Anda di halaman 1dari 187

PEREKONOMIAN INDONESIA

1. Pendekatan Kualitatif ( Kronologis / Historis )


Pendekatan Kualitatif adalah menggambarkan
perkembangan Ekonomi Indonesia dari waktu ke
waktu( dari perspektif sejarah)
Metode yang digunakan adalah dokumenter, karena
pendekatan sejarah banyak menggunakan data yang
didasarkan pada dokumen.
PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN
INDONESIA
Perkembangan Perekonomian Indonesia dapat
dianalisis dg menggunakan pendekatan:
1. Pendekatan Kualitatif ( Kronologis / Historis )
2. Pendekatan Kuantitatif ( Teoritis / Teknis )
Pendekatan Kualitatif
Sebelum
Sebelum Indonesia penjajahan
merdeka Sesudah
penjajahan

Masa Orde lama


Perkonomian
Indonesia Masa Transisi

Masa Orde Baru

Sesudah Indonesia
merdeka Masa Transisi

Masa Reformasi
Pendapat Para Ahli

Menurut Mubyarto dalam bukunya Membangun


Sistem Ekonomi (2000)
Trilogi Pembangunan:
1. Tahap Pembangunan Bangsa ( Nation
Building ) periode 1945 – 1969
2. Tahap Pembanguna Ekonomi ( Economic
Development ) periode 1969 – 1994.
3. Tahap Pembangunan Manusia (Human
Development ) periode 1994 – 2019.
Pendapat Para Ahli
Menurut Hal Hill (2000) dalam Setiawan ( 2011)
Perekonomian pemerintahan Orde Baru:
1. Masa Rehabilitasi & pemulihan (1966 – 1971)
2. Masa pertumbuhan yang cepat (1971–1991)
3. Masa penyesuaian terhadap anjlognya harga
minyak dunia ( 1982 – 1986 ).
4. Masa liberalisasi & pemulihan (1987 – 1997)
Krisis Ekonomi dan Reformasi
Krisis moneter 1997 mengakibatkan terjadinya
Krisis Ekonomi hingga mengakibatkan krisis multi
dimensi, yang berdampak pada merosotnya tingkat
kredibilitas pemerintahan pada waktu itu yang
ditandai dengan menurunnya Rupiah dan Indeks
Harga Saham(IHSG) secara drastis.
Krisis multi dimensi ini mencapai puncak pada 21
Mei 1998 yang ditandai dengan berakhirnya
pemerintahan rezim Orde Baru. Dari sini dimulainya
era reformasi, Setiawan (2011)
Era Reformasi
Menurut Faisal Basri (2002) reformasi dapat diartikan sbb:
– Reformasi adalah Pembaruan
– Reformasi adalah perubahan ke arah yang lebih baik.
Setelah krisis ekonomi ada 3 perubahan yang
fundamental,yaitu:
Pergeseran struktur ekonomi yang ditandai dengan
peningkatan sektor pertanian dan pertambangan dan
penurunan sektor jasa.
Perubahan struktur pelaku ekonomi yang ditandai
surutnya konglomerasi, dan meningkatnya peranan
UMKM.
Terjadinya surplus transaksi berjalan ( current account)
setelah selama hampir 20 tahun mengalami defisit.
Era Reformasi
Menurut A.E. Yustika (2005), proses reformasi dapat
dilakukan melalui 2 cara:
1. Big-bang approach (pendekatan yang radikal)
Menurut cara ini, jika proses reformasi ingin
berhasil, maka harus dilakukan secara simultan dan
cepat.
2. Gradualist approach ( pendekatan secara bertahap)
proses reformasi akan berhasil jika dilakukan secara
berurutan dan bertahap.
Dalam rangka mempercepat proses reformasi
tsb, harus melalui:
Tahap Stabilisasi:
tugas utamanya adalah Penyediaan kebutuhan
pokok dan pengendalian inflasi.
Tahap rehabilitasi:
tugas utamanya adalah pembenahan sistem
insentif dan mempercepat penguatan keunggulan
komparatif yg dinamis.
Tujuan Reformasi
1. Pergeseran kegiatan dan aset ekonomi ke daerah.
2. Privatisasi dilakukan secara selektif
3. Pengurangan ketimpangan pendapatan
4. Independensi Bank Sentral
5. Pengurangan atau penghapusan utang luar negeri
6. Peralihan dari sentralisasi ke desentralisasi ( otonomi
daerah)
7. Penanganan sektor pertanian secara lebih serius
8. Promosi industri kecil dan menengah
9. Penciptaan lapangan kerja baru yang lebih cepat
10. Pengurangan jumlah orang miskin
2. Pendekatan Kuantitatif ( Teoritis / Teknis )

 Pendekatan Kuantitatif adalah menjelaskan


keadaan ekonomi Indonesia dari aspek tertentu
pada waktu tertentu secara teknis/ teoritis.
 Metode yang digunakan adalah deskriptif / survei
( metode ilmiah).
Langkah-langkah metode ilmiah adalah sbb:
1. Penyelidikan atas gejala atau fakta
2. Identifikasi/perumuan masalah
3. Menyususn hipotesis
4. Pengumpulan data kuantitatif
5. Analisis data, misal : data statistik/
ekonometrik
6. Evaluasi/ hasil analisis data/ pembahasan
7. Kesimpulan ( solusi/pengambilan keputuan)
Contohnya: laporan berkala dari BPS,BI,LIPI<
KADIN, Bank Dunia IMF, ADB, dll
KARAKTERISTIK PEREKONOMIAN INDONESIA :
1. Faktor Geografi → Sebagai negara kepulauan
memiliki potensi ekonomi yang berbeda – beda krn
perbedaan SDA,SDM,kesuburan tanah,curah hujan.
2. Faktor Demografi→ sebagian besar wil.terdiri dari
lautan, selain menghadapi kesulitan komunikasi dan
transportasi, juga masalah pengangguran dan
kemiskinan.
3. Faktor Sosial, Budaya Dan Politik
4. Menghadapi dualisme perekonomian
5. Indonesia mengalami masalah kekurangan dan
ketergantungan dana terhadap kepada negara lain.
Kebijakan Yang Keliru
Menurut Yusuf Kalla, ada 3 kebijakan
pemerintah yang keliru, yakni:
1. Kebijakan di bidang moneter yang tidak tepat
Tingkat bunga yang tinggi yaitu antara 10–12 % yg
mengakibatkan biaya modal tinggi.
2. Kebijakan energi yang tidak tepat
Tidak ada kebijakan energi yang dirancang untuk
kebutuhan energi nasional dalam jangka panjang.
3. Kebijakan infrastruktur yang tidak baik
Masalah infrastruktur terutama jalan dan jembatan
juga tidak dikelola dan dirawat dengan baik.
3 POTENSI KERAWANAN YG MENJADI
KARAKTERISTIK PEREKONOMIAN INDONESIA

1. Potensi rawan kesenjangan, terutama antar


pulau.
2. Rawan kemiskinan.
3. Rawan perpecahan,terutama antar suku
maupun golongan.
PILIHAN STRATEGI PEMBANGUNAN
EKONOMI
1. Strategi Pertumbuhan Ekonomi ( Economic
Growth ).
2. Strategi Perkembangan Ekonomi ( Economic
Development )
3. Strategi Pembangunan Berwawasan
Nusantara
PERAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

1. PERAN PEMERINTAH DALAM KEGIATAN


EKONOMI.
Peran pemerintah : yg bersifat kuat ( negara
sosialis ), yg bersifat lemah ( negara kapitalis ),
sedangkan Indonesia menganut sistem
ekonomi campuran, dimana dalam sistem ini
mengutamakan berlangsungnya mekanisme
pasar sepanjang tidak merugikan kepentingan
rakyat banyak.
Campur tangan pemerintah dibenarkan scr
konstitusional :
 Pasal 33 UUD 1945; ps 34 dan ps 27 ayat 2
mengandung amanat kpd pemerintah untuk
menyelengarakan kesejahteraan sosial seluruh rakyat
melalui :
a) Penguasaan cabang-cabang produksi yg penting bagi
negara dan menguasai hajat hidup orang banyak.
b) Penguasaan bumi, air dan kekayaan alam yg
terkandung di dalamnya.
c) Pemeliharaan fakir miskin dan anak-anak terlantar.
d) Penyediaan lapangan kerja.
2. KEBIJAKAN PEMERINTAH
• Tujuan akhir kebijakan ekonomi adalah untuk
meningkatkan taraf hidup /tingkat kesejahteraan
masyarakat.
• Diukur scr ekonomi, kesejahteraan masyarakat
tercapai bila tingkat pendapatan riil rata-rata
perkapita tinggi dg distribusi pendapatan yg
relatif merata.
• Tujuan ini tdk bisa tercapai hanya dg kebijakan
ekonomi saja, tetapi juga diperlukan kebijakan
non ekonomi, seperti kebijakan sosial yg
menyangkut masalah pendidikan dan kesehatan.
• Kebijakan ekonomi mempunyai intermediate
target sebelum mencapai tujuan akhir.
Sasaran perantara tsb mencakup 5 hal :
1. Pertumbuhan ekonomi (mis, PDB atau
pendapatan nasional ).
2. Distribusi pendapatan yg merata.
3. Kesempatan kerja sepenuhnya.
4. Stabilitas harga dan nilai tukar.
5. Keseimbangan neraca pembayaran.
Tiga macam Kebijakan Ekonomi :
1. Kebijakan Ekonomi Mikro
2. Kebijakan Ekonomi Meso.
3. Kebijakan ekonomi makro.
1. Kebijakan Ekonomi Mikro
• Kebijakan pemerintah yg ditujukan pd semua
perusahaan tanpa melihat jenis kegiatan yg
dilakukan oleh atau sektor mana dan di wilayah
mana perusahaan ybs beroperasi.
• Contoh :
a. Peraturan Pemerintah yg mempengaruhi pola
hubungan kerja ( manajer dg para pekerja ), kondisi
kerja dalam perusahaan.
b. Kebijakan kemitraan antara perusahaan besar dan
perusahaan kecil di semua sektor ekonomi.
c. Kebijakan kredit bagi perusahaan kecil di semua
sektor, dll.
2. Kebijakan Ekonomi Meso.
 Kebijakan ekonomi sektoral atau kebijakan ekonomi
regional.
 Kebijakan Sektoral adalah kebijakan ekonomi yg
khusus ditujukan pada sektor-sektor tertentu. Setiap
departemen mengeluarkan kebijakan sendiri untuk
sektornya, seperti keuangan, distribusi, produksi, tata
niaga, ketenaga kerjaan, dll
 Kebijakan Meso dalam arti Regional adalah kebijakan
ekonomi yg ditujukan pada wilayah ttt.
misalnya, kebijakan pembangunan di kawasan timur
Indonesia, yg mencakup kebijakan industri regional,
kebijakan investasi regional, dsb. Kebijakan ini bisa
dikeluarkan pemerintah pusat maupun Pemda.
3. Kebijakan ekonomi makro.
Kebijakan ini menyangkut semua aspek ekonomi
pada tingkat nasional, misalnya kebijakan uang
ketat ( kebijakan moneter ).
Kebijakan Makro ini bisa mempengaruhi kebijakan
meso (sektoral atau regional ), kebijakan makro
menjadi lebih atau kurang efektif.
Instrumen yg digunakan untuk kebijakan ekonomi
makro adalah tarif pajak, jumlah pengeluaran
pemerintah melalui APBN, ketetapan
pemerintah dan intervensi langsung di pasar
valuta untuk mempengaruhi nilai tukar mata
uang rupiah terhadap valas.
Kebijakan ekonomi juga bisa dibedakan antara kebijakan
ekonomi DN dan ekonomi LN.
a. Kebijakan Ekonomi dalam Negeri
1. Kebijakan sektor ekonomi, seperti pertanian.
2. Kebijakan keuangan negara, seperti perpajakan, bea
cukai, anggaran pemerintah.
3. Kebijakan moneter perbankan, seperti jumlah uang
beredar, suku bunga, inflasi, perkreditan, pembinaan dan
pengawasan bank.
4. Kebijakan ketenagakerjaan, seperti penetapan upah
minimum, hubungan kerja, jaminan sosial
5. Kebijakan kelembagaan ekonomi, seperti BUMN, Kop,
perush swasta,UKM,dll
b. Kebijakan hubungan ekonomi luar negeri.
1. ...
Lanjutan...
Kebijakan hubungan ekonomi luar negeri.
1. Kebijakan neraca pembayaran, seperti
pengamana cadangan devisa negara.
2. Kebijakan perdagangan LN, seperti tata niaga (
ekspor dan impor ), perjanjian dagang antar
negara.
3. Kebijakan penanaman modal asing, seperti
perizinan investasi langsung, investasi tak
langsung, usaha-usaha patugan.
4. Kebijakan hutang LN, menyangkut hutang
pemerintah, hutang swasta, perundingan /
perjanjian dengan para kreditor, dll.
PEREKONOMIAN INDONESIA
SISTEM EKONOMI
SISTEM EKONOMI
SISTEM EKONOMI
Sistem Ekonomi Indonesia
1. Sistem Perekonomian Kapitalis
2. Sistenm Perekonomian Sosialis
3. Sistem Perekonomian Campuran
4. Sistem Perekonomian Indonesia
5. Sejarah Perekonomian Indonesia Sebelum Orde
Baru
 Sejarah Perekonomian Indonesia Setelah Orde Baru
 Tiga Pelaku Ekonomi ( Pemerintah, Swasta, Koperasi
)
SISTEM EKONOMI INDONESIA
Pengertian Sistem Ekonomi
Adalah keseluruhan proses dan kegiatan masyarakat dalam
usaha memenuhi kebutuhan hidup atau mencapai
kemakmuran.
Unsur – unsur Sistem Ekonomi
a. Elemen – elemen sistem ekonomi
b. Fungsi elemen sistem ekonomi
c. Hubungan antar elemen sistem ekonomi
d. Pranata ( Institusi ) ekonomi
e. Tujuan sistem ekonomi
Unsur – unsur Sistem Ekonomi
a. Elemen – elemen sistem ekonomi :
1. Unit-unit ekonomi : RT; Perusahaan; Serikat Buruh;
Instansi Pemerintah; dll.
2. Pelaku Ekonomi : Konsumen; Produsen; Buruh; Buruh;
Investor; dan Pejabat-pejabat yg terkait.
3. Lingkungan Sumber Daya Alam ( Sda ) dan (Sdm);
Sumber Daya Kapital ( Sdk); Sumber Daya Teknologi
(Sdt).
b. Fungsi elemen sistem ekonomi
1. Masing-masing elemen tsb, harus menjalankan
fungsinya (Fungsi Produksi; Konsumsi; Distribusi;
Investasi; Regulasi), selama berlangsungnya kegiatan
ekonomi .
2. Bagaimana hasil dari kegiatan ekonomi sangat
tergantung bagaimana elemen-elemen sistem ekonomi
tsb menjalankan fungsinya
c. Hubungan Antar Elemen Sistem Ekonomi
1. Unit-unit ekonomi, pelaku-pelaku ekonomi, SDA
dan SDM saling berhubungan sehingga
menimbulkan kegiatan ekonomi.
2. Pola-pola hubungan tergantung dari sifat
hubungan antar elemen, ada yg bersifat inter
relasi, interaksi, dan interdependensi serta
hubungan fungsional, kausal agar proses
kegiatan ekonomi dapat berlangsung secara (
efisien, tidak efisien atau produktif,kurang
produktif krn perbedaan dalam menjalankan
fungsi elemen dan pola hubungan elemen.
d. Lembaga Ekonomi Pranata ( Institusi )
Ekonomi :
1. Adanya hubungan antar elemen
2. Mekanisme atau prosedur yang
mengendalikan proses kegiatan ekonomi
yang disebut institusi ekonomi yg terdiri dari
:
 Norma hidup
 Peraturan hidup
 Paham hidup.
e.Tujuan sistem ekonomi.
Pada umumnya meliputi empat tugas pokok :
1. Menentukan Apa, Berapa, dan Bagaimana
produk-produk dan jasa-jasa yg dibutuhkan
akan dihasilkan.
2. Mengalokasikan produk Nasional Bruto
(PNB) untuk konsumsi.
3. Mendistribusikan Pendapatan Nasional (PN).
4. Memelihara dan meningkatkan hubungan
ekonomi dg luar negeri.
Menurut Gregory Grossman, sistem adalah sifat bhw berbagai bagian
dari komponen tdk hanya saling berkaitan tetapi juga saling
mempengaruhi sedemikian rupa dg suatu tingkat konsistensi tertentu
dsn keeratan yg pasti.
Komponen dalam Sistem Ekonomi ada 3, yaitu:
1. Unit prekonomian
Sekelompok perorangan (RT), Perusahaan ,serikat pekerja atau
suatu biro pemerintah yg scr bersama2 berusaha mcp satu tujuan
ekonomi bersama.
2. Agen Ekonomi
Seseorang yg melakukan suatu fungsi tertentu, misalnya:
konsumen, pekerja, produsen, investor
3. Lembaga Ekonomi
Merupakan suatu kumpulan norma, pedoman tingkah laku
atau cara berpikir yg sdh mapan. Mis : pemerintah, badan
perencanaan, lembaga keuangan, serikat buruh, dll.
PENDEKATAN MELALUI SISTEM EKONOMI

Beberapa Pendekatan dalam Ilmu Ekonomi


Istilah Sistem ekonomi yg tersusun dari lima unsur
digunakan sbg konsep pendekatan,sebagai alat
analisis dalam memahami persoalan ekonomi.
Untuk memahami persoalan 2 ekonomi dapat
dilakukan dg pendekatan Teori Ekonomi Mikro,
Teori Ekonomi Makro, Teori keuangan dll.
Pendekatan Sistem Ekonomi melihat persoalan
ekonomi secara utuh ( menyeluruh ) dilihat dari
kelima unsur.
Penggolongan Sistem Ekonomi

1. Berdasarkan yg mengatur Mekanisme :


a. Sistem Ekonomi Tradisional;
b. Sistem Ekonomi Campuran,
c. sistem Ekonomi Komando / terpimpin.
1. Berdasarkan yang mengatur kepemilikan
asset :
a. Sistem Ekonomi Kapitalis
b. Sistem Ekonomi Sosialis
c. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem Ekonomi Kapitalis
1. Ciri-ciri kapitalisme :
2. Kebaikan – kebaikan kapitalisme
3. Kelemahan – kelemahan Kapitalisme
4. Kecenderungan bisnis dlm Kapitalisme :
a. Adanya spesialis,
b. Produksi massa,
c. Perusahaan berskala besar,
d. Adanya perkembangan penelitian.
Kebaikan 2 kapitalis :
1. Lebih efisien dlm memanfatkan sumber-
sumber daya dan distribusi barang-barang.
2. Kreatifitas masyarakat mjd tinggi krn adanya
kebebasan melakukan segala hal ygterbaik
bg dirinya.
3. Pengawasan politik dan sosial, krn tenaga
,waktu dan biaya yg diperlukan lebih sedikit.
Kelemahan :
1. Tdk ada persaingan sempurna.
2. Sistem harga gagal mengalokasikan sumber2
scr efisien.

Kecenderungan bisnis dlm kapitalis:


a. Adanya spesialisasi
b. Adanya produksi massal
c. Adnya perusahaan berskala besar
d. Adanya perkembangan penelitian.
Sistem ekonomi Sosialis
Ciri-ciri:
1. Lebih mengutamakan kebersamaan.
2. Peran pemerintah sangat kuat.
3. Sifat manusia ditentuka pola produksi
Kelemahan :
1. Tidak ada kebebasan memilih.
2. Tdk ada insentif untuk kerja keras.
Sistem Ekonomi Campuran
Adanya peran dan campur tangan pemerintah
1. Amanat konstitusi (pembukaan UUD).
2. Ps 33, 34, 27,
3. Sistem ekonomi pancasila (SEP)
tdk liberal – kapitalistik, juga bukan sistem.
Campur tangan pemerintah dibenarkan scr
konstitusional :
 Pasal 33 UUD 1945; ps 34 dan ps 27 ayat 2
mengandung amanat kpd pemerintah untuk
menyelengarakan kesejahteraan sosial seluruh rakyat
melalui :
a) Penguasaan cabang-cabang produksi yg penting bagi
negara dan menguasai hajat hidup orang banyak.
b) Penguasaan bumi, air dan kekayaan alam yg
terkandung di dalamnya.
c) Pemeliharaan fakir miskin dan anak-anak terlantar.
d) Penyediaan lapangan kerja.
Perbandingan Sistem Ekonomi
No Konteks Kapitalisme Campuran Sosialisme
1 Hak miik individu Diakui, sangat leluasa dan Diakui dalam batas-batas tertentu, Tidak diakui, diklaim
atas sumber daya longgar, lebih didominasi batasnya : yg menguasai hajat hidup sbg milik negara (
ekonomi / faktor- sektor swasta. orang banyakdikuasai oleh negara dan di didominasi negara ).
faktor produksi bawah perencanaan
2 Kompetisi antar Sangat dihargai, prinsip Cukup dihargai, tetapi tetap diatur ( UU
individu dan antar laissez faire ( bebas lepas) larangan praktek monopoli dan
badan usaha tetapi tetap ada regulasi persaingan usaha tdk sehat
3 Imbalan atas prestasi Tidak ada batasan / Tidak ada batasan/kekangan, Berdasarkan pada
kerja kekangan, berdasarkan jasa berdasarkan jasa yg dicurahkan, tetapi kebutuhan (insentif
yang dicurahkan. ada regulasi ( insentif moral dan moral dan material).
material).
4 Prinsip keadilan Setiap orang menerima Setiap orang menerima imbalan Setiap orang
imbalan berdasarkan berdasarkan prestasi kerjanya, tetapi ada menerima imbalan
prestasi kerjanya. ketentuan yg mengatur upah yg layak yg sama
untuk memenuhu kebutuhan hidup
minimum (UMR)
5 Campur tangan Sangat minim, pemerintah Mengikuti rejim pemerintah yg berkuasa Sangat tinggi,
pemerintah hanya sbg pengamat dan pemerintah
pelindung dlm menentukan dan
perekonomian. merencanakan
persoalan pokok
ekonomi ( what, how,
for who )
lanjutan
No Konteks Kapitalisme Campuran Sosialisme
1 Hak miik individu atas Diakui, sangat leluasa Diakui dalam batas-batas tertentu, Tidak diakui, diklaim
sumber daya ekonomi / dan longgar, lebih batasnya : yg menguasai hajat hidup sbg milik negara (
faktor-faktor produksi didominasi sektor orang banyakdikuasai oleh negara didominasi negara ).
swasta. dan di bawah perencanaan
2 Kompetisi antar individu Sangat dihargai, prinsip Cukup dihargai, tetapi tetap diatur (
dan antar badan usaha laissez faire ( bebas UU larangan praktek monopoli dan
lepas) tetapi tetap ada persaingan usaha tdk sehat
regulasi
3 Imbalan atas prestasi Tidak ada batasan / Tidak ada batasan/kekangan, Berdasarkan pada
kerja kekangan, berdasarkan berdasarkan jasa kebutuhan
jasa
BAB II
• RUANG LINGKUP PEREKONOMIAN INDONESIA
MASALAH YANG MENYERTAI PEMBANGUNAN EKONOMI

1. MASALAH AKUMULASI SUMBER DAYA PRODUKSI


2. MASALAH ALOKASI SUMBER DAYA PRODUKSI
3. MASALAH DISTRIBUSI PENDAPATAN NASIONAL
4. MASALAH KELEMBAGAAN/PELAKU - PELAKU EKONOMI
YANG MEMPENGARUHI KARAKTERISTIK
PEREKONOMIAN INDONESIA :
1. FAKTOR GEOGRAFI → Sebagai negara kepulauan
memiliki potensi ekonomi yang berbeda – beda
krn perbedaan SDA,SDM,kesuburan tanah,curah
hujan.
2. FAKTOR DEMOGRAFI→ sebagian besar
wil.terdiri dari lautan,letaknya sangat strategis,
mjd jalur lalu lintas dunia : antara L.Atlantik dan
L.Pasifik, memiliki hutan tropis shg mjd paru-
paru dunia, menghadapi kesulitan komunikasi
dan transportasi.
3. FAKTOR SOSIAL, BUDAYA DAN POLITIK
3. FAKTOR SOSIAL, BUDAYA DAN POLITIK
 SOSIAL : Indonesia terdiri dari banyak suku, dg
beragam budaya, adat istiadat, tata nilai,
agama,dan kepercayaan, sering kali
menimbulkan konflik sosial.
 BUDAYA : memiliki banyak budaya daerah, serta
pengaruh budaya status orientation ( tdk
produktif ,konsumtif, suka pamer dan mudah
memicu kecemburuan sosial.
 POLITIK : sebelum Belanda datang, berada di
bawah kekuasaan raja2. ratusan th hidup di
bawah pengaruh feodalisme dan kolonialisme.
3 POTENSI KERAWANAN YG MENJADI
KARAKTERISTIK PEREKONOMIAN INDONESIA

1. Potensi rawan kesenjangan, terutama antar


pulau.
2. Rawan kemiskinan.
3. Rawan perpecahan,terutama antar suku
maupun golongan.
PILIHAN STRATEGI PEMBANGUNAN
EKONOMI
1. STRATEGI PERTUMBUHAN EKONOMI (
ECONOMIC GROWTH ).
2. STRATEGI PERKEMBANGAN EKONOMI (
ECONOMIC DEVELOPMENT )
3. STRATEGI PEMBANGUNAN BERWAWASAN
NUSANTARA
PERAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

1. PERAN PEMERINTAH DALAM KEGIATAN


EKONOMI.
Peran pemerintah : yg bersifat kuat ( negara
sosialis ), yg bersifat lemah ( negara kapitalis ),
sedangkan Indonesia menganut sistem
ekonomi campuran, dimana dalam sistem ini
mengutamakan berlangsungnya mekanisme
pasar sepanjang tidak merugikan kepentingan
rakyat banyak.
Campur tangan pemerintah dibenarkan scr
konstitusional :
 Pasal 33 UUD 1945; ps 34 dan ps 27 ayat 2
mengandung amanat kpd pemerintah untuk
menyelengarakan kesejahteraan sosial seluruh rakyat
melalui :
a) Penguasaan cabang-cabang produksi yg penting bagi
negara dan menguasai hajat hidup orang banyak.
b) Penguasaan bumi, air dan kekayaan alam yg
terkandung di dalamnya.
c) Pemeliharaan fakir miskin dan anak-anak terlantar.
d) Penyediaan lapangan kerja.
2. KEBIJAKAN PEMERINTAH
• Tujuan akhir kebijakan ekonomi adalah untuk
meningkatkan taraf hidup /tingkat kesejahteraan
masyarakat.
• Diukur scr ekonomi, kesejahteraan masyarakat
tercapai bila tingkat pendapatan riil rata-rata
perkapita tinggi dg distribusi pendapatan yg
relatif merata.
• Tujuan ini tdk bisa tercapai hanya dg kebijakan
ekonomi saja, tetapi juga diperlukan kebijakan
non ekonomi, seperti kebijakan sosial yg
menyangkut masalah pendidikan dan kesehatan.
• Kebijakan ekonomi mempunyai intermediate
target sebelum mencapai tujuan akhir.
Sasaran perantara tsb mencakup 5 hal :
1. Pertumbuhan ekonomi (mis, PDB atau
pendapatan nasional ).
2. Distribusi pendapatan yg merata.
3. Kesempatan kerja sepenuhnya.
4. Stabilitas harga dan nilai tukar.
5. Keseimbangan neraca pembayaran.
Tiga macam Kebijakan Ekonomi :
1. Kebijakan Ekonomi Mikro
2. Kebijakan Ekonomi Meso.
3. Kebijakan ekonomi makro.
1. Kebijakan Ekonomi Mikro
• Kebijakan pemerintah yg ditujukan pd semua
perusahaan tanpa melihat jenis kegiatan yg
dilakukan oleh atau sektor mana dan di wilayah
mana perusahaan ybs beroperasi.
• Contoh :
a. Peraturan Pemerintah yg mempengaruhi pola
hubungan kerja ( manajer dg para pekerja ), kondisi
kerja dalam perusahaan.
b. Kebijakan kemitraan antara perusahaan besar dan
perusahaan kecil di semua sektor ekonomi.
c. Kebijakan kredit bagi perusahaan kecil di semua
sektor, dll.
2. Kebijakan Ekonomi Meso.
 Kebijakan ekonomi sektoral atau kebijakan ekonomi
regional.
 Kebijakan Sektoral adalah kebijakan ekonomi yg
khusus ditujukan pada sektor-sektor tertentu. Setiap
departemen mengeluarkan kebijakan sendiri untuk
sektornya, seperti keuangan, distribusi, produksi, tata
niaga, ketenaga kerjaan, dll
 Kebijakan Meso dalam arti Regional adalah kebijakan
ekonomi yg ditujukan pada wilayah ttt.
misalnya, kebijakan pembangunan di kawasan timur
Indonesia, yg mencakup kebijakan industri regional,
kebijakan investasi regional, dsb. Kebijakan ini bisa
dikeluarkan pemerintah pusat maupun Pemda.
3. Kebijakan ekonomi makro.
Kebijakan ini menyangkut semua aspek ekonomi
pada tingkat nasional, misalnya kebijakan uang
ketat ( kebijakan moneter ).
Kebijakan Makro ini bisa mempengaruhi kebijakan
meso (sektoral atau regional ), kebijakan makro
menjadi lebih atau kurang efektif.
Instrumen yg digunakan untuk kebijakan ekonomi
makro adalah tarif pajak, jumlah pengeluaran
pemerintah melalui APBN, ketetapan
pemerintah dan intervensi langsung di pasar
valuta untuk mempengaruhi nilai tukar mata
uang rupiah terhadap valas.
Kebijakan ekonomi juga bisa dibedakan antara kebijakan
ekonomi DN dan ekonomi LN.
a. Kebijakan Ekonomi dalam Negeri
1. Kebijakan sektor ekonomi, seperti pertanian.
2. Kebijakan keuangan negara, seperti perpajakan, bea
cukai, anggaran pemerintah.
3. Kebijakan moneter perbankan, seperti jumlah uang
beredar, suku bunga, inflasi, perkreditan, pembinaan dan
pengawasan bank.
4. Kebijakan ketenagakerjaan, seperti penetapan upah
minimum, hubungan kerja, jaminan sosial
5. Kebijakan kelembagaan ekonomi, seperti BUMN, Kop,
perush swasta,UKM,dll
b. Kebijakan hubungan ekonomi luar negeri.
1. ...
Lanjutan...
Kebijakan hubungan ekonomi luar negeri.
1. Kebijakan neraca pembayaran, seperti
pengamana cadangan devisa negara.
2. Kebijakan perdagangan LN, seperti tata niaga (
ekspor dan impor ), perjanjian dagang antar
negara.
3. Kebijakan penanaman modal asing, seperti
perizinan investasi langsung, investasi tak
langsung, usaha-usaha patugan.
4. Kebijakan hutang LN, menyangkut hutang
pemerintah, hutang swasta, perundingan /
perjanjian dengan para kreditor, dll.
BAB III
SEJARAH PEREKONOMIAN INDONEIA
Dalam kontek sejarah, ada hubungan sebab
akibat, ada hubungan saling mempengaruhi
antara satu peristiwa dengan peristiwa lain,
untuk itu perlu dipahami beberapa peralatan
analisis ekonomi, antara lain :
1. Kriteria Kemajuan Ekonomi
2. Peralatan Analisis Ekonomi
SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
• Dalam kontek sejarah, ada hubungan sebab
akibat, ada hubungan saling mempengaruhi
antara satu peristiwa dengan peristiwa lain,
untuk itu perlu dipahami beberapa peralatan
analisis ekonomi, antara lain :
1. Kriteria Kemajuan Ekonomi
2. Peralatan Analisis Ekonomi
1. Kriteria Kemajuan Ekonomi
a. Bagi negara maju / industri.
1. Tingkat pendapatan perkapita
2. Distribusi pendapatan nasional
3. tingkat inflasi
4. Tingkat pengangguran
b. Bagi negara sedang berkembang
 Kriteria yg bersifat struktural :
 Kriteria yg bersifat tahunan:
Kriteria Kemajuan Ekonomi :
Bagi negara sedang berkembang

 Kriteria yg bersifat struktural :


1) Tingkat pendapatan perkapita,
2) Distribusi pendapatan nasional,
3) Peranan sektor industri/manufakturing dan
4) Keterpaduan antar industri,antar sektor ekonomi dan antar
daerah.

 Kriteria yg bersifat Tahunan :


1) Tingkat Inflasi
2) Tingkat Pengangguran Pengangguran.
Lanjutan :
Kriteria Kemajuan Ekonomi

 Yang diinginkan negara-negara berkembang adalah


keadaan yang dapat dan telah mengalami proses yg
membawa perubahan struktural yg berarti.
 Untuk menilai kesuksesan suatu Pelita di Indonesia
lazim dipergunakan Kriteria tingkat pertumbuhan
ekonomi, Tingkat pemerataan pembangunan dan hasil
pembangunan
2. PERALATAN ANALISIS EKONOMI

1. Produk Domestik Bruto ( PDB = GDP )


2. Pendapatan Nasional ( NI – Y )
3. Pendapatan Perkapita
4. Nilai Tambah
5. Kontribusi Sektor ( Ks )
6. Laju Pertumbuhan Ekonomi
7. Tingkat Inflasi ( IF )
8. Debt Service Ratio ( DSR )
9. Nilai Tukar Perdagangan ( term of Trade = TOT )
10. Tingkat Kesenjangan, dihitung dg Gini Coeficient ( GC ) atau
40 % golongan termiskin (40 % GTM )
1. Produk Domestik Bruto ( PDB = GDP )
1. Dilihat dari sumber pembentukannya, GDP diperoleh dg
cara menjumlahkan seluruh nilai tambah dari sektor-
sektor usaha. Rumus : GDP = Vasp + VAss + Vast
Keterangan : V Vasp
: Nilai Tambah Sektor Primer VAss
: Nilai Tambah Sektor Sekunder VAst : Nilai
Tambah Sektor Tertier
PENDAPATAN NASIONAL

1. Pengertian Pendapatan Nasional


A. Menurut Pendekatan Nilai Produksi
B. Menurut Pdktn Pengeluaran
C. Menurut Pendekatan Penerimaan/
Pendapatan.
Pengertian Pendapatan Nasional
A. Menurut Pendekatan Nilai Produksi
adalah hasil penjumlahan dari sejumlah nilai barang
dan jasa yg dihasilkan oleh sektor ekonomi
masyarakat dalam satu tahun yg diukur dg uang.

Y = (Q1 X P1) + (Q 2 X P2) + (Q3 X P3) + (Qn x Pn )

Y = Pendapatan Nasional
Q1= Jenis barang ke 1 Qn = Jenis barang ke n
P1 = Harga barang ke 1 Hn = Harga barang ke n
Q 2= Jumlah barang ke 2
P2 = Harga barang ke 2
Pengertian Pendapatan Nasional
B. Menurut Pendekatan Pengeluaran
Adalah merupakan penjumlahan dari seluruh
pengeluaran yg dilakukan oleh seluruh
Rumah Tangga Ekonomi dalam suatu Negara
selama satu tahun.
Y=C+I+G+(X–M)

Y = Pendapatan Nasional
C = Pengeluaran Konsumsi RT Konsumen
I = Pengeluaran RT Produsen
G = Pengeluaran dari RT Pemerintah
X = Expor M = Impor
Pengertian Pendapatan Nasional
C. Menurut Pendekatan Penerimaan/ Pendapatan
Adalah hasil penjualan dari seluruh penerimaan yang
diterima oleh para pemilik faktor produksi dalam
suatu negara selama satu tahun.
Y=r+w+i+p
Y = Pendapatan nasional
r = Rent ( sewa )
i = Interest ( bunga modal )
p = Profit ( laba pengusaha )
w = Wage ( upah / gaji )
SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA

 MASA KOLONIAL
 PERIODE KEMERDEKAAN
 MASA PEMBANGUNAN EKONOMI

MASA KOLONIAL :
 Lahirnya dualisme dalam kegiatan ekonomi yaitu
antara sektor ekspor dan sektor tradisional.
 Sistem ekonomi kolonial diarahkan untuk memenuhi
kepentingan negeri belanda :
Lanjutan…
 Sistem ekonomi kolonial diarahkan untuk
memenuhi kepentingan negeri belanda :
1. Sbg daerah penghasil untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi dan industri negeri
belanda.
2. Daerah pemasaran bagi hasil industri dari
negeri Belanda.
3. Daerah Pengehasil Devisa bagi kepentingan
negeri Belanda.
PERIODE KEMERDEKAAN :

1. MASA DEMOKRASI LIBERAL


2. MASA EKONOMI TERPIMPIN
3. MASA EKONOMI PANCASILA / ORDE BARU
I. MASA DEMOKRASI LIBERAL ( 1945 – 1959 )
 Masalah Yang Dihadapi
1. Rusaknya sarana prasarana akibat perang
2. Blokade laut oleh belanda yg mengakibatkan ekspor – impor
berhenti
3. Agresi Belanda I (1947) dan II (1948)
4. Beredarnya uang ORI yg nominalnya rendah sekali.
5. Pengeluaran yg besar untuk tentara.
6. Silih berganti kabinet
7. Defisit APBN yg ditutup dg mencetak uang baru
8. Tingkat produksi yg merosot
9. Meningkatnya jml uang yg beredar
10. Ketegangan dg Belanda dlm kasus Irian Barat

 Rencana dan Kebijakasanaan Ekonomi


II. MASA EKONOMI TERPIMPIN

Masalah yg dihadapi :
1. Terjadinya penyimpangan thd komitmen
awal.
2. Penciptaan uang oleh pemerintah mjd
penyebab naiknya jumlah uang yg beredar.
3. Cadangan devisa sangat rendah
Rencana dan Kebijaksanaan Ekonomi

 Rencana :
Pembangunan Nasional Semesta Berencana.
Kelemahan :
Rencana tdk mengikuti kaidah yg lazim; defisit
anggaran yg berakibat hiper inflasi; kondisi
ekonomi dan politik yg tdk kondusif.
 Kebijaksanaan Ekonomi
1. BI dilarang menerbitkan laporan Keuangan.
2. 28 Maret 1963 Presiden Soekarno memberlakukan
Deklarasi Ekonomi
3. Perhatian terhadap aspek Perbankan.
III. MASA EKONOMI PANCASILA / ORDE BARU
1. Masa stabilisasi dan Rehabilitasi ( 1966 –
1968 )
2. Masa Pembangunan Ekonomi 1969 –
sekarang )
MASA EKONOMI PANCASILA / ORDE BARU
1. Masa stabilisasi dan Rehabilitasi ( 1966 – 1968 )
Masalah yg dihadapi :
a. Penyelewengan pelaksanaan UUD 1945
khususnya ps 33
b. Meningkatnya inflasi
c. Turunnya produksi nasional di semua sektor
d. Adanya dualisme pengawas dan pembinaan
perbankan ( Deputy Menteri Bank Sentral dan
Deputy Menteri Urusan Penertiban Bank dan
Modal Swasta di bawah Menkeu.
MASA PEMBANGUNAN EKONOMI
A. Masa Oil Boom
Dampak positif : selama Pelita I,II, III, nilai
keseluruhan ekspor naik.
Dampak negatif :
1. Bangsa Indonesia menjadi manja, boros dan
mewah.
2. Gaya hidup menyebabkan :
 Laju inflasi DN lebih tinggi dari Inflasi Dunia.
 Defisit APBN
 Jumlah uang yg beredar lebih besar.
MASA PASCA OIL BOOM ( 1983 – 1987 )
1. Merosotnya harga minyak menyebabkan
goncangan ekonomi.
2. Rencana dan kebijaksanaan pemerintah :
a. Devaluasi Rupiah thd Dolar
b. Menekan pengeluaran pemerintah
c. Diberlakukannya kebijakan moneter perbankan 1 Juni
1983 ) berupa : Kebebasan menentukan suku bunga
deposito dan pinjaman dan Pemerintah menerbitkan
SBI serta memberi fasilitas Diskonto kepada Bank
Umum.
d. Diberlakukannya kebijakan perpajakan.
KEGIATAN EKONOMI MEMANAS
Kebijakan deregulasi menjadi pendorong bagi
ekspansi ekonomi yg ditandai oleh laju
pertumbuhan scr pesat selama 3 th, dianggap
terlalu panas dari sudut kestabilan keuangan
moneter.
Indikator Ekspansi Ekonomi : Laju pertumbuhan
Ekonomi dan Investasi Dunia Swasta meningkat.
Indikator Ekspansi Moneter : Jumlah uang yg
beredar, Kredit Perbankan, Laju Inflasi dan Defisit
tahun berjalan meningkat.
Rencana dan kebijakan pemerintah.
Kegiatan Ekonomi Indonesia Menjadi
Overloaded th 1996 yg disebabkan oleh
:Kegiatan Ekonomi Memanas ( overheated )
1. Meningkatnya permintaan Domestik.
2. Maraknya kegiatan investasi maupun
konsumsi.
3. Melebarnya selisih antara suku bunga DN
dan LN, mendorong masuknya modal dari
luar negeri.
4. Meningkatnya impor menyebabkan defisit
transaksi berjalan meningkat.
• KRISIS MONETER MENJADI KRISIS EKONOMI
BAB IV
SISTEM EKONOMI INDONESIA
SISTEM EKONOMI INDONESIA
Pengertian Sistem Ekonomi
Adalah keseluruhan proses dan kegiatan
masyarakat dalam usaha memenuhi kebutuhan
hidup atau mencapai kemakmuran.
Unsur – unsur Sistem Ekonomi
a. Elemen – elemen sistem ekonomi
b. Fungsi elemen sistem ekonomi
c. Hubungan antar elemen sistem ekonomi
d. Pranata ( Institusi ) ekonomi
e. Tujuan sistem ekonomi
Unsur – unsur Sistem Ekonomi
a. Elemen – elemen sistem ekonomi :
1. Unit-unit ekonomi : RT; Perusahaan; Serikat Buruh;
Instansi Pemerintah; dll.
2. Pelaku Ekonomi : Konsumen; Produsen; Buruh; Buruh;
Investor; dan Pejabat-pejabat yg terkait.
3. Lingkungan Sumber Daya Alam ( Sda ) dan (Sdm); Sumber
Daya Kapital ( Sdk); Sumber Daya Teknologi (Sdt).
b. Fungsi elemen sistem ekonomi
1. Masing-masing elemen tsb, harus menjalankan fungsinya
(Fungsi Produksi; Konsumsi; Distribusi; Investasi;
Regulasi), selama berlangsungnya kegiatan ekonomi .
2. Bagaimana hasil dari kegiatan ekonomi sangat tergantung
bagaimana elemen-elemen sistem ekonomi tsb
menjalankan fungsinya.
telah dibahas pada bab sebelumnya
BAB V
PERAN DAN PELAKU EKONOMI

Peran BUMN dan BUMS


1. Sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekonomi.
2. Sebagai Pencipta Lapangan Kerja.
3. Menjaga Kelestarian Alam/Lingkungan.
Perbedaan Sifat BUMN, BUMS dan
Koperasi.
No Perihal BUMN BUMS Koperasi
1. Pendiriannya Pemerintah + DPR Pemilik modal Para anggota yg
dengan Undang- swasta setuju
Undang
2. Modal Dari negara Dari pemilik Dari simpanan
modal perorangan para anggota
3. Daya Tahan Tergantung Tergantung Partisipasi
keuangan negara perkembangan anggota dan
pasar kejujuran
pengurus
4. Kecenderungan Etatisme, sosialism Individualisme, Bersifat
kapitalisme campuran/
kolektivisme +
individualisme
Penyebab Inefisiensi pada BUMN
a. Bersumber pada dua elemen esensial pada BUMN.
o Tujuan Sosial ( public ) : cenderung banyak pengeluaran,
mementingkan efektivitas.
o Tujuan Bisnis ( enterprise ) : cenderung mengurangi
pengukuran, mementingkan efisiensi.
o Sikap manajemen sering ragu-ragu dan tidak tegas.
b. Bersumber dari sejarah pendiriannya :
o BUMN adalah produk politik.
o Operasi BUMN banyak melibatkan birokrasi dg
Alasan Pemerintah melepas saham BUMN
( swastanisasi ), adalah :
a. Kesulitan mendapatkan dana untuk
menutup defisit APBN.
b. Untuk menarik Investor domestik atau asing
dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.
c. Telah terikat pada kesepakatan (perjanjian)
dengan IMF sewaktu Indonesia mendapat
bantuan hutang.
• Dampak positif dan pelepasan saham.
1. Bagi Perusahaan
 Positif : mendapat tambahan modal serta
meningkatkan kinerja dan laba.
 Negatif : pengendalian Pemerintah berkurang /
hilang, campur tangan asing / swasta sangat kuat.
2. Bagi Perekonomian Indonesia
 Positif : tambahan Investasi, pertumbuhan
ekonomi meningkat.
 Negatif : sebagian / seluruh laba BUMN di
transfer ke luar negeri, serta mengurangi devisa.
• Kriteria dalam melaksanakan privatisasi
1. BUMN yg di privatisasi sdh sehat.
2. BUMN yg di priatisasi tdk menguasai
selumber kebutuhan rakyat banyak.
3. Proses Privatisasi transparan sesuai dengan
prosedur dan perundangan yg berlaku.
PELAKU DAN PERANANNYA DALAM
PEREKONOMIAN INDONESIA
Pelaku – Pelaku Ekonomi :
1. Berdasarkan Kepemilikan Modal / Aset :
a. BUMN.
b. SWASTA ( BUMS ).
c. KOPERASI.
2. Berdasarkan besar-kecilnya modal/aset :
1. Perush Besar/Usaha Skala Besar ( USB ).
2. Perush Menengah / Usaha Skala Menengah (USM)
3. Perusahaan Kecil/Usaha Skala Kecil ( USK ).
Pelaku – Pelaku Ekonomi :

1. Berdasarkan Kepemilikan Modal / Aset :


a. BUMN.
b. SWASTA ( BUMN ).
c. KOPERASI.

2. Berdasarkan besar-kecilnya modal/aset :


1. Perush Besar/Usaha Skala Menengah ( USB ).
2. Perush Menengah / Usaha Skala Menengah (USM)
3. Perusahaan Kecil/Usaha Skala Kecil ( USK ).
BUMN ( Public Enterprise )
 Berisikan 2 elemen esensial yaitu :

 BUMN di ciptakan oleh UU, diusulkan


pemerintah dan disetujui oleh DPR
 Unsur Pemerintah ( Pemerintah )
 Unsur Bisnis ( enterprise )
a. BUMN ( BADAN USAHA MILIK NEGARA )
 BUMN adalah usaha yg seluruh modalnya
dimiliki negara atau badan usaha yang tidak
seluruh sahamnya dimiliki negara tetapi
statusnya disamakan dg BUMN yaitu :
 BUMN yg mrp patungan antara pemerintah dg Pem
da.
 BUMN yg mrp patungan antara pemerintah dg
BUMN lainnya.
 BUMN yg mrp Badan-badan Usaha patungan dg
Swasta nasional/asing, dimana negara memiliki
saham mayoritas min 51 %.
SWASTA ( BUMS ).

Tujuan pendirian persh Swasta adalah untuk


memperoleh keuntungan maks, pertumbuhan
skala organiasinya, kepentingan sosial dll.
Untuk ke depan lebih mementingkan Good Will.

Peran swasta makin penting dan bs bkrj scr efisien


tdk terkekang birokrasi.
KOPERASI.

Co dan Operation : bekerjasama untuk mencapai


tujuan .
UU KOP No. 12 1967 : Kop Indonesia adalah
organisasi ekonomi Rakyat yg berwatak sosial,
beranggotakan orang2 atau Badan 2 hukum Kop
yg mrp tata susunan Ekonomi sbg Usaha bersama
berdasarkan atas azaz kekeluargaan.
Berdasarkan besar-kecilnya modal/aset :
1. Perush Besar/Usaha Skala Menengah ( USB ).
2. Perush Menengah / Usaha Skala Menengah
(USM)
3. Perusahaan Kecil/Usaha Skala Kecil ( USK ).
Perush Besar/Usaha Skala Menengah ( USB ).
Peranan dan Fungsinya Bagi Perekonomian :
1. Berperan sbg penggerak pertumbuhan ekonomi.
2. Berperan sbg pencipta lapangan kerja.
3. Berfungsi untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
Analisis kebijakan yg relevan :
1. Kebijakan peningkatan kinerja dan daya saing.
2. Kebijakan pemberdayaan perusahaan kecil
menengah.
3. Kebijakan pembinaan kemitraan usaha.
BAB II
• RUANG LINGKUP PEREKONOMIAN INDONESIA
MASALAH YANG MENYERTAI PEMBANGUNAN EKONOMI

1. MASALAH AKUMULASI SUMBER DAYA PRODUKSI


2. MASALAH ALOKASI SUMBER DAYA PRODUKSI
3. MASALAH DISTRIBUSI PENDAPATAN NASIONAL
4. MASALAH KELEMBAGAAN/PELAKU - PELAKU EKONOMI
YANG MEMPENGARUHI KARAKTERISTIK
PEREKONOMIAN INDONESIA :
1. FAKTOR GEOGRAFI → Sebagai negara kepulauan
memiliki potensi ekonomi yang berbeda – beda
krn perbedaan SDA,SDM,kesuburan tanah,curah
hujan.
2. FAKTOR DEMOGRAFI→ sebagian besar
wil.terdiri dari lautan,letaknya sangat strategis,
mjd jalur lalu lintas dunia : antara L.Atlantik dan
L.Pasifik, memiliki hutan tropis shg mjd paru-
paru dunia, menghadapi kesulitan komunikasi
dan transportasi.
3. FAKTOR SOSIAL, BUDAYA DAN POLITIK
3. FAKTOR SOSIAL, BUDAYA DAN POLITIK
 SOSIAL : Indonesia terdiri dari banyak suku, dg
beragam budaya, adat istiadat, tata nilai,
agama,dan kepercayaan, sering kali
menimbulkan konflik sosial.
 BUDAYA : memiliki banyak budaya daerah, serta
pengaruh budaya status orientation ( tdk
produktif ,konsumtif, suka pamer dan mudah
memicu kecemburuan sosial.
 POLITIK : sebelum Belanda datang, berada di
bawah kekuasaan raja2. ratusan th hidup di
bawah pengaruh feodalisme dan kolonialisme.
3 POTENSI KERAWANAN YG MENJADI
KARAKTERISTIK PEREKONOMIAN INDONESIA

1. Potensi rawan kesenjangan, terutama antar


pulau.
2. Rawan kemiskinan.
3. Rawan perpecahan,terutama antar suku
maupun golongan.
PILIHAN STRATEGI PEMBANGUNAN
EKONOMI
1. STRATEGI PERTUMBUHAN EKONOMI (
ECONOMIC GROWTH ).
2. STRATEGI PERKEMBANGAN EKONOMI (
ECONOMIC DEVELOPMENT )
3. STRATEGI PEMBANGUNAN BERWAWASAN
NUSANTARA
PERAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

1. PERAN PEMERINTAH DALAM KEGIATAN


EKONOMI.
Peran pemerintah : yg bersifat kuat ( negara
sosialis ), yg bersifat lemah ( negara kapitalis ),
sedangkan Indonesia menganut sistem
ekonomi campuran, dimana dalam sistem ini
mengutamakan berlangsungnya mekanisme
pasar sepanjang tidak merugikan kepentingan
rakyat banyak.
Campur tangan pemerintah dibenarkan scr
konstitusional :
 Pasal 33 UUD 1945; ps 34 dan ps 27 ayat 2
mengandung amanat kpd pemerintah untuk
menyelengarakan kesejahteraan sosial seluruh rakyat
melalui :
a) Penguasaan cabang-cabang produksi yg penting bagi
negara dan menguasai hajat hidup orang banyak.
b) Penguasaan bumi, air dan kekayaan alam yg
terkandung di dalamnya.
c) Pemeliharaan fakir miskin dan anak-anak terlantar.
d) Penyediaan lapangan kerja.
2. KEBIJAKAN PEMERINTAH
• Tujuan akhir kebijakan ekonomi adalah untuk
meningkatkan taraf hidup /tingkat kesejahteraan
masyarakat.
• Diukur scr ekonomi, kesejahteraan masyarakat
tercapai bila tingkat pendapatan riil rata-rata
perkapita tinggi dg distribusi pendapatan yg
relatif merata.
• Tujuan ini tdk bisa tercapai hanya dg kebijakan
ekonomi saja, tetapi juga diperlukan kebijakan
non ekonomi, seperti kebijakan sosial yg
menyangkut masalah pendidikan dan kesehatan.
• Kebijakan ekonomi mempunyai intermediate
target sebelum mencapai tujuan akhir.
Sasaran perantara tsb mencakup 5 hal :
1. Pertumbuhan ekonomi (mis, PDB atau
pendapatan nasional ).
2. Distribusi pendapatan yg merata.
3. Kesempatan kerja sepenuhnya.
4. Stabilitas harga dan nilai tukar.
5. Keseimbangan neraca pembayaran.
Tiga macam Kebijakan Ekonomi :
1. Kebijakan Ekonomi Mikro
2. Kebijakan Ekonomi Meso.
3. Kebijakan ekonomi makro.
1. Kebijakan Ekonomi Mikro
• Kebijakan pemerintah yg ditujukan pd semua
perusahaan tanpa melihat jenis kegiatan yg
dilakukan oleh atau sektor mana dan di wilayah
mana perusahaan ybs beroperasi.
• Contoh :
a. Peraturan Pemerintah yg mempengaruhi pola
hubungan kerja ( manajer dg para pekerja ), kondisi
kerja dalam perusahaan.
b. Kebijakan kemitraan antara perusahaan besar dan
perusahaan kecil di semua sektor ekonomi.
c. Kebijakan kredit bagi perusahaan kecil di semua
sektor, dll.
2. Kebijakan Ekonomi Meso.
 Kebijakan ekonomi sektoral atau kebijakan ekonomi
regional.
 Kebijakan Sektoral adalah kebijakan ekonomi yg
khusus ditujukan pada sektor-sektor tertentu. Setiap
departemen mengeluarkan kebijakan sendiri untuk
sektornya, seperti keuangan, distribusi, produksi, tata
niaga, ketenaga kerjaan, dll
 Kebijakan Meso dalam arti Regional adalah kebijakan
ekonomi yg ditujukan pada wilayah ttt.
misalnya, kebijakan pembangunan di kawasan timur
Indonesia, yg mencakup kebijakan industri regional,
kebijakan investasi regional, dsb. Kebijakan ini bisa
dikeluarkan pemerintah pusat maupun Pemda.
3. Kebijakan ekonomi makro.
Kebijakan ini menyangkut semua aspek ekonomi
pada tingkat nasional, misalnya kebijakan uang
ketat ( kebijakan moneter ).
Kebijakan Makro ini bisa mempengaruhi kebijakan
meso (sektoral atau regional ), kebijakan makro
menjadi lebih atau kurang efektif.
Instrumen yg digunakan untuk kebijakan ekonomi
makro adalah tarif pajak, jumlah pengeluaran
pemerintah melalui APBN, ketetapan
pemerintah dan intervensi langsung di pasar
valuta untuk mempengaruhi nilai tukar mata
uang rupiah terhadap valas.
Kebijakan ekonomi juga bisa dibedakan antara kebijakan
ekonomi DN dan ekonomi LN.
a. Kebijakan Ekonomi dalam Negeri
1. Kebijakan sektor ekonomi, seperti pertanian.
2. Kebijakan keuangan negara, seperti perpajakan, bea
cukai, anggaran pemerintah.
3. Kebijakan moneter perbankan, seperti jumlah uang
beredar, suku bunga, inflasi, perkreditan, pembinaan dan
pengawasan bank.
4. Kebijakan ketenagakerjaan, seperti penetapan upah
minimum, hubungan kerja, jaminan sosial
5. Kebijakan kelembagaan ekonomi, seperti BUMN, Kop,
perush swasta,UKM,dll
b. Kebijakan hubungan ekonomi luar negeri.
1. ...
Lanjutan...
Kebijakan hubungan ekonomi luar negeri.
1. Kebijakan neraca pembayaran, seperti
pengamana cadangan devisa negara.
2. Kebijakan perdagangan LN, seperti tata niaga (
ekspor dan impor ), perjanjian dagang antar
negara.
3. Kebijakan penanaman modal asing, seperti
perizinan investasi langsung, investasi tak
langsung, usaha-usaha patugan.
4. Kebijakan hutang LN, menyangkut hutang
pemerintah, hutang swasta, perundingan /
perjanjian dengan para kreditor, dll.
BAB VI

TRANSFORMASI STRUKTURAL PEREKONOMIAN


INDONESIA

 Perubahan Strukur Ekonomi


 Profil Perekonomian Indonesia Akhir Pelita V
Perubahan Strukur Ekonomi.
 Perubahan struktur ekonomi terjadi akibat
perubahan sejumlah faktor, biasanya dari sisi
permintaan agregat,sisi penawaran agregat atau dari
kedua sisi pada waktu yg bersamaan.
 Dari sisi permintaan faktor yg sangat dominan adalah
peningkatan tingkat pendapatan masyarakat.
 Dari sisi penawaran agregat, faktor utamanya adalah
perubahan tehnologi dan penemuan bahan baku
untuk berproduksi. Hal ini juga didukung oleh
kebijakan pemerintah yg memang mengutamakan
pertumbuhan out put di sektor-sektor tertentu,
misalnya industri dan perdagangan.
Profil Perekonomian Indonesia Akhir Pelita V

Profil Perekonomian Indonesia Menjelang Akhir Pelita V


ditunjukkan oleh empat segi yg kait mengkait dalam
masalah :
1. Pertumbuhan Ekonomi,
2. Lapangan Kerja Produktif,
3. Neraca Perdagangan dan Pembayaran Luar Negeri,
4. Perkembangan harga dalam negeri.
Biasanya empat permasalahan tsb sbg tolok ukur
dalam penilaian ttg jalannya perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi.
1. Kebijaksanaan deregulasi sejak th 1983 mendorong
kegiatan swasta untuk melakukan Ekspansi
Ekonomi yg ditandai oleh : meningkatnya laju
pertumbuhan ekonomi, laju pendapatan bruto dan
meningkatnya investasi sektor swasta.
2. Sementara meningkatnya permintaan domestik,
baik permintaan konsumsi maupun investasi
mendorong terjadinya Ekspansi Moneter yg
ditandai oleh : oleh meningkatnya jumlah uang yg
beredar, volume kredit Bank dan laju inflasi .
3. Ekonomi terlalu panas ( overheated ).
Ekspansi ekonomi yg ditandai oleh laju
pertumbuhan pesat selama 3 th berturut2
dianggap terlalu panas krn akan
membahayakan kestabilan harga dalam
negeri dan melemahkan neraca pembayarn
luar negeri.
Untuk mengatasi hal ini pemerintah melakukan
kebijakan uang ketat ( TMP = Tigh Money
Policy ).
4. Kebijaksanaan uang ketat meliputi :
 Kebijaksanaan Fiskal :
a. Mengatur penerimaan pajak
b. Menaikkan tarif pajak
c. Mengadakan pinjaman pemerintah
 Kebijaksanaan Moneter/Perbankan :
a. Politik Diskonto
b. Politik Pasar Terbuka
c. Menaikkan Cash Ratio ( Persediaan Kas )
d. Kebijakan Kredit.
a. Politik Diskonto Untuk mengatasi adanya inflasi Bank
Sentral harus mengurangi jumlah uang yg beredar dg
cara menaikkan tingkat suku bunga pinjamannya kpd
Bank Umum.
b. Politik Pasar Terbuka
untuk mengatasi inflasi Bank Sentral akan menjual
/membeli surat-surat berharga kpd masyarakat, shg
ada arus uang masuk ke Bank Sentral.

c. Kebijakan Kredit
untuk mengatasi Inflasi, maka diambil kebijakan,
yaitu kredit/pinjaman kpd masyarakat diperketat.
Neraca Pembayaran Luar Negeri
Neraca Perdagangan & Pembayaran Luar Negeri
menunjukkan perkembangan yang perlu
diamati dan diawasi scr seksama, khususnya
yang berkaitan dengan transaksi2 : Neraca
Pembayaran, Neraca Modal dan Cadangan
Devisa, Pinjaman Luar Negeri.
Masalah Kesempatan Kerja
Keadaan sekarang beban tanggungan bagi tiap tenaga
kerja produktif cukup berat, yaitu 1 : 4, artinya 4
orang penduduk kebutuhan hidupnya ditanggung
oleh 1 orang tenaga kerja produktif.
Hal ini mencerminkan masih besarnya tingkat
pengangguran secara terselubung, khususnya
golongan angkatan kerja yang berusia ( 15 – 25 th ).
Perkembangan Harga
Kebijakan inflasi perlu terus dicapai rata2 5%.
Pengendalian inflasi sangat penting untuk :
 Menjaga Stabilitas ekonomi internal dan eksternal (
tekanan Neraca Pembayaran Luar Negeri ).
 Memperkuat daya saing produk ekspor di luar negeri.
 Mendorong hasrat masyarakat untuk menabung.
TRANSFORMASI STRUKTUR PEREKONOMIAN
INDONESIA
Perkembangan ekonomi Indonesia ditinjau dari
beberapa hal :
1. Proses Akumulasi Sumber Daya Produksi
2. Proses Alokasi Sumber Daya Produksi.
3. Proses Distribusi Pendapatan.
4. Proses Perubahan
Institusional/Kelembagaan
1. Proses Akumulasi Sumber Daya Produksi
 Sumber daya produksi adalah aset2 produktif (
tanah,tenaga kerja, modal perlu ditingkatkan.
 Akumulasi menyangkut proses pembinaan
Sumber daya produksi untuk meningkatkan
kemampuan berproduksi scr kontinu.
 Indikator adanya Akumulasi Sumber Daya
Produksi adalah : produk domestik bruto
(PDB,GDP) scr riil meningkat, keberhasilan
penyediaan pangan, peningkatan pertumbuhan
ekonomi, investasi rata2 per tahun meningkat.
 Kelemahan / kekurangan yg menyertai proses
akumulasi.
Lanjutan…
Kelemahan / kekurangan yg menyertai proses
akumulasi.
 Pelaksanaan Investasi modal kurang efektif dan efisien.
 Terjadi Saving- Investment Gap
besarnya investasi tdk diimbangi oleh tabungan
nasional yg memadai, tingkat investasi melampaui
tingkat tabungan.
 Adanya perbedaan laju pertumbuhan sektor pertanian
dan laju pertumbuhan sektor industri.
Proses Alokasi Sumber Daya Produksi
Ketidakserasian antara perubahan struktur produksi
dan struktur lapangan kerja ada kaitannya dengan
sifat khas yg melekat pada perekonomian
indonesia,(neg.berkembang) yaitu :
 Permintaan tenaga meningkat lebih cepat di
kawasan perkotaan.
 Mobilitas TK antar sektor kurang lancar.
 Investasi dan penerapan Tehnologi lebih
diutamakan.
 Laju pertambahan penduduk melampaui tingkat
permintaan TK,dll
Proses Distribusi Pendapatan
Masalah yg dihadapi perekonomian al :
1. Ketimpangan dalam distribusi Pendapatan
antar daerah perkotaan dan pedesaan.
2. Kemiskinan.
baik kemiskinan absolut maupun
ketimpangan relatif.
Proses perubahan Institusi / Kelembagaan :
Salah satu sasaran pokok kebijakan
pembangunan adalah mewujudkan perubahan
struktural di bidang ekonomi – sosiologis,
maksudnya transformasi dari ketimpangan
menjadi keseimbangan di antara kekuatan-
kekuatan golongan Saudagar Besar, gol. Pedagang
Perantara dan gol. Produsen kecil.
kepentingan produsen kecil dan menengah itu
ada di bidang pertanian,perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan maupun bidang
perindustrian, pengangkutan dan perdagangan.
Dalam hubungannya dengan ketimpangan pada
perimbangan kekuatan pelaku ekonomi harus
dilihat peran gerakan koperasi sebagai alat
perjuangan ekonomi bagi kaum produsen kecil.
pengembangan koperasi harus dilakukan melalui
dua jalur yaitu : pendidikan dan latihan
ketrampilan dan keahlian ttg pengelolaan dan
penyelenggaraan koperasi serta penyediaan
sarana produksi berupa dana dan peralatan.
BAB VII
ANGARAN PENDAPATAN BELANJA
NEGARA ( APBN )
ANGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA
( APBN )
1. Fungsi APBN :
1. Sbg alat memobilisasi Dana Investasi.
2. Sebagai alat stabilisasi ekonomi.
2. Defisit APBN : pengeluaran neg. –
penerimaan.
3. Prinsip – prinsip APBN
a. Prinsip anggaran Defisit
b. Prinsip anggaran dinamis
c. Prinsip anggaran fungsional.
Asumsi – asumsi Dasar APBN :
1. Estimasi Pertumbuhan Ekonomi.
2. Estimasi Laju Inflasi.
3. Estimasi Nilai Tukar Rupiah.
4. Estimasi Harga Minyak Dunia.
5. Estimasi Tingkat Suku Bunga.
1. Fungsi APBN :
1. Sbg alat memobilisasi Dana Investasi.sumber Dana Investasi berasal dari
tabungan (saving). Sumber dana investasi swasta ( perusahaan ) berasal
dari tabungan masyarakat yg terhimpun di Bank. Sedangkan penerimaan
dalam negeri terdiri dari penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak
(PNBP).
2. Sebagai Alat Stabilisasi Ekonomi.
pemerintahan Orde Baru telah menentukan beberapa kebijakan di
bidang APBN untuk mempertahankan stabilitas proses pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi, berupa : anggaran belanja dipertahankan
agar seimbang, tabungan Pemerintah diupayakan terus meningkat, basis
perpajakan diperluas, prioritas diberikan kpd pengeluaran produktif
pembangunan sedang pengeluaran rutin dibatasi, kebijakan anggaran
diarahkan untuk mendorong pemanfaatan scr maximal sumber – sumber
dalam negeri.

Relasi ekonomi antara pemerintah dengan perusahaan dan rumah tangga


terutama melalui pembayar gaji, pengeluaran konsumsi, dan pemberian
subsidi.
Ekonomi Makro dengan Tiga Pelaku Ekonomi :
Pemerintah, Perusahaan dan Rumah Tangga
Gaji Subsidi

Pajak Pemerintah Konsumsi

Subsidi Pajak

Rumah Perusahaan
Tangga

tabungan Lembaga Tabungan

Kredit keuangan Investasi


STRUKTUR DAN SUSUNAN APBN
Sejak 1999 struktur dan susunan APBN disusun
berdasarkan prinsip anggaran tidak seimbang (
anggaran defisit ), di mana sumber penerimaan dan
sumber pembiayaan dipisahkan dengan tegas pada
pos-pos yang berbeda.
Besarnya defisit dinyatakan scr eksplisit pada pos
“surplus/ defisit anggaran’ dan ditutup dengan
sumber-sumber yg dinyatakan pada pos “
pembiayaan bersih “, spy lebih transparan shg DPR
lebih mudah melakukan review dan pemerintah lebih
mudah melakukan konsultasi.
Contoh Struktur dan susunan APBN 2002
A. Pendapatan Negara dan Hibah
1. Penerimaan Pajak
2. Penerimaan Bukan Pajak
B. Belanja Negara
a. Belanja pemerintah pusat
1. Pengeluaran Rutin
2. Pengeluaran pembangunan
b. Anggaran Belanja untuk Daerah
1. Dana Perimbangan
2. Dana otonomi Khusus dan Penyeimbang
C. Keseimbangan Primer Perbedaan Statistik
D. Surplus/ Defisit Anggaran
E. Pembiayaan.
E . Pembiayaan.
1. Pembiayaan dalam negeri
1. Perbankan Dalam Negeri
2. Non Perbankan dalam negeri
a. Privatisasi
b. Penjualan Aset Program restruk perbankan
c. Penjualan obligasi pemerintah
2. Pembiayaan Luar Negeri
1. Penarikan pinjaman Luar Negeri (bruto)
1. Pinjaman Program
2. Pinjaman Proyek
2. Pembiayaan cicilan pokok utang luar negeri
PRINSIP-PRINSIP DALAM APBN
Sejak Orde Baru APBN disusun atas dasar tiga
prinsip, yaitu :
1. Prinsip Anggaran Berimbang
2. Prinsip Anggaran Dinamis
3. Prinsip Anggaran Fungsional
Namun sejak th 1999 tidak lagi digunakan
Prinsip Anggaran Berimbang lagi tapi APBN
disusun berdasarkan Prinsip Anggaran
Defisit.
1. Prinsip Anggaran Defisit
 Pinjaman LN tdk dicatat sbg sumber penerimaan
melainkan sbg sumber pembiayaan.
 Defisit Anggaran ditutup dg sumber pembiayaan DN
+ sumber pembiayaan LN (bersih).

Perbandingan Angrn Defisit dg Anggrn Berimbang


Anggaran Defisit Anggaran Berimbang
PNH-BN= DA PDN-PR = TP
DN= PbDN+PbLN DAP = AP-TP
PbDN= PkDN+Non-PkDN
PbLN= PPLN-PCPULN
Keterangan :….
Keterangan : Anggaran Defisit….

PNH = Pendapatan negara dan hibah


BN = belanja Negara
DA = Defisit Anggaran
PbDN = Pembiayaan Dalam Negeri
PkDN = Perbankan DN
Non –PkDN = Non Perbankan DN
PbLN = Pembiayaan LN
PPLN = Penerimaan Pinjaman LN
PCPULN = Pembayaran cicilan Pokok Utang LN
Keterangan : Anggaran Berimbang

PDN = Pendapatan LN
PR = Pengeluaran rutin
TP = Tabungan Pemerintah
DAP = Defisit Anggaran
AP = Anggaran Pembangunan
BLN = Bantuan LN
2. Prinsip Anggaran Dinamis
 Anggaran dikatakan dinamis absolut apabila
TP dari tahun ke tahun terus meningkat.
 Anggaran bersifat dinamis relatif apabila
prosentase kenaikan TP ( ∆TP ) terus
meningkat atau prosentase ketergantungan
pembiayaan pembangunan dari pinjaman LN
terus menurun.
Anggaran Dinamis relatif dapat dihitung dengan cara :
1. Prosentase perubahan TP (∆TP)
TP X _ TP (X-1)
∆TP = −−−−−−−−−− . 100%
TP (X - 1 )

2. Prosentase Ketergantungan Pembiayaan


BLN
B I = −−−− X 100 %
∆P

Ket :
 TP Z = tabungan pemerintah th x
 TP (X - 1 ) = tabungan pemerintah th sebelumnya
 BI = tingkat ketergantungan pembiayaan dari
bantuan LN
3. Prinsip Anggaran Fungsional
Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/ pinjaman
LN hanya berfungsi untuk membiayai anggaran
belanja pembangunan dan bukan untuk membiayai
anggaran belanja rutin.
Prinsip ini sesuai dengan azaz “bantuan LN hanya sbg
pelengkap” dlm pembiayaan pembangunan.
Hal ini berarti bahwa makin kecil bantuan/pinjaman LN
terhadap pembiayaan anggaran
pembangunan,maka makin besar fungsionalitas
anggaran.
Lanjutan…
Tolok ukur kuantitatif untuk menentukan makna
kata “ sebagai pelengkap” mis :
1. Bila nilai R i = > 50 % = bantun/pinjaman LN
sbg sumber daya utama.
2. Bila nilai R i = 20% -50% = bantun/pinjaman
LN sbg sumber dana penting.
3. Bila nilai R i = < 20% = bantun/pinjaman LN
sbg sumber dana pelengkap.
Pada th 1974/1975 nilai Ri sebesar 21,39%
(terkecil) dan th 1988/1989 nilainya sebesar
81,5 % (terbesar). Selama Pelita I – Pelita V,
rata2 nilai Ri sebesar 46,3 %. Jadi selama 25
membangun, bantuan/pinjaman Ln masih
mrp Sumber Dana yg penting bagi
pembiayaan pembangunan di Indonesia.
D. INSTRUMEN DAN ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL

Karena penerimaan maupun pengeluaran


pemerintah berpengaruh terhadap besarnya
pendapatan nasional, maka diperlukan teknik
untuk mengubah pengeluaran dan
penerimaan pemerintah untuk mencapai
kestabilan ekonomi.
Bagaimana pemerintah melakukan kebijakan
fiskal tergantung pada kondisi ekonomi dan
tujuan yg ingin dicapai.
Beberapa kebijakan fiskal yg digunakan :
1. Instrumen Kebijakan Fiskal
2. Analisis Kebijakan Fiskal
1. Kebijakan Fiskal th anggaran 1999/2000 diarahkan pada 4
sasaran utama :(menciptakan stimulus fiskal,memperkuat
basis penerimaan,mendukung Program Rekapitalisasi
Perbankan,mempertahankan prinsip Pembiayaan Defisit).
2. Dg kebijakan Fiskal tsb scr keseluruhan operasi keuangan
pemerintah s/d Desember 1999 mcp defisit sebesar Rp
3,2 triliun atau 4% dari PDB.
3. Th 2002, kebijakan keuangan negara diarahkan pd upaya
untuk mewujudkan ketahanan fiskal yg berkelanjutan.
4. Pemerintah mempersiapkan langkah-langkah utk
meningkatkan pendapatan negara, mengendalikan
belanja negara, dan mengoptimalkan pilihan pembiayaan
defisit anggaran.
Beberapa kebijakan fiskal yg digunakan :
1. Instrumen Kebijakan Fiskal
1. Pembiayaan Fungsional.
 Pengeluaran pemerintah, perpajakan dan pinjaman dipergunakan
scr terpadu untuk kestabilan ekonom.
 Pajak dipakai untuk mengatur pengeluaran swasta, bukan untuk
meningkatkan penerimaan pemerintah.
 Sedang pinjaman dipakai sbg alat untuk menekan inflasi lewat
pengurangan dana yg ada di masyarakat.
2. Pengeluaran Anggaran.
 Pengeluaran pemerintah, perpajakan dan pinjaman dipergunakan
secara terpadu untuk mencapai kestabilan ekonomi.
 Dalam jangka panjang diusahakan adanya Anggaran Belanja
Seimbang.pada masa depresi digunakan anggaran defisit, sedang
dalam masa inflasi digunakan Anggaran Belanja Surplus.
Analisis Kebijakan Fiskal
1. Kebijakan Fiskal th anggaran 1999/2000 diarahkan pada 4
sasaran utama :(menciptakan stimulus fiskal,memperkuat
basis penerimaan,mendukung Program Rekapitalisasi
Perbankan,mempertahankan prinsip Pembiayaan Defisit).
2. Dg kebijakan Fiskal tsb scr keseluruhan operasi keuangan
pemerintah s/d Desember 1999 mcp defisit sebesar Rp
3,2 triliun atau 4% dari PDB.
3. Th 2002, kebijakan keuangan negara diarahkan pada
upaya untuk mewujudkan ketahanan fiskal yg
berkelanjutan.
4. Pemerintah mempersiapkan langkah-langkah utk
meningkatkan pendapatan negara, mengendalikan
belanja negara, dan mengoptimalkan pilihan pembiayaan
defisit anggaran.
SURAT UTANG NEGARA (SUN)
Th 2002 pemerintah memberlakukan UU No.24 th
2002 ttg Surat Utang Negara ( SUN) yg
sebelumnya dikenal sbg obligasi pemerintah.
Beberapa point yg penting mengenai SUN adalah :
1. Tema Pokok UU SUN adalah memberikan
“Standing appropriation”, yaitu jaminan
pemerintah kepada pasar untuk membayar
semua kewajiban pokok dan bunga utang.
2. SUN terdiri dari : Surat Perbendaharaan Negar
(SPN) dan Obligasi Negara (ON).
3. Tujuan penerbitan SUN
Tujuan penerbitan SUN:
1. Membiayai defisit APBN
2. Menutup kekurangan kas jk pendek akibat
ketidaksesuaian antara arus kas penerimaan dan
pengeluarn pada rek.Kas negara dlm 1 th anggrn.
3. Mengelola portofolio utang negara.
Neraca Pembayaran Luar Negeri Indonesia
Materi :
1. Sistematika Neraca Pembayaran LN
Indonesia
2. Aspek likuiditas neraca pembayaran LN
3. Aspek solvabilitas Neraca Pembayaran LN
4. Analisis kebijakan Neraca Pembayaran LN
Neraca Pembayaran ( balance of Payment atau BOP) adalah
catatan sistematis dari semua transaksi ekonomi
internasional (perdagangan, investasi, pinjaman dll ) yg
terjadi antara penduduk DN suatu negara dan penduduk LN
selama jangka waktu ttt (biasanya 1 th) yg biasanya
dinyatakan dalam dollar AS.
BOP sangat berguna krn menunjukkan struktur dan komposisi
transaksi ekonomi dan posisi keuangan internasional suatu
negara. Lembaga2 keuangan Internasional, spt : IMF, Bank
Dunia dan Negara2 donor juga menggunakan BOP sbg salah
satu indikator dlm mempertimbangkan pemberian bantuan
keuangan kpd suatu negara.
BOP merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi
suatu negara disamping variabel ekonomi makro lainnya,
spt : Laju Pertumbuhan PDB, Tingkat Pendapatan Per Kapit,
tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Nilai tukar mata
uang domestik.
Tujuan Utama pembuatan Neraca Pembayaran
LN adalah :
 Agar otoritas moneter pemerintah
mengetahui kedudukan (hubungan ) keuangan
Internasional.
 Untuk Membantu membuat kebijakan
Moneter dan Fiskal.
 Mengambil kebijakan perdagangan dan
pembayaran ( hubungan keuangan
internasional ).
Sistematika Neraca Pembayaran LN Indonesia
1. Transaksi berjalan (Current Account ).
2. Modal di luar sektor moneter.
3. Selisih perhitungan (errors and ommissions)
4. Lalu lintas moneter.

Aspek likuiditas neraca pembayaran LN


a. Cadangan Devisa.
b. Hutang Ln
c. Kurs Valuta Asing dan Devaluasi
Aspek Solvabilitas Neraca Pembayaran LN
1. Peran dan perkembangan ekspor impor
2. Efek nilai tukar perdagangn ( term of trade).

Analisis kebijakan Neraca Pembayaran LN


1. Kebijakan perdagangan internasional
2. Kebijakan pembayaran internasional
3. Kebijakan bantuan LN
NERACA PEMBAYARAN
Neraca Pembayaran ( Balance Of Payment Atau
BOP ) adalah catatan sistematis dari semua
transaksi ekonomi internasional
(perdagangan,investasi,pinjaman dsb) yg
terjadi antara penduduk DN suatu negara dan
penduduk LN selama jk waktu tertentu, yg
biasanya dinyatakan dalam dollar AS
BOP berguna untuk menunjukkan struktur dan
komposisi transaksi ekonomi dan posisi
keuangan internasional suatu negara.
Lanjutan…
Lembaga-lembaga Keuangan Internasional, spt IMF,
Bank Dunia dan Negara2 Donor juga
menggunakan BOP sbg salah satu indikator dalam
mempertimbangkan pemberian bantuan kepada
suatu negara. BOP juga merupakan salah satu
indikator fundamental ekonomi suatu negara di
samping variabel-variabel ekonomi makro
lainnya, spt laju pertumbuhan PDB, tingkat
pendapatan Perkapita,tingkat Inflasi, tingkat suku
bunga dan nilai tukar mata uang domestik.
Tujuan pembuatan Neraca Pembayaran LN :
1. Agar otoritas moneter pemerintah
mengetahui kedudukan (hubungan)
keuangan internasional.
2. Untuk membantu membuat kebijakan
moneter dan fiskal.
3. Mengambil kebijakan perdagangan dan
pembayaran ( hubungan keuangan
internasional).
Transaksi kredit adalah transaksi yg menimbulkan
hak untuk menerima pembayaran dari penduduk
negara lain ( tanda +). Transaksi debet adalah
transaksi yg menimbulkan kewajiban untuk
melakukan pembayarankepada penduduk negara
lain (tanda - ).
Pos-pos dlm Neraca Pembayaran LN, menurut
model BI
1. Transaksi berjalan
2. Modal di luar sektor moneter
3. Jumlah (a + B )
4. Selisih perhitungan C dan E
5. Lalu lintas moneter.
Penyajian Neraca Pembayaran LN, menurut
model IMF memuat Pos-pos:
1. Neraca Barang dan Jasa
2. Hibah
3. Transaksi berjalan ( A + B )
4. Lalu lintas modal ( D1 – di luar sektor
moneter dan L2 sektor moneter)
5. Selisih perhitungan
Transaksi Berjalan (Current Acount)
1. Tb meliputi : transaksi perdagangan barang dan jasa, pendapatan
hasil investasi (modal) dan transaksi unilateral. Transaksi berjalan
mengalami surplus bila ekspor (barang dan Jasa) lebih besar dari
impor( baarang dan jasa). Sebaliknya akan mengalami defisit
apabila impor lebih besar dari ekspor.
2. Sebelum krisis ekonomi 1997, setiap tahunnya cenderung
mengalami defisit, karena:
 Besarnya pembayaran bunga pinjaman
 Besarnya pembayaran ongkos angkutan dan asuransi
 Besarnya pembayaran jasa-jasa lain. Defisit transaksi berjalan selalu
diusahakan ditutup dg surplus pada neraca modal (lalu lintas modal )
melalui pinjaman luar negeri.
3. Sesudah krisis transaksi ekonomi 1997,transaksi transaksi
berjalan selalu mengalami surlpus, karena :
 Impor barang menurun dg drastis akibat melonjaknya kurs dolar AS.
 Ekspor barang cenderung meningkat akibat merosotnya nilai tukar
rupiah.
Modal di luar sektor Moneter
Pos ini bisa juga disebut Neraca Modal karena menyangkut
transaksi modal, yaitu lalulintas modal yg terdiri dari : Lalu
lintas modal pemerintah dan lalu lintas modal swasta.
Transaksi modal meliputi penanaman modal langsung, utang-
piutang jangka panjang maupun jangka pendek, baik yg
dilakukan pemerintah maupun swasta.
Lalu lintas modal pemerintah selama 1997-1999 mengalami
saldo positif(+) krn: penerimaan pinjaman pemerintah
meningkat dan pelunasan pinjaman menurun akibat krisis
ekonomi.
Lalulintas modal swasta menghasilkan saldo negatif (-), krn:
penanaman modal langsung (investor) menurun drastis
akibat capital flight, sedang lainnya (pelunasan utang LN)
melonjak tinggi akibat jatuh tempo
Jumlah ( A + B )
Pos ini merupakan perhitungan antara saldo
transaksi berjalan dg saldo neraca
modal(modal di luar sektor moneter).
Th 1997-1999,saldo transksi berjaln (miliar $); -
5,0,4,1 dan 5,2. sedangkan saldo neraca
modal ( Milyr $) : 2,6; -3,9 ; 3,2 ; dg demikian
jumlah (A + B) : (1997) $ -2,4; (1998) $ 0,2 M;
(1999) $ 2,0 M.
Selisih Perhitungan C Dan E
Pos ini merupakan rekening penyeimbang
apabila nilai transaksi2 kredit tidak sama
dengan nilai transaksi debit (selisih “jumlah A
+ B” dengan “lalu lintas moneter). Shg total
nilai sebelah kredit dan debit akan selalu sama
atau balance.103
KEBIJAKAN PEMERINTAH
• KEBIJAKAN EKONOMI MIKRO, MESO, MAKRO,
KEBIJAKAN EKONOMI DALAM NEGERI DAN
HUBUNGAN EKONOMI LUAR NEGERI.
SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN
PEMBIAYAAN
1. Peran Sektor Moneter Di Indonesia
2. Peran Sektor Perbankan di Indonesia
3. Instrumen dan analisis Kebijakan Moneter
4. Peran Pasar Modal di Indonesia
Peran Sektor Moneter Di Indonesia
Peran Sektor Moneter semakin penting, karena :
• Semakin meningkatnya financial deepening
• Semakin bervariasinya produk-produk
keuangan karena terjadi financial inovaction
• Terjadinya globalisasi sehingga pasar
keuangan dunia semakin terintegrasi
Kebijakan moneter adalah proses
mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu; seperti
menahan inflasi, mencapai pekerja penuh
atau lebih sejahtera.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai
tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara
berkelanjutan dengan tetap mempertahankan
kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut
Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha
mengatur keseimbangan antara persediaan uang
dengan persediaan barang agar inflasi dapat
terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan
kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.
Peran Sektor Perbankan di Indonesia

Peran perbankan pun ikut andil dalam


perekonomian di Indonesia. Fungsi utama
perbankan dalam suatu perekonomian adalah
untuk memobilisasi dana masyarakat, dengan
secara tepat dan cepat menyalurkan dana
tersebut pada penggunaan atau investasi yang
efektif dan efisien.
Bank mempunyai fungsi dan peranan penting dalam
perekonomian nasional. Karena Hampir semua
orang berkaitan dengan lembaga keuangan.
Peran perbankan nasional dalam membangun
ekonomi merupakan salah satu sektor yang
diharapkan berperan aktif dalam menunjang
kegiatan pembangunan nasional atau
regional. Peran itu diwujudkan dalam fungsi
utamanya sebagai lembaga intermediasi atau
institusi perantara antara debitor dan kreditor.
pelaku ekonomi yang membutuhkan dana
untuk menunjang kegiatannya dapat
terpenuhi dan kemudian roda
perekonomian bergerak
Kesehatan Bank
Untuk menciptakan perbankan sehat harus
dilakukan pendekatan yang terdiri dari tiga
pilar, yaitu pengawasan, kepemerintahan
intern dan disiplin pasar.
pengawasan Bank yang dilakukan oleh otoritas
Moneter yaitu BI harus dilengkapi dengan
disiplin internal bank serta disiplin pasar.
Instrumen dan analisis Kebijakan Moneter

Pasar modal merupakan salah satu sarana yang


efektif dalam menggerahkan dana dari
masyarakat untuk selanjutnya disalurkan
pada kegiatan-kegiatan yang produktif. Dana
yang dihimpun ini masuk ke dalam pasar
modal dalam dana jangka panjang. Salah
satu upaya pemerintah dalam meningkatkan
modal dalam perekonomian maka
dilakukanlah pasar modal.
Masyarakat yang memilkiki kelebihan dana, baik
masyarakat dalam negeri maupun masyarakat luar
negeri, dapat menginvestasikan uangnya ke pasar
modal, sehingga pasar modal memiliki peran yang
sangat penting bagi pembangunan ekonomi.
Bagi perusahaan, dana masyarakat dimanfaatkan melalui
pasar modal dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan modal dan membiayai kegiatan operasional
perusahaan sehingga perusahaan dapat mengurangi
ketergantungan terhadap sumber pembiayaan dari
utang komersial, baik dari dalam negeri maupun
pinjaman komersial luar negeri.
• Pembiayaan bagi suatu perusahaan dapat
berasal dari dua sumber, yaitu sumber internal
dan sumber eksternal. Sumber pembiayaan
internal diperoleh dari setoran dana pemilik
perusahaan dan sisa laba ditahan. Sementara
itu, sumber pembiayaan eksternal diperoleh
melalui kredit perbankan dan dari lembaga-
lembaga pembiayaan lainnya, seperti pasar
modal dan modal ventura.

Anda mungkin juga menyukai