Sesudah Indonesia
merdeka Masa Transisi
Masa Reformasi
Pendapat Para Ahli
Y = Pendapatan Nasional
Q1= Jenis barang ke 1 Qn = Jenis barang ke n
P1 = Harga barang ke 1 Hn = Harga barang ke n
Q 2= Jumlah barang ke 2
P2 = Harga barang ke 2
Pengertian Pendapatan Nasional
B. Menurut Pendekatan Pengeluaran
Adalah merupakan penjumlahan dari seluruh
pengeluaran yg dilakukan oleh seluruh
Rumah Tangga Ekonomi dalam suatu Negara
selama satu tahun.
Y=C+I+G+(X–M)
Y = Pendapatan Nasional
C = Pengeluaran Konsumsi RT Konsumen
I = Pengeluaran RT Produsen
G = Pengeluaran dari RT Pemerintah
X = Expor M = Impor
Pengertian Pendapatan Nasional
C. Menurut Pendekatan Penerimaan/ Pendapatan
Adalah hasil penjualan dari seluruh penerimaan yang
diterima oleh para pemilik faktor produksi dalam
suatu negara selama satu tahun.
Y=r+w+i+p
Y = Pendapatan nasional
r = Rent ( sewa )
i = Interest ( bunga modal )
p = Profit ( laba pengusaha )
w = Wage ( upah / gaji )
SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
MASA KOLONIAL
PERIODE KEMERDEKAAN
MASA PEMBANGUNAN EKONOMI
MASA KOLONIAL :
Lahirnya dualisme dalam kegiatan ekonomi yaitu
antara sektor ekspor dan sektor tradisional.
Sistem ekonomi kolonial diarahkan untuk memenuhi
kepentingan negeri belanda :
Lanjutan…
Sistem ekonomi kolonial diarahkan untuk
memenuhi kepentingan negeri belanda :
1. Sbg daerah penghasil untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi dan industri negeri
belanda.
2. Daerah pemasaran bagi hasil industri dari
negeri Belanda.
3. Daerah Pengehasil Devisa bagi kepentingan
negeri Belanda.
PERIODE KEMERDEKAAN :
Masalah yg dihadapi :
1. Terjadinya penyimpangan thd komitmen
awal.
2. Penciptaan uang oleh pemerintah mjd
penyebab naiknya jumlah uang yg beredar.
3. Cadangan devisa sangat rendah
Rencana dan Kebijaksanaan Ekonomi
Rencana :
Pembangunan Nasional Semesta Berencana.
Kelemahan :
Rencana tdk mengikuti kaidah yg lazim; defisit
anggaran yg berakibat hiper inflasi; kondisi
ekonomi dan politik yg tdk kondusif.
Kebijaksanaan Ekonomi
1. BI dilarang menerbitkan laporan Keuangan.
2. 28 Maret 1963 Presiden Soekarno memberlakukan
Deklarasi Ekonomi
3. Perhatian terhadap aspek Perbankan.
III. MASA EKONOMI PANCASILA / ORDE BARU
1. Masa stabilisasi dan Rehabilitasi ( 1966 –
1968 )
2. Masa Pembangunan Ekonomi 1969 –
sekarang )
MASA EKONOMI PANCASILA / ORDE BARU
1. Masa stabilisasi dan Rehabilitasi ( 1966 – 1968 )
Masalah yg dihadapi :
a. Penyelewengan pelaksanaan UUD 1945
khususnya ps 33
b. Meningkatnya inflasi
c. Turunnya produksi nasional di semua sektor
d. Adanya dualisme pengawas dan pembinaan
perbankan ( Deputy Menteri Bank Sentral dan
Deputy Menteri Urusan Penertiban Bank dan
Modal Swasta di bawah Menkeu.
MASA PEMBANGUNAN EKONOMI
A. Masa Oil Boom
Dampak positif : selama Pelita I,II, III, nilai
keseluruhan ekspor naik.
Dampak negatif :
1. Bangsa Indonesia menjadi manja, boros dan
mewah.
2. Gaya hidup menyebabkan :
Laju inflasi DN lebih tinggi dari Inflasi Dunia.
Defisit APBN
Jumlah uang yg beredar lebih besar.
MASA PASCA OIL BOOM ( 1983 – 1987 )
1. Merosotnya harga minyak menyebabkan
goncangan ekonomi.
2. Rencana dan kebijaksanaan pemerintah :
a. Devaluasi Rupiah thd Dolar
b. Menekan pengeluaran pemerintah
c. Diberlakukannya kebijakan moneter perbankan 1 Juni
1983 ) berupa : Kebebasan menentukan suku bunga
deposito dan pinjaman dan Pemerintah menerbitkan
SBI serta memberi fasilitas Diskonto kepada Bank
Umum.
d. Diberlakukannya kebijakan perpajakan.
KEGIATAN EKONOMI MEMANAS
Kebijakan deregulasi menjadi pendorong bagi
ekspansi ekonomi yg ditandai oleh laju
pertumbuhan scr pesat selama 3 th, dianggap
terlalu panas dari sudut kestabilan keuangan
moneter.
Indikator Ekspansi Ekonomi : Laju pertumbuhan
Ekonomi dan Investasi Dunia Swasta meningkat.
Indikator Ekspansi Moneter : Jumlah uang yg
beredar, Kredit Perbankan, Laju Inflasi dan Defisit
tahun berjalan meningkat.
Rencana dan kebijakan pemerintah.
Kegiatan Ekonomi Indonesia Menjadi
Overloaded th 1996 yg disebabkan oleh
:Kegiatan Ekonomi Memanas ( overheated )
1. Meningkatnya permintaan Domestik.
2. Maraknya kegiatan investasi maupun
konsumsi.
3. Melebarnya selisih antara suku bunga DN
dan LN, mendorong masuknya modal dari
luar negeri.
4. Meningkatnya impor menyebabkan defisit
transaksi berjalan meningkat.
• KRISIS MONETER MENJADI KRISIS EKONOMI
BAB IV
SISTEM EKONOMI INDONESIA
SISTEM EKONOMI INDONESIA
Pengertian Sistem Ekonomi
Adalah keseluruhan proses dan kegiatan
masyarakat dalam usaha memenuhi kebutuhan
hidup atau mencapai kemakmuran.
Unsur – unsur Sistem Ekonomi
a. Elemen – elemen sistem ekonomi
b. Fungsi elemen sistem ekonomi
c. Hubungan antar elemen sistem ekonomi
d. Pranata ( Institusi ) ekonomi
e. Tujuan sistem ekonomi
Unsur – unsur Sistem Ekonomi
a. Elemen – elemen sistem ekonomi :
1. Unit-unit ekonomi : RT; Perusahaan; Serikat Buruh;
Instansi Pemerintah; dll.
2. Pelaku Ekonomi : Konsumen; Produsen; Buruh; Buruh;
Investor; dan Pejabat-pejabat yg terkait.
3. Lingkungan Sumber Daya Alam ( Sda ) dan (Sdm); Sumber
Daya Kapital ( Sdk); Sumber Daya Teknologi (Sdt).
b. Fungsi elemen sistem ekonomi
1. Masing-masing elemen tsb, harus menjalankan fungsinya
(Fungsi Produksi; Konsumsi; Distribusi; Investasi;
Regulasi), selama berlangsungnya kegiatan ekonomi .
2. Bagaimana hasil dari kegiatan ekonomi sangat tergantung
bagaimana elemen-elemen sistem ekonomi tsb
menjalankan fungsinya.
telah dibahas pada bab sebelumnya
BAB V
PERAN DAN PELAKU EKONOMI
c. Kebijakan Kredit
untuk mengatasi Inflasi, maka diambil kebijakan,
yaitu kredit/pinjaman kpd masyarakat diperketat.
Neraca Pembayaran Luar Negeri
Neraca Perdagangan & Pembayaran Luar Negeri
menunjukkan perkembangan yang perlu
diamati dan diawasi scr seksama, khususnya
yang berkaitan dengan transaksi2 : Neraca
Pembayaran, Neraca Modal dan Cadangan
Devisa, Pinjaman Luar Negeri.
Masalah Kesempatan Kerja
Keadaan sekarang beban tanggungan bagi tiap tenaga
kerja produktif cukup berat, yaitu 1 : 4, artinya 4
orang penduduk kebutuhan hidupnya ditanggung
oleh 1 orang tenaga kerja produktif.
Hal ini mencerminkan masih besarnya tingkat
pengangguran secara terselubung, khususnya
golongan angkatan kerja yang berusia ( 15 – 25 th ).
Perkembangan Harga
Kebijakan inflasi perlu terus dicapai rata2 5%.
Pengendalian inflasi sangat penting untuk :
Menjaga Stabilitas ekonomi internal dan eksternal (
tekanan Neraca Pembayaran Luar Negeri ).
Memperkuat daya saing produk ekspor di luar negeri.
Mendorong hasrat masyarakat untuk menabung.
TRANSFORMASI STRUKTUR PEREKONOMIAN
INDONESIA
Perkembangan ekonomi Indonesia ditinjau dari
beberapa hal :
1. Proses Akumulasi Sumber Daya Produksi
2. Proses Alokasi Sumber Daya Produksi.
3. Proses Distribusi Pendapatan.
4. Proses Perubahan
Institusional/Kelembagaan
1. Proses Akumulasi Sumber Daya Produksi
Sumber daya produksi adalah aset2 produktif (
tanah,tenaga kerja, modal perlu ditingkatkan.
Akumulasi menyangkut proses pembinaan
Sumber daya produksi untuk meningkatkan
kemampuan berproduksi scr kontinu.
Indikator adanya Akumulasi Sumber Daya
Produksi adalah : produk domestik bruto
(PDB,GDP) scr riil meningkat, keberhasilan
penyediaan pangan, peningkatan pertumbuhan
ekonomi, investasi rata2 per tahun meningkat.
Kelemahan / kekurangan yg menyertai proses
akumulasi.
Lanjutan…
Kelemahan / kekurangan yg menyertai proses
akumulasi.
Pelaksanaan Investasi modal kurang efektif dan efisien.
Terjadi Saving- Investment Gap
besarnya investasi tdk diimbangi oleh tabungan
nasional yg memadai, tingkat investasi melampaui
tingkat tabungan.
Adanya perbedaan laju pertumbuhan sektor pertanian
dan laju pertumbuhan sektor industri.
Proses Alokasi Sumber Daya Produksi
Ketidakserasian antara perubahan struktur produksi
dan struktur lapangan kerja ada kaitannya dengan
sifat khas yg melekat pada perekonomian
indonesia,(neg.berkembang) yaitu :
Permintaan tenaga meningkat lebih cepat di
kawasan perkotaan.
Mobilitas TK antar sektor kurang lancar.
Investasi dan penerapan Tehnologi lebih
diutamakan.
Laju pertambahan penduduk melampaui tingkat
permintaan TK,dll
Proses Distribusi Pendapatan
Masalah yg dihadapi perekonomian al :
1. Ketimpangan dalam distribusi Pendapatan
antar daerah perkotaan dan pedesaan.
2. Kemiskinan.
baik kemiskinan absolut maupun
ketimpangan relatif.
Proses perubahan Institusi / Kelembagaan :
Salah satu sasaran pokok kebijakan
pembangunan adalah mewujudkan perubahan
struktural di bidang ekonomi – sosiologis,
maksudnya transformasi dari ketimpangan
menjadi keseimbangan di antara kekuatan-
kekuatan golongan Saudagar Besar, gol. Pedagang
Perantara dan gol. Produsen kecil.
kepentingan produsen kecil dan menengah itu
ada di bidang pertanian,perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan maupun bidang
perindustrian, pengangkutan dan perdagangan.
Dalam hubungannya dengan ketimpangan pada
perimbangan kekuatan pelaku ekonomi harus
dilihat peran gerakan koperasi sebagai alat
perjuangan ekonomi bagi kaum produsen kecil.
pengembangan koperasi harus dilakukan melalui
dua jalur yaitu : pendidikan dan latihan
ketrampilan dan keahlian ttg pengelolaan dan
penyelenggaraan koperasi serta penyediaan
sarana produksi berupa dana dan peralatan.
BAB VII
ANGARAN PENDAPATAN BELANJA
NEGARA ( APBN )
ANGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA
( APBN )
1. Fungsi APBN :
1. Sbg alat memobilisasi Dana Investasi.
2. Sebagai alat stabilisasi ekonomi.
2. Defisit APBN : pengeluaran neg. –
penerimaan.
3. Prinsip – prinsip APBN
a. Prinsip anggaran Defisit
b. Prinsip anggaran dinamis
c. Prinsip anggaran fungsional.
Asumsi – asumsi Dasar APBN :
1. Estimasi Pertumbuhan Ekonomi.
2. Estimasi Laju Inflasi.
3. Estimasi Nilai Tukar Rupiah.
4. Estimasi Harga Minyak Dunia.
5. Estimasi Tingkat Suku Bunga.
1. Fungsi APBN :
1. Sbg alat memobilisasi Dana Investasi.sumber Dana Investasi berasal dari
tabungan (saving). Sumber dana investasi swasta ( perusahaan ) berasal
dari tabungan masyarakat yg terhimpun di Bank. Sedangkan penerimaan
dalam negeri terdiri dari penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak
(PNBP).
2. Sebagai Alat Stabilisasi Ekonomi.
pemerintahan Orde Baru telah menentukan beberapa kebijakan di
bidang APBN untuk mempertahankan stabilitas proses pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi, berupa : anggaran belanja dipertahankan
agar seimbang, tabungan Pemerintah diupayakan terus meningkat, basis
perpajakan diperluas, prioritas diberikan kpd pengeluaran produktif
pembangunan sedang pengeluaran rutin dibatasi, kebijakan anggaran
diarahkan untuk mendorong pemanfaatan scr maximal sumber – sumber
dalam negeri.
Subsidi Pajak
Rumah Perusahaan
Tangga
PDN = Pendapatan LN
PR = Pengeluaran rutin
TP = Tabungan Pemerintah
DAP = Defisit Anggaran
AP = Anggaran Pembangunan
BLN = Bantuan LN
2. Prinsip Anggaran Dinamis
Anggaran dikatakan dinamis absolut apabila
TP dari tahun ke tahun terus meningkat.
Anggaran bersifat dinamis relatif apabila
prosentase kenaikan TP ( ∆TP ) terus
meningkat atau prosentase ketergantungan
pembiayaan pembangunan dari pinjaman LN
terus menurun.
Anggaran Dinamis relatif dapat dihitung dengan cara :
1. Prosentase perubahan TP (∆TP)
TP X _ TP (X-1)
∆TP = −−−−−−−−−− . 100%
TP (X - 1 )
Ket :
TP Z = tabungan pemerintah th x
TP (X - 1 ) = tabungan pemerintah th sebelumnya
BI = tingkat ketergantungan pembiayaan dari
bantuan LN
3. Prinsip Anggaran Fungsional
Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/ pinjaman
LN hanya berfungsi untuk membiayai anggaran
belanja pembangunan dan bukan untuk membiayai
anggaran belanja rutin.
Prinsip ini sesuai dengan azaz “bantuan LN hanya sbg
pelengkap” dlm pembiayaan pembangunan.
Hal ini berarti bahwa makin kecil bantuan/pinjaman LN
terhadap pembiayaan anggaran
pembangunan,maka makin besar fungsionalitas
anggaran.
Lanjutan…
Tolok ukur kuantitatif untuk menentukan makna
kata “ sebagai pelengkap” mis :
1. Bila nilai R i = > 50 % = bantun/pinjaman LN
sbg sumber daya utama.
2. Bila nilai R i = 20% -50% = bantun/pinjaman
LN sbg sumber dana penting.
3. Bila nilai R i = < 20% = bantun/pinjaman LN
sbg sumber dana pelengkap.
Pada th 1974/1975 nilai Ri sebesar 21,39%
(terkecil) dan th 1988/1989 nilainya sebesar
81,5 % (terbesar). Selama Pelita I – Pelita V,
rata2 nilai Ri sebesar 46,3 %. Jadi selama 25
membangun, bantuan/pinjaman Ln masih
mrp Sumber Dana yg penting bagi
pembiayaan pembangunan di Indonesia.
D. INSTRUMEN DAN ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL