Anda di halaman 1dari 40

Pertemuan ke-1

Konsep-konsep Dasar
Technopreneurship
I. Konsep dasar
entrepreneurship
II. Konsep dasar
Topik Bahasan technopreneurship
III. Konsep dasar
technopreneurship berbasis
teknologi informasi
I. Konsep Dasar
Entrepreneurship
Definisi Entrepreneurship (I)

Peter Drucker Peggy A. Lambing &


Charles R. Kuehl
“Aktivitas yang secara konsisten
dilakukan guna mengkonversi “Tindakan kreatif yang
ide-ide yang bagus menjadi membangun suatu value dari
kegiatan usaha yang suatu yang tidak ada.”
menguntungkan.”
Definisi Entrepreneurship (II)

S. Wijandi Howard H. Stevenson


“Suatu sifat keberanian, “Kewirausahaan adalah
keutamaan dalam keteladanan pendekatan pada manajemen
dalam mengambil resiko yang yang kami definisikan sebagai
bersumber pada kemampuan berikut: mengejar peluang tanpa
sendiri.” memperdulikan sumber daya
yang saat ini dibawah kendali.”
Definisi Entrepreneurship (III)

Secara umum
Entrepreneurship adalah proses kemanusiaan (human
process) yang berkaitan dengan kreatifitas serta
inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi
sumber-sumber, mengelola sehingga peluang itu
terwujud menjadi suatu usaha yang mampu
menghasilkan sebuah nilai.
Macam-macam Entrepreneur
Jiwa Entrepreneurship
Attitude •Opportunity Creator
•Innovator
•Calculated Risk TAKER

Skill •Komunikasi & Kepemimpinan


•Membangun Relasi/Jejaring
•Kecakapan Menjual

Knowledge •Dasar2 BISNIS


•Rencana Bisnis
•Implementasi BISNIS
Perbedaan Entrepreneur dan Manager

Entrepreneur Manager
● Long-term thinking ● Short-term thinking

● A set of attitude to life ● A profession

● Required mental skills ● Required technical skills


II. Konsep Dasar
Technopreneurship
Definisi Technopreneurship

Technopreneurship terdiri dari technology dan


entreprenurship yang dapat diartikan sebagai
suatu wirausaha yang menerapkan dan
mengkolaborasikan kemajuan teknologi dalam
menjalankan inovasinya.
Konsep Technopreneurship

Technopreneurship harus sukses pada dua hal, yaitu


menjamin bahwa teknologi yang menjadi objek bisnis dapat
berfungsi sesuai kebutuhan, target pelanggan dan dapat dijual
untuk memperoleh keuntungan serta memberikan manfaat
atau dampak secara ekonomi, sosial maupun lingkungan
(NCIIA, 2006; dan Suparno et al., 2013).
Konsep Technopreneurship

Inti:
Technopreneurship mengkolaborasikan
antara teknologi dan kewirausahaan.
Ono (2008) dalam Estiningsih dan Zaenal (2014), menyatakan
ada dua hal penting yang harus diperhatikan untuk
mendefinisikan technopreneurship (technology
entrepreneurship), yaitu penelitian dan komersialisasi.
- Penelitian merupakan penemuan dan penambahan pada
ilmu pengetahuan.
- Komersialisasi dapat didefinisikan sebagai pemindahan
hasil penelitian atau teknologi dari laboratorium ke pasar
dengan cara yang menguntungkan.
Definisi Technopreneur

Technopreneur adalah seorang entrepreneur


yang menguasai teknologi, kreatif, inovatif, berani
untuk menciptakan hal baru, dinamis, dan
passionate dalam menjalankan bisnisnya
Technopreneur adalah seorang entrepreneur
yang dapat memanfaatkan perkembangan
teknologi terkini secara optimal untuk
menghasilkan suatu profit
Kunci dari technopreneurship adalah
kreativitas

