Anda di halaman 1dari 5

PR.

Berikut ini data penghasilan tahun 2019 salah pegawai tetap di PT. Siaga:

Nina, status K/3 (sudah punya NPWP), status menikah mempunyai 2 anak kandung,
menanggung hidup penuh ibu kandungnya dan mempunyai 2 asisten rumah tangga.
Suami Nina bekerja di PT.

Gaji Pokok sebulan Rp 35.000.000,


Tunjangan Jabatan Rp. 5.000.000,
Tunjangan Transpor Rp. 2.500.000,

PT. Siaga mengikuti program BPJS dan perusahaan membayar:


- Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 0,5% dari gaji pokok
- Premi Jaminan Kematian 0,30% dari gaji pokok.
PT Siaga juga membayar Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji
sedangkan Nina membayar sendiri iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari gaji
setiap bulan.

Disamping itu PT Siaga juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya dan
membayar Iuran Pensiun untuk Nina ke dana pensiun, yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan yaitu PT. ABC Life, setiap bulan sebesar Rp 700.000
sedangkan Nina membayar iuran pensiun sebesar Rp 350.000

DIminta :
1. Hitunglah besarnya PPh pasal 21 Nina per bulan
2. Hitunglah besarnya TAKE HOME PAY yang diterima Nina tiap bulan.
(ini akan saya bahas di kuliah kedua, boleh nggak dijawab dulu)
3. Pada bulan Maret 2019 menerima Bonus sebanyak 2 kali gaji pokok nya.
Hitunglah PPh 21 atas Bonus yang diterima Nina
4. Pada bulan Mei menerima THR sebanyak 1 kali gaji pokok, Hitunglah PPh 21
atas THR yang diterima Nina.
JAWAB:

Nomor 1

Gaji Pokok sebulan Rp 35.000.000,


Tunjangan Jabatan Rp. 5.000.000,
Tunjangan Transpor Rp. 2.500.000,
Premi JKK 0,5% Rp. 175.000
Premi JK 0,30% Rp, 105.000+
Rp. 42.780.000
(-)
Biaya jabatan 5%xgapok Rp. (500.000) Maks
Iuran Pensiun Rp. (350.000)
Iuran JHT Rp. (700.000)
Penghasilan Neto per bulan Rp. 41.230.000

Penghasilan neto per tahun x 12 = Rp. 494.760.000


PTKP (TK/0) = Rp. (54.000.000)
Penghasilan Kena Pajak/tahun =Rp. 440.760.000

PPh 21 per tahun =


5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 200.000.000 =30.000.000
25% x 190.760.000 =47.690.000
PPh21 per tahun = 80.190.000

PPh 21 per bulan penghasilan teratur = 80.190.000 : 12 = Rp. 6.682.500 per bulan

Nomor 3

Menghitung PPh 21 atas penghasilan tidak teratur berupa Bonus.


Karena Biaya jabatan Nina sdh maksimum maka bisa dijawab pakai cara pendek

PKP per tahun atas penghasilan teratur Rp. 440.760.000 (masih di lapisan tariff 25%.
Lapisan tariff ini maksimal penuh di 500 juta
PKP/tahun = 440.760.000
Bonus 2 kali gaji = 70.000.000+
PKP per tahun setelah bonus = 510.760.000

Dengan masuknya bonus PKP Nina menjadi lebih dari 500 juta berarti pindah ke
lapisan tariff 30%
Jadi sebagian dari bonus yang diterima nina akan kena tariff 25% yaitu sejumlah Rp.
59.240.000 (500 juta – 440.760.000) dan sisanya 10.760.000 bonus 70.000.000 –
59.240.000) akan kena tariff 30%.
Jadi PPh 21 Bonus Nina :
25% x 59.240.000 = 14.810.000
30% x 10.760.000 = 3.228.000
=18.038.000
Jadi PPh 21 atas Penghasilan Tidak Teratur (Bonus) = Rp. 18.038.000

Nomor 4

Bulan Mei Nina menerima THR 1 bulan gaji = 35 juta

Dengan menggunakan cara cepat maka PPh 21 nya akan kita hitung dengan cara :
Penghasilan Kena Pajak (PKP) s/d posisi terakhir PKP setelah menerima Penghasilan
Tidak Teratur yang pertama (bonus) tahun ini yaitu 510.760.000

Karena PKP posisi terakhir sudah di lapisan tarif tertinggi yaitu 30% maka dengan
diterimanya THR ini pasti akan dikenakan tariff 30%

Jadi PPh 21 atas Penghasilan Tidak Teratur (THR) adalah :


= 30% x 35 juta = 10.500.000

Nomer 2

Ditanya adalah Take Home Pay atas penghasilan teratur = Uang yang sebenarnya
diterima oleh pegawai tetap (yang masuk ke rekening) atas penghasilan teratur

Gaji Pokok sebulan Rp 35.000.000,


Tunjangan Jabatan Rp. 5.000.000,
Tunjangan Transpor Rp. 2.500.000,
Iuran Pensiun Rp. (350.000)
Iuran JHT Rp. (700.000)
PPh pasal 21 per bulan Rp. (6.682.500)

Take home pay Rp. 33.767.500

Catatan :
PPh pasal 21 beberapa cara pelunasannya
a. Ditanggung karyawan, berarti pada saat menerima gaji maka penghasilan akan
dikurangi dengan PPh pasal 21 (seperti jawaban diatas)
b. Ditanggung perusahaan, berarti pada saat menerima gaji karyawan tidak akan dikurangi
dengan PPh pasal 21. Bagi perusahaan karena sudah menanggung PPh 21 karyawan
maka PPh 21 karyawan tersebut akan jadi biaya.
Take home si Nina :
Gaji Pokok sebulan Rp 35.000.000,
Tunjangan Jabatan Rp. 5.000.000,
Tunjangan Transpor Rp. 2.500.000,
Iuran Pensiun Rp. (350.000)
Iuran JHT Rp. (700.000)
Take Home Pay Rp. 41.450.000

c. PPh 21 karyawan di berikan dalam bentuik Tunjangan.


Karyawan dalam struktur gajinya ada tambahan penghasilan yang disebut Tunjangan
Pajak. Nah jadi penghasilan bruto karyawan bertambah. Nanti setelah dihitung PPh 21
nya, PPh 21 tersebut akan mengurangi total penghasilan nya pada saat menghitung
take home pay

Tunjangan pajak ini ada 2 jenis:


- Tunjangan biasa. Ditetapkan setiap karyawan misalnya diberikan tunjangan pajak Rp.
1.000.000 (mis : utk karyawan gol 1). Nanti gaji karyawan tersebut nambah 1 juta . Lalu
dihitung PPh 21 per bulan seperti biasa. Misalnya setelah dihitung PPh 21 = 1.700.000 ,
Maka karyawan tersebut pada saat menghitung take home pay akan dikurangi PPh 21
1.700.000
JAdi dikasih tunjangan 1 juta , dimana PPh 21 nya 1,7 juta (jadi sama aja artinya
karyawan Cuma membayar 700.000 dari pajaknya yang 1,7 tersebut karena sdh dikasih
tunjangan 1 juta)

- Tunjangan Gross Up.


Karyawan akan diberikan Tunjangan Pajak sebagai penambah penghasilan bruto, tapi
besarnya dihitung pake rumus tertentu,
Nanti seperti biasa akan dihitung PPh 21 per bulan. Nanti hasil perhitungan PPh 21 nya
PASTI SAMA DENGAN BESARNYA TUNJANGAN YANG DITERIMA KARYAWAN
TADI (YANG DIHITUNG PAKAI RUMUS TADI).

Nanti pada saat mengitung take home pay penghasilan nya akan dikurangi dengan PPh
21. Artinya karyawan tersebut sama saja artinya dia tidak menanggung pajak PPh pasal
21 (karena sudah dikasih uang tunjangan yang besarnya sama persis dengan PPh 21
yang akan dikurangkan dari penghasilan nya lagi)

Anda mungkin juga menyukai