RANGKA BATANG
KELOMPOK:
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS TEKNIK MESIN
TANGGERANG SELATAN
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan
limpahan Rahmat, Taufuk dan hidayah-Nya segingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan di akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Statika Struktur dan juga untuk
khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga
bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun,
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon
kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah
Statika Struktur yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini rangka batang sangat penting untuk pembangunan, seperti konstruksi
untuk atap, jembatan, menara atau bangunan tinggi lainnya. Bentuk struktur rangka
dipilih karena mampu menrima beban struktur relatif besar dan dapat melayani
kebutuhan bentang struktur yang Panjang. Struktur rangka juga dapat memberikan
estetika yang tinggi untuk konstruksi, seperti konstruksi Menara Eiffel di Paris ataupun
konstruksi seperti stadion sepak bola di Eropa. Dalam dunia arsitektur dan structural,
rangka batang adalah konstruksi yang tersusun dari batang-batang tarik dan batang-
batang tekan saja, umumnya terbuat dari baja atau kayu.
Bentuk paling sederhana dari struktur rangka adalah rangkaian batang yang
dirangkai membentuk satu atau lebih unit segitiga. Pola susunan segitiga dipilih karena
merupakan struktur yang stabil. Struktur rangka umumnya terletak pada dua perletakan
yang prinsipnya sama dengan perletakan pada struktur balok, yakni perletakan sendi
atau rol. Titik rangkai yang menghubungkan elemen rangka disebut sebagai node atau
titik sambung.
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca mampu memahami dan
menghitung gaya-gaya batang pada suatu struktur rangka batan statis tertentu
dengan metode keseimbangan titik dan keseimbangan bagian.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Rangka Batang adalah suatu struktur rangka dengan rangkaian batang – batang
berbentuk segitiga. Elemen rangka batang terbuat dari material kayu, baja, aluminium, dan
sebagainya. Dalam struktur rangka batang, dipilih bentuk segitiga karena bentuk segitiga
adalah suatu bentuk yang stabil, tidak mudah berubah.
1. Struktur Jembatan
2
2. Struktur Atap
Gambar A
Gambar B
3
Pada gambar diatas (a) ditunjukkan bahwa akibat gaya aksial tarik, batang
mengalami gaya batang yang nilainya senilai gaya tersebut, yaitu :
Stabilitas rangka batang dapat ditinjau dari stabilitas luar, yaitu reaksi
perletakan tidak boleh bertemu di satu titik. Selain dari stabilitas luar, ada juga
stabilitas dalam, yaitu rangka batang harus tersusun dari pola-pola segitiga.
Struktur ada yang statis tertentu dan statis tak tentu, yang akan dibahas disini adalah
struktur statis tertentu.
Syarat dari struktur statis tertentu adalah jumlah gaya pada tumpuan struktur
seperti gambar dibawah.
4
Ada satu tumpuan sendi dan satu tumpuan rol. Tumpuan sendi mempunyai dua
gaya, yaitu gaya horizontal dan vertikal (maksudnya yang sejajar dan tegak lurus),
sedangkan tumpuan rol memiliki satu gaya, yaitu gaya vertikal. Maka jika
dijumlahkan ada tiga gaya, sehingga struktur ini memenuhi syarat struktur statis
tertentu.
Cara menghitung gaya pada batang, ada dua metode yang dikenal saat ini yaitu
metode titik buhul, dan metode ritter. Metode titik buhul cukup sederhana, namun
butuh ketelitian. Penyelesaiannya dimulai dengan menghitung reaksi perletakan.
Lalu menghitung gaya vertikal dan horizontal dengan persamaan ΣV=0 dan ΣH=0.
Langkah pertama adalah tentukan sudut antar batang, dan berikan nama pada
tiap titik buhul dan tiap batang, ini untuk memudahkan perhitungan supaya tidak
membingungkan nama batang bebas. Langkah kedua adalah hitung reaksi
perletakannya. Pada contoh ini gaya yang diberikan tepat di tengah sebesar 20 kN,
maka beban ini akan didistribusikan ke tumpuan masing-masing sebesar 10 kN.
Sehingga RAV= 10 kN dan RBV = 10 kN, sedangkan RAH=0, karena tidak ada
beban horizontal.
Langkah berikutnya adalah menghitung gaya pada batang di setiap titik buhul.
Pertama kita akan menghitung gaya pada batang di buhul A
5
BUHUL A
ΣV=0
RAV + F1 sin 45 = 0
10 = – F1 sin 45
– F1 = 10/ sin 45
F1 = -14.14 kN
ΣH=0
RAH + F2 + F1 cos 45 = 0
Selanjutnya di buhul B setiap tanda arah pada batang menjauhi titik buhul.
ΣV=0
F3=0
ΣH=0
F2-F4 = 0
F2 = F4
6
F4 = 10 kN
BUHUL C
ΣV=0
-20 – 0 + 10 = F5 sin 45
F5 = -10/sin 45
F5 = -14.14 kN
– F1 cos 45 + F5 cos 45 = 0
BUHUL D
F1= -14.14 kN
F2= 10 kN
7
F3= 0 kN
F4= 10 kN
F5= -14.14 kN
Tanda minus menunjukkan batang tersebut dalam kondisi tekan, dan tanda plus dalam
kondisi tarik.
8
9
Gaya batang A1 = - 300 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah menuju simpul)
Gaya batang B1 = +260 kg. Batang tarik bertanda positif (anak panah meninggalkan simpul)
Gaya batang B1 = B2 = +260 kg. Batang tarik bertanda positif (anak panah meninggalkan
simpul)
Gaya batang V1 = 0
10
Gaya batang A2 = -200 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah menuju simpul)
Gaya batang D1 = -100 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah menuju simpul)
Gaya batang A3 = -200 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah menuju simpul)
Gaya batang V2 = +100 kg. Batang tarik bertanda positif (anak panah meninggalkan simpul)
11
Gaya batang D2 = -100 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah menuju simpul)
Gaya batang B3 = +260 kg. Batang tarik bertanda positif (anak panah meninggalkan simpul)
Gaya batang A3 = -200 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah menuju simpul)
Gaya batang A4 = -300 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah menuju simpul)
Gaya batang V3 = 0
12
Gaya batang B4 = B3 = +260 kg. Batang tarik bertanda positif (anak panah meninggalkan
simpul)
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Rangka Batang adalah suatu struktur rangka dengan rangkaian batang – batang
berbentuk segitiga. Elemen rangka batang terbuat dari material kayu, baja,
aluminium, dan sebagainya. Dalam struktur rangka batang, dipilih bentuk
segitiga karena bentuk segitiga adalah suatu bentuk yang stabil, tidak mudah
berubah.
2. Cara menghitung gaya pada batang, ada dua yaitu metode titik buhul, dan
metode ritter.
3.3. Saran
Apa yang telah kami paparkan diatas diharapkan pembaca dapat mengerti dan
memahami rangka batang beserta metode perhitungannya.
14