Dosen Pengampu :
Dr. Erihadiana, M.Pd.
Disusun Oleh :
Linlin Sabiqa Awwalina
NIM. 2220040075
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tanpa ada halangan apapun. Shalawat dan salam senantiasa tercurah limpahkan
kepada Rasulullah SAW
Tujuan dari penulisan makalah ini senantiasa ingin memberikan wawasan
dan informasi kepada pembaca tentang Bentuk Penilaian Tes dan Non Tes
Sebagai Alat Evaluasi Hasil Belajar Dalam Tercapainya Tujuan Pendidikan.
Bagaimana pun penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk
membuat karya tulis ini menjadi sempurna, namun manusia hanyalah perencana.
Apabila terdapat kekeliruan dalam penyusunan makalah ini penulis sangat
mengharapkan saran agar makalah ini menjadi sempurna dan bermanfaat bagi
pembacanya.
Penulis
I. PENDAHULUAN
Pendidikan dengan manusia merupakan hal yang sangat esensial
didalam kehidupan. Manusia sadar akan kekurangan dan
ketidakmampuannya dalam mengenal dirinya sendiri apalagi untuk
memperoleh tujuan hidup, dengan pendidikan menjadikan seseorang
mencapai tujuan hidupnya dan terlatih untuk manusia yang terdidik.
Dalam mencapai tujuan pendidikan agar manjadi manusia yang
terdidik, pembelajaran harus dilaksanakan secara efektif dan efisien
dengan terjadinya perubahan positif pada diri peserta didik. Untuk
ketercapaian pembelajaran secara efektif dan efisien maka pengelolaan
kelas yang dilakukan seorang guru sebagai fasilitator harus merangsang
tumbuhnya imajinasi, etos kerja dan mendapatkan feedback dari
pembelajaran tersebut.
Feedback yang terjadi pada diri peserta didik dilihat dari kondisi
yang terjadi dalam proses pembelajaran, dan feedback tersebut dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran.
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Pendidikan Nasional Pasal 1 Poin 4 dijelaskan bahwa Standar
Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan mencakup
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Selaras dengan Teori Benyamin S.
Bloom mengenai hasil belajar meliputi kognitif, apektif, dan psikomotorik.
Ketiga ranah tersebut memiliki alat ukur yang berbeda, ranah
kognitif berkaitan dengan pengetahuan, apektif dengan sikap yang
nantinya memiliki perubahan dalam sikap dan tingkah laku, psikomotorik
dengan keterampilan.
Permasalahan yang sering terjadi, berkaitan dengan penggunaan
tes, bahwa guru pada umumnya lebih menggunakan teknis tes dibanding
non tes, padahal evaluasi dalam belajar harus meliputi ketiga ranah, tidak
bertumpu pada kognitif saja.
Penggunaan tes merujuk kepada pengukuran terhadap kinerja
seseorang dengan mengunakan instrumen yang dirancang untuk mencapai
tujuan. Jadi jika hanya menggunakan teknis tes saja maka evaluasi dalam
ranah apektif dan psikomotorik belum dilaksanakan.
Dengan demikian, berangkat dari permasalah tersebut penulis
berkeinginan untuk menjelaskan tentang Bentuk Penilaian Tes dan Non
Tes sebagai Alat Evaluasi Hasil Belajar dalam Tercapainya Tujuan
Pendidikan
II. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, Rumusan masalah meliputi :
1. Apa pengertian Tes Menurut Para Ahli ?
2. Apa saja ruang lingkup pembagian Tes ?
3. Bagaimana urgensi penilaian tes dan non tes dalam pembelajaran PAI
terhadap hasil belajar peserta didik ?
V. HASIL PEMBAHASAN
a. Pengertian Tes
Tes secara bahasa berasal dari bahasa prancis yaitu testum,
diartikan sebagai piring yang berguna menyisihkan logam mulia1.
Diartikan demikan bahwa dengan tes akan diperoleh sesuatu yang
berharga dan bernilai tinggi. Istilah tes juga dalam bahasa inggris
ditulis test, apabila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berarti
ujian atau percobaan.
Dalam perkembangannya istilah tes banyak digunakan dalam
berbagai bidang, seperti tes intelegensi, tes minat, tes ingatan dan
1
Chansyah Diawati, Dasar-dasar dan Perencanaan Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Graha
Ilmu, 2018), Hlm. 25
yang paling popular digunakan dalam pendidikan ialah tes dalam
prestasi belajar peserta didik.
Beberapa istilah tes yang saling berkaitan , yang penulis kutip
dari Suharsimi Arikunto2 sebagai berikut :
a) Tes : sebuah alat yang digunakan untuk pengukuran
kemampuan dengan didasari pada aturan-aturan yang
berlaku. Contoh : menjelaskan, menjawab pertanyaan sesuai
petunjuk
b) Testing : waktu pengambilan tes. Seperti testing CPNS,
testing perekrutan pegawai dsb.
c) Testee : orang yang mengerjakan tes
d) Tester : orang yang ditugaskan untuk pelaksaan tes kepada
responden. Kaitanyya dengan pekerjaan yang akan
dikerjakan oleh testee.
2
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT Bumi AKsara, 2009), hlm. 53-
54
3
Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali, 1991) hlm. 43
Memaknai arti tes yang dikemukakan, bahwa tes harus tersusun
secara sistematis baik dari segi soal maupun dalam pelaksanaan yang
mengikuti prosedur yang telah ditentukan kemudian hasilnya diolah
berdasarkan aturan tertentu dan hasil tes tidak mengukur sejumlah
populasi melainkan sampel yang terbatas pada isi butir soal.
4
Helmawati, Pembelajaran dan Penilaian berbasis HOTS, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya,
2019), hlm. 218
bentuk soal dan objek yang dites sedangkan bentuk non tes meliputi
observasi, wawancara, dokumen dan angket5.
Penggolongan Tes
Sifat Tes Verbal : mengunakan bahasa untuk alat tes
bisa dengan tes lisan maupun tulisan
Tes non verbal : menggunakan gambar, yang
menghendaki testee untuk melakukan
pengamatan dengan menggunakan kata-kata
dalam mengekspresikannya
Tujuan Appitude Test : tes bakat
Intellegency Test : mengetahui tingkat
kecerdasan
Achievment Test :Pencapaian prestasi belajar
Pembagian Tes standar : berdasrkan prosedur untuk
menentukan nilai
Tes buatan guru : berdasarkan pada tujuan
intruksional kelas
Bentuk Soal 1. Tes Uraian
2. Tes objektif : kalimat yang memungkinkan
benar atau salah, Menjodohkan rentetan kata-
kata dengan jawaban yang benar, Memilih
alternative jawaban dari pilihan
Objek yang dites Tes Individual dan Tes Kelompok
5
Rahmi, dkk, Evaluasi Pendidikan Perspektif Islam, (Sleman : CV Budi Utama, 2022), hlm. 79-90
6
Ibid, 54
Bentuk Non Tes sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi merupakan Pengamatan langsung di lapangan,
misalnya keadaan tempat dan lingkungan pendidikan, yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
ditindaklanjuti untuk mendukung wawancara dan kuesioner7.
Sedangkan dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 pada
Bab II tentang Standar Penilaian Pendidikan Nomor 2 bahwa observasi
adalah teknik penilaian yang sistematis dilakukan secara terus-menerus
dengan menggunakan indera, baik fisik secara langsung ataupun tidak
langsung berdasarkan pada pedoman obeservasi yang berisi beberapa
indikator perilaku diamati8.
Berdasarkan kerangka kinerja observasi dibagi menjadi 2
bagian yaitu observasi terstruktur yang ditetapkan berdasarkan
kerangka kerja yang telah diatur dan dibatasi secara jelas dan tegas,
sedangkan observasi tidak terstruktur tidak dibatasi.
Dalam pelaksanaanya, observasi terbagi menjadi 3 yakni secara
langsung berhadapan dengan objek yang diteliti, observasu tidak
langsung dengan menggunakan perantara dan observasi partisipasi
yakni dengan ikut melibatkan diri dalam objek yang diteliti.
Contoh Lembar observasi mengamati kemampuan peserta didik
dalam memahami materi.
Hasil Observasi
No. Aspek yang Dinilai
Benar Salah
1 Kedisiplinan
2 Keaktifan
3 Kebersihan
7
https://jurnal.kreyatcenter.com/index.php/jkr/article/view/4/4
8
Permendikbud Nomor Nomor 66 Tahun 2013
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik penilaian dengan cara dialog secara
langsung atau tidak langsung. Adapun langkah-langkah dalam
wawancara yaitu9 :
1. Merumuskan Tujuan
2. Rumusan kegiatan atau aspek yang akan dinilai
3. Kisi-kisi
4. Pedoman wawancara
5. Lembar penilaian.
Dalam pembagiannya wawancara terbagi menjadi 2 yaitu
wawancara terpimpin yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
yang telah dipersiapkan sebelumnya, sedangkan wawancara terpimpin
adalah jenis wawancara yang tidak sistematis atau sering disebut
dengan wawancara bebas.
3. Angket atau kuisioner
Berbeda dengan jenis non tes lainnya, angket atau kuiosioner
adalah daftar sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden
secara tertulis.
Dalam penilaian ranah apektif biasanya jenis tes ini sering
digunakan. Ditinjau dari segi responden yang menjadi sasaran
pertanyaan, terbagi menjadi 2 yaitu secara langsung yang ditujukan
kepada responden dan ada yang tidak langsung dengan menggunakan
perantara dalam menjawab soal.
Contoh skala penilaian angket menggunakan skala likert
9
Ajat Rukajat, Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Sleman : Deepublish, 2018), hlm. 54
c. Urgensi penilaian tes dan non tes dalam pembelajaran PAI tehadap
hasil belajar peserta didik
Penilaian sebagai suatu proses pengambilan keputusan
memperoleh informasi melalui pengukuran terhadap hasil belajar
peserta didik. Dengan demikian penilaian dalam proses pembelajaran
dinilai sangat penting untuk menentukan peringkat terhadap
penguasaan materi dan kompetensi peserta didik.
Dengan belajar menjadikan seseorang menjadi pribadi yang
lebih baik, karena belajar merupakan suatu perubahan sebab akibat
interaksi antara individu dengan lingkungan.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam mengarahkan peserta
didik untuk menjadi pribadi yang betaqwa kepada Allah SWT, cerdas
dan berkahlak mulia. Penilaian ketiga ranah baik kognitif, apektif dan
psikomotorik harus dilakukan penilaian untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan yang telah diberikan guru.
Ranah kognitif mencakup kemampuan intelektual yang terdiri
dari C1-C6. Untuk mengevaluasi C1 – C3 bisa menggunakan tes
objektif sedangkan C4-C6 mengukur kemampuan yang lebih tinggi
menggunakan tes uraian.
Ranah apektif mencakup berbagai macam sikap, dan berbagai
kecerdasan termasuk kecerdasan emosional. Hal sederhana yang
dapat dilihat dari apektif ialah kemauan peserta didik dalam menerima
pelajaran didalam kelas.
Selanjutnya dalam ranah psikomotorik ialah keterampilan fisik
berupa koordinasi otot dan sistem syaraf secara efisien. Setiap praktik
dalam menguasai ranah psikomotorik ini dapat dikuasi dengan cara
praktik yang terus menenrus dan berkelanjutan.
10
Widyoko Eko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012),
hlm. 30
SIMPULAN