Anda di halaman 1dari 3

Reformasi:

1. Definisi
2. Latar belakang reformasi di Indonesia
3. Tujuan
4. Peristiwa2 dalam reformasi
5. Capaian tujuan
6. Korban2 reformasi
7. Pahlawan reformasi
8. Kemungkinan ada reformasi kembali

1. Definisi
 Menurut Vina Dwi Laning dalam Perubahan Sosial Masyarakat Masa Reformasi,
Penerbit Cempaka Putih, Klaten, halaman 25. Reformasi adalah suatu proses pembentukan
kembali atau pembentukan ulang suatu tatanan kehidupan (lama) diganti dengan tatanan
yang baru menuju ke arah yang lebih baik dengan melihat keperluan masa depan,
menekankan kembali pada bentuk asal dengan menghentikan penyimpangan-penyimpangan
dan praktik-praktik yang salah dengan melakukan perombakan menyeluruh dari suatu sistem
kehidupan dalam aspek politik, ekonomi, hukum, sosial, serta bidang pendidikan.
 Menurut Emita Distiani dalam Masa Reformasi, Derwati Press, Pontianak Selatan,
halaman 1. Reformasi merupakan gerakan moral untuk menjawab ketidakpuasan dan
keprihatinan atas kehidupan politik, ekonomi, hukum, dan sosial.
 Menurut Emita Distiani dalam Masa Reformasi, Derwati Press, Pontianak Selatan,
halaman 3. Kata reformasi berasal dari kata Inggris ‘reform’ yang artinya perbaikan atau
pembaharuan. Hakikatnya, reformasi merupakan bagian dari dinamika masyarakat, dalam
arti bahwa perkembangan akan menyebabkan tuntutan terhadap pembaharuan dan
perubahan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan tersebut. Reformasi
juga bermakna sebagai suatu perubahan tanpa merusak (to change without destroying) atau
perubahan dengan memelihara (to change while preserving). Dalam hal ini, proses reformasi
bukanlah proses perubahan yang radikal dan berlangsung dalam jangka waktu singkat, tetapi
merupakan proses perubahan yang terencana dan bertahap.
 Menurut Oxford Advanded Learners Dictionary. Reform yaitu “make become better by
removing or putting right what is bed or wrong”. Rumusan tersebut menggambarkan bahwa
pada dasarnya reformasi adalah mengubah atau membuat sesuatu menjadi lebih baik dari
sesuatu yang sudah ada.
 Menurut teori Max Weber. Reformasi birokrasi adalah upaya-upaya strategis dalam
menata kembali birokrasi yang sedang berjalan sesuai prinsip-prinsip span of control, division
of labor, line and staff, rule and regulation, professional staff.

2. Latar belakang reformasi di Indonesia
 Menurut Vina Dwi Laning dalam Perubahan Sosial Masyarakat Masa Reformasi,
Penerbit Cempaka Putih, Klaten, halaman 26-halaman 28. Penyebab rakyat berani
menyuarakan reformasi adalah:
 Penyelewengan dan Ketidakadilan
Penyelewengan dan ketidakadilan dalam pelaksanaan pemerintahan Orde Baru
membuat masyarakat marah dan geram. Pancasila dan UUD 1945 yang seharusnya
dijadikan dasar justru tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Setiap kebijakan
yang dikeluarkan hanya membawa keuntungan bagi pihak-pihak tertentu.
Penyelewengan terjadi pada segala bidang baik itu politik, ekonomi, serta hukum.
 Krisis Ekonomi
Menjelang pertengahan tahun 1997 perekonomian Indonesia mengalami perubahan
drastis. Badai krisis ekonomi melanda Indonesia hingga berlanjut pada krisis ekonomi di
segala bidang. Krisis ini dimulai dari jatuhnya nilai tukar bath (mata uang Thailand)
terhadap dolar Amerika. Kondisi ini berimbas ke seluruh kawasan Asia Timur (Asia
Tenggara). Akibatnya, pada pertengahan Januari 1998 nilai tukar hingga 17.000 per
dolar Amerika.
 Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Hasil Pemilu 1997
Terpilihnya Soeharto sebagai presiden Indonesia ketujuh kalinya membuat
masyarakat Indonesia, terutama mahasiswa, geram. Pemilu dimaksudkan untuk
melaksanakan kedaulatan rakyat, menyalurkan aspirasi warga Negara, dan sebagai
sarana menegakkan demokrasi mulai dimanipulasi untuk kepentingan tertentu. Enam
kali sudah Orde Baru mengadakan pemilu, tetapi hanya sekali pemilu diikuti oleh 10
organisasi peserta pemilu, yaitu pemilu tahun 1997. Tahun-tahun berikutnya pemilu
hanya diikuti oleh 2 partai (Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi
Indonesia) serta Golkar (Golongan Karya). Keadaan ini semakin diperparah dengan
kemenangan Golkar pada pemilihan umum 1997. Kemenangan ini tentunya akan
mengusung Soeharto sebagai presiden selama 32 tahun. Melihat hasil pemilu pada saat
itu masyarakat Indonesia mulai merasa tidak puas dan kecewa. Aksi demo terus bergulir
selama sidang MPR berlangsung. Jalannya pemilu ibarat selesai sebelum dimulai. Semua
fraksi mengatur sedemikian rupa sehingga pada saat sidang tidak akan terjadi interupsi,
voting, dan walk out.
 Pemerataan Hasil-hasil Pembangunan yang Tidak Adil
Pada masa pemerintahan Orde Baru pemerataan pembangunan hanya
dipusatkan di Pulau Jawa. Sebagian besar masyarakat di luar Pulau Jawa tidak
diperhatikan. Akibatnya, kehidupan mereka menjadi miskin dan tertinggal. Keadaan ini
tentunya menimbulkan rasa iri dalam diri masyarakat di luar Pulau Jawa. Mereka
tentunya menginginkan perubahan total hingga muncul reformasi.
 Kerapuhan Pemerintahan Orde Baru
Pada dasarnya ditemukan kerapuhan-kerapuhan dalam pemerintahan Orde Baru
yang mendorong masyarakat melakukan perubahan secara total. Pertama, penerapan
kekuasaan sentralistik-militeristik. Kekuasaan ini memusatkan seluruh aktivitas pada
Negara. Kekuasaan berada pada satu tangan, yaitu presiden. Kekuasaan tanpa batas
yang dimiliki oleh presiden menjadikannya seolah-olah penguasa tunggal. Pola
komunikasi yang parternalistik. Komunikasi parternalistik merupakan komunikasi yang
bersifat kebapakan. Apa kata bapak harus diikuti. Jadi, apa kata presiden ibarat perintah
yang harus dilakukan tanpa adanya penolakan. Pola komunikasi ini memberikan peluang
besar terjadinya penyimpangan perilaku dalam bidang politik, ekonomi, sosial, serta
hankam. Oleh karena itu, tidak mengherankan pada masa itu praktik KKN (Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme) tumbuh subur.

3. Tujuan Reformasi
 Menurut Emita Distiani dalam Masa Reformasi, Derwati Press, Pontianak Selatan,
halaman 1. Reformasi bertujuan untuk menata kembali kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara yang lebih baik berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila. Dengan
demikian, hakikat gerakan reformasi bukan untuk menjatuhkan pemerintahan Orde Baru,
apalagi untuk menurunkan Presiden Soeharto dari kursi kepresidenan. Namun, karena
pemerintahan Orde Baru pimpinan Presiden Soeharto dipandang tidak mampu mengatasi
persoalan bangsa dan negara, maka Soeharto diminta untuk mengundurkan secara legawa
dan ikhlas demi perbaikan kehidupan bangsa dan negara Indonesia yang akan datang.
 Menurut Mark Schacter (2000) dalam papernya Public Sector Reform in Developing
Countries. Tujuan reformasi birokrasi dalam sektor publik yaitu “Public sector reform is about
strengthening the way that the public sector is managed. The puclic sector may over
extended-attempting to do too much with few resources. It may be poorly organized; it
decision making process may be irrational; staff may be mismanaged; accountability may be
weak; public program may be poorly design and public services poorly delivered. Public sector
reform is the attempt to fix these problems.” Dari pendapat Schacter tersebut jelas bahwa
tujuan reformasi birokrasi antara lain adalah untuk menyelesaikan berbagai permasalahan
yang muncul dalam penyelenggaraan pemerintahan khususnya sektor publik.

Anda mungkin juga menyukai