Anda di halaman 1dari 4

UTS EKONOMI SYARIAH

FEUI (23 OKTOBER 2014)

WAJIB DIKERJAKAN (20%)

Jelaskan dengan singkat beberapa hal berikut:

1) Islamic Worldview
 Islamic Worldview (ru’yat al-Islam li al-wujud) berbasis pada pandangan hidup bahwa
Tuhan menciptakan manusia hanya untuk beribadah pada-Nya, mencakup seluruh tujuan
dan aktivitas manusia sebagai bagian dari bentuk ibadah (penghambaan diri).
 Sehingga spiritual interest adalah tujuan utama dalam Islam, kepatuhan terhadap
perintah Tuhan dalam kehidupan dunia sebagai bentuk penghambaan tertinggi.
2) Syariah
 Syariah merupakan salah satu aspek utama dalam ajaran Islam. Syariah berasal dari kata
Syari yang berarti “jalan”.
 Syariah adalah peraturan dan hukum dari Allah SWT yang berisi perintah dan larangan
yang dibebankan pada manusia. Syariah terbagi 2: Ibadah dan Muamalah.
 Ibadah terkait perintah dan larangan menyangkut hubungan vertikal antara Allah dan
manusia. Sedangkan Muamalah terkait perintah dan larangan yang menyangkut
hubungan horizontal antara sesama manusia, termasuk hewan, tumbuhan, dan
lingkungan, termasuk pula aspek ekonomi, hukum, sosial, politik.
3) Konsep Falah
 Falah = Maslahah + Berkah
 Falah mungkin terjadi apabila maksimisasi Iman optimal, karena Falah merupakan bentuk
penghambaan tertinggi
4) Maqoshid Syariah
 Tujuan utama maqashid al-Syariah adalah merealisasikan kemanfaatan (maslahah) untuk
umat manusia baik urusan dunia maupun akhirat mereka.
 Prinsip: mendatangkan maslahah dan menolak kerusakan, dimana maslahah dapat
terwujud apabila lima unsur pokok kehidupan dapat diwujudkan dan dipelihara, yaitu
agama (din), jiwa (nafs), akal (‘aql), keturunan (nasl), dan harta (mal).
5) Ikhtikar
 Ikhtikar adalah tindakan menimbun barang agar dapat menjualnya kembali pada harga
yang lebih tinggi ketika dibutuhkan oleh masyarakat.
 Secara teknis : tindakan produsen mengambil keuntungan di atas normal dengan sengaja
mengurangi supply di pasar agar harga produknya naik.

Pilih 4 dari 7 soal berikut! (80%)

1) Ekonomi konvensional gagal dalam memenuhi kebutuhan dasar, efisiensi penggunaan


sumber daya, memberi kesejahteraan secara merata, dan melindungi lingkungan hidup.
a) Jelaskan mengapa ekonomi konvensional gagal mencapai tujuan normatif
perekonomian? Kaitkan dengan Islamic worldview, peranan dan implikasinya bagi
perekonomian! Bandingkan pula dengan secular worldview!
Aspek Islamic Worldview Secular Worldview
Berbasis pada pandangan hidup bahwa Perspektif dunia yang sekuler, berbasis
Tuhan menciptakan manusia hanya pada scientific worldview yang
untuk beribadah kepada-Nya,
memandang alam semesta sebagai
mencakup seluruh tujuan dan aktivitas
mesin yang bekerja secara otomatis
manusia sebagai bentuk dari ibadahmengikuti hukum deterministik, bahkan
(penghambaan diri) ketika Tuhan tetap dipertahankan
sebagai Sang Pencipta
Tujuan Utama Mengejar tujuan spiritual; ketaatan Mengejar tujuan material dan self-
Aktivitas terhadap aturan Tuhan sebagai bentuk interest dalam asumsi kondisi
Ekonomi penghambaan tertinggi rasionalitas sempurna
Penggerak Utama Kerjasama dan semangat Individualisme
persaudaraan
Perhatian Utama Kesejahteraan seluruh umat manusia Maksimisasi keuntungan personal

b) Jelaskan pendekatan Islam terhadap ekonomi! Jelaskan peran kesejahteraan non-


material, moralitas, dan sacrifice terhadap pelaku ekonomi dan alokasi sumber daya
dalam sistem Islam!
 Ekonomi Islam berbasis pada paradigma di mana keadilan ekonomi-sosial menjadi tujuan
utama. Dalam perspektif Islam, kesejahteraan manusia tidak dipandang sebagai sesuatu
yang sepenuhnya bergantung pada maksimisasi kekayaan, namun dibutuhkan kepuasan
yang seimbang antara kebutuhan material dan spiritual dari manusia. Semua sumber daya
ekonomi pada hakikatnya adalah titipan dari Sang Pencipta yang penggunaannya harus
dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.
 Peran kesejahteraan non-material terhadap pelaku ekonomi dan alokasi sumber daya :
menciptakan keseimbangan kebutuhan manusia di samping kebutuhan material semata.
 Peran moralitas terhadap pelaku ekonomi dan alokasi sumber daya : sebagai filter pada
unlimited wants manusia dan klaim terhadap sumber daya. Diharapkan membantu
menyeimbangkan supply dan demand, menjaga sustainability perekonomian, serta
membantu pencapaian tujuan kemanusiaan.
 Peran sacrifice terhadap pelaku ekonomi dan alokasi sumber daya : sebagai pengorbanan
pelaku ekonomi di atas self-interest untuk menciptakan keseimbangan antara pemenuhan
kebutuhan material dan non-material dalam rangka mempromosikan social-interest dan
kesejahteraan umat manusia.
2)
a) Jelaskan maqashid al-syariah, definisi, komponen, dan tingkatan-tingkatannya!
 Maqashid al-syariah memiliki tujuan utama untuk merealisasikan kemanfaatan
(maslahah) untuk umat manusia baik urusan dunia maupun akhirat mereka.
 Prinsip: mendatangkan maslahah dan menolak kerusakan, dimana maslahah dapat
terwujud apabila lima komponen pokok kehidupan dapat diwujudkan dan dipelihara,
yaitu agama (din), jiwa (nafs), akal (‘aql), keturunan (nasl), dan harta (mal).
 Mashlahah terdiri dari 3 tingkatan prioritas.
i. Dharuriyyat, hal-hal mendasar yang tanpanya akan menimbulkan kerusakan yang besar
bahkan kepunahan kehidupan manusia dan kebahagiaan akhiratnya pun akan hilang.
ii. Hajiyyat, segala kebutuhan manusia yang melengkapi hal mendasar di mana tanpanya
akan menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam kehidupan manusia dan berpotensi
merusak dharuriyyat.
iii. Tahsiniyyat, segala hal baik yang membawa pada perbaikan kehidupan, keindahan, dan
kesempurnaan, tanpa melanggar standar moral yang baik, dan bukan gaya hidup
mewah.
b) Jelaskan peran penting dan dampak maqashid al-syariah terhadap alokasi sumber daya
dan struktur perekonomian Islam!
 Peran pentingnya ialah untuk melindungi 5 perkara (komponen utama) yang disebutkan
sebelumnya, yakni agama, jiwa, akal, keturunan, harta. Apa saja yang menjamin
terlindungnya 5 perkara tersebut berarti melindungi kepentingan umum (maslahah) dan
dikehendaki.
 Keimanan (agama) memberi dampak sebagai filter moral yang mengontrol self-interest
dalam batas-batas social-interest. Filter tersebut menanggulangi pusat masalah ekonomi
konvensional tentang klaim tidak terbatas (unlimited wants) terhadap sumber daya
dengan cara mengubah perilaku manusia dan skala preferensinya agar selaras dengan
tujuan-tujuan normatif.
 Pemenuhan kebutuhan akan pemeliharaan jiwa, akal, keturunan, dan harta akan
berpengaruh signifikan terhadap variabel-variabel ekonomi seperti konsumsi, tabungan
dan investasi, lapangan kerja dan produksi, serta distribusi pendapatan.
3) Aturan muamalah Islam, termasuk ekonomi dan bisnis di dalamnya, sangat fleksibel
sehingga selalu relevan di setiap waktu dan tempat
a) Jelaskan apa itu riba dan ghoror!
 Riba adalah tambahan (manfaat) yang disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya
padanan yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut.
 Gharar adalah ketidakpastian yang membuat objek akad (kuantitas dan kualitas, harga,
dan waktu penyerahan) menjadi tidak pasti antara kedua belah pihak yang bertransaksi
(unknown to both parties)
b) Jelaskan jenis-jenis, definisinya, dan praktek modern-nya!
 Riba Nasi’ah: timbul dari transaksi pinjam-meminjam dimana utang yang dibayar melebihi
dari pokok pinjaman. Contoh: bunga kredit, bunga deposito, bunga kartu kredit yang
menunggak
 Riba fadhl: timbul dari transaksi pertukaran antar barang ribawi (barter) dimana terdapat
potensi salah satu pihak menerima tambahan (manfaat) lebih dari yang seharusnya.
Contoh: jual beli valas yang tidak tunai (spot)
 Gharar, contoh: menjual anak sapi yang masih dalam kandungan, kasus ijon, menjual
barang yang hilang, dll.
4) Konsumsi dalam ekonomi Islam ditujukan untuk mencapai maslahah.
a) Jelaskan perbedaan konsep utility dan maslahah!
 Utility menentukan keinginan (wants) yang menentukan konsumsi di Ekonomi
Konvensional. Utility hanya menjadi tujuan konsumsi saja. Utility tidak memiliki kriteria
yang jelas dan sepenuhnya subjektif.
 Maslahah menentukan kebutuhan (needs) yang menentukan konsumsi sesuai Ekonomi
Islam. Maslahah mendasari seluruh aktivitas ekonomi (konsumsi, produksi, perdagangan).
Maslahah bersifat subyektif dalam arti masing-masing individu yang dapat menentukan
apakah barang/jasa memiliki maslahah untuknya, namun kriteria maslahah ditentukan
secara objektif oleh syariah.
b) Jelaskan determinan konsumsi dalam perekonomian Islam! Bandingkan pula dengan
yang konvensional!
Determinan Konsumsi Konvensional Determinan Konsumsi Islam
Dalam teori konsumsi Keynesian tradisional, Dalam konsumsi Islam, ditekankan:
konsumsi saat ini semata-mata ditentukan oleh -Penerapan zakat
tingkat pendapatan saat ini (absolute income -Ajaran moderasi konsumsi yang sangat kuat
hypothesis) -Larangan riba
Dalam teori konsumsi modern, konsumen -Zakat membuat MPC dan APC dalam
dianggap rasional penuh dan akan menjaga pola perekonomian Islam lebih tinggi, karena
konsumsi relatif stabil sepanjang hidup mereka. muzakki akan mentransfer sejumlah
(Life-cycle Permanent Income Hypothesis) pendapatan mereka ke mustahiq, yang mana
diasumsikan memiliki MPC lebih besar
sehingga meningkatkan APC dan konsumsi
agregat.
-Larangan berlebih-lebihan, pemborosan, dan
mengonsumsi barang-barang tertentu
(haram) membuat MPC dan APC dalam
perekonomian Islam lebih rendah.
Dampak akhir akan ditentukan oleh
kekuatan relatif masing-masing determinan ini
Dalam menentukan berapa pendapatan yang Penentuan alokasi pendapatan untuk
dialokasikan untuk konsumsi saat ini dan berapa dikonsumsi saat ini dan untuk konsumsi masa
yang ditabung untuk konsumsi masa depan, depan tidak berbasis positive time preference
ekonomi konvensional menjelaskannya dalam theory.
perspektif positive time preference theory.
Tingkat suku bunga akan mempengaruhi
konsumsi saat ini melalui hubungannya dengan
tabungan.

Anda mungkin juga menyukai