Anda di halaman 1dari 17

PROSEDUR PENYUSUNAN TES TULIS, LISAN, DAN

KETERAMPILAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Rpp dan Instrumen Penilaian

Dosen Pengampu:
Dr. Nurul Malikah, M.Pd

Disusun Oleh:
Nurul Khoir Inayah (201210343)
Ofki Meilola Malika (201210348)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini
dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Rpp Dan Instrumen Penilaian. Selain
itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca
tentang penyusunan tes tulis, lisan, dan keterampilan.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang manajemen kurikulum bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini dapat di praktekkan
oleh pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


dan penulisan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Ponorogo, 16 Oktober 2023

Penulis

Kelompok 7/PAI K

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
A. Definisi Penyusunan Tes ..................................................................... 3
B. Jenis-jenis Instrumen Tes .................................................................... 3
C. Prosedur Penyusunan Tes Tulis, Lisan, Dan Keterampilan. ............... 6
KESIMPULAN ............................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah tes berasal dari bahasa Perancis kuno: testum dengan
arti pring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Dalam bahasa
Inggris dengan test, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan
“tes” yang berarti ujian atau percobaan. Pada Saat ini, tes dijadikan
alat untuk mengukur sampai mana pemahaman peserta didik dalam
memahami suatu pelajaran , Tes sendiri adalah pemberian suatu tugas
atau rangkaian tugas dalam bentuk soal atau perintah yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Hasil pelaksanaan tugas tersebut
digunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan tertentu terhadap
peserta didik. agar seorang pendidik atau disebut guru dapat
mengetahui sampai mana perkembangan peserta didiknya.
Suatu tes akan berisikan pertanyaan pertanyaan dan atau soal-
soal yang harus dijawab dan atau dipecahkan oleh individu yang di tes
(testee). Hal ini sependapat dengan seorang ahli yang menyatakan
bahwa The type of ability test that describes what a person has learned
to do is called an achievement test 1. Berdasarkan pendapat itu, tes
hasil belajar biasanya terdiri dari sejumlah butirsoal yang memiliki
tingkat kesukaran tertentu (ada yang mudah, sedang, dan sukar). Tes
tersebut harus dapat dikerjakan oleh peserta didik dalam waktu yang
sudah ditentukan. Oleh karena itu, tes hasil belajar merupakan power
test. Maksudnya adalah mengukur kemampuan peserta didik dalam
menjawab pertanyaan atau permasalahan.
Hakekat penyelenggaraan tes sebenarnya adalah usaha
menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. Dalam kaitannya dengan tugas seorang
pengajar, tes prestasi belajar merupakan salah satu alat pengukuran di

1
Thorndike, R. M., George K. C. & Elizabeth P. H. (1991). Measurement and
Evaluation in Psychology and Education. Fifth edition. New York: Macmillan Publishing
Company.

1
bidang pendidikan yang sangat penting artinya sebagai sumber
informasi guna pengambilan keputusan. Untuk merencanakan,
mengembangkan maupun menuliskan butir-butir tes tersebut
diperlukan adanya langkah-langkah ataupun prosedur yang diikuti
secara sistematis sehingga dapat diperoleh tes yang lebih efektif.
Dalam merencanakan tes, hal yang lebih dahulu dilakukan ialah
menentukan dan merumuskan tujuan tes. Kemudian, dalam
pengembangan tes melibatkan kegiatan identifikasi hasil belajar,
deskripsi materi, pengembangan spesifikasi, penulisan butir dan kunci
jawaban, pengumpulan data uji coba, pengujian kualitas butir dan
perangkat, serta komplikasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyusunan tes ?
2. Apa saja jenis jenis instrumen tes ?
3. Bagaimana prosedur penyusunan tes tulis, lisan, dan
keterampilan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari penyusunan tes.
2. Untuk mengetahui jenis jenis dari instrumen tes.
3. Untuk mengetahui bagaiaman cara menyusun tes tertulis, lisan,
dan keterampilan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Penyusunan Tes


Kata penyusunan berasal dari kata dasar susun. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kata penyusunan berarti proses, cara,
perbuatan menyusun (seperti menyusun kamus, ensiklopedia).
Sementara, Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa kata
pelaksanaan berarti proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan,
keputusan, dan sebagainya). Dengan demikian, secara harafiah, teknik
penyusunan dan pelaksanaan berarti proses, cara, atau perbuatan
menyusun dan melaksanakan. Dalam konteks ini, proses tersebut
berkaitan dengan tes hasil belajar.2
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes juga dapat diartikan sebagai
salah satu cara untuk mengetahui kondisi siswa. Kondisi yang
dimaksud adalah prestasi belajar siswa. Tes juga dapat diartikan
sebagai alat yang direncanakan untuk mengukur kemampuan,
keahlian atau pengetahuan.3

B. Jenis-jenis Instrumen Tes


Jenis instrumen tes dibagi menjadi 3 yaitu: tes tertulis, tes lisan, dan
tes perbuatan atau keterampilan.
1. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta
didik dengan memberikan jawaban tertulis. Setiap butir soal yang
ditulis harus berdasarkan rumusan indikator yang sudah disusun
dalam kisi-kisi. Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih

2
Tahar Rachman, ‘Tes Tertulis Sebagai Salah Satu Teknik Penilaian’, Angewandte
Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 2018, 10–27.
3
Rona, ‘M Mendeskripsikan Prosedur Pelaksanaan Tes’, Jurnal Ilmiah Edukatif, 7.1
(2021), 37–41 <https://doi.org/10.37567/jie.v7i1.543>.

3
menekankan pada penggunaan kertas dan pensil sebagai
instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan soal atau jawaban
ujian pada kertas ujian secara tertulis, baik dengan tulisan tangan
maupun menggunakan komputer. Pada dasarnya ada 2 bentuk soal
tes tertulis yang lazim kita kenal, yakni tes subjektif (uraian) dan
tes objektif atau (pilihan ganda). 4
a) Tes Subjektif (uraian)
Tes subjektif yaitu pertanyaan yang menuntut peserta
didik untuk menjawabnya dengan bentuk menguraikan,
mejelaskan, membandingkan, memberikan alasan dan
bentuk lain sejenis sesuai dengan tuntunan pertanyaan
dengan menggunakan bahasa sendiri.5 Tes subjektif sendiri
terbagi menjadi 2 yaitu: tes uraian terbuka dan tes uraian
terbatas. Tes uraian terbuka yaitu jawaban tes sepenuhnya
diserahkan kepada peserta tes, peserta tes bebas
merumuskan, mengorganisasikan, dan menyajikan jawaban
dalam bentuk uraian. Kalau tes uraian terbatas yaitu jawaban
atas tes uraian bentuk terbatas sifatnya lebih terarah atau
dibatasi. Setiap soal tes uraian bentuk terbatas tertuang dalam
bentuk susunan kalimat yang cukup pendek. Namun,
jawaban atas soal tersebut berupa uraian kalimat deskriptif
yang terarah dan terbatas.
Kaidah penulisan tes uraian dalam Depdiknas sebagai
berikut:
1. Materi, Soal harus sesuai dengan indikator, setiap
pertanyaan harus diberikan batasan jawaban yang
diharapkan, materi yang ditanyakan harus sesuai dengan
tujuan pengukuran, dan materi yang ditanyakan harus
sesuai dengan jenjang dan jenis sekolah atau tingkat kelas.

4
Achdiyat, Maman et all. 2017. Evaluasi dalam Pembelajaran. Tangerang: PT
Pustaka Mandiri
5
Nana Sudjana, Penilaaian Hasil Belajar Mengajar (Bandung, Remaja Rosdakarya,
1999), h. 35

4
2. Kontruksi, Soal menggunakan kata tanya/perintah yang
menuntut jawaban terurai, ada petunjuk yang jelas tentang
cara mengerjakan soal, setiap soal harus ada pedoman
penskorannya, dan tabel, gambar, grafik, peta, atau yang
sejenisnya disajikan dengan jelas, terbaca, dan berfungsi.
3. Bahasa, Rumusan kalimat soal harus komunikatif
menggunakan bahasa yang baik dan benar (baku), tidak
menimbulkan penafsiran ganda, tidak menggunakan
bahasa yang berlaku setempat atau tabu, dan tidak
mengandung kata/ungkapan yang menyinggung peserta
didik.
b) Tes Objektif (pilihan ganda)
Tes objektif yaitu item item yang dapat dijawab
dengan jalan memilih salah satu alternatif yang benar dari
sejumlah alternatif yang tersedia, atau dengan mengisi
jawaban yang benar dengan beberapa pertanyaan atau
simbol.6 Jenis-jenis tes objektif adalah sebagai berikut: a) Tes
Betul-Salah (True False); b) Tes Pilihan Ganda (Multiple
Choice); c) Tes Menjodohkan (Matching); d) Tes Analisa
Hubungan (Relationship Analysis).
2. Tes Lisan
Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya di lakukan dengan
mengadakan tanya jawab secara langsung antara guru dengan
peserta didik. Pendekatan lisan sering di gunakan oleh guru kelas
untuk mengevaluasi peserta didiknya. Setiap hari guru bertanya
atau memberi pertanyaan kepada peserta didiknya, hasilnya dapat
di gunakan guru (walaupun tidak selalu ) untuk menambah faktor
yang menentukan nilai akhir siswa. Hal ini dapat menolong guru
dan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Pertanyaan lisan

96 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,
(Jakarta PT Raneka Cipta, 2000), h.21

5
dapat memberikan umpan balik langsung kepada guru maupun
kepada peserta didik.7
3. Tes Keterampilan
Tes keterampilan merupakan suatu tes atau penilaian yang
dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu pada
berebagai macam konteks sesuai dengan indicator pencapaian
kompetensi. Pada tes keterampilan ini meliputi ranah berfikir dan
bertindak. Pada tes keterampilan ranah berpikir terdiri dari
keterampilan mengurai, memodifikasi, dan membuat. Sedangkan
keterampilan dalam ranah bertindak terdiri dari membaca,
menulis, menghitung, menggambar, dan mengarang.8

C. Prosedur Penyusunan Tes Tulis, Lisan, Dan Keterampilan.


1. Prosedur Penyusunan Tes Tulis
Langkah-langkah penting yang harus diperhatikan untuk
membuat tes tertulis:9
a. Penyusun Soal Menentukan Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian sangat penting karena setiap tujuan memiliki
penekanan yang berbeda-beda. Misalnya, tujuan tes prestasi
belajar, diagnostik, atau seleksi. Contoh untuk tujuan prestasi
belajar, lingkup materi/kompetensi yang ditanyakan/diukur
disesuaikan seperti untuk kuis/menanyakaan materi yang lalu,
pertanyaaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas individu atau
kelompok, ulangan semester, dan seterusnya.
b. Menyusun Kisi Kisi
Dalam penulisan soal, penulis soal harus memperhatikan
kaidah penulisan soal. Kisi-kisi merupakan deskripsi

7
Yessi Nur Indah Sari, Evaluasi Pendidikan, Deepublish Grub Penerbitan CV Budi
Utama, 13
8
Abdul Hamid, Penyusunan Tes Tertulis (Paper and Pencil Test), (Jawa Timur:
Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), hal. 20-25
9
Rachman, T. (2018). Tes Tertulis sebagai Salah Satu Teknik
Penilaian. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 10–27.

6
kompetensi dan materi yang akan diujikan. Tujuan
penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup
dan sebagai petunjuk dalam penulisan soal. Kisi-kisi dapat
berupa format atau matriks.
c. Penyusun Soal Memperhatikan Standar Kompetensi (SK),
Kompetensi Dasar (KD)
Standar kompetensi merupakan acuan atau target utama yang
harus dipenuhi atau yang harus diukur melalui setiap
kompetensi dasar yang ada atau melalui gabungan kompetensi
dasar.
2. Prosedur Penyusunan Tes Lisan
Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan
tes lisan antara lain sebagai berikut: 10
a. Pertahankanlah situasi evaluasi dalam pelaksanaan tes lisan.
Guru harus tetap menyadari bahwa tujuan evaluasi adalah
untuk mendapatkan gambaran tentang prestasi belajar yang
dicapai oleh peserta didik. Janganlah mengubah situasi
evaluasi ini menjadi diskusi. Kalau dalam suatu tes lisan
jawaban dikemukakan oleh peserta didik tidak sesuai dengan
scope jawaban yang telah kita tetapkan, dan kita berpendapat
bahwa mungkin jawaban tersebut benar, serta kita ingin
mengadakan pertukaran fikiran mengenai soal ini.
b. Sebelum tes lisan dilaksanakan, guru sudah melakukan
inventarisasi berbagai jenis soal yang akan diajukan kepada
peserta didik dalam tes lisan tersebut, sehingga tes lisan dapat
diharapkan memiliki validitas yang tinggi, baik dari segi isi
maupun konstruksinya. Setiap butir soal yang telah ditetapkan
untuk diajukan dalam tes lisan itu, juga harus disiapkan
sekaligus pedoman atau ancar-ancar jawaban betulnya.

10
Wayan Nur Kancana, Sumartana, Evaluasi Pendidikan, Usana Ofset Printing
Surabaya, 60-61

7
c. Dalam rangka menegakkan prinsip obyektivitas dan prinsip
keadilan, dalam tes yang dilaksanakan secara lisan itu, tester
hendaknya jangan sekali-kali "memberikan angin segar" atau
"memancingmancing" dengan kata-kata, kalimat-kalimat atau
kode-kode tertentu yang sifatnya menolong peserta didik
tertentu alasan "kasihan" atau karena pengajar menaruh "rasa
simpati" kepada peserta didik yang ada dihadapinya itu.
Menguji, pada hakikatnya adalah "mengukur" dan bukan
"membimbing" peserta didik
d. Tes lisan harus berlangsung secara wajar. Pernyataan tersebut
mengandung makna bahwa tes lisan itu jangan sampai
menimbulkan rasa takut, gugup atau panik di kalangan peserta
didik.
e. Laksanakanlah scoring secara teliti terhadap setiap jawaban
yang diberikan oleh peserta didik. Kesalahan yang banyak
dilakukan setelah tes itu selesai seluruhnya. Akibatnya ialah
bahwa penilaian itu terlampau di pengaruhi oleh nilai
jawaban.-jawaban terakhir. Dan dilihat dari sistem pencatatan
hal ini merupakan suatu praktek yang tidak dapat dibenarkan.
Berdasarkan hal di atas pelaksanaan tes lisan di
lakukan dengan menggunakan 5 tahapan yang di antaranya
adalah (a) mempertahankan situasi evaluasi dalam
pelaksanaan tes lisan, (b) guru di wajibkan mempersiapkan
segala pertanyaan sebelum melakukan tes lisan. (c) guru di
larang membantu peserta didik dalam pelaksanaan tes lisan,
(d)tes lisan harus berlangsung secara wajar jangan sampai
menimbulkan rasa takut kepada peserta didik, (e) dalam
pelaksanaan hendaknya di lakukan sebuah pensekoran setiap
jawaban yang di berikan oleh peserta didik.

