Teknososiopreneur adalah gabungan dari kata teknologi, sosial, dan entrepreneur. Dalam konsep ini, seorang individu atau kelompok individu menggabungkan kemampuan bisnis dan keahlian teknologi untuk menciptakan solusi teknologi yang dapat memberikan dampak sosial positif. Teknososiopreneur memiliki tujuan untuk menciptakan inovasi yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengurangi ketimpangan sosial, dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Inovasi yang diciptakan oleh teknososiopreneur tidak hanya difokuskan pada keuntungan finansial, tetapi juga pada dampak positif yang dapat diberikan pada masyarakat. Dalam menciptakan inovasi, teknososiopreneur harus memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Inovasi yang diciptakan harus dapat memberikan solusi yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Teknososiopreneur juga harus memperhatikan aspek etika dalam bisnisnya. Mereka harus menghormati hak asasi manusia, menghindari praktik diskriminasi, dan bertanggungjawab atas dampak yang ditimbulkan oleh inovasi yang diciptakan. Beberapa contoh dari teknososiopreneur adalah perusahaan yang menciptakan teknologi ramah lingkungan, aplikasi yang membantu masyarakat dengan pendapatan rendah mengakses layanan keuangan, atau perusahaan yang mengembangkan teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat, dan yang sejenis lainnya. Menjadi teknososiopreneur bukanlah hal yang mudah, namun sangat penting untuk menciptakan inovasi yang dapat memberikan dampak sosial positif. Teknososiopreneur harus memiliki kemampuan bisnis dan keahlian teknologi yang baik, serta memiliki komitmen yang kuat untuk menciptakan solusi yang dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Teknososiopreneur juga harus mampu bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan masyarakat, untuk menciptakan solusi yang dapat memberikan dampak positif pada masyarakat. Kerja sama ini sangat penting untuk menjamin bahwa solusi yang diciptakan dapat diterima dan digunakan oleh masyarakat secara efektif. Dalam menjalankan bisnisnya, teknososiopreneur juga harus memperhatikan aspek keuangan dan manajemen. Mereka harus mampu mengelola sumber daya yang tersedia dengan baik, serta membuat keputusan yang tepat dalam mengelola risiko dan meningkatkan pendapatan. Untuk menjadi seorang teknososiopreneur yang sukses, seseorang harus memiliki komitmen yang kuat untuk menciptakan solusi yang dapat memberikan dampak sosial positif. Selain itu, mereka juga harus memiliki kemampuan bisnis dan keahlian teknologi yang baik, serta mampu bekerja sama dengan berbagai pihak. Dalam era digital saat ini, peran teknososiopreneur semakin penting dalam menciptakan solusi yang dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Mereka harus mampu mengambil peluang yang ada untuk menciptakan inovasi yang dapat memberikan dampak positif pada masyarakat, serta memperhatikan aspek etika dan pembangunan berkelanjutan dalam bisnisnya. Secara keseluruhan teknososiopreneur adalah individu atau kelompok individu yang menggabungkan kemampuan bisnis dan keahlian teknologi untuk menciptakan solusi teknologi yang dapat memberikan dampak sosial positif, dimana inovasi yang diciptakan difokuskan pada keuntungan finansial dan dampak positif yang dapat diberikan pada masyarakat. Perbedaan entrepreneur, teknopreneur, sosiopreneur, dan teknososiopreneur Entrepreneur, teknopreneur, sosiopreneur, dan teknososiopreneur adalah istilah yang kerap digunakan dalam dunia bisnis dan kewirausahaan. Meskipun istilah-istilah ini terdengar mirip, sebenarnya terdapat perbedaan signifikan di antara mereka. Entrepreneur Entrepreneur adalah seseorang yang memulai dan menjalankan bisnis dengan tujuan menghasilkan keuntungan. Seorang entrepreneur biasanya memiliki ide atau inovasi yang unik, kemampuan manajerial yang baik, dan memiliki keterampilan untuk merancang dan mengimplementasikan rencana bisnis yang sukses. Tujuan utama seorang entrepreneur adalah untuk menciptakan nilai tambah dan menghasilkan keuntungan. Teknopreneur Teknopreneur adalah seorang entrepreneur yang fokus pada penggunaan teknologi dalam membangun bisnisnya. Seorang teknopreneur biasanya memiliki keahlian teknologi dan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi peluang bisnis yang terkait dengan teknologi. Mereka cenderung menggunakan teknologi untuk menciptakan produk atau layanan yang inovatif dan efisien, sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam bisnis mereka. Sosiopreneur Sosiopreneur adalah seorang entrepreneur yang menekankan pada pengembangan bisnis yang berdampak positif pada masyarakat. Seorang sosiopreneur biasanya memiliki misi sosial atau lingkungan yang jelas dan ingin memecahkan masalah sosial atau lingkungan melalui bisnis. Tujuan utama seorang sosiopreneur adalah untuk menciptakan nilai sosial dan lingkungan yang positif, sambil juga menghasilkan keuntungan. Teknososiopreneur Teknososiopreneur adalah seorang entrepreneur yang menggabungkan elemen teknologi dan sosial dalam bisnisnya. Seorang teknososiopreneur biasanya mengembangkan bisnis yang fokus pada penggunaan teknologi untuk memecahkan masalah sosial atau lingkungan. Tujuan utama seorang teknososiopreneur adalah untuk menciptakan nilai tambah sosial dan lingkungan yang positif melalui teknologi dan bisnis. Perbedaan utama di antara keempat istilah ini terletak pada fokus mereka dalam membangun bisnis. Seorang entrepreneur fokus pada menghasilkan keuntungan, sementara seorang teknopreneur fokus pada penggunaan teknologi dalam bisnis. Seorang sosiopreneur fokus pada pengembangan bisnis yang berdampak positif pada masyarakat, dan seorang teknososiopreneur fokus pada penggunaan teknologi untuk menciptakan nilai tambah sosial dan lingkungan. Namun, perbedaan ini tidak mutlak dan tidak selalu jelas. Banyak entrepreneur yang juga mengembangkan bisnis yang berdampak positif pada masyarakat, dan banyak teknopreneur yang mengembangkan teknologi yang membantu menyelesaikan masalah sosial atau lingkungan. Oleh karena itu, setiap jenis entrepreneur dapat berpotensi menjadi teknososiopreneur dengan mengintegrasikan elemen teknologi dan sosial dalam bisnis mereka. Entrepreneur, teknopreneur, sosiopreneur, dan teknososiopreneur semuanya memiliki peran penting dalam perekonomian dan pembangunan sosial. Entrepreneur membawa inovasi dan kreativitas dalam menciptakan lapangan kerja dan memperluas pilihan produk dan jasa bagi konsumen. Teknoprenur menggunakan atau menciptakan inovasi teknologi untuk menciptakan peluang bisnis atau meningkatkan efesiensi dan efektivitas bisnis. Sosiopreneur membantu mengatasi masalah sosial dan lingkungan melalui bisnisnya. Teknososiopreneur menggabungkan teknologi dan inovasi untuk memecahkan masalah sosial dan lingkungan. Dalam era digital saat ini, teknologi menjadi faktor yang sangat penting dalam pengembangan bisnis. Teknososiopreneur dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnisnya, serta membantu menyelesaikan masalah sosial dan lingkungan. Namun, tetap penting bagi teknososiopreneur untuk memperhatikan aspek etika dan regulasi dalam menjalankan bisnisnya. Kesimpulannya, entrepreneur, teknopreneur, sosiopreneur, dan teknososiopreneur memiliki perbedaan fokus dalam membangun bisnis, namun semua memiliki tujuan untuk mencapai keberhasilan dan menciptakan nilai tambah dalam bisnis mereka. Setiap jenis entrepreneur memiliki potensi untuk menjadi teknososiopreneur dengan mengintegrasikan elemen teknologi dan sosial dalam bisnis mereka. Penting bagi setiap entrepreneur untuk mempertimbangkan nilai sosial dan lingkungan dalam membangun bisnis mereka untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan planet kita. Peran keteknososiopreneuran dalam perubahan sosial dan lingkungan Peran keteknososiopreneuran dalam perubahan sosial dan lingkungan sangat penting. Konsep kewirausahaan yang menggabungkan teknologi, sosial, dan lingkungan ini dapat membantu dalam menciptakan solusi untuk berbagai masalah sosial dan lingkungan yang dihadapi saat ini. Salah satu peran utama keteknososiopreneuran adalah sebagai katalisator perubahan sosial dan lingkungan. Konsep ini memungkinkan pengusaha untuk mengembangkan bisnis yang berdampak sosial dan lingkungan positif. Dalam hal ini, pengusaha bukan hanya diukur dari keberhasilan finansial bisnisnya, tetapi juga dari dampak positif yang dihasilkan bagi masyarakat dan lingkungan. Perusahaan yang menggunakan konsep keteknososiopreneuran dapat menciptakan solusi yang inovatif dan berkelanjutan untuk mengatasi berbagai masalah sosial dan lingkungan. Contohnya adalah perusahaan yang memproduksi energi terbarukan, perusahaan yang memproduksi produk organik, atau perusahaan yang menggunakan teknologi untuk mengatasi masalah sosial seperti kemiskinan atau pengangguran. Selain itu, keteknososiopreneuran juga dapat mempromosikan kesadaran sosial dan lingkungan. Konsep ini dapat memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya lingkungan yang sehat dan berkelanjutan. Pengusaha yang menggunakan konsep keteknososiopreneuran dapat mengedukasi masyarakat tentang cara menjaga lingkungan dan memperbaiki kondisi sosial. Dalam hal ini, keteknososiopreneuran juga dapat memperbaiki hubungan antara bisnis dan masyarakat. Konsep ini memungkinkan pengusaha untuk bekerja sama dengan masyarakat dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan bagi masalah sosial dan lingkungan. Pengusaha dapat memperkuat hubungan dengan masyarakat melalui partisipasi aktif dalam program-program yang berdampak positif pada lingkungan dan sosial. Selain itu, keteknososiopreneuran juga dapat meningkatkan inovasi teknologi yang berkelanjutan. Konsep ini mendorong pengusaha untuk mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah sosial dan lingkungan. Hal ini dapat mendorong pengembangan teknologi yang lebih inovatif dan berkelanjutan di masa depan. Secara keseluruhan, keteknososiopreneuran memainkan peran penting dalam perubahan sosial dan lingkungan. Konsep ini memungkinkan pengusaha untuk mengembangkan bisnis yang berdampak sosial dan lingkungan positif, serta mempromosikan kesadaran sosial dan lingkungan. Dengan demikian, keteknososiopreneuran dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi masyarakat. Contoh-contoh kasus teknososiopreneur di Indonesia eFishery adalah sebuah startup yang bergerak di bidang teknologi akuakultur yang memberikan solusi untuk budidaya ikan dan udang. eFishery menawarkan produk dan layanan seperti feeder otomatis, aplikasi manajemen budidaya, platform jual beli hasil panen, dan layanan keuangan. eFishery bertujuan untuk menyediakan produk perikanan sebagai sumber utama protein hewani yang tidak hanya kaya nutrisi tetapi juga dapat diakses oleh semua kalangan. eFishery percaya bahwa “The Future is Aquaculture” dan ingin berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan ekosistem akuakultur yang lebih baik. Selain itu, eFishery juga memiliki beberapa produk dan layanan lain yang berbasis teknologi, seperti: - eFisheryku, yaitu aplikasi manajemen budidaya ikan yang dapat membantu pembudidaya mengelola data produksi, stok pakan, biaya operasional, hingga analisis keuntungan. - eFisheryFresh, yaitu platform jual beli hasil panen ikan dan udang secara online yang dapat mempertemukan pembudidaya dengan pembeli langsung tanpa perantara. - eFisheryFund, yaitu layanan keuangan yang menyediakan pinjaman modal usaha bagi pembudidaya ikan dan udang dengan bunga rendah dan proses mudah. Dengan berbagai inovasi teknologi tersebut, eFishery ingin memberikan solusi terintegrasi untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kesejahteraan para pembudidaya ikan dan udang di Indonesia. Nazava Water Filters adalah perusahaan yang menyediakan filter air minum berkualitas tinggi dan sangat terjangkau untuk rumah tangga. Filter air Nazava menggunakan teknologi Belanda yang diproduksi di Indonesia dan digunakan di seluruh dunia. Filter air Nazava memungkinkan masyarakat menyaring air sumur atau keran tanpa perlu merebus atau menggunakan listrik. Konsula adalah platform kesehatan digital yang menghubungkan pasien dengan dokter secara online maupun offline. Konsula menawarkan layanan seperti konsultasi online, booking dokter, pemesanan obat, dan manajemen rekam medis. Konsula menggunakan teknologi seperti aplikasi mobile, website, chatbot, dan artificial intelligence untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. Solve Education! adalah organisasi non-profit yang bergerak di bidang teknologi pendidikan. Fokus permasalahan yang diangkat meliputi peningkatan literasi dan numerasi, pelatihan keterampilan dan tenaga kerja abad-21, pengembangan game dan aplikasi pendidikan. Solve Education! memilih untuk menggunakan game digital sebagai teknologi yang dirasa tepat karena diminati oleh rentang kalangan sosio- ekonomis yang luas. Aplikasi pertama mereka adalah game edukasi untuk belajar bahasa Inggris berbasis Android bernama Dawn of Civilization. Gojek adalah perusahaan teknologi yang menyediakan berbagai layanan seperti transportasi online, pesan antar makanan, pembayaran digital, dan lain-lain. Gojek terus melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas dan keamanan layanan mereka, terutama di masa pandemi Covid-19. Beberapa contoh inovasi Gojek adalah: - Alat Perlindungan Driver GoRide: sekat pelindung yang berfungsi sebagai pembatas antara mitra driver dan pelanggan saat menggunakan layanan GoRide. - Fitur “Komitmen Keamanan Terhadap Protokol J3K”: fitur yang memungkinkan pelanggan untuk melihat apakah mitra driver telah menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, sarung tangan, dan helm cadangan. - Fitur Selfie Verifikasi Masker: fitur yang mengharuskan mitra driver untuk mengambil foto diri dengan masker sebelum menerima pesanan dari pelanggan. - GoCorp: layanan yang mendukung perjalanan bisnis dengan memberikan kemudahan dalam pengelolaan biaya transportasi bagi para pelaku korporasi. - GoGreener: layanan yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan dengan memberikan pilihan kepada pelanggan untuk menggunakan kendaraan listrik atau bahan bakar nabati saat memesan layanan GoRide atau GoCar. Rumah Zakat adalah lembaga amil zakat nasional yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan. Rumah Zakat telah mengembangkan beberapa inovasi digital untuk mempermudah masyarakat dalam berdonasi dan menyalurkan zakat, seperti: - Web Donasi Online: situs web yang memberikan kemudahan berdonasi kepada masyarakat tanpa harus konfirmasi. - Sharinghappiness.org: platform penggalangan dana yang bisa menjangkau lebih banyak orang yang membutuhkan. - Aplikasi Rumah Zakat: aplikasi mobile yang menyediakan fitur-fitur seperti kalkulator zakat, donasi online, lokasi cabang Rumah Zakat, dan lain-lain. - ZISWAF Center: pusat layanan zakat infak sedekah wakaf (ZISWAF) yang terintegrasi dengan sistem online dan offline. Kitabisa adalah platform crowd-funding filantropi yang memungkinkan siapa saja untuk membuat dan mendukung kampanye sosial. Kitabisa telah mengoptimalkan teknologi digital untuk mencapai dua hal: - Menerapkan inovasi program berbasis wisdom of crowd: menggunakan kecerdasan kolektif dari para donatur untuk menentukan kampanye mana yang layak didukung dan berdampak. - Membangun trust di kalangan para donatur: menggunakan sistem verifikasi, transparansi, dan akuntabilitas untuk menjamin kepercayaan dan kenyamanan para donatur dalam berdonasi. Du’Anyam adalah perusahaan sosial yang memberdayakan perempuan di daerah terpencil melalui bisnis anyaman berbahan alami. Du’Anyam telah menciptakan beberapa inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para penganyam, seperti: - Krealogi: aplikasi mobile yang membantu UMKM kreatif dalam mengelola rantai pasok bisnis mereka, mulai dari pemesanan, produksi, hingga biaya. - Sistem pencatatan berbasis teknologi: sistem yang memudahkan para penganyam untuk mencatat pesanan dan pendapatan mereka secara online. - Bahan anyaman alami: bahan yang ramah lingkungan dan sehat bagi para penganyam dan konsumen, seperti rumput laut, pandan, rotan, dan lain- lain. Kopernik adalah perusahaan teknologi yang berfokus pada mendistribusikan teknologi sederhana dan terjangkau yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah terpencil Indonesia. Beberapa inovasi teknologi yang telah disediakan oleh Kopernik antara lain: - Penyaring air: alat yang dapat membersihkan air kotor menjadi air minum yang sehat dan aman. - Lampu tenaga surya: alat penerangan yang menggunakan energi matahari sebagai sumber listriknya, sehingga hemat biaya dan ramah lingkungan. - Kompor: alat memasak yang menggunakan bahan bakar alternatif seperti biomassa atau gas metana, sehingga mengurangi polusi udara dan dampak perubahan iklim Taman Baca Anak Pelangi adalah organisasi nirlaba yang mendirikan perpustakaan anak-anak di daerah terpencil di Indonesia Timur. Mereka memiliki tujuan untuk menumbuhkan minat baca dan menyediakan akses buku-buku yang berkualitas bagi anak-anak. Mereka juga melatih guru-guru dan mengadakan berbagai kegiatan literasi. Tantangan dan Peluang Teknososiopreneur Tantangan Teknososiopreneur Mengembangkan solusi technosociopreneurship dapat memberikan dampak yang positif pada masyarakat dan lingkungan, namun terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh pengusaha dalam prosesnya. Berikut adalah beberapa tantangan dalam mengembangkan solusi technosociopreneurship. Memiliki pemahaman yang cukup tentang masalah sosial dan lingkungan yang dihadapi Tantangan pertama dalam mengembangkan solusi technosociopreneurship adalah memahami dengan baik masalah sosial dan lingkungan yang ingin diatasi. Pengusaha harus memahami secara detail tantangan yang dihadapi, seperti masalah kemiskinan, lingkungan yang tercemar, atau pengangguran. Hal ini penting agar pengusaha dapat mengembangkan solusi yang efektif dan berkelanjutan. Memiliki modal dan sumber daya yang cukup Mengembangkan solusi technosociopreneurship membutuhkan biaya yang cukup besar, terutama dalam hal teknologi yang diperlukan untuk mengatasi masalah sosial dan lingkungan. Selain itu, pengusaha juga membutuhkan sumber daya manusia yang terampil dan berdedikasi. Pengusaha harus memiliki modal dan sumber daya yang cukup agar dapat mengembangkan solusi technosociopreneurship yang efektif. Menyadari tantangan bisnis yang dihadapi Mengembangkan solusi technosociopreneurship