Technopreneur berasal dari gabungan kata technology dan enterpreneur. Bisa diartikan
technopreneur adalah para enterpreneur yang menggunakan atau memanfaatkan teknologi dalam
wirausaha nya. Dengan pemanfaatan teknologi, para technoprenur ini membuat barang atau jasa
yang mereka kelola menjadi lebih efisien dalam hal biaya dan juga waktu. Hal ini tentu akan
menambah profittersendiri. Ciri dan sikap seorang Technopreneur
Selalu berusaha untuk memecahkan masalah yang dia ato orang lain alami dengan
memanfaatkan teknologi tentunya.
Memiliki kreatifitas yang tinggi. Creating something from nothing.
Tidak takut gagal. Gue ingat kata Pak Dahlan Iskan, "habiskan jatah gagal mu ketika masi
muda". Jadi jika ide mereka gagal, maka mereka akan terus mencari ide lain untuk mengatasinya.
Berani bermimpi. Banyak kita yang takut untuk bermimpi, padahal mimpi adalah kunci
menaklukan dunia, katanya Nidji. Tapi emang benar lo, banyak orang yang sukses berawal dari
mimpi. Mimpi yang orang lain angggap tidak mungkin, tetapi mereka bisa merubah al yang tidak
mungkin itu menjadi mungkin ,everything is possible .
Berani bertanggung jawab dan mengambil resiko terhadap apa yang dia lakukan. Contohnya
Mark zuckerberg, pembuat situs social media Facebook. Dia berani mengambil resiko di keluarkan
dari kuliahnya untuk mengembangakan social media buatanya.
Terbuka terhadap hal baru (open minded). Dia akan menrima suatu hal yang baru, jika itu
bermanfaat tentunya
Memiliki jiwa kepemimpinan. Mereka mampu mempengaruhi orang lain dengan tanpa
kekuatan. Tetapi dengan cara yang baik.
Dengan menjadi seorang technopreneur, tentu memiliki manfaat besar bagi diri sendiri dan juga
orang banyak.
Gue akan coba rangkum beberapa manfaat menjadi Technopreneur :
-Membuka lapangan kerja baru, sehingga jumlah penganguran akan berkurang.
-Pekerjaan para pegawai kita menjadi lebih mudah, karena adanya pemanfaatan teknologi.
-Kualitas produksi yang semakin baik dan kuantitas bisa semakin ditingkatkan, otomatis pendapatan
semakin meningkat .
-Jam kerja yang tidak terikat seperti pegawai. Namun bukan berarti kita bisa malas-malasan. Kita
harus tetap rutin memantau usaha kita, dan terus memikirkan bagaimana cara untuk
mengembangkan industri kita.
-Seiring suksenya usaha kita, bukan gak mungkin kita akan menjadi jutawan bahkan milayarder di
usia muda. Istilah keren nya si YOT (Young On Top). Namun gue punya satu istilah keren ni buat
para Technopreneur, istilah nya TOT (Technopreneur On Top).
Tidak bergantung pada negara maju (menjadi produsen tidak sekedar menjadi konsumen)
Pemanfaatan bahan baku dari sumber daya alam di Indonesia dengan lebih produktif
Tiga ciri utama seorang entrepreneur. Pertama seorang entrepreneur mampu melihat peluang bisnis
yang tidak dilihat atau diperhitungkan orang lain. Ia melihat kemungkinan dan memiliki visi untuk
menciptakan sesuatu yang baru yang memicu semangatnya untuk bertindak. Kedua seorang
entrepreneur adalah orang yang bertindak untuk melakukan inovasi, mengubah keadaan yang
tidak/kurang menyenangkan menjadi keadaan seperti yang ia inginkan. Tindakannya lah yang
membuat seorang entrepreneur menjadi inovator. Ketiga, seorang entrepreneur adalah seorang
pengambil risiko, baik risiko yang bersifat financial (baca : rugi), maupun risiko yang bersifat mental
(baca : dianggap gagal). Dengan 3 ciri tersebut, seorang entrepreneur sejati seperti seorang “perintis
kawasan baru” atau “pendaki gunung” yang selalu mencari puncak-puncak baru untuk ditaklukan.
