Berikut ini data penghasilan tahun 2019 salah pegawai tetap di PT. Siaga:
Nina, status K/3 (sudah punya NPWP), status menikah mempunyai 2 anak kandung,
menanggung hidup penuh ibu kandungnya dan mempunyai 2 asisten rumah tangga.
Suami Nina bekerja di PT.
Disamping itu PT Siaga juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya dan
membayar Iuran Pensiun untuk Nina ke dana pensiun, yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan yaitu PT. ABC Life, setiap bulan sebesar Rp 700.000
sedangkan Nina membayar iuran pensiun sebesar Rp 350.000
DIminta :
1. Hitunglah besarnya PPh pasal 21 Nina per bulan
2. Hitunglah besarnya TAKE HOME PAY yang diterima Nina tiap bulan.
(ini akan saya bahas di kuliah kedua, boleh nggak dijawab dulu)
3. Pada bulan Maret 2019 menerima Bonus sebanyak 2 kali gaji pokok nya.
Hitunglah PPh 21 atas Bonus yang diterima Nina
4. Pada bulan Mei menerima THR sebanyak 1 kali gaji pokok, Hitunglah PPh 21
atas THR yang diterima Nina.
JAWAB:
Nomor 1
PPh 21 per bulan penghasilan teratur = 80.190.000 : 12 = Rp. 6.682.500 per bulan
Nomor 3
PKP per tahun atas penghasilan teratur Rp. 440.760.000 (masih di lapisan tariff 25%.
Lapisan tariff ini maksimal penuh di 500 juta
PKP/tahun = 440.760.000
Bonus 2 kali gaji = 70.000.000+
PKP per tahun setelah bonus = 510.760.000
Dengan masuknya bonus PKP Nina menjadi lebih dari 500 juta berarti pindah ke
lapisan tariff 30%
Jadi sebagian dari bonus yang diterima nina akan kena tariff 25% yaitu sejumlah Rp.
59.240.000 (500 juta – 440.760.000) dan sisanya 10.760.000 bonus 70.000.000 –
59.240.000) akan kena tariff 30%.
Jadi PPh 21 Bonus Nina :
25% x 59.240.000 = 14.810.000
30% x 10.760.000 = 3.228.000
=18.038.000
Jadi PPh 21 atas Penghasilan Tidak Teratur (Bonus) = Rp. 18.038.000
Nomor 4
Dengan menggunakan cara cepat maka PPh 21 nya akan kita hitung dengan cara :
Penghasilan Kena Pajak (PKP) s/d posisi terakhir PKP setelah menerima Penghasilan
Tidak Teratur yang pertama (bonus) tahun ini yaitu 510.760.000
Karena PKP posisi terakhir sudah di lapisan tarif tertinggi yaitu 30% maka dengan
diterimanya THR ini pasti akan dikenakan tariff 30%
Nomer 2
Ditanya adalah Take Home Pay atas penghasilan teratur = Uang yang sebenarnya
diterima oleh pegawai tetap (yang masuk ke rekening) atas penghasilan teratur
Catatan :
PPh pasal 21 beberapa cara pelunasannya
a. Ditanggung karyawan, berarti pada saat menerima gaji maka penghasilan akan
dikurangi dengan PPh pasal 21 (seperti jawaban diatas)
b. Ditanggung perusahaan, berarti pada saat menerima gaji karyawan tidak akan dikurangi
dengan PPh pasal 21. Bagi perusahaan karena sudah menanggung PPh 21 karyawan
maka PPh 21 karyawan tersebut akan jadi biaya.
Take home si Nina :
Gaji Pokok sebulan Rp 35.000.000,
Tunjangan Jabatan Rp. 5.000.000,
Tunjangan Transpor Rp. 2.500.000,
Iuran Pensiun Rp. (350.000)
Iuran JHT Rp. (700.000)
Take Home Pay Rp. 41.450.000
Nanti pada saat mengitung take home pay penghasilan nya akan dikurangi dengan PPh
21. Artinya karyawan tersebut sama saja artinya dia tidak menanggung pajak PPh pasal
21 (karena sudah dikasih uang tunjangan yang besarnya sama persis dengan PPh 21
yang akan dikurangkan dari penghasilan nya lagi)