Anda di halaman 1dari 9

MAKALA KEWARGANEGARAAN

( Integrasi Masyarakat )

DISUSUN

KELOMPOK 6:

IRNA FARLINA LALENO ( PROGRAM )

NUR AMALIA ( PROGRAM )

FEMI MAHARANI ( PROGRAM )

BULAN NUR AMALIA ( PROGRAM )

NUR FADILAH ( PROGRAM )

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PERBANKAN SYARIAH
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “ integrasi masyarakat ”.

Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian dan Syarat INTEGRASI MSYARAKAT.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Integrasi sosial.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami mengharapkan demi kesempurnaan Makalah
ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.

Penulis,
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Devid Lockwood, konsensus dan konflik merupakan dua sisi dari suatu kenyataan
yang sama dan dua gejala yang melekat secar bersama-sama di dalam masyarakat. Seperti halnya
dengan konflik yang dapat terjadi antar individu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok.
Demikian pula halnya dengan konsensus, konsensus dapat pula terjadi antar individu, individu
dengan kelompok, dan antarkelompok. Menurut R. William Liddle, konsensus nasional yang
mengintegrasikan masyarakat yang pluralistik pada hakikatnya adalah mempunyai dua tingkatan
sebagai prasyarat bagi tumbuhnya integrasi nasional yang tangguh. Pertama, sebagian besar
anggota suku bangsa bersepakat tentang batas-batas wilayah dari negara sebagai suatu kehidupan
politik di mana mereka sebagai warganya. Kedua, sebagian besar anggota masyarakatnya
bersepakat mengenai struktur pemerintah dan aturan-aturan dari proses politik yang berlaku bagi
seluruh masyarakat di atas wilayah negara yang bersangkutan. Nasikun menambahkan bahwa
Integrasi nasional yang kuat dan tangguh hanya akan berkembang di atas konsensus nasional
mengenai batas-batas suatu masyarakat poitik dan sistem politik yang berlaku bagi seluruh
masyarakat tersebut. Kemudian, suatu konsensus nasional mengenai “system nilai” yang akan
memperbaiki hubungan-hubungan sosial di antara anggota suatu masyarakat negara.

1.2. Tujuan

· Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Kewarganearaan.

· Menambah pengertian tentang pengertian dan syarat Integrasi dan Masyarakat.

· Melatih membuat laporan dalam bentuk Makalah.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Integrasi Sosial

Integrasi berasal dari bahasa inggris "integrasi" yang berarti kesempurnaan atau total.
Integrasi sosial dimaknai sebagai proses di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam
kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi.

Definisi mengenai Integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik


validasi dan validasi komformitas terhadap kebudayaan masyarakat, namun masih tetap
mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu:

 Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu.

 Membuat suatu total dan menyatukan unsur-unsur tertentu.

Integrasi Mayarakat / Sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dukungan satu sama
lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan. Dalam KBBI di sebutkan bahwa
Integrasi adalah pembauan sesuatu yang tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat.
Istilah pembauran tersebut mengandung arti masuk ke dalam, menyesuikan, menyatu, atau
melebur sehingga menjadi satu.

Banton (dalam Sunarto, 2000: 154) mendefinisikan Integrasi sebagai suatu pola hubungan
yang mengakui adanya perbedaan dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan makna penting
pada perbedaan ras tersebut.

Menurut pandangan para penganut fungsionalisme struktural, system social senantiasa


integrated di atas dua landasan berikut:

- Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus di antara sebagian besar
anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental.

- Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari
berbagai kesatuan sosial (afiliasi lintas sektor).

Suatu Integrasi sosial/masyarakat di perlukan agar 'masyarakat tidak Bubar meskipun


Menghadapi different Tantangan, baik merupa Tantangan Fisik maupun Konflik Yang Terjadi
Beroperasi sosial budaya .

Penganut Konflik berpendapat bahwa 'masyarakat terintegtrasi differences paksaan dan


karena adanya saling ketergantungan di ANTARA different Kelompok. Pada ayat-ayat An'am
153 Allah lagi-lagi tentang pentingnya Integrasidalam kehidupan manusia. "Dan bahwa yang
kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yanglurus, maka ikutilah dia: jangan kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain) karena itu menceraiberaikan kamu dari jalanNya". Yang dimaksud tali
Allah dalam ayat ini adalah jalan yang lurus; perpecahan itu dengandemikian adalah jalan yang
tidak boleh dicapai. Jalan -jalan yang lain yang dimaksud adalahagama-agama dan kepercayaan
selain Islam. Kecaman Allah bagi mereka yangmengikuti jalan lain itu dapat disimak dalam surat
yang sama ayat 159 yang artina:

"Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka menjadi berpecah
belah (bergolongan), tidak ada sedikit pun tanggung jawab kamu terhadap mereka, sebenarnya
urusan mereka terserah Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang
telah mereka perbuat".

