Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH EKOTOKSIKOLOGI INDUSTRI

BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA (B3) (BENZENA) DI BENGKEL SEPEDA


MOTOR DAN MOBIL

DISUSUN OLEH :
MIFTAHUL JANNAH SUTANTO
70200117046

PEMINATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang
telah melimpahkan rahmat-Nya, maka pada hari ini makalah yang berjudul “BAHAN
BERACUN DAN BERBAHAYA (B3) (BENZENA) DI BENGKEL SEPEDA MOTOR
DAN MOBIL” dapat diselesaikan. Secara garis besar, makalah ini berisi tentang hal yang
berhubungan dengan bahan-bahan beracun dan berbahaya yang terdapat di bengkel serta
dampak bagi kesehatan apabila para pekerja terpapar oleh benzene.
Secara garis besar lingkup makalah ini terdiri dari tiga bab, yaitu: Bab I mengenai
fenomena secara para pekerja bengkel sepeda motor dan mobil yang terpapar oleh bahan-
bahan beracun dan berbahaya di tempat kerja. Bab II mengenai pembahasan hasil identifikasi
B3 di bengkel sepeda motor dan mobil, jalur paparan pada manusia serta mekanisme masuk
ke dalam tubuh, biomarker dari B3 (Benzena), efek yang ditimbulkan dari benzene, dan
NAB/TLV dari Benzena. Bab IV berupa kesimpulan dari paparan pembahasan serta saran.
penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saran dari berbagai pihak sangat diharapkan demi
kemajuan selanjutnya.

Samata, 29 Maret 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin berkembangnya zaman menjadikan kendaraan bermotor dan mobil
menjadi transportasi yang selalu digunakan oleh masyarakat. Berdasarkan data BPS
(2016) Perkembangan kendaraan bermotor dari tahun ke tahun di Indonesia
mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 menunjukkan bahwa sekitar 81,5%
kendaraan bermotor yang paling banyak di Indonesia hingga mencapai 98,88 juta
unit, sehingga wajar jika keberadaan bengkel respirasi sepeda motor dan mobil
menjadi sangat mudah dijumpai. Maka semakin bertambahlah bengkel sepeda motor
dan mobil yang dipergunakan oleh masyarakat untuk pelayanan servis (perbaikan dan
perawatan) yang dilakukan oleh para mekanik motor. Pelayanan bengkel yang
dilakukan mulai dari perawatan yaitu servis ringan, tune up, spare parts, sampai
servis besar (turun mesin), dan terdapat pula penggantian pelumas/oli

Berdasarkan proses pelayanan yang dilakukan pada bengkel sepeda motor dan
mobil pastinya tidak terlepas dari berbagai bahan-bahan kimia baik yang beracun dan
juga berbahaya. Salah satu bahan kimia beracun dan berbahaya yang sering
ditemukan pada bengkel sepeda motor dan mobil yaitu benzene. Benzena merupakan
zat kimia yang tidak berwarna atau berwarna kuning cerah dalam wujud cair pada
suhu kamar (Indrayani, 2019). Benzena memiliki aroma manis (senyawa aroamtik),
memiliki sifat toksik, mencemari lingkungan sekitar dan memiliki sifat mudah
terbakar (CDC, 2013). Risiko kesehatan akibat paparan benzene pada pekerja bengkel
sepeda motor dan mobil inilah yang kemudian perlu mendapatkan perhatian.

Pada tahun 1980 di Indonesia tercatat jumlah kasus keracunan akibat benzene
akibat paparan rerata sebesar 26,7 ppm dan berdasarkan hasil uji coba Balai Besar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Makassar tahun 2020 terdapat 4 perusahaan
dengan jumlah 7 lokasi pengukuran, 100% melampaui nilai ambang batas (NAB)
yang ditetapkan (Syafar dan Wahab, 2015). Penelitian terdahulu terdapat tiga kasus
leukemia pada pekerja mekanik bengkel mobil rutin menggunakan bensin untuk
membersihkan tangan mereka untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaannya.
Adanya pajanan benzena yang diterima mekanik pada penelitian Yunita 2016
menjelaskan 57,1% mekanik mengalami keracunan benzene dari kadar fenol dalam
urin pada 16 pekerja bengkel sepeda motor.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, bahan beracun


dan berbahaya pada tempat kerja bengkel sepeda motor dan mobil perlu dikaji dan
akan dibahas pada pembahasan berikut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalahnya adalah:
1. Apa saja identifikasi bahan kimia beracun dan berbahaya (B3) pada tempat kerja
bengkel sepeda motor dan mobil dan dari mana sajakah sumbernya ?
2. Bagaimana jalur paparan pada manusia dan mekanisme B3 (Benzena) masuk ke
dalam tubuh?
3. Bagaimana biomarker dari B3 (Benzena) tersebut ?
4. Apa saja efek yang dapat ditimbulkan ?
5. Berapa NAB/TLV dari B3 (Benzena) tersebut ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapaun tujuan penulisannya adalah:
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi bahan kimia beracun dan berbahaya (B3) pada
tempat kerja bengkel sepeda motor dan mobil dan sumbernya
2. Mahasiswa dapat memahami jalur paparan pada manusia dan mekanisme B3
(Benzena) masuk ke dalam tubuh
3. Mahasiswa dapat mengetahui biomarker dari B3 (Benzena)
4. Mahasiswa dapat mengetahui efek yang ditimbulkan dari paparan B3 (Benzena)
5. Mahasiswa dapat mengetahui NAB/TLV dari B3 (Benzena)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identifikasi B3 pada Bengkel Sepeda Motor dan Mobil dan Sumbernya
Bengkel sepeda motor dan mobil tidak terlepas dari bahan-bahan kimia yang
beracun dan juga berbahaya baik indoor maupun outdoor. Paparan bahan kimia yang
mudah terpajan oleh pekerja bengkel sepeda motor dan mobil yaitu dalam ruangan
(indoor). Hal ini terjadi karena dibandingkan outdoor, pencemar indoor dapat terjebak
dan tidak terjadi pengenceran. Selain itu, sebagian besar pekerja biasanya dihabiskan
di dalam ruangan tertentu. Adapun bahan kimia beracun dan berbahaya (B3) yang
terdapat di area indoor pada bengkel sepeda motor dan mobil yaitu:
1. Benzena
Sumber paparan benzene indoor yang terbesar adalah emisi kendaraan
bermotor dan mesin atau peralatan dengan bahan bakar fosil yang dapat memasuki
ruangan (Governmen of Canada). Sumber lain yang patut menjadi perhatian adalah
rokok, material bangunan, furniture, dsb (WHO, 2010). Sumber benzene juga dapat
dijumpai dari kontak langsung mekanik terhadap bensin, oli, cat mobil dan cairan
pendingin yang ada di sepeda motor ataupun mobil.
2. Timbal (Pb) atau timah hitam
Limbah yang dihasilkan dari perbengkelan berupa limbah padat dan limbah
cair. Sumber paparan timbal (Pb) pada bengkel sepeda motor dan mobil bersumber
dari limbah cair bengkel. Limbah cair dari usaha perbengkelan dapat berupa oli
bekas, bahan ceceran, pelarut/pembersih dan air. Bensin merupakan salah satu
sumber polutan/limbah dari timbal karena bensin mengandung salah satu zat yaitu
timbal (Pb). Bahan pelarut pada umumnya mudah sekali menguap sehingga
keberadaanya dapat menimbulkan pencemaran terhadap udara (Nadeak, 2016)
Limbah B3 padat meliputi limbah logam yang dihasilkan dari kegiatan usaha
perbengkelan seperti skrup, potongan logam, lap kain yang terkontaminasi oleh
pelumas bekas maupun pelarut bekas. Sedangkan limbah cair meliputi oli bekas,
pelarut atau pembersih, H2SO4 dari aki bekas.
3. Toluen
Toluen merupakan salah satu bahan kimia dari golongan organic solvent yang
berbahaya bagi kesehatan yang dapat ditemukan pada tiner cat yaitu pada bengkel
pengecatan mobil. Target organ utama dari paparan toluene adalah sistem saraf
pusat (SSP), bentuk ekskresi dari paparan toluen adalah asam hipurat urin
(Agustina, 2016).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai