Anda di halaman 1dari 14

PERKEMBANGAN TECHNOPRENEURSHIP DIBIDANG

TEKNOLOGI INFORMASI

DISUSUN OLEH :
BAGAS RIFALDHIPUTRA AGASTA (17120007)

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Technopreneurship. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi kita semua. Penulis membuat makalah ini dari kumpulan internet sebagai
pedoman membuat makalah.

Technopreneurship adalah sebuah inkubator bisnis berbasis teknologi, yang


memiliki wawasan untuk menumbuh-kembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan
generasi muda, khususnya mahasiswa sebagai peserta didik dan merupakan salah satu
strategi terobosan baru untuk mensiasati masalah pengangguran intelektual yang
semakin meningkat.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih perlu ditingkatkan lagi mutunya.
Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang membangun sangat
diharapkan.

Surabaya, 30 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 LatarBelakang ........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat ...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Technopreneurship .................................................................3
2.2 Perkembangan Technopreneurship di indonesia ......................................4
2.3 Cara menjadi Technopreneur ...................................................................7
2.4 Membudayakan tren Technopreneurship ................................................7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..............................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................11


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Wirausaha adalah orang yang menjalankan usaha atau perusahaan dengan
kemungkinan untung atau rugi. Oleh karena itu wirausaha perlu memiliki kesiapan
mental, baik untuk menghadapi keadaan merugi maupun untung besar. Sehingga
seorang wirausaha harus mempunyai karakteristik khusus yang melekat pada diri
seorang wirausaha seperti percaya diri, mempunyai banyak minat, bisa bersepakat,
mempunyai ambisi, berjiwa penjelajah, suka mencoba sesuatu, dll.

Teknologi dalam hal ini teknologi komunikasi dan informasi atau teknologi
telematika (information and communication technology–ICT) telah diakui dunia
sebagai salah satu sarana dan prasarana utama untuk mengatasi masalah-masalah
dunia. Teknologi telematika dikenal sebagai konvergensi dari teknologi komunikasi
(communication), pengolahan (computing) dan informasi (information) yang
diseminasikan mempergunakan sarana multimedia.

Istilah technopreneur itu sendiri adalah gabungan antara technology dan


entrepreneur. Kata entrepreneur memiliki makna seseorang yang pandai atau
berbakat dalam mengenali produk atau ide baru, memahami langkah-langkah
produksi, mampu menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, cermat dalam
memasarkannya, serta handal mengatur permodalan operasinya. Singkatnya,
seorang technopreneur adalah seorang entrepreneur yang menggunakan aspek
teknologi sebagai keunggulannya. Antara technopreneur dan entrepreneur keduanya
memiliki persamaan yaitu peduli profit. Namun seorang technopreneur juga harus
peduli teknologi. Bentuk keperduliannya itu bisa berupa pengembangan ide-ide
invensi yang ada menjadi solusi teknis teruji melalui riset-riset. Percuma jika
seorang mahasiswa hanya mendalami suatu ilmu pengetahuan untuk mendapatkan
nilai A saja. Mereka harus mengaplikasikan ilmu yang mereka dapatkan dengan
sebuah kontribusi nyata yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
1.1. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Technopreneurship
2. Perkembangan dan cara mengembangkan Technopreneurship di indonesia
3. Apa saja yang dibutuhkan untuk jadi techonpreneur
4. Cara membudayakan tren technopreneurship

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT


Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apa itu technopreneurship
2. Mengetahui perkembangan technopreneurship di indonesia
3. Mengetahui kebutuhan technopreneurship
4. Menggunakan Technopreneurship dengan baik.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TECHNOPRENEURSHIP


Technopreneurship merupakan istilah bentukan dari dua kata, yaitu “
Technology” dan “ Enterprneneurship ” . Jika kedua kata digabungkan, maka
kata teknologi mengalami penyempitan arti, karena teknologi dalam
“technopreneurship” mengacu pada teknologi informasi, yaitu teknologi yang
menggunakan computer dan internet sebagai alat pemrosesan.
Posadas (2007) mendefinisikan istilah technopreneurship dalam cakupan yang
lebih luas, yaitu sebagai wirausaha di bidang teknologi yang mencakup teknologi
semikonduktor sampai ke aksesoris computer pribadi (PC). Sebagai contoh
bagaimana Steven Wozniak dan Steve Job mengembangkan hobi hingga mampu
merakit dan menjual 50 komputer Apple yang pertama; atau juga bagaimana
Larry Page dan Sergey Brin mengembangkan karya mereka yang kemudian
dikenal sebagai mesin pencari Google. Mereka inilah yang disebut
technopreneur dalam defenisi ini.
Menurut Webster Dictionary (2005) mendefinisikan teknopreneur sebagai
seorang enterpreneur dimana bisnisnya melibatkan teknologi tinggi.
Menurut Antonius Tanan (2008,p97) bahwa technopreneurship merupakan suatu
proses komersialisasi produk – produk teknologi yang kurang berharga menjadi
berbagai produk yang bernilai tinggi sehingga menarik minat konsumen untuk
membeli atau memilikinya.
Menurut Tata Sutarbi (2009) menyatakan bahwa technopreneurship merupakan
proses dan pembentukan usaha baru yang melibatkan teknologi sebagai basisnya,
dengan harapan bahwa penciptaan strategi dan inovasi yang tepat kelak bisa
menempatkan teknologi sebagai salah satu factor untuk pengembangan ekonomi
nasional.
Sehingga dalam hal ini bagi penulis technopreneurship adalah segala tindakan
entrepreneurship yang dibalut dengan teknologi dan bukan hanya teknologi saja
yang dienterpreneurkan.

Elemen Kunci Technopreneurship


Pentingnya technopreneurship dewasa ini berkenaan dengan keterikatannya
dengan ilmu dan teknologi, ketika negara menggunakan pendekatan peningkatan
kemampuan teknologi sebagai pendorong peningkatan produksi nasional dan
dalam banyak negara sebagai strategi competitive advantage, maka
technoprenuersip adalah program yang termasuk didalamnya sebagai bagian
integral dari peningkatan kultur kewirausahaan.

Kunci dari technopreneurship juga adalah kreativitas, dengan kreativitas yang


tinggi maka mental lama yang cenderung konvensional dari wirausahawan akan
berubah, kreativitas adalah bermain dengan imaginasi dan kemungkinan-
kemungkinan, memimpin perubahan dengan ide-ide baru dan memberikan arti
pada hubungan antara ide, orang dan lingkungan.

Technopreneurship juga harus di bangun dengan pendekatan menyeluruh dan


integral, yang dilakukan dengan mengkolaborasikan “budaya” (budaya inovasi,
kewirausahaan dan kreativitas), “konsepsi” (konsep ikubator bisnis, penelitian dan
pengembanga, knowledge managemen dan learning organization), yang didukung
oleh kapabilitas wirausahanya sendiri, koneksitas dan koboratif.

Memahami technological entrepreneurship atau technopreneurship dapat juga


dilakukan dengan mengidentifikasi elemen-elemen kunci yang memiliki
keterkaitan dengan proses pembentukan usaha berbasis teknologi, Igor Prodan
(2007) mengidentifikasi, elemen itu adalah :
1. Technological entrepreneur;
2. universities;
3. corporation;
4. Capital;
5. Market/costumers;
6. government;
7. advisor.

2.2 PERKEMBANGAN TECHNOPRENEURSHIP DI INDONESIA


Perkembangan technopreneurship di indonesia
Perkembangan technopreneur di Indonesia sejak tahun 2014 memang masih
terbilang kecil. Tercatat bahwa baru ada 1.56% technopreneur dari total
keseluruhan populasi masyarakat Indonesia. Hal ini tentu sangat jauh dengan
jumlah entrepreneur Indonesia yang bisa mencapai angka 56.5 juta orang.
Dirjen Aplikasi Telematika Kementerian Komunikasi dan Informatika,
Bambang Heru Tjahjono juga mengakui hal ini namun juga mengungkapkan
bahwa technopreneur memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang di
tahun-tahun selanjutnya. Di tambah lagi dengan makin banyaknya pengusaha
muda di bidang teknologi kreatif, membuktikan bahwa potensi besar itu dimiliki
bangsa indonesia.

Dampak Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Pengaruh Kehidupan Sosial


Masyarakat Indonesia.
Di kehidupan yang zaman sekarang ini (modern), seiring dengan perkembangan
zaman,teknologi informasi pun semakin berkembang sehingga memudahkan kita
untuk bertukar informasi.Teknologi dan informasi merupakan suatu ilmu yang
mempelajari Informasi yang dapat disampaikansecara mudah dan efektif.
Teknologi informasi telah dianggap sebuah kebutuhan primer dan
mampudinikmati di semua kalangan baik tua, dewasa, dan anak-anak. Disamping
itu, perkembanganTeknologi yang berguna kita anggap begitu menyenangkan,
tapi dilain hal tak selamanya membawaefek positif, tapi di sisi lain juga
menimbulkan efek negatif pada manusia dan lingkungan. Kedua halini perlu Anda
ketahui dalam menyambut kedatangan perkembangan Teknologi dan Informasi
yang begitu canggih pada peradaban Sistem Teknologi saat ini. Dengan semakin
majunya teknologi terkadang manusia melupakan dampak negatif yang
ditimbulkan oleh teknologi tersebut terhadaplingkungan.
Dampak Positif :
Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan akan perkembangan teknologi
informasi,diantaranya :

- Dengan adanya internet dapat memudahkan dan mempercepat pertukaran


informasi kepadasetiap orang di seluruh dunia, para pengguna internet dapat
menggunakan email, newsgroup,ftp dan www (world wide
web jaringan situs-situs web). Tentunya hal ini dapatmenghemat biaya dan
tenaga bila dibandingkan dengan cara pos surat.
- Kemudahan memperoleh informasi yang lebih up-to-date ada di internet
sehingga manusiatahu apa saja yang baru terjadi dan mengetahui
perkembangan internet secara pesat.
- Mempermudah penyebaran informasi, ilmu, dan pengetahuan.
- Dengan lahirnya sebuah Handpone, maka kita dapat berkomunikasi
jarak jauh dimana sajadan kapanpun itu.
- Dengan adanya teknologi video call atau video conference seseorang sudah
dimudahkanmelakukan pertemuan atau rapat meski jaraknya jauh.
- Di bidang jasa kesehatan untuk memberikan pelayanan kepada pasien baik
itu pendaftarandan penagihan biaya sudah bisa dilihat melalui internet
- Di bidang bisnis, internet sudah memudahkan dalam bertransaksi dan
berbisnis meski jaraknya jauh tanpa menuju ke tempat penjualan.

Dampak Negatif :
- Dengan adanya internet sebagai media sosial membuat seseorang tertarik
untukmenjadikannya sebuah hobi baru dalam pergaulan, sistem ini bisa
dianggap telahmenghilangkan budaya silaturahmi kita. Karena semuanya
bisa dilakukan lewat alatkomunikasi, seperti telepon bahkan video call tuk
dapat saling bertatap muka.
- Tidak lagi peduli kepada lingkungan sosialnya dan cenderung
mengutamakan komputer. Bisadikatakan waktu untuk keluarga, saudara,
maupun teman-teman lebih sedikit karena telahkecanduaan tuk
menghabiskan waktunya di depan komputer.
- Game yang selalu dimainkan oleh anak-anak ternyata lebih menghancurkan
karakternyadibandingkan kekerasan yang ada di televisi bahkan
kekerasan dalam kehidupan yang nyata.
- Selalu ingin mengetahui privasi atau milik orang lain.
- Tentunya teknologi informasi tidak mengenal moral manusia, makanya
teknologi tak dapatdijadikan sebagai pemecah/solusi masalah-masalah
kemanusiaan.
- Pemanfaatan teknologi disalah gunakan dengan perlakuan baru, misalnya
penipuan dengancara memanipulasi data pada rekening bank, hacker
jaringan komputer dari perusahaan, virus komputer, penyadapan email.

Mengembangkan potensi Technopreneurship


Banyak cara yang dilakukan pihak pemerintah Indonesia untuk mendukung
potensi perkembangan technopreneur di Indonesia. Selain bekerjasama dengan
pihak swasta, pemerintah juga sering mengadakan seminar dan event untuk
membangkitkan motivasi calon technopreneur muda di Indonesia.
Bakat-bakat muda yang penuh ketekunan dan kreativitas tersebut diharapkan
mampu meningkatkan jumlah technopreneur di Indonesia hingga mencapai 2%
hingga 4% dari total populasi atau sekitar 4.8 hingga 9.6 juta technopreneur.

Peningkatan jumlah technopreneur tentu harus digagas sebagai salah satu upaya
untuk meningkatkan taraf perekonomian Indonesia. Karena Indonesia sebenarnya
memiliki kualitas SDM yang tidak kalah baik dengan kualitas SDM milik negara
lain. Pengolahan sumber daya teknologi yang dilakukan oleh SDM berkualitas
tentu menghasilkan kekuatan ekonomi yang sangat besar dan bisa mendukung
kemajuan negara.

2.3 CARA MENJADI TECHNOPRENEUR


Secara sederhana, butuh 3R untuk bisa menjadi entrepreneur teknologi yang
berhasil. 3R yang dimaksud adalah :
 Rasio, yang mengedepankan hubungan antara intelektualitas, pengalaman
dan keilmuan
 Raga, yaitu jasmani dan rohani yang sehat supaya bisa mengembangkan ide-
ide kreatif menjadi produk teknologi secara konkret
 Rasa, atau bisa disebut dengan jiwa entrepreneur. Semangat entrepreneur
tentu bisa membawa seseorang untuk mengedepankan nilai-nilai kejujuran
dan kreativitas dalam menjalankan bisnis berbasis teknologi.

Santosa Yudo selaku perwakilan kementerian negara, riset dan teknologi juga
menambahkan bahwa generasi-generasi technopreneur wajib mempertahankan
ketahanan teknologi negara sebagai pondasi untuk membangun kemandirian
teknologi bangsa.

2.4 MEMBUDAYAKAN TREN TECHNOPRENEURSHIP


Karena masih terdapat kesenjangan teknologi antar berbagai kalangan di
masyarakat, maka edukasi mengenai teknologi harus diperkenalkan sedini
mungkin kepada seluruh kalangan masyarakat. Hal ini seharusnya tidak menjadi
halangan bagi masyarakat yang kurang mampu untuk bisa mendapatkan akses
teknologi sejak usia dini.

Pengetahuan teknologi yang diberikan sedini mungkin akan menumbuhkan


semangat dan kreativitas tersendiri untuk ikut terjun ke industri teknologi.
Sehingga ketika menginjak usia produktif, generasi muda yang memiliki bakat di
bidang teknologi memperoleh kesempatan untuk terjun ke dalam bisnis teknologi
yang digemarinya.

Sementara itu peranan pemerintah dalam mendukung kesuksesan perkembangan


technopreneur adalah memberlakukan peraturan dan regulasi yang bisa
melindungi hak-hak para pelaku industri technopreneur. Sehingga masyarakat
umum juga lebih tertarik untuk memanfaatkan technopreneur tanpa harus
terbebani dengan maraknya penipuan dan #cyber crime di Indonesia. Sebab
seperti yang kita ketahui, saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia belum
banyak memanfaatkan bidang technopreneur untuk mendukung kemudahan
aktivitas sehari-hari.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Wirausaha adalah orang yang menjalankan usaha atau perusahaan dengan
kemungkinan untung atau rugi. Oleh karena itu wirausaha perlu memiliki
kesiapan mental, baik untuk menghadapi keadaan merugi maupun untung besar.
Sehingga seorang wirausaha harus mempunyai karakteristik khusus yang melekat
pada diri seorang wirausaha seperti percaya diri, mempunyai banyak minat, bisa
bersepakat, mempunyai ambisi, berjiwa penjelajah, suka mencoba sesuatu, dll.

Teknologi dalam hal ini teknologi komunikasi dan informasi atau teknologi
telematika (information and communication technology–ICT) telah diakui dunia
sebagai salah satu sarana dan prasarana utama untuk mengatasi masalah-masalah
dunia. Teknologi telematika dikenal sebagai konvergensi dari teknologi
komunikasi (communication), pengolahan (computing) dan informasi
(information) yang diseminasikan mempergunakan sarana multimedia.

Pentingnya technopreneurship dewasa ini berkenaan dengan keterikatannya


dengan ilmu dan teknologi, ketika negara menggunakan pendekatan peningkatan
kemampuan teknologi sebagai pendorong peningkatan produksi nasional dan
dalam banyak negara sebagai strategi competitive advantage, maka
technoprenuersip adalah program yang termasuk didalamnya sebagai bagian
integral dari peningkatan kultur kewirausahaan.

Kunci dari technopreneurship juga adalah kreativitas, dengan kreativitas yang


tinggi maka mental lama yang cenderung konvensional dari wirausahawan akan
berubah, kreativitas adalah bermain dengan imaginasi dan kemungkinan-
kemungkinan, memimpin perubahan dengan ide-ide baru dan memberikan arti
pada hubungan antara ide, orang dan lingkungan.

Technopreneurship juga harus di bangun dengan pendekatan menyeluruh dan


integral, yang dilakukan dengan mengkolaborasikan “budaya” (budaya inovasi,
kewirausahaan dan kreativitas), “konsepsi” (konsep ikubator bisnis, penelitian dan
pengembangan, knowledge managemen dan learning organization), yang
didukung oleh kapabilitas wirausahanya sendiri, koneksitas dan koboratif.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi seorang technopreneurship
adalah :
1. Pengetahuan akan teknologi informasi
2. Memiliki jiwa entrepereneur yang meliputi sikap untuk menggali diri,
mengetahuiketerampilan yang dimilikinya kemudian berani untuk memulai
usaha
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Gani, Dedeng. 2009. “Technopreneurship”. Program Pascasarjana Fakultas


EkonomiUniversitas Padjajaran. Bandung

https://dosen.perbanas.id/yuk-mengenal-technopreneurship/

https://www.maxmanroe.com/indonesia-punya-potensi-technopreneur-cerah-di-masa-
mendatang.html

Anda mungkin juga menyukai