Masalahnya adalah, di sisi lain, perbedaan adalah Sunnatullah. Setiap manusia yang
diberikan kebebasan untuk menggunakan akal dan nuraninya untuk mencari jalan yangterbaik
menuju Allah. Dalam istilah ini, Islam (Syariah) sebagai sistem nilai yang idiil hampir
menemukan kemapanannya. Tentunya kesatuan tauhid akan keesaan Allah dankerasulan
Muhammad SAW adalah mutlak. Kemapanan ini akan berbeda ketika sudah memasuki wilayah
sosiologis masyarakat beragama.

2.2. Syarat-Syarat Integrasi masyarakat

Integrasi masyarakat akan terbentuk di masyarakat, sebagian besar anggota masyarakat


memiliki kesepakatan tentang batas-batas wilayah dari suatu wilayah atau Negara tempat mereka
tinggal.

Selain itu, sebagian besar masyarakat tersebut bersepakat mengenai struktur kemasyarakatan
yang di bangun, termasuk nilai-nilai, norma-norma, dan lebih tinggi lagi adalah pranata-pranata
sosisal yang berlaku dalam masyarakatnya, guna mempertahankan keberadaan masyarakat
tersebut. Selain itu, kejadian yang di bentuk sekaligus manandai batas dan corak masyarakatnya.

Menurut William F.Ogburn da Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya integrasi masyarakat


adalah:

a) Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil mengisi kebutuhan-kebutuhan


satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti kebutuhan fisik berupa sandang dan pangan serta
kebutuhan sosialnya dapat di penuhi oleh budayanya. Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan
ini menyebabkan masyarakat perlu saling menjaga keterikatan antara satu dengan lainnya.

b) Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan


nilai-nilai sosial yang di lestarikan dan di jadikan baru dalam satu kesatuan dengan yang
lainnya, termasuk menyepakati hal-hal yang di larag menurut kebudayaannya.
c) Norma-norma dan nilai sosial yang berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten
serta tidak mengalami perubahan sehingga dapat menjadi aturan baku dalam melangsungkan
proses interaksi sosial.

2.3. Bentuk - bentuk Integrasi Masyarakat

Bentuk Integrasi masyarakat dalam masyarakat dapat dibagi menjadi dua bentuk yakni:

 Asimilasi, yaitu pembaruan perbudakan yang berhubungan dengan sajian cirrikhas


kebudayaan asli. Dalam bentuk masyarakat Integrasi sosial ini terlihat Dari pesanan tatanan
social yang baru menggantikan budaya asli. Biasanya bentuk Integrasi ini diterapkan pada
kehidupan sosial yang primitif dan rasis. Maka dari itu budaya asli yang bertentangan
dengan norma yang mengancam disintegrasi masyarakat akan disimpan dengan tatanan
sosial barau yang dapat menyatukan latar belakang sosial.

 Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsure- unsure asing tanpa menghilangkan


kebudayaan asli. Akulturasi menjadi alternatif dalam menyikapi interaksi sosial, hal ini
didasarkan pada nilai-nilai sosial masyarakat yang beberapa dapat dipertahankan. Sehingga
nilai-nilai baru yang ditanamkan pada masyarakat tersebut akan menciptakan keharmonisan
untuk mencapai Integrasi soaial.

2.4 . Faktor Integrasi

Faktor Integrasi bangsa Indonesia rasa senasib dan sepenanggungan serta rasa seperjuanagan
di masa lalu ketika mengalami penjajahan. Penjajahan menimbulkan tekanan baik mental
maupun fisik. Tekanan yang berlarut-larut akan melahirkan reaksi dari yang jajah. Sehingga
muncul kesadaran ingin memperjuangkan kemerdekaan.

Yang bisa menjadi faktor Integrasi bangsa adalah semboyan kita yang terkenal yaitu bhineka
tunggal ika, dimana kita terpisah-pisah oleh laut tetapi kita mempunyai ideologi yang sama yaitu
pancasila. Dengan kata lain yang dapat menjadi faktor integrasi bangsa Indonesia adalah; (1)
Pancasila, (2) Bhineka Tunggal Ika, (3) Rasa cinta tanah air, (4) Perasaan senasib
sepenanggungan. Dengan keadaan menyadari bangsa Indonesia yang majemuk itu, setiap warga
negara harus waspada agar jangan sampai melakukan hal-hal negatif yang dapat memperlemah
persatuan dan kesatuan bangsa.

Adapun faktor- faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi Integrasi sosial dalam
masyarakat, antara lain sebagai berikut:

1) Faktor internal: kesadaran diri sebagai makhluk sosial, kebutuhan, dan semangat gotong
royong.
2) Faktor eksternal: Tuntutan Perkembangan zaman, persaman Kebudayaan, terbukanya
kesempatan, berpartisipasi hearts kehidupan Bersama, Persamaan visi, Dan tujuan, SIKAP
Toleransi, adanya konsensus Nilai, Dan adanya Tantangan Dari Luar.

2.5. Syarat Berhasilnya Integrasi Masyarakat

Untuk mencapai Integrasi sosial dalam masyarakat diperlukan setidaknya dua hal berikut untuk
menjadi solusi atas perbedaan yang terdapat dalam masyarakat:

1. Pada setiap diri individu masing-masing harus mengendalikan / mengendalikan konflik yang
ada pada suatu kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.

2. Tiap warga masyarakat meraas saling mengisi kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.
Sehingga dalam masyarakat tercipta keharmonisan dan saling memahami antara stu sama lain,
maka konflik pun dapat dihindarkan.

Maka dari itu yang ditawarkan empat sistem berikut untuk mengurangi konflik yang terjadi,
antara lain:

1. Mengedepankan identitas bersama seperti sistem budaya yang berasaskan nilai-nilai Pancasila
dan UUD 1945.

2. Menerapkan sistem sosial yang bersifat kolektiva sosial dalam masyarakat dalam segala
bidang.

3. Sistem kepribadian yang terintegrasi dengan nilai-nilai kemasyarakatan sosial yang terwujud
dalam pola penglihatan, persepsi, perasaan, sehingga pola pikir yang berbeda dapat disamakan
sebagai pola-pola keindonesiaan.

4. Mendasarkan pada nasionalisme yang tidak diklasifikasikan atas persamaan ras, melainkan
identitas kenegaraan.
BAB III

PENUTUP

2. 1 Kesimpulan

Integrasi berasal dari bahasa inggris "integrasi" yang berarti kesempurnaan atau total.
Integrasi sosial dimaknai sebagai proses di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam
kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki
keserasian fungsi.

Dalam KBBI di sebutkan bahwa Integrasi adalah pembauan sesuatu yang tertentu hingga
menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tersebut mengandung arti masuk ke
dalam, menyesuikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi satu.

Menurut William F. Ogburn da Mayer Nimkoff, syarat berhasilnya integrasi sosial adalah:
Sebuah. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil mengisi
kebutuhan-kebutuhan satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti kebutuhan fisik berupa sandang
dan pangan serta kebutuhan sosialnya dapat di penuhi oleh budayanya. Terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan ini menyebabkan masyarakat perlu saling menjaga keterikatan antara satu
dengan lainnya.

b. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai


sosial yang di lestarikan dan di jadikan baru dalam satu kesatuan dengan yang lainnya, termasuk
menyepakati hal-hal yang di larag menurut kebudayaannya.

c. Norma-norma dan nilai sosial yang berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten serta
tidak mengalami perubahan sehingga dapat menjadi aturan baku dalam melangsungkan proses
interaksi sosial.

3.2. Saran

Apabila Terjadi Konflik antar individu atau individu dengan Kelompok, Maka Yang
Pertama kali Harus di lakukan Adalah melakukan Integrasi sosial, karena Suatu Integrasi sosial
di perlukan agar 'masyarakat tidak Bubar meskipun Menghadapi different Tantangan, baik
merupa Tantangan Fisik maupun Konflik Yang Terjadi Beroperasi sosial budaya .
DAFTAR PUSTAKA

M, Idianto. 2005. Sosiologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Anonimus. 2006. Disintegrasi dan Integrasi Masyarakat. (Online).

http://akarsejarah.wordpress.com/2010/09/30/disintegrasi-integrasi-dan-tipologi-masyarakat/

Anonimus. 2009. Disintegrasi Sosial Kampus. (Online).

http://matanews.com/2008/10/09/disintegrasi-sosial-kehidupan-kampus/

Adhi. 2009. Mencegah Disintegrasi. (Online).

http://mradhi.com/sosial-politik/mencegah-disintegrasi.html

Anda mungkin juga menyukai