Anda di halaman 1dari 13

BAB 1.

PENGENALAN TEKNOSOSIOPRENEUR

Definisi dan Konsep


Teknososiopreneur adalah gabungan dari kata teknologi, sosial, dan entrepreneur.
Dalam konsep ini, seorang individu atau kelompok individu menggabungkan
kemampuan bisnis dan keahlian teknologi untuk menciptakan solusi teknologi yang
dapat memberikan dampak sosial positif.
Teknososiopreneur memiliki tujuan untuk menciptakan inovasi yang dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengurangi ketimpangan sosial, dan
meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Inovasi yang diciptakan oleh
teknososiopreneur tidak hanya difokuskan pada keuntungan finansial, tetapi juga
pada dampak positif yang dapat diberikan pada masyarakat.
Dalam menciptakan inovasi, teknososiopreneur harus memperhatikan aspek sosial,
ekonomi, dan lingkungan. Inovasi yang diciptakan harus dapat memberikan solusi
yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Teknososiopreneur juga harus memperhatikan aspek etika dalam bisnisnya. Mereka
harus menghormati hak asasi manusia, menghindari praktik diskriminasi, dan
bertanggungjawab atas dampak yang ditimbulkan oleh inovasi yang diciptakan.
Beberapa contoh dari teknososiopreneur adalah perusahaan yang menciptakan
teknologi ramah lingkungan, aplikasi yang membantu masyarakat dengan
pendapatan rendah mengakses layanan keuangan, atau perusahaan yang
mengembangkan teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
kesehatan masyarakat, dan yang sejenis lainnya.
Menjadi teknososiopreneur bukanlah hal yang mudah, namun sangat penting untuk
menciptakan inovasi yang dapat memberikan dampak sosial positif.
Teknososiopreneur harus memiliki kemampuan bisnis dan keahlian teknologi yang
baik, serta memiliki komitmen yang kuat untuk menciptakan solusi yang dapat
memperbaiki kualitas hidup masyarakat.
Teknososiopreneur juga harus mampu bekerja sama dengan berbagai pihak,
termasuk pemerintah, akademisi, dan masyarakat, untuk menciptakan solusi yang
dapat memberikan dampak positif pada masyarakat. Kerja sama ini sangat penting
untuk menjamin bahwa solusi yang diciptakan dapat diterima dan digunakan oleh
masyarakat secara efektif.
Dalam menjalankan bisnisnya, teknososiopreneur juga harus memperhatikan aspek
keuangan dan manajemen. Mereka harus mampu mengelola sumber daya yang
tersedia dengan baik, serta membuat keputusan yang tepat dalam mengelola risiko
dan meningkatkan pendapatan.
Untuk menjadi seorang teknososiopreneur yang sukses, seseorang harus memiliki
komitmen yang kuat untuk menciptakan solusi yang dapat memberikan dampak sosial
positif. Selain itu, mereka juga harus memiliki kemampuan bisnis dan keahlian
teknologi yang baik, serta mampu bekerja sama dengan berbagai pihak.
Dalam era digital saat ini, peran teknososiopreneur semakin penting dalam
menciptakan solusi yang dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Mereka
harus mampu mengambil peluang yang ada untuk menciptakan inovasi yang dapat
memberikan dampak positif pada masyarakat, serta memperhatikan aspek etika dan
pembangunan berkelanjutan dalam bisnisnya.
Secara keseluruhan teknososiopreneur adalah individu atau kelompok individu yang
menggabungkan kemampuan bisnis dan keahlian teknologi untuk menciptakan solusi
teknologi yang dapat memberikan dampak sosial positif, dimana inovasi yang
diciptakan difokuskan pada keuntungan finansial dan dampak positif yang dapat
diberikan pada masyarakat.
Perbedaan entrepreneur, teknopreneur, sosiopreneur, dan teknososiopreneur
Entrepreneur, teknopreneur, sosiopreneur, dan teknososiopreneur adalah istilah yang
kerap digunakan dalam dunia bisnis dan kewirausahaan. Meskipun istilah-istilah ini
terdengar mirip, sebenarnya terdapat perbedaan signifikan di antara mereka.
Entrepreneur
Entrepreneur adalah seseorang yang memulai dan menjalankan bisnis dengan tujuan
menghasilkan keuntungan. Seorang entrepreneur biasanya memiliki ide atau inovasi
yang unik, kemampuan manajerial yang baik, dan memiliki keterampilan untuk
merancang dan mengimplementasikan rencana bisnis yang sukses. Tujuan utama
seorang entrepreneur adalah untuk menciptakan nilai tambah dan menghasilkan
keuntungan.
Teknopreneur
Teknopreneur adalah seorang entrepreneur yang fokus pada penggunaan teknologi
dalam membangun bisnisnya. Seorang teknopreneur biasanya memiliki keahlian
teknologi dan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi peluang bisnis yang terkait
dengan teknologi. Mereka cenderung menggunakan teknologi untuk menciptakan
produk atau layanan yang inovatif dan efisien, sehingga meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dalam bisnis mereka.
Sosiopreneur
Sosiopreneur adalah seorang entrepreneur yang menekankan pada pengembangan
bisnis yang berdampak positif pada masyarakat. Seorang sosiopreneur biasanya
memiliki misi sosial atau lingkungan yang jelas dan ingin memecahkan masalah sosial
atau lingkungan melalui bisnis. Tujuan utama seorang sosiopreneur adalah untuk
menciptakan nilai sosial dan lingkungan yang positif, sambil juga menghasilkan
keuntungan.
Teknososiopreneur
Teknososiopreneur adalah seorang entrepreneur yang menggabungkan elemen
teknologi dan sosial dalam bisnisnya. Seorang teknososiopreneur biasanya
mengembangkan bisnis yang fokus pada penggunaan teknologi untuk memecahkan
masalah sosial atau lingkungan. Tujuan utama seorang teknososiopreneur adalah
untuk menciptakan nilai tambah sosial dan lingkungan yang positif melalui teknologi
dan bisnis.
Perbedaan utama di antara keempat istilah ini terletak pada fokus mereka dalam
membangun bisnis. Seorang entrepreneur fokus pada menghasilkan keuntungan,
sementara seorang teknopreneur fokus pada penggunaan teknologi dalam bisnis.
Seorang sosiopreneur fokus pada pengembangan bisnis yang berdampak positif pada
masyarakat, dan seorang teknososiopreneur fokus pada penggunaan teknologi untuk
menciptakan nilai tambah sosial dan lingkungan.
Namun, perbedaan ini tidak mutlak dan tidak selalu jelas. Banyak entrepreneur yang
juga mengembangkan bisnis yang berdampak positif pada masyarakat, dan banyak
teknopreneur yang mengembangkan teknologi yang membantu menyelesaikan
masalah sosial atau lingkungan. Oleh karena itu, setiap jenis entrepreneur dapat
berpotensi menjadi teknososiopreneur dengan mengintegrasikan elemen teknologi
dan sosial dalam bisnis mereka.
Entrepreneur, teknopreneur, sosiopreneur, dan teknososiopreneur semuanya
memiliki peran penting dalam perekonomian dan pembangunan sosial. Entrepreneur
membawa inovasi dan kreativitas dalam menciptakan lapangan kerja dan
memperluas pilihan produk dan jasa bagi konsumen. Teknoprenur menggunakan atau
menciptakan inovasi teknologi untuk menciptakan peluang bisnis atau meningkatkan
efesiensi dan efektivitas bisnis. Sosiopreneur membantu mengatasi masalah sosial
dan lingkungan melalui bisnisnya. Teknososiopreneur menggabungkan teknologi dan
inovasi untuk memecahkan masalah sosial dan lingkungan.
Dalam era digital saat ini, teknologi menjadi faktor yang sangat penting dalam
pengembangan bisnis. Teknososiopreneur dapat memanfaatkan teknologi untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnisnya, serta membantu menyelesaikan
masalah sosial dan lingkungan. Namun, tetap penting bagi teknososiopreneur untuk
memperhatikan aspek etika dan regulasi dalam menjalankan bisnisnya.
Kesimpulannya, entrepreneur, teknopreneur, sosiopreneur, dan teknososiopreneur
memiliki perbedaan fokus dalam membangun bisnis, namun semua memiliki tujuan
untuk mencapai keberhasilan dan menciptakan nilai tambah dalam bisnis mereka.
Setiap jenis entrepreneur memiliki potensi untuk menjadi teknososiopreneur dengan
mengintegrasikan elemen teknologi dan sosial dalam bisnis mereka. Penting bagi
setiap entrepreneur untuk mempertimbangkan nilai sosial dan lingkungan dalam
membangun bisnis mereka untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan
planet kita.
Peran keteknososiopreneuran dalam perubahan sosial dan lingkungan
Peran keteknososiopreneuran dalam perubahan sosial dan lingkungan sangat
penting. Konsep kewirausahaan yang menggabungkan teknologi, sosial, dan
lingkungan ini dapat membantu dalam menciptakan solusi untuk berbagai masalah
sosial dan lingkungan yang dihadapi saat ini.
Salah satu peran utama keteknososiopreneuran adalah sebagai katalisator
perubahan sosial dan lingkungan. Konsep ini memungkinkan pengusaha untuk
mengembangkan bisnis yang berdampak sosial dan lingkungan positif. Dalam hal ini,
pengusaha bukan hanya diukur dari keberhasilan finansial bisnisnya, tetapi juga dari
dampak positif yang dihasilkan bagi masyarakat dan lingkungan.
Perusahaan yang menggunakan konsep keteknososiopreneuran dapat menciptakan
solusi yang inovatif dan berkelanjutan untuk mengatasi berbagai masalah sosial dan
lingkungan. Contohnya adalah perusahaan yang memproduksi energi terbarukan,
perusahaan yang memproduksi produk organik, atau perusahaan yang menggunakan
teknologi untuk mengatasi masalah sosial seperti kemiskinan atau pengangguran.
Selain itu, keteknososiopreneuran juga dapat mempromosikan kesadaran sosial dan
lingkungan. Konsep ini dapat memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya
lingkungan yang sehat dan berkelanjutan. Pengusaha yang menggunakan konsep
keteknososiopreneuran dapat mengedukasi masyarakat tentang cara menjaga
lingkungan dan memperbaiki kondisi sosial.
Dalam hal ini, keteknososiopreneuran juga dapat memperbaiki hubungan antara
bisnis dan masyarakat. Konsep ini memungkinkan pengusaha untuk bekerja sama
dengan masyarakat dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan bagi masalah
sosial dan lingkungan. Pengusaha dapat memperkuat hubungan dengan masyarakat
melalui partisipasi aktif dalam program-program yang berdampak positif pada
lingkungan dan sosial.
Selain itu, keteknososiopreneuran juga dapat meningkatkan inovasi teknologi yang
berkelanjutan. Konsep ini mendorong pengusaha untuk mengembangkan teknologi
yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah sosial dan
lingkungan. Hal ini dapat mendorong pengembangan teknologi yang lebih inovatif dan
berkelanjutan di masa depan.
Secara keseluruhan, keteknososiopreneuran memainkan peran penting dalam
perubahan sosial dan lingkungan. Konsep ini memungkinkan pengusaha untuk
mengembangkan bisnis yang berdampak sosial dan lingkungan positif, serta
mempromosikan kesadaran sosial dan lingkungan. Dengan demikian,
keteknososiopreneuran dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat
dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Contoh-contoh kasus teknososiopreneur di Indonesia
eFishery adalah sebuah startup yang bergerak di bidang teknologi akuakultur yang
memberikan solusi untuk budidaya ikan dan udang. eFishery menawarkan produk dan
layanan seperti feeder otomatis, aplikasi manajemen budidaya, platform jual beli hasil
panen, dan layanan keuangan. eFishery bertujuan untuk menyediakan produk
perikanan sebagai sumber utama protein hewani yang tidak hanya kaya nutrisi tetapi
juga dapat diakses oleh semua kalangan. eFishery percaya bahwa “The Future is
Aquaculture” dan ingin berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan ekosistem
akuakultur yang lebih baik. Selain itu, eFishery juga memiliki beberapa produk dan
layanan lain yang berbasis teknologi, seperti:
- eFisheryku, yaitu aplikasi manajemen budidaya ikan yang dapat membantu
pembudidaya mengelola data produksi, stok pakan, biaya operasional,
hingga analisis keuntungan.
- eFisheryFresh, yaitu platform jual beli hasil panen ikan dan udang secara
online yang dapat mempertemukan pembudidaya dengan pembeli
langsung tanpa perantara.
- eFisheryFund, yaitu layanan keuangan yang menyediakan pinjaman modal
usaha bagi pembudidaya ikan dan udang dengan bunga rendah dan proses
mudah.
Dengan berbagai inovasi teknologi tersebut, eFishery ingin memberikan solusi
terintegrasi untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kesejahteraan para
pembudidaya ikan dan udang di Indonesia.
Nazava Water Filters adalah perusahaan yang menyediakan filter air minum
berkualitas tinggi dan sangat terjangkau untuk rumah tangga. Filter air Nazava
menggunakan teknologi Belanda yang diproduksi di Indonesia dan digunakan di
seluruh dunia. Filter air Nazava memungkinkan masyarakat menyaring air sumur atau
keran tanpa perlu merebus atau menggunakan listrik.
Konsula adalah platform kesehatan digital yang menghubungkan pasien dengan
dokter secara online maupun offline. Konsula menawarkan layanan seperti konsultasi
online, booking dokter, pemesanan obat, dan manajemen rekam medis. Konsula
menggunakan teknologi seperti aplikasi mobile, website, chatbot, dan artificial
intelligence untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di Indonesia.
Solve Education! adalah organisasi non-profit yang bergerak di bidang teknologi
pendidikan. Fokus permasalahan yang diangkat meliputi peningkatan literasi dan
numerasi, pelatihan keterampilan dan tenaga kerja abad-21, pengembangan game
dan aplikasi pendidikan. Solve Education! memilih untuk menggunakan game digital
sebagai teknologi yang dirasa tepat karena diminati oleh rentang kalangan sosio-
ekonomis yang luas. Aplikasi pertama mereka adalah game edukasi untuk belajar
bahasa Inggris berbasis Android bernama Dawn of Civilization.
Gojek adalah perusahaan teknologi yang menyediakan berbagai layanan seperti
transportasi online, pesan antar makanan, pembayaran digital, dan lain-lain. Gojek
terus melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas dan keamanan layanan mereka,
terutama di masa pandemi Covid-19. Beberapa contoh inovasi Gojek adalah:
- Alat Perlindungan Driver GoRide: sekat pelindung yang berfungsi sebagai
pembatas antara mitra driver dan pelanggan saat menggunakan layanan
GoRide.
- Fitur “Komitmen Keamanan Terhadap Protokol J3K”: fitur yang
memungkinkan pelanggan untuk melihat apakah mitra driver telah
menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, sarung tangan,
dan helm cadangan.
- Fitur Selfie Verifikasi Masker: fitur yang mengharuskan mitra driver untuk
mengambil foto diri dengan masker sebelum menerima pesanan dari
pelanggan.
- GoCorp: layanan yang mendukung perjalanan bisnis dengan memberikan
kemudahan dalam pengelolaan biaya transportasi bagi para pelaku
korporasi.
- GoGreener: layanan yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan dengan
memberikan pilihan kepada pelanggan untuk menggunakan kendaraan
listrik atau bahan bakar nabati saat memesan layanan GoRide atau GoCar.
Rumah Zakat adalah lembaga amil zakat nasional yang bergerak di bidang sosial dan
kemanusiaan. Rumah Zakat telah mengembangkan beberapa inovasi digital untuk
mempermudah masyarakat dalam berdonasi dan menyalurkan zakat, seperti:
- Web Donasi Online: situs web yang memberikan kemudahan berdonasi
kepada masyarakat tanpa harus konfirmasi.
- Sharinghappiness.org: platform penggalangan dana yang bisa
menjangkau lebih banyak orang yang membutuhkan.
- Aplikasi Rumah Zakat: aplikasi mobile yang menyediakan fitur-fitur seperti
kalkulator zakat, donasi online, lokasi cabang Rumah Zakat, dan lain-lain.
- ZISWAF Center: pusat layanan zakat infak sedekah wakaf (ZISWAF) yang
terintegrasi dengan sistem online dan offline.
Kitabisa adalah platform crowd-funding filantropi yang memungkinkan siapa saja
untuk membuat dan mendukung kampanye sosial. Kitabisa telah mengoptimalkan
teknologi digital untuk mencapai dua hal:
- Menerapkan inovasi program berbasis wisdom of crowd: menggunakan
kecerdasan kolektif dari para donatur untuk menentukan kampanye mana
yang layak didukung dan berdampak.
- Membangun trust di kalangan para donatur: menggunakan sistem
verifikasi, transparansi, dan akuntabilitas untuk menjamin kepercayaan dan
kenyamanan para donatur dalam berdonasi.
Du’Anyam adalah perusahaan sosial yang memberdayakan perempuan di daerah
terpencil melalui bisnis anyaman berbahan alami. Du’Anyam telah menciptakan
beberapa inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para
penganyam, seperti:
- Krealogi: aplikasi mobile yang membantu UMKM kreatif dalam mengelola
rantai pasok bisnis mereka, mulai dari pemesanan, produksi, hingga biaya.
- Sistem pencatatan berbasis teknologi: sistem yang memudahkan para
penganyam untuk mencatat pesanan dan pendapatan mereka secara
online.
- Bahan anyaman alami: bahan yang ramah lingkungan dan sehat bagi para
penganyam dan konsumen, seperti rumput laut, pandan, rotan, dan lain-
lain.
Kopernik adalah perusahaan teknologi yang berfokus pada mendistribusikan
teknologi sederhana dan terjangkau yang dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat di daerah terpencil Indonesia. Beberapa inovasi teknologi yang telah
disediakan oleh Kopernik antara lain:
- Penyaring air: alat yang dapat membersihkan air kotor menjadi air minum
yang sehat dan aman.
- Lampu tenaga surya: alat penerangan yang menggunakan energi matahari
sebagai sumber listriknya, sehingga hemat biaya dan ramah lingkungan.
- Kompor: alat memasak yang menggunakan bahan bakar alternatif seperti
biomassa atau gas metana, sehingga mengurangi polusi udara dan
dampak perubahan iklim
Taman Baca Anak Pelangi adalah organisasi nirlaba yang mendirikan perpustakaan
anak-anak di daerah terpencil di Indonesia Timur. Mereka memiliki tujuan untuk
menumbuhkan minat baca dan menyediakan akses buku-buku yang berkualitas bagi
anak-anak. Mereka juga melatih guru-guru dan mengadakan berbagai kegiatan
literasi.
Tantangan dan Peluang Teknososiopreneur
Tantangan Teknososiopreneur
Mengembangkan solusi technosociopreneurship dapat memberikan dampak yang
positif pada masyarakat dan lingkungan, namun terdapat beberapa tantangan yang
harus dihadapi oleh pengusaha dalam prosesnya. Berikut adalah beberapa tantangan
dalam mengembangkan solusi technosociopreneurship.
Memiliki pemahaman yang cukup tentang masalah sosial dan lingkungan yang
dihadapi
Tantangan pertama dalam mengembangkan solusi technosociopreneurship
adalah memahami dengan baik masalah sosial dan lingkungan yang ingin
diatasi. Pengusaha harus memahami secara detail tantangan yang dihadapi,
seperti masalah kemiskinan, lingkungan yang tercemar, atau pengangguran.
Hal ini penting agar pengusaha dapat mengembangkan solusi yang efektif dan
berkelanjutan.
Memiliki modal dan sumber daya yang cukup
Mengembangkan solusi technosociopreneurship membutuhkan biaya yang
cukup besar, terutama dalam hal teknologi yang diperlukan untuk mengatasi
masalah sosial dan lingkungan. Selain itu, pengusaha juga membutuhkan
sumber daya manusia yang terampil dan berdedikasi. Pengusaha harus
memiliki modal dan sumber daya yang cukup agar dapat mengembangkan
solusi technosociopreneurship yang efektif.
Menyadari tantangan bisnis yang dihadapi
Mengembangkan solusi technosociopreneurship juga memiliki tantangan
bisnis yang harus dihadapi. Pengusaha harus mempertimbangkan aspek-
aspek bisnis seperti pemasaran, distribusi, dan keuntungan finansial. Hal ini
tidak selalu mudah, terutama jika bisnis yang dikembangkan masih dalam
tahap awal dan belum memiliki pangsa pasar yang besar.
Menemukan investor yang tepat
Mengembangkan solusi technosociopreneurship membutuhkan investasi yang
besar, dan pengusaha harus menemukan investor yang tepat untuk
mendukung bisnisnya. Investor harus memahami tujuan sosial dan lingkungan
dari bisnis tersebut dan bersedia untuk berinvestasi dalam jangka panjang. Hal
ini bukanlah hal yang mudah, terutama jika pengusaha tidak memiliki
pengalaman dalam menemukan investor.
Mendapatkan dukungan dari masyarakat dan pemerintah
Solusi technosociopreneurship yang sukses juga membutuhkan dukungan dari
masyarakat dan pemerintah. Pengusaha harus membangun hubungan yang
baik dengan masyarakat dan memperoleh dukungan dari pemerintah dalam hal
perizinan, regulasi, dan insentif keuangan. Hal ini tidak selalu mudah, terutama
jika pengusaha harus bekerja keras untuk membangun kepercayaan dan
hubungan yang baik dengan masyarakat dan pemerintah.
Menjaga keberlanjutan solusi
Tantangan terakhir dalam mengembangkan solusi technosociopreneurship
adalah menjaga keberlanjutan solusi tersebut. Pengusaha harus
mempertimbangkan aspek-aspek keberlanjutan seperti sumber daya yang
diperlukan untuk menjalankan solusi tersebut dan dampak jangka panjang
terhadap lingkungan dan sosial. Pengusaha harus memastikan bahwa solusi
yang dikembangkan dapat berkelanjutan dalam jangka panjang dan tidak
hanya memberikan manfaat sementara. Hal ini dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor lingkungan dan sosial dalam seluruh tahap bisnis,
mulai dari pengembangan produk hingga proses produksi dan distribusi.
Dalam menghadapi tantangan ini, pengusaha technosociopreneurship harus
beradaptasi dengan cepat dan kreatif, serta memperoleh dukungan dari berbagai
pihak seperti investor, pemerintah, dan masyarakat. Dengan memperhatikan
tantangan-tantangan ini, pengusaha dapat mengembangkan solusi
technosociopreneurship yang efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah
sosial dan lingkungan.
Peluang Teknososiopreneur
Teknologi dan inovasi dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan solusi bagi
berbagai masalah sosial dan lingkungan yang dihadapi saat ini. Dalam era digital dan
industri 4.0, peluang untuk mengembangkan teknologi dan inovasi semakin terbuka
lebar. Berikut ini adalah beberapa peluang dalam pengembangan teknologi dan
inovasi untuk solusi masalah sosial dan lingkungan:
Pengembangan Energi Terbarukan
Dalam rangka mengatasi masalah lingkungan, pengembangan energi
terbarukan menjadi peluang besar. Dalam hal ini, teknologi dan inovasi dapat
digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan energi
terbarukan. Sebagai contoh, pengembangan teknologi baterai untuk
penyimpanan energi surya dan angin yang lebih efisien dan terjangkau.
Teknologi Pertanian Berkelanjutan
Pengembangan teknologi pertanian berkelanjutan dapat menjadi solusi untuk
masalah lingkungan dan ketersediaan pangan. Teknologi inovatif seperti
hidroponik, aquaponik, dan penggunaan teknologi sensor dan IoT pada
pertanian dapat membantu petani meningkatkan produktivitas, efisiensi dan
efektivitas penggunaan sumber daya alam, dan mengurangi limbah dan
penggunaan pestisida.
Pendidikan dan Kesehatan Berbasis Teknologi
Pendidikan dan kesehatan adalah bidang sosial yang juga dapat terbantu oleh
teknologi dan inovasi. Pendidikan berbasis teknologi, seperti pembelajaran
online, dapat meningkatkan aksesibilitas dan fleksibilitas bagi siswa dan guru
di daerah terpencil atau dengan keterbatasan akses. Di sisi kesehatan,
pengembangan teknologi telemedicine dan IoT dapat membantu memantau
kesehatan pasien jarak jauh dan mengurangi biaya pengobatan.
Teknologi Pembersihan Lingkungan
Pengembangan teknologi dan inovasi juga dapat digunakan untuk
membersihkan lingkungan dari polusi dan limbah. Beberapa inovasi seperti
teknologi biosintetik, pengolahan limbah yang lebih efektif dan efisien, serta
teknologi pengolahan air minum dan limbah yang lebih bersih dan hemat
energi, dapat membantu memperbaiki kondisi lingkungan.
Inovasi Sosial
Inovasi sosial adalah solusi yang didesain untuk mengatasi masalah sosial,
seperti kemiskinan, pengangguran, dan ketidakadilan sosial. Dalam hal ini,
teknologi dan inovasi dapat digunakan untuk menciptakan platform dan aplikasi
untuk menghubungkan orang-orang dengan peluang yang dapat membantu
mereka memperbaiki kehidupan mereka.
Dalam pengembangan solusi technosociopreneurship, pengusaha dapat
memanfaatkan peluang dalam pengembangan teknologi dan inovasi yang dihadapi
saat ini. Dengan demikian, pengusaha dapat menciptakan solusi yang lebih efektif
dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah sosial dan lingkungan di seluruh dunia.
Daftar Referensi
Website
Du’Anyam. 2023. https://duanyam.com/
efishery. 2023. https://efishery.com/
Gojek. 2023. https://www.gojek.com/id-id/
Kitabisa. 2023. https://kitabisa.com/
Konsula. 2023. https://www.konsula.com/
Kopernik. 2023. https://kopernik.info/
Nazava. 2023. https://www.nazava.com/
Rumah Zakat. 2023. https://www.rumahzakat.org/
Solveeducation. 2023. https://solveeducation.org/

Artikel Jurnal dan Buku


Binci, D., Palozzi, G., & Scafarto, F. (2022). Toward digital transformation in
healthcare: a framework for remote monitoring adoption. The TQM Journal, 34(6),
1772-1799.
Caballero, R. J. (2010). Creative destruction. Economic Growth, 24-29.
Callegari, B., & Nybakk, E. (2022). Schumpeterian theory and research on forestry
innovation and entrepreneurship: The state of the art, issues and an agenda. Forest
Policy and Economics, 138, 102720.
Carayannis, E. G., Grigoroudis, E., Stamati, D., & Valvi, T. (2019). Social business
model innovation: A quadruple/quintuple helix-based social innovation ecosystem.
IEEE Transactions on Engineering Management, 68(1), 235-248.
Carl, J. (2020). From technological to social innovation–the changing role of principal
investigators within entrepreneurial ecosystems. Journal of Management
Development, 39(5), 739-752.
Chell, E., Nicolopoulou, K., & Karataş-Özkan, M. (2010). Social entrepreneurship and
enterprise: International and innovation perspectives. Entrepreneurship & Regional
Development, 22(6), 485-493.
Damanpour, F., & Wischnevsky, J. D. (2006). Research on innovation in
organizations: Distinguishing innovation-generating from innovation-adopting
organizations. Journal of engineering and technology management, 23(4), 269-291.
del Carmen Ortega-Navas, M. (2017). The use of new technologies as a tool for the
promotion of health education. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 237, 23-29.
Del Giudice, M., Garcia-Perez, A., Scuotto, V., & Orlando, B. (2019). Are social
enterprises technological innovative? A quantitative analysis on social entrepreneurs
in emerging countries. Technological Forecasting and Social Change, 148, 119704.
Escueta, M., Quan, V., Nickow, A. J., & Oreopoulos, P. (2017). Education technology:
An evidence-based review.
Fritsch, M. (2017). The theory of economic development–An inquiry into profits,
capital, credit, interest, and the business cycle. Regional Studies, 51(4), 654-655.
Hawryszkiewycz, I. (2016), "Developing Innovative Solutions", Designing Creative
Organizations, Emerald Group Publishing Limited, Bingley, pp. 179-207.
https://doi.org/10.1108/978-1-78714-035-620161009
Huybrechts, B., & Nicholls, A. (2012). Social entrepreneurship: Definitions, drivers and
challenges. Social entrepreneurship and social business: An introduction and
discussion with case studies, 31-48.
Katalin, T. G., Rahoveanu, T., Magdalena, M., & István, T. (2014). Sustainable new
agricultural technology–economic aspects of precision crop protection. Procedia
Economics and Finance, 8, 729-736.
Linnenluecke, M. K. (2022). Environmental, social and governance (ESG)
performance in the context of multinational business research. Multinational Business
Review.
Martin, R. L., & Osberg, S. (2007). Social entrepreneurship: The case for definition.
Mehmood, T., Alzoubi, H. M., & Ahmed, G. (2019). Schumpeterian entrepreneurship
theory: Evolution and relevance. Academy of Entrepreneurship Journal, 25(4).
Mongelli, L., & Rullani, F. (2017). Inequality and marginalisation: social innovation,
social entrepreneurship and business model innovation: The common thread of the
DRUID Summer Conference 2015. Industry and Innovation, 24(5), 446-467.
Munshi, N. V. (2010). Value creation, social innovation, and entrepreneurship in global
economies. Journal of Asia-Pacific Business, 11(3), 160-165.
Peredo, A. M., & McLean, M. (2006). Social entrepreneurship: A critical review of the
concept. Journal of world business, 41(1), 56-65.
Pittaway, L. (2005). Philosophies in entrepreneurship: a focus on economic theories.
International Journal of Entrepreneurial Behavior & Research.
Razdan, S., & Sharma, S. (2022). Internet of medical things (IoMT): overview,
emerging technologies, and case studies. IETE technical review, 39(4), 775-788.
Schwartz, B. (2012). Rippling: How social entrepreneurs spread innovation throughout
the world. John Wiley & Sons.
Si, S., Hall, J., Suddaby, R., Ahlstrom, D., & Wei, J. (2022). Technology,
entrepreneurship, innovation and social change in digital economics. Technovation,
102484.
Smarzewska, S., & Morawska, K. (2021). Wastewater treatment technologies. In
Handbook of Advanced Approaches Towards Pollution Prevention and Control (pp. 3-
32). Elsevier.
Stoffers, J. , Gunawan, A. and Kleefstra, A. (2018) Social Entrepreneurship, An
International Perspective. Open Journal of Social Sciences, 6, 10-24.
doi:10.4236/jss.2018.610002.
Tapsell, P., & Woods, C. (2010). Social entrepreneurship and innovation: Self-
organization in an indigenous context. Entrepreneurship & regional development,
22(6), 535-556.
Temmerman, L., Veeckman, C., & Ballon, P. (2021). Collaborative governance
platform for social innovation in Brussels. Social Enterprise Journal.
Tykkyläinen, S., & Ritala, P. (2021). Business model innovation in social enterprises:
An activity system perspective. Journal of Business Research, 125, 684-697.
Wardhana, A. R., & Marifatullah, W. H. (2020). Transisi Indonesia Menuju Energi
Terbarukan. Tashwirul Afkar, 39(2).
Varjani, S. J., Parameswaran, B., Kumar, S., & Khare, S. K. (Eds.).
(2018). Biosynthetic technology and environmental challenges. Springer Singapore.
Xiang, W., Zhang, X., Chen, J., Zou, W., He, F., Hu, X., ... & Gao, B. (2020). Biochar
technology in wastewater treatment: A critical review. Chemosphere, 252, 126539.
Zeadally, S., Siddiqui, F., Baig, Z., & Ibrahim, A. (2020). Smart healthcare: Challenges
and potential solutions using internet of things (IoT) and big data analytics. PSU
research review, 4(2), 149-168.
Zhang, K., & Aslan, A. B. (2021). AI technologies for education: Recent research &
future directions. Computers and Education: Artificial Intelligence, 2, 100025.

Anda mungkin juga menyukai