8
3. Prosedur Penyusunan Tes Keterampilan
Teknik penilaian yang digunakan dalam tes keterampilan yaitu
penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, dan
penilaian proyek. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan
tenti harus sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar (KD).
a. Penilaian Praktik
Penilaian praktik adalah penilaian yang menuntut
respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai
dengan tuntutan kompetensi. Aspek yang dinilai dalam
penilaian praktik adalah kualitas proses
mengerjakan/melakukan suatu tugas. Sedangkan tujuan dari
penilaian praktik adalah untuk menilai kemampuan peserta
didik mendemonstrasikan keterampilannya dalam melakukan
suatu kegiatan. Terdapat beberapa contoh penilaian praktik,
diantaranya adalah membaca karya sastra, membacakan
pidato (reading aloud dalam mata pelajaran bahasa Inggris),
menggunakan peralatan laboratorium sesuai keperluan,
memainkan alat musik, bermain bola, bermain tenis, berenang,
menyanyi, menari, dan sebagainya.
b. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap
keterampilan peserta didik dalam mengaplikasikan
pengetahuan yang dimiliki ke dalam wujud produk dalam
waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,
baik dari segi proses maupun hasil akhir. Sasaran penilaian
produk adalah kualitas suatu produk yang dihasilkan. Wujud
dari penilaian produk dapat berupa kegiatan membuat
kerajinan. Penilaian produk juga bisa dalam bentuk kegiatan
membuat karya sastra, membuat laporan percobaan,
menciptakan tarian, membuat lukisan, mengaransemen musik,
membuat naskah drama, dan sebagainya.

9
Dalam menentukan hasil kerja, ada beberapa kriteria
yang digunakan, yaitu: kualitas bahan yang digunakan,
relevansi dan mewakili kompetensi yang diukur, kualitas hasil
kerja akhir, jumlah dan objektivitas hasil kerja. Pendidik
dalam menilai hasil kerja peserta didik dapat menggunakan
intrumen berupa anecdotal record (catatan yang dibuat
pendidik selama melakukan pengamatan pada waktu proses
tahapan produksi); checklist atau lembar observasi (catatan
yang berisi sejumlah keterampilan yang akan diukur,
kemudian menilai apakah selama menyelesaikan tugas peserta
didik sudah menunjukkan keterampilan yang diharapkan.
c. Penilaian Proyek
Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan siswa dalam
mengaplikasikan pengetahuannya, kemampuan penyelidikan
dan kemampuan menginformasikan melalui penyelesaian
suatu proyek dalam periode atau waktu tertentu. Teknik
penilaian ini akan memberikan gambaran kemampuan
menyeluruh secara kontekstual mengenai peserta didik dalam
menerapkan konsep dan pemahaman materi tertentu.11
Kerja proyek ini merupakan bentuk pembelajaran
konstektual yang menekankan pada pemecahan masalah
melalui suatu usaha kolaboratif. Kegiatan proyek menuntut
peserta didik untuk dapat berpikir ilmiah dan kritis dalam
menggali masalah, kemudian melakukan penyelidikan dan di
akhir kegiatan peserta didik harus mampu menginformasikan
hasil yang diperoleh dari penyelidikan tersebut. Kerja proyek
yang menuntut suatu proses untuk memperoleh suatu produk,
baik berupa laporan kegiatan maupun barang, akan
memunculkan kemampuan berpikir ilmiah bagi siswa.

11
Djamrah, Guru dan Peserta Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2000)

10
Kemampuan dalam berpikir ilmiah sangat penting untuk
mengembangkan ilmu dan pengetahuan dan menjadikan siswa
menjadi manusia yang cerdas, kritis dan kreatif.
dalam mengerjakan tugas proyek peserta didik harus
melalui beberapa tahapan. Demikian pula dalam hal
penilaiannya, ada beberapa rangkaian kegiatan yang
merupakan aspek yang dinilai, mulai dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan dan
penyajian data, serta pelaporan. Penilaian proyek dapat
dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa KD dalam satu
atau beberapa mata pelajaran. Dalam melaksanakan penilaian
proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu:
1. Kemampuan pengelolaan, yaitu kemampuan peserta didik
dalam tahap perencanaan yang meliputi pemilihan
permasalahan untuk menentukan topik, membuat
rancangan kerja, pengumpulan data, mengolah sampai
penyusunan laporan
2. Relevansi dengan mata pelajaran, karena bagaimanapun
juga kegiatan proyek harus dimulai dari masalah yang ada
kaitannya langsung dengan mata pelajaran tertentu yang
sedang dipelajari.
3. Keaslian, baik masalah yang diangkat, maupun cara
melaksanakan sampai selesai, murni pekerjaan peserta
didik, yang didasarkan pada pengarahan dari guru.
d. Penilaian Portofolio
Menurut Popham portofolio adalah kumpulan
pekerjaan seseorang. Dalam dunia pendidikan kumpulan
pekerjaan tersebut tentunya berupa tugas-tugas peserta didik.
12
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan

12
Mardapi Djemari, Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes, (Yogyakarta:
Mitra Cendekia, 2008)

11
berdasarkan kumpulan informasi yang bersifat reflektif-
integratif yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu. Penilaian dilakukan
dengan menggunakan bukti-bukti hasil belajar (evidence)
yang relevan dengan kompetensi yang dipelajari.
Bukti-bukti tersebut dapat berupa karya peserta didik
dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, atau bentuk
informasi lain RT yang terkait dengan kompetensi tertentu.
Walaupun demikian, tidak setiap kumpulan karya seorang
peserta didik dapat disebut portofolio. Kumpulan hasil karya
peserta didik harus merupakan hasil pelaksanaan tugas yang
ditentukan oleh guru atau oleh peserta didik bersama guru,
sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau
mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum.

12
KESIMPULAN

Penyusunan tes adalah erangkaian langkah atau cara yang digunakan


untuk merancang, mengembangkan instrument yang digunakan untuk
mengukur pengetahuan, atau kemampuan dalam satu bidang tertentu.
Terdapat tiga jenis tes yaitu tes tertulis yang merupakan tes yang soal-
soalnya harus dijawab peserta didik dengan memberikan jawaban tertulis.
Kemudian tes lisan yang merupakan tes yang pelaksanaannya di lakukan
dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara guru dengan
peserta didik. Dan yang terakhi yaitu tes keterampilan yang merupakan tes
atau penilaian yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik
dalam menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu pada
berebagai macam konteks sesuai dengan indicator pencapaian kompetensi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Achdiyat, Maman et all. Evaluasi dalam Pembelajaran. Tangerang: PT


Pustaka Mandiri. 2017.
Djamarah Syaiful Bahri. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Raneka Cipta. 2000.
Djamrah. Guru dan Peserta Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta. 2000.
Djemari Mardapi. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes.
Yogyakarta: Mitra Cendekia. 2008.
Hamid Abdul. Penyusunan Tes Tertulis (Paper and Pencil Test). Jawa
Timur: Uwais Inspirasi Indonesia. 2019.
Kancana Wayan Nur, Sumartana. Evaluasi Pendidikan. Usana Ofset
Printing Surabaya.
M Rona. Mendeskripsikan Prosedur Pelaksanaan Tes’, Jurnal Ilmiah
Edukatif, 7.1 (2021), 37–41 <https://doi.org/10.37567/jie.v7i1.543>.
Rachman Tahar. ‘Tes Tertulis Sebagai Salah Satu Teknik
Penilaian’,Angewandte Chemie International Edition. 2018.
Rachman, T. Tes Tertulis sebagai Salah Satu Teknik Penilaian. Angewandte
Chemie International Edition. 2019.
Sari Yessi Nur Indah. Evaluasi Pendidikan. Deepublish Grub Penerbitan
CV Budi Utama.
Sudjana Nana. Penilaaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 1999.
Thorndike, R. M., George K. C. & Elizabeth P. H. Measurement and
Evaluation in Psychology and Education. Fifth edition. New York:
Macmillan Publishing Company. 199.

14

Anda mungkin juga menyukai