Anda di halaman 1dari 2

Perkotaan di Indonesia, tak lagi terbatas sebagai pusat pemukiman masyarakat namun juga

berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat pertumbuhan ekonomi yang menjadi penopang
perekonomian Nasional. Meningkatnya perekonomian, menjadi konsekuensi logis meningkatnya
jumlah penduduk di perkotaan, yang mengakibatkan padatnya hunian dan berdampak pada
hilangnya fungsi kota sebagai pemukiman yang nyaman.

Salah satu yang menjadi kebutuhan masyarakat khususnya wilayah perkotaan adalah Ruang
Publik, sebab Ruang Publik merupan sarana berkumpulnya masyarakat dari berbagai latar
belakang yang dapat di nikmati secara gratis sebagai pusat interaksi dan komunikasi. Ruang
Publik bisa berfungsi sebagai paru-paru Kota, sarana resapan air, tempat rekreasi, olahraga,
tempat bermain dan tempat berkumpulnya para pedagang kaki lima. Peran Ruang Publik bagi
masyarakat kota sangat penting, selain menyangkut Ruang fisik lingkungan, Ruang Publik juga
mengemban fungsi sosial dan kultur yang sangat tinggi. Ruang Publik yang baik setidaknya
memiliki tiga prinsip utama yaitu Ruang Publik harus didesain serta dikelola untuk memenuhi
kebutuhan penggunanya; Ruang Publik bersifat demokratis yakni sebagai media berkumpul
untuk menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat; dan bermakna yakni sesuai dengan
fungsinya dan tidak di salah gunakan untuk kepentingan pribadi.

Namun, pertumbuhan pembangunan kota yang sangat cepat menyebabkan tuntutan kebutuhan
lahan perkotaan semakin meningkat. Komersialisasi lahan termasuk di pemukiman kota tidak
dapat terhindari. Penggunaan lahan baik secara individu maupun badan hukum/lembaga telah
menyebabkan eksistensi Ruang Publik semakin terpinggirkan. Bahkan dipemukiman padat
penghuni, masyarakat sudah tidak memiliki Ruang Publik yang memadai sebagai wadah
aktivitas dan interaksi bagi mereka. Hilangnya fungsi Ruang Publik kota dapat menimbulkan
berbagai masalah sosial masyarakat sebagai akibat kurangnya kebersamaan dan sosialisasi antar
warga, anak-anak pun tidak lagi memiliki tempat bermain di Ruangan terbuka, sehingga budaya
gotong royong dan toleransi pada masyarakat ikut hilang, yang berdampak pada menurunya
kualitas sumber daya manusia di perkotaan.

Bicara tentang masalah sumber daya manusia pasti tidak terlepas dari yang namanya pendidikan,
karena pada dasarnya pendidikan merupakan suatu upaya dalam menciptakan sumber daya
manusia yang maksimal. Untuk terciptanya seuatu Negara yang ideal haruslah diimbangi dengan
sumber daya manusia yang baik pula. Di lain sisi Sumber daya manusia Indonesia pada saat ini
masih jauh tertinggal dengan Negara lainnya, ini di buktikan bedasarkan data UNESCO,
persentase minat baca masyarakat Indonesia sebesar 0,01 persen. Melihat kondisi yang seperti ini
di perlukan sebuah solusi nyata, sebab jika dibiarkan maka akan berdampak buruk di masa
mendatang.

Memanfaatkan Ruang Publik kota sebagai media taman baca bagi masyarakat adalah solusi yang
tepat untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia khususnya masyarakat kota, sebab
Ruang Publik dapat dikatakan sebagai sebuah ekosistem yang diharapkan dapat menjadi Ruang
tumbuh, Ruang berinteraksi yang mengedukasi serta berkembangnya masyarakat umum secara
sehat dan produktif. Oleh sebab itu pemerintah harus segera mengambil tindakan untuk
menyediakan Ruang Publik sebagai sarana edukasi yang layak bagi masyarakat Indonesia
khususnya di wilayah perkotaan sesuai amanat UU No. 26 tahun 2007 tentang penataan Ruang.
Data Badan Pusat Statistik 2015 menyebutkan terdapat 18.525 Ruang Publik terbuka yang
tersebar di Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia. Hal ini bisa menjadi modal awal bagi
pemerintah untuk menyediakan ruang edukasi serta fasilitas penunjang lainya bagi masyarakat
perkotaan yang aman dan nyaman.

Untuk memaksimalkan konsep ini diperlukan sebuah kerjasama antara Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Lembaga
Pemerintahan terkait lainya, untuk membuat regulasi tentang pemaksimalan fungsi Ruang Publik
sebagai media taman edukasi bagi masyarakat kota, juga sebagai bentuk keseriusan pemerintah
untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan meningkatkan sumber daya manusia Indonesia.

Oleh sebab itu pada momentum hari habitat dunia 2015, mari kita mengajak seluruh elemen
masyarakat dari berbagai latar belakang untuk memanfaatkan Ruang Publik sebagai media
berkumpul, berinteraksi dan media edukasi yang aman dan nyaman demi terciptanya Indonesia
yang lebih cerdas.

Anda mungkin juga menyukai