4,8%
O2 = 12,6%
N2 = 1%
S = 3,8%

Untuk mengkonversi ke suatu basis batubara begitu diterima, faktor koreksi/ pelipatan adalah
(1 – M – A) = (1 – 0,07 – 0,19) = 0,74
Analisis proksimasi begitu diterima menjadi:
VM = 0,74 x 35 = 25,9%
FC = 0,74 x 65 = 48,1%
M = = 7%
A = = 19%  25,9% + 48,1% + 7% + 19% = 100%
S = 0,74 x 3,8 = 2,81%
HHV = 0,74 x 31.445 = 23.269 kJ/kg
= 0,74 x 13.520 = 10.004 Btu/lbm

Analisis ultimasi begitu diterima menjadi:


C = 0,74 x 77,8% = 57,57%
H2 = 0,74 x 4,8% = 3,55%
O2 = 0,74 x 12,6% = 9,33%
N2 = 0,74 x 1% = 0,74%
S = 0,74 x 3,8% = 2,81%
M = = 7%
A = = 19%
 57,57% + 3,55% + 9,33% + 0,74% + 2,81% + 7% + 19% = 100%

HHV = 23.269 kJ/kg


= 10.004 Btu/lbm

Nilai pembakaran rendah :


LHV = HHV – 2400(M + 9H2) = 23.269 – 2400(0,07 + 9 x 0,0355)
= 22334 kJ/kg = 9.602 Btu/lbm

Harga taksiran nilai pembakaran tinggi yang dicari berdasarkan rumus Dulong

: HHV = 33.950C + 144.200(H2 – O2/8) + 9400S


= 33.950(0,5757) + 144.200(0,0355 – 0,0933/8) + 9400(0,0281)
= 23246 kJ/kg = 9.995 Btu/lbm

Klasifikasi batubara berdasarkan metode ASTM:

FC, bebas-Mm,kering =

= 67,20 %

Oleh karena harga ini lebih kecil dari 69 %, batubara tersebut tidak dapat dimasukkan ke
dalam kelas karbon tetap yang bebas bahan mineral, kering.

Btu, bebas-Mm,basah =
= 12.656 Btu/lbm

Karena harga nilai pembakaran tinggi bebas bahan mineral adalah antara 11.500 dan 13.000
Btu/lbm, maka batubara ini digolongkan ke dalam kelas II, kelompok 5 batubara-Bitumin
penguapan tinggi C.

Anda mungkin juga menyukai