Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN PADA ERA REVOLUS INDUSTRI 4.0

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

DOSEN PENGAMPU
Arfan Diansyah, M. Pd dan Ammar Zhafran Ryanto, M. Pd

NAMA KELOMPOK 1:

NAMA KELOMPOK NIM

ESMIN YULIANA SIBARANI 3212321002


MAWAR BR. SITUMORANG 3212421016

WINRA WAHYUDI SIANTURI 3213121017

PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERISTAS NEGERI MEDAN
MARET 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan mata kuliah
Kewirausahaan. Kami juga berterima kasih kepada Bapak Arfan Diansyah, M. Pd dan
Ammar Zhafran Ryanto, M. Pd selaku dosen yang telah mengampu kami.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu kami
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan apabila ada kritik, saran atau pun
masukan yang membangun dari Pembaca kami harapkan untuk menulis makalah yang
lebih baik di kesempatan berikutnya.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya, Sekiranya makalah yang kami susun ini dapat berguna kami bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga
dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, Maret 2024

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
2.1. Istilah Kewirausahaan ................................................................................................. 2
2.2. Sejarah dan Perkembangan Kewirausahaan ...................................................... 2
2.3. Trend Kewirausahaan ................................................................................................. 10
2.4. Komponen dalam Industri 4.0.................................................................................. 12
2.5. Tantangan dalam Industri 4.0 .................................................................................. 12
BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 15
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................................... 15
3.2. Saran................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di antara makhluk hidup yang di ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia
merupakan makhluk yang paling sempurna. Manusia membutuhkan pekerjaan agar
memperoleh penghasilan untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Di antara manusia
tersebut ada beberapa orang yang mendapat kesempatan dan mampu menciptakan
lapangan kerja sendiri bahkan dapat membuka lapangan kerja untuk orang lain. Dalam
rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu lebih di tingkatkan dan diperluas
usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan. Salah satunya dengan wirausaha, kita
sering mendengar bahkan mengucap istilah Kewirausahaan tetapi kita tidak mengetahui
sejarah dan perkembangan kewirausahaan tersebut, untuk itu makalah ini akan ini akan
mengupas tentang sejarah dan perkembangan kewirausahaan tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah :
1. Bagaimana Sejarah serta Perkembangan Entrepreneurship (Kewirausahaan)?
2. Bagaimana Trend Kewirausahaan?
3. Bagaimana tantangan dan peluang kewirausahaan di era revolusi industry 4.0?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memahami Sejarah serta Perkembangan Entrepreneurship
(Kewirausahaan)
2. Untuk memahami Trend Kewirausahaan
3. Bagaimana tantangan dan peluang kewirausahaan di era revolusi industry 4.0?

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Istilah Kewirausahaan
Istilah wiraswasta sering dipakai tumpang tindih dengan istilah wirausaha. Di
dalam literatur dapat dilihat bahwa pengertian wiraswasta sama denga wirausaha,
demikian wirausaha seperti sama dengan wiraswasta. Istilah wiraswastawan ada
menghubungkannya dengan istilah saudagar. Walaupun sama artinya dalam bahasa
sanskerta, tetapi maknanya berlainan. Wiraswasta terdiri atas tiga kata : wira,
swa, dan sta, masing-masing berarti wira adalah manusia unggul, teladan, berbudi luhur,
berjiwa besar, berani, pahlawan/pendekar kemajuan, dan memiliki keagungan
watak; swa artinya artinya sendiri; dan sta artinya artinya berdiri. Sedangkan saudagar
terdiri dari dua suku kata. Sau berarti seribu, dan dagar artinya akal. (Robert, 2008)
Jadi, saudagar berarti seribu akal. Jadi, bertolak dari ungkapan etimologis diatas,
maka wiraswasta berarti keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi
kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada
dirinya. Kemudian istilah wirausaha yang asal terjemahannya dari entrepreneur (bahasa
prancis) yang diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan arti between taker atau go-
between.

