Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN HUKUM DENGAN NILAI-NILAI SOSIAL SERTA SEBAB ORANG

MENTAATI HUKUM(filsafat hukum)

A. Latar Belakang

Nilai itu merupakan keadaan yang dapat kita ketahui, namun sifatnya abstrak. Dalam
situasi hukum, nilai tersebut diturunkan kembali menjadi suatu asas dengan bentuk pilihan seperti
asas hukum. Asas hukum inilah memberi makna etis kepada peraturan-peraturan hukum dari nilai-
nilai etis yang dijunjung tinggi. Sehingga masyarakat mampu menkorelasikan antara peraturan
hukum dengan pandangan etis yang kemudian menjunjung suatu yang dkehendaki masyarakat
tersebut. Asas hukum tidak akan habis kekuatannya karena telah melahirkan suatu peraturan hukum,
melainkan akan tetap ada dan akan melahirkan peraturan-peraturan lainnya. Paton menyebut bahwa
asas hukum sebagai sarana yang membuat hukum itu hidup, tumbuh dan berkembang sehingga
hukum bukan sekedar sebagai kumpulan peraturan melainkan dengan mengandung nilai-nilai dan
tuntutan-tuntutan etis.[1]
Nilai yang merupakan sesuatu yang abstrak dan merupakan suatu kehendak manusia yang
mempunyai suatu ide atau gagasan yang diproses sehingga menghasilkan suatu keputusan yang
mengandung sesuatu yang berguna seperti nilai materiil, nilai vital dan nilai kerohanian. Kemudian
hukum adalah suatu aturan dalam suatu masyarakat yang dibuat oleh masyarakat sehingga
masyarakat menjadi teratur dan bagi yang melanggar akan dikenai sanksi. Dalam makalah ini Kami
menghubungkan bagaimana hubungan hukum dengan nilai sosial dalam masyarakat sehingga
menjadi penyebab seseorang mentaati atau mamemtuhi hukum.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan hukum serta apa yang dimaksud dengan nilai dan nilai sosial?
2.      Bagaimana hubungan hukum dengan nilai-nilai sosial serta mengapa orang harus mentaati hukum?

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum

Manusia berkehendak untuk berlaku baik terhadap sesame manusia yang bermuara pada
suatu pergaulan antara pribadi yang berdasarkan prinsip rasional dan moral. Oleh karena itu,
kehendak yang sama mendorong orang-orang untuk membuat suatu aturan hidup bersama sesuai
dengan prinsip-prinsip moral tersebut. Hal ini dilakasanakan dengan membentuk suatu sistem norma-
norma yang harus ditaati orang-orang yang termasuk suatu masyarakat tertentu. Hukum hadir untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kebutuhan manusia baik dari penciptaNya maupun
kepentingan manusia dalam masyarakat. Hukum melindungi kepentingan seseorang melalui cara
mengalokasikan suatu kewenangan atau kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam memenuhi
kebutuhannya.
Hukum adalah suatu aturan yang berkembang dalam masyarakat dan harus ditaati serta bagi
yang melanggar akan mendapatkan sanksi. Hukum secara nyata adalah sebuah aturan yang wajib
untuk diataati menjadikan hal bahwa masyarakat yang mempunyai aturan wajib mentaati hukum,
agar hukum dapat ditegakkan dan merupakan sesuatu yang harus dijunjung tinggi. Hukum bertujuan
untuk mencapai suatu keadilan. Dimana keadilan adalah sesuatu yang didambakan setiap masyarakat
agar tercipya suatu keamanan dan kenyamanan dalam menghadapi kehidupan. Hukum juga sebagai
alat control dan sebagai alat untuk mengubah masyarakat
Apabila mengamati sistem hukum yang tradisional dapat disimpulkan bahwa inti pengertian
hukum yakni menjadi sarana penciptaan suatu aturan masyarakat yang adal. Semua orang ingin
merasakan keadilan sehingga menjadi focus tujuan utama pembentukan perundang-undangan yang
harus sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan. Hukum paad umumnya memiliki kewibawaan sehingga
secara tidak langsung sangat berpengaruh terhadap orang-orang yang berada dibawahnya.
Kwibawaan diciptakan oleh pemerintah sehingga hukum ditakuti bukan dihormati.

B. Pengertian Nilai

            Hidup bermakna gerak. Bersamaan dengan hadirnya ruang dan waktu untuk mengeksiskan
keduannya tentulah memiliki isi, yakni hidup itu sendiri. Manusia dalam hal ini berperan sebagai
pelaku dan yang diperlakukan, lewat tindakan. Aristoles memulainya dengan mengatakan bahwa
dalam perbuatannya senantiasa ada kehendak mengejar sesuatu yang baik.[2]oleh sebab itu, baik
merupakan sesuatu yang dikejar atau dituju. Jika Kita meninjau segala sesuatu yang dituju manusia
dalam perbuatannya, maka nilai ada dua macam yaitu: nilai yang dikejar karena nilai itu sendiri,
misalnya orang tidak mengejar uang untuk uangmelainkan uang untuk jual beli. Dan nilai kedua
adalah nilai yang dikejar sebagai tujuan, nilai ini merupakan dorongan agar manusia menjadi
makhluk yang berbudi sehingga mencapai kesempurnaan dalam pribadi manusia.
            Nilai adalah sesuatu yang menarik bagi Kita, sesuatu yang Kita cari, diinginkan, disukai serta
sesuatu yang baik. Nilai dapat diartikan sebagai sifat atas kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia baik secara lahir maupun batin. Max Scheler, mengelompokkan nilaimenjadi
empat macam yaitu, nilai kenikmatan (rasa enak, nikmat, senang), nilai kehidupan (kesehatan,
kesegaran, jasmaniayah), nilai kejiwaan (kebenaran, keindahan) dan nilai kerohanian (kesucian).
[3] Nilai berkaitan dengan kegiatan meninmbang, yakni menghubungkan sesuatu dengan sesuatu
yang lain yang kemudian dilanjutkan dengan memberikan keputusan yang mana orientasi dari
keputusan dapat diartikan pada nilai materiil atau nilai kerohanian. Nilai tidak hanya bagian yang
positif atau manfaat tetapi juga bagiannya yang dianggap negative dan tidak bermanfaat dalam satu
penuh dengan keduannya. Nilai dianggap menjadi sosok yang nyata dan hidup seolah mengiringi
sosok penilainnya untuk selalu dipertahankan dari sisi nilai lainnya yang membayangi. Kemudian
menjadi sebuah argument bahwa nilai itu subjektif selalu memiliki dasar pertimbangan yang layak
untuk dijadiakn penilaian.
            Sifat nilai, nilai itu idiel atau berbentuk sebuah ide, abstrak namun hadir karena diobjekan
dan dihadirkan karena subjek. Oleh karena itu nilai bersifat abstrak dan tidak dapat disentuh oleh
pacaindera. Misalnya seorang pahlawan yang melakukan pembunuhan akan mendapat pujian bagi
yang mengaguminya. Atau cercaan bagi yang melakukan pembunuhan demi harta. Dalam conntoh
ini menjadi objek nilai adalah perilaku pembunuhan yang berarti menghilangkan nyawa orang lain.
Timbulnya penilaian tidak hanya karena alasan motif atas sikap pahlawan atau pembunuh tetapi juga
karena menghilangkan nyawa orang yang terbunuh. Nilai tidak akan hadir secara penuh, namun saat
pembunuhan terjadi maka nilai hadir penuh dengan sendirinya lewat dominasi pikiran atau rasa bagi
siapa saja yang melihat atau cukup mendengar dan hendak memberikan penilaian, luhur atau sadis.
Nilai juga bersifat ideal namun tampil dalam bentuk materi. Hubungan subjek dengan objek, namun
nilai dimasukkan kedalam objek, sehingga objek itu bernilai.  
            Dalam menilai tentu menyebabkan menjadi nilai yang memunyai aspek objektif apabila
ditinjau dari dari segi objek nilai dan aspek subjektif jika melihat dari sudut subjek yang menilai.
Aspek subjektif memungkinkan aksidensi nilai itu berbeda-beda, disposisi subjek yang memberikan
nilai-nilai subjektif inilah yang menjadi perbedaan atau benturan nilai. Kemudian aspek objektif
memungkinkan esensi nilai bertahan tetap. Esensi nilai ini yang ditanamkan melalui cara edukatif
dan imitasi, sehingga membentuk jalinan yang menjadikan dasar dalam mengendalikan cara
memandang dan cara bersikap tertentu.

C.     Hubungan Hukum dengan Nilai social

1.      Hukum sebagai sosial control


Setiap kelompok masyarakat selalu ada permasalahan sebagai akibat perbedaan antara yang
ideal dan yang actual, antara yang standar dan yang praktis, antara yang diharapkan atau yang
seharusnya untuk dilakukan dan apa yang dilakukan dan apa yang dalam kenyataan dilakukan.
Standar dan nilai-nilai kelompok dalam masyarakat mempunyai variasi sebagai faktor yang
menetukan tingkah laku individu.  Penyimpangan nilai-nilai yang ideal dalam masyarakat seperti,
pencurian, penzinaan, ketidakmampuan membayar hutang, melukai orang lain, pembunuhan dan
sebagainya. Hal-hal tersebut merupakan perilaku menyimpang dan menimbulkan persoalan didalam
masyarakat yang sederhana maupun yang modern. Dalam situasi demikian masyarakat dihadapkan
dengan problem untuk menjamin ketertiban apabila kelompok itu menginginkan mempertahankan
eksistensinya.
Fungsi hukum sebagai control sosial, hal ini hubungan hukum dengan nilai-nilai sosial adalah
saling berkaitan dimana hukum sebagai penyelesai sedangakan nilai sosial adalah suatu hal yang
dianggap sebagai problem yang harus diselesaikan. Hukum Nampak memiliki fungsi rangkap disatu
pihak merupakan tindakan yang mungkin demikian melembaga yang kemudian dipakai oleh
masyarakat untuk mecapai suatu tujuan. Dilain pihak sebagai tindakan yang berwujud reaksi
kelompok itu terhadap perilaku menyimpang dan diadakan untuk mengendalikan tingkah laku yang
menyimpang. Jika suatu masyarakat mengalami kehancuran, atau bercerai berai atau punah maka
bukanlah disebabkan oleh gagalnya mengfungsikan  hukum melainkan tugas hukum harus dijalankan
untuk menjadi  sosial control dan sosial engeneering didalam kehidupan sosial masyrakat. Tugas dan
fungsi hukum tidak merupakan tujuan itu sendiri melainkan menjadi sebuah instrument yang tidak
dapat digantikan untuk mecapai keseimbangan dalam aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat.

2.      Hukum sebagai pembaharuan masyarakat


Indonesia sedang mengalami masa transisi yang terjadi perubahan dari masyarakat yang
tradisional menjadi masyarakat modern. Namun dalam perkembangannya terjadi berbagai hambatan
dikarenakan akan diganti nilai sepertia apa untuk merubah masyarakat. Mengubah masyarakat
seperti yang dikemukakanoleh Rosceo Pound yang menganalogikan sebagai suatu proses mekanik.
[4] Hal ini terjadi karena adanya industry dan transaksi bisnis yang memperkenalkan nilai dan norma
baru. Peran pengubah tersebut dipegang oleh hakim melalui intrepretasi  dalam mengadili kasusu
yang dihadapinyasecara seimbang “balance”. Intrpretasi tersebut dilakukan dengan memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
a.       Studi tentang aspek sosial yang actual dari lembaga hukum
b.      Tujuan dari pembuat peraturan hukum yang efektif
c.       Studi tentang sosiologi dalam memersiapkan hukum
d.      Studi tentang metedologi hukum
e.       Sejarah hukum
f.       Arti penting tentang alasan dan solusi dari kasus individual yang pada angktan terdahulu berisi
tentang keadilan yang abstrak dari suatu hukum yang abstrak.
Keenam langkah ini perlu diperhatikan oleh hakim atau praktisi hukum dalam melakukan
intrepretasi maka perlu ditegaskan bahwa memperhatikan temuan-temuan tentang keadaan sosial
masyarakat melalui bantuan ilmu sosiologi, maka perlu adanya nilai atau norma tentang hak individu
yang harus dilindungi. Melihat keberadaan hukum pada masa perkembangannya natural law atau
hukum alam, maka Pound menganjurkan agar konsepsi tentang norma dan nilai ditemukan dan
disusun dari hasil pelaksanaan intreperetasi analogi dapat dikembangkan, sehingga dapat dilakukan
usaha untuk menagembangkannya kedalam sistem hukum (legal sistem). Dengan adanya sistem
hukum maka terwujudlah proses administrasi hukum dan mengembangkan peradilan. Maka untuk
mengembangkan ilmunya maka menggunakan cara sebagai berikut:
a.       Menetapkan suatu keputusan dengan dasar keadilan, penemuan hukum sangat penting bagi kasus
yang harus diputuskan serta kekuatan ahli hukum untuk mempertahankan keputusan yang sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukan individu.
b.      Memperhatikan prosos sosial control dan prosese peradilan.
c.       Hukum memuat prinsip, konsep, aturan, standar tingkah laku, dan etika profesi serta yang dilakoni
oleh individu.
Pound mengemukakan bahwa agar hukum dijadikan sebagai perubahan sosial (agen of sosial
change), maka pendaptnya dikuatkan oleh William James yang menyatakan bahwa ditengah-tengah
dunia sangat terbatas dengan kebutuhan, manusia terus berkembang sehingga dunia tidak akan
memuaskan kehidupan manusia. [5]
Hukum yang digunakan sebagai sarana pembaharuan itu dapat berupa undang-undang atau
yurisprudensi atau kombinasi telah dikemukakan di muka, di Indonesia yang paling menonjol adalah
perundang-undangan. Yurispridensi juga berperan, namun tidak seberapa. Lain halnya di negara-
negara yang menganut sistem preseden. sudah barang tentu peranan yurisprudensi akan jauh lebih
penting. Agar dalam pelaksanaan perundang-undangan yang bertujuan untuk pembaharuan itu dapat
berjalan sebagaimana mestinya, hendaknya perundang-undangan yang dibentuk itu Sesuai dengan
apa yang menjadi inti pemikiran aliran Sociplogicai Jurisprudence, yaitu hukum yang baik
hendaknya sesuai dengan hukum yang hidup di dalam masyarakat. Jadi. mencerminkan nilai-nilai
yang hidup di masyarakat sebab jika ternyata tidak, akibatnya ketentuan tersebut akan tidak dapat
dilaksanakan (bekerja) dan akan mendapat tantangan-tantangan.[6]
Selain hukum sebagai sosial control, korelasi atau hubungan hukum dengan nilai sosial juga
ditemukan sebagaimana nilai itu merupakan suatu keadaan yang kita ketahui, namun sifatnya
abstrak. Dalam situasi hukum nilai tersebut diturunkan lagi dalam benttuk pilihan yang diberi nama
asas hukum, sehingga nilai ini menjadi landasan dari keberadaan asas hukum. Asas hukum pada
dasarnya berbentuk prinsip-prinsip umum, sehingga belum pula langsung dioperasionalkan. Untuk
dapat dikonkritkan dalam masyarakat, maka sas hukum dijelmakanlah kedalam norma yang dikenal
dengan nama peraturan hukum.
Nilai-nilai dasar dalam hukum menurut Franz Magnis-Suseno yang mengutip dari Reinhold
Zippelius bahwa terdapat tiga nilai dasar yang harus direalisir di dalam hukum yaitu nilai kesamaan,
kebebasan, dan solidaritas.
a.       Nilai Kesamaan, nilai ini mendasarkan pada kriteria objektif yang berlaku bagi pihak kuat dan pihak
yang lemah. Ini memandang bahwa setiap pihak dinggap sama dihadapan hukum. Hukum berlaku
umum tidak berlaku bagi pihak-pihak terentu saja serta mempunyai kedududukan yang sama bagi
anggota masyarakat. Sesuatu yang diinginkan  adalah keadilan
b.      Nilai Kebebasan, hukum sangat melindungi kebebasan manusia, fungsinnya sebagai penjamin
kebebasan manusia. Inti kebebasan adalah bahwa nbaik setiap orang atau kelompok orang berhak
untuk mengurus dirinya sendiri dari dominasi pihak lain. Nilai kebebasan mencakup hak untuk
hidup, kebutuhan jasmani, hak memilih dserta memiliki pekerjaan dan sebagainya.
c.       Nilai kebersamaan. Hukum adalah institusional dari kebersamaan manusia sebagai makhluk sosiaal
dan hidup bersama berdampingan dengan masyarakat lain. Sehingga memerlukan tatanan hukum
untuk mengatur hubungannya dengan sesame manusia.
3.      Mengapa seseorang harus mentaati hukum
Seseorang harus mentaati hukum karena hukum adalah suatu peraturan yang mengikat
dimasyarakat,untuk melindungi setiap kepentingan masyarakat atau individu,karena setiap perbuatan
kita yang melanggar hukum harus di pertanggung jawabkan secara pribadi dan tidak boleh di
wakilkan oleh siapapun.hukum dan nilai sangat berkaitan dimasyarakat,apabila seseorang tidak taat
hukum maka akan bayak terjadi perbuatan-perbuatan yang sangat tidak teratur dan sangat merugikan
masyarakat dan lingkunganya. Tujuan seseorang harus mentaati hukum adalah:

1.      Meberikan effek jera kepada si pelaku.


2.      Agar menjadi pembelajaran untuk orang lain supaya tidak melanggar hukum.
3.      Memberikan kehidupan yang aman dan nyaman di masyarakat.
4.      Melindungi setiap kepentingan dan kebebasan Individu atau orang bayak.
PENUTUP
Kesimpulan Nilai tidak hanya bagian yang positif atau manfaat tetapi juga bagiannya yang dianggap
negative dan tidak bermanfaat dalam satu penuh dengan keduannya. Nilai dianggap menjadi sosok
yang nyata dan hidup seolah mengiringi sosok penilainnya untuk selalu dipertahankan dari sisi nilai
lainnya yang membayangi. Kemudian menjadi sebuah argument bahwa nilai itu subjektif selalu
memiliki dasar pertimbangan yang layak untuk dijadiakn penilaian.

DAFTAR PUSTAKA
Erwin,Muhamad.Filsafat Hukum Refleksi Kritis Terhadap Hukum.Jakarta:RajaGrafindo   
Persada.2012
Ali, Zainuddin.Filsafat Hukum.Jakarta:Sinar Grafika.2010
Rahardjo,Satjipto.Ilmu Hukum.Bandung:PT Citra Adytia Bakti.2000
Rasyidi,Lili.Dasar-dasar Filsafat dan Teori Hukum.Bandung:Citra Aditya Bhakti.20

Anda mungkin juga menyukai