Menjadi seorang technopreneur jika dilihat dari dua peranan yang dibebankan bagi seorang
technopreneur untuk memahami teknologi sekaligus menanamkan jiwa entrepreneurship bukanlah
sebuah perkara yang mudah, untuk menjadi seorang technopreneur yang berhasil, setidaknya harus
menguasai:
1. Teknologi
Teknologi memegang peranan penting dalam perkembangan dunia modern seperti saat ini,
kemunculan teknologi baru secara terus menerus dan penerapan teknologi yang semakin banyak
dan menyebar membutuhkan inovasi yang berkelanjutan agar penggunaan teknologi dapat tepat
guna dan mencapai sasarannya. Pembelajaran tentang teknologi membutuhkan dukungan dari
sumber daya manusia, dalam hal ini bisa dipelajari di universitas atau perguruan tinggi dan perlu
adanya kerja praktek yang dilakukan secara rutin. Teknologi merupakan cara untuk mengolah
sesuatu agar terjadi efisiensi biaya dan waktu sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas
dengan memperhatikan kebutuhan pasar, solusi untuk permasalahan, perkembangan aplikasi,
perbaikan efektivitas dan efisiensi produksi serta modernisasi. Seorang technopreneur tak pernah
hanya cukup mempelajari satu atau dua teknologi saja, melainkan harus peka terhadap inovasi
teknologi dan dibutuhkan ide kreatif untuk mendukungnya.
2. Entrepreneurship
Entrepreneurship adalah proses dalam mengorganisasikan dan mengelola resiko untuk sebuah bisnis
dengan rajin mengidentifikasi dan mengevaluasi pasar, menemukan solusi – solusi untuk mengisi
peluang pasar, mengelola sumber daya yang diperlukan, dan mengelola resiko yang berhubungan
dengan bisnisnya.
– Paradigm Alteration yang berarti perubahan paradigma umum. Pola pikir pragmatis dan
instan harus diubah dengan memberikan pemahaman bahwa unit usaha riil sangat diperlukan untuk
menstimulus perkembangan perekonomian negara dan jiwa entrepreneurship berperan penting
dalam membangun usaha tersebut.
– Spirit Initiation. Setelah pengetahuan dan paradigma telah terbentuk, diperlukan sebuah
inisiasi semangat untuk mengkatalisasi gerakan pembangunan unit usaha tersebut. Inisiasi ini
dengan memberikan bantuan berupa modal awal yang disertai monitoring selanjutnya.
– Competition. Tentunya dunia bisnis tak dapat dilepaskan dari kompetisi dengan para pesaing
yang selalu berlomba – lomba dalam menghadirkan nilai tambah dan produk baru untuk bersaing.
Seorang entrepreneur harus sigap dalam sebuah kompetisi untuk tidak ketinggalan.
Adapun karakteristik seorang entrepreneur yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur
diantaranya :
Berpikir sederhana
Setelah memiliki jiwa entrepreneurship serta pengetahuan teknologi yang baik, langkah selanjutnya
adalah mengintegrasikannya. Contoh perusahaan technopreneurship dan technopreneur dunia yang
sudah sangat berhasil diantaranya : Microsoft, Apple, Google, Amazon, dan Twitter. Mereka telah
merajai produk komputer dan internet dunia serta dirintis dari nol oleh para pendiri yang memiliki
visi jauh ke depan dengan memutuskan menjadi seorang technopreneur.
Dibutuhkan banyak pihak terlibat agar technopreneurship senantiasa berkembang di Negara kita,
diantaranya membutuhkan dukungan dari pemerintah sebagai fasilitator, penjamin legalisasi usaha,
dan pelindung bagi hak – hak dan produk yang dihasilkan, masyarakat sebagai konsumen juga harus
mendukung dengan kecintaan terhadap hasil dalam negeri, perusahaan dengan sumber daya
manusia dan berkualitas, bahkan universitas yang paling banyak melahirkan technopreneurship
dengan memberikan banyak pelatihan dan pengetahuan bagi calon technopreneurship. Jika
kolaborasi dapat dijalankan dengan baik, tentunya dapat menghasilkan technopreneurship tangguh
di Indonesia.
IT as a Enabler driver