Anda di halaman 1dari 9

BAB 4 Sistem Informasi Akuntansi Manajerial

1. Menjelaskan arus informasi dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah ke atas
(bottom-up)

2. Menjelaskan sistem informasi yang menghasilkan laporan untuk pemakai internal

3. Menjelaskan tentang perincian data (data amplification) dan peringkasan data ( data
reduction)

4. Menjelaskan isi pokok laporan kinerja (performance report) dan menguraikan manfaat
laporan tersebut bagi manajemen

5. Menjelaskan tentang istilah pusat biaya (cost center) dan pusat pendapatan (revenue
center)

6. Menjelaskan tentang konsep sistem akuntansi pertanggungjawaban

ARUS INFORMASI

1. SIA mengakui dan merekam transaksi yang terjadi , mencatat, meringkas dan
melaporkan informasi akuntansi kepada para pemakai informasi. Jika
menggunakan komputer disebut sistem yg berbasis komputer dan jika tidak
menggunakan komputer disebut sistem manual. Urutan aktivitas yg dijalankan
terjadi aliran data dan informasi.

2. Sistem yg mengalirkan informasi dari atas ke bawah adalah sistem


penganggaran (budgeting system) dan sistem yg mengalirkan informasi dari
bawah ke atas adalah pelaporan pertanggungjawaban (responsibility reporting)

ALIRAN INFORMASI DARI ATAS KE BAWAH (Top- Down Information Flow)

• Sistem penganggaran sebuah organisasi merupakan sistem yang mengalirkan


informasi dari atas ke bawah. Sistem informasi ini menghasilkan anggaran
periodik yang memberikan informasi kepada para manajer tentang rencana
kuantitatif organisasi untuk periode mendatang.

• Dengan menetapkan dan mengkoordinasikan tujuan yang terukur untuk setiap


segmen dalam organisasi , anggaran membantu mencapai tujuan organisasi
secara keseluruhan.
• Sistem penganggaran yang efektif dirancang untuk diterapkan dalam struktur
organisasi sehingga manajemen puncak perlu menetapkan kebijakan tentang
tujuan organisasi , mengkomunikasikan kebijakan tersebut. dengan
menggunakan pernyataan kebijakan (policy statement) dan menetapkan tujuan
kinerja (performance goal) utk organisasi.

Struktur Organisasi.

Agar sistem penganggaran dapat berfungsi secara tepat , lingkungan organisasi harus
memiliki karakteristik sbb. :

1. Organisasi harus menetapkan sebuah struktur yang membedakan setiap segmen


(unit) yang terlibat .

2. Organisasi harus memiliki ketentuan yang jelas mengenai wewenang dan


tanggungjawab setiap manajer segmen.

3. Setiap karyawan harus memberikan laporan hanya kepada atasan langsungnya.

4. Manajemen puncak harus menetapkan secara jelas hubungan “atasan-bawahan”


antar karyawan.

Bagan Organisasi

• Manajemen puncak mengkomunikasikan struktur organisasi dengan


menggunakan bagan organisasi (organization charts) dan uraian jabatan (job
descriptions) .

• Bagan organisasi mengidentifikasi segmen-segmen yang ada dan


mengkomunikasikan hubungan atasan bawahan. Uraian jabatan menetapkan
tanggung jawab bagi karyawan untuk tugas-tugas khusus.

Pernyataan Kebijakan (Policy Statement)

PK menjelaskan tentang harapan manajemen puncak mengenai perilaku


karyawan.Pernyataan kebijakan ini memberikan arahan bagi karyawan utk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan uraian jabatan .Agar dapat berjalan
secara efektif , pernyataan kebijakan harus lengkap (comprehensive) dan
memiliki daya paksa (enforceable)

• Salah satu jenis pernyataan kebijakan adalah standar perilaku (code of


conduct), yaitu sebuah dokumen yang menguraikan standar perilaku yang
diharapkan untuk diikuti oleh para karyawan.

Enam kelompok standar perilaku yang dimiliki dan dipakai oleh beberapa perusahaan
besar:

1. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku termasuk :

a. UU anti monopoli dan peraturan perdagangan

b. peraturan tentang sekuritas , terutama yang terkait dengan penggunaan informasi


insider dan perdagangan securitas.

2. Hubungan dengan aparat pemerintah

3. Pencacatan yang benar terhadap dana, aktiva, dan pengeluaran kas

4. Kegiatan diluar tugas yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan

5. Perusahaan anak dan perusahaan afiliasi

6. Laporan – laporan dan jaminan

Tujuan Kinerja (Performance Goals

• Sistem penganggaran yang efektif mensyaratkan bahwa manajemen menetapkan


tujuan kinerja untuk setiap segmen dalam organisasi.Selanjutnya menejemen puncak
mengkomunikasikan tujuan ini ke setiap manajer segmen dengan mengeluarkan
anggaran periodik. Sistem ini disebut sistem pengenggaran kinerja (performance
budgeting system),yang mengkoordinasikan tujuan kinerja setiap segmen sedemikian
rupa sehingga jika setiap segmen dapat mencapai tujuannya, maka tujuan organisasi
secara keseluruhan dapat dicapai.

Tujuan organisasi dan tujuan departemen

Umumnya perusahaan menetapkan tujuannya dengan menggunakan ukuran berupa


resedual income atau return on investment capital . Sistem penganggaran kinerja
menjabarkan tujuan perusahaan ke dalam tujuan yg lebih rinci dan spesifik utk jenjang
yg lebih bawah seperti departemen , divisi, biro, bagian dll.

Contoh : sebuah perusahaan melakukan investasi modal sebesar Rp 17 miliar . Dengan


investasi tsb diharapkan dapat diperoleh kembalian (return) investasi sebesar 11,8
persen.Salah satu cara utk mencapai tujuan kinerja ini adalah dengan menjual senilai
Rp 30 miliar.Gbr 3.2 menunjukkan bagaimana sistem anggaran menetapkan biaya dan
modal kerja yg diperlukan utk mencapai tujuan tsb. br 3.3 juga menunjukkan bagaimana
sistem anggaran menerjemahkan tujuan perusahaan ke dalam tujuan jenjang
organisasi yg lebih rendah.

TUJUAN KINERJA PERUSAHAAN :

100%
Penjualan
HPPenjualan
60% Laba bersih
Margin Biaya
laba Rp 2
B.operasional
Penjualan 93,3%
33,3%

Rp 30

6,7 % KAS
Rp Kembalian
3
Investasi
Modal Rp 30
Rp 4 Piutang Dagang

Penjualan
11,8% Persediaan
Rp 6 Perputaran Modal Kerja
Investasi

Investasi
1,76 kali Rp 8 Aktiva L Lainnya
Modal
Rp 1

Rp 17
Aktiva Tdk Lancar
Rp 9 Utang lancar
Rp 6
Metode-metode penyusunan tujuan departemental

• Jika departemen puncak menetapkan tujuan departemental untuk jenjang


manajer yang lebih bawah, maka sebuah sistem penganggaran kinerja disebut
dengan sistem otoritatif (autorithative systems) . Para akuntan menggunakan
istilah ini sebab sistem penganggaran bergantung pada otoritas manajemen
puncak untuk memotivasi karyawan guna mencapai tujuannya.

• Alternatif lain yg dapat dilakukan adalah perusahaan memberi kesempatan


kepada para manajer jenjang organisasi yang lebih bawah untuk berpartisipasi
dalam menyusun tujuan kinerjanya sendiri.sistem semacam ini disebut dengan
sistem penganggaran partisipatif (partisipative budgeting systems).

• Para akuntan yakin bahwa setiap individu berpartisipasi dalam penyusunan


anggaran maka dengan sendirinya mereka lebih termotovasi untuk mencapai
tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri.ini berarti mereka akan bekerja lebih
keras, dan berprestasi lebih baik. Namun jika sistem ini digunakan dan tujuan
kinerja yg lebih rendah ditetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan, secara
keseluruhan maka antara atasan dan bawahan harus melakukan negoisasi
tujuan tersebut (ada kesepakatan)

Amplifikasi informasi (information amplifications)

• Struktur organisasi, pernyataan kebijakan, dan tujuan kinerja dimulai pada


jenjang manajemen puncak dan diteruskan ke jenjang yang lebih bawah dalam
perusahaan.hal ini mencerminkan aliran informasi akuntansi dari atas ke
bawah.ketika informasi ini mengalir ke jenjang yang lebih bawah maka informasi
ini menjadi lebih spesifik dan rinci. Proses ini dinamakan amplifikai informassi
(information ampklifications). Penggambaran secara grafis dapat dilihat pada
gbr. 3.4

ALIRAN INFORMASI DARI BAWAH KE ATAS (Bottom Up Information Flow)

Informasi jenis ini berasal dari kejadian atau transaksi yang terjadi pada jenjang yang
paling bawah dalam struktur organisasi.sistem yang mencatat transaksi memprosesnya
dan melaporkan kepada manajer yang lebih atas disebut sistem pelaporan
pertanggungjawaban (responsibilityreporting systems). Jika perusahaan menerapkan
sistem ini bersama-sama dengan sistem penganggaran kinerja , maka berarti
perusahaan menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban (responsibility
accounting systems). Sistem pelaporan pertanggungjawaban mencatat realisasi
kegiatan (performance measures) yang telah dilaksanakan oleh setiap segmen dalam
organisasi. Realisasi kegiatan ini dapat berupa satuan moneter pendapatan dan biaya
atau data statistik jam kerja atau unit Diproduksi.Dalam sistem akuntansi
pertanggungjawaban , laporan yang dihasilkan berisi perbandingan antara realisasi
kegiatan dan tujuan kinerja (target) yang telah ditetapkan dalam sistem penganggaran .
Atas dasar laporan ini, perusahaan mengevaluasi kinerja setiap manajer yang
bertanggungjawab guna mengetahui apakah ada penyimpangan terhadap tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya atau tidak.

Pusat pertanggungjawaban (responsibility centers)

SIA pertanggungjawaban mengumpulkan informasi tentang realisasi kegiatan dan


tujuan kinerja pada jenjang organisasi yang paling rendah dalam hirarki
organisasi.segmen dalam organisasi yang digunakan untuk mengumpulkan data ini
disebut dengan pusat pertanggungjawaban. Dengan kata lain pusat
pertanggungjawaban adalah unit atau bagian dlm organisasi yg terlibat dalam
sistem akuntansi pertanggungjawaban (SAP).Sebuah pusat pertangggungjawaban
pada jenjang yang paling bawah , umumnya terdiri atas seorang manajer dan beberapa
karyawan namun dalam kondisi tertentu dapat hanya terdiri atas satu orang saja. Pada
jenjang yang lebih tinggi , pusat pertanggungjawaban terdiri atas seorang manajer dan
manajer pusat pertanggungjawaban yang menjadi bawahannya.didalam SAP ,manajer
pusat pertanggungjawaban pada level yang paling bawah memberikan laporan kepada
manajer diatasnya dan seterusnya sampai ke level yg paling tinggi.

Pusat Biaya, Pusat Laba, Pusat Investasi

Pusat Biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang kinerjanya dinilai berdasarkan


jumlah biaya yg pengeluarannya menjadi tanggungjawab manajer pusat biaya tersebut.
Penilaian kinerja unit ini dilakukan dengan membandingkan antara anggaran biaya dan
realisasi biaya yang dilaporkan dalam laporan kinerja pusat biaya.

Pusat Laba adalah pusat pertanggungjawaban yang kinerjanya dinilai beradasarkan


laba unit tersebut. Penilaian kinerja ini dilakukan dengan membandingkan antara
anggaran laba dan realisasi laba yang dilaporkan dalam laporan kinerja pusat laba
tersebut.

Pusat Investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang kinerjanya dinilai berdasarkan


perbandingan antara laba yang diperoleh dan investasi yang digunakan untuk
memperoleh laba tersebut. Penilaian kinerja unit ini dilakukan dengan membandingkan
antara anggaran dan realisasi yang dilaporkan dalam laporan kinerja pusat investasi
tersebut. Pada pusat investasi ini , manajer tidak hanya mengendalikan biaya yang
terjadi dan pendapatan yang diperoleh, namun juga membantu menentukan berapa
jumlah investasi yang harus ditanamkan untuk memperoleh laba tertentu. Pada level
tertentu dalam bagan organisasi , seluruh perusahaan pada dasarnya merupakan pusat
investasi.

Laporan Kinerja (Performance Reports)

SAP mengkomunikasikan informasi yang dihasilkannya dalam laporan kinerja. Laporan


kinerja ini berisi informasi tentang realisasi , anggaran, dan selisih antara realisasi dan
anggaran untuk setiap pusat pertanggungjawaban. Informasi yang diungkapkan dalam
laporan tersebut tergantung pada elemen yang dikendalikan oleh seorang
manajer.Manajer pusat biaya akan mengendalikan biaya . Oleh karena itu laporan
kinerja untuk pusat biaya berisi informasi anggaran dan realisasi biaya .

Selisih Anggaran Fleksibel

• Kadang-kadang manajemen menghendaki bahwa anggaran biaya dirinci ke


dalam biaya tetap dan biaya variabel. Oleh karena itu sistem akuntansi
manajerial membuat anggaran flesibel (flexible budget) sehingga akuntan
menamakan selisih anggaran ini dengan nama selisih anggaran fleksibel.
Anggaran fleksibel bermanfaat bagi pusat biaya jenjang paling rendah , karena
output pusat biaya tersebut lebih mudah diukur dalam satuan non-moneter.

• Contoh pada tabel 3.2 dan contoh proses pelaporan pertanggungjawaban dapat
dilihat pada gambar. 3.5 yang menunjukan bahwa semakin keatas semakin
ringkas.

Persamaan format pusat laba dan investasi

Laporan kinerja untuk pusat laba dan pusat investasi pada dasarnya sama, yang
berbeda hanya isi laporannya.Total angka pada lapisan organisasi paling bawah akan
menjadi salah satu baris pada laporan pusat laba atau pusat investasi
diatasnya,.Namun untuk pusat pertanggungjawaban ini , sistem akuntansi
pertanggungjawaban menyajikan empat elemen yaitu anggaran pendapatan, realisasi
pendapatan, anggaran biaya, realisasi biaya
PENGUMPULAN DATA PADA SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

• Sistem informasi petanggungjawaban mengalirkan informasi dari bawah ke atas


berupa realisasi kinerja (actual performance)dan dari atas ke bawah berupa
anggaran kinerja (budgeted performance) . Sistem ini menghasilkan laporan
kinerja untuk setiap pusat pertanggungjawaban yang meringkas anggaran
pendapatan , anggaran biaya, realisasi pendapatan dan realisasi biaya.

• Untuk mengumpulkan data perusahaan menggunakan kode


pertanggungjawaban (responsibility codes). Dengan demikian sistem ini
mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pusat pertanggungjawaban dan
berdasarkan rekening dalam bagan rekening sekaligus. Contoh :

• sistem mengklasifikasikan pengeluaran tenaga kerja sebesar Rp 50.000.000,00


untuk bulan Juni 2013, sebagai biaya gaji dan upah.Departemen produksi A.
klasifikasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu (1) transaksi diklasifikasikan sesuai
dengan rekening yang tercantum dalam bagan rekening (2) transaksi
diklasifikasikan sesuai dengan tempat terjadinya biaya (3) menggabungkan jenis
rekening dengan tempat terjadinya transaksi tersebut.

Kode Pertanggungjawaban (Responsibility Codes).

• Kode ini digunakan untuk mencatat tempat terjadinya transaksi karena setiap
unit dalam organisasi terlibat dalam berbagai macam transaksi maka setiap unit
transaksi tersebut merupakan tempat terjadinya transaksi dan dengan demikian
setiap unit harus memiliki kode khusus yang disebut dengan kode pusat
pertanggungjawaban.

• Contoh : Gambar 3.8

Kode Rekening (Account codes)

• Pada dasarnya kode pertanggungjawaban hanya digunakan untuk


mengklasifikasikan siapa yang bertanggung jawab terhadap transaksi tersebut.
Oleh karena itu perusahaan tetap membutuhkan kode rekening untuk keperluan
pencatatan dan pelaporan informasi. Dengan demikian struktur kode rekening
dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan kombinasi antara kode
rekening dan kode pertanggungjawaban. Struktur ini secara unit
mengidentifikasikan setiap rekening dalam bagan rekening pusat
pertanggungjawaban (contoh tabel 3.3).pada gambar tersebut setiap kolom
berisi kode rekening sedangkan setiap baris berisi kode
pertanggungjawaban.untuk mengetahui besarnya atau nilai transaksi secara
utuh harus dilihat antara perpotongan antara kolom dan baris(sel)

• Contoh kode untuk Biaya gaji dan upah yang terjadi di Departemen produksi A
pabrik No.1 dapat dilihat pada baris berkode 5110 dan kolom berkode 710.dari
sel tersebut diperoleh angka sebesar Rp 910.000,00. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa jumlah gaji dan upah di departemen produksi A pabrik No. 1
sbs Rp 910.000,00

Kode Anggaran (budget code)

• Karena dalam laporan kinerja ditunjukkan angka anggaran dan angka realisasi
sekaligus maka diperlukan kode tambahan agar angka yang dilaporkan dapat
dibedakan secara tegas, yaitu kode anggaran dan kode realisasi.kode tambahan
ini disisipkan diantara Kode pertanggungjawaban dan kode rekening .

• Contoh, jika untuk anggaran diberi kode 9, sedangkan untuk realisasi diberi kode
0, maka kode yang lengkap untuk anggaran biaya gaji dan upah di departemen
A pabrik nomor 1 adalah 5110-9-710

PELAPORAN KEUANGAN DAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Pada dasarnya laporan kinerja yang dihasilkan oleh SIA pertanggungjawaban hanya
bermanfaat untuk keperluan intern. Oleh karena itu bentuk dan isi laporan kinerja
tersebut sangat spesifik dan tidak bisa langsung dikonversi untuk menghasilkan laporan
keuangan untuk kepentingan ekstern.dengan demikian SIA harus menyusun kembali
laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan dengan menggunakan
data yg dihimpun oleh sistem akuntansi pertanggungjawaban

Anda mungkin juga menyukai