juga memiliki tantangan bisnis yang harus dihadapi. Pengusaha harus mempertimbangkan aspek- aspek bisnis seperti pemasaran, distribusi, dan keuntungan finansial. Hal ini tidak selalu mudah, terutama jika bisnis yang dikembangkan masih dalam tahap awal dan belum memiliki pangsa pasar yang besar. Menemukan investor yang tepat Mengembangkan solusi technosociopreneurship membutuhkan investasi yang besar, dan pengusaha harus menemukan investor yang tepat untuk mendukung bisnisnya. Investor harus memahami tujuan sosial dan lingkungan dari bisnis tersebut dan bersedia untuk berinvestasi dalam jangka panjang. Hal ini bukanlah hal yang mudah, terutama jika pengusaha tidak memiliki pengalaman dalam menemukan investor. Mendapatkan dukungan dari masyarakat dan pemerintah Solusi technosociopreneurship yang sukses juga membutuhkan dukungan dari masyarakat dan pemerintah. Pengusaha harus membangun hubungan yang baik dengan masyarakat dan memperoleh dukungan dari pemerintah dalam hal perizinan, regulasi, dan insentif keuangan. Hal ini tidak selalu mudah, terutama jika pengusaha harus bekerja keras untuk membangun kepercayaan dan hubungan yang baik dengan masyarakat dan pemerintah. Menjaga keberlanjutan solusi Tantangan terakhir dalam mengembangkan solusi technosociopreneurship adalah menjaga keberlanjutan solusi tersebut. Pengusaha harus mempertimbangkan aspek-aspek keberlanjutan seperti sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan solusi tersebut dan dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan sosial. Pengusaha harus memastikan bahwa solusi yang dikembangkan dapat berkelanjutan dalam jangka panjang dan tidak hanya memberikan manfaat sementara. Hal ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor lingkungan dan sosial dalam seluruh tahap bisnis, mulai dari pengembangan produk hingga proses produksi dan distribusi. Dalam menghadapi tantangan ini, pengusaha technosociopreneurship harus beradaptasi dengan cepat dan kreatif, serta memperoleh dukungan dari berbagai pihak seperti investor, pemerintah, dan masyarakat. Dengan memperhatikan tantangan-tantangan ini, pengusaha dapat mengembangkan solusi technosociopreneurship yang efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah sosial dan lingkungan. Peluang Teknososiopreneur Teknologi dan inovasi dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan solusi bagi berbagai masalah sosial dan lingkungan yang dihadapi saat ini. Dalam era digital dan industri 4.0, peluang untuk mengembangkan teknologi dan inovasi semakin terbuka lebar. Berikut ini adalah beberapa peluang dalam pengembangan teknologi dan inovasi untuk solusi masalah sosial dan lingkungan: Pengembangan Energi Terbarukan Dalam rangka mengatasi masalah lingkungan, pengembangan energi terbarukan menjadi peluang besar. Dalam hal ini, teknologi dan inovasi dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan energi terbarukan. Sebagai contoh, pengembangan teknologi baterai untuk penyimpanan energi surya dan angin yang lebih efisien dan terjangkau. Teknologi Pertanian Berkelanjutan Pengembangan teknologi pertanian berkelanjutan dapat menjadi solusi untuk masalah lingkungan dan ketersediaan pangan. Teknologi inovatif seperti hidroponik, aquaponik, dan penggunaan teknologi sensor dan IoT pada pertanian dapat membantu petani meningkatkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya alam, dan mengurangi limbah dan penggunaan pestisida. Pendidikan dan Kesehatan Berbasis Teknologi Pendidikan dan kesehatan adalah bidang sosial yang juga dapat terbantu oleh teknologi dan inovasi. Pendidikan berbasis teknologi, seperti pembelajaran online, dapat meningkatkan aksesibilitas dan fleksibilitas bagi siswa