Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS KEBUTUHAN BK

D
I

OLEH

KELOMPOK 6

NAMA : HIDAYATUR RAHMI


AL MUNAWARAH

DOSEN : Arisman Juanda, M.Pd

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH

ACEH BARAT DAYA

TAHUN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

 Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,

Hidayah, dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan

makalah dengan judul “Analisis Kebutuhan Bk” tanpa ada kendala suatu

apapun.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang telah membawa kita dari alam Kebodohan kealam yang berilmu

pengetahuan seperti sekarang ini.

Seperti halnya manusia yang tidak sempurna di mata manusia lain ataupun

di mata Allah SWT, penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kesalahan

penulisan dan penyajiannya mengingat akan keterbatasan kemampuan yang kami

miliki. Untuk itu kami selalu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga

makalah ini dapat memberi manfaat untuk kita semua. Amin.

Blangpidie,

Penulis

1
Daftar isi

Halaman

Kata Pengantar..................................................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan............................................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................................1

Bab II Pembahasan...........................................................................................................2

A. Pengertian Analisis Bk............................................................................................2

B. Langkah-langkah Analisis Kebutuhan Bk...............................................................3

C. Pelaksanaan Analisis Kebutuhan.............................................................................6

D. Perencanaan Progran Bk..........................................................................................

E. Peranan Analisis Kebutuhan BK.............................................................................9

F. Analisis Kebutuhan dalam Belajar Mengajar..........................................................

G. Fungsi Analisis Kebutuhan......................................................................................

H. Teknik-Teknik Asessment.......................................................................................

Bab III Penutup.................................................................................................................12

A. Kesimpulan..............................................................................................................12

Daftar Pustaka

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Program Bimbingan dan Konseling merupakan rencana keseluruhan

kegiatan bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan di sekolah dan

menjadi bagian terpadu dari keseluruhan program pendidikan di sekolah.

Sebagai bagian yang terpadu dari program pendidikan di sekolah, program

bimbingan dan konseling diarahkan pada upaya yang memfasilitasi peserta

didik untuk mengenal dan menerima dirinya sendiri serta lingkungannya

secara positif dan dinamis, mampu mengambil keputusan yang bertanggung

jawab, mengembangkan serta mewujudkan diri secara efektif dan produktif

sesuai dengan peranan yang diinginkan di masa depan.

Agar pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah

dapat terlaksana secara efektif dan efisien serta tujuanya dapat tercapai

efektif dan efisien pula maka harus disusun programnya secara terencana

dan sistematis dengan perkataan lain, pelayanan BK di sekolah dan

madrasah perlu direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai secara sistematis

sehingga di rasakan manfaatnya oleh berbagai pihak.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian analisis kebutuhan BK?

3
2. Apa saja langkah-langkah analisis kebutuhan?

3. Bagaimana pelaksanaan analisis kebutuhan?

4. Bagaimana Perencanaan Program Bk?

5. Bagaimana Peranan Analisis Kebutuhan Bk?

6. Bagaimana Analisis Kebutuhan Dalam Belajar Mengajar ?

7. Apa Fungsi Analisis BK ?

8. Apa Saja Teknik Asessment ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian analisis kebutuhan BK.

2. Untuk mengetahui langkah-langkah analisis kebutuhan.

3. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan analisis kebutuhan.

4. Untuk mengetahui Perencanaan Program Bk

5. Untuk mengetahui Peranan Analisis Kebutuhan Bk

6. Untuk mengetahui Analisis Kebutuhan Dalam Belajar Mengajar

7. Untuk mengetahui Fungsi Analisis BK

8. Untuk mengetahui Teknik Asessment

9.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ANALISIS KEBUTUHAN BIMBINGAN

KONSELING

Analisis kebutuhan merupakan kegiatan untuk mengumpul informasi

yang mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat

(kesenjangan) proses pelayanan untuk menetapkan media yang tepat dan

relevan dalam mencapai tujuan pelayanan (goals and objectives) yang

mengarah pada pencapaian tugas perkembangan.1

Analisis kebutuhan konseling dilakukan sebelum suatu program

pelayanan bimbingan dan konseling dirancang dan dikembangkan. Pada

prinsipnya tujuan analisis kebutuhan adalah untuk mengidentifikasi topik

dan media pelayanan yang tepat dan relevan.

Menurut Pemakalah : anlisis kebutuhan bimbingan konseling adalah suatu

kegiatan yang mengumpulkan data untuk mngindetifikasikan atau menganalisis

suatu masalah.

Tujuan melakukan analisis kebutuhan adalah untuk mengetahui topik-

topik materi pelajaran yang benar-benar dibutuhkan peserta didik, format

materi sajian yang dibutuhkan, model sajian materi pelajaran yang efektif,

dan topik materi pelajaran yang tepat untuk disajikan.

1
Depdiknas. 2003. Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Puskur Balitbang hal. 25

5
a. analisis kebutuhan adalah “sebuah proses untuk mengidentifikasikan

pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam mencapai tujuan

organisasi”.2

b. analisis kebutuhan adalah “metode untuk mengetahui sifat dan luasnya

masalah kinerja dan bagaimana cara penyelesaiannya”.3

c. analisis kebutuhan adalah “sebuah proses untuk menentukan alasan

kesenjangan dalam kinerja atau metode untuk mengidentifikasi

kebutuhan-kebutuhan baru dan masa depan”.4

Menurut Pemakalah : Secara umum analisis kebutuhan adalah suatu

proses untuk mengidentifikasikan pengetahuan, keterampilan, permasalahan,

populasi, layanan yang diperlukan untuk mencapai sebuah tujuan. Dari uraian di

atas dapat disimpulkan bahwa analisis kebutuhan dalam bimbingan dan konseling

adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan diri peserta

didik, lingkungan peserta didik dan layanan bimbingan dan konseling dalam

rangka pencapaian tugas-tugas perkembangan secara optimal.

2
Robert O. Brinkerhoff, The Learning Alliance: Systems Thinking in Human Resource

Development,  Pfeiffer : Pusat Ilmu pengetahuan. (2007). Hal 90


3
Michael Molenda,Charles Morgan Reigeluth. Training and Development Handbook,
Amerika : McGraw-Hill. (1996) Hal 83
4
Sukmadinata, N. S. Bimbingan dan Konseling dalam praktek: Mengembangkan Potensi
dan
kepribadian Siswa. Bandung: Maestro. (2007). Hal. 40

6
B. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS KEBUTUHAN

1. Pengumpulan Informasi

analisis kebutuhan sebagai proses membuat keputusan dengan

memanfaatkan informasi yang dikumpulkan. Tiga hal yang dapat diingat

dalam proses perencanaan pengumpulan data;5

a. Apa yang anda ingin ketahui?

b. Bagaimana yang anda dapat lakukan dalam proses pengumpulan data

tersebut?

c. Siapa yang dapat dijadikan sumber informasi dalam proses

pengumpulan data tersebut?

2. Identifikasi kesenjangan

Langkah-langkah kesenjagan terdari dari:

a. Input; kondisi yang tersedia pada saat ini, misalnya tentang

keuangan, waktu, bangunan, guru, pelajar, problem, tujuan, materi

kurikulum.

b. Proses; meliputi pelaksanaan pendidikan yang berjalan yang terdiri

atas pola pembentukan staf, pendidikan yang berlangsung sesuai

dengan kompentensi, perencanaan, metode, pembelajaran individu,

dan kurikulum yang berlaku.

c. Produk; meliputi penyelesaian pendidikan, keterampilan,

pengetahuan, dan sikap yang dimiliki, serta kelulusan tes kompetensi

5
Ridwan. Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. (2004). hal 50

7
d. Output; meliputi ijazah kelulusan, keterampilan prasyarat, lisensi.

e. Outcome; hasil akhir yang diperoleh.

3. Analisis performance

a. Mengidentifikasi guru.

b. Mengidentifikasi sarana dan kelengkapan penunjang.

c. Mengidentifikasi berbagai kebijakan sekolah.

d. Mengidentifikasi iklim sosial dan iklim psikologis

4. Identifikasi hambatan dan sumber

Mengidentifikasi hambatan dan sumber yang terkait dengan

peserta didik yang menjadi masalah dalam perkembangan pembelajaran.

5. Identifikasi karakteristik siswa 

Menyangkut keadaan pribadi individu seperti sikap, minat, kondisi

jasmaniah, hubungan sosial kejiwaan, kondisi rumah serta keluarga, dll.

6. Identifikasi prioritas dan tujuan

7. Merumuskan masalah

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam analisis kebutuhan

dirinci lebih komprehensif sebagai berikut :6

a. Mengambil keputusan mengenai penggunaan data pengukuran

kebutuhan untuk perencanaan.

b. Memilih tingkat kebutuhan pengukuran.

6
Santoadi, F. Manajemen Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma. (2010). hal 59

8
c. Mengidentifikasi orang-orang yang terlibat dalam pengukuran

kebutuhan.

d. Mencapai kesepakatan dengan orang-orang yang terlibat dalam

pengukuran tentang partisipasi mereka.

e. Mencapai kesepakatan tentang tingkat pengukuran kebutuhan dan

perencanaan.

f. Mengumpulkan data.

g. Membuat daftar kebutuhan yang telah diidentifikasi.

h. Menyusun prioritas kebutuhan.

i. Merekonsiliasi data yang bertentangan, dan

j. Mencapai kesepakatan dengan orang-orang yang terlibat dalam

pengukuran kebutuhan tentang kebutuhan-kebutuhan yang

diprioritaskan.

C. PELAKSANAAN ANALISIS KEBUTUHAN

1. Identifikasi Kebutuhan

Identifikasi Kebutuhan bimbingan dan konseling merupakan

kegiatan mengelompokan masalah yang berkaiatan atau yang ada pada

peserta didik. Kebutuhan atau masalah peserta didik dapat diidentifikasi

melalui:

a. Karakteristik siswa, seperti aspek-aspek fisik (kesehatan dan

keberfungsiannya), kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan

belajar, temperamen (periang, pendiam, pemurung, atau mudah

9
tersinggung), dan karakternya (seperti kejujuran, kedisiplinan, dan

tanggung jawab).

b. Harapan peserta didik, sekolah, dan masyarakat dapat dianalisis dari

tugas-tugas perkembangan yang dijabarkan dalam rumusan

kompetensi dan materi pengembangan kompetensi yang ada dalam

silabus.7

2. Kegiatan Analisis

Pengukuran kebutuhan merupakan kegiatan penting dalam

menyusun program bimbingan di sekolah. pengukuran kebutuhan perlu

dalam penyusunan program karena:

a. Pengukuran kebutuhan akan menfokuskan perhatian perencanaan

program kepada masalah-masalah yang penting. Ini akan membantu

perencanaan program menyusun rencana penggunaan dan

pengelolaan waktu serta sumber-sumber secara efisien.

b. pengukuran kebutuhan memberikan dasar pengesahan bahwa

perhatian perencana program hanya kepada kebutuhan tertentu.

c. pengukuran kebutuhan memberikan informasi dasar untuk mengukur

perubahan performasi siswa.

Hal di atas dikuatkan dengan menyatakan bahwa pengukuran

kebutuhan di pandang perlu dalam menyusun program bimbingan karena

hasil pengukuran kebutuhan membantu:


7
Sukardi, Dewa ketut. Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. 2002 Hal. 44

10
a. pembuatan keputusan,

b. menyusun rancangan program,

c. mengembangkan,

d. melaksanakan, dan

e. menilai program bimbingan.

 Dari pendapat diatas dapat digaris bawahi bahwa pengukuran adalah

kegiatan penting dalam penyusunan program, oleh karena itu maka

pengukuran kebutuhan menjadi kegiatan yang tidak boleh ditinggalkan

atau wajib dilaksanakan dalam penyusunan program, maka keakuratan

dan kesinambungan proses pengukuran kebutuhan perlu diperhatikan.

Dalam rangka menjaga keakuratan pengukuran kebutuhan, istilah

kebutuhan perlu diberi batasan yang jelas. Batasan kebutuhan dalam

pratek pengukuran sangat beragam, misalnya dengan problem, sumber,

keinginan, ataupun kesenjangan. Keragaman itu akan menyamarkan

batasan kebutuhan jika tidak diberi batasan yang jelas, sehingga dapat

mempengaruhi ketepatan pengukuran kebutuhan.

Setelah prioritas kebutuhan ditetapkan, alam kerangka perencanaan

program, diikuti dengan kegiatan dengan pengumpulan data tentang

program bimbingan yang sedang berjalan, dan diidentifikasi sumber-

sumber yang tersedia. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberi

pemahaman kepada perencana program mengenai latar populasi target

sasaran (siswa) dan kondisi program yang ada.

11
D. PERENCANAAN (PLANNING) PROGRAM BK

Asesmen atau analisa (need assessment/analysis) terhadap kebutuhan

siswa menjadi hal pertama dan mendasari perencanaan program BK.

Kemudian, perlu adanya dukungan dari unsur sekolah untuk menjamin

program BK yang maksimal.8 Dasar perencanaan dijabarkan dan perlu

ditetapkan kemudian dalam perencanaan layanan.

Asesmen atau analisa kebutuhan diperlukan, baik untuk perencanaan

program jangka panjang, program jangka pendek, maupun program khusus,

yang kemudian menjadi dasar dan mempengaruhi bagaimana program-

program tersebut dirancang dan dikembangkan. Asesmen ini memengaruhi

bagaimana landasan program, tujuan program, lingkup layanan yang

diberikan, kegiatan yang direncanakan, teknis pelaksanaan dan sarana-

prasarana apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung program tersebut.

Dalam pelaksanaan asesmen kebutuhan, BK menyebutkan langkah-

langkah asesmen tersebut, yaitu,

1. mengidentifikasi data yang dibutuhkan untuk penyusunan program

layanan, seperti tugas-tugas perkembangan, permasalahan dan prestasi

peserta didik/konseli;

2. memilih instrumen yang tepat untuk mengumpulkan data, termasuk

instrumen dengan pendekatan masalah instrumen dengan pendekatan

atau instrumen dengan pendekatan tujuan empat bidang layanan (pribadi,


8
Kemendikbud. Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling,

(2016). hal. 59

12
sosial, belajar, karir) melalui angket, pedoman observasi, wawancara,

atau sosiometri;

3. data yang telah terkumpul kemdian diolah dan dianalisa, serta

diintepretasikan untuk menemukan kebutuhan dan permasalahan yang

kemudian akan dilayani.

Dalam proses asesmen kebutuhan, memberikan kerangka ringkas,

dimana identifikasi terhadap peserta didik dilakukan untuk memahami

kebutuhan (fisik, sosial, afeksi, dan intelektual), tantangan yang mereka

hadapi (dalam studi, karir, sosial, dan pembinaan diri), dan masalah yang

ada dalam keseharian peserta didik (termasuk dalam hal pendidikan atau

pengajaran, karir, dan sosial maupun pribadi).9 Dalam mengidentifikasi

kebutuhan dan tantangan, guru BK dapat melakukan pengamatan, membuat

catatan anekdot, menyusun check list, ataupun daftar pernyataan untuk

mengumpulkan data dari peserta didik. Terhadap identifikasi masalah,

pengamatan, catatan anekdot, angket atau daftar cek dan studi dokumen

dapat dimanfaatkan untuk mengumpulkan data. Kemudian, data yang

teridentifikasi dan terkumpul, dianalisa, diintepretasi dan disimpulkan. 10

Asesmen yang diusulkan dilakukan terhadap lima komponen atau

unsur yang berbeda, antara lain :

9
Sukmadinata,Nana Syaodih Metode Penelitian Pendidikan Bandung : Rosdakarya, (2007) hal.45
10
Winkel, W. S., & Hastuti, M. S. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Media Abadi. (2005) Hal 88

13
1. Kebutuhan guru, yang berisi area atau hal-hal yang berhubungan dengan

bagaimana guru menangani/menghadapi siswa dan perlu mendapatkan

bantuan dari guru BK;

2. Topik atau diskusi BK yang lalu, yang pernah diselenggarakan

sebelumnya dan direncanakan untuk program selanjutnya dan dinilai

kebutuhannya oleh guru yang lain;

3. Kebutuhan siswa, versi siswa, yang berisi topik-topik atau permasalahan

yang dibutuhkan atau sedang dialami oleh para siswa,

4. Kebutuhan siswa, versi guru, berisi kebutuhan-kebutuhan siswa menurut

persepsi guru dan dinilai prioritas kebutuhan pemberian layanannya, dan

5. Kebutuhan konseling yang dianggap perlu dan mendesak (berdasarkan

besarnya jumlah siswa) dari pandangan sekolah lain di sekitar.

Data-data yang terkumpulkan kemudian diolah untuk menentukan dan

memberi masukan terhadap penentuan dan perancangan tujuan layanan,

meliputi (1) kebutuhan apa saja yang perlu dilayani, (2) kapan layanan

tersebut akan dilaksanakan, (3) bagaiman kebutuhan akan ditangani atau

layanan tersebut akan diberikan, dan (4) bagaimana mengukur ketercapaian

tujuan layanan sebagai upaya mengevaluasi keberhasilan atau dampak

layanan.

Selain kebutuhan dari sisi siswa, juga mengingatkan adanya kebutuhan

yang perlu dinilai dan dianalisa oleh guru BK adalah kebutuhan sarana-

prasarana yang menunjang layanan BK nantinya. Analisa kebutuhan sarana

prasarana tersebut dapat menilik apa yang sudah ada atau tersedia, apa yang

14
masih dibutuhkan atau perlu diadakan, dan tujuan pengadaan sarana

prasarana tersebut.11

Hal selanjutnya setelah asesmen kebutuhan dilakukan, untuk

mengupayakan perencanaan program BK yang maksimal, guru BK perlu

menilik dukungan unsur sekolah yang ada. Unsur sekolah yang dimaksudkan

melibatkan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah yang ada. Selain itu,

komite sekolah juga berperan dalam mendukung program BK sekolah.

Rekan-rekan guru juga berperan mendukung program BK yang ada, karena

mereka yang juga menghadapi dan memahami kondisi siswa sehari-hari di

kelas. Orang tua dapat dilibatkan untuk memberikan dukungan bagi program

BK juga. Upaya-upaya untuk mengumpulkan dukungan tersebut dapat

diadakan melalui konsultasi, rapat, sosialisasi dan usaha persuasi lainnya.

beberapa pertimbangan dalam perencanaan program BK, antara lain:

1. ketersediaan dukungan administratif, karena program BK nantinya

juga melibatkan unsur-unsur administratif sekolah;

2. pemilihan dan penetapan pemimpin yang mengarahkan langkah dan

mengawal proses perencanaan dan desain,

3. ketersediaan sumber daya yang mendukung, termasuk secara

finansial, manusia/SDM, dan fisik/sarana prasarana;

4. pertimbangan kondisi dan masalah yang ada dalam program/layanan

BK yang telah dilaksanakan sebelumnya;

11
Kemendikbud. Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling, (2016). hal
28

15
5. penyusunan jadwal kerja yang jelas untuk optimalisasi pelaksanaan

layanan BK,

6. pengukuran/pertimbangan dampak positif dan/atau negatif yang

potensial muncul nantinya, dan

7. kebutuhan konsultan dari luar sekolah jika diperlukan untuk

menyusun rancangan program yang lebih maksimal.

E. PERANAN ANALISIS KEBUTUHAN

Analisis kebutuhan merupakan alat yang konstruktif dan positif untuk

melakukan perubahan. Perubahan yang didasarkan atas logika yang bersifat

rasional, perubahan fungsional yang dapat memenuhi kebutuhan  kelompok dan

individu. Perubahan ini menunjukkan upaya formal yang sistematis menentukan

dan mendekatkan jarak kesenjangan antara “seperti apa yang ada” dengan

“bagaimana seharusnya”.

Tiga langkah penting yang dilakukan oleh guru inovatif dalam menyiapkan

rencana pembelajaran dengan memasukkan unsur analisis kebutuhan yang

disisipkan di antara pemilihan materi dengan pemilihan strategi pembelajaran,

sebagaimana contoh sebagai berikut:

1.      Apa yang diajarkan?

2.      Mengapa mengajarkan yang kita ajarkan?

3.      Bagaimana mengajarkan?

F. Analisis Kebutuhan Dalam Belajar Mengajar

16
Untuk dapat melaksanakan tugas pendidikan baik guru harus paham

tentang “alat” dan “tujuan”. Dengan memahami tujuan, maka akan tepat dalam

memilih alternative alat untuk mencapainya. Gagal mengidentifikasi “apa” yang

akan dicapai sebelum menentukan “bagaimana” mencapainya dengan resiko

sesedikit mungkin, dengan biaya sehemat mungkin, akan gagal pula mencapai

sukses secara optimal. Analisis kebutuhan merupakan seperangkat alat dan teknik

formal, serta cara untuk mencermati dunia secara lebih ilmiah karena memandang

alat dan tujuan dalam satu perspektif kesatuan yang bermakna.

G. FUNGSI ANALISIS KEBUTUHAN

Metode Need Assessment dibuat untuk bisa mengukur tingkat kesenjangan

yang terjadi dalam pembelajaran siswa dari apa yang diharapkan dan apa yang

sudah didapat. Dalam pengukuran kesenjangan seorang analisis harus mampu

mengetahui seberapa besar masalah yang dihadapi.12

Beberapa fungsi Need Assessment sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi kebutuhan yang relevan dengan pekerjaan atau tugas

sekarang yaitu masalah apa yang mempengaruhi hasil pembelajaran.

2. Mengidentifikasi kebutuhan mendesak yang terkait dengan finansial,

keamanan atau masalah lain yang menggangu pekerjaan atau lingkungan

pendidikan

3. Menyajikan prioritas-prioritas untuk memilih tindakan.

4. Memberikan data basis untuk menganalisa efektifitas pembelajaran.

12
Morissan, M.A . Designing Effective Instruction. USA, 2001. Hal. 28-30

17
H. TEKNIK- TEKNIK ASESSMENT

1. Tes langsung

a) Tes Intelegensi

Inteligensi adalah salah satu kemampuan mental, pikiran, atau intelektual

manusia. Inteligensi merupakan merupakan bagian dari prosesproses kognitif

pada urutan yang lebih tinggi (high cognition). inteligensi terdiri dari tiga

komponen yaitu:

a) kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan,

b) kemampuan untuk mengubah arah tindakan, dan

c) kemampuan untuk mengkritik diri sendiri.

Secara umum inteligensi biasa disebut kecerdasan. Intelegensi bukan

kemampuan tunggal dan seragam, tetapi komposit dari berbagai fungsi. Ketika

pertama kali diperkenalkan, IQ merujuk pada jenis skor yakni: ratio usia mental

dengan usia kronologis. Selanjutnya pengertian IQ diperluas yakni, IQ adalah

ekspresi dari tingkat kemampuan individu pada saat teretentu, dalam hubungan

dengan norma usia tertentu. Tes-tes intelegensi umum yang dirancang untuk

digunakan anak-anak usia sekolah atau orang dewasa biasanya mengukur

kemampuan-kemampuan verbal, untuk kadar lebih rendah, tes-tes ini juga

mencakup kemampuan-kemampuan untuk berurusan dengan simbol numerik dan

simbil-simbol abstrak lainnya. Ini adalah kemampuan-kemampuan yang dominan

18
dalam proses belajar di sekolah. Kebanyakan tes intelegensi dapat di pandang

sebagai ukuran kemampuan belajar atau intelegensi akademik.13

b. Tes Bakat Tes

Bakat mucul dikarenakan adanya ketidakpuasaan pada tes intelegensi yang

hanya memunculkan skor tunggal yang disebut IQ, karena hasil IQ belum dapat

memberikan gambaran kemampuan individu di masa mendatang. Bakat dalam

konteks tes bakat ini didefinisikan sebagai: Suatu kondisi atau seperangkat

karakteristik sebagaimana yang tampak dalam kemampuan dasar yang bersifat

individual dimana dengan melalui latihan khusus akan memungkinkan individu

mencapai suatu kecakapan, keterampilan, atau seperangkat respon seperti

kecakapan berbicara dalam bahasa, menciptakan musik dll. Tes bakat

dimaksudkan untuk mengukur potensi seseorang mencapai aktifitas tertentu atau

kemampuannya belajar mencapai aktivitas tersebut.14 Tes bakat banyak digunakan

para guru BK dan pengguna lain karena memiliki manfaat diantaranya :

a) mengidentifikasikan kemampuan potensial yang tidak didasari


individu,
b) mendukung pengembangan kemampuan istimewa atau potensial
individu tertentu,
c) menyediakan informasi untuk membantu individu membuat keputusan
pendidikan dan karir atau pilihan lain diantara alternatif-alternatif
yang ada,

13
Nur Aeni, Tes Psikologi : Tes Intelegensi dan Tes Bakat, Yogyakarta : Pustaka Pelajar (2012).
Hal 50
14
Fauzan, Lutfi. Pendekatan-Pendekatan Konseling Individual. Malang: Elang Mas. (2004). Hal
35

19
d) membantu memprediksi tingkat sukses akademis atau pekerjaan yang
bisa di antisipasi individu,
e) berguna mengelompokkan individu-individu dengan bakat serupa bagi
tujuan perkembangan kepribadian dan pendidikan.
c. Tes Minat

Minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan

apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Tiga bidang terapan hasil tes

minat antara lain: 1) Konseling Karier 2) Konseling Pekerjaan, 3) Penjurusan

Siswa. Hakikat dan kekuatan dari minat dan sikap seseorang merupakan aspek

penting kepribadian. Karakteristik ini secara material mempengaruhi prestasi

pendidikan dan pekerjaan, hubungan antar pribadi, kesenangan yang didapatkan

seseorang dari aktifitas waktu luang, dan fase-fase utama lainnya dari kehidupan

sehari-hari.15

2. Non Tes

a) Observasi

Observasi dalam arti sempit mengandung arti pengamatan secara langsing

terhadap gejala yang diteliti. Sedangkan dalam arti luas observasi mengandung

arti pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang

diteliti. Istilah “ pengamatan” dari aspek psikologi tidak sama tidak sama dengan

melihat, hal itu karena melihat hanya dengan menggunakan penglihatan (mata);

sedang dalam istilah “pengamatan” mengandung makna bahwa dalam melakukan

pemahaman terhadap subyek yang diamati dilakukan dengan menggunakan

15
Hurlock,E.B. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan
(edisi kelima). Jakarta: Erlangga (1993).hal. 58

20
pancaindra yaitu dengan penglihatan, pendengaran, penciuman, bahkan bila

dipandang perlu dengan penggunakan pencecap dan peraba.

Menurut Pemakalah : Kegiatan observasi dilakukan dengan

menggunakan pancaindra karena tidak semua gejala yang diamati bisa dikenali

hanya dengan penglihatan, untuk meyakinkan hasil penglihatan kadang perlu

dikuatkan dengan data dari penciuman, pendengaran, pencecap dan peraba,

misalnya untuk meyakinkan seorang guru BK bahwa murid yang sedang

dilayaninya baru saja merokok, atau tidak, guru BK bisa melihat pada perubahan

wajahnya dan atau sekaligus mencium bau rokok yang keluar dari mulut siswa.

Bahkan ketika observasi digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian

kualitatif, maka pengamatan yang dilakukan guru BK bukan hanya sebatas gejala

yang nampak saja, tetapi harus mampu menembus latar belakang mengapa gejala

itu terjadi.

b) Wawancara

Sebagai pemburu informasi, interviewer mengajukan pertanyaanpertanyaan,

menilai jawaban-jawaban, meminta penjelasan, melakukan paraprase, mencatat

atau mengingat-ingat jawaban, dan melakukan penggalian keterangan lebih dalam

jawaban-jawaban dari interviewee. Di sisi lain, sebagai informan atau sumber

data, interviewee menjawab pertanyaan- pertanyan, memberikan penjelasan-

penjelasan, dan kadangkadang juga membalas mengajukan pertanyaan-pertanyaan

kepada interviewer. Adanya dua pihak yang kedudukannya tidak sama itu menjadi

21
pembeda antara metode interview dengan diskusi. Hubungan antara interviewer

dengan interviewee adalah hubungan sepihak, bukan hubungan yang timbal balik.

Menurut Pemakalah : Interview dipandang sebagai teknik pengumpulan

data dengan cara tanya- jawab lisan yang dilakukan secara sistematis guna

mencapai tujuan penelitian. Pada umumnya interview dilakukan oleh dua orang

atau lebih, satu pihak sebagai pencari data (interviewer) pihak yang lain sebagai

sumber data (interviewee) dengan memanfaatkan saluransaluran komunikasi

secara wajar dan lancar.

22
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Analisis kebutuhan adalah kegiatan mengidentifikasi faktor-faktor

pendukung dan penghambat (kesenjangan) proses pelayanan untuk

menetapkan media yang tepat dan relevan dalam mencapai tujuan

pelayanan (goals and objectives) yang mengarah pada pencapaian tugas

perkembangan.

2. Analisis kebutuhan dalam bimbingan dan konseling adalah kegiatan

yang dilakukan untuk mengidentifikasi: permasalahan diri peserta didik,

lingkungan peserta didik dan layanan bimbingan dan konseling dalam

rangka pencapaian tugas perkembangan secara optimal.

3. Langkah-langkah analisis kebutuhan yaitu mengambil keputusan

mengenai penggunaan data pengukuran kebutuhan untuk perencanaan,

memilih tingkat kebutuhan pengukuran, mengidentifikasi orang-orang

yang terlibat dalam pengukuran kebutuhan, mencapai kesepakatan

dengan orang-orang yang terlibat dalam pengukuran tentang partisipasi

mereka, mencapai kesepakatan tentang tingkat pengukuran kebutuhan

dan perencanaan, mengumpulkan data, membuat daftar kebutuhan yang

telah diidentifikasi, menyusun prioritas kebutuhan, erekonsiliasi data

yang bertentangan, dan mencapai kesepakatan dengan orang-orang yang

23
terlibat dalam pengukuran kebutuhan tentang kebutuhan-kebutuhan yang

diprioritaskan.

B. SARAN

Kami sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih sangat

banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah yang akan

datang menjadi lebih baik lagi. Kami harap makalah ini bisa bermanfaat bagi

kita semua serta menambah pengetahuan kita.

24
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Puskur

Balitbang.

Kemendikbud. (2016). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Dan


Konseling

Mungin Eddy Wibowo. 2002. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Semarang.

Nurihsan. A. Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar


Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Prayitno. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Ridwan. 2004. Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Santoadi, F. (2010). Manajemen Bimbingan dan Konseling
Komprehensif. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Sukardi, Dewa ketut. 2002. Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan


Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukmadinata, N. S. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam praktek:
Mengembangkan Potensi dan kepribadian Siswa. Bandung: Maestro.

Winkel, W. S., & Hastuti, M. S. (2005). Bimbingan dan Konseling di Institusi


Pendidikan. Media Abadi.

Robert O. Brinkerhoff, The Learning Alliance: Systems Thinking in Human

Resource Development,  Pfeiffer : Pusat Ilmu pengetahuan. (2007).

Michael Molenda,Charles Morgan Reigeluth. Training and Development

Handbook, Amerika : McGraw-Hill. (1996)

Sukmadinata, N. S. Bimbingan dan Konseling dalam praktek: Mengembangkan

Potensi dan kepribadian Siswa. Bandung: Maestro. (2007)

25
Nur Aeni, Tes Psikologi : Tes Intelegensi dan Tes Bakat, Yogyakarta : Pustaka
Pelajar (2012).

Fauzan, Lutfi. Pendekatan-Pendekatan Konseling Individual. Malang: Elang


Mas. (2004).

Hurlock,E.B. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang


kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga (1993)

26

Anda mungkin juga menyukai