Dengan kreativitas yang tinggi maka mental


lama yang cenderung konvensional dari
wirausahawan akan berubah
Technopreneurship harus di bangun dengan
mengkolaborasikan “budaya” (budaya inovasi,
kewirausahaan dan kreativitas), “konsepsi” (konsep
inkubator bisnis, penelitian dan pengembangan), yang
didukung oleh kapabilitas wirausahanya sendiri,
konektifitas dan kolaboratif.
III. Konsep Dasar
Technopreneurship
Berbasis Teknologi
Informasi
Suatu bangsa akan maju dan sejahtera bila jumlah
entrepreneur-nya minimal 2% dari total penduduk. Saat ini,
ketika Amerika Serikat sudah memiliki 11,5 hingga 12%,
Singapura 7%, serta Cina dan Jepang 10%, maka Indonesia
baru mencapai 0,24% dari total 238 juta jiwa, dan itu berarti
masih dibutuhkan sekitar 4 juta wirausaha baru. (Ciputra,
2009).
Jenis Bisnis Technopreneur

Secara umum, ada dua jenis bisnis yang dapat


membentuk technology entrepreneur
(technopreneur), yakni: bisnis lifestyle dan
bisnis pertumbuhan tinggi (high growth
businesses).
Jenis Bisnis Technopreneur

Bisnis lifestyle adalah suatu usaha yang umumnya tidak


tumbuh dengan cepat. Bisnis seperti ini biasanya tidak
menarik bagi investor profesional seperti angel investor atau
pemodal ventura (venture capitalist). Bisnis tersebut tidak
mempunyai potensi yang cukup untuk menghasilkan
kekayaan yang signifikan. Seseorang mungkin ingin menjadi
bos sendiri, mengatur jadwal sendiri, dan ingin memiliki
kendali yang lebih besar.
Jenis Bisnis Technopreneur

Bisnis pertumbuhan tinggi memiliki potensi untuk


menghasilkan kekayaan yang besar dengan cepat. Jenis bisnis
ini umumnya berisiko tinggi namun juga memberikan imbalan
yang tinggi, sehingga menarik bagi pemodal ventura (venture
capitalists).
Contoh-contoh perusahaan dengan bisnis petumbuhan tinggi
adalah: Dell, Genzyme, EMC, Amgen, dan Biogen-Idec.
Peran Teknologi

Kemunculan teknologi baru secara terus menerus dan penerapan


teknologi yang semakin banyak dan menyebar membutuhkan inovasi
yang berkelanjutan agar penggunaan teknologi dapat tepat guna dan
mencapai sasarannya.

Teknologi merupakan cara untuk mengolah sesuatu agar terjadi


efisiensi biaya dan waktu sehingga dapat menghasilkan produk yang
berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan pasar, solusi untuk
permasalahan, perkembangan aplikasi, perbaikan efektivitas dan
efisiensi produksi serta modernisasi.
Technopreneurship dan
Teknologi Informasi
Istilah Technopreneurship mengacu pada pemanfaatan Teknologi
untuk pengembangan wirausaha.

Jenis wirausaha dalam pengertian technopreneurship disini tidak


dibatasi pada wirausaha teknologi informasi, namun segala jenis
usaha, seperti usaha meubel, restaurant, super market ataupun
kerajinan tangan, batik, dan perak.
Technopreneurship dan
Teknologi Informasi
Penggunaan teknologi informasi yang dimaksudkan adalah
pemakaian Internet untuk memasarkan produk mereka seperti dalam
perdagangan online (e-Commerce), pemanfaatan Perangkat Lunak
khusus untuk memotong biaya produksi, atau pemanfaatan teknologi
web 2.0 sebagai sarana iklan untuk wirausaha.
Technopreneurship Internasional

Mark Zuckerberg, Pendiri dari media sosial Facebook


yang memulai karir technopreneurship-nya sejak jenjang
perkuliahan di tahun 2004.

Kini di tahun 2018, ia berada di posisi tujuh dari sepuluh


orang terkaya di dunia versi Forbes.
Technopreneurship Internasional

Steve Jobs, Mantan CEO Apple ini juga merupakan salah


satu technopreneur yang sangat sukses dengan produk Apple
yang ia kembangkan. Beliau dikenal karena inovasinya dalam
mengembangkan microcomputer bersama temannya Steve
Wozniak di tahun 1980-an.
Technopreneurship di Asia

Jepang memproduksi seperlima dari produksi


semikonduktor dunia termasuk 40 persen dari produksi chip
memory flash yang banyak digunakan untuk pembuatan
smartphone, komputer tablet, dan komputer.
Contoh : Sony Corp, Toshiba Corp.
Technopreneurship di Asia

India mengembangkan sebuah Handheld PC yang disebut


sebagai Simputer. Simputer dikembangkan untuk pengguna
pemula dan dari sisi finansial adalah pengguna kelas
menengah bawah. Simputer dijalankan oleh prosesor berbasis
ARM (biasa dipasang pada smartphone dan tablet) yang
murah dan menggunakan Sistem Operasi berbasis
opensource (Linux). Harga di pasaran adalah sekitar $200.
Technopreneurship di Asia

China mulai menunjukkan kiprah dari perusahaan-


perusahaannya di dunia internasional. Akuisisi IBM oleh
perusahaan China Lenovo di tahun 2004 dan akuisisi
perusahaan televisi Perancis Thomson oleh Guangdong
membuktikan bahwa technoprenuership di China semakin
kukuh.
Technopreneurship di Indonesia

Pendiri dan CEO Bukalapak Achmad Zaky masuk ke


dalam kelompok technopreneur berusia di bawah 30 tahun
paling berpengaruh di Asia Tenggara. Ini lantaran Bukalapak
tercatat sebagai salah satu perusahaan e-commerce
terkemuka di Asia Tenggara dengan nilai transaksi mencapai
USD 80 juta pada 2014.
Technopreneurship di Indonesia

Pengusaha muda asal Indonesia yang juga berpengaruh di


Asia Tenggara adalah Ferry Unardi (27), co-founder dan
CEO Traveloka. Platform pemesanan tiket pesawat dan
voucher hotel ini dikunjungi 4 juta-7,5 juta pengunjung setiap
bulan. Melampaui kompetitornya, Tiket, yang mendapat
kurang lebih 1,95 juta kunjungan per bulan.
Technopreneurship di Indonesia

Selain itu, ada Jason Lamuda (29), CEO Berrybenka,


situs yang fokus menjual busana wanita muslim. Situs yang
berdiri pada 2012 kini telah dikunjungi 590 ribu pengunjung
pada April 2015 dan mendapat dukungan dana lebih dari USD
5 juta dari Gree Ventures, Transcosmos, dan East Ventures.
Kelemahan Technopreneurship
di Indonesia
Penggunaan Perangkat Lunak tertentu akan mengurangi
biaya produksi bagi sebuah perusahaan justru menjadi
“kendala” bagi pelaku bisnis, karena ini akan menciptakan
ketergantungan terhadap teknologi buatan barat.

Dan ini tidak sejalan dengan semangat technopreneurship


yang dikembangkan oleh negara-negara Asia lainnya.
Kelemahan Technopreneurship
di Indonesia
Inovasi yang berkembang belum mampu melepas
ketergantungan tersebut karena masih berskala individu,
seperti inovasi dan kreatifitas dalam pembangunan website,
penggunaan teknologi web 2.0 sebagai media promosi.
Inovasi yang diharapkan adalah inovasi dalam
pengembangan kapasitas lokal dengan basis teknologi dari
dunia barat, sehingga mampu melepaskan kita dari
kungkungan ketergantungan penggunaan lisensi dan
ketergantungan teknologi barat.
Daftar Pustaka
Ciputra. 2009. Ciputra Quantum Leap Entrepreneurship: Mengubah Masa
Depan Bangsa dan Masa Depan Anda (edisi ke-4). Jakarta: Elex Media
Komputindo.

NCIIA. 2006. Invention to Venture: Workshop in Technology Entrepreneurship.


Madison: National Collegiate Inventors and Innovators Alliance.

Ono, Suparno et al. 2013. Peningkatan Minat Technopreneurship Melalui


Workshop Satu Hari. Prosiding KNIT RAMP-IPB: 131-139.

Hartanto, A.A dan O.W. Purbo. (2002). Teknologi e-Learning Berbasis PHP dan
MySQL: Merencanakan dan Mengimplementasikan Sistem e-Learning. Jakarta:
Elex Media Komputindo.

Rusli, A dan Sunarini. Distance Learning Masa Depan Pembelajaran Berbasis


Teknologi Informasi. Suara Karya. Hal 3. diakses tanggal 9 Juli 2003.
“Anyone can steal your idea,
But no one can steal your
execution.”
Terima Kasih
Nadiem Makarim
(CEO Go-Jek)

Anda mungkin juga menyukai