2.2. Sejarah dan Perkembangan Kewirausahaan


Ada mulanya perilaku Kewirausahaan atau Enterpreneurship dimulai ketika
manusia telah mengenal konsep ekonomi, sehingga sejarah Kewirausahaan masih sangat
erat kaitannya dengan sejarah perkembangan ilmu Ekonomi yang ada di dunia. Berawal
dari perilaku-perilaku manusia manusia memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan
hidupnya. Pertama yang utama, hidupnya. Pertama yang utama, adalah mereka berupay
adalah mereka berupaya memenuhi kebutuhan yang sifatnya mendasar. Kebutuhan ini
oleh ilmu ekonomi disebut sebagai kebutuhan Primer/ kebutuhan pokok, kebutuhan ini
pemenuhannya bersifat wajib dan tidak dapat ditunda lagi. Kebutuhan primer selalu
sama untuk masing-masing manusia, yaitu pakaian, makanan-minuman dan tempat
tinggal. Selanjutnya ada kebutuhan tingkat dua yang merupakan kebutuhan sekunder.
Jenis kebutuhan ini merupakan kebutuhan pendukung yang pemenuhannya dapat
ditunda. Kebutuhan sekunder dapat ditunda. Kebutuhan sekunder bersifat fleksibel dan
tidak dapat dipukul rata untuk semua manusia. Kebutuhan yang terakhir adalah

2
kebutuhan tersier yang sifatnya mewah. Kebutuhan jenis ini dipenuhi bukan karena
merupakan kebutuhan yang sifatnya wajib dan mendasar, tetapi karena adanya
kepuasan lain berupa gengsi yang akan didapat saat kebutuhan ini terpenuhi. Sifatnya
nyaris serupa dengan kebutuhan sekunder, yakni sangat fleksibel sehingga tidak dapat
diseragamkan untuk semua orang. Tingkat pemenuhan kebutuhan tersier dipengaruhi
oleh kelas sosial ekonomi dan selera dalam diri manusia. Jenis kebutuhan ini bisa ditunda,
dan apabila tidak mampu dipenuhi tidak akan mengganggu kelangsungan hidup manusia.
(Robert, 2008)
Setelah mengenal klasifikasi kebutuhan, manusia berupaya memenuhi kebutuhan
kebutuhan itu dengan berbagai cara, perilaku inilah yang dipelajari dalam ilmu ekonomi.
Manusia dalam memenuhi kebutuhan pokok/ primer bisa menggarap tanah (bertani,
berkebun), membuat tambak atau bahkan dengan kegiatan membuat barang atau
manufaktur. Sayangnya karena perbedaan faktor geografis dan skill yang berbeda-beda,
tidak semua manusia mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga muncul perilaku
manusia yakni melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang lain.
Kegiatan niaga (perdagangan) mulai dikenal, dan ilmu bisnis mulai dapat dipelajari.

A. Sejarah Kewirausahaan Sejarah kewirausahaan dapat dibagi dalam beberapa


periode:
1. Periode awal Sejarah
Kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori oleh Marcopolo.
Dalam masanya, terdapat dua pihak yakni pihak pasif dan pihak aktif. Pihak pasif
bertindak sebagai pemilik pemilik modal dan mereka mengambil mengambil
keuntungan keuntungan yang sangat banyak terhadap terhadap pihak aktif.
Sedangkan pihak aktif adalah pihak yang menggunakan modal tersebut untuk
berdagang antara lain dengan mengelilingi lautan. Mereka menghadapi banyak
resiko baik fisik maupun sosial akan tetapi keuntungan yang diperoleh sebesar
25%.
2. Abad pertengahan
Kewirausahaan berkembang di periode pertengahan, pada masa ini
wirausahawan dilekatkan pada aktor dan seorang yang mengatur proyek besar.
Mereka tidak lagi berhadapan dengan resiko namun mereka menggunakan
sumber daya yang diberikan, yang biasanya yang diberikan oleh pemerintah.

3
Tipe wirausahaawan yang menonjol antara lain orang yang bekerja dalam
bidang arsitektural.
3. Abad 17
Tahun 1755 Ricahard Cantillon meperkenalkan konsep Wirausaha. Di Luar
negeri konsep wirausaha dikenal sejak abad ke 16. Di Belanda wirausaha dikenal
sebgai Ondernemer, di Jerman dikenal Unternehmer. Tahun 1950-an pendidikan
kewirausahaan mulai dirintis di beberapa beberapa Negara, seperti; Kanada,
Amerika dan beberapa beberapa Negara di Eropa. Tahun 1970-an banyak
universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau ilmu manajemen usaha kecil.
Pada tahun 1980-an hamper 500 sekolah di Amerika Serikat sudah
memeberikan pendidikan kewirausahaan. Richard Cantillon, menegaskan
bahwa seorang wirausahawan adalah seorang pengambil resiko, dengan
melihat perilaku mereka yakni membeli pada harga yang tetap namun menjual
dengan harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang disebut dengan
menghadapi resiko.
4. Abad 18
Seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal, tetapi
dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan akan
membutuhkan dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa
itu dibedakan antara pemilik modal dan wirausahawan sebagai seorang penemu.
5. Abad 19
Sedangkan di abad ke 19 dan 20, wirausahawan didefinisikan sebagai
seseorang yang mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk
meningkatkan pertambahan nilai personal.
6. Abad 20
Pada abad 20, inovasi melekat erat pada wirausahawan di masa sekarang.
(Buchari, 2008)

B. Pengertian Kewirausahaan
Ada kerancuan istilah antara entrepreneurship, intrapreneurship, dan
entrepreneurial, dan entrepreneur.
1. Entrepreneurship adalah jiwa kewirausahaan yang dibangun untuk
menjembatani antara ilmu dengan kemampuan pasar. Entrepreneurship

4
meliputi pembentukan perusahaan baru, aktivitas kewirausahaan juga
kemampuan managerial yang dibutuhkan seorang entrepreneur.
2. Intrapreneurship didefinisikan sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam
organisasi yang merupakan jembatan kesenjangan antara ilmu dengan
keinginan pasar.
3. Entrepreneur didefinisikan sebagai seseorang yang membawa sumber daya
berupa tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang
menambahkan nilai yang lebih besar daripada besar daripada sebelumnya,
sebelumnya, dan juga dilekatkan orang yang membawa perubahan, inovasi,
dan aturan baru.
4. Entrepreneurial adalah kegiatan dalam menjalankan usaha atau
berwirausaha. Inventor dan Entrepreneur Berikut ini beberapa perbedaan
antara inventor dan entrepreneur. Inventor didefinisikan sebagai seseorang
yang bekerja untuk mengkreasikan sesuatu yang baru untuk pertama kalinya,
ia termotivasi dengan termotivasi dengan ide dan pekerjaannya. Inventor
pada umumnya memiliki pendidikan dan motivasi berprestasi yang tinggi.
Menurutnya, standar kesuksesan bukanlah dari moneter semata tetapi dari
hak paten yang didapatnya. Sedangkan wirausaha atau entrepreneur lebih
menyukai berorganisasi daripada menemukan sesuatu. Ia mengatur dan
memastikan agar organisasinya berkembang dan bertahan. Entrepreneur
berupaya mengimplementasikan penemuannya penemuannya sehingga
sehingga disukai disukai publik namun inventor lebih menyukai, menemukan
atau menciptakan sesuatu.

C. Kewirausahaan Di Indonesia
Ilmu kewirausahaan di Indonesia baru dikenalkan pada akhir abad ke 20,
namun praktiknya sudah sejak dulu ada, bahkan sejak jaman colonial kegiatan
perniagaan dan bisnis sudah ada di Indonesia. Pada akhir abad 20, pendidikan
kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa pada beberapa sekolah dan
sekolah dan perguruan tinggi saja. Pendidikan kewirausahaan melalui pendidikan
formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat semakin
berkembang seiring dengan perkembangan dan tantangan ekonomi seperti krisis
moneter yang sempat melanda di akhir tahun 90-an.

5
D. Wirausaha (Entreprenuer)
Wirausaha berasal dari kata Wira dan Usaha. Wira yang berarti
Pejuang/pahlawan/ atau panutan panutan yang berwatak berwatak agung.
Konsep ke-WIRA-an dapat diartikan diartikan sebagai sebagai kemandirian
kemandirian dan tidak bergantung terhadap suatu lembaga atau badan. Sedangkan
Usaha adalah suatu perbuatan untuk mencapai untuk mencapai suatu tujuan. suatu
tujuan Padanan kata Wirausaha adalah Entrepreneur. Dalam bahasa Perancis kata
ini dapat diartikan sebagai under take. Wirausahawan mengambil keuntungan
dengan mengamati peluang yang ada. Kebanyakan wirausahawan sukses adalah
mereka yang memberi pengaruh/ penyelesaian terhadap masalah kehidupan.
(Robert, 2008)
Ada tiga istilah penting yang terkait erat dengan konsep wirausaha. Discovery,
Invention, Inovation. Arti kata ketiga istilah tersebut sama, yakni; Penemuan. Hanya
saja dalam ilmu kewirausahaan, makna dari ketiga hal tersebut adalah berbeda.
Discovery adalah istilah untuk penemuan te penemuan tempat atau mpat atau
wilayah yang suda wilayah yang sudah lebih dulu ada; contohnya penemuan
penemuan benua Amerika oleh Chistoper Colombus, dalam hal Colombus terukir
sebagai penemu benua Amerika, tetapi Colombus tidak berhak mendapat
keuntungan atas penemuannya ini karena menemukan sesuatu yang sudah ada.
Invention adalah penemuan yang dilakukan oleh para penemu. Misalkan bohlam
lampu oleh Thomas Alfa Edison, dan teknologi telepon oleh Graham Bell. Invention
berupa penemuan penemuan sesuatu sesuatu yang benar-benar benar-benar baru,
yang belum pernah ada sebelumnya. sebelumnya. Para penemu (Inventor) berhak
mendapatkan keuntungan dari penemuannya ini.sedangkan Inovation merupakan
pembaharuan dari ciptaan yang sudah ada. Biasanya inovasi ada karena adanya
ketidakpuasan dengan penemuan yang sudah ada. Misalakan teknologi
telekomunikasi yang ditemukan Graham Bell dikembangkan tidak hanya pesawat
telepon rumah, tetapi dikembangkan menjadi telepon seluler yang lebih fleksibel.
(Robert, 2008)
Pengertian kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan
dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut berupa ide inovatif dengan
memanfaatkan peluang peluang sehingga sehingga tercipta tercipta cara yang

6
lebih baik dalam menjalankan menjalankan atau mencapai mencapai sesuatu.
sesuatu. Definisi kewirausahaan juga ditekankan pada bagian seseorang yang
berani mengambil risiko/ ketidakpastian. Sedikit berbeda dengan para ahli yang
mengembangkan ilmu ini, Penrose (1963) mengatakan bahwa Kewirausahaan
mencakup identifikasi peluang-peluang di dalam sisitem ekonomi. Sedangkan
Harvey Benstein (1979) Kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan
untuk menciptakan/ melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum
terbentuk/ belum teridentifikasi secara jelas. Komponen fungsi produksinya belum
diketahui sepenuhnya. Sedangkan menurut Peter Druker, kewirausahaan adalah
kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Orang yang melakukan kegiatan wirausaha disebut wirausahawan/
entrepreneur. Mereka mempunyai cara, motivasi panggilan jiwa, persepsi dan
emosi yang sangat terkait dengan nilai-nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia
yang unggul.
Kewirausahaan mengacu pada perilaku yang meliputi: (Robert, 2008)
1. Pengambilan inisiatif
2. Mengorganisasi dan mengorganisasi kembali mekanisme sosial dan ekonomi
untuk mengubah sumber daya dan situasi pada perhitungan praktis
3. Penerimaan terhadap resiko dan kegagalan. Kewirausahaan meliputi proses
yang dinamis sehingga dengan demikian timbul pengertian baru dalam
kewirausahaan yakni sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan
nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan
memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resiko sosial, dan akan menerima
reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal.
Melalui pengertian tersebut, terdapat 5 hal yang dimiliki oleh seorang
wirausahawan yakni :
1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan
menambahkan nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh
wirausahawan semata namun juga audiens yang akan menggunakan hasil
kreasi tersebut.
2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan.
Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan
mendukung proses kreasi yang akan timbul dalam kewirausahaan.

7
3. Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yang
mungkin terjadi berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko social.
4. Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah
independensi atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi.
Sedangkan reward berupa uang biasanya dianggap sebagai suatu bentuk
derajat kesuksesan usahanya.
5. Pengambilan Keputusan untuk Berwirausaha Setiap orang memiliki ide untuk
berkreasi namun hanya sedikit orang yang tertarik untuk terus melanjutkan
sebagai seorang wirausahawan.
Berikut ini beberapa paparan yang menyebabkan seseorang mengambil
keputusan untuk berwirausaha:
1. Mengubah gaya hidup atau meninggalkan karir yang telah dirintis. Hal ini
biasanya dipicu oleh keinginan untuk mengubah keadaan yang statis ataupun
mengubah gaya hidupnya karena adanya suatu hal negatif yang menimbulkan
gangguan.
2. Adanya keinginan untuk membentuk usaha baru. Faktor yang mendukung
keinginan ini antara lain adalah budaya juga dukungan dari lingkungan
sebaya, keluarga, dan partner kerja. Dalam budaya budaya Amerika Amerika
dimana menjadi menjadi bos bagi diri sendiri sendiri lebih dihargai dihargai
daripada daripada bekerja bekerja dengan orang lain. Hal ini lebih memacu
seseorang untuk lebih mengembangkan usaha daripada bekerja untuk orang
lain. Selain itu, dukungan pemerintah juga menjadi faktor yang tak kalah
penting. Dukungan ini dapat terlihat melalui pembangunan infrastruktur,
regulasi yang mendukung pembentukan pembentukan usaha baru, stabili
stabilitas ekonomi ekonomi dan kelancaran kelancaran komunikasi.
komunikasi. Faktor selanjutnya selanjutnya adalah pemahaman terhadap
pasar. Tentu saja hal ini menjadi penting terutama dalam meluncurkan
produk baru ke pasaran. Selanjutnya adalah peranan dari model yang akan
mempengaruhi dan juga memotivasi seorang wirausahawan. Faktor yang
terakhir adalah ketersediaan finansial yang akan menunjang usaha.

E. Peranan Wirausahawan dalam Perkembangan Ekonomi

8
Peranan wirausaha tidak hanya sekedar meningkatkan pendapatan perkapita tapi
juga memicu dan mundukung perubahan struktur masyarakat dan bisnis. Dalam hal ini
pemerintah dapat berperan sebagai berperan sebagai inovator. Pemerintah akan
bergerak sebagi pelindung dalam memasarkan hasil teknologi dan kebutuhan sosial,
(Aprijon, M.Ed, 2013: 2) .
Kewirausahaan di Perguruan Tinggi Banyak yang salah kaprah dalam memahami
konsep kewirausahaan. Sering kali terjebak dalam pengertian entrepreneurial
(berwirausaha). Hal ini tidak salah 100 persen jika persen jika yang dijual masih
merupakan proses dari pengembangan bidang ilmunya (intrapreneurship) dan bukan
tidak ada kaitannya dengan pengembangan ilmunya. Pengembangan kewirausahaan di
perguruan tinggi tetap dikembangkan dalam kerangka pengembangan ilmu melalui riset-
riset yang dilakukan dan dicoba untuk dipasarkan. Sehingga fokus utama pada inventor
kemudian baru kewirausahaan. Berdasarkan riset diharapkan mempunyai ‘keunggulan-
keunggulan’ jika dipasarkan. Banyak contoh di sekeliling kita seperti VCO, nata de coco,
dll.

Manfaat Wirausaha
Wirausaha memiliki beberapa manfaat yang dapat dipetik oleh seorang
wirausahawan dalam rangka usahanya antara lain:
1). Membuka lapangan kerja baru,
(2). Sebagai generator pembangunan lingkungan,
(3). Sebagai contoh pribadi unggul, terpuji, jujur, berani dan tidak merugikan orang
lain,
(4). Menghormati hukum dan peraturan yang berlaku,
(5). Mendidik karyawan jadi orang mandiri, disiplin, jujur dan tekun, dan
(6). Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun dalam
kepemimpinan. (Eko Agus Alfianto, 2012: 36)

Dua darma bakti manfaat wirausaha terhadap pembangunan bangsa adalah:


(1). Sebagai pengusaha, memberikan darma baktinya melancarkan proses produksi,
distribusi dan konsumsi. Wirausaha mengatasi kesulitan lapangan kerja,
meningkatkan pendapatan masyarakat,
(2). Sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional,

9
mengurangi ketergantungan pada bangsa lain.

Keuntungan dan kelemahan menjadi wirausaha


(1). Pendapatan yang tidak pasti,
(2). Bekerja keras dengan waktu tak terbatas,
(3). Kualitas kehidupannya rendah sebelum mereka berhasil,
(4). Tanggung jawabnya besar, banyak keputusan yang harus diambil walau belum
menguasai permasalahan.

