Anda di halaman 1dari 18

SOSIOLOGI

Integrasi dan
Reintegrasi Sosial
by : TItan Mawlani

kelas : Perbaikan
XII MIPA 1 kelas XI semester 2
Reintegrasi, merupakan suatu
proses sosial dalam menyatukan
01 kembali pihak pihak yang berkonflik
untuk berdamai atau bersatu seperti

Integrasi dan kondisi konflik terjadi .

Integrasi, proses penyusaian unsur -

Reintegrasi 02
unsur yang berbeda dalam
masyarakat, sehingga menjadi satu

sosial
kesatuan.

Unsur - unsur yang berbeda tersebut

03 dapat meliputi perbedaan kedudukan


sosial, ras, etnik, agama, bahasa,
kebiasaan, sistem nilai, dan norma.
Pengertian Integrasi sosial
menurut para ahli

01 02 03
soerjono Soekanto Baton Gilin

Integrasi sosial adalah sebuah Integrasi sosial adalah suatu integrasi Integrasi sosial adalah suatu
proses sosial individua tau sebagai sebuah pola hubungan yang bagian dari proses sosial yang
kelompok untuk berusaha mengakui adanya suatu perbedaan ras terjadi karena suatu perbedaan
memenuhi tujuan melawan lawan dalam masyarakat, tetapi tidak fisik, emosional, budaya, dan
yang disertai dengan suatu memberikan suatu fungsi penting pada perilaku.
ancaman dan/atau kekerasan perbedaan dalam sebuah ras.
Syarat terwujudnya Integrasi
sosial
Anggota - anggota masyarakat merasa berhasil saling mengisi
kebutuhan di antara mereka.

Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan ( consensus)


bersama mengenai norma dan nilai - nilai sosial yang
dilestarikan dan dijadikan pedoman.

Norma - norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama, tidak
mudah berubah, dan dijadikan secara konsisten oleh seluruh
anggota masyarakat.
Faktor - Faktor yang mempengaruhi
cepat lambatnya proses integrasi sosial

Homogenitas kelompok
Besar kecilnya kelompok
Mobilitas geografis
Efektivitas komunikasi.
Bentuk - Bentuk Integrasi
sosial
Integrasi Normatif
Integrasi Fungsional
Integrasi koersif
Proses Integrasi Sosial
Asimilasi
Akulturasi
Akomodasi
Syarat - Syarat kebudayaan asing
agar mudah di terima

Kebudaayan yang datang


Tidak hambatan geografis, memberikan manfaat yang Adanya persamaan dengan
seperti daerah yang sulit lebih besar bila di unsur - unsur kebudayaan
terjangkau bandingkan dengan lama.
kebudayaan yang lama.

Adanya kesepian
Kebudayaan itu bersifat
pengetahuan dan
kebendaan.
keterampilan tertentu
Faktor - Faktor pendorong
Integrasi Sosial

Tolerasi terhadap perbedaan


kesempatan yang seimbang dalam
bidang ekonomi.
sikap saling mengharagai orang lain
sikap terbuka dari golongan yang
berkuasa dalam masyarakat
persamaan dalam unsur unsur
bebudayaan.
perkawinan campuran
(amalgamation)
adanya musuh besar dari luar.
Reintegrasi Sosial
Perubahan yang terjadi pada lembaga - lembaga
kemasyarakatan dapat membuat pudarnya norma - norma
dan nilai - nilai dalam masyarakat. Soerjono Soekanto
menyebut kondisi ini sebagai Disintegrasi sosial, apabila
terjadi Disintegrasi sosial maka kondisi dalam masyarakat
itu lama kelamaan akan menjadi kacau.

Dalam kebingungan tersebut, masyarakat berusaha untuk


kembali pada tahap integrasi dimana lembaga politik,
ekonomi, pemerintahan, agama, dan sosial berada dalam
keadaan yang selaras, serasi, dan seimbang.

Proses ini disebut dengan reintegrasi. Dalam pandangan


Sukanto, reintegrasi atau reorganisasi adalah proses
pembentukan kembali norma-norma dan nilai-nilai baru
untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga yang
mengalami perubahan.
Perdamaian dan Integrasi
atau Kohesi Sosial
Integrasi sosial berarti kesatuan di dalam kehidupan bersama baik di dalam masyarakat yang
berskala makro maupun mikro, kendati di dalamnya terdapat unsur-unsur yang berbeda.
Istilah lain untuk menyebut integrasi sosial adalah kohesi sosial.
Untuk mengurangi perselisihan yang mengarah pada integrasi atau kohesi sosial, ada empat elemen
yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut.

Terpenuhinya hak asasi manusia


Menjunjung tinggi harkat dan martabat seseorang
Tidak adanya diskriminasi
Adanya partisipasi aktif atau keikutsertaan individu.
Integrasi sosial akan mudah terjadi pada masarakat yang memiliki
unsur-unsur yang sama. Unsur-unsur yang sama tersebut antara lain
sebagai berikut.
Kesamaan wilayah dan tempat tinggal
Pengalaman yang sama pada masa lampau
Kemauan bersama untuk menjadi satu bangsa
Adanya ideologi dan norma-norma yuridis yang diterima bersama
Pemulihan (Recovery), Rehabilitasi,
Reintegrasi, dan Transformasi Sosial
Pemulihan (Recovery)
Upaya menangani konflik ini merupakan tanggung jawab bersama baik olen pemerintah maupun masyarakat. Pemerintah
telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Peraturan Pelaksanaan UU No. 7 Tahun 2012 tentang penanganan konflik sosial.
Pemulihan pasca konflik tersebut meliputi rekonsiliasi, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Pemulihan pasca konflik bertujuan
membangun masyarakat Indonesia yang cinta damai.

Rekonsiliasi
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial Pasal 37,
disebutkan pada Ayat (1) pemerintah dan pemerintah daerah melakukan rekonsiliasi antara para pihak yang bertikai
dengan cara perundingan secara damai, pemberian restitusi (ganti kerugian), atau pemaafan.
Adapun pada pasal 37 undang-undang yang sama, Ayat (2) berbunyi bahwa rekonsiliasi dapat dilakukan dengan
menggunakan institusi/pranata adat dan atau pranata sosial atau satuan tugas penyelesaian konflik sosial.
Pemulihan (Recovery), Rehabilitasi,
Reintegrasi, dan Transformasi Sosial
Rehabilitasi
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial, vasal 38
menyatakan pemerintah dan pemerintah daerah melaksanakan rehabilitasi sesuai tugas, anggung jawab, dan
wewenangnya. Rehabilitasi ditujukan pada daerah pasca konflik dan di daerah erkena dampak konflik.

Transformasi Sosial
Transformasi sosial dapat berarti perubahan yang berkenaan dengan masyarakat. Perubahan dapat terjadi akibat
beberapa hal seperti peningkatan ekonomi, terjadinya perang, kekacauan politik, dan konflik di masyarakat.
Transformasi sosial mengacu pada proses perubahan yang terjadi pada nilai, norma, hubungan, dan stratifikasi sosial
pada masyarakat. Transformasi sosial juga mempengaruhi pola interaksi di dalam masyarakat.

Rekonstruksi
Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial, Pasal 39 nenvatakan
bahwa pemerintah dan pemerintah daerah melaksanakan rekonstruksi sesuai dengan ugas, tanggungjawab, dan
wewenangnya.
Reintegrasi Sosial
Situasi yang kacau akibat konflik sosial yang terjadi di
dalam masyarakat yang jelas merupakan suatu
masalah sosial yang menjadi kendala dalam proses
integrasi sosial.
Dalam menghadapi masalah tersebut, masyarakat
berusaha untuk kembali pada tahap integrasi di mana
lembaga politik, ekonomi, pemerintahan, agama, dan sosial
berada di dalam keadaan yang selaras, serasi,
dan seimbang.
Proses ini disebut dengan reintegrasi. Dengan demikian
reintegrasi merupakan suatu proses sosial dalam
menyatukan kembali pihak-pihak yang berkonflik untuk
berdamai atau bersatu kembali seperti kondisi
sebelum terjadinya konflik.
Menepis Mitos
Meditasi
Bagaimana agar meditasi Anda berhasil
Reintegrasi dan Koeksistensi Sosial dalam
Kehidupan Damai di Masyarakat
Dalam pandangan Soerjono Soekanto, reintegrasi tau reorganisasi adalah proses pembentukan
kembali norma-norma dan nilai-nilai baru untuk menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang mengalami perubahan. Reintegrasi terlaksana apabila norma-norma atau
nilai-nilai baru telah melembaga dalam diri warga masyarakat.
Adapun koeksistensi merupakan suatu keadaan ketika dua atau lebih kelompok hidup bersama
dengan menghormati perbedaan tiap kelompok dan menyelesaikan konflik antarkelompok
tanpa kekerasan.
Dasar dari koeksistensi adalah kesadaran bahwa individu dan kelompok berbeda, mencakup
perbedaan kelas, etnis, agama, gender, dan pilihan politik. Identitas-identitas kelompok tersebut
dapat menjadi sumber konflik. Konsep koeksistensi, dengan demikian, mengurangi kemungkinan
perbedaan identitas kelompok yang akan meningkat menjadi konflik yang rumit dan merusak.
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai