SKRIPSI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BUNG KARNO
JAKARTA
2019
ANALISIS YURIDIS TINDAK PIDANA
PEMBAKARAN LAHAN HUTAN DI PELALAWAN RIAU
(Studi Kasus Putusan No. 97/Pid.B/LH/2018/PN.Plw)
SKRIPSI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BUNG KARNO
JAKARTA
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
Disusun Oleh:
ii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Disusun Oleh:
NAMA : ILLA DESIYANA
NIM : 2101151407
Denqan Penguji:
Jabatan Nama Tanda Tangan
Ketua :
Anggota :
Anggota :
Disahkan Oleh
Dekan,
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa materi yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi
ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah dan arahan Dosen
Pembimbing.
ILLA DESIYANA
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima
kasih kepada:
3. Bapak Tarmudi, SH., SE., M.M., selaku Wakil Rektor I Universitas Bung
Karno Jakarta.
v
5. Bapak Ir. Boas Panjaitan, M.M., MBA., selaku Wakil Rektor III
7. Bapak Drs. Daniel Goerge Hendrik Panda, M.H. selaku Dekan Fakultas
8. Bapak Dr. Azmi Syahputra, S.H., M.H., selaku Ketua Program Studi Ilmu
9. Bapak Dr. Sujudiman Saleh, SE., MM., MBA, selaku Kepala Badan
10. Bapak Eko Suryo Santjoyo, S.H., M.H., selaku Kepala Lembaga
Jakarta.
11. Ibu Ir. Bernadette Nurmawati, S.H., M.H., selaku Sekretaris Lembaga
vi
12. Ibu Dr. Sri Mumpuni Ngesti Rahayu, M.Si., selaku Sekretaris Lembaga
14. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Bung Karno
Jakarta yang telah memberikan ilmu kepada penulis, dan semoga dapat
penelitian ini.
16. Bapak dan Ibu tercinta, terimakasih atas ketulusan hati menyayangi
17. Kakak dan adekku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi
dan selalu mendengar keluh kesah penulis. Serta si kecil _____ yang selalu
18. Sahabat terbaik di kampus Harun Tambun, Suratno, Imron Saputra, Asisah
dan Rohimah (sahabat yang tak lekang oleh waktu), terimakasih atas
vii
persahabatan dan kebaikan kalian selama ini, maaf telah banyak
merepotkan kalian.
19. Seluruh teman-teman Angkatan 2015 FH UBK yang telah mengisi hari-
hari kuliah penulis selama ini. Maaf tidak bisa menyebutkan kalian satu
persatu.
20. Seluruh Guru serta teman-teman SD, SMP, SMU yang telah menjadi
21. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
Penulis,
ILLA DESIYANA
viii
ABSTRAK
ix
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Bermimpilah untuk memimpin negeri, karena berawal dari mimpilah kita bisa
taklukan semuanya.
PERSEMBAHAN
Aku persembahkan cinta dan sayangku kepada Orang Tua-ku beserta keluarga,
serta kekasih tersayang yang telah menjadi motivator dan inspirator di mana
selalu memberikan dukungan dan do’anya yang tiada hentinya, karena mereka
x
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI .......................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Pokok Permasalahan ............................................................... 12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 12
D. Metode Penelitian.................................................................... 13
E. Sistematika Penulisan.............................................................. 16
xi
1. Konsep dan Kriteria Masalah Lingkungan ...................... 50
2. Perwujudan Masalah-Masalah Lingkungan .................... 56
3. Tolok Ukur Pencemaran dan Perusakan Lingkungan
Hidup............................................................................... 57
B. Hukum Lingkungan Hidup ..................................................... 61
1. Pengaturan Hukum Lingkungan Hidup di Indonesia...... 61
a. Ketentuan perundang-undangan yang berkaitan
dengan tindak pidana lingkungan .............................. 61
b. Peraturan Pengendalian Kerusakan Atau
Pencemaran Lingkungan Hidup Yang Berkaitan
Dengan Kebakaran Hutan Atau Lahan ...................... 76
2. Pengaturan Mengenai Pertanggungjawaban Tindak
Pidana Lingkungan Hidup Menurut Hukum Pidana di
Indonesia ......................................................................... 83
3. Pengaturan Mengenai Pertanggungjawaban Tindak
Pidana Lingkungan Hidup Menurut Hukum Pidana di
Masa Yang Akan Datang ................................................ 88
C. Kelemahan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup 90
xii
B. Pertimbangan Hukum.............................................................. 139
C. Putusan Majelis Hakim ........................................ 151
D. Analisa Kasus .......................................................................... 152
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 158
B. Saran ........................................................................................ 159
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 169
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
pertiga dari 191 juta hektar daratan Indonesia adalah kawasan hutan dengan
ekosistem yang beragam, mulai dari hutan tropika dataran rendah, hutan
tropika dataran tinggi, sampai hutan rawa gambut, hutan rawa air tawar, dan
1
Nandika Dodi, Hutan Bagi Ketahanan Nasional, Muhammadiyah University Press,
Surakarta, 2005, hlm. 1
2
Supriyadi Bambang Eko, Hukum Agraria Kehutanan: Aspek Hukum Pertanahan Dalam
Pengelolaan Hutan Negara, Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hlm. 68-69
perhitungan tahun 2005, total potensi karbon dari hutan Indonesia mencapai
5,5 miliar ton. Oleh karena itu tepat jika dikatakan bahwa Indonesia
depeletion). 4 Akan tetapi jika dilihat dari perspektif hukum yang berlaku di
3
www.eprints.ums.ac.id hlm. 2
4
Richard Stewart and James E. Krier, Environmental Law and Policy, The Bobbs Merril Co.
Inc, Indianapolis, New York, 1978, hlm. 3-5
5
Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia, edisi kelima, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, September 2015, hlm. 1.
Deklarasi Stockholm terdiri atas preamble dan 26 asas. Konferensi itu juga
Sedunia. 6
akan datang.
Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap
6
Warren, Op, Cit., hlm. 110
7
Takdir Rahmadi, Op. Cit., hlm. vii.
setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat,
pada Pasal 69 ayat 1 huruf (h) melarang seseorang untuk membuka lahan
8
Yulanto Araya, Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Di Tengah Pesatnya Pembangunan
Nasional, Vol 10 No 1 Tahun 2013, hlm. 50.
dibakar asalkan ada izin pembakaran lahan yang diatur peraturan tingkat
ada kewenangan atau izin untuk berada dalam kawasan hutan, Perbuatan
dengan tidak sengaja dilakukan badan hukum atau orang yang diizinkan
membakar hutan dengan tidak sengaja dilakukan orang atau badan hukum
9
Kompasiana.com, Negara Membenarkan Pembukaan Lahan Dengan Cara Dibakar, dalam
http://www.kompasiana.com/alldie/negara-membenarkan-pembukaan-lahan-dengan-cara-dibakar_
562b407b917a615a073fe578, Sabtu, 24 Oktober 2015, yang diakses pada tanggal 12 November
2019.
10
Alam Setia Zain, Hukum Lingkungan dan Segi-Segi Pidana, PT Rineka Cipta, Jakarta,
1997, hlm. 49.
tergugat atas dalil bahwa lahan yang terbakar tidak mengalami kerusakan,
manusia dengan Tuhannya saja akan tetapi islam juga mengatur hubungan
merupakan akibat dari ulah tangan yang dilakukan oleh manusia dalam
11
Walhi, Keharusan Pembenahan Struktural Untuk Perbaikan Tata Kelola, dalam
http://www.walhi.or.id/wp-content/uploads/2016/01/outlook2016_edit_1.pdf, Rabu, 23 Maret
2016, yang diakses pada tanggal 15 November 2019.
Mengenai ayat ini, Thahir bin ‘Asyur dalam tafsir beliau yang
kerusakan pada satu bagian dari lingkungan hidup semakna dengan merusak
tindak pidana pembakaran hutan memang belum diatur secara tegas baik
karena itu para Ahli Hukum Islam dituntut untuk melakukan ra’yu (akal
secara mendalam dengan metode atau cara, di antaranya adalah ijma, qiyas,
tahun atau puluhan tahun sejak masuknya suatu zat ke dalam organ tubuh
12
www.eprints.ums.ac.id hlm. 5-6
Estetika
baik dan sehat tidak sekedar bebas dari pencemaran ligkungan hidup yang
Kerugian Ekonomi
gurun pasir yang telah ada seperti yang terjadi di gurun pasir sahara, Afrika
kawasan, yang akibat- akibatnya tidak dapat segera diketahui oleh manusia.
permasalahan yang komplek dan menarik untuk dikaji mendalam, maka dari
PN.Plw)”
13
Takdir Rahmadi, Op. Cit., hlm. 3-4.
B. Pokok Permasalahan
1. Tujuan penelitian.
Tahun 2009
pada masyarakat
2. Manfaat penelitian
b. Manfaat praktis
D. Metode Penelitian
Data yang diperlukan dalam penelitian hukum ini adalah data sekunder,
tentang Kehutanan
tentang Perkebunan
Buku Referensi
Hasil Penelitian
sekunder.
putusan, buku, pendapat para sarjana, dan data sekunder lainnya yang
Data yang telah terkumpul dan telah di olah akan dibahas dengan
E. Sistematika Penulisan
diberikan gambaran secara ringkas mengenai uraian dari bab ke bab yang
adalah:
BAB I PENDAHULUAN
PERUNDANG-UNDANGAN
Lingkungan Hidup
PN.Plw)
97/Pid.B/LH/2018/PN.Plw
BAB V PENUTUP
TINJAUAN UMUM
Terkadang juga perbuatan pidana sering disebut delik yang berasal dari
bahasa Latin “Delictum”, tetapi sampai sekarang belum ada konsep yang
hingga saat ini belum ada kesepakatan antara para sarjana tentang
penting sekali. Tindak pidana adalah suatu pengertian yuridis, lain halnya
dengan istilah kejahatan (crime) yang bisa diartikan secara yuridis ataupun
14
P. A. F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1997, hlm. 18.
tindak pidana dapat dibagi menjadi 2 (dua) golongan yaitu kejahatan dan
yang tegas karena keduanya sama-sama delik atau perbuatan yang boleh
delik hukum dan apa yang disebut delik undang-undang. Perbedaan kedua
asas hukum yang ada dalam kesadaran hukum dari rakyat, terlepas
undang-undang pidana.
dimuat dalam buku III KUHP yang dibedakan secara prinsip yaitu:
15
Djoko Prakoso, Tindak Pidana Penerbangan Di Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta,
1983, hlm. 38
1. Moeljatno
16
http://digilib.unila.ac.id/
bukan orang. 17
2. Simons
17
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm. 59.
18
P. A. F. Lamintang, Op. Cit., hlm. 182.
berbuat)
(toerekeningsvatoaar person)
3. W.P.J Pompe
Strafbaarfeit atau tindak pidana adalah tindakan lain dari pada suatu
umum. 19
4. Van Hamel
19
P. A. F. Lamintang, Op. Cit., hlm. 182.
5. Wirjono Prodjodikoro
6. Soedarto
melawan hukum
7. Vos
undangan.
20
http://www.irsangusfrianto.com/p/pengertian-delik-aduan-dan-delik-biasa.html
21
Soedarto, Hukum Pidana I, cetakan kedua, Yayasan Sudarto d/s Fakultas Hukum
Universitas Diponegoro, Semarang, 1990, hlm. 50.
undang. Tindak pidana menurut Vos ini hampir sama halnya dengan
8. R. Tresna
tindakan penghukuman.
9. J. E Jonkers
dipertanggungjawabkan. 22
para ahli hukum pidana di atas, nampaknya tidak ada ketegasan untuk
mengenai apa yang dimaksud dengan tindak pidana itu, di mana tindak
22
https://tipsserbaserbi.blogspot.com/2015
pidana berupa kurungan ataupun denda sehingga akan membuat efek jera
bagi pelakunya,
ditentukan beberapa unsur atau syarat yang menjadi ciri atau sifat khas
dari larangan tadi sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari perbuatan
pasti apa yang dilarang atau apa yang diperintahkan. Arti perbuatan yakni
atau ciri-ciri dari delik itu sebagaimana secara abstrak disebutkan dalam
dipakai dalam arti sempit, ialah unsur yang terdapat dalam rumusan
pada suatu waktu dan yang dapat ditangkap dengan pancaindera. Berikut
berbuat)
(toerekeningsvatoaar person)
23
http://pusathukum.blogspot.com/2015/10/unsur-unsur-tindak-pidana.html
pidana yaitu:
sengaja)
1) Melanggar hukum
manusia)
bertanggung jawab)
1) Perbuatan manusia
formil)
2. Unsur formal
oleh undang-undang.
keadaan jiwanya.
3. Unsur material
Ada beberapa tindak pidana yang untuk mendapat sifat tindak pidanya
tertentu.
3) Unsur kesalahan
pada Pasal 251 pada kalimat tanpa izin pemerintah, juga pada Pasal
diri atau orang lain secara melawan hukum. Begitu juga unsur
benda orang lain yang ada dalam kekuasaan yaitu merupakan celaan
dapat berupa:
berbuat
materiil
24
P.A.F Lamintang dan Djisman Samosir, Delik-delik Khusus Kejahatan Yang Ditujukan
Terdapat Hak Milik, Umm Press, Malang, 1981, hlm. 4.
jawab)
oleh undang-undang.
Pasal:
tahun
sendiri.
unsurnya, misalnya:
25
Soedarto, Op. Cit., hlm. 55.
misalnya:
oleh terdakwa.
perbuatan.
26
http://ahsanulwalidain.blogspot.com/2012/10/jenis-jenis-tindak-pidana.html
pidana. 27
27
Tri Andrisman, Hukum Pidana, Universitas Lampung, Bandar Lampung, 2007, hlm. 86.
(delik culpa).
359 KUHP.
penipuan, pembunuhan.
28
Ibid.
penuntutannya.
29
Ibid.
30
Ibid, hlm. 123.
memberatkan.
31
Ibid.
32
Ibid.
mampu bertanggung jawab. dalam KUHP tidak ada ketentuan tentang arti
44 yaitu:
ada alasan pembenaran atau peniadaan sifat melawan hukum untuk pidana
pembuat tindak pidana (dader) harus ada unsur kesalahan dan bersalah
dari si pembuat.
33
Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 130.
34
Soedarto, Op. Cit., hlm. 165.
tersebut belum tentu dapat dijatuhi hukum pidana, karena masih harus
dari tindak pidana yang merupakan sifat terpenting dari tindak pidana.
dasar dari delik dan mengetahui pasti atau yakin benar bahwa
35
Leden Mapaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, Sinar Grafrika, Jakarta, 2005, hlm.
15
timbulnya suatu akibat yang dilarang dan diancam hukuman oleh undang-
akibat. 36
dikenakan sanksi pidana maka harus dipenuhi 2 (dua) unsur yakni adanya
unsur perbuatan pidana (actrus reus) dan keadaan sifat batin pembuat
36
Ibid, hlm. 26.
37
Roeslan Saleh, Op. Cit., hlm. 80.
perbuatan. 38
dan yang buruk, adalah merupakan faktor akal (intelektual factor) yaitu
keinsyafan atas mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak. Sebagai
38
Leden Mapaung. Op. Cit., hlm. 72.
39
http://saifudiendjsh.blogspot.com/2009/08/pertanggungjawaban-pidana.html
konsekuensi dari 2 (dua) hal tadi maka tentunya orang yang tidak mampu
pidana dapat diartikan sebagai akibat lebih lanjut yang harus ditanggung
oleh siapa saja yang telah bersikap, baik yang selaras dengan hukum atau
lebih lanjut yang harus diterima, dibayar atau ditanggung seseorang yang
ada kalanya keadaan tersebut dalam kondisi yang tidak baik, yaitu
dengan baik.
40
Takdir Rahmadi, Op. Cit., hlm. 1
secara alami.
Gandhi, bahwa
lingkungan.
Ciri-cirinya:
Ciri-cirinya:
menundukkan alam.
41
Harun M. Husein, Lingkungan Hidup, Masalah, Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya,
Bumi Aksara, Jakarta, 1995, hlm. 19-20.
3) Faktor egoisme
hukum.
untuk sejajar dengan negara maju dengan sikap masa bodoh, untuk
yang berbunyi:
42
Ibid, hlm. 21-22.
hal ini. Negara juga semakin aktif membuat perjanjian dan peraturan
Hidup adalah:
tidak dan apakah telah terjadi perusakan lingkungan atau tidak, harus
43
Otto Soemarwoto, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Djambatan, Jakarta,
1989, hlm. 17.
mengganggu peruntukan/kegunaannya.
yaitu:
meletus)
rusak apabila:
44
N. H. T. Siahaan, Ekologi Pembangunan dan Hukum Tata Lingkungan, Erlangga, Jakarta,
1987, hlm. 159-160.
Lingkungan Hidup:
45
Harun M. Husein, Op. Cit, hlm. 64.
lingkungan. 46
46
N. H. T. Siahaan, Op. Cit, hlm. 163.
Pengelolaan Lingkungan Hidup (LN 1997 No. 12, TLN No. 3125)
yang sudah dikenal lebih dari sepuluh abad yang lalu. Dari prasasti
(Indonesia). 48
“ikan” meliputi pula telur ikan, benih ikan dan segala macam
47
Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, edisi keempat, Gadjah Mada
Unversity Press, 1989, hlm. 90.
48
Ibid.
49
Ibid.
Ordonansi sebelumnya.
Ordonansi Gangguan. 50
50
Ibid.
51
Ibid, hlm. 90-91.
52
Ibid, hlm. 91.
10 Agustus 1990.
53
Ibid.
54
Ibid.
Belanda. 55
40).
No.98). 56
55
Ibid.
56
Ibid.
2) Zaman Jepang
kayunya ringan dan sangat kuat. Kayu agata, alba, dan balsem
logistik tentara.
3) Zaman Kemerdekaan
57
Ibid, hlm 92.
58
Ibid.
Pertambangan;
dan Ekosistemnya;
1982;
1997; dan
2009.
59
J. B. Daliyo, Pengantar Hukum Indonesia, Buku Panduan Mahasiswa, PT. Prenhallindo,
Jakarta, 2001, hlm 126.
60
Ibid.
RUU tersebut.
61
Ibid.
yang sama.
Nomor 12. 62
Atau Lahan
kebakaran hutan:
62
Ibid.
sebagai berikut:
Hidup (UUPPLH)
b. Pasal 108:
j. Pasal 119:
b. Pasal 108:
suatu celaan yang objektif yang ada dalam tindak pidana dan secara
63
Dwidja Priyatno, Kebijaksanaan Legislasi Tentang Sistem Pertanggungjawaban Pidana
Korporasi di Indonesia, Utomo, Bandung, 2004, hlm. 194.
64
Setiyono, Kejahatan Korporasi, Bayumedia Publishing, Malang, 2004, hlm. 92.
penetapan izin oleh instansi atau lembaga yang berwenang, pada saat
65
Ultimum remidium merupakan istilah hukum yang biasa dipakai dan diartikan sebagai
penerapan sanksi pidana yang merupakan sanksi pamungkas (terakhir) dalam penegakan hukum.
66
St. Munadjat Danusaputro, Hukum Pidana Horizon Baru Pasca Reformasi, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 170.
efektif.
67
Premium remedium adalah teori hukum pidana modern yang menyatakan bahwa hukum
pidana sebagai alat utama dalam penegakan hukum.
sampai Pasal 120. Dari ketentuan tersebut secara umum rumusan delik
68
Sri Sufiyati dan Munsyarif Abdul Chalim, Kebijakan Hukum Pidana Dalam
Menanggulangi Tindak Pidana Lingkungan Hidup, Jurnal Hukum , vol. 12, 2017, hlm. 461.
hukuman maksimum.
1 dan ayat 2 serta diuraikan dalam Pasal 80 ayat 1 dan 2. Sanksi tersebut
menghentikan pelanggaran.
69
Muhammad Akib, Hukum Lingkungan Perspektif Global dan Nasional, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2004, hlm. 203.
Hidup diatur dalam Bab XV, meliputi orang dengan kegiatan, pejabat
Lingkungan (AMDAL).
sebagai berikut:
70
Barda Nawawi Arief, Tindak Pidana Mayantara Perkembangan Kajian Cyber Crime di
Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 90.
c. Aspek Pemidanaan
serupa. 71
71
Sri Sufiyati dan Munsyarif Abdul Chalim, Op. Cit. hlm. 463.
lingkungan, banyak mendapat apresiasi dan sebagai upaya yang serius dari
Tetapi bila dicermati lebih jauh, masih banyak hal-hal yang perlu
72
Siswanto Sunarso, Hukum Pidana Lingkungan Hidup dan Strategi Penyelesaian Sengketa,
Rineka Cipta, Jakarta, 2005, hlm. 31.
Dalam pasal ini, tidak diikuti penjelasan seperti apa dan bagaimana
bentuk informasi secara lengkap tersebut dan upaya hukum apa yang
pembangunan.
begitu saja tanpa ada ganjaran hukuman sama sekali dan pemulihan
4. Pasal 66 berbunyi:
Tentunya bila ditelaah dengan baik, tidak ada yang salah dari pasal ini.
dimaksud dengan baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau
kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus
baku mutu air, baku mutu air limbah, baku mutu air laut, baku mutu
udara ambient, baku mutu emisi, baku mutu gangguan, dan baku mutu
Hidup.
Pasal 61 berbunyi:
pengaturan serta perumusan sanksi dibuat secara khusus dan lebih jelas,
berlaku saat ini. Karena dapat kita ketahui bersama bahwa perbuatan
(UUPLH) sangat penting untuk dilakukan sosialisasi, karena hal ini bisa
dimaksud kearifan lokal dalam Pasal 69 ayat (2) yaitu, kearifan lokal
lahan dengan luas lahan maksimal 2 hektare per kepala keluarga untuk
ditanami tanaman jenis varietas lokal dan dikelilingi oleh sekat bakar
dinafikan.
terwujud.
A. Duduk Perkara
Daeng Patappu
5. Kebangsaan : Indonesia
Kabupaten Pelalawan
7. Agama : Islam
8. Pekerjaan : Petani/Pekebun
Majelis Hakim secara cuma-cuma, yaitu Sdr. HANAFI S.H. dan Rekan.
2. Posisi Kasus
Kamis tanggal 1 Februari 2018 sekitar pukul 06.00 WIB atau pada suatu
d. Saksi Awal Haji yang hendak pergi bekerja melihat kepulan asap
kemudian, tim Safety Fire dari PT. RAPP datang dengan membawa
e. Sekitar pukul 13.00 WIB saat Terdakwa masih mencari ikan datang
menggunakan mesin.
1) (T1) dengan titik koordinat: 00⁰, 20⁰, 26⁰ LU dan 102⁰, 47⁰,
2) (T2) dengan titik koordinat: 00⁰, 20⁰, 29,789⁰ LU dan 102⁰, 48⁰,
3) (T3) dengan titik koordinat: 00⁰, 20⁰, 33,206⁰ LU dan 102⁰, 48⁰,
4) (T4) dengan titik koordinat: 00⁰, 20⁰, 21,108⁰ LU dan 102⁰, 48⁰,
bekas terbakar atau petir karena setelah petir akan turun hujan
lainnya.
Republik Indonesia.
Kamis tanggal 1 Februari 2018 sekitar pukul 06.00 WIB atau pada suatu
mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan
d. Saksi Awal Haji yang hendak pergi bekerja melihat kepulan asap
sumber asap tersebut dan tepatnya di Comp K551 PT. RAPP Estate
tidak meluas. Lebih kurang 30 menit kemudian tim Safety Fire dari
e. Sekitar pukul 13.00 WIB saat Terdakwa masih mencari ikan datang
menggunakan mesin.
1) (T1) dengan titik koordinat: 00⁰, 20⁰, 26⁰ LU dan 102⁰, 47⁰,
2) (T2) dengan titik koordinat: 00⁰, 20⁰, 29,789⁰ LU dan 102⁰, 48⁰,
3) (T3) dengan titik koordinat: 00⁰, 20⁰, 33,206⁰ LU dan 102⁰, 48⁰,
4) (T4) dengan titik koordinat: 00⁰, 20⁰, 21,108⁰ LU dan 102⁰, 48⁰,
permukaan dari areal yang telah terbakar ditemukan log dan ranting
karena salah satu fungsi tanah tersebut sebagai pengatur tata air
0,675 ton karbon. 0,24 ton CO2. 0,025 ton CH4. 0,0011 ton NOx.
0,003 ton NH3. 0,0025 ton O3 dan 0,044 ton CO serta 0,05 ton
terbakar tersebut.
sembilan ratus tujuh puluh sembilan ribu tiga ratus tujuh puluh tiga
rupiah)
lainnya.
Kamis tanggal 1 Februari 2018 sekitar pukul 06.00 WIB atau pada suatu
berikut:
d. Saksi Awal Haji yang hendak pergi bekerja melihat kepulan asap
sumber asap tersebut dan tepatnya di Comp K551 PT. RAPP Estate
tidak meluas. Lebih kurang 30 menit kemudian tim Safety Fire dari
e. Sekitar pukul 13.00 WIB saat Terdakwa masih mencari ikan datang
menggunakan mesin.
5) (T1) dengan titik koordinat: 00⁰, 20⁰, 26⁰ LU dan 102⁰, 47⁰,
6) (T2) dengan titik koordinat: 00⁰, 20⁰, 29,789⁰ LU dan 102⁰, 48⁰,
7) (T3) dengan titik koordinat: 00⁰, 20⁰, 33,206⁰ LU dan 102⁰, 48⁰,
8) (T4) dengan titik koordinat: 00⁰, 20⁰, 21,108⁰ LU dan 102⁰, 48⁰,
permukaan dari areal yang telah terbakar ditemukan log dan ranting
karena salah satu fungsi tanah tersebut sebagai pengatur tata air
0,675 ton karbon. 0,24 ton CO2. 0,025 ton CH4. 0,0011 ton NOx.
0,003 ton NH3. 0,0025 ton O3 dan 0,044 ton CO serta 0,05 ton
delapan juta sembilan ratus tujuh puluh sembilan ribu tiga ratus
lainnya.
Kamis tanggal 1 Februari 2018 sekitar pukul 06.00 WIB atau pada suatu
berikut:
d. Saksi Awal Haji yang hendak pergi bekerja melihat kepulan asap
sumber asap tersebut dan tepatnya di Comp K551 PT. RAPP Estate
tidak meluas. Lebih kurang 30 menit kemudian tim Safety Fire dari
e. Sekitar pukul 13.00 WIB saat Terdakwa masih mencari ikan datang
menggunakan mesin.
9) (T1) dengan titik koordinat: 00⁰, 20⁰, 26⁰ LU dan 102⁰, 47⁰, 56,409⁰
10) (T2) dengan titik koordinat: 00⁰, 20⁰, 29,789⁰ LU dan 102⁰, 48⁰,
11) (T3) dengan titik koordinat: 00⁰, 20⁰, 33,206⁰ LU dan 102⁰, 48⁰,
12) (T4) dengan titik koordinat: 00⁰, 20⁰, 21,108⁰ LU dan 102⁰, 48⁰,
permukaan dari areal yang telah terbakar ditemukan log dan ranting
karena salah satu fungsi tanah tersebut sebagai pengatur tata air
0,675 ton karbon. 0,24 ton CO2. 0,025 ton CH4. 0,0011 ton NOx.
0,003 ton NH3. 0,0025 ton O3 dan 0,044 ton CO serta 0,05 ton
delapan juta sembilan ratus tujuh puluh sembilan ribu tiga ratus
lainnya.
3. Saksi-Saksi
Kabupaten Pelalawan.
(empat) hektar.
- Bahwa lahan yang terbakar tersebut ada yang ditanami karet dan
ditanami palawija.
membenarkannya.
pukul 08.30 WIB saat saksi akan menuju lokasi kerja di Kanal
2503, saksi melihat kepulan asap dari kejauhan, lalu saksi dan
PT. RAPP.
membenarkannya.
tersebut dari saksi Awal Haji, yang mana saya diberitahu oleh
membenarkannya.
gambut.
hektar.
lahan tersebut.
semak.
membenarkannya.
gambut.
lahan tersebut.
semak.
membenarkannya.
4. Barang Bukti
B. Pertimbangan Hukum
lahan.
kepolisian.
sebagai berikut:
kepolisian.
belukar.
mascis/korek api.
membakar lahan.
1. Setiap Orang.
ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup.
sebagai berikut:
keterangan Terdakwa.
teRp.enuhi.
udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku
ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku
negatif.
gambut kering dan sudah 4 hari kondisi panas terik serta tidak turun
hujan.
yang Terdakwa bakar itu, dan setelah Terdakwa lihat bahwa benar
lahan yang Terdakwa bakar itu telah mejalar dan Terdakwa lihat dari
permukaan dari areal yang telah terbakar ditemukan log dan ranting
lahan gambut setebal rata-rata 5 - 10 cm. Lapisan yang rusak ini tidak
maka akan dibutuhkan waktu ribuan tahun dengan syarat lokasi yang
karena salah satu fungsi tanah tersebut sebagai pengatur tata air yang
berupa 0,675 ton karbon ; 0,24 ton CO2; 0,025 ton CH4; 0,0011 ton
NOx; 0,003 ton NH3; 0,0025 ton O3 dan 0,044 ton CO serta 0,05 ton
sembilan ratus tujuh puluh sembilan ribu tiga ratus tujuh puluh tiga
rupiah).
mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria
dijatuhkan.
lingkungan.
lagi perbuatannya.
di depan persidangan.
terdiri dari Nelson Angkat, S.H., M.H., sebagai Hakim Ketua, Ria Ayu
Rosalin, S.H., M.H., dan Andry Eswin Sugandhi Oetara, S.H., M.H.,
masing-masing sebagai Hakim Anggota serta dibantu oleh Doni Eka Putra,
dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu, tanggal 18 Juli 2018, di
mana telah dihadiri oleh Nofwandi, S.H., Penuntut Umum dan Terdakwa
MENGADILI:
1. Menyatakan Terdakwa Muhammad Sawirudin Alias Udin Bin Daeng
Patappu tersebut di atas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “karena kelalaiannya mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air
laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup” sebagaimana
dalam dakwaan alternatif ketiga.
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana
penjara selama 2 (dua) tahun dan denda sebesar Rp.1.000.000.000,00
(satu milyar rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak
dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan ;
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani
Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Menetapkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan ;
5. Menetapkan barang bukti berupa:
- 1 (satu) buah mancis/korek api warna orange, dan
- 1 (satu) batang potongan kayu bekas terbakar,
dimusnahkan.
6. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp.5.000,00 (lima ribu rupiah).
D. Analisa Kasus
Perkara pidana pembakaran lahan kebun karet dan lahan gambut serta
setempat yang pada saat itu telah membakar lahan miliknya sendiri dalam
udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku
dituntut hukuman pidana dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun dan
apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan
kelalaiannya api tersebut menjalar hingga ke area yang lebih luas dan
merugikan pihak ketiga dalam hal ini adalah PT. RAPP Estate Meranti,
Pelalawan.
yang telah lalai di dalam menjalankan usaha bercocok tanam cabe dengan
tepat, karena dengan demikian maka akan menjadi preseden bagi petani
lainnya agar tidak melakukan hal yang serupa di dalam melakukan usaha
pertaniannya.
tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama 3 (tiga)
bulan, menurut penulis kurang memenuhi rasa keadilan sebab apa yang
kesengajaan dan tidak memiliki mens rea untuk merugikan pihak ketiga
bahkan merusak citra dan nama baik bangsa Indonesia, rasanya putusan
Probolinggo, Jawa Timur, pada 16 Juli 2014 dengan tujuan bahwa kayu itu
akan digunakan untuk kayu bakar agar dapurnya tetap ngebul, sebab, kuli
pengangkut pasir itu tidak mempunyai uang membeli tabung gas 3 kg. harus
dihukum untuk meringkuk selama 2 tahun. Tidak hanya itu, Busrin juga
dihukum membayar denda Rp 2 miliar. Denda yang tidak logis karena untuk
Beda Busrin, beda pula yang dialami oleh PT NSP. Jaksa mendakwa
6 tahun penjara dan Manajer PT NSP, Nowo selama 1,5 tahun penjara.
Selain itu, PT NSP juga dituntut membayar denda Rp 2 miliar plus dana
dan Nowo dan PT NSP hanya didenda Rp 2 miliar. Jika Busrin yang hanya
menebang pohon untuk kayu bakar dihukum 2 tahun dan denda Rp 2 miliar,
UDIN, yang hanya karena kelalaiannya dan tidak sampai membuat asap
dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan
kurungan dan denda dapat diganti dengan sanksi lain yang lebih produktif
telah diakibatkan oleh pembakaran lahan tersebut. Dengan demikian maka efek
jera dan sekaligus efek manfaat dari hukuman tersebut langsung dapat
dirasakan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
kasus perkara pidana pembakaran lahan kebun karet dan lahan gambut serta
kondisi hutan dan lahan yang telah dibakar tersebut dalam luasan 2 kali
lebih luas dari yang terbakar menjadi hijau kembali. Dengan demikian
maka para pelaku selain akan memikul beban tanggug jawab tersebut,
memberikan dampak yang positif dan terasa lebih adil bagi kita semua
A. Buku-Buku
2007.
Jakarta, 2013.
Jakarta, 2005.
2008.
Bandung, 2004.
Stewart, Richard and James E. Krier, Environmental Law and Policy, The
B. Website
http://ahsanulwalidain.blogspot.com/2012/10/jenis-jenis-tindak-
pidana.html
http://digilib.unila.ac.id/
https://eprints.ums.ac.id
http://pusathukum.blogspot.com/2015/10/unsur-unsur-tindak-pidana.html
http://saifudiendjsh.blogspot.com/2009/08/pertanggungjawaban-
pidana.html
http://www.irsangusfrianto.com/p/pengertian-delik-aduan-dan-delik-
biasa.html
https://tipsserbaserbi.blogspot.com/2015
membenarkan-pembukaan-lahan-dengan-cara-
content/uploads/2016/01/outlook2016_edit_1.pdf
B. Undang-Undang
Perindustrian.
Susun.
Kepariwisataan.
Cagar Budaya.
Kesehatan.
Indonesia.
Ketenaganukliran.
Ketransmigrasian.
tentang Kehutanan).
Perikanan
Perkebunan
Perlindungan Konsumen.
Bumi.
Perkebunan
LAMPIRAN-LAMPIRAN