Keuntungan menjadi wirausaha adalah:


(1). Terbuka peluang untuk mencapai tujuan,
(2). Terbuka peluang mendemonstrasikan potensi secara penuh,
(3). Terbuka peluang memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal,
(4). Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha konkrit, dan
(5). Terbuka peluang untuk menjadi bos. Selain terbuka peluang dalam mencapai tujuan,
mendemonstrasikan. (Eko Agus Alfianto, 2012: 36).

2.3. Trend Kewirausahaan


Industri 4.0 merupakan nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam
teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi
awan, dan komputasi kognitif, dapat disimpulkan bahwa revolusi industri 4.0 adalah
mengajak para pelaku usaha atau industri untuk lebih memaksimalkan peran dan fungsi
internet dalam mengembangkan bisnisnya. Kecanggihan dalam menggunakan
menggunakan internet, data dan mesin di era revolusi industri 4.0 telah melahirkan
berbagai terobosan brilian yang melahirkan efisiensi memudahkan masyarakat dalam
mengakses informasi. Di dunia wirausaha khususnya sektor usaha khususnya sektor
industri, di mana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sepenuhnya. Tak
cuma pada proses produksi, juga pada seluruh rantai nilai industri industri agar
menumbuhkan model bisnis yang kontemporer berbasis digital agar meraih efisiensi
yang tinggi dan kualitas produk lebih baik. Digital marketing menjadi sangat begitu
penting karena akan menjadi masa depan kegiatan marketing, dan nampaknya media
digital akan segera menggantikan media-media dengan bentuk bentuk yang masih
tradisional. Metode komunikasi digital marketing lebih praktis dan efisien serta

10
menawarkan potensial yang lebih untuk para pelaku marketing.
Dapat disimpulkan Trend Kewirausahaan yaitu: (Agustina, 2019)
1. Waralaba/Franchising franchise adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang
perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha
dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil
dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain
berdasarkan perjanjian waralaba.
2. Multi Level Marketing adalah suatu sistem pemasaran yang pada prosesnya
memanfaatkan pelanggan sebagai jaringan distribusi bisnis. Teknik pemasaran
eknik pemasaran ini dilakukan ini dilakukan secara berjenjang secara berjenjang
dengan semua pelanggan yang terlibat didalamnya.
3. Ecopreneur merupakan seseorang yang mampu mengubah masalah lingkungan
menjadi peluang bisnis. bisnis. Bukan hanya menguntungkan menguntungkan
bisnis sendiri, sendiri, seorang ecopreneur juga seorang ecopreneur juga dapat
membantu membantu melestarikan alam melalui aktivitas dan inovasi yang
dilakukannya.
4. Technopreneur adalah perpadua adalah perpaduan dari dua kata technology
dan entrepreneur diartikan adalah bisnis berbasis teknologi. Technopreneur
tentang bagaimana memanfaatkan perkembangan teknologi sedang
berkembang pesat menjadi sebuah peluang bisnis.
5. Creativepreneur, Digital preneur, Social Preneur
 Creativepreneur adalah seseorang adalah seseorang yang menjalankan yang
menjalankan sebuah bisnis kreatif. Namun, perlu diketahui bahwa
menjalankan sebuah busnis kreatif, bukanlah hal yang mudah apalagi jika
kamu baru pertama kali mencoba terjun ke dunia bisnis.
 Digital preneurship merupakan salah satu dimensi entrepreneur yang
menggunakan ICT sebagai bagian dari media bisnisnya.
 Social Preneur adalah mereka yang fokus pada visi dan misi sosial yang sudah
mereka pilih dari awal.

2.4. Komponen Dalam Industri 4.0


Industri 4.0 merupakan istilah yang abstrak dan kompleks yang terdiri dari
beragam dalam komponen masyarakat. Untuk dapat memahami seberapa luas

11
komponen-komponen tersebut, berikut ini beberapa komponen yang terkait. (Robert,
2008)
a. Perangkat Seluler
b. Internet Off Things (IoT)
c. Teknologi pendeteksi lokasi
d. Antarmuka manusia- mesin
e. Alat outentikasi dan pendeteksi Kecurangan
f. Pencetakan 3 dimensi
g. Sensor pintar
h. Analisis dan Algoritma lanjutan untuk Big Data
i. Interaksi pelanggan dan pembuatan profil pelanggan
j. Realitas tertambah (Augmented Reality)
Secara umum, komponen-komponen teknologi tersebut tersebut dapat
dikelompokkan ke dalam 4 komponen besar yang terdiri dari:
a. Sistem Cyber-physical
b. Internet of Things (IoT)
c. Komputasi Awan
d. Komputasi Kognitif

2.5. Peluang dan Tantangan Dalam Industri 4.0


Industri 4.0 memiliki potensi peluang untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen
secara individual, fleksibilitas produksi, optimalisasi pengambilan keputusan, efisiensi
dan produktivitas sumber daya, perubahan tempat kerja secara demografik, tenaga kerja
dan dunia kerja yang seimbang, dan ekonomi kompetitif dengan upah yang tinggi.
Pada saat pemerintah memutuskan untuk beradaptasi dengan sistem Industri 4.0,
maka pemerintah memutuskan untuk beradaptasi dengan sistem Industri 4.0, maka
pemerintah juga harus memikirkan keberlangsungannya. Jangan sampai penerapan
sistem industri digital ini hanya menjadi beban karena tidak dapat dimanfaatkan secara
optimal. Banyak hal yang harus dipersiapkan seperti: peran para pengampil keputusan,
tata kelola, manajemen risiko implementasi sistem, akses publik pada teknologi, dan
faktor keamanan sistem yang diimplementasikan. Selain itu pemerintah juga harus
mempersiapkan sistem pendataan yang berintegritas, menetapkan total harga/biaya
kepemilikan sistem, mempersiapkan payung hukum dan mekanisme perlindungan

12
terhadap data pribadi, menetapkan standar Tingkat pelayanan, menyusun peta jalan
strategis yang bersifat aplikatif dan antisipasif, serta memiliki design thinking untuk
menjamin keberlangsungkan industry. (Skripsi Yumsakhatul Jannah, 2020).
Pemerintah Indonesia harus menyiapkan dukungan dalam skala penuh, dimulai
dari: Percepatan pembangunan infrastruktur fisik (koneksi dan jaringan, sarana
pendukung, kemanan jaringan), penyiapan SDM (Up-skilling & Re-skilling, penyusunan
kurikulum pendidikan, peningkatan literasi digital); dan memberikan dukungan
kebijakan yang sesuai kebutuhan (jaringan pengamanan masyarakat, perizinan,
operasional, kualitas aparatur negara, dsb).
Selain mampu mengakselerasi pertumbuhan , industri 4.0 juga memiliki dampak
negatif. Industri 4.0 ini akan mengacaukan bisnis konvensional dan mengurangi
permintaan terhadap tenaga kerja. Untuk itu pemerintah harus mempersiapkan strategi
antisipatif terhadap berbagai kemungkinan yang akan berdampak negatif terhadap
perekonomian nasional. Transformasi industri 4.0 memberikan dampak positif, dimana
peran dunia usaha dan organisasi sosial dinilai sangat strategis dalam memperkuat
kemandirian ekonomi bangsa, sehingga pertumbuhan ekonomi mendorong
pertumbuhan lebih kuat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5%. Meningkatnya
kemandirian ekonomi mendorong dapat memperkuat orientasi kewirausahaan guna
pertumbuhan lebih baik sehingga dapat mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat
secara merata. (Venti Eka, 2018)
Tantangan yang harus di hadapi Entreprenurhip di industri 4.0 yaitu:
(Agustina, 2019)
 Biaya tinggi: Tidak semua orang telah mempersiapkan diri untuk menuju
penerapan Industri 4.0, sehingga akan banyak pihak yang merasa perlu
mengeluarkan biaya tinggi untuk membeli atau menyewa perangkat atau sistem
baru untuk menerapkan Industri 4.0.
 Sulitnya membedakan antara investasi yang menguntungkan atau tidak.
 Perlu adaptasi model bisnis: Model bisnis yang sama dan digunakan secara
berulang-ulang memiliki peluang tidak lagi relevan di era Industri 4.0. Dengan
semakin canggihnya teknologi, tanpa disadari mengubah cara dan perilaku
masyarakat dalam berbisnis, menjual dan membeli barang. Hal ini perlu
membuat para pelaku bisnis segera dapat ini perlu membuat para pelaku bisnis
segera dapat beradaptasi.

13
Untuk dapat siap menghadapi Revolusi Industri 4.0 seorang entrepreneur perlu
memiliki berbagai jenis keterampilan, yaitu: (Agustina, 2019)
 Keterampilan informasi, media, dan teknologi,
 Keterampilan belajar dan berinovasi,
 Keterampilan dalam hidup dan belajar, kemampuan dalam berkomunikasi yang
efektif.

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Periode Awal, Sejarah kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori
oleh Marcopolo. Dalam masanya, terdapat dua pihak pasif dan pihak aktif. Pihak pasif
bertindak sebagai pemilik modal dan mereka mengambil keuntungan yang sangat
banyak terhadap pihak aktif. Abad Pertengahan, Kewirausahaan berkembang di
periode pertengahan, pada masa ini wirausahawan dilekatkan pada aktor dan seorang
yang mengatur peroyek besar. Mereka tidak lagi berhadapan dengan resiko namun
mereka menggunakan sumberdaya yang diberikan, yang biasanya diberikan oleh
pemerintah. Di abad 17 seorang ekonom, Richard Cantillon, menegaskan bahwa seorang
wirausahawan adalah seorang pengambil resiko, dengan melihat perilaku mereka yakni
membeli pada harga yang tetap namun menjual dengan harga yang tidak pasti.
Ketidakpastian inilah yang disebut dengan menghadapi resiko. Berlanjut ke abad 18,
seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal, tetapi dilekatkan pada
orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan akan membutuhkan dana untuk
memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa itu dibedakan antara pemilik modal
dan wirausahawan sebagai seorang penemu. Sedangkan di abad 19 dan akhir 20,
Wirausahawan didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasikan dan mengatur
perusahaan untuk meningkatkan pertambahan nilai personal. Pada abad 20, inovasi
melekat erat pada wirausahawan di masa sekarang. Di Indonesia kewirausahaan
dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi. Dilandasi dengan
terbitnya Inpres no.4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional memasyarakatkan dan
membudayakan Kewirausahaan.
Untuk dapat siap menghadapi Revolusi Industri 4.0 seorang entrepreneur perlu
memiliki berbagai jenis keterampilan, yaitu:
 Keterampilan informasi, media, dan teknologi,
 Keterampilan belajar dan berinovasi,
 Keterampilan dalam hidup dan belajar, kemampuan dalam berkomunikasi yang
efektif.

15
3.2. Saran
Dengan membaca dan memahami Kewirausahaan Pada Era Revolusi Industri 4.0
diatas hendaknya kita mampu memahami serta mempraktekkannya dalam berwirausaha
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Demikian makalah yang dapat kami susun,
semoga bermanfaat dan memberikan tambahan pengetahuan kita.

16
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, T. S. (2019). Kewirausahaan Di Era Revolusi Industri 4.0. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Aprijon, M.ed. (2013). Kewirausahaan Dalam Pandangan Islam. Journal Menara . Vol 12,
no: 1.
Buchari Alma, Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum, ( Bandung: ALFABETA,
2008).
Eko Agus Alfianto.(2012). Kewirausahaan : Sebuah Kajian Pengabdian Kepada
Masyarakat. Journal Heritage. Vol 1. No.2
Robert D. Hisrich dkk, Kewirausahaan ed. 7, ( Jakarta: Salemba Empat, 2008).
Sargent, D Frank, 1996, Memilih Bisnis Yang Menjajnjikan Keuntungan Melimpah,
Jakarta: Dinastindo Adiperkasa Internasional.
Satya, V. E. (2018). Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0. Jurnal Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI. Vol X, No. 09.
Skripsi Yumsakhatul Jannah. (2020). Analisis Revolusi Industri 4.0 Terhadap
Kewirausahaan Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Lampung: Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung.
Tarmudji Tarsis, 2000, Prinsip prinsip Wirausaha, Yogyakarta: Liberty
Vianus, Agus, 2008, Karakter Sukses Untuk Membentuk Pribadi Fantastis Demi
Mendulang Sukses Tak Terbatas Dalam Karir dan Bisnis, Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher
https://harianto05091995.blogspot.com/2018/09/sejarah-kewirausahaan.html

17

Anda mungkin juga menyukai