dan guru di daerah terpencil atau dengan keterbatasan akses. Di sisi kesehatan, pengembangan teknologi telemedicine dan IoT dapat membantu memantau kesehatan pasien jarak jauh dan mengurangi biaya pengobatan. Teknologi Pembersihan Lingkungan Pengembangan teknologi dan inovasi juga dapat digunakan untuk membersihkan lingkungan dari polusi dan limbah. Beberapa inovasi seperti teknologi biosintetik, pengolahan limbah yang lebih efektif dan efisien, serta teknologi pengolahan air minum dan limbah yang lebih bersih dan hemat energi, dapat membantu memperbaiki kondisi lingkungan. Inovasi Sosial Inovasi sosial adalah solusi yang didesain untuk mengatasi masalah sosial, seperti kemiskinan, pengangguran, dan ketidakadilan sosial. Dalam hal ini, teknologi dan inovasi dapat digunakan untuk menciptakan platform dan aplikasi untuk menghubungkan orang-orang dengan peluang yang dapat membantu mereka memperbaiki kehidupan mereka. Dalam pengembangan solusi technosociopreneurship, pengusaha dapat memanfaatkan peluang dalam pengembangan teknologi dan inovasi yang dihadapi saat ini. Dengan demikian, pengusaha dapat menciptakan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah sosial dan lingkungan di seluruh dunia. Daftar Referensi Website Du’Anyam. 2023. https://duanyam.com/ efishery. 2023. https://efishery.com/ Gojek. 2023. https://www.gojek.com/id-id/ Kitabisa. 2023. https://kitabisa.com/ Konsula. 2023. https://www.konsula.com/ Kopernik. 2023. https://kopernik.info/ Nazava. 2023. https://www.nazava.com/ Rumah Zakat. 2023. https://www.rumahzakat.org/ Solveeducation. 2023. https://solveeducation.org/
Artikel Jurnal dan Buku
Binci, D., Palozzi, G., & Scafarto, F. (2022). Toward digital transformation in healthcare: a framework for remote monitoring adoption. The TQM Journal, 34(6), 1772-1799. Caballero, R. J. (2010). Creative destruction. Economic Growth, 24-29. Callegari, B., & Nybakk, E. (2022). Schumpeterian theory and research on forestry innovation and entrepreneurship: The state of the art, issues and an agenda. Forest Policy and Economics, 138, 102720. Carayannis, E. G., Grigoroudis, E., Stamati, D., & Valvi, T. (2019). Social business model innovation: A quadruple/quintuple helix-based social innovation ecosystem. IEEE Transactions on Engineering Management, 68(1), 235-248. Carl, J. (2020). From technological to social innovation–the changing role of principal investigators within entrepreneurial ecosystems. Journal of Management Development, 39(5), 739-752. Chell, E., Nicolopoulou, K., & Karataş-Özkan, M. (2010). Social entrepreneurship and enterprise: International and innovation perspectives. Entrepreneurship & Regional Development, 22(6), 485-493. Damanpour, F., & Wischnevsky, J. D. (2006). Research on innovation in organizations: Distinguishing innovation-generating from innovation-adopting organizations. Journal of engineering and technology management, 23(4), 269-291. del Carmen Ortega-Navas, M. (2017). The use of new technologies as a tool for the promotion of health education. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 237, 23-29. Del Giudice, M., Garcia-Perez, A., Scuotto, V., & Orlando, B. (2019). Are social enterprises technological innovative? A quantitative analysis on social entrepreneurs in emerging countries. Technological Forecasting and Social Change, 148, 119704. Escueta, M., Quan, V., Nickow, A. J., & Oreopoulos, P. (2017). Education technology: An evidence-based review. Fritsch, M. (2017). The theory of economic development–An inquiry into profits, capital, credit, interest, and the business cycle. Regional Studies, 51(4), 654-655. Hawryszkiewycz, I. (2016), "Developing Innovative Solutions", Designing Creative Organizations, Emerald Group Publishing Limited, Bingley, pp. 179-207. https://doi.org/10.1108/978-1-78714-035-620161009 Huybrechts, B., & Nicholls, A. (2012). Social entrepreneurship: Definitions, drivers and challenges. Social entrepreneurship and social business: An introduction and discussion with case studies, 31-48. Katalin, T. G., Rahoveanu, T., Magdalena, M., & István, T. (2014). Sustainable new agricultural technology–economic aspects of precision crop protection. Procedia Economics and Finance, 8, 729-736. Linnenluecke, M. K. (2022). Environmental, social and governance (ESG) performance in the context of multinational business research. Multinational Business Review. Martin, R. L., & Osberg, S. (2007). Social entrepreneurship: The case for definition. Mehmood, T., Alzoubi, H. M., & Ahmed, G. (2019). Schumpeterian entrepreneurship theory: Evolution and relevance. Academy of Entrepreneurship Journal, 25(4). Mongelli, L., & Rullani, F. (2017). Inequality and marginalisation: social innovation, social entrepreneurship and business model innovation: The common thread of the DRUID Summer Conference 2015. Industry and Innovation, 24(5), 446-467. Munshi, N. V. (2010). Value creation, social innovation, and entrepreneurship in global economies. Journal of Asia-Pacific Business, 11(3), 160-165. Peredo, A. M., & McLean, M. (2006). Social entrepreneurship: A critical review of the concept. Journal of world business, 41(1), 56-65. Pittaway, L. (2005). Philosophies in entrepreneurship: a focus on economic theories. International Journal of Entrepreneurial Behavior & Research. Razdan, S., & Sharma, S. (2022). Internet of medical things (IoMT): overview, emerging technologies, and case studies. IETE technical review, 39(4), 775-788. Schwartz, B. (2012). Rippling: How social entrepreneurs spread innovation throughout the world. John Wiley & Sons. Si, S., Hall, J., Suddaby, R., Ahlstrom, D., & Wei, J. (2022). Technology, entrepreneurship, innovation and social change in digital economics. Technovation, 102484. Smarzewska, S., & Morawska, K. (2021). Wastewater treatment technologies. In Handbook of Advanced Approaches Towards Pollution Prevention and Control (pp. 3- 32). Elsevier. Stoffers, J. , Gunawan, A. and Kleefstra, A. (2018) Social Entrepreneurship, An International Perspective. Open Journal of Social Sciences, 6, 10-24. doi:10.4236/jss.2018.610002. Tapsell, P., & Woods, C. (2010). Social entrepreneurship and innovation: Self- organization in an indigenous context. Entrepreneurship & regional development, 22(6), 535-556. Temmerman, L., Veeckman, C., & Ballon, P. (2021). Collaborative governance platform for social innovation in Brussels. Social Enterprise Journal. Tykkyläinen, S., & Ritala, P. (2021). Business model innovation in social enterprises: An activity system perspective. Journal of Business Research, 125, 684-697. Wardhana, A. R., & Marifatullah, W. H. (2020). Transisi Indonesia Menuju Energi Terbarukan. Tashwirul Afkar, 39(2). Varjani, S. J., Parameswaran, B., Kumar, S., & Khare, S. K. (Eds.). (2018). Biosynthetic technology and environmental challenges. Springer Singapore. Xiang, W., Zhang, X., Chen, J., Zou, W., He, F., Hu, X., ... & Gao, B. (2020). Biochar technology in wastewater treatment: A critical review. Chemosphere, 252, 126539. Zeadally, S., Siddiqui, F., Baig, Z., & Ibrahim, A. (2020). Smart healthcare: Challenges and potential solutions using internet of things (IoT) and big data analytics. PSU research review, 4(2), 149-168. Zhang, K., & Aslan, A. B. (2021). AI technologies for education: Recent research & future directions. Computers and Education: Artificial Intelligence